RESPONSE PLANNING
( ERP )
ProdiAKAMIGAS
FS - Akamigas Balongan
BALONGAN
PRODI FIRE SAFETY
MATERI I
PENGERTIAN
EMERGENCY
Adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan di dalam
Daerah atau Unit itu sendiri yang disebabkan oleh sesuatu
dari dalam atau luar, dimana sumber daya manusia dan
sarana dari Unit tersebut mampu untuk menanggulangi
akibat dari kondisi yang tidak normal itu dengan prosedur
yang ada.
Contoh kejadian:
- 7 dan 3 tanki di Kilang Cilacap terbakar, 1996,
- Kebakaran tangki di Plumpang
-Kebakaran Petrowidada Surabaya
PENGERTIAN….
DISASTER
Adalah suatu kejadian besar atau bencana yang bisa
disebabkan dari dalam atau luar Unit tersebut yang
mengancam nyawa, harta, benda , operasional dimana
sumber daya manusia dan sarana serta prosedur yang
ada tidak cukup atau mampu untuk menanggulanginya
Contoh kejadian:
- Blowuot / Banjir lumpur di Sidoarjo, kasus Lapindo
Brantas, 2006
PENGERTIAN…
Emergency Planning
(Perencanaan Keadaan Darurat)
Adalah sebuah proses perencanaan yang
komprehensif yang digunakan sebagai
pedoman yang melibatkan seluruh sumber daya
perusahaan baik selama pencegahan, kesiap-
siagaan, penanggulangan keadaan bahaya
maupun setelah keadaan bahaya berlalu di area
yang menjadi tanggung jawabnya.
EMERGENCY RESPONSE PLANNING
• PENANGGULANGAN EMERGENCY
ADALAH:
– TANGGUNG JAWAB FUNDAMENTAL DARI
MANAJEMEN dan
– DIMULAI DARI SUATU PROSES
PERENCANAAN YANG KOMPREHENSIF
Tingkatan Eskalasi
Emergency Planning
PUBLIC PRESSURE
MEDIA
EMERGENCY/
DISASTER
PREPAREDNESS
SYSTEM
LIABILITY
INSURANCE
GOVERNMENT REGULATIONS
Typical layers of Protection in A Modern Chemical
Plant (Source: CCPS)
Community Emergency Response
Process Design
TUJUAN
EMERGENCY PLANNING
• Aspek Kemanusiaan
– Melindungi pegawai dan penduduk sekitarnya
– Menolong penyelamatan dan pengobatan pada yang terluka
– Membantu pihak lain bila diperlukan
• Aspek-aspek Komersial
– Memperkecil akibat dari suatu kejadian pada manusia maupun
fasilitas Perusahaan.
– Pertimbangan terhenti / berkurangnya produksi
– Memperkecil dampak Bisnis interuption
• Legal
– Memperkecil kerugian, kerusakan harta benda perorangan yang
mungkin mengakibatkan klaim pada perusahaan
– Untuk memenuhi Target tentang produksi atau bisnis di Indonesia
– Berkaitan dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku
GOAL
EMERGENCY PLANNING
• Kebakaran
• Peledakan (Bleve, UVCE)
• Kebocoran
– Bahan yang beracun / berbahaya
– Bahan yang mudah terbakar
• Pencemaran
• Banjir, Gempa
• dan lain-lain
EMERGENCY PLANNING
BUATLAH RENCANA YANG REALISTIS
MATERI II
PERATURAN/PERUNDANGAN & STANDARD
INTERNASIONAL TENTANG EMERGENCY PLANNING
Latar belakang
• bencana industri ( major accident) telah menimbulkan kerugian
yang tidak sedikit baik tenaga kerja, moril dan material.
• Guna mengantisipasi terulangnya kembali bencana industri
tersebut dipandang perlu mengambil langkah-langkah segera dan
sistimatis untuk mengendalikan potensi bahaya industri kimia
baik potensi bahaya berskala kecil, sedang maupun potensi
bahaya besar ( major hazard installation ).
SE No. 140 / DPKK/III/2004
1. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam Kepmenaker
No. Kep. 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja meliputi :
– Pengendalian setiap bentuk energi;
– Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan
sarana evakuasi;
– Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
– Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;
– Menyelenggarakan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran
secara berkala.;
– Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat
kebakaran;
– Memiliki Ahli K3 Kebakaran, koordinator unit penanggulangan
kebakaran dan petugas peran kebakaran;
SE No. 140 / DPKK/III/2004
MATERI III
Bagan Filosofis Emergency
Planning
Emergency Planning
EMERGENCY PROSEDUR
ELEMEN EMERGENCY PLANNING
BASELINE
ASSESSMENT
RECOVERY PREVENTION
RESPONSE PREPAREDNESS
ELEMEN ERP
• BASELINE ASSESSMENT
Assessment dilaksanakan untuk mengkaji kondisi kekinian dari fasilitas
yang ada, kemampuan personil, sistem yang dijalankan dan bahaya yang
mungkin belum terinventarisir secara baik.
• PREVENTION
Fase Prevention meliputi pengkajian dan identifikasi bahaya dalam fasilitas
kritis yang ada serta analisa dampak yang mungkin terjadi terhadap aset,
personil/karyawan dan lingkungan.
• PREPAREDNESS
Fase Preparedness berarti menyiapkan aktivitas, program dan sistem yang
disiapkan sebelum terjadi emergency.
• RESPONSE
Fase Penanggulangan bertujuan menstabilkan dan mengendalikan
emergency.
• RECOVERY
Fase ini dirancang untuk mengembalikan fasilitas pada status
fungsionalnya.
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN
EMERGENCY RESPONSE MANAGEMENT
Review
Review Hazard
Hazard
Conduct
Conduct Drills
Drills Evaluate
Evaluate Resources
Resources
And
And Exercise
Exercise
Elements of
Emergency
Preparedness Develop
Develop Emergency/
Emergency/
Educate
Educate the
the Public
Public Disaster
Disaster Preparedness
Preparedness
And
And Procedures
Procedures
Integrate
Integrate with
with
Conduct
Conduct Training
Training Community
Community Plan
Plan
RESPONSE
• Metode penanggulangan setiap kondisi
keadaan darurat atau bencana akan berbeda.
Tergantung dari skala kejadiannya maupun
jenis bencana yang terjadi.
• Kualitas penanggulangan akan sangat
tergantung dari kualitas persiapan yang
dilakukan.
ELEMEN ESENSIAL
• komunikasi dan koordinasi
• evakuasi
• shutdown
• pencarian korban dan penyelamatan (search
& rescue)
• first aid , Medivac
• damage control
• security dan sebagainya.
RECOVERY
• Fase ini direncanakan untuk mengembalikan
fasilitas, lingkungan dan perangkat lainnya pada
status fungsionalnya.
• Pada fase inilah analisa dampak dan minimalisasi
dampak emergency atau bencana harus dituangkan
dalam perencanaan recovery yang efektif dan
dilaksanakan secara konsisten.
• Beberapa subyek penting yang patut direncanakan
dalam fase recovery ini seperti Incident Investigation,
Damage Assessment, Clean Up and Restoration,
Business Interruption, Claim Procedures dan
lainnya.
TINDAKAN PERSIAPAN RECOVERY
• Menugaskan personil untuk mengawasi tindakan
pembersihan dan perbaikan.
• Menyiapkan prosedur penilaian kerusakan.
• Membuat daftar prioritas peralatan yang perlu diganti atau
diperbaiki.
• Menyiapkan prosedur khusus untuk mengajukan work order,
purchase order dan sebagainya.
• Menentukan areal tertentu untuk menempatkan peralatan
maupun perlengkapan yang rusak sampai dengan investigasi
selesai dilakukan.
• Menyiapkan prosedur penghitungan untuk menjamin akurasi
perhitungan kerugian.
• Tindakan review terhadap emergency planning yang dimiliki
perusahaan.
LANGKAH
PENYUSUNAN
EMERGENCY PLANNING
MATERI IV
LANGKAH PENYUSUNAN
EMERGENCY PLANNING
Langkah 1
Membuat Komitmen Tertulis
• Tujuan
– Pengembangan Tingkat Kesiapsiagaan (Preparedness)
– Mampu mengendalikan Major Accidents
– Sejalan dengan tujuan Keselamatan Perusahaan
• Lingkup Perencanaan
– Penyusunan Perencanaan Emergency Tertulis
– Perencanaan yang dibuat harus didasarkan atas
kemampuan mengendalikan skenario kondisi emergency
terburuk di pabrik (plant).
– Perencanaan ini juga meliputi training dan simulasi untuk
mengembangkan kesadaran pada perencanaan yang telah
ditentukan.
Langkah 4
Menentukan Skenario
• Hasil dari langkah ketiga ini adalah adanya sebuah daftar skenario
potensi bahaya yang mungkin terjadi.
• Dengan menggunakan skenario keadaan darurat yang mungkin muncul
maka akan dapat diukur seberapa besar organisasi yang harus disiapkan,
peralatan yang dibutuhkan, berapa banyak personil yang diperlukan,
material apa saja yang dibutuhkan serta kebutuhan-kebutuhan lainnya.
• Dalam penyusunan Emergency Planning harus ditentukan skenario
potensi emergency yang paling besar dan dampak yang paling buruk.
• Sementara skenario lain dapat dikaji kemudian karena kebanyakan
emergency atau disaster membutuhkan prosedur pengendalian dan
organisasi penanggulangan yang mirip walaupun tidak identik.
• Seorang koordinator perencanaan emergency harus memahami fasilitas
operasi dan area sekitarnya untuk dapat mengidentifikasi potensi situasi
emergency atau disaster.
Langkah 4
Menentukan Skenario
• Metode untuk menentukan skenario ini
tentunya harus melalui penilaian resiko (risk
assessment) untuk masing-masing fasilitas.
• Risk assessment secara ringkas merupakan
proses penilaian akibat yang disebabkan oleh
penggunaan teknologi atau dari aktivitas-
aktivitas tertentu lainnya.
Langkah 4
Menentukan Skenario
• Adapun penilaian resiko meliputi identifikasi
beberapa dimensi yang dapat berinteraksi,
yaitu:
1. Jenis Industri (Industry)
• Dimensi ini mengidentifikasi karakteristik proses dan
operasi dari suatu industri yang akan dianalisa.
Tentunya semakin industri tersebut memiliki proses
dan operasi yang kompleks maka tingkat bahaya
juga akan tinggi.
Langkah 4
Menentukan Skenario
2. Dampak (Impact)
• Dalam penilaian resiko ini harus diidentifikasi
diantaranya meliputi dampak terhadap:
– Ganguan bisnis perusahaan
– Pekerja yang tidak dapat bekerja
– Dampak terhadap pelanggan
– Ganguan terhadap supply
– Gangguan terhadap distribusi produk
– Tim penanggulangan
– Masyarakat sekitar dan lingkungan.
Langkah 4
Menentukan Skenario
3. Waktu (Time)
• Dimensi waktu dalam kerangka penilaian resiko
merupakan faktor penting. Dari segi waktu suatu
dampak harus dapat diidentifikasi. Pertanyaan
sebagai berikut perlu dipertimbangkan:
» Berapa lama operasi penanggulangan dapat dilakukan,
» Kapan tindakan warning harus dilakukan,
» Berapa lama proses pengiriman sumber daya ke lokasi
emergency.
» Berapa lama team penanggulangan dapat sampai di
lokasi kejadian.
» Berapa lama proses recovery dapat dilakukan.
Langkah 4
Menentukan Skenario
4. Pengendalian (Control)
• Dimensi ini dapat dilakukan oleh manajemen dengan
dua cara yaitu secara formal maupun non formal.
Namun demikian sering kali terjadi bahwa fungsi
pengendalian ini menjadi semakin lemah. Biasanya
kelemahan pengendalian ini disebabkan oleh
komunikasi yang tidak efektif.
Langkah 4
Menentukan Skenario
• Untuk dapat menilai resiko digunakan metode
identifikasi dan analisa bahaya atau resiko
yang biasa digunakan dalam industri seperti:
– metode “What If”,
– hazard checklist,
– Hazops (Hazard Operability Study),
– FMEA (Failure Mode and Effects Analysis)
– dan metode lainnya.
Langkah 4
Menentukan Skenario
• Memberi Peringatan
– Jika terjadi emergency maka seluruh karyawan
bahkan masyarakat sekitar industri harus
mengetahui.
– Untuk melakukan tugas memberi peringatan ini,
tentunya harus ditunjuk siapa yang bertanggung
jawab untuk memberi peringatan emergency ini.
Langkah 6
Mengidentifikasi Tugas
• Persiapan Penanggulangan
– Memberitahukan personil emergency team.
– Mengatur pengiriman sumber daya (personil, peralatan,
material, makanan dan minuman) yang dibutuhkan pada
saat operasi penanggulangan.
– Mengatur areal evakuasi.
– Menghubungi pihak terkait dengan industri bersangkutan,
seperti Pemda setempat, kepolisian, Depnakertrans, Dep
LH, BP Migas dan institusi lainnya.
Langkah 6
Mengidentifikasi Tugas
• Evakuasi
– Untuk kepentingan evakuasi ini perusahaan harus
menentukan area yang digunakan untuk pengumpulan
orang dari tiap-tiap area kerja. Area ini sering disebut
Assembly Point dan Muster Point.
– Biasanya perusahaan yang sudah memiliki system
manajemen keselamatan yang baik, di dalam emergency
planning yang dimilikinya telah menetapkan beberapa
assembly point dan muster point untuk evakuasi
karyawannya.
Langkah 6
Mengidentifikasi Tugas
• Mobilisasi/Penggunaan Sumber Daya
– Hal ini tidak saja melibatkan sumber daya internal perusahaan atau lokal tetapi
juga sumber daya berasal dari perjanjian mutual aid.
– Tugas mobilisasi ini meliputi tindakan seperti:
• Menentukan departemen mana yang bertanggung jawab untuk barang-barang
seperti makanan, air, shelter, transportasi, peralatan emergency, personil tambahan,
mutual aid dan medical.
• Departemen yang telah diberikan tanggung jawab tersebut harus memastikan
kepada pemilik sumber daya tersebut untuk dapat segera mengirim bantuan jika
diminta.
• Mempersiapkan daftar no telpon pihak-pihak terkait dengan emergency yang dapat
dihubungi 24 jam.
• Terus memutakhirkan data no telepon penting tersebut untuk setiap periode
tertentu.
– Area dimana diperuntukan untuk persiapan mobilisasi sumber daya ini disebut
dengan staging area. Staging Area ini memegang peran penting dalam
menjamin keefektifan operasi penanggulangan.
Langkah 6
Mengidentifikasi Tugas
• Pengendalian Insiden (kebakaran, oil spill, dan
lainnya)
– Pada kondisi emergency yang disebabkan oleh kebakaran,
tindakan pengendalian sangat dibutuhkan. Kerusakan dari
peralatan pemadam kebakaran, sumber tenaga peralatan,
atau kehilangan personil harus menjadi pertimbangan di
dalam emergency planning.
– Keberhasilan dalam menekan dan mengendalikan insiden
sangat tergantung pada kualitas training yang dilakukan
dan pengalaman dari emergency team dan Kompetensi
Incident Commander.
Langkah 6
Mengidentifikasi Tugas
• Perawatan Korban
– Faktor-faktor perawatan korban yang harus
terliput dalam emergency planning adalah:
• Ketersediaan personil yang terlatih dalam hal P3K untuk
dapat memberikan perawatan awal sebelum tim medis
tiba di lokasi kejadian.
• Jumlah alat pemindah korban.
• Fasilitas rumah sakit temporer, termasuk klinik local.
Peralatan penunjang perawatan di lokasi outdoor,
seperti lampu.
Langkah 6
Mengidentifikasi Tugas
• Komunikasi
– Komunikasi yang cepat dan akurat adalah faktor kunci
untuk menjamin penanggulangan berjalan efektif.
Informasi penting adalah salah satu permintaan terbesar
selama terjadi emergency/disaster.
– Berikut ini adalah beberapa factor yang harus diperhatikan
pada komunikasi dalam emergency:
• Ketersediaan alat komunikasi untuk digunakan selama terjadi
emergency/disaster.
• Harus tersedia alat komunikasi cadangan.
Langkah 6
Mengidentifikasi Tugas
• Koordinasi
– Bentuk koordinasi yang patut diperhatikan yaitu
dalam hal:
• Peralatan emergency yang berasal dari mutual aid dan
suplai peralatan, perlengkapan, material dan personil
bantuan.
• Transportasi alat berat dan peralatan lainya.
• Makanan, air, dan tempat peristirahatan.
• Hubungan dengan vendor, agen, lembaga pemerintah
dan industri lainnya.
Langkah 6
Mengidentifikasi Tugas
• Penilaian Situasi
– Penilaian situasi menjadi suatu tindakan yang
penting dalam kondisi emergency/disaster karena
memberikan dampak langsung pada tindakan
yang terorganisir.
– Incident Commander dan staf bantuan lainnya
pada tempat kejadian bertanggung jawab untuk
memberikan informasi kepada Emergency
Manager untuk dapat memberikan penilaian
status emergency/disaster.
Langkah 6
Mengidentifikasi Tugas
• Security
– Security juga harus menyiapkan prosedur seperti:
• Identifikasi secara khusus untuk personil penanggulangan
emergency (termasuk medis), seperti pengecekan badge, warna
topi, warna rompi dan atribut lainnya, sehingga mereka dapat
dibiarkan masuk tanpa harus terlambat.
• Personil HSE untuk mengambil foto selama kejadian berlangsung
dan pasca kejadian emergency/disaster.
• Akses dan pengawasan terhadap pihak luar dan mutual aid.
• Kemungkinan kebutuhan untuk melakukan realokasi personil
security untuk membuka dan menjaga pintu emergency yang
mungkin dibutuhkan sebagai akses yang aman menuju tempat
kejadian atau untuk evakuasi.
Langkah 6
Mengidentifikasi Tugas
PC PRINTER FAX
PC PRINTER FAX
CLOCK
CLOCK
PHONES
Finance IT Record
Record Keeper
Keeper
Cupboard Cupboard
& &
White Board Screen Television White Board Screen Television
Langkah 8
Membentuk Organisasi Emergency
Terdapat paling tidak dua situasi yang perlu
dipertimbangkan ketika membuat suatu organisasi
penanggulangan emergency/disaster:
– Suatu insiden yang terjadi pada fasilitas perusahaan
dimana organisasi ini didukung oleh kemampuan dan
peralatan dari perusahaan maupun dari pihak lain.
– Suatu insiden yang terjadi di masyarakat atau fasilitas dari
industri lain yang berdampak pada property perusahaan
dan atau personil perusahaan dimana perusahaan
membantu masyarakat.
Langkah 8
Membentuk Organisasi Emergency
• Organisasi penanggulangan emergency/disaster ini disusun berdasarkan ukuran perusahaan
dan jumlah sumber daya yang dimiliki yang dapat diorganisir.
• Organisasi emergency meliputi beberapa divisi seperti di bawah ini, namun tidak terbatas
pada:
– Incident Commander & Deputy
– Technical
– Engineering
– Fire & Rescue/Evacuation
– Security
– Logistic & Finance
– Services
– External Relation / Public Relation
– Operation
– Maintenance
– Communication
– Environment
– Administrative
Emergency Control Duty
Dengan adanya diagram control duty ini setiap personil akan lebih cepat memahami
tugasnya dan harus berada di posisi mana ketika emergency terjadi.
Langkah 9
Menyusun Prosedur Emergency
• Fokus dalam penyusunan prosedur yang harus disiapkan meliputi seluruh elemen
emergency planning yaitu:
– Baseline Assessment Procedure (Prosedur Penilaian Awal)
– Prevention Procedure (Prosedur Pencegahan)
– Preparedness Procedure (Prosedur Kesiapan)
– Response Procedure (Prosedur Penanggulangan)
– Recovery Procedure (Prosedur Pemulihan)
• Dengan seluruh elemen emergency/disaster planning ini diprosedurkan maka
suatu kesisteman dalam menghadapi emergency telah disiapkan.
• Penentuan tugas dan tanggung jawab dalam situasi emergency juga berlaku untuk
setiap karyawan dalam setiap departemen.
• Prosedur emergency departemen ini berisikan tugas dan tanggung jawab setiap
anak buahnya selama proses operasi penanggulangan emergency.
Langkah 10
Penulisan Draft Emergency Planning
• Rancangan (draft) Emergency Planning harus ditulis secara jelas dan
sistematis untuk kemudian diberikan kepada manajemen agar dikaji
kembali.
• Penulisan rancangan emergency planning ini sebaiknya dibatasi kepada
satu atau dua orang saja dalam proses penulisannya. Hal ini untuk
menjaga konsistensi bahasa, gaya bahasa dan format emergency
planning.
• Dari segi bahasa, emergency prosedur harus bersifat action oriented.
Artinya bahasa yang digunakan harus jelas, tegas dan langsung
mendeskripsikan tindakan apa yang harus dilakukan.
• Pada rancangan (draft) emergency planning juga harus dilengkapi dengan
data-data pendukung yang tidak termasuk dalam prosedur sebagai
lampiran. Sebagai contoh, bermacam checklist yang perlu dilampirkan,
peraturan atau undang-undang yang dianggap penting. Dalam penulisan
draft emergency planning ini harus ditentukan batas waktu penyelesaian.
Langkah 11
Pengkajian Ulang Manajemen
• Langkah ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa sudah
tidak ada hal-hal yang terlewat dalam emergency planning,
karena menyangkut dengan departemen yang dipimpinnya.
• Langkah ini menjadi penting agar tetap menjaga keterlibatan
dan kepedulian manajemen terhadap emergency/disaster
planning yang telah tersusun.
• Bagaimanapun pihak manajemen juga akan terus terlibat
dalam setiap aplikasi pada setiap elemen emergency
planning yang ada. Sebagai contoh, manajemen juga akan
terlibat dalam emergency drill atau table top untuk menguji
apakah emergency planning dapat diaplikasikan di lapangan.
Langkah 12
Pengesahan Manajemen
• Setelah pengkajian rancangan (draft) emergency planning
selesai dan telah dilakukan finalisasi, langkah berikutnya
adalah emergency planning harus ditandatangani oleh
manajemen, dalam hal ini pimpinan tertinggi pada suatu
pabrik (General Manager atau Direktur) sebagai bukti bahwa
emergency planning perusahaan telah disahkan.
• Pengesahan/persetujuan oleh pimpinan tertinggi ini sangat
penting sebagai sebuah kebijakan yang harus diiukuti oleh
seluruh departemen. Sehingga tidak ada stigma bahwa
emergency planning adalah urusan departemen HSE/K3 saja.
Langkah 13
Sosialisasi Internal Perusahaan dan
Masyarakat Sekitar
• Emergency planning yang telah resmi disahkan kemudian
harus disosialisasikan kepada seluruh pegawai dan kontraktor
yang bekerja di lingkungan perusahaan serta masyarakat
sekitar pabrik.
• Disosialisasikan artinya berikut didistribusikan kepada tiap
departemen, key personnel dalam emergency team,
manajemen dan pihak pemangku kepentingan lainnya.
• Keberhasilan sosialisasi akan sangat tergantung pada
keterlibatan manajemen. Artinya manajemen harus membuat
semacam surat edaran yang harus diketahui oleh seluruh
departemen untuk mengikuti sosialisasi emergency/disaster
planning.
Langkah 14
Melakukan Training / Drill / Simulasi
• Salah satu cara personil tim emergency memahami tugas dan tanggung
jawabnya dalam kondisi emergency/disaster adalah dengan melakukan
training atau drill yang baik secara periodik.
• satu hal yang penting adalah bahwa seluruh anggota tim emergency
harus mengikuti training atau drill termasuk manajemen.
• Sebuah program training berkaitan dengan emergency planning meliputi:
• Pengetahuan dasar
– Peran dan tanggung jawab dalam perencanaan yang ditetapkan
– Famililiarisasi dengan kebijakan dan prosedur
– Keterampilan menggunakan peralatan emergency
Langkah 14
Melakukan Training / Drill / Simulasi
MATERI V
Dasar Evaluasi
• Mengimplementasikan suatu emergency planning harus
diartikan lebih dari sekedar menggunakannya di saat terjadi
situasi emergency.
• implementasi emergency planning harus dilakukan dalam
kerangka aktivitas seperti risk assessment atau hazard
analysis, mengintegrasikan emergency planning ke dalam
operasi perusahaan, pelatihan terhadap karyawan dan
tentunya evaluasi terhadap emergency planning itu sendiri.
• Dengan demikian emergency planning harus menjadi bagian
penting dalam budaya perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh
peran serta aktif dari seluruh level manajemen, seluruh
departemen dan masyarakat sekitar.
Waktu Evaluasi
• Pada prinsipnya Evaluasi terhadap emergency planning harus dilakukan
pada saat:
– Setiap kali terjadi emergency
– Adanya perubahan pola produksi
– Perubahan organisasi dan pergantian posisi karyawan
– Setiap kali training dan emergency drill dilakukan
– Adanya perubahan layout atau desain dari fasilitas pabrik
– Perubahan kebijakan dan prosedur
• Hal tersebut di atas membuat emergency planning harus bersifat dinamis
menyesuaikan dengan kondisi perusahaan terakhir. Hal ini dilakukan
untuk menjamin agar tidak membingungkan personil tim
emergency/disaster ketika menghadapi kondisi emergency/disaster.
Keuntungan Evaluasi
• Keuntungan dari melakukan evaluasi terhadap emergency
planning yang telah dimiliki oleh perusahaan adalah:
• Mengidentifikasi potensi resiko yang mungkin terjadi.
• Meningkatkan efektifitas penanggulangan emergency.
• Memberikan ketenangan atau keamanan bagai manajemen.
• Memperbaiki hubungan dengan masyarakat.
Metode Evaluasi
• Untuk melakukan evaluasi terhadap emergency/disaster
planning digunakan metode checklist. Checklist ini berisikan
daftar pertanyaan berkaitan dengan seluruh elemen
emergency/disaster planning sehingga tidak ada yang
terlewat dalam evaluasi terhadap emergency/disaster
planning.
• Checklist untuk evaluasi emergency planning yang telah
dimiliki oleh suatu perusahaan dapat dibuat atau disusun
sendiri. Tentunya dengan melibatkan kembali emergency
committee yang ada. Checklist evaluasi ini juga dapat
dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
perusahaan dalam menghadapi emergency.
MENDESAIN LATIHAN
EMERGENCY
MATERI VI
Tujuan Emergency Drill
Fungsi utama dari dilakukannya drill (latihan)
emergency adalah:
– Menguji kelengkapan dan kehandalan dari perencanaan
emergency dan prosedur emergency.
– Menguji kefektifan dari emergency training dan kecakapan
personnel menghadapi emergency.
– Menguji ketersediaan (kualitas dan kuantitas) dari fasilitas
emergency yang ada, supply dan peralatan.
– Menggambarkan tipe dan frekuensi drill atau exercise.
– Meningkatkan koordinasi dengan pihak penanggulangan
emergency dari luar perusahaan.
– Mengidentifikasi dan mengoreksi setiap ketidakefektifan
dalam emergency planning atau prosedur melalui evaluasi.
Beberapa Pertanyaan Mendasar
Sebelum dilaksanakan emergency drill, terdapat beberapa pertanyaan yang patut
dikedepankan. Pertanyaan tersebut diantaranya seperti:
– Apakah seluruh peserta emergency drill telah memahami dan mengerti
tugasnya masing-masing seperti yang telah ditetapkan dalam prosedur
emergency perusahaan?
– Jika belum semua memahami, maka harus dilakukan training tentang
emergency dan sosialisasi emergency prosedur perusahaan kepada seluruh
karyawan perusahaan termasuk kontraktor. Sudahkah training emergency dan
sosialisasi ini dilakukan?
– Siapa yang melaksanakan drill, exercise atau simulasi? Apakah perlu dibentuk
team pelaksana?
– Siapa yang akan mengobservasi dan memberikan evaluasi? Apakah dari
internal perusahaan atau dengan menggunakan jasa konsultan yang
kompeten di bidang emergency/disaster?
– Bagaimana bentuk atau model emergency drill yang akan dilakukan? Apakah
sekedar operasi penanggulangan di tempat kejadian (on-scene) atau
kombinasi dengan menyambungkan antara tempat kejadian dengan control
center di pabrik/plant? Atau lebih besar lagi yaitu antara tempat kejadian,
control center di pabrik dan emergency center di kantor pusat?
– Apakah peralatan, perlengkapan dan material untuk kebutuhan emergency drill
telah diperiksa kecukupannya dan kehandalannya?
Persiapan Emergency Drill
Beberapa persiapan teknis yang perlu
dipertimbangkan seperti:
– Penentuan tujuan.
– Penentuan skenario yang akan digunakan.
– Pengecekan ketersediaan peralatan, material dan
perlengkapan pendukung lainya.
– Penugasan personil yang terlibat.
– Penyiapan beberapa form (form kronologis kejadian atau
form tindakan yang dilakukan oleh setiap peserta drill, form
untuk evaluasi atau penilaian terhadap drill yang akan
dilakukan)
Pelaksanaan Emergency Drill
• Emergency Drill dilaksanakan dengan menggunakan
skenario yang telah ditetapkan.
• Pelaksanaan emergency drill ini harus
mempertimbangkan bahwa setiap anggota
emergency response team harus mendapatkan
kesempatan yang sama dalam mengikuti emergency
drill.
• Dalam pelaksanaan emergency drill ini harus
didokumentasikan, dan akan lebih baik lagi jika
menggunakan video untuk kebutuhan kemudahan
dalam evaluasi.
Observasi Emergency Drill
• Tugas observasi ini biasanya diberikan kepada team.
Team observasi ini terdiri dari orang-orang yang
tidak termasuk dalam key personnel emergency
response.
• Jika team observasi ini tidak memiliki kemampuan
untuk mengobservasi maka team observasi ini perlu
diberikan training tentang emergency response
terlebih dahulu.
Observasi Emergency Drill
• Hasil observasi yang dikumpulkan oleh team
observasi menjadi bahan evaluasi dari keseluruhan
pelaksanaan emergency drill.
• Data observasi ini akan dikombinasikan dalam
evaluasinya dengan apa yang diperoleh baik oleh
controler, simulator dan evaluator. Dengan cara
demikian maka evaluasi yang dilakukan terhadap
emergency drill yang dilakukan dan rekomendasi
yang diberikan akan lebih tajam dan dalam
pembenahannya akan lebih baik.
Evaluasi Emergency Drill
• Perbaikan dalam kinerja penanggulangan
emergency tidak hanya berasal dari pelaksanaan
drill itu sendiri.
• Diperlukan evaluasi dari peserta drill juga untuk
mengetahui apa yang telah berjalan dengan baik
dan hambatan apa yang masih terjadi.
• Berapa kalipun suatu perusahaan melaksanakan
emergency drill akan menjadi tidak konstruktif jika
tidak diikuti evaluasi yang terstruktur atau sistematis.
Keuntungan Evaluasi
• Evaluasi yang dilakukan akan memberikan keuntungan bagi
emergency management team untuk mengidentifikasi hal-hal
berkaitan dengan kesiapan emergency, diantaranya adalah:
– Kebutuhan untuk perbaikan emergency response procedure maupun
pedoman operasional penanggulangan emergency lainnya.
– Kebutuhan perbaikan terhadap emergency management system.
– Ketidakefektifan training, drill maupun staffing yang dilakukan.
– Apakah training, exercise atau drill telah mencapai tujuan yang
diinginkan.
– Kebutuhan peralatan dan perlengkapan emergency yang lebih
memadai dan handal.
– Kebutuhan tindak lanjut rencana program training, drill maupun
exercise dan fungsinya.
Bentuk Evaluasi Emergency
Drill
Review yang dilakukan oleh evaluator
MATERI VII
APELL
“Awarness and Preparedness For
Emergency At Local Level”
Upaya bersama antara Pemerintah, Masyarakat Indisutri dan pihak lain yang
terkait untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan dalam
penanggulangan bencana alam / industri
Tujuan
Umum :
Mencegah jatuhnya korban dan / atau timbulnya bahaya terhadap kesehatan manusia
berikut tatanan sosialnya serta kerusakan fisik dalam meciptakan lingkungan yang aman
dalam masyarakat.
Khusus :
1. Memberikan informasi kepada anggota masyarakat tentang bahaya industri dan
langkah-langkah penanggulangannya dalam upaya mengurangi resiko bencana
2. Mengkaji, memperbaharui dan menyusun sistem penanggulangan bencana
didaerahnya
3. Meningkatkan keterlibatan dan kesadaran masyarakat dalam persiapan
penanggulangan bencana
4. Meingintegrasikan penanggulangan keadaan darurat industri dengan
penanggulangan bencana industri daerah menjadi suatu rencana penanggulangan
bencana dalam masyarakat untuk menanggulangi semua jenis keadaan darurat
5. Melibatkan anggota masyarakat dalam pengembangan, percobaan, latihan dan
pelaksanaan penaggulangan bencana.
Mitra Dalam Penanggulangan
Bencana
1. Pemerintah
Seluruh jajaran Pemerintah Daerah bersama tim pemadam kebakaran,
kesehatan, polisi, militer dan unsur-unsur pemerintah lainnya
2. Industri
Pemilik, penanggung jawab pabrik dimana bahan berbahaya dibuat,
digunakan dan disimpan. Demikian pula tim penanggulangan keadaan
darurat yang dibentuk industri
3. Masyarakat setempat dan kelompok peminat
Termasuk pimpinan masyarakat seperti ulama, pimpinan Kadin, pimpinan
organiasi politik, organisasi lain yang berminat.
Peran dan Tanggung Jawab
Pemerintah
4. Dll
Industri
1. Menyusun panduan dan sistem komunikasi dengan
masyarakat sehingga masyarakat dapat secara efektif
berpartisipasi dalam program penanggulangan bencana tanpa
harus ketakutan terhadap bahaya yang dihadapinya.
2. Membentuk kerjasama yang baik dengan industri lain
sekitarnya serta tim koordinasi penanggulangan bencana.
3. Memelihara hubungan baik dengan pejabat pemerintah
setempat dan pimpinan masyarakat tentang hal-hal yang
bertalian dengan keselamatan kerja pabrik
4. Sebagai katalisator dalam pembentukan tim koordinasi
penanggulangan bencana daerah dll
Masyarakat
Pimpinan masyarakat mewakili kepentingan masyarakatnya dan
bertanggung jawab untuk :
1. Melakukan komunikasi dengan pejabat setempat dan pimpinan
industri dalam hal isu yang penting dalam masyarakat
2. Melakukan komunikasi dengan masyarakatnya dalam hal rencana dan
program yang disusun untuk melindungi kesehatan dan lingkungan.
3. Berperan dalam forum keagenan, organisasi masyarakat, sekolah dan
program lain untuk memberikan penyuluhan tentang program
penanggulangan bencana
4. Membantu menggerakkan masyarakat dan dukungannya dalam
menyusun program penanggulangan bencana
Kunci keberhasilan proses penyusunan program
penanggulangan bencana terletak pada Tim Koordinasi
(Coordinating Group) yang mempunyai peran untuk :
Juga didaftar tenaga ahli yang berada di industri, atau masyarakat apabila
keahliannya sewaktu-waktu diperlukan.
MATERI VIII
Planning Definition
A plan is……..
Dengan membuat:
PROSEDUR PELAKSANAAN
CARA-CARA
• Semi kuantitatif
• Kuantitatif
• Table top
• Onsite
Menentukan Kriteria
• Area bahaya kebakaran/ledakan
• Ukuran bahaya
• Akses dan tata letak peralatan
• Proteksi
• Kepentingan Unit
KELOMPOK POTENSIAL PENYEBAB KEBAKARAN
Tinggi
- Pompa
Sedang
- Reaktor
- Akumulator
- Kompresor Rendah
- Feed Drums
- Gasket - P/V pada B/L
- Towers
- Flange - HE
- Fired Heater
Ukuran Bahaya
Variasi:
• Volume sumber bocor
• Tingkat Fuel born – Tingkat kebocoran dan tekanan
• Waktu pengeringan, Arah dan kapasitas
• Properti Bahan Bakar
- heat of combustion
- autoignition temperature
- density, viscosity
• Proteksi – pasif dan aktif
Ukuran Bahaya
Akses Terbatas:
• Terlalu padat
• Tidak dapat mengaktifkan sistem pemadaman
kebakaran
• Tidak dapat melakukan sistem operasional
shutdown secara aman
Contoh Tipikal Proteksi Onshore
• Pasif
- Jarak
- Layout
- Fireproofing
• Aktif
- Motorized Emergency Shut Down
- Pre-fire plan
KEPENTINGAN UNIT
Keberlangsungan bisnis:
• Gangguan bisnis
• Kesulitan Shut Down
• Kesulitan Start up
• Masalah Waktu
• dll
KATEGORISASI & PRIORITAS
• Process Plant
• Area padat
• Tanki
• Pipa
• Jetty
• Bangunan dan gudang
Apa yang harus diliputi?
• Deskripsi Scenario
• Overall Plotplan:
- Radiasi api dan panas
- Gas dan contours bising (jika dibutuhkan)
- Usaha pemadaman kebakaran (layout)
- Peralatan dan B/L Lokasi ESD
- Ukuran dan panjangnya Hose
Apa yang Harus diliputi?
• Aksi Pemegang Area
- Urutan Aksi
- Daftar Shut down
• Metode pemadaman api, urutan
• Sumber daya Pemadaman Kebakaran
• Metode komunikasi
Pembuatan Prosedur Kegiatan
• Analisis Hazard
• Membuat scenario
• Pengumpulan data
• Membuat ukuran
• Mengetes scenario
• Penilaian
• Mengkaji prosedur
• Perbaikan
• Distribusi
KUNCI
• Jenis Hazard
• Lokasi
• Tipe Fluida
• Ukuran
• Proteksi
• Waktu
Analisa Hazard
• Kegagalan peralatan dan catatan kecelakaan
• Tingkat kecelakaan
• Kategori
• Prioritas – Keberlangsungan bisnis
Contoh Tingkat Kegagalan
Peralatan Jenis Kegagalan Tingkat Rata2
Kegagalan
Gasket Leak 1 per 38 gasket years
Explosive
Original likuid Vapour mixture
volume volume = 250 x volume
= 2,500 – 12,500 x
BOILOVER
• Kebakaran Tanki
• Vaporisation and burnoff lighter constituents
• Intensitas Radiasi thermal yang sangat tinggi
• Fire Column: 300 – 1.000 m
Radiasi Panas
Flux Level Effect
FR. Chote
Log(A) = 0.492 log (pm) + 1.617
A = pool area in ft2
Pm = pool mass in lb
Methode IOI – kolam api pada blok proses
Mass of Flammable Liquid (Tonnes) Effective Pool Fire Radius (m)
1 3
5 7
10 9
20 12
30 14
40 16
50 17
60 19
70 20
80 21
90 22
100 22
Radiasi Panas (I)
I – Io T
I = radiasi maksimum pada target (kW/m2)
Io= radiasi dari permukaan api (kW/m2)
= konfigurasi atau view factor
T = atmospheric transmittance
• Melalui kalkulasi
Aktivitas – Pengumpulan Data
• Plot plains overlaid with fire protection systems
• P&IDs, PFD
• Data peralatan proses, peralatan pengontrol, kondisi operasi,
kandungan cairan
• Flammable dan combustible gas sensor serta alarm
• Fixed dan portable fire protection, actuators
• Peralatan Fire dan valve isolasi
• Peralatan dan material pemadam kebakaran
• Adanya personil
• Life safety
• Mutual aid
Membuat Ukuran
Familiarisasi layout site secara umum dan
khusus:
• Visualisasi bahaya
– Fire exposed envelope potential
• Pengujian ketepatan penanggulangan
– Pasive and active fire protection
– Waktu Penanggulangan
– Integrity of containment
Early Stage Protection
• Shutting down equipment or unit
• Isolating fuel flow
• Actuating fixed suppression systems
• Activating emergency team
• Setting cooling water streams
Assess the Size of Fire Exposed Area
TIME = CONTAINMENT
• Type – AFFF or AR
• Application rate – 3% or 6%
• Application Type
• Tank, drainage, others
• Application area
Total Foam
• Application duration
• Fixed roof: 60 minutes
• Floating roof: 20 minutes
Calculating Resources
HOSE
Pressure Booster
Calculatin Resources
PERSONNEL
• Number of nozzles
• Fire Trucks
• Rescuers Total Personnel
• Ambulance
• Errants
• Others
Calculating Resources
PERSONNEL
• Hose
– 1.5” – 2 persons
– 2.5” – 2 to 3 persons
• Fire truck – 1 person
• Rescuers – 2 persons per BA team
• Ambulance – 2 persons
Calculating Resources
TIME
• First response
– Detectors
– Active system – deluge, ESD
– Operator reaction on site
– Announcement
• Dedicated fire fighter on site
• Emergency team deployment
• Replenishment of resources
• Mutual aid
THE COMPONENTS OF RESPONSE
TIME
Unit Begins
Fire Fire is Unit is Unit Leaves Unit Arrives Fire is
Fire Fighting
Starts Reported Notified Firehouse at Scene Extinguished
Activities
Time
Response Time
DEFINE OPERATING STRATEGY
• Typically think about:
• Process area
– Isolate item?
– Shut down depressurize?
– Unit circulation & isolate section?
• Tanks
– Empty?
– Fill?
– Maintain level?
DEFINE OPERATING STRATEGY
• Operator actions
– Isolate & depressurize?
– Circulate unit?
– Shut down & depressurize?
– Transfer contents?
– Fill tank?
DEFINE FIRE FIGHTING STRATEGY
Define tasks for the arrival of each team
• What is each team to do?
• What is the task of each team member?
• What equipment do they need?
• Define source of material & stock
• Locate fire truck
• Locate hoses & hydrants
• Define method of attack
TANK FIRE FIGHTING GUIDE
TANK NUMBER : E8
LOCATION : Jl. 7
PRODUCT : NAFTHA
FIRE STATION
FIRE STATION
JALUR UTAMA
JALUR ALTERNATIF I
Jl.20 TANK E 8
NAPHTHA
Jl.7
Jl.8
Jl.21
JL 21
Fire
JL 21
FIRE STATION
JALUR UTAMA
JALUR ALTERNATIF I
Tank Fire PFP
38 T 104
38 T 101
38 T 102
.
. ..
.
38 T 103
DIAGRAM ALIR
PRE-FIRE PLANNING
Test skenario original Penilaian
• desk top • Operations
• on site / drill • F&S
• EMT
Record Perbaikan
• Prosedur
• Resources
Report
Drill Distribusi
Tugas Utama Management
Adalah bagaimana mengendalikan bahaya. Oleh sebab itu management perlu
mengetahui potensi dan konsekuensi (dampak) dari terjadinya kecelakaan. Untuk
dapat menanggulangi dan mengendalikan bahaya management harus dapat
menjawab pertanyaan sebagai berikut :
a. Apakah bahan berbahaya, beracun, mudah meledak yang ada merupakan sumber bahaya
(beracun) ?.
b. Dalam hal bagaimana kegagalan datau kesalahan dapat menjadi bencana ?.
c. Apabila bencana terjadi apa dampak kebakaran, ledakan ataupun kebocoran gas terhadap
pekerja, masyarakat, pabrik maupun lingkungan ?.
d. Apa yang dapat dilakukan management untuk mencegah agar kecelakaan tersebut tidak
terjadi ?.
e. Apa yang dapat di lakukan untuk mengurangi dampak dari kecelakaan tersebut.
Management review terhadap
potensi bencana
Is my installation Have I a dangerous
No
Start Here excluded
No
substance within toxicity No Action
criteria
Yes
Yes
Yes
Actions (depending on local legislation) Action in the event of a major accident
Provide notification Provide information Prepare an on-site Inform the public Notify major accident to
to authorities on significant emergency plan about the major authority
modifications hazard