Tahun 2010
LAPORAN MAGANG
OLEH:
DEFRIYAN
NIM : 106101003310
2010
85
ABSTRAK
DAFTAR ISI
ABSTRAK.....................................................................................................................
..... i
PERNYATAAN
PERSETUJUAN..................................................................................... iii
LEMBAR
PENGESAHAN................................................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP
PENULIS........................................................................................... v
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ vi
DAFTAR
ISI....................................................................................................................... viii
DAFTAR
TABEL............................................................................................................... xi
DAFTAR
GAMBAR.......................................................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................
...... 1
1.1 Latar
Belakang............................................................................................ 1
1.2 Tujuan Kegiatan
Magang........................................................................... 6
1.2.1 Tujuan
Umum................................................................................. 6
1.2.2 Tujuan
Khusus................................................................................ 6
1.3 Manfaat
Magang......................................................................................... 6
1.3.1 Manfaat Bagi
Mahasiswa..................................................................6
1.3.2 Manfaat Bagi Program Studi Kesehatan
Masyarakat......................... 7
88
2.4.12
Pelatihan...............................................................................................62
2.4.13 Pemecahan
Masalah.............................................................................65
2.4.14 Keselamatan di Luar
Kerja...................................................................67
2.4.15 Mengelola Karyawan
Bermasalah........................................................68
2.4.16 Pengendalian kerusakan dan
Pemborosan............................................70
2.4.17 Kesehatan
Kerja....................................................................................72
2.4.18 Manajemen
Lingkungan.......................................................................75
2.4.19
Ergonomik............................................................................................76
2.4.20 Kesiapsiagaan Tanggap
Darurat...........................................................78
5.1
Kesimpulan.....................................................................................................
166
5.3
Saran.............................................................................................................. 169
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................
171
DAFTAR TABEL
dengan PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) ......
............ 101
Tabel 4.3 Regulasi APD di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft
Project).... 105
Tabel 4.4 Penggunaan APD di Area Kerja PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN (Kraft
Project)... 106
Project).............................................................................................................
115
Tabel 4.11 Perbandingan Standar First Aid Berdasarkan PERMENAKER dengan PT. DHL
EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft
Project)........................................................ 131
Tabel 4.13 Perbandingan Standar Analisis Bahaya dan Penilaian Risiko Berdasarkan
PERMENAKER dengan PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA
(Kraft
Project)....................................................................................................................
.... 142
Tabel 4.15 Perbandingan Standar LOTO Berdasarkan PERMENAKER dengan PT. DHL
EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft
Project)........................................................ 149
Tabel 4.17 Penerapan Program K3 DNV dan PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
INDONESIA (Kraft
Project)..............................................................................................................
161
DAFTAR GAMBAR
93
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft
Project) 89
Gambar 4.2 Struktur Organisasi HSE PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA
(Kraft
Project)....................................................................................................................
... 90
PERNYATAN PERSETUJUAN
PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia (Kraft Project) Tahun 2010
Oleh :
DEFRIYAN
NIM. 106101003310
Telah distujui, diperiksa, dan dipertahankan Tim Penguji Magang Program Studi
Mengetahui
Penguji I,
Penguji II,
96
Nama : Defriyan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : defriyan_skm@yahoo.co.id
Telp : 021-91112985/085669626248
Riwayat pendidikan
KATA PENGANTAR
2. Kelurga besar Ali Amran. Papa, Mama, terima kasih atas doa, dan tempat
curahan hati penulis, motivasi dan kesabaran yang tulus mengiringi langkahku.
Kakak-kakak kandung Devi Yanti Usman dan Yani Lovita Usman, sepupu-
sepupu ku terima kasih telah memberikan semangat untuk terus kuliah dan
menjadi motivator buat penulis untuk segera lulus, terima kasih untuk segala
doa, dan semua kemudahan yang diberikan, serta tidak lupa Kak Jum terima
kasih atas kesabaranya selama hampir 23 tahun bersama-bersama keluarga H.
Bagindo Usman.
3. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And, dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak dr. Yuli P.Satar, MARS, selaku ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat (PSKM) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang selama perjalanan menuntut ilmu penulis telah
mencurahkan ilmu yang begitu luas dan bermanfaat bagi penulis, serta tak lupa
kepada Bapak Gozali yang telah membantu kelancaran seluruh mahasiswa.
7. Bapak Deddy M. Bardjah, Operation Manager PT. DHL Exel Supply Chain
Indonesia Kraft Project yang telah menerima untuk melakukan magang.
10. Teman-teman Kesehatan Masyarakat ’06 K3 dan Gizi FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, teman-teman SD 3 Kuripan Lampung, Lia, Ganev, Sari,
Galuh, Hafiz, Heny, Tina, Tika, Nadia, Hady kalian sahabat terbaik buat
penulis. Teman-teman SMA 29 Jakarta khususnya 3 IPA 1, Yuli, Sony, Enggar,
Ayu, Puput, Rinawang terima kasih semangat yang telah diberikan, serta
persahabatan yang masih terjalin sampai detik ini.
Penulis
BAB I
100
PENDAHULUAN
Kecelakaan tidak terjadi begitu saja tanpa ada sebab. Kecelakaan merupakan
suatu kejadian yang terdiri atas beberapa rangkaian atau beberapa sebab. Pada
dicegah atau dikurangi agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.
yang tidak dikehendakidan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban
manusia dan atau harta benda. Kecelakaan kerja didalam kegiatan usaha
merupakan suatu potensi yang mungkin terjadi dan tidak diketahui kapan
terjadinya. Hal ini karena lingkungan kerja, peralatan kerja, sifat bahan atau
lingkungan kerja, hilangnya waktu kerja, cacat bagi karyawan, meninggal dunia,
pekerja mengalami cacat tetap, 2932 pekerja cacat sebagian dan 6114 pekerja
101
angka kecelakaan kerja jika dibandingkan dengan data pada tahun 2003 yaitu
105.846 kasus, terjadi penurunan kasus sekitar 9,9%. Bila dirunut dalam rentang
bagi tenaga kerja yang secara tidak langsung juga merupakan kerugian bagi
mendapatkan cedera, maka harus ada atau dicari penggantinya. Pekerja sendiri
akan menderita dan tak mampu bekerja membawa efek pada penghasilannya. B)
semangat serta gairah kerja karyawannya akan menurun (selalu dihinggapi rasa
masyarakat juga akan berkurang yang dapat dilihat dari nilai premi asuransinya.
Apabila perusahaan itu tidak aman, maka nilai premi asuransinya akan tinggi.
102
dan tidak terkontrol yang merupakan salah satu aksi dan reaksi dari objek, zat
akibat karyawan luka, 2) Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan yang lain
yang bethenti kerja karena, rasa ingin tahu, rasa simpati, membant menolong
karyawan yang luka dan alasan-alasan yang lain, 3) Kerugian akibat hilangnya
waktu bagi para mandor, pimpinan lainnya antara lain karena: membantu
produksi di tempat karyawan yang terluka tetap dapat dilanjutkan oleh karyawan
lainnya, melatih karyawan baru untuk menggantikan posisi karyawan yang luka,
perkakas atau peralatan lainnya atau oleh karena tercemarnya bahan-bahan baku
biaya umum per karyawan yang luka, misalnya biaya penerangan, sewa dan hal
lainnya yang serupa yang harus berlangsung selama karyawan yang terluka tidak
produktif.
yaitu tetera didalam UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang
keselamatan kerja seperti tersebut dalam pasal 3 ayat (1) butir a,b,c,d,e,f,h,l,m
i. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan
proses kerjanya
harus diterapkan oleh setiap perusahaan yang mempunyai tenaga kerja lebih dari
100 orang atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik
proses atau bahan produksi atau yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
adalah dua puluh program keselamatan dan kesehatan kerja adalah Penilaian
merupakan salah satu anak perusahaan PT. DHL. Perusahaan ini bergerak dalam
risiko kecelakaan yang cukup besar, seperti bahaya tertimpa, terjepit, kebakaran
PROJECT)Tahun 2010.Tahun.
2010.
perusahaan terkait.
magang selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan kerja adalah kemerdekaan atas resiko celaka yang tidak bisa
Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja.
usaha untuk menciptakan keadaan kerja yang aman, bebas dari kecelakaan.
dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan sebagai akibat kondisi kerja yang
tidak aman dan tidak sehat. Bila dilihat dari segi ilmu pengetahuan dan
penyakit akibat kerja di tempat kerja. Keselamatan kerja adalah saran utama
dipengaruhi oleh lingkungan kerja atau tekanan psikologis kerja yang berasal
dari area kerja, pekerja lain, peralatan kerja dan kondisi kerja serta
merupakan suatu masalah penting dalam setiap proses operasional. Hal ini
khusunya pada pasal 9 dan 10 dicantumkan beberapa hal sebagai berikut : “Tiap-
akan berkurang.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem
kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi
kecelakan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman,
oleh setiap perusahaan yang mempunyai tenaga kerja lebih dari 100 orang atau
siklus Deming. Dalam penerapan sistem manajemen K3, siklus ini dipakai
PRINSIP DASAR
A. Penetapan kebijakan K3
B. Perencanaan penerapan K3
C. Penerapan K3
berkesinambungan
ELEMEN
112
B. Pendokumentasian strategi
D. Pengendalian dokumen
E. Pembelian
G. Standar pemantauan
K. Audit SMK3
dalam:
kerja.
dikembangkan.
b. Tinjauan awal K3
yang memuat keseluruhan visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad
antara pengurus dan wakil tenaga kerja yang kemudian harus dijelaskan
dan disebarluaskan kepada semua tenaga kerja bersifat dinamik dan selalu
kerjanya.
peraturan K3 perusahaan
115
B. Perencanaan
jelas dan terukur. Perencanaan harus memuat tujuan, sasaran dan indicator
prosedurnya.
d. Indikator Kinerja
pencapaian tujuan dan sasaran yang sesuai dengan fungsi dan tingkat
C. Penerapan
a. Jaminan kemampuan
sebagai berikut:
2. Integrasi
harus:
pengunjung.
manajemen K3.
terjadinya insiden.
b. Kegiatan Pendukung
1. Komunikasi
membutuhkannya
121
2. Pelaporan
3. Pendokumentasian
kerja.
4. Pengendalian dokumen
2. Penilaian Risiko
akibat kerja.
3. Tindakan Pengendalian
K3.
5. Pengendalian Administratif
digunakan.
6. Tinjauan kontrak
7. Pembelian
125
kesehatan kerja.
kerja.
lanjutan.
126
mengalami trauma.
perbaikan.
ditinjau ulang.
b. Audit SMK3
manajemen.
dan efektif.
nyata dari insiden dan suatu kerangka kerja fungsional untuk menganalisa
zat atau sumber tenaga. Insiden biasanya dibagi menjadi dua kategori.
129
Kategori yang dapat menyebabkan cedera atau kerusakan tetapi jarang terjadi
seringkali disebut insiden tanpa kerugian, serta kate gori yang dapat
kedaab aman dari rasa sakit, luka, kerugian atau risiko yang tidak dapat
disebabkan oleh insiden. Hal ini termasuk pencegahan insiden dan penjagaan
Ambang Batas
130
kerusakan harta benda dan biasanya terjadi sebagai akibat dari adanya kontak
dengan sumber energi yang melebihi batas kemampuan tubuh dan struktur.
disebut dengan kecelakaan kerja yang dapat terjadi oleh faktor-faktor yang
dari mesin, peralatan, bahan, lingkungan, proses, sifat pekerja dan cara
kerja. Selain itu, keadaan tidak aman dari lingkungan kerja menyangkut
aman, bising, dan alat-alat kerja yang tidak baik/rusak, dan lain-lain.
b. Tindakan tidak aman (Unsafe Act), yaitu perbuatan dari manusia, yang
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta
benda.
efektif.
kerja.
komunikasi tertulis.
optimum.
menerus
b. Pengendalian Kontak
berbahaya
c) Penempatan perintang atau barier antara sumber nergi dan manusia atau
harta benda.
c. Pengendalian Pasca-kontak
c) Operasi penyelamatan
proses proaktif dan bagian integral dari bisnis. Penilaian dimaksudkan untuk
memastikan operasi yang aman dan dapat diandalkan dan kemudian menjadi
sederhana adalah proses pemikiran kritis yang dapat digunakan secara efektif
mereka.
setiap sistem. Penialaian risiko juga merupakan komponen penting bagi dari
pekerjaan, mode kegagalan peralatan, dan hal-hal yang biasa menjadi salah
a. Penilaian risiko pra-kerja, atau tugas sebagai bagian yang integral dari
kegiatan sehari-hari.
d. Tinjauan risiko dan bahaya dari instruksi dan prkatek kerja yang ada
kebakaran.
Metode ini sangat mudah disesuaikan terhadap semua sistem dan situasi
yang tidak lengkap yang tidak didukung oleh parameter risiko dan
risiko yaitu:
sesegera mungkin.
dibenarkan)
137
penyelia, pada setiap tingkatan organisasi. Tiga alasan utama untuk masalah
ini yaitu: 1) para penyelia yang baik bertanggung jawab terhadap keselamatan
dikendalikan.
3) Kemungkinan.
138
c) Kembangkan rencana
seperti asuransi.
d) Laksanakan rencana
Sebuah rencana akan berhasil hanya jika diubah menjadi tindakan dan
e) Pantau sistem
organisasi.
Seorang tenaga kerja dengan sikap mental, motivasi yang tinggi serta
disiplin dan etos kerja yang tinggi akan selalu memacu dirinya untuk bekerja
lebih produktif. Motivasi kerja adalah dorongan kehendak yang ada dalam
Motivasi ini didasarkan atas adanya keyakinan bahwa bekerja produktif akan
rendah, maka kinerja yang dihasilkan oleh pekerja tersebut juga rendah.
Teori-teori motivasi yang telah ada sejak dahulu termasuk teori Douglas
langkah dan tahap-tahap yang terkenal. Bagian yang penting bahwa kekuatan-
diri mereka. Setelah kebutuhan fisik dasar terpenuhi dengan baik, maka
terpenuhi maka kebutuhan sosial menuntut sendiri secara jelas, dan lain-lain
untuk memotivasi para pekerja seperti kondisi kerja fisik, gaji, hubungan
pengakuan.
Memahami dan mengubah tingkah laku, tingkah laku adalah apa yang
dilakukan atau dikerjakan orang. Kegiatan atau respon apa saja. Beberapa
tingkah laku. Hal ini juga dapat mengubah kepercayaan atau pemahaman
lebih baik memang benar akan mendatangkan peghasilan yang lebih baik
pula.
141
reward system yang memiliki niali tinggi bagi setiap individu karyawan.
Salah satu caraya adalah dengan memberikan poin bonus yang bisa
individual ke objek.
perilaku dan tidak langsung pada sifat sensorik penghargaan.. Misalnya, dapat
pada penerapannya.
b) Apabila instruksi kerja diikuti hingga tingkat yang lebih besar dan diikuti
c) Waktu produksi yang tersedia akan meningkat karena waktu yang tinggal
meningkat.
dapat:
jika mereka dikerjakan dengan baik. Investigasi yang baik tergantung pada
atau tim investigasi adalah langkah pertama yang paling kritis. Orang dengan
tahu tentang pekerja dan kondisi tempat kejadian , Supervisor tahu bagaimana dan
144
dimana mendapatkan informasi yang diperlukan serta Supervisor adalah orang yang
Manajer bila dalam situasi adanya kerugian besar atau potensi insiden yang
tinggi, kecelakaan atau insiden melibatkan area atau tempat kerja di bawah
supervisor lain dan tindakan perbaikan melibatkan pertanggung jawaban yang luas
Karyawan tertentu Bila perlu di analisa oleh ahli teknik khusus, Ahli -ahli
yang terlibat dapat befungsi sebagai penasehat investigator, Petugas atau ahli K3,
Cara-cara dasar untuk mendapatkan pelaporan yang lebih baik adalah dengan:
1. Mengkomunikasikan
2. Mendidik
4. Bereaksi dalam cara yang positif terhadap pelaporan yang tepat waktu
Dalam kehidupan ini, tidak ada makhluk hidup atau organisasi yang
dapat terhindar dari kerusakan akibat musibah baik yang disebabkan oleh
alam seperti: banjir, angin ribut, gempa bumi, petir, maupun yang disebabkan
145
termasuk para pelaku di bidang ekonomi, dalam hal ini para pengusaha dan
tenaga kerja di lingkungan suatu perusahaan atau industri. Para ahli di bidang
Sebaiknya harus diantisipasi oleh para manajer melalui salah satu fungsi
kejanggalan pada kegiatan organisasi (pada proses pelayanan) dan atau gejala
panjang dari berbagai peristiwa atau keadaan yang menyatakan orang, tempat,
peralatan, zat, tindakan, waktu, dan lain-lain, yang dapat muncul bersama-
sebagai berikut:
d. Manajemen kontrol
e. Komunikasi di lapangan
f. Urutan kuasa
j. Kelompok penolong
pembayangan insiden
3. Ini adalah sarana lain yang andal untuk mendapatkan partispasi karyawan
mereka.
Inspeksi adalah salah satu alat terbaik yang ada untuk menemukan
akhir.
sampai tingkat yang aman bagi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
akibat kerja dan penyakit lainnya pada tenaga kerja. Tujuannya ialah agar
fisik dan kondisi mentalnya sehingga setiap tenaga kerja berada dalam
keadaan sehat dan sejahtera pekerja pada saat bekerja sampai dengan selesai
pekerjaannya.
seluruh area dan bersifat komprehensif. Para inspektor melihat semua yang
pekerjaan operasional
memerlukan:
sebagai berikut:
b. Rencanakan inspeksi
2. Inspeksi
f. Beri pujian
dan sekaligus untuk semua aktivitas yang terkait dengan masalah penting
152
(Nedved, 1991).
merupakan kegiatan kritis, tidak hanya untuk keselamatan dan kesehatan para
mencapai kinerja yang baik, kunci untuk hasil-hasil yang efektif dalam
lingkungan.
dengan cara yang terorganisasi dan sistematis. Cara ini memungkinkan untuk
mengethui dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi, seberapa baik orang
untuk memperoleh keuntungan yang baik adalah tingkah laku, tugas yang
banyak sekali orang melakukan tingkah laku yang kritis, atau karena
c. Telah menimbulkan kerugian insiden yang serius atau besar di masa lalu.
lanjut.
b. Untuk frase observasi, beberapa pos petunjuk praktis berada jauh dari jalan
observasi.
tepat dan biarkan orang tersebut tahu kapan penyelia akan melakukan
e. Hasil-hasil yang terbaik juga memerlukan tindak lanjut, baik tentang apa
yang telah disepakati untuk dilakukan dan disepakati pula oleh karyawan
untuk dikerjakan.
f. Jika dilakukan secara tepat, program observasi tugas yang berjalan dapat
pendidikan.
penyelia
singkat yang diberikan kepada mitra kerja merupakan safety briefing atau
Safety briefing atau pelatihan singkat adalah cara yang mudah, mudah
masalah yang potensial dari keselamatan dan terfokus pada kejadian yang
terjadi setiap hari dan disampaikan di depan pekerja. Safety briefing juga bisa
Safety briefing atau pelatihan singkat akan sangat efektif jika adanya
style), faktor stress, perbedaan sikap, serta pengaruh bahasa non-verbal. Oleh
1997)
tema, f) tekankan pada hal-hal yang positif, g) tambahkan daya tarik dengan
belakangi tingkah laku pekerja. Penerapan safety briefing atau pelatihan cepat
karena manusia selain makhluk individu juga sekaligus makhluk sosial yang
1. Komunikasi lisan
a. yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua
b. yang terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya
2. Komuniakasi tertulis
bersidfat komplek
suatu daftar.
maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu perlu juga
komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari
terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal
majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato
kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan
masuk tempat kerja. Hal ini termasuk wakil perusahaan atau kontraktor yang
membebankan tugas umum pada setiap perusahaan dan orang yang bekerja
yang wajar, untuk melihat bahwa orang lain tidak menderita cedera.
bahaya
terkini, diberikan untuk tujuan informasi umum saja, dan tidak boleh
162
diandalkan sebagai nasihat hukum. Rincian lebih lanjut dan informasi tentang
Kesehatan & Keselamatan isu-isu yang lebih luas dapat diperoleh dari
2.4.12 Pelatihan
untuk kinerja yang layak adalah kesempatan yang sangat penting untuk
dengan perilaku tertentu agar berprilaku sesuai dengan yang telah ditentukan
proses yang sistemik dan objektif yang mencakup delapan kegiatan, yaitu:
kebiasaan dan tingkah laku yang aman dalam bekerja. Kebiasaan ini akan
ditempat kerja. Sedang bagi pekerja lama yang berganti tugas atau menangani
demikian perilaku yang tidak aman ini bisa dihilangkan dan diganti dengan
d. Semangat juang karyawan dan kerja tim akan meningkat, kepuasan kerja
tertentu.
yang efektif, yaitu a) akui masalah yang ada, b) analisa masalah yang ada, c)
g)dorong tindakan.
Upaya tim sering memainkan sebuah peran yang sangat penting dalam
pemimpin, dan manajer dalam hal bagaimana cara membuat tim berhasil dan
2. Para anggota datang dari berbagai fungsi dan tingkatan daripada satu
ganda.
166
ada.
masalah potensial yaitu: 1) ini melibatkan sebuah analisa yang sistemik untuk
terbaiknya.
harus ditarik dan dilibatkan dalam keselamtan di luar kerja adalah, 1) alasan-
Berikut adalah elemen-elemen program yang kritis baik untuk ditempat kerja
dari pernikahan dan keluarga, keuangan, kesehatan mental atau fisik, situasi
dari masalah ini dibawa dari rumah, banyak juga yang timbul ditempat kerja.
olah masalah tersebut tidak ada sampai masalah tersebut menjadi sangat
konseling.
melakukannya.
standar-standar tersebut.
kinerja.
Meskipun tidak ada sumber tunggal data biaya yang komprehensif terhadap
pengausan dan robekan yang noral. Ini bisa dilakukan dengan kontak-
171
tersebut.
pengendalian kerugian.
lebih baik, mutu yang lebih baik, dan keselamatan yang lebih baik.
pekerja. Bahaya yang berasal dari lingkungan kerja dapat digolongkan atas
1) Bahaya fisik adalah bahaya yang berasal dari lingkungan fisik di sekitar
kita dan berasal dari benda bergerak atau bersifat mekanis seperti ruangan
2) Bahaya kimia adalah bahaya yang ditimbulkan dari bahan kimia yang
kimia berasal dari bahan baku yang digunakan maupun bahan yang
3) Bahaya biologis adalah bahaya yang berasal dari makhluk hidup selain
manusia seprti bakteri, virus, dan jamur. Bahaya yang ditimbulkan oleh
seperti kursi terlalu rendah, meja terlalu tinggi, dan lain-lain. Bahaya
kerja maka selanjutnya perlu dipikirkan berbagai cara yang dapat digunakan
karyawan dengan tidak hanya memandang dan menilai dari segi biaya
dan lingkungan dari dampak yang potensial dari kegiatan, produk, dan
publik atau komunitas yang baik, kepuasan kriteria investor dan peningkatan
tugas.
2.4.19 Ergonomik
terhadap tenaga kerja secara timbal balik untuk efesiensi dan kenyamanan
d. Menurut Phesant (1991), postur yang baik dalam bekerja adalah postur
yang mengandung tenaga otot statis yang paling minimum, atau secara
umum dapat dikatakan bahwa variasi dari postur saat bekerja lebih baik
disain tempat kerja dan faktor personal pekerja) seperti yang ditunjukan
Working Posture
Gambar 2.3
Faktor yang mempengaruhi postur tubuh dalam bekerja
and Health) RRC (Rapid and Results College) Business Training dijelaskan bahwa
suatu kejadian disengaja ataupun tidak yang berasal dari alam, peralatan
respon pertama dari keadaan darurat oleh karyawan atau pekerja dilokasi
Bird, 2005).
kemungkinan sabotase. Bila hal ini tidak diantisipasi dan tidak diambil
darurat perlu dilakukan untuk mencegah kerugian yang besar baik harta
a) Pembagian tanggung jawab yang jelas pada tiap satuan kerja baik
adalah pejabat paling senior yang ada dilokasi, biasanya adalah direktur
cepat biasanya dapat membatasi agar keadaan dapat tetap terkendali. Ada
darurat.
2. Melatih personil
BAB III
yang dilakukan selama proses magang berlangsung sampai dengan akhir kegiatan
magang.
Bimbingan Ke
Pengajuan Proposal
Pembimbing
Magang
Diterima
Pembuatan
Laporan Magang
Permohonan
Pengantar Surat
Magang
Presentasi Magang
Peninjauan
Tempat Perbaikan Laporan
Magang
Selesai
6 Senin a.
. engambilan data Inspeksi Kerja
8 Februari 2010 b.
bservasi lapangan
9 Rabu a.
. engambilan data tentang APD
10 Februari 2010 b.
bservasi lapangan
1 Kamis Pengambilan data tentang kesiapsiagaan
0 tanggap darurat
11 Februari 2010
.
183
1 Jumat a.
1 engambilan data Pelatihan
12 Februari 2010 Keselamatan
.
b.
awancara dengan pihak SHE
1 Senin a.
3 engambilan data tentang prosedur
15 Februari 2010 investigasi kecelakaan
.
b.
kut serta dalam safety briefing di
perusahaan
1 Rabu a.
5 engambilang data tentang
17 Februari 2010 penerapan safety briefing
.
b.
kut serta dalam pembuatan
program kerja mengenai program
K3 di PT. DHL EXEL SUPPLY
CHAIN INDONESIA (KRAFT
PROJECT)
1 Kamis a.
6 engambilan data tentang First Aid
18 Februari 2010 b.
.
bservasi lapangan
1 Jumat a.
7 engambilan data tentang rambu-
19 Februari 2010 rambu K3
.
b.
awancara dengan pihak SHE
1 Senin a.
9 engambilan data analisis bahaya
22 Februari 2010 dan penilaian risiko
.
b.
embuatan laporan magang
2 Selasa a.
0 imbingan dengan pembimbing
23 Februari 2010 Prodi
.
184
2 Rabu a.
1 engambilan data tentang safety
24 Februari 2010 visitor
.
b.
engambilan data tentang LOTO
c.
embuatan laporan magang
2 Kamis a.
2 engambilan data tentang Audit
25 b. f
.
ebruari 2010 engambilan data tentang simulasi
kerja
c.
engambilan data tentan reward dan
punishment
d.
erpisahan dengn pihak perusahaan
PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
INDONESIA (KRAFT
PROJECT)
BAB IV
PROJECT)
Dalsey, Larry Hillblom dan Robert Lynn. DHL dibentuk di tahun 1969,
sebagai pionir di industri kiriman kilat udara dengan rute pertamanya dari
merah putih yang mereka beli. Kesuksesan perusahaan ini bermula dari ide
potensi yang dimiliki DHL dan membeli sebagian saham mereka untuk
World Net menjadi pemegang saham utama hingga akhir tahun 2002
aktifitas logistik dan ekspres dibawah satu perusahaan. Deutsche Post Euro
Express beropresi sejak tahun 1997, DHL menjadi perusahaan jasa yang
1988, DHL telah ada di 170 negara dan memiliki 16.000 pegawai.
pada akhir tahun 2002. Dengan akusisi Exel plc di December 2005,
Dengan demikian, DHL kini sudah dapat melayani dengan dua jenis
logistik yang baru: DHL Exel Supply Chain dan DHL Global Forwarding.
1. DHL Ekspress
lebih dari 4000 kantor dan lebih dari 120.000 tujuan di seluruh dunia.
seluruh dunia.. Suatu layanan dengan nilai tambah dalam produk dan
tugas logistik global anda yang rumit. DHL Exel Supply Chain
1. Expres
2. Supply chain
3. Global Forward.
a. Visi DHL
b. Misi DHL
bersama.
2. Memperluas kemampuan
(KRAFT PROJECT)
terhadap direksi PT. DHL Tbk. Secara rinci struktur organisasi PT. DHL
4.1.4 Struktur Organisasi Health and Safety Committee PT. DHL EXEL
jawab sepenuhnya terhadap direksi PT. DHL Tbk. Secara rinci struktur
PROJECT).
192
Bulan Februari 2010 tiga puluh delapan (38) orang termasuk operator
(KRAFT PROJECT) dibagi dua shift dan hari kerja dimulai dari hari senin
sampai dengan hari sabtu. Shift 1 dimulai dri jam 07.00 sampai jam 15.00
WIB dengan waktu istirahat dimulai dari 12.00 sampai jam 13.00 WIB.
Untuk Shift 2 dimulai dari jam 15.00 sampai jam 23.00 WIB dengan
waktu istirahat dimulai dari jam 18.00 sampai jam 19.00 WIB.
adalah menyediakan dan mengatur tempat kerja yang aman dan sehat
mengutamakan :
1. Pendekatan Sistem
2. Keterlibatan
3. Pencegahan
Kecelakaan
4. Kepatuhan
194
5. PERBAIKAN
TERUS MENERUS
4. Policies dan Procedues : setiap pekerja DHL Exel Sup orangly Chain
semua lokasi
barang. Barang masuk ke dalam gudang dan barang keluar dari gudang. Pada
meletakkan barang baik yang ditaruh dirak ataupun ditaruh dan diambil dari
mobil pengangkut Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada alur sebagai berikut :
196
Serah terima
Dicek oleh barang dengan Barang
Checker surat terima dikirim
Vendor
menghubungi PT. DHL Tim Data Entry
PT. DHL untuk menghubungi membuat kode
mengkonfirmasi Transport Team barang masuk
pengiriman u/ mengambil dan menentukan
barang barang lokasi barang
tersebut ditaruh
Forklift
Proses Serah terima
mengeluarkan
pengechekan barang dengan
barang dari mobil
barang (hand surat terima
angkut dan
over) diletakkan di rak
yang dituju
Warehousema Confirmation
n ke data
System
entry u/
penentuan
lokasi
penempatan Gambar 4.4. Proses Outbound
barang
198
saja akan tetapi dilakukan juga inspeksi pada kondisi alat, kotak P3K,
ketetapan keselamatan.
antara lain:
yaitu dengan menegur setiap pekerja ataupun pihak yang terkait dengan
lingkungan kerja lainnya seperti tidak memakai APD, memakai APD tapi
berakibat buruk bagi keselamata dan kesehatan dirinya dan orang lain.
arsip yakni :
yang berlaku. Sejauh ini penemuan hasil inspeksi tidak ditemukan hal-hal
yang terlatih.
dipelihara dengan baik dan dijadikan arsip dipelihara dan tersedia bagi
K3.
TABEL 4.2 PERBANDINGAN STANDAR INSPEKSI DI AREA KERJA BERDASARKAN PERMENAKER DENGAN PT.
Hal-hal yang dibahas oleh PERMENAKER a. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Program inspeksi kerja di PT. DHL
No: 05/MEN/1996 yakni: bagian safety komite didapatkan informasi EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA
bahwa yang melakukan inspeksi kecelakaan (KRAFT PROJECT) telah dilakukan agar
1. Personel yang terlibat harus
kerja di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN sesuai dengan persyaratan K3
mempunyai pengalaman dan
INDONESIA (KRAFT PROJECT) adalah
keahlian yang cukup.
safety komite yang telah terlatih.
2. Catatan inspeksi, pengujian dan b. Hasil observasi yang dilakukan catatan dari
pemantauan yang sedang penerapan inspeksi kerja dipelihara dengan
berlangsung harus dipelihara dan baik dan dijadikan arsip dipelihara dan tersedia
tersedia bagi manajemen, tenaga bagi yang membutuhkan pencacatan inspeksi
kerja dan kontraktor kerja yang tersebut.
terkait
segera pada saat ditemukan dari PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
ketidaksesuaian terhadap persyaratan INDONESIA (KRAFT PROJECT) melakukan
K3 dari hasil inpeksi pengujian dan perbaikan secepatya jika ditemukan hasil yang
pemantauan. tidak sesuai terhadap persyaratan K3.
4. Hasil temuan harus dianalisa dan d. Didapatkan bahwa pelaksanaan inspeksi kerja
ditinjau ulang di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
INDONESIA (KRAFT PROJECT) melakukan
peninjauan ulang atau pengevaluasian ketika
saat safety briefing
205
terhadap satu atau lebih dari risiko kesehatan dan keselamatan kerja.
1. Operation Head
2. HS&E Komite
di tempat kerja.
3. Karyawan
benar
206
debu di gudang.
kematian.
Tabel 4.3 Regulasi APD di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA
(Kraft Project)
APD yang
baru
Tabel 4.4 penggunaan APD di area kerja PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
3. Sarung Tangan
3. Penutup Kepala
209
digunakan secara benar, dipelihara selalu dalam kondisi yang layak pakai PT
alat pelindung diri serta adanya pemeliharaan dan penyimpanan di PT. DHL
digunakan pasti dinyatakan layak pakai sesuai dengan standar yang berlaku.
Dengan adanya penyimpanan dan pemeliharaan oleh perusahaan maka APD yang
(KRAFT PROJECT).
yang dilakukan masih ada saja karyawan yang lalai dalam penggunaan APD
seperti tidak menggunakan penutup kepala atau helm di area kerja yang
seharusnya menggunakan alat pelindung diri seperti helm atau penutup kepala.
210
TABEL 4.5 PERBANDINGAN STANDAR ALAT PELINDUNG DIRI BERDASARKAN PERMENAKER DENGAN PT. DHL
1. Alat pelindung diri disediakan jika a. Hasil dari observasi yang telah dilakukan 1. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
diperlukan dan digunakan secara benar, alat pelindung diri telah disediakan oleh INDONESIA (KRAFT PROJECT)
dipelihara selalu dalam kondisi yang perusahaan serta adanya pemeliharaan telah menerapkan PERMENAKER No.
layak pakai. dan penyimpanan di PT. DHL EXEL 05/MEN/1996 tentang standar APD
SUPPLY CHAIN INDONESIA (KRAFT yang digunakan.
PROJECT), dan dilakukan penilaian 2. Akan tetapi masih ada saja karyawan
risiko terhadap penggunaan APD. yang lalai dalam penggunaan APD
seperti tidak menggunakan penutup
2. Alat pelindung diri yang digunakan b. Dengan adanya penyimpana dan
kepala atau helm di area kerja yang
pasti dinyatakan layak pakai sesuai pemeliharaan oleh perusahaan maka APD
seharusnya menggunakan alat
dengan standar yang berlaku. yang disediakan layak dan di PT. DHL
pelindung diri seperti helm atau
EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA
penutup kepala.
(KRAFT PROJECT) dilakukannya
211
kerusakan pada properti, time loss dan kecelakaan. Hal tersebut juga
yang terjadi yang dianggap penting dan harus segera ada penanganan atau
sesuatu keadaan dimana kondisi dan situasi saat itu dapat mengakibatkan
mencurigakan yang dibawa oleh orang asing atau tidak dikenal atau
pada perusahaan.
keadaan darurat atau bencana, PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA
dalam penanganan kebakaran, bencana alam seperti gempa bumi, dan ancaman
bom.
dilakukan oleh personel yang memiliki kopetensi kerja, PT. DHL EXEL
secara berkala, dilihat dari program simulasi belum berjalan dengan baik.
213
perusahaan.
dan hasil yang didapat di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft
mengenai prosedur keadaan darurat yang sesuai dengan tingkat risiko, dan
Project).
diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala serta hasil yang didapatkan di PT.
DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) Alat dan sistem
tanggap darurat dipelihara dengan baik oleh perusahaan, dan rambu-rambu pintu
darurat dapat dengan mudah terlihat oleh pekerja ketika terjadi keadaan darurat di
perusahaan tersebut.
di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) telah berjalan
simulasi dan memang belum adanya program tentang simulasi tanggap darurat.
214
DENGAN PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) TAHUN 2010
PERMENAKER No: PER 05/MEN/1996 PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN KESIMPULAN
Hal-hal yang dibahas oleh PERMENAKER a. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN Pelaksanaan penerapan kesiapsiagaan tanggap
No:05/MEN/1996 yakni: INDONESIA (Kraft Project) telah darurat di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
memiliki prosedur kesiapsiagaan INDONESIA (Kraft Project) telah berjalan
1. Perusahaan memiliki prosedur untuk
tanggap darurat, terutama dalam dengan baik, akan tetapi belum dilakukannya
menghadapi keadaan darurat atau
penanganan kebakaran, bencana alam simulasi dalam menghadapi keadaan tanggap
bencana.
seperti gempa bumi, dan ancaman bom. darurat karena belum tersedianya waktu untuk
2. Pengujian prosedur secara berkala b. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN melakukan simulasi dan memang belum
tersebut dilakukan oleh personel yang INDONESIA (Kraft Project) belum ada adanya program tentang simulasi tanggap
memiliki kopetensi kerja pengujian prosedur secara berkala, darurat.
dilihat dari program simulasi belum
berjalan dengan baik. Dikarenakan
belum adanya waktu yang dibutuhkan
untuk pelasanaan simulasi di
perusahaan.
3. Untuk instalasi yang mempunyai c. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
215
pengemudi truk.
pertama.
1. Operation Head
2. HS&E Komite
1. Regulasi
5. Penggunaan APD
Project).
kerja termasuk tenaga kerja baru dan yang dipindahkan agar mereka dapat
Project), dan serta dilakukan pelatihan lagi jika ada pemindahan tugas
keselamatan kerja diadakan lagi jika terdapat perubahan proses kerja yang
perusahaan tersebut.
220
TABEL 4.8 PERBANDINGAN STANDAR PELATIHAN KESELAMATAN BERDASARKAN PERMENAKER DENGAN PT.
Hal-hal yang dibahas oleh PERMENAKER a. Pelatihan atau training di PT. DHL Pelaksanaan penerapan pelatihan
No:05/MEN/1996 yakni: EXEL SUPPLY CHAIN keselamatan di PT. DHL EXEL SUPPLY
INDONESIA (Kraft Project) CHAIN INDONESIA (Kraft Project) telah
1. Pelatihan dilakukan oleh orang atau
dilakukan oleh safety komite yang berjalan dengan baik, sesuai dengan
badan yang mempunyai kemampuan
terlatih. prosedur yang telah ada di perusahaan
dan pengalaman yang memadai serta
tersebut. Belum di temukan hambatan-
diakreditasi menurut peraturan
hambatan di perusahaan tersebut.
perundangan yang berlaku.
2. Terdapat fasilitas dan sumber daya b. Pelatihan di PT. DHL EXEL
memadai untuk pelaksanaan SUPPLY CHAIN INDONESIA
pelatihan yang efektif. (Kraft Project) dilakukan didalam
ruangan pertemuan jika tidak
memerlukan kegiatan seperti,
pelatihan tentang penggunaan APD
221
di perusahaan.
223
1. Site Manager
kerja.
Departemen.
perbaikan.
2. Warehouse Supervisor
safety komite.
penyelidikan.
terluka.
3. Safety Komite
4. Pekerja
kecelakaan kerja.
pengetahuan tentang proses kerja dan dipimpin oleh safety komite. Anggota
c) Safety Komite.
kecelakaan.
mendalam tergantung dari aktual dan potensi kecelakaan atau kerusakan dan
dalam lampiran.
226
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dilaporkan dan PT. DHL EXEL
dilakukan oleh petugas atau Ahli K3 yang telah dilatih dan PT DHL EXEL
kecelaan kerja menurut prosedur dilakukan oleh petugas safety komite yang
investigasi kecelakan.
227
DENGAN PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) TAHUN 2010
Hal-hal yang dibahas oleh PERMENAKER a) PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN 1. Selama kegiatan magang belum terlihat
No:05/MEN/1996 yakni: INDONESIA (Kraft Project) telah adanya investigasi kecelakaan di
memiliki prosedur untuk melakukan perusahaan tersebut, dikarenakan
1. Perusahaan mempunyai prosedur
investigasi kecelakaan. belum terdapatnya kecelakaan kerja
penyelidikan kecelakaan dan penyakit
yang terjadi selama kegiatan magang
akibat kerja yang dilaporkan.
berlangsung.
2. Penyelidikan dan pencegahan b) Penyelidikan dan pencegahan kecelaan
2. Pelaksanaan penerapan prosedur
kecelakaan kerja dilakukan oleh kerja menurut prosedur dilakukan oleh
investigasi kecelakaan di PT. DHL
petugas atau Ahli K3 yang telah dilatih. petugas safety komite yang ada di
EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA
perusahaan yang telah terlatih.
(Kraft Project) telah memiliki prosedur
3. Tanggung jawab diberikan kepada c) Sesuai dengan poin tiga menurut investigasi kecelakan.
petugas yang ditunjuk untuk PERMENAKER yang ditunjuk untuk
melaksanakan tindakan perbaikan memberikam tindakan perbaikan di PT.
sehubungan dengan laporan DHL EXEL SUPPLY CHAIN
penyelidikan. INDONESIA (Kraft Project) adalah
228
Operation Head.
229
bekerja, yang dilaksanakan dua minggu sekali dalam sebulan dan di yang
1. Sharing Issue
dengan yang telah dilaksanakan oleh PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
tenaga kerja perusahaan, sesuai dengan yang ada di perusahaan yakni PT.
TABEL 4.10 PERBANDINGAN STANDAR SAFETY BRIEFING BERDASARKAN PERMENAKER DENGAN PT. DHL
Hal-hal yang dibahas oleh PERMENAKER 1. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN Pelaksanaan safety briefing di PT. DHL
No:05/MEN/1996 yakni: INDONESIA (Kraft Project) telah EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA
melakukan safety briefing dan (Kraft Project) telah berjalan dengan baik.
1. Informasi tentang kegiatan dan
menyebarkan informasi-informasi
masalah keselamatan dan kesehatan
penting tentang kegiatan dan
kerja disebarkan secara sistematis
membicarakan permasalaha
kepada seluruh tenaga kerja
keselamatan dengan sharing.
perusahaan.
232
yang sakit atau terluka ditempat kerja untuk mencegah cedera ringan
menjadi berat.
1. Operation Head
2. Komite SH&E
3. Petugas PPPK
dilakukan ketika ada kecelakaan kerja yang terjadi pada karyawan PT. DHL
karyawan tidak sadarkan diri, terluka, patah tulang dan tulang belakang,
terbakar serta luka mata serius. Semua data yang didapat dibikin arsip
memiliki kotak PPPK dengan menggunakan standar hal ini terlampir dalam
lampiran.
2010 yaitu
teknis yang berlaku dan hasil yang didapat dari perusahaan adalah PT.
yang dilakukan telah ada petugas PPPK di PT. DHL EXEL SUPPLY
tentang PPPK.
235
TABEL 4.11 PERBANDINGAN STANDAR FIRST AID BERDASARKAN PERMENAKER DENGAN PT. DHL EXEL
Hal-hal yang dibahas oleh PERMENAKER a. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN Pelaksanaan penerapan pertolongan
No:05/MEN/1996 yakni:: INDONESIA (Kraft Project) telah pertama pertama pada kecelakaan di PT.
disesuaikan denga standar PMI. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
1. Perusahaan telah mengevaluasi alat
INDONESIA (Kraft Project) telah
PPPK dan menjamin bahwa sistem
memiliki prosedur tentang PPPK.
PPPK yang ada memenuhi standar
pedoman teknis yang berlaku.
2. Petugas PPPK telah dilatih dan b. Berdasarkan wawancara yang
ditunjuk sesuai dengan peraturan dilakukan telah ada petugas PPPK
perundang-undangan. di PT. DHL EXEL SUPPLY
CHAIN INDONESIA (Kraft
Project) telah ada dan dilatih
bagaimana petugas tersebut
berhadapan dengan tindakan PPPK.
236
4.3.8 Rambu-Rambu K3
kesehatan kerja adalah untuk agar pekerja dapat mengerti dan mawas diri
Project).
jenis kecelakaan yang mungkin terjadi sehingga pekerja dapat mawas diri
Gambar 4.5 Daftar Gambar dan Jumlah Rambu-Rambu Keselamatan dan Kesehatan
Kerja PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) Tahun 2010
seluruh tenaga kerja, dan hasil observasi yang diperoleh perusahaan telah
240
keadaan darurat diperlihatkan secara jelas dan dapat diketahui oleh seluruh
Seharusnya ada sanksi yang tegas dari perusahaan untuk menindak lanjuti
Papan evakuasi berupa area evakuasi dan exit route yang mudah terlihat oleh
SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project). Masih ada warning sign yang
perlu ada untuk beberapa bahaya kerja yang ada di area kerja di PT. DHL
tetapi tetapi masih ada karyawan atau pekerja yang melanggar rambu-rambu
ada sanksi yang tegas dari perusahaan untuk menindak lanjuti pekerja atau
TABEL 4.12 PERBANDINGAN STANDAR RAMBU-RAMBU K3 BERDASARKAN PERMENAKER DENGAN PT. DHL
PERMENAKER No: PER. 05/MEN/1996 PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN KESIMPULAN
Hal-hal yang telah dibahas diatas telah sesuai a. Mensosialisasikan rambu-rambu K3 1. Pemasangan dan penempatan
dengan PERMENAKER No: PER. dengan berbagai media antara lain, rambu-rambu K3 sudah sesuai
05/MEN/1996 menjelaskan bahwa pemasangan beberapa contoh dengan standar
penggunanaa APD, spanduk K3 dan PERMENAKER.
1. Rambu-rambu mengenai keselamatan
papa evakuasi. Pemasangan rambu- 2. Tetapi masih ada karyawan atau
dan tanda pintu darurat harus dipasang
rambu K3 di area-area yang strategis pekerja yang melanggar rambu-
di tempat-tempat yang mudah dilihat
seperti, di jalan masuk area kerja. rambu K3 yang ada, seperti
oleh seluruh tenaga kerja.
tidak menggunakan helm atau
2. Instruksi keadaan darurat dan b. Papan evakuasi berupa area evakuasi
pelindung kepala seharusnya
hubungan keadaan darurat dan exit route yang mudah terlihat
dikawasan tersebut telah
diperlihatkan secara jelas dan dapat oleh pekerja dan pihak yang terkait
terpasang rambu-rambu K3
diketahui oleh seluruh tenaga kerja. dengan perusahaan. Masih ada
untuk menggunakan helm atau
Pelaksanaan penerapan rambu-rambu warning sign yang perlu ada untuk
pelindung kepala
K3 di PT. DHL EXEL SUPPLY beberapa bahaya kerja yang ada di
3. Pelaksanaan penerapan rambu-
243
CHAIN INDONESIA (Kraft Project) area kerja di PT. DHL EXEL rambu K3 di PT. DHL EXEL
telah berjalan dengan baik. SUPPLY CHAIN INDONESIA SUPPLY CHAIN INDONESIA
Seharusnya ada sanksi yang tegas dari (Kraft Project) seperti, bahaya (Kraft Project) telah berjalan
perusahaan untuk menindak lanjuti terpeleset, bahaya tertimpa, dengan baik. Seharusnya ada
pekerja atau karyawan yang tidak penggunaan APD berupa helm, sanksi yang tegas dari
mematuhi rambu-rambu keselamatan. penggunaan sarung tangan ketika perusahaan untuk menindak
mengangkut barang, bahaya terjepit. lanjuti pekerja atau karyawan
yang tidak mematuhi rambu-
rambu keselamatan.
244
ke tingkat penerimaan.
agar tidak terkena risiko atau bahaya secara tepat dan efektif diterapkan
Project) adalah:
1. Operation Head
2. Warehouse Supervisor
3. Safety Komite
tahun sekali.
245
perusahaan. Prosedur ini juga berlaku untuk semua bahaya yang melekat
pada pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja yang mungkin timbul ketika
lampiran.
246
oleh petugas yang berkompeten dan PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
terhadap penerapan analisis bahaya dan penilaian risiko di tempat kerja tersendiri.
247
TABEL 4.13 PERBANDINGAN STANDAR ANALISIS BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO BERDASARKAN
PERMENAKER DENGAN . PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) TAHUN 2010
Hal-hal yang dibahas oleh PERMENAKER 1. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN 1. Seharusnya PT. DHL EXEL SUPPLY
No:05/MEN/1996 yakni: INDONESIA (Kraft Project)
CHAIN INDONESIA (Kraft Project)
melakukan analisis bahaya dan
1. Identifikasi dan penilaian dilaksanakan memperkerjakan pekerja yang
penilaian risiko dilaksanakan oleh
oleh petugas yang berkompeten.
petugas yang terlatih, tetapi Analisis bertanggung jawab terhadap penerapan
bahaya dan penialaian risiko di tempat
analisis bahaya dan penilaian risiko di
kerja di PT. DHL EXEL SUPPLY
tempat kerja tersendiri.
CHAIN INDONESIA (Kraft Projct)
belum pernah dilakukan karena
terdapat hambatan-hambatan seperti
kurangnya sumber daya yang cukup
bagian SHE Representatif dari
perusahaan PT. DHL (Safety Health
And Environment) memegang jabatan
selain dari jabatan sebagai SHE.
248
249
1. Operation Head
2. HS&E Komite
kesehatan kerja.
3. Petugas Keamanan
pengunjung.
250
seluruh pengunjung.
persyaratan untuk memberikan briefing kepada pengunjung dan mitra kerja guna
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja hasil yang didapat di PT. DHL EXEL
251
pengenalan bahaya yang ada dan untuk menggunakan APD ketika pengunjung
masuk ke area gudang, dan diberi tanda visitor untuk bisa masuk ke dalam area
gudang.
dikarenakan petugas security belum bisa menjelaskan dengan baik dan diberikan
TABEL 4.14 PERBANDINGAN STANDAR KOMUNIKASI EKSTERNAL BERDASARKAN PERMENAKER DENGAN PT.
Hal-hal yang dibahas oleh PERMENAKER 1. PT. DHL 1. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
No:05/MEN/1996 yakni: EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA INDONESIA (Kraft Project)telah ada
(Kraft Project) memiliki prosedur prosedur mengenai komunikasi
1. Terdapat prosedur yang menetapkan
tentang pengenalan bahaya yang ada eksternal, tetapi pelaksanaan prosedur
persyaratan untuk memberikan briefing
dan untuk menggunakan APD ketika tentang keselamatan pengunjung
kepada pengunjung dan mitra kerja
pengunjung masuk ke area gudang, dan belum terlaksana dengan baik,
guna menjamin keselamatan dan
diberi tanda visitor untuk bisa masuk ke dikarenakan petugas security belum
kesehatan kerja.
dalam area gudang. bisa menjelaskan dengan baik dan
diberikan pelatihan tentang pengenalan
bahaya dan keselamatan terhadap
pengunjung.
2. Petugas security sebaiknya diberikan
pelatihan tentang penyampaian
keselamatan pengunjung agar
keselamatan pengunjung dapat terjaga
253
dengan baik.
254
tak terduga mulai dari mesin atau peralatan saat sedang diperbaiki atau
pemeliharaan.
adalah:
1. Operation Head
keselamatan kerja
2. HS&E Komite
3. Kontraktor Maintenance
4. Karyawan
LOTO
tahun 2010.
TABEL 4.15 PERBANDINGAN STANDAR LOTO BERDASARKAN PERMENAKER DENGAN PT. DHL EXEL SUPPLY
Hal-hal yang dibahas oleh PERMENAKER a. Berdasarkan hasil wawancara dan PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
No:05/MEN/1996 yakni: observasi lapangan yang dilakukan INDONESIA (Kraft Project) telah memiliki
perusahaan telah memberlakukan prosedur tentang penggunaan serta
1. Terdapat pengendalian atas tempat-
pembatasan ijin ketika terjadi penerapan LOTO di tempat kerja.
tempat dengan pembatasan ijin masuk.
pemeliharaan dan perbaikan
peralatan mesin, hanya orang-orang
yang berwenang yang boleh masuk.
257
Project). Tujuan dari reward adalah untuk memotivasi kerja karyawan agar
melakukan kesalahan atau tidak melakukan sesuai dengan standar SOP yang
cepat menangani suatu kejadian dari proses kerja. Karyawan atau pekerja
diberikan surat peringatan pertama yang berlaku selama enam bulan, hal ini
jika karyawan masih tetap melakukan kesalahan yang sama maka diberikan
surat peringatan kedua yang berlaku enam bulan juga, jika masih melakukan
kesalahan yang sama juga diberikan surat peringatan ketiga, jika masih juga
melakukan kesalahan maka akan dikenakan final warning letter atau PHK
4.3.13 Audit
dilakukan sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Tujuan dari audit yaitu
komite yang dilakukan setiap sebulan sekali dan adapula perlakuan audit
hal yang dilihat adalah ada tidaknya prosedur kebijakan, APAR (Alat
Forklift Safety, Charging Room, Emergency Plan, Kotak PPPK, dll. Jika
tersebut, dan target PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft
HS&E.
TABEL 4.16 PERBANDINGAN STANDAR AUDIT BERDASARKAN PERMENAKER DENGAN PT. DHL EXEL
Hal-hal yang dibahas oleh a. PT. DHL EXEL SUPPLY 1. Dari point-point yang ada di
PERMENAKER No:05/MEN/1996 CHAIN INDONESIA (Kraft PEREMENAKER No. PER.
yakni: Project) telah dilaksanakan 05/MEN/ 1996 mengenai audit,
secara berkelanjutan dan PT. DHL EXEL SUPPLY
1. Audit sistem manajemen K3 yang
terjadual dengan baik yaitu setiap CHAIN INDONESIA (Kraft
terjadual dilaksanakan untuk
satu kali dalam sebulan. Project) sudah melaksanakan
memeriksa kesesuaian kegiatan
dengan baik.
perencanaan dan untuk
2. PT. DHL EXEL SUPPLY
menentukan apakah kegiatan
CHAIN INDONESIA (Kraft
tersebut efektif.
Project) telah memiliki prosedur
2. Audit Internal Sistem manajamen b. Audit internal yang dilakukan di
audit yang baik dan telah
K3 dilakukan oleh petugas yang PT. DHL EXEL SUPPLY
dilaksanakan sesuai dengan
berkompeten dan independent di CHAIN INDONESIA (Kraft
prosedur tersebut.
perusahaan. Project)dilakukan oleh safety
komite yang telah dilatih untuk
262
melaksanakan audit
diperusahaan.
Dari ketiga belas program keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di PT.
DHL EXEL SUPPLY CHAIN (Kraft Project) dan jika dilihat dari literatur yang
dijelaskan oleh DNV maka program-program yang telah dilaksanakan di PT. DHL
EXEL SUPPLY CHAIN (Kraft Project) belum bisa menjabarkan ke dua puluh program
keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dikeluarkan oleh DNV. Jika dilihat dari
ketiga belas program yang telah diterapkan di PT.DHL EXEL SUPPLY CHAIN
INDONESIA (Kraft Project) hanya memenuhi beberapa kriteria atau poin-poin program
memiliki prosedur mengenai Sebab dan Akibat Kerugian secara spesifik dan
melaksanakan program Penilaian Risiko Praktis yang disebutkan oleh DNV dengan
e) Investigasi Insiden
salah satu poin dalam DNV dikarenakan adanya hambatan-hambatan yang ditemui.
g) Inspeksi Terencana
melaksanakan program Inspeksi Terencana yang disebutkan dalam salah satu poin
h) Analisa Tugas
perusahaan tersebut, akan tetapi belum adanya prosedur yang jelas mengenai
i) Observasi Kinerja
perusahaan dengan melakukan sharing dalam safety briefing guna mencari solusi
Project).
j) Komunikasi Tim
melaksanakan Komunikasi Tim yang disebutkan dalam salah satu poin DNV,
k) Komunikasi Pribadi
perusahaan tersebut.
l) Pelatihan
267
m) Pemecahan Masalah
q) Kesehatan Kerja
PT.DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) yakni First Aid
r) Manajemen Lingkungan
melakukan pemeriksaan dan pemberantasan hama, serta menyewa suatu badan atau
tersebut.
s) Ergonomik
Tabel 4.17 Penerapan Program K3 DNV dan PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
INDONESIA (Kraft Project)
2. Penilaian Risiko Praktis Analisis Bahaya dan PT. DHL EXEL SUPPLY
Penilaian Risiko CHAIN INDONESIA (Kraft
Project) melaksanakan Penilaian
Risiko Praktis dengan
melaksanakan Analisis Bahaya
dan Penilaian Risiko
4. Motivasi dan Tingkah Reward dan Punishment PT. DHL EXEL SUPPLY
Laku CHAIN INDONESIA (Kraft
Project) melaksanakan Motivasi
dan Tingkah Laku dengan
melaksanakan Pemakaian Reward
dan Punishment di perusahaan
19. Ergonomik Manual Handling dan Manual PT. DHL EXEL SUPPLY
Handlin equipment CHAIN INDONESIA (Kraft
Project) melaksanakan Ergonomik
dengan melaksanakan Manual
Handling dan Manual Handling
Equipment di perusahaan
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) merupakan salah satu anak perusahaan
PT. DHL. Perusahaan ini bergerak dalam penyimpanan dan pengiriman barang Kraft.
2. Dari ketiga belas program yang telah dilakukan di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA
(KRAFT PROJECT) dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori program yakni, program-program
3. Program-program yang terkait dengan keselamatan kerja yang dilaksanakan di di PT. DHL EXEL
SUPPLY CHAIN INDONESIA (KRAFT PROJECT) yakni, Inspeksi di Area Kerja, APD, Kesiapsiagaan
Rambu-Rambu K3, Analisis Bahaya dan Penilaian Risiko, Komunikasi Eksternal (Safety Briefing),
4. Program yang terkait dengan kesehatan kerja yakni First Aid yang dilakukan di di PT. DHL EXEL
5. Program inspeksi kerja di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (KRAFT PROJECT) telah
dilakukan agar sesuai dengan persyaratan K3, dan telah sesuai dengan persyaratan yang
6. Standar alat pelindung diri di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (KRAFT
yang digunakan, akan tetapi masih ada saja karyawan yang lalai dalam penggunaan APD
CHAIN INDONESIA (Kraft Project) telah berjalan dengan baik, akan tetapi belum
dilakukannya simulasi dalam menghadapi keadaan tanggap darurat untuk melihat respon
pekerja dalam menghadapi keadaan darurat ditempat kerja, karena belum tersedianya
waktu untuk melakukan simulasi dan memang belum adanya program tentang simulasi
tanggap darurat.
8. Pelaksanaan penerapan pelatihan keselamatan di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft
Project) telah berjalan dengan baik, sesuai dengan prosedur yang telah ada di perusahaan
tersebut, dikarenakan belum terdapatnya kecelakaan kerja yang terjadi selama kegiatan
magang berlangsung. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project)
10. Pelaksanaan safety briefing di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) telah
berjalan dengan baik, serta telah sesuai dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh
PERMENAKER No:05/MEN/1996.
11. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) telah memiliki prosedur tentang tata
cara pelaksanaan penerapan pertolongan pertama pada kecelakaan di perusahaan, dan dalam
12. Pemasangan dan penempatan rambu-rambu K3 sudah sesuai dengan standar PERMENAKER.
Tetapi masih ada karyawan atau pekerja yang melanggar rambu-rambu K3 yang ada, seperti
276
tidak menggunakan helm atau pelindung kepala seharusnya dikawasan tersebut telah terpasang
rambu-rambu K3 di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) telah berjalan
dengan baik.
13. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) telah memiliki prosedur
tentang analisis bahaya dan penilaian risiko di perusahaan, dan adanya petugas terlatih
untuk melakukan program tersebut. Akan tetapi Analisis bahaya dan penialaian risiko di
tempat kerja di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) belum
yang cukup bagian SHE Representatif dari perusahaan PT. DHL (Safety Health And
14. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) memiliki prosedur tentang pengenalan
bahaya yang ada dan untuk menggunakan APD ketika pengunjung masuk ke area gudang, dan
diberi tanda visitor untuk bisa masuk ke dalam area gudang. Program ini kurang berjalan dengan
baik dikarenakan petugas security belum bisa menjelaskan dengan baik kepada pengunjung
15. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) telah memiliki prosedur tentang
penggunaan serta penerapan LOTO di tempat kerja, dan telah sesuai dengan PERMENAKER
PERMENAKER No:05/MEN/1996.
16. Pelaksanaan pemberian Reward atau penghargaan dan Punishment atau sanksi di PT. DHL EXEL
17. Dari point-point yang ada di PEREMENAKER No. PER. 05/MEN/ 1996 mengenai audit,
PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) sudah melaksanakan
dengan baik. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) telah
277
memiliki prosedur audit yang baik dan telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur
tersebut.
5.2 Saran
1. Pemberian sanksi yang tegas guna memberi hukuman kepada karyawan yang lalai
dalam penggunaan APD atau tidak mematuhi rambu-rambu K3 yang telah ada di PT.
2. Perlu diadakan simulasi kerja atau reka insiden di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN
INDONESIA (Kraft Project) untuk melihat respon pekerja ketika terjadi keadaan
3. Masih ada warning sign yang perlu ada dan dipasang untuk beberapa bahaya kerja
yang ada di area kerja di PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft
Project) seperti, bahaya terpeleset, bahaya tertimpa, penggunaan APD berupa helm,
kerja yang ada di perusahaan terhadap pengunjung atau visitor di perusahaan tersebut.
6. Masih perlu ditambahkan lagi program-program yang K3 yang ada di PT. DHL
program yang telah disebutkan oleh DNV. Program-program yang belum terlaksana
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
279
Frank E. Bird, Jr. and George L, Germany, 1996 “Practical Loss Control Leadership”, Loganville, Georgia
Departemen Tenaga Kerja RI, 1996, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta.
Heirich, H.W et al. 1996. A Safety Management Approach in Industrial Accident Prevention. New York.
Milos Nedved, M.Sc, Ph.d, Cert. Ed dan Soemanto Imamkhasani, Drs, Ph.d, Dasar-Dasar Keselamatan
Suma’mur, P.K. 1995. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.
Suma’mur. 1981, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Toko Gunung
Agung.
Suma’mur PK, Alex Papilaya, John S Nimpoeno, Sukaman, R.P. Sidabutar, Penyakit-Penyakit Akibat Kerja.
Sahab, Syukri. Dr, MS, Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: PT. Bina Sumber
Donovan, J.J. (2001). Work motivation. In N.Anderson, D.S. Ones, &H.K. Sinangil (Eds), The
Wright, P.L. (1991) Motivation in Organizations. In M. Smith (Ed), Analysing Organizational Behaviour
Suardi, Rudi. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit PPM
281
282