Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah Perusahaan, tenaga kerja merupakan salah satu aset yang sangat penting, Tenaga kerja
merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat, dengan begitu tenaga kerja merupakan
penggerak utama dalam kelangsungan bisnis perusahaan dan ekonomi bangsa. Tenaga Kerja merupakan
satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan, oleh karena itu tenaga kerja harus dijaga
keselamatannya, kesehatannya, dibimbing dan dikembangkan potensi mengenai kesadaran akan
pentingnya keselamatan kerja dan kesehatan kerja, sehingga memberikan output yang optimal bagi
perusahaan.

Potensi bahaya Besar mengintai setiap tenaga kerja baik itu Kecelakaan ringan, Kecelakaan besar,
Kebakaran, Ledakan, Pencemaran Lingkungan, dan penyakit akibat kerja yang mengakibatkan tenaga
kerja mengalami kecacatan dan bahkan potensi meninggal dunia. Potensi bahaya besar itu diakibatkan
karena ke tidakmampuan, ke tidak cakapan, kurangnya kompetensi dan kurangnya pemahaman terhadap
alat-alat produksi.

Posisi Pemerintah disini melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) mempunyai kewajiban
untukmemberikan pengawasan, pembinaan dan memberikan bimbingan terhadap penerapan K3 di dunia
kerja melalui tenaga pengawas yang tersebar di seluruh Indonesia. Dikarenakan keterbatasan tenaga
pengawas, Pemerintah menggandeng Pembina Jasa Keselamatan dan Kesehatan kerja (PJK3), dibantu
oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di tempatnya usahanya masing- masing
agar pemenuhan dan pelayanan K3 dapat dilaksanakan dengan baik.

Tujuan dari PKL (Praktek Kerja Lapangan) adalah mendapatkan pengetahuan terkait dunia kerja
khususnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan untuk menjadikan prasyarat bagi para calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum.

Kegiatan Training ini dilaksanakan selama 12 hari, termasuk didalamnya Observasi ke Lapangan (PT.
Citra Shipyard), dalam hal ini Kelompok II akan menyampaikan Laporan Hasil Observasi Praktek Kerja
Lapangan (PKL) tentang Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, Bahan Berbahaya dan Beracun.

1.2 Maksud dan Tujuan


Praktik Kerja Lapangan sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam pelatihan Ahli K3 Umum,
dimaksudkan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan peserta pelatihandalam konteks yang lebih
praktikal sehingga peserta memiliki semua pengetahuan teoritis dan juga pengetahuan lapangan serta
implementasi teori tersebut secara langsung. Selain itu, PKL ini juga dimaksudkan untuk membekali
pengetahuan bagi para calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) mengenai K3,
1
dengan praktik nyata dalam penerapan persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja.

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan pembinaan calon
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko di
tempat kerja. Melalui PKL, calon Ahli K3 Umum dapat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sesuai
dengan bidang yang ditentukan terkait Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, Bahan Berbahaya dan
Beracun.

Tujuan dari calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) ini mengikuti PKL di
PT. Citra Shipyard, pada tanggal 3 Desember 2022 adalah supaya wawasan yang diperoleh selama PKL
dapat menambah khasanah keilmuan terkait penerapan peraturan dan norma K3 di tempat kerja
nantinya. Serta melakukan pengawasan serta perbaikan yang berkesinambungan, dalam rangka
mengurangi risiko kecelakaan kerja di perusahaan yang disebabkan oleh faktor kelalaian manusia
maupun kegagalan fungsi mesin.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup perusahaan selama kegiatanPraktik Kerja Lapangan (PKL) untuk calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) adalah di perusahaan fabrikasi dan penyewaan lahan
(yard) dengan data-data sebagai berikut :

Nama Perusahaan : PT. CITRA SHIPYARD

Ruang Lingkup : Bidang perbaikan dan perawatan kapal


Alamat : Kav. 20 Sei. Lekop Kampung Becek Sagulung, Tg.Uncang Pulau
Batam-Indonesia
Tanggal : 3 Desember 2022
Waktu : 08.30 – 11.30
Jumlah Karyawan : 285 orang (Main-Contractor), 560 orang (Sub-Contractor)
Luas Lokasi : 24 Ha
Tim P2K3 : 11 Orang
Ahli K3 Umum : 1 Orang ( Sertifikat Kemnaker)
Ruang lingkup pengamatan kelompok II adalah sebagai berikut :

1. Kesehatan kerja

2. Lingkungan kerja Dan Bahan Berbahaya

2
1.4 Dasar Hukum
Pemerintah sendiri untuk melindungi hak dan kewajiban warga Negaranya mengeluarkan
beberapa peraturan terkait keselamatan dan Kesehatan kerja. Dalam hal ini khususnya yang terkait
dengan keahlian, Adapun dasar hukum yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Dasar Hukum Kesehatan Kerja

a. UU No. 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, Pasal 3 Dan Pasal 8.

b. PERMENAKER No 5 Tahun 2018 Tentang Penerapan Higiene Dan Sanitasi

c. PERMENAKER No 2 Tahun 1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam


Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.

d. PERMENKES no 9 tahun 2014 pasal 6 tentang Klinik

e. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

f. KEPMENKES Nomor 317 tahun 2020

2. Dasar Hukum Lingkungan Kerja

a. Undang - Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

b. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja.

c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 Tahun 2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja.

d. Peraturan Menteri Kesehatan No.70 Tahun 2016 Tentang Standar Dan Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja.

e. Standard Nasional Indonesia 16-7062-2004 Tentang Pengukuran Intensitas Penerangan Di Tempat


Kerja.

f. Standard Nasional Indonesia 16-7058-2004 Tentang Pengukuran Kadar Debu Total Di Udara
Tempat Kerja.

3. Dasar Hukum K3 Bahan Berbahaya Dan Beracun

a. Undang-Undang No. Uu No. 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

b. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun.

c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya Di Tempat Kerja.

3
d. PERMEN LH (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan) Nomor
P.18/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2020 Tentang Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun.

e. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan P 12 Tahun 2020 Tentang Penyimpanan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.

4
BAB II
GAMBAR PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

2.1.1 Sejarah Singkat


PT. CITRA SHIPYARD, atau “CITRA SHIPYARD” telah tumbuh menjadi salah satu
galangan kapal one-stop-service terbesar di industri maritim tanah air. CITRA SHIPYARD memiliki
dua galangan; satu galangan di Kabil dengan luas 42 hektar, dan satu galangan di Kampung Becek
seluas 24 hektar. Keduanya dilengkapi dengan fasiltas pier space, perbengkelan untuk berbagai
keperluan, dan area luas untuk membangun kapal-kapal Barge, CPO, SPOB, dan kapal tunda.

2.1.2 Sarana Pokok Perusahaan


PT. Citra Sipyard memiliki fasilitas penunjang yang terdiri dari Crawler Crane, Forklift, FO
Tank, CNC cutting machine, Bending Machine,Shearing Machine,Auto Blating Machine,
Kompresor, Genset, Lathe Machine, Welding Machine dan Moring Equipment.

2.1.3 Fasilitas Penunjang


PT. Citra Shipyard memiliki sarana pokok perusahaan yang terdiri dari Kantor Utama, JETTY,
Bollard Pull Test, Integrated facility Worksho(1), Fabrication Workshop(2,3,4,5) , Dry Dock,
Pelabuhan, Pakiran Area, Mushola, kantin dan lain-lain.

5
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. CITRA SHIPYARD


(Sumber : Dokumen PT. Citra Shipyard )

2.3 Visi dan Misi Perusahaan


Visi dari PT. Citra Shipyard yaitu “Become the best and foremost national shipyard in
Indonesia.”Sedangkan misi dari PT. Citra Shipyard yaitu “To present the international community with high
quality, Indonesia made, shipping products

Anda mungkin juga menyukai