Anda di halaman 1dari 16

1.

UMUM
1.1. Profil Perusahaan
1.1.1. Data Umum Perusahaan
Nama perusahaan : PT. Antam Coal

Alamat Kantor Pusat : Jl. Rawa Gelam 1 No.9, Jakarta Industrial Estate Pulo
Gadung, Jakarta 13930 – Indonesia.

Telepon : +6221 460 2015 (Hunting)

 Uraian Singkat Kegiatan


1993. Antam Coal adalah perusahaan yang bergerak di bidang Pertambangan, yaitu
Pertambangan batubara. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1993. PT. Antam Coal
memiliki 10.000 sumber daya manusia yang berdedikasi tinggi yang didukung oleh
sistem manajemen yang kuat dan 2000 unit alat berteknologi tinggi. Perusahaan
menyuplai batubara kepada beberapa industri yang membutuhkan batubara baik
dalam negeri maupun luar negeri.
Perusahaan sangat memperhatikan standar kualitas dalam usaha pemenuhan kebutuhan
batubara untuk mencapai kepuasan pelanggan. Perusahaan juga menempatkan aspek
keselamatan pada prioritas tinggi untuk melindungi tenaga kerja, asset,dan terutama
lingkungan di sekitar area pertambangan.

Sejalan dengan perundangan yang berlaku dan tuntutan pelanggan, perusahaan juga
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di seluruh
kegiatan kerjanya.

 Organisasi
Organisasi di tingkat pusat terdiri dari Dewan Direksi, yang terdiri dari Direktur Teknik,
Direktur Operasi, Direktur Pemasaran, Direktur Umum dan Keuangan. Pada setiap
kegiatan pertambangan disesuaikan dengan skala dan kerumitan yang dihadapi pada
saat proses pertambangan. Manajer proyek dibantu oleh beberapa staf pelaksana dan
pengawas lapangan. Di tingkat pusat dan proyek perusahaan membentuk organisasi K3
yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama di tingkat pusat dan di bawah
Manajer Proyek untuk setiap proyek.

Di samping itu, untuk mendukung pelaksanaan K3, perusahaan juga membentuk P2K3
baik di tingkat pusat maupun di tingkat proyek yang dipimpin langsung oleh Direktur
Operasi sebagai ketua dan Manajer/ Koordinator K3 sebagai sekretaris.
 Tujuan
Kegiatan perusahaan secara umum tergolong risiko menengah sampai tinggi karena sifat
pekerjaannya di bidang pertambangan. Karena itu, perusahaan menerapkan SMK3
dengan tujuan menekan angka kecelakaan guna melindungi keselamatan tenaga kerja.

 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penerapan SMK3 adalah kantor pusat PT. Antam Coal Jakarta. Serta
seluruh lokasi kegiatan pertambangan yang diselenggarakan oleh PT. Antam Coal di
seluruh Indonesia.

Ruang lingkup audit sertifikasi SMK3 meliputi seluruh lokasi kegiatan di lingkungan
kantor pusat PT. Antam Coal, yang mencakup bangunan perkantoran dan fasilitas
operasional dan penunjang lainnya di Gedung Kantor Pusat dan Cabang.

 Definisi dan Istilah


1. Perusahaan : Antam Coal
2. Pertambangan : rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan
(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral,
batubara, panas bumi, migas).
3. Bahan galian : unsur-unsur kimia, mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam
batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan endapan-endapan alam
4. Ekplorasi : segala penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih
teliti/seksama adanya dan sifat letakan bahan galian
5. Ekploitasi : usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian
dan memanfaatkannya
6. Pengolahan dan pemurnian : pekerjaan untuk mempertinggi mutu bahan galian
serta untuk memanfaatkan dan memperoleh unsur-unsur yang terdapat pada bahan
galian itu
7. Tempat kerja : Setiap lokasi fisik dimana kegiatan berkaitan dengan kerja dilakukan
di bawah pengawasan organisasi.
8. Audit : Pengujian sistematis untuk menentukan apakah kegiatan dan hasil yang
bersangkutan sesuai dengan pengaturan yang telah direncanakan dan apakah
pengaturan ini diterapkan secara efektif dan sesuai dengan pencapaian kebijakan
dan sasaran organisasi.
9. Gangguan kesehatan kerja : Kondisi yang dapat merusak fisik atau mental yang
timbul dari dan atau dapat memperburuk oleh aktivitas kerja dan atau situasi yang
berhubungan dengan pekerjaan.
10. Kejadian/insiden : Peristiwa yang dapat menyebabkan kecelakaan atau yang dapat
mengarah pada kecelakaan.
11. Kecelakaan : Kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan cidera, sakit,
luka, kerusakan atau kehilangan.
12. Bahaya : Keadaan atau situasi yang berpotensi menimbulkan kerugian, seperti luka,
sakit, kerusakan harta-benda, kerusakan lingkungan kerja atau gabungan dari
keadaan-keadaan tersebut.
13. Identifikasi bahaya : Proses mengenali bahaya-bahaya yang ada dan menetapkan
sifat-sifatnya.
14. Pihak yang berkepentingan : Kelompok atau perorangan yang memperhatikan
atau menerima dampak dari kinerja K3 perusahaan.
15. Ketidaksesuaian : Segala penyimpangan dari standar kerja, tuntunan, prosedur,
peraturan, kinerja sistem manajemen, dll, yang dapat secara langsung atau tidak
langsung menyebabkan luka atau sakit, kerusakan harta/benda, kerusakan
lingkungan kerja atau gabungan dari semuanya.
16. Sasaran : Target dibidang kinerja K3 yang ditetapkan oleh perusahaan untuk
dicapai.
17. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) : Proses untuk meningkatkan SMK3,
untuk memperoleh peningkatan dari seluruh peri kerja K3, searah dengan kebijakan
K3 perusahaan.
18. Kebijakan K3 : Maksud dan arahan menyeluruh dari organisasi berkaitan dengan
kinerja K3 yang ditunjukkan secara formal oleh “manajemen puncak”.
19. Sistem Manajemen SMK3 : bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang
memudahkan pengelolaan dari risiko-risiko K3 yang terkait dengan kegiatan
perusahaan. Hal ini mencakup struktur organisasi, rencana kegiatan, tanggung
jawab, turunan, prosedur, proses dan sumber daya untuk pengembangan,
penerapan, pencapaian dan peninjauan.
20. Peningkatan berkelanjutan : Proses untuk peningkatan SMK3 untuk mencapai
perbaikan kinerja secara keseluruhan dari kesehatan dan keselamatan kerja, searah
dengan kebijakan K3 organisasi.
21. Kinerja : Kinerja yang dapat diukur dari sistem SMK3 yang berhubungan dengan
pengendalian organisasi terhadap risiko K3, didasarkan pada kebijakan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
22. Risiko : Gabungan dari kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya yang telah
ditentukan bila terjadi.
23. Penilaian risiko : Proses mengukur besaran risiko secara menyelurah dan
memutuskan apakah risiko dapat diterima atau tidak.
24. Keselamatan : Bebas dari risiko atau bahaya yang tidak dapat diterima.
25. Risiko yang dapat diterima : Risiko yang telah dikurangi sampai tingkatan yang
dapat diterima oleh organisasi dalam upaya pemenuhan terhadap ketentuan hukum
maupun kebijakan K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
26. Tindakan koreksi : Tindakan untuk menghikangkan penyebab ketidaksesuaian yang
terdeteksi atau situasi yang tidak diinginkan lainnya.
27. Tindakan pencegahan : Tindakan untuk menghilangkan penyebab potensi
ketidaksesuaian atau situasi potensial yang tidak diinginkan lainnya.
28. Prosedur : Cara spesifik untuk melakukan suatu kegiatan atau proses.
29. Dokumen : Informasi dan media pendukungnya.
30. Rekaman : Dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberikan bukti
kegiatan telah dilakukan.
 Referensi
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
3. Undang-Undang Republik Indonesia 11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pertambangan
4. Kepmennaker No. 05 Tahun 1996 Tentang SMK3
5. OHSAS 18001 : 2009 : OHS Management System

1. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PT. ANTAM


COAL
 Ketentuan Umum
 Proses Sistem Manajemen
Dalam rangka mencapai visi perusahaan yaitu menjadi kontraktor pertambangan
terdepan di dunia dengan memberikan produk batubara yang berdaya saing tinggi dan
produknya diminati oleh konsumen dan melaksanakan Misi Perusahaan. PT. ANTAM
COAL berkomitmen untuk menjaga standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
setiap aktivitasnya. Untuk itu, perusahaan akan mengembangkan dan menerapkan
Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang terintegrasi dengan manajemen perusahaan.

Penerapan Sistem Manajemen K3 tersebut mengacu kepada standar OHSAS 8001


dengan proses sebagai berikut :

1. Kebijakan dan Kepeimpinan


Manajemen K3 dimulai dengan menetapkan kebijakan yang menjadi landasan strategis
untuk penerapan K3 dengan perusahaan. Kebijakan ini ditandatangani oleh pimpinan
tertinggi dalam perusahaan yang menunjukkan komitmen manajemen terhadap K3.

1. Perencanaan
Setelah menetapkan kebijakan, disusun rencana penerapan sistem manajemen
berdasarkan potensi bahaya atau risiko yang ada dalam kegiatan perusahaan.
Identifikasi bahaya, penilaian dan rencana pengendalian risiko juga didasarkan kepada
persyaratan perundangan yang berlaku khususnya di lingkungan barang pertambangan.
Berdasarkan hasil tersebut, disusun sasaran dan program kerja K3 untuk mengendalikan
semua potensi risiko yang ada.

1. Penerapan dan Operasional


Berdasarkan sasaran dan program kerja dilaksanakan berbagai elemen kegiatan seperti
pelatihan, komunikasi, dokumentasi, pengendalian dokumen, pengendalian operasi,
tanggap darurat dan lainnya sesuai dengan kebutuhan organisasi atau tuntutan
pelanggan.

1. Pengukuran dan Pemantauan


Hasil penerapan K3 tersebut diukur dan dipantau secara berkala untuk memastikan
bahwa sistem manajemen K3 berjalan sebagaimana yang diharapkan.

1. Tinjauan Manajemen
Secara berkala dilakukan tinjauan manajemen oleh manajemen puncak untuk
memastikan bahwa sistem manajemen telah berjalan baik sesuai harapan, dan jika perlu
segera dilakukan tindakan koreksi atau perbaikan menuju peningkatan berkelanjutan.

1. KEBIJAKAN DAN
KEPEMIMPINAN

SMK3
PT. PAMA PERSADA NUSANTARA

17. TINJAU ULANG DAN PERBAIKAN

PELAKSANAAN

5. Sumber Daya, Tanggung Jawab, Tanggung Gugat dan Wewenang

6. Pelatihan, Kompetensi

7. Konsultasi, Komunikasi dan Partisipasi

8. Dokumentasi

10. Pengendalian Operasi

11. Tanggap Darurat

9. Pengendalian dokumen

PEMERIKSAAN

12. Pengukuran Pemantauan

14. Penyelidikan Insiden dan Koreksi

15. Pengendalian Rekaman


16. Audit Internal

13. Evaluasi pemenuhan

PERENCANAAN

2. Identifikasi Bahaya (HIRARC)

3. Perundangan K3

4. Sasaran dan Program

 Elemen Pokok Sistem Manajemen K3


 Elemen 1 : Kebijakan K3
Sesuai dengan persyaratan standar Sistem Manajemen K3 (SMK3), perusahaan
menetapkan kebijakan SMK3 untuk diterapkan secara menyeluruh dalam organisasi.
Disamping itu, ditetapkan Sasaran K3 yang merupakan tujuan yang akan dicapai dalam
penerapan SMK3. Sasaran K3 yang ditetapkan terukur dan konsisten dengan kebijakan
perusahaan lainnya seperti Manajemen Mutu dan lainnya dan ditetapkan pada fungsi dan
tingkat yang relevan dalam organisasi.

Kebijakan K3 PT. Atam Coal


Sesuai Visi dan Misi Perusahaan, PT.ANTAM COAL yaitu menjadi kontraktor
pertambangan terdepan di dunia dengan memberikan produk batubara yang berdaya
saing tinggi dan produknya diminati oleh konsumen. Penyediaan produk yang berkualitas
sesuai permintaan konsumen dilakukan melalui proses produksi dengan menerapkan
sistem manajemen yang menjamin mutu, pencegahan pencemaran dan berbudaya K3
serta penyempurnaan secara bertahap dan berkesinambungan melalui Sistem
Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (OHSAS 18001) dengan cara :
 Menetapkan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sasaran dan
program Manajemen K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja) secara berkala agar
selaras, baik dengan perkembangan kondisi perusahaan, peraturan atau standar
yang berlaku dan harapan pelanggan.
 Mematuhi perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3,
serta mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kegiatan operasi.
 Melaksanakan identifikasi bahaya seuai dengan sifar dan skala risiko K3 dalam
semua aktivitas operasi.
 Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran-sasaran K3.
 Menyediakan sumber daya yang cukup untuk mengimplementasikan SMK3.
 Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara SMK3.
 Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran akan kebijakan ini kepada semua
personil secara berkala.
PERENCANAAN
 Elemen 2 : Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko
Sebelum memulai menerapkan SMK3 dilakukan kajian awal untuk mengidentifikasi
potensi risiko K3 dari kegiatan PT. ANTAM COAL. Prosedur untuk mengkaji ulang risiko-
risiko tersebut dan sistem pengendaliannya akan diterapkan secara rutin guna
memperbaharui rekaman bahaya dan risiko. Semua risiko yang penting akan selalu
dikendalikan dan dipantau. Prosedur untuk mengidentifikasi bahaya dan menilai resiko
memperhatikan :

 Aktivitas rutin dan tidak rutin;


 Aktivitas seluruh personel yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk
kontraktor dan tamu)
 Perilaku manusia, kemampuan dan faktor – faktor manusia lainnya
 Bahaya – bahaya yang timbul dari luar tempat kerja yang berdampak pada
kesehatan dan keselamatan personel di dalam kendali perusahaan di lingkungan tempat
kerja

 Bahaya – bahaya yang terjadi di sekitar tempat kerja hasil aktivitas kerja yang
terkait di dalam kendali organisasi
 Prasarana, peralatan dan material di tempat kerja, yang disediakan baik oleh
perusahaan ataupun pihak lain.
 Perubahan-perubahan atau usulan perubahan di dalam perusahaan, aktivitasaktivitas
atau material
 Modifikasi sistem manajemen K3, termasuk perubahan sementara, dan dampaknya
kepada operasional, proses-proses dan aktivitas-aktivitas
 Adanya kewajiban perundangan yang relevan terkait dengan penilaian resiko dan
penerapan pengendalian yang dibutuhkan
 Rancangan area-area kerja, proses-proses, instalasi-instalasi, mesin/peralatan,
prosedur operasional dan struktur organisasi, termasuk adaptasinya kepada
kemampuan manusia.
Dalam melakukan kajian tersebut juga dipertimbangkan semua peraturan perundangan
yang terkait dengan operasi perusahaan, serta penanggung jawab dan cara untuk
memperoleh peraturan perundangan tersebut sebagaimana yang diperlukan.

Semua bagian di lingkungan perusahaan harus mengkaji kinerja K3 di lingkungannya


masing-masing secara rutin dan membandingkan dengan persyaratan dari kebijakan,
sasaran dan ketentuan perundangan yang berlaku.

Dokumen terkait:
 Prosedur Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko No. P-01
 Prosedur Keselamatan Kerja No. P-02
 Elemen 3 : Perundang-undangan dan Persyaratan K3 Lainnya
Membuat dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses peraturan
perundang-undangan dan persyaratan lainnya.

Pelaksana identifikasi dan inventarisasi peraturan perundang-undangan dan persyaratan


lainnya adalah bagian Training didukung bagian lainnya dibawah
koordinator Management Representative (MR) atau Wakil Manajemen (WM).
Peraturan perundang-undangan dan persyaratan yang diidentifikasi mencakup:

 Perundangan dan Persyaratan K3 Internasional.


 Perundangan dan Persyaratan K3 Nasional.
 Perundangan dan Persyaratan K3 Daerah.
 Perijinan terkait lainnya.
 Standar K3 yang berlaku.
Dokumen terkait:
Prosedur Identifikasi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya No. P-03

 Elemen 4 : Sasaran dan Program K3


Perusahaan menetapkan, menerapkan dan memelihara sasaran yang terdokumentasi
pada fungsi-fungsi dan tingkatan yang relevan dalam organisasi. Sasaran dan program
kerja harus konsisten dengan kebijakan K3, termasuk komitmen untuk mencegah
terjadinya luka atau masalah kesehatan, serta sesuai dengan persyaratan legal dan
persyaratan lainnya yang. Sasaran dan program kerja ditetapkan dan ditinjau ulang
pada kegiatan tinjauan manajemen, bersamaan dengan perumusan program
peningkatan.

Saat menentukan dan meninjau sasaran, perusahaan harus mempertimbangkan


persyaratan-persyaratan legal dan risiko-risiko K3. Perusahaan juga harus
mempertimbangkan pilihan teknologi yang tersedia, masalah finansial, operasional dan
persyaratan-persyaratan bisnis, serta pandangan-pandangan dari pihak-pihak yang
berkepentingan.

Sasaran dan program kerja K3 harus konsisten dengan Kebijakan K3, termasuk
komitmen untuk perbaikan yang berkelanjutan Program dan sasaran manajemen K3
terdapat pada lampiran.

PELAKSANAAN DAN OPERASIONAL


 Elemen : 5 Sumber Daya, Tanggung Jawab, Tanggung Gugat dan Wewenang
Menentukan dan mendokumentasikan serta mengkomunikasikan tentang peran,
tanggung jawab dan wewenang untuk pelaksanaan SMK3 di seluruh lapisan pekerja.

Pihak manajemen menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk penerapan dan
pengendalian SMK3. Penyediaan sumber daya yang diperlukan (mencakup Sumber Daya
Manusia, Teknis, Sarana dan keuangan) ditetapkan dalam rangka untuk

 Menerapkan dan memelihara sistem manajemen K3 yang secara terus menerus


diperbaiki kefektifannya.
 Selalu berupaya meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan
pelanggan.
Pihak manajemen menunjuk seorang wakil manajemen (WM) yang memiliki peran,
tanggung jawab, wewenang untuk :

 Memastikan bahwa, persyaratan SMK3 ditetapkan dilaksanakan dan dipelihara sesuai


SMK3.
 Melaporkan Kinerja SMK3 kepada pucuk pimpinan untuk ditinjau ulang sebagai dasar
perbaikan SMK3.
1. ANTAM COAL memastikan bahwa orang-orang yang berada di tempat kerja
bertanggung jawab untuk aspek-aspek K3 di dalam kendali mereka, termasuk
kepatuhan pada persyaratan K3 pada perusahaan.
Struktur Organisasi
1. ANTAM COAL terdiri dari Dewan Direksi (Board of Directiors) dan Departemen
Operasi yang juga menangani pertambangan batubara, Departemen teknik yang
menangani peralatan dan pertambangan batubara. Departemen pemasaran yang
menangani pemasaran. Untuk mendukung pelaksanaan K3 dalam perusahaan,
dibentuk Bagian K3 yang melapor langsung kepada Direktur Utama.
DIREKTUR

K3
MANAJER OPERASIONAL

MANAJER PEMASARAN

MANAJER
PRODUKSI

Peran, Tanggung Jawab, Tanggung Gugat dan Wewenang mengenai K3


Direktur Utama
 Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sistem manajemen K3 telah berjalan
dengan baik dengan memberikan komitmen dan menetapkan kebijakan termasuk
memberikan sumber daya yang diperlukan.
 Melakukan tinjauan manajemen secara berkala untuk melihat kinerja pelaksanaaan
SMK3 serta memberikan arahan dan peningkatan yang diperlukan secara
berkesinambungan.
Management Representative
 Memastikan proses yang diperlukan untuk SMK3 ditetapkan, diterapkan dan
dipelihara.
 Melaporkan kepada direktur utama mengenai kinerja SMK3 dan peluang utnuk
perbaikan .
 Memastikan kesadaran dari seluruh karyawan mengenai pentingnya memenuhi
persyaratan pelanggan.
 Bertanggung jawab terhadap pemecahan masalah / kendala dalam pembangunan
dan penerapan SMK3 di semua unit kerja.
 Memastikan penggunaan Standart Kerja/Acuan Kerja terkini untuk masing-masing
unit kerja mewakili perusahaan untuk masalah SMK3 terutama pada pihak luar.
 Merencanakan dan melaksanakan serta memantau Program Audit Internal serta
Tinjauan Manajemen.
 Mengontrol dokumen seperti menerbitkan, perubahan, distribusi, penomoran dan
pemusnahan.
 Memelihara dokumen seperti master dokumen Manual K3, Prosedur K3, formulir,
catatan K3, Laporan Audit dan hasil Rapat SMK3.
 Sebagai penghubung perusahaanh dengan pihak luar yang berhubungan dengan
SMK3.
Manajer
 Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan dari seuruh pekerja, tamu,
dan masyarakat ketika berada di bidang kerjanya.
 Bertanggung jawab menyediakan sumber daya untuk penerapan SMK3 di
lingkungannya masing-masing.
 Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa peraturan perundangan dibidang K3
yang berlaku bagi perusahaan telah dipenuhi.
 Berwenang untuk menentukan suatu kegiatan dapat diteruskan atau harus
dihentikan berdasarkan penilaian risiko.
 Berwenang untuk mengeluarkan laporan ketidaksesuaian.
 Berwenang untuk mengambil tindakan tegas terhadap tindakan-tindakan yang dapat
membahyakan K3.
 Berwenang untuk memberlakukan keadaan darurat (emergency).
Manajer K3
 Bertanggung jawab terjaganya dokumentasi SMK3.
 Bertanggung jawab untuk memastikan sistem diterapkan di seluruh bagian / fungsi.
 Bertanggung jawab untuk memastikan sistem berjalan efektif dan tetap sesuai
dengan sasaran yang telah ditetapkan.
 Bertanggung jawab mendapatkan informasi peraturan yang terbaru.
 Bertanggung jawab untuk mengaudit sistem dan melaporkan kepada Managing
Director.
 Bertanggung jawab untuk melaksanakan komunikasi dengan eksternal.
 Bertanggung jawab untuk mengevaluasi bahaya-bahaya dari proses yang ada atau
yang baru dan untuk menekan risiko-risikonya.
 Bertanggung jawab menetapkan dan mengembangkan rencana tanggap darurat.
 Berwenang untuk mengeluarkan laporan kecelakaan, ketidaksesuaian dan tindakan
perbaikan.
Seluruh Pengawas
 Bertanggung jawab untuk memastikan penerapan SMK3 ditempat kerjanya dan
memastikan bahwa seluruh risiko yang ada di areanya telah diidentifikasi,
terdokumentasi, direkam dan dikendalikan.
 Memastikan bahwa program peningkatan K3 di area kerja mereka telah dijalankan
dengan baik.
 Membina dan memastikan bahwa pekerja bawahannya termasuk pihak ketiga telah
memahami dan mematuhi semua ketentuankeselamatan kerja yang berlaku.
Seluruh Pekerja
 Bertanggung jawab untuk mematuhi persyaratan SMK3 setiap saat di dalam
menjalankan pekerjaannya masing-masing.
 Bertanggung jawab melaporkan kecelakaan atau insiden atau tindakan yang dapat
mengarah pada insiden (Unsafe Condition) kepada atasannya dan merekamnya
dalam buku kecelakaan dan insiden.
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan dan cara kerja aman
yang berlaku untuk pekerjaannya masing-masing, termasuk penggunaan alat
keselamatan yang sesuai.

 Elemen 6 : Pelatihan, Kepedulian dan Kompetensi


Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan serta mensyaratkan bahwa semua pekerja
telah memperoleh palatihan yang memadai. Program latihan ini dituangkan dalam
program tahunan dan dpastikan bahwa semua pekerja yang kegiataannya menimbulkan
dampak penting pada K3 telah memperoleh pelatihan yang memadai.

Menetapkan dan memelihara prosedur untuk meastikan bahwa pekerja pada tiap bagian
serta tingkatan yang relevan menyadari:

 Pentingnya kesesuaian dengan kebijakan, prosedur K3 dan persyaratan SMK3.


 Dampak penting terhadap K3 yang terjadi atau berpotensi untuk terjadi akibat
kegiatan kerjanya serta manfaat K3 dari peningkatan kinerja perorangan.
 Peran dan tanggung jawab dalam mencapai kesesuaian dengan kebijakan, prosedur
K3 dan persyaratan SMK3 termasuk persyaratan kesiagaan dan tanggap darurat.
 Konsekuensi potensial dari penyimpangnan terhadap prosedur operasi yang
ditentukan
Pekerja yang melaksanakan tugas yang dapat mengakibatkan dampak penting K3 harus
berkemampuan atas dasar pendidikan,pelatihan dan atau pengalaman yang sesuai.

Dokumen terkait :
 Prosedur Pelatihan No. P-04.
 Elemen 7 : Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi
Menetapkan prosedur informasi dan komunikasi sehubungan dengan K3, ke dan dari
pekerja maupun bagian terkait, pekerja harus :

 Terlibat dalam pengembangan maupun kaji ulang Kebijakan K3.


 Terlibat dalam proses identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko
termasuk jika ada perubahan-perubahan di tempat kerja.
Beberapa bentuk komunikasi :
 Melalui papan komunikasi.
 Pemasngan rambu peringatan.
 Komunikasi tertulis kepada pekerja dan pihak terkait.
 Majalah dan bulletin.
Dokumen terkait:
 Prosedur komunikasi internal dan eksternal No. P-05.
 Elemen 8 : Dokumentasi Sistem Manajemen K3
Perusahaan menetapkan prosedur untuk sistem dokumentasi untuk memastikan bahwa
semua dokumen yang berkaitan dengan SMK3 telah tersedia dan dipelihara dengan baik.
Dokumentasi sistem manajemen K3 harus mencakup:
 Kebijakan K3 dan sasaran-sasaran
 Penjelasan ruang lingkup sistem manajemen K3
 Penjelasan elemen-elemen ini sistem manajemen dan interaksinya, dan rujukannya
ke dokumen-dokumen terkait
 Dokumen-dokumen, termasuk catatan-catatan, yang disyaratkan oleh standar SMK3
dan OHSAS
 Dokumen-dokumen, termasuk catatan-catatan, yang ditetapkan oleh PT
Pamapersada Nusantara yang dianggap penting untuk memastikan perencanaan
operasi dan pengendalian proses yang berhubungan dengan pengendalian resiko-
resiko K3 efektif.
Dokumen terkait:
 Prosedur Dokumentasi No P-06.
 Elemen 9 : Pengendalian Dokumen
Semua dokumentasi dan data mengenai K3 perusahaan harus dikendalikan dengan baik
sesuai dengan prosedur. Dokumen mengenai K3 meliputi data kecelakaan, pelatihan,
inspeksi dan pengujian peralatan dan pemeriksaan kesehatan. Data tersebut sangat
berguna dan diperlukan untuk mengukur kinerja K3, keperluan analisa dan untuk
pencegahan di kemudian hari jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan

Perusahaan menetapkan dan memelihara suatu prosedur untuk menentukan:

 Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan


 Meninjau dokumen secara berkala, dirubah bila diperlukan dan disetujui
kecukupannya
 Memastikan status perubahan dan revisi berjalan dari dokumen yang diidentifikasi
 Memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang berlaku tersedia pada
tempat penggunaan
 Memastikan bahwa dokumen – dokumen dapat terbaca dengan cepat teridentifikasi;
 Memastikan bahwa dokumen masih berlaku
 Mencegah penggunaan dokumen yang kadaluarsa
 Memastikan bahwa dokumen dari eksternal yang dianggap diperlukan
 Memastikan bahwa dokumen – dokumen yang berasal dari luar dan dianggap penting
oleh PT Pamapersada Nusantara untuk perencanaan dan operasi sistem manajemen
K3 diidentifikasi dan distribusinya terkendali
Dokumen terkait :
 Prosedur pengendalian dokumen No. P-07.
 Elemen 10 : Pengendalian Operasi
Mengidentifikasi operasi dan aktivitas yang berkaitan dengan identifikasi risiko dimana
pengendalian perlu diadakan perencanaan kegiatan, termasuk perawatan / harus sesuai
dengan kondisi sebagai berikut:

 Tersedianya prosedur yang terdokumentasikan untuk menghindari penyampaian dari


kebijakan dan sasaran.
 Menetapkan kriteria operasi dalam prosedur.
 Menyediakan prosedur identifikasi risiko K3, dari barang-barang, peralatan dan jasa
yang dibeli atau digunakan.
 Mengkomunikasikan prosedur tersebut ke suplier dan kontraktor.
 Menyediakan prosedur untuk desain tempat kerja, peralatan kerja, prosedur operasi
dll, untuk menghilangkan atau mengurangi risiko.

 Elemen 11 : Kesiagaan dan Tanggap Darurat


Membuat dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi potensi dan respon terhadap
insiden / situasi darurat dan untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan sakit dan
luka yang berhubungan dengan hal tersebut diatas :

 Meninjau ulang dan merevisi (jika perlu)/ prosedur tersebut setelah terjadi situasi
darurat.
 Melakukan uji coba secara berkala.
Dokumen terkait:
 Prosedur Kesiapan dan Tanggap Darurat No. P-09.
PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN
 Elemen 12 : Pemantauan dan Pengukuran
Membuat dan merawat prosedur utnuk pemantauan dan pengukuran kinerja K3.
Prosedur tersebut mencakup:

 Mengukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif.


 Memantau kesesuaiannya dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
 Mengukur dan merencanakan kesesuaiannya dengan program yang telah ditetapkan,
kriteria operasi dan persyaratan peraturan perundangan.
 Mengukur dan memantau kecelakaan, sakit dan insiden.
 Mencatat semua hasilnya untuk tujuan tindakan perbaikan pencegahan dan alat-alat
ukur harus dikalibrasi dan dirawat rekaman harus dipelihara.
Dokumen terkait:
 Prosedur Pemantauan dan Pengukuran No. P-10.
 Elemen 13 : Evaluasi Pemenuhan
Perusahaan harus menetapkan, menjalankan dan memelihara prosedur untuk
mengevaluasi secara berkala pemenuhan persyaratan hukum yang sesuai dengan
ketentuan:

 Perusahaan harus menyimpan rekaman dari hasil evaluasi


 Perusahaan harus mengevaluasi pemenuhan persyaratan lainnya yang berlaku bagi
perusahaan
 Perusahaan harus menyimpan rekaman hasil evaluasi berkala yang dilakukan
Dokumen terkait:
Prosedur evaluasi pemenuhan No. P-11.

 Elemen 14 : Kecelakaan, Insiden, Ketidaksesuaian, serta Tindakan


Perbaikan dan Pencegahan
Menetapkan dan memelihara prosedur untuk menentukan :

 Penanganan kecelakaan, insiden, ketidaksesuaian, serta tindakan perbaikan dan


pencegahannya.
 Tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilakukan untuk menghilangkan akar.
Penyebab terjadinya kecelakaan insiden dan ketidaksesuaian termasuk batas
waktunya.
 Konfirmasi efektifitas tindakan perbaikan dan pencegahan.
Dokumen terkait:
 Prosedur kecelakaan, Insiden, Ketidaksesuaian, serta Tindakan Perbaikan dan
Pencegahan No. P-12.
 Elemen 15 : Pengendalian Rekaman
Menetapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi, pemeliharaan dan penempatan
rekaman K3, termasuk hasil audit dan kajian manajemen.

 Rekaman dapat dibaca, diidentifikasi, mudah diambil, dan terhindar dari kerusakan
atau kehilangan .
 Masa simpan ditentukan.
 Rekaman dipelihara sebagai bukti terlaksananya persyaratan SMK3.

Dokumen terkait:
 Prosedur Pengendalian Rekaman No. P-13.
 Elemen 16 : Audit Internal
Menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengadakan Audit Internal SMK3 secara
berkala dengan tujuan:
 Apakah pelaksanaan SMK3 sudah memenuhi peraturan yang direncanakan dan
dilaksanakan secara effektif.
 Meninjau ulang hasil audit terdahulu.
 Memberi informasi hasilnya ke pimpinan puncak.
Dibuat audit program, audit schedule berdasarkan hasil audit sebelumnya. Audit harus
dilakukan oleh personil yang independent semua rekaman dipelihara.

Dokumen terkait:
 Prosedur Internal Audit No. P-14.
TIJAUAN MANAJEMEN
 Elemen 17 : Tinjauan Manajemen
Manajemen yang diwakili oleh Dirktur Utama secara berkala, setiap 6 bulan akan
meninjau SMK3 untuk memastikan pelaksanaan, kecukupan dan kefektifannya. Hasil
kajian ini harus di dokumentasikan.

Tinjauan manajemen ini mencakup kemungkinan perubahan pada kebijakan, sasaran


dan unsur lain dari SMK3, khususnya merujuk hasil audit SMK3, keadaan yang berubah
serta komitmen untuk perbaikan berkelanjutan. Mendokumentasikan seluruh hasilkajian
manajemen untuk ditindak lanjuti.

Dokumen terkait:
 Prosedur Tinjauan Manajemen No. P-15.

Anda mungkin juga menyukai