Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)


PT. DAIHO INDONESIA
BIDANG K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN, K3 MEKANIK

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE 01

KELOMPOK 2

1. ADLI PUTRA NUGRAHA


2. FAIZIN AFANDI
3. LEONARD SIMATUPANG

PENYELENGGARA
PT. MANDIRI MAHA DAYA
22 November 2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
MAKSUD DAN TUJUAN
RUANG LINGKUP
DASAR HUKUM

BAB II KONDISI PERUSAHAAN


SEJARAH SINGKAT
LOKASI PERUSAHAAN
ALAT MEKANIK
RUANG LINGKUP PENGAWASAN K3 MEKANIK
FASILITAS PENUNJANG

BAB III TEMUAN & ANALISA


TEMUAN POFITIF
TEMUAN NEGATIF

BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Era Industrialisasi ini Proses Produksi dalam perusahaan menggunakan teknologi


modern, sehingga membutuhkan tenaga kerja Ahli dan terampil, Namun tidak
selamanya penerapan teknologi modern (tinggi) yang beraneka ragam bisa menjamin
keberlangsungan proses produksi perusahaan sesuai yang diinginkanoleh perusahaan.
Di dalam sebuah Perusahaan, tenaga kerja merupakan salah satu aset yang sangat
penting, Tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat, dengan begitu tenaga kerja merupakan penggerak utama dalam
kelangsungan bisnis perusahaan dan ekonomi bangsa.

Tenaga Kerja merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan, oleh karena
itu tenaga kerja harus dijaga keselamatannya, kesehatannya, dibimbing dan
dikembangkan potensi mengenai kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja dan
kesehatan kerja, sehingga memberikan output yang optimal bagi perusahaan.
Kemungkinan bahaya Besar mengintai setiap tenaga kerja baik itu Kecelakaan ringan,
Kecelakaan besar, Kebakaran, Ledakan, Pencemaran Lingkungan, dan penyakit akibat
kerja yang mengakibatkan tenaga kerja mengalami kecacatan dan bahkan potensi
meninggal dunia. Potensi bahaya besar itu diakibatkan karena ke tidak mampuan, ke
tidak cakapan, kurangnya kompetensi dan kurangnya pemahaman terhadap alat-alat
produksi.

Posisi Pemerintah disini melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) mempunyai kewajiban
untuk memberikan pengawasan, pembinaan dan memberikan bimbingan

terhadap penerapan K3 di dunia Kerja melalui tenaga pengawas yang tersebar di


seluruh Indonesia.
Dikarenakan keterbatasan tenaga pengawas, Pemerintah menggandeng Pembina Jasa
Keselamatan dan Kesehatan kerja (PJK3) , dibantu oleh Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3) di tempatnya usahanya masing-masing agar pemenuhan dan
pelayanan K3 dapat dilaksanakan dengan baik.

Guna menguatkan peran dunia usaha dalam pelaksanaan K3, pemerintah menerapkan
standar keselamatan kerja yang disebut Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Pembentukan SMK3 di perusahaan diatur kriteria- kriteria yang K3 yang wajib
dipenuhi oleh perusahaan dan dilakukan audit setidaknya sekali dalam 3 tahun oleh
auditor yang ditunjuk oleh Kementerian Tenaga Kerja.

Tujuan dari PKL (Praktek kerja Lapangan) adalah mendapatkan pengetahuan terkait
dunia kerja khususnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan untuk menjadikan
prasyarat bagi para calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum. Kegiatan
Training ini dilaksanakan selama 12 hari, termasuk didalamnya Observasi ke Lapangan
(PT. DAIHO INDONESIA), dalam Hal ini Kelompok II akan melihat penerapan bidang
K3 pesawat uap dan bejana tekan, dan K3 teknik.

Kesehatan Kerja Merupakan suatu hal yang telah diwajibkan dan dibebankan kepada
Perusahaan agar Kesehatan Kerja Tenaga Kerja terjamin. Potensi Kesehatan Kerja yang
terjamin akan meningkatkan produktivitas kerja dan kesejahteraan pekerja baik di masa
kerja maupun sesudah tidak bekerja di perusahaan. Penerapan Kesehatan Kerja dapat
mencegah dan mengurangi penyakit akibat Kerja. 1

B. Maksud dan Tujuan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam pelatihan
Ahli K3 Umum, dimaksudkan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan peserta
pelatihan dalam konteks yang lebih praktikal sehingga peserta memilikisemua
pengetahuan teoritis dan juga pengetahuan lapangan serta implementasi teori tersebut
secara langsung. Selain itu, PKL ini juga dimaksudkan untuk membekali pengetahuan
bagi para calon Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) mengenai K3, dengan praktik nyata dalam
penerapan persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
yang meliputi: sarana penangulangan kebakaran, listrik dan kontruksi bangunan.

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan
pembinaan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) dalam
mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja. Melalui PKL, calon Ahli K3 Umum
dapat mengetahui tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang yang ditentukan
dalam surat keputusan penunjukannya (SKP), seperti yang dijelaskan di dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No. Per- 02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban
dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerjapasal 9 dan pasal 10.

Tujuan dari calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) ini
mengikuti PKL di PT. Daiho Indonesia, pada tanggal 22 November 2023 adalah, supaya
wawasan yang diperoleh selama PKL dapat menambah khasanah keilmuan terkait
penerapan peraturan dan norma K3 di tempat kerja nantinya. Serta melakukan
pengawasan serta perbaikan yang berkesinambungan, dalam rangka mengurangi risiko
kecelakaan kerja di perusahaan yang disebabkan oleh faktor kelalaian manusia maupun
kegagalanfungsi mesin.

Adapun tujuan penulisan laporan PKL ini, adalah untuk mengetahui


penerapanperaturan dan normal K3 di perusahaan yang dikunjungi. Dan laporan ini juga
bisa digunakan untuk sebagai masukan bagi pihak perusahaan untuk menghindari risiko
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

C. Ruang Lingkup

Kegiatan praktik kunjungan lapangan ini berorientasi sesuai dengan ruang lingkup tugas
dan fungsi dari ahli K3 Umum pengawasan peraturan perundangan K3 bidang Mekanik, Alat
angkat angkut serta Pesawat uap dan Bejana Tekan di di PT. Daiho Indonesia.

D. Dasar Hukum

1. Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

2. Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


3. Undang-undang Uap 1930

4. Pesawat Uap Tahun 1930

5. Permenakertrans No.01/Men/1982 Tentang Bejana Tekanan

6. Permenaker No.01/Men/1988 Tentang Kulasifikasi Syarat-syarat OperatorPesawat Uap

7. Permenakertrans No Per-09/MEN/VII/2010 tentang Operator dan PetugasPesawat dan


Petugas Pesawat Angkat dan Angkut

8. Permen No. Per-05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan angkut

9. Kepmenaker No. Kep-452/M/BW/1996 tentang Pemakaian Pesawat Angkatdan


Angkut Jenis Rental
10. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
Kep-75/PPK/XII/2013 tentang Petunjuk Teknis Pembinaan Calon AhliKeselamatan dan
Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan,Pesawat Angkat dan Angkut, dan
Pesawat Tenaga dan Produksi.
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat

PT Daiho Indonesia adalah salah satu perusahaan manufaktur yang berasal dari Jepang
yang bergerak dalam bidang pengolahan produk serta komponen dengan bahan dasar plastik dan
diproses dengan metode injection molding dan menghasilkan sparepart untuk didistribusikan.

Daiho sudah mempunyai fasilitas produksi yang berlokasi di Kawasan GIIC Cikarang Pusat,
Kabupaten Bekasi serta telah mulai beroperasi pada Juni 2012.

Hingga saat ini, PT Daiho Indonesia sudah berhasil menghasilkan berbagai jenis produk- produk
plastik kepada perusahaan-perusahaan yang memproduksi dalam bidang seperti barang elektronik
rumah tangga, kendaraan, barang-barang kantor, serta berbagai macam produk-produk. Juga
termasuk sebagai salah satu vendor yang mensuplai produknya ke perusahaan besar seperti PT.
Indonesia Epson Industry dan Denso Indonesia group.

B. Lokasi Perusahaan

Selain berlokasi di Batam, tepatnya di Jl. Kerapu No.86, Tj. Sengkuang, Kec. Batu Ampar,
Kota Batam, Kepulauan Riau 29432, Indonesia. PT Daiho Indonesia juga memiliki Plant di Cikarang
yang beroprasi sejak 2012, Tepatnya beralamat di Greenland International Industrial Center Blok AB
No. 5, Cikarang Pusat, Nagasari, Kec. Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 17730

C. Alat Mekanik

Peralatan mekanik adalah konstruksi peralatan yang menggunakan tenaga gerak (mekanis)
yang bersumber dari. berbahan dasar besi. Peralatan mekanik dibuat dengan tujuan meringankan
pekerjaan manusia.

D. Ruang Lingkup Pengawasan K3 Mekanik

• Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau


pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat tenaga dan produksi.
• Perencanaan, pembuatan atau perakitan, penggunaan atau pengoperasian,dan
pemeliharaan pesawat angkat dan angkut.
• Operator yang mengoperasikan peralatan tersebut.
E. Fasilitas Penunjang

1. Pesawat
Pesawat ialah kumpulan dari beberapa alat secara berkelompok atau berdiri
sendiri guna menghasilkan tenaga baik mekanik maupun bukan mekanik dan dapat
digunakan untuk tujuan tertentu.( Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No:
PER.04/MEN/1985)

2. Pesawat Uap
Ketel Uap dan alat-alat lainnya yang dengan Peraturan Pemerintah ditetapkan
demikian, langsung atau tidak langsung
berhubungan/tersambung dengan suatu ketel Uap dan diperuntukkan
bekerja dengan Tekanan yang lebih besar/tinggi dari Tekanan udara luar.
3. Ketel Uap
Suatu Pesawat dibuat guna menghasilkan Uap dan stoom yangdipergunakan di luar
Pesawatnya.

4. Bejana Tekan
Bejana selain Pesawat Uap yang di dalamnya terdapat tekanan dan dipakai untuk
menampung gas, udara, campuran gas atau campuran udara, baik dikempa menjadi cair
dalam keadaan larut atau beku.

5. Pesawat angkat dan angkut


Pesawat angkat dan angkut ialah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan, mengangkut muatan baik bahan atau barang atau orang secara vertikal dan
atau horizontal dalam jarak yang ditentukan.Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas
permukaan

6. Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan


ialah pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan muatan atau orang
dengan menggunakan kemudi baik di dalam atau di luar pesawat dan bergerak di atas
suatu landasan maupun permukaan.

A. Struktur Organisasi Perusahaan


B. Visi dan Misi Perusahaan

KEBIJAKAN K3
1) Menggalakkan Dan Membina Lingkungan Kerja Yang Aman Dan Kondusif
Untuk Seluruh Karyawan.

2) Melindungi Seluruh Karyawan Dari Bahaya Penyakit, Kecelakaan Atau


Bahkan Kematian Yang Terjadi Ketika Sedang Di Dalam Perusahaan Ataupun
Dalam Perjalanan Menuju Pekerjaan.

3) Mengindentifikasi, Mengevaluasi Dan Menyediakan Kontrol Dari


Kemungkinan Bahaya Yang Ada Di Dalam Pabrik Untuk Menghindari
Kecelakaan.

4) Berkelanjutan Dalam Meningkatkan Kebijakan Dan Prosedur Untuk


Mengembangkan Kesehatan Karyawan Dan Pelaksanaan Yang Sebaik-
Baiknya.
VISI

“Kepuasan Pelanggan dan Menjadi Kontributor yang Layak Bagi Masyarakat Indonesia"

MISI

1) Sesuai Dengan Tujuan Dan Konteks Organisasi Serta Mendukung Arah


Strategisnya.
2) Menyediakan Kerangka Kerja Untuk Menetapkan Sasaran Mutu
Lingkungan dan K3.

3) Komitmen Untuk Memenuhi Persyaratan Yang Berlaku.

4) Komitmen Untuk Perbaikan Terus-Menerus Dari Sistem Manajemen Mutu.


Lingkungan dan K3

5) Menjawab Berbagai Kebutuhan Melalui Teknologi Dan Sistem Terbaru.

6) Barang Yang Dikirim Datang Dengan Layanan Dan Kepercayaan Terbaik Kami
Melalui Produksi Yang Rasional.

7) Kami Menyediakan Keahlian Teknis Dan Peluang Kerja


BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Temuan & Analisa Positif

No Foto/ info Temuan/ resiko Saran/ rekomendasi PeraturanPerundang-


undangan
Forklift
1. Pengujian dan Pengujian dan
pemeriksaan pada pemeriksaan tidak Permenaker RI No.
forklift dilakukan boleh melewati batas PER/08/MEN/2020 BAB II.
Pasal 5 ayat (4). Pemeliharaan dan
secara berkala waktuyang ditentukan perawatan Pesawat Angkat, Pesawat
setiap tahunnya Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan
Angkut
disertai dengan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
bukti 4 harus:
a. sesuai prosedur pemeliharaan dan
perawatan;
b. dilakukan secara berkala;
2. Adanya beberapa Harus diperiksa Permenaker RI No.
PER/08/MEN/2020Pasal 72 ayat
APAR kesesuainnya
4. Kabin Operator, ruang
kabin operator Dengan peraturan pengoperasian, atau ruang kontrol
Sebagai syarat perundang- undangan harus dilengkapi: (b) alat pemadam
api ringan sesuai
K3di sebelum dengan
dalam kabin mengoperasikan ketentuan peraturan pcrundang-
undangan atau
operator dan forklift standar yang berlaku.
sebagai bentuk
pencegahan
terhadap bahaya
kebakaran
3. Menggunakan APD Dilakukannya safety UU No.1 Tahun 1970 Pasal 9
untuk patroldan Permenaker 8 Tahun 2010 tentang
Meminimalisir checklist kelengkapan Alat Pelindung Diri.
resiko APD. Melengkapi dan Pasal 9
Terjadinya memastikan kondisi diwadjibkan menunjukkan dan
mendjelaskan pada tiap tenaga
kecelakaan atau APD layak pakai kerdja baru tentang :
penyakit akibat a. Kondisi-kondisi dan bahaja-
bahaja serta jang dapat timbul dalam
kerja tempat kerdjanja;
b. Semua pengamanan dan alat- alat
perlindungan jang diharuskan
dalam tempat kerdjanja;
c. Alat-alat perlindungan diri bagi
tenaga kerdja jang
bersangkutan;
d. tjara-tjara dan sikap jang aman
dalam melaksanakan pekerdjaannja.
(2) Pengurus hanja dapat
memperkerdjakan tenaga kerdja
jang bersangkutan setelah ia jakin
bahwa tenaga kerdja tersebut telah
memahami sjarat- sjarat tersebut di
atas.
(3) Pengurus diwadjibkan
menjelenggarakan pembinaan bagi
semua tenaga kerdja jang berada
dibawah pimpinannja, dalam
pentjegahan ketjelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerdja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama
pada ketjelakaan.
(4) Pengurus diwadjibkan
memenuhi dan mentaati semua
sjarat-sjarat dan ketentuan-
ketentuan jang berlaku bagi usaha
dan tempat kerdja jang
didjalankannja.

Overhead Crane
1. -Pemeriksaan Pemeriksaan melewati Permenaker RI No.
-Memastikan crane batas waktu yang PER/8/MEN/2020 Pasal 176
selalu ditentukan ayat (1) Pemeriksaan dan
Dalam kondisi baik pengujian berkala sebagaimana
saat digunakan dan dimaksud dalam Pasal 174 ayat (1}
agar huruf b untuk
pekerja terhindar Pesawat Angkat dan Pesawat
dari bahaya Angkut dilakukan paling
kecelakaan lambat 2 (dua) tahun setelah
pemeriksaan dan
pengujian pertama dan
selanjutnya dilakukan setiap 1
(satu) tahun sekali.

Lift Barang
1. - Rangka lift Sesuai dengan Permenaker RI No.
terbuat dari baja. persyaratan K3 Bidang PER/6/MEN/2017 Pasal 18 ayat
- Rangka lebih kuat Pesawat Angkat- (1) Rangka Kereta harus terbuat
dan tahan lama Angkut bahan yang dari baja dan kuat dapat menahan
digunakan untuk rangka beban akibat
ialah baja pengoperasian Elevator, bekerjanya
pesawat pengaman serta tumbukan
antara
Kereta dengan Peredam

2. Sudah Melaksanakan Memastikan lift Pemeriksaan melewati Permenaker RI No.


Pemeriksaan dan Pengujian selalu batas waktuyang PER/6/MEN/2017 Pasal 73 ayat
setiap 1 tahun sekali Dalam kondisi baik ditentukan (1) Pemeriksaan dan/atau
saat digunakan dan pengujian berkala sebagaimana
agar pekerja dimaksud dalam Pasal 70 huruf b
terhindar dari dilakukan paling
kecelakaan sedikit 1 (satu) tahun sekali.

K3 Pesawat Uap (Kompresor)


1. Kompresor Kompresor yang Permenaker no 37 tahun 2016
bersertifikasi digunakan pasal 71 ayat(1) Pemeriksaan
perusahaan sudah dan/atau pengujian pertama
dapat dipastikan sesuai sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dengan aturan yang 70 huruf a
berlaku, karena dilakukan pada:
kompresor yang a. perencanaan;
digunakan sudah b. pembuatan;
bersertifikasi c. saat sebelum digunakan atau
belum pernah
dilakukan pemeriksaan dein/atau
pengujian; atau
d. pemasangan, perubahan atau
modifikasi.

2. - Pemeriksaan Pemeriksa Dengan Undang–Undang Uap tahun 1930


kompresor secara kualifikasi (Stoom Ordonnantie) pasal
berkala dan persyaratan K3 19. “Dalam Peraturan Pemerintah
- Menjamin kualitas nya ditetapkan:
dari a. kewajiban-kewajiban apa yang
Pesawat uap dan harus dipenuhi
Keamanan saat I. Oleh Pemakai:
digunakan oleh 1. dalam hal pemindahan dari
tenaga kerja pesawat uapnya.
2. “Bila keadaan dari pesawat uap
dan alat-alat
perlengkapannya tidak sesuai lagi
dengan uraian dan syarat-syarat
yang dimuat dalam Akte Ijinnya”.
3. “Bilamana atau sebutan dari
pemegang Ijinnya tidak benar lagi”.
4. “Dalam hal terdapat cacat dalam
pesawat uap dan alat-alat
perlengkapannya”.
5. “Dalam hal pembetulan
pesawat uap dan alat-alat
perlengkapannya”.
6. “Mengenai pemeliharaan dan
pengladenan pada pesawat uap
dan alat-alat
perlengkapannya”.
7. ”Mengenai bangunan dan ruangan
dalam mana
dipasangkan ketel-ketel uap
dari kapal-kapal api”.
3. Terdapat logbook Selalu dilakukannya Undang–Undang Uap tahun 1930
manual pesawat pengecekan (Stoom Ordonnantie) pasal
Uap dan pengisian 19. “Dalam Peraturan Pemerintah
logbook manual ditetapkan:
terutama pada saat a. kewajiban-kewajiban apa yang
pengoperasiaan harus dipenuhi
I. Oleh Pemakai:
1. dalam hal pemindahan dari
pesawat uapnya.
2. “Bila keadaan dari pesawat uap
dan alat-alat
perlengkapannya tidak sesuai lagi
dengan uraian dan syarat-syarat
yang dimuat dalam Akte Ijinnya”.
3. “Bilamana atau sebutan dari
pemegang Ijinnya tidak benar lagi”.
4. “Dalam hal terdapat cacat dalam
pesawat uap dan alat-alat
perlengkapannya”.
5. “Dalam hal pembetulan
pesawat uap dan alat-alat
perlengkapannya”.
6. “Mengenai pemeliharaan dan
pengladenan pada pesawat uap dan
alat-alat
perlengkapannya”.
7. ”Mengenai bangunan dan
ruangan dalam mana
dipasangkan ketel-ketel uap
dari kapal-kapal api”.
4. -Memiliki petugas Menunjuk atau Undang–Undang Uaptahun
K3 yang sesuai menyediakan 1930 (Stoom Ordonnantie)
-Tidak sesuai pasal 6 Ayat (1)
kompetensi Ahli K3 sesuai dengan “Adalah dilarang untuk
danperaturan kualifikasi menjalankan atau
perundangan mempergunakan sesuatu
pesawat uap
dengan tidak mempunyai Ijin
untuknya, yang diberikan oleh
Kepala Jawatan
Pengawasan keselamatan
Kerja.”
A. Temuan & Analisa Negatif

No Foto/ info Temuan/ resiko Saran/ rekomendasi PeraturanPerundang-


undangan

1. Beberapa Melakukan isnpeksi Permenker No.37 tahun


temuan seperti dan pembersihan 2016 pasal 54 - 27 -
sampah di ruang secara rutin. BAB VI
genset, kait PEMASANGAN DAN
pengunci dan PERBAIKAN
beberapa Bagian Kesatu
temuan lain. Umum
Pasal 52
Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun yang dipasang
pada
alat transportasi harus
mempunyai konstruksi yang
kuat
dan aman.
Pasal 53
(1) Perbaikan Bejana
Tekanan dan Tangki
Timbun harus
dilakukan sesuai dengan
prosedur sebagaimana
ditetapkan dalam ketentuan
peraturan perundang-
undangan dan/atau standar
yang berlaku.
(2) Pekerjaan perbaikan
Tangki Timbun harus
dilakukan
sesuai dengan prosedur K3
pekerjaan di ruang
terbatas sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Bagian Kedua
Bejana Tekanan
Pasal 54
(1) Pemasangan Bejana
Tekanan baik vertikal
maupun
horisontal harus di atas
kerangka penumpu yang
kuat.
(2) Lokasi pemasangan
Bejana Tekanan harus
memiliki
ruang bebas untuk
perawatan, pemeriksaan
dan
pengujian.
(3) Lantai di sekitar lokasi
pemasangan harus rata,
bersih, dan tidak licin.
(4) Khusus Bejana Tekanan
berisi gas atau campuran gas
berbahaya dan tekanan
melebihi atmosfer harus
dilengkapi dengan pagar
pengaman dan dibuatkan tanda
larangan masuk
kecuali bagi yang
berwenang
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pengamatan lapangan yang telah dilakukan mengenai pengawasan

norma K3 mekanik, Pesawat uap & Bejana tekan di PT DAIHO INDONESIA maka dapat

diambil kesimpulan :

1. Penerapan pengawasan K3 di bidang pesawat mekanik, pesawat uap dan bejana sudah

berjalan dengan baik, hanya saja pada proses dokumentasi masih kurang. Hal ini bisa terllihat

pada saat kami meminta SIA (Surat izin Alat) dan Uji riksaberkala yang tidak ada, sehingga

menjadi temuan dalam laporan ini.

2. Berdasarkan pengamatan di lapangan, masih ada beberapa operator yang belum konsisten

melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma K3 seperti melakukan membiarkan

kondisi berbahaya pada alat angkat angkut.

3. Struktur organisasi P2K3 di PT DAIHO INDONESIA Indonesia sudah bekerja cukup

maksimal, hanya saja mungkin kesadaran dari beberapa operator yang tetap membiarkan

kondisi bahaya terjadi di area kerjanya

B. Saran

1. Semua dokumentasi yang menyangkut penerapan SMK 3 di bidang mekanik, pesawat uap

dan bejana tekan harus di dokumentasikan dengan baik dan di simpan dengan rapih, agar

pada saat audit SMK 3 tidak terjadi temuan

2. Segera lakukan perbaikan pada beberapa temuan seperti sampah di ruang genset, kait

pengunci dan beberapa temuan lain, agar kondisi kerja yang berbahaya dapat segera

dihilangkan.

3. Lakukan safety patrol pada setiap awal minggu dan lakukan perbaikan segera jika

menemukan kondisi tidak aman pada area kerja.

Anda mungkin juga menyukai