Anda di halaman 1dari 109

UTAMAKAN KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA

1
K3 bersifat Universal

Semua pihak berkepentingan


untuk menghindari resiko
kecelakaan kerja
Si apa yang perl u K3?
Setiap orang yang melakukan suatu pekerjaan di tempat
kerjanya
Termasuk ANDA ...!

Mengapa SAYA perlu K3

... karena ANDA tidak ingin mengalami cedera/ luka,penyakit atau


kematian

...karena ANDA tidak ingin kehilangan barang atau harta benda

... karena ANDA tidak ingin kehilangan orang-orang yang ANDA


sayangi akibat kecelakaan

...karena ANDA bekerja untuk menyambung hidup,bukan untukcedera


atausakit

3
Dimana SAYA perlu K3?
Pada saat ANDA berada:
 di rumah (Home Safe)
 di perjalanan (Drive Safe)
 di tempat kerja/kantor (Work Safe)

Kapan SAYA perlu K3?


Setiap saat, pada waktu ANDA melakukan suatu pekerjaan.
di rumah, misalnya: pada waktu memasak di dapur, membersihkan
rumah, memperbaiki lampu/ listrik, dan lain-lain.

di perjalanan, misalnya: pada waktu mengemudikan mobil, menggunakan


kendaraan umum, berjalan kaki, dan lain sebagainya.

di tempat kerja, misalnya: pada waktu mengoperasikan suatu mesin atau


peralatan, bekerja sambil duduk dalam waktu lama
4
MAUKAH ANDA SEPERTI INI???

P2K3 PT. Liku Telaga


Pendekatan K3
• Hukum
• Kemanusiaan
• Ekonomi
• Philosophy
UTAMAKAN KESELAMATAN • Keilmuan
DAN KESEHATAN KERJA

6
Undang undang No 1 tahun 1970
Pendekatan K3
• Pendekatan Hukum
• K3 merupakan ketentuan perundangan .
Keselamatan Kerja

• K3 wajib dilaksanakan
• Pelanggaran thd K3 dpt dikenakan
sangsi pidana (denda/kurungan)
• Tujuan :
• Melindungi TK dan orang lain, asset dan
lingkungan hidup

7
Pendekatan K3
• Pendekatan Kemanusiaan
• Kecelakaan menimbulkan
penderitaan bagi sikorban/
keluarganya.
• K3 melindungi pekerja dan
masyarakat
• K3 bagian dari HAM

8
Pendekatan K3
• Pendekatan Ekonomi
• K3 mencegah kerugian
• Meningkatkan produktivitas

9
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Philosophy
Upaya atau pemikiran dan
penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya
dan budaya, untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja

10
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Suatu ilmu pengetahuan dan


Keilmuan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit akibat
kerja , dll

“ACCIDENT PREVENTION”
11
SAFE/AMAN adalah suatu kondisi sumber
bahaya telah ter-identifikasi dan
telah dikendalikan ke tingkat yang
memadai

12
Keselamatan (Safety)

1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan


(control of accident loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan


menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)

13
6
Tujuan safety
1. Mengamankan suatu sistem kegiatan /
pekerjaan mulai dari input, proses maupun
output. Kegiatan yang dimaksud bisa berupa
kegiatan produksi di dalam industri maupun
diluar industri seperti di sektor public dan yang
lainnya.
2. Selain itu penerapan program safety juga
diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan (well-being)

14
8
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.

15
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada
saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident.

16
3
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan berakibat cedera
pada manusia, kerusakan
barang, gangguan terhadap
pekerjaan dan pencemaran
lingkungan.

17
4
DANGER
hampir putus
putus INSIDENT

ACCIDENT

18
“RISK”
Resiko adalah ukuran
kemungkinan kerugian yang akan
timbul dari sumber bahaya
(hazard) tertentu yang terjadi.

19
20
ilustrasi

SEKOLAHAN
RUMAH

KECELAKAAN

1. Kec. diluar hub. Kerja

2. Kec. dalam hub. Kerja

3. Kecelakaan kerja
Tempat kerja

21
Jenis / Type Kecelakaan

• Gangguan proses produksi


• Gangguan pelayanan
• Cidera atau gangguan kesehatan
• Kerusakan peralatan
• Pencemaran lingkungan
• Kebakaran / peledakan

22
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN

23
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN/KEBAKARAN
$1 BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji & kompensasi yg dibayar

$5 HINGGA $50 • Kerusakan peralatan


• Kerusakan produk dan material
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: • Hambatan dan ganguan produksi
KERUSAKAN PROPERTI • Biaya legal hukum
(BIAYA YANG TAK • Biaya fasilitas dan perawatan gawat
darurat
DIASURANSIKAN)
• Sewa peralatan
• Kehilangan Waktu untuk penyelidikan
$1 HINGGA $3 Biaya pemakaian pekerja pengganti / melatih
• Upah lembur
BIAYA LAIN YANG • Ekstra waktu untuk kerja administrasi
TAK DIASURANSIKAN • Berkurangnya hasil produksi akibat dari sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik

24
Piramida Kecelakaan
Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan
dan tercatat Kecelakaan Ringan
Kerusakan
Properti
Nyaris
Celaka
• Perbuatan &
Kondisi Tidak
Aman
• Bahaya

25
Strategi Pengendalian Kecelakaan
• Engineering Control (Standar Keteknikan)
• Human Control (Kompetensi SDM)
• Management Control (Penerapan SMK3)

26
Safe
Engineering Human
Control Control
Unsafe Unsafe
JSA JSO
Condition Act
Adm
Procedure

Management
Failure
OSH
Management System 27
PRINSIP PENCEGAHAN
KECELAKAAN

• MENINGKATKAN KESADARAN K3 MELALUI


• LANGKAH PROMOTIF PREVENTIF
• LANGKAH REFRESIF NON JUSTISIA
• LANGKAH REPRESIF JUSTISIA

• KEGIATAN SOSIALISASI
• PENYEMPURNAAN PERATURAN PERUNDANGAN
• REWARD & PUNISHMENT

28
POTENSI SUMBER BAHAYA
KEC. KERJA
• MODERNISASI
• MEKANISASI
• ELECTRIFIKASI
• BAHAN BERBAHAYA
• INTENSITAS KERJA

29
Prinsip dasar penerapan K3

Tindakan
Risk assessment
identifikasi & analisa Pengendalian
potensi bahaya bahaya

HAZARD CONTROL

30 1/13/2020
HIRARKI PENGENDALIAN BAHAYA

ELIMINASI
1
2 SUBSTITUSI

3 REKAYASA/
ENGINEERING

PENGENDALIAN
4 ADMINISTRATIF

5 APD

31
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk
pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan
pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
 Pemasangan alat pelindung mesin
 Pemasangan general dan local ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis

32
Hirarki Pengendalian Risiko K3

☻ Pengendalian Administratif
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja
 Pembentukan sistem kerja
 Pelatihan karyawan
☻ Alat Pelindung Diri
 Helmet
 Safety Shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles

33
Pencegahan Kecelakaan Kerja
1. Peraturan (regulasi, kebijakan K3)
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Penelitan Teknik (rekayasa engineering)
5. Penelitian Medis
6. Penelitian Psikologis
7. Penelitian Statistik
8. Pendidikan
9. Pelatihan
10. Persuasi
11. Asuransi
12. Penerapan 1 s/d 10
Ref. Accident Preventions, ILO 34
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
 STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan
pelak K3
 INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
 RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan
bid K3 sesuai perkemb ilmu pengetahuan, tehnik &
teknologi
 PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi TK
 PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan
melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi-
sanksi
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)

 ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3

 PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja
1. Pengesahan gambar rencana
2 Pengesahan pemakaian instalasi
3. Penunjukan PJK3 bidang listrik
- Perencana
- Instalatur
- Jasa riksa/uji
- Jasa pembinaan
4. Sertifikasi dan lisensi kompetensi personel
38 1/13/2020
Prosedur Sertifikasi Alat / Instalasi

Pemeriks
aan/Perhi
tungan
teknis Riksa/Uji Riksa Uji
Commissi
oning Berkala

Gbr Pasang Dipakai/


Rencana (Instal) Digunakan Aman
Terkendali

Pengesahan Pengesahan
Gbr Rencana Pemakaian
“HAZARD” (potensi bahaya)
Adalah suatu kondisi yang dapat
minimbulkan / menyebabkan
gangguan/ kegagalan
kecelakaan/kerusakan

Hazard dapat berupa :


 bahan-bahan , peralatan, cara kerja,
proses kerja sifat pekerjaan dan
lingkungan kerja.
40
HAZARD

41
Jenis Potensi Bahaya
(Hazard)
(Hazard)
• Physical
• Chemical
• Electrical
• Mechanical
• Physiological
• Biological
• Ergonomic 42
43
( H.W. HEINRICH, 1931)

ENVIRON
PERSON HAZARD ACCIDENT INJURY
MENT

SOCIAL
ENVIRON- UNSAFE
MENT ACT /
UNSAFE
FAULT CONDITION
OF
PERSON

Kondisi kerja Kelalaian Tindakan/kondisi Kecelakaan Cidera


manusia 44 aman
tidak
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG (Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN> KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985
45
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

KERUGIAN

46
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
INSIDEN

 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk


 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran 47
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN  PERALATAN RUSAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN
SEBAB LANGSUNG

TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG


 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN
 PAKAI APD TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PEMUATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 TERPAPAR RADIASI
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN  VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR 48
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 KEMAMPUAN FISIK ATAU  PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN


PHISIOLOGI TIDAK LAYAK  ENGINEERING
SEBAB DASAR
 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK  PENGADAAN (PURCHASING)
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  KURANG PERALATAN
 STRESS MENTAL  MAINTENANCE
 KURANG PENGETAHUAN  STANDAR KERJA
 KURANG KEAHLIAN  SALAH PAKAI/SALAH
 MOTIVASI TIDAK LAYAK MENGGUNAKAN

49
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 PROGRAM TIDAK SESUAI


 STANDARD TIDAK SESUAI
LACK OF CONTROL

 KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR

50
ANALISA KECELAKAAN KERJA
Pert. Menaker No 03/98

SUMBER BAHAYA

Tindakan Kondisi Tipe Sumber Akibat

KECELAKAAN

51
A. Akibat kecelakaan
Korban manusia ( ….. orang)

- Meninggal
- Luka berat
- Luka ringan

Kerugian Material (Rp…………)


- Bangunan
- Peralatan/Mesin
- Bahan Baku
- Bahan setengah jadi
- Bahan jadi

Kerugian waktu kerja


(…. jam kerja orang)
52
B. Sumber kecelakaan
1. Mesin produksi 10. Peralatan listrik
2. Penggerak mula dan 11. Bahan kimia
pompa 12. Debu berbahaya
3. Lift 13. Radiasi dan bahan
4. Pesawat angkat. radioaktif
5. Converyor 14. Faktor lingkungan
6. Pesawat angkut 15. Bahan mudah terbakar
7 Alat transmisi mekanik dan benda panas
(rantai,pulley, dll). 16. Binatang
8 Perkakas kerja tangan 17. Permukaan lantai
9. Pesawat uap dan bejana kerja
tekan 18. Lain-lain.
53
C . Type Kecelakaan
1. Terbentur
2. Terpukul
3. Tertangkap pada, dalam atau
diantara benda
4 Jatuh dari ketinggian yang
sama.
5. Jatuh dari ketinggian yang
berbeda.
6. Tergelincir.
7. Terpapar
8. Penghisapan, penyerapan
9. Tersentuh aliran listrik.
10. Lain-lain.

54
D. Kondisi berbahaya
1. Pengamanan yang tidak
sempurna
2 Peralatan/bahan yang tidak
seharusnya
3. Kecacatan, ketidak sempurnaan
4. Prosedur yang tidak aman
5. Penerangan tidak sempurna
6. Iklim kerja yang tidak aman
7. Tekanan udara yang tidak
aman 55

8. Getaran yang berbahaya


E. Tindakan berbahaya
1. Melakukan pekerjaan tanpa wewenang,
2. Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi
4 Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa
peralatan.
5. Melakukan Proses dengan tidak aman
6. Posisi atau sikap tubuh tidak aman
7. Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya
8. Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono /
berkelakar, mengagetkan dan lain-lain.
9. Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang
ditentukan.
10. Lain-lain.
56
Tindak lanjut
penanganan kecelakaan
- Pimpinan menetapkan kebijakan
lebih lanjut dalam kaitan kasus-
kasus kecelakaan yang terjadi
- Jaminan santunan dan
rehabilitasi kecelakaan kerja.
- Penyidikan terhadap penanggung
jawab terjadinya kecelakaan.
- Pembinaan yang perlu segera
dilakukan bersangkutan.
- Dan sebagainya.

57
Sumber
BAHAYA

58
Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera ?
Sumber bahaya ditempat kerja dapat berasal dari ;

• Bahan/material
• Alat/Mesin
• Metode kerja
• Lingkungan kerja

59
Tahap pertama dalam kegiatan manajemen risiko dimana kita
melakukan identifikasi bahaya yang terdapat dalam suatu kegiatan
atau proses.

Ada tiga pertanyaan yang dapat dipakai sebagai panduan;

• Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera/loss ?


• Target apa saja yang terkena/terpengaruh bahaya ?
• Bagaimana mekanisme cedera/loss dapat timbul ?

60
Target yang mungkin terkena/terpengaruh sumber
bahaya ;

• manusia
• produk
• peralatan/fasilitas
• lingkungan
• proses (downtime)
• reputasi
• lainnya ??

61
Bagaimana cidera dapat terjadi ?
Apakah seseorang dapat ………………?
1. Jatuh dari (elevasi sama dan berbeda)
2. Tertimpa/terkena benda jatuh
3. Terbentur/tertabrak
4. Terjebak/terjepit
5. Mengeluarkan tenaga berlebihan
6. Terpapar/kontak dengan suhu berlebihan
7. Terpapar/kontak dengan arus listrik
8. Terpapar/kontak dengan bahan berbahaya
62
Identifikasi Bahaya
• Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan
Identifikasi Bahaya guna mengetahui potensi
bahaya dalam setiap pekerjaan.
• Identifikasi Bahaya dilakukan bersama pengawas
pekerjaan dan Safety Departement.
• Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang
sudah baku seperti Check List, JSA, JSO,What If,
dsb.
• Semua hasil identifikasi Bahaya harus
didokumentasikan dengan baik dan dijadikan
sebagai pedoman dalam melakukan setiap
kegiatan.

63
3 LANGKAH SEDERHANA
(untuk mengetahui potensi bahaya)

Identifikasi potensi bahaya disekitar


lingkungan kerja kita
Lakukan penilaian risiko-nya
Segera lakukan perubahan

64
• Melakukan pengamanan listrik
dan peralatannya.
• Menjaga adanya api terbuka.
• Mengamankan bahan cair dan
gas yang mudah menyala.
• Mengamankan penempatan
pekerjaan las,pemotong logam
& B3.
• Pengamanan terhadap
hambatan pada saran jalan
keluar.
• Pengawasan terhadap sistem
pengendali asap & lampu HAZARD
darurat. HAZARD
• Mengamankan pintu keluar
terakhir (exit discharge).
65
INTENSITAS Phenomena kebakaran

3 - 10 menit

STEDY
Fully development fires
(600-1000 o C)

TIME

Source
Energi
 Pembebanan lebih
 Sambungan tidak sempurna
 Perlengkapan tidak standar
 Pembatas arus tidak sesuai
 Kebocoran isolasi
 Listrik statik
 Sambaran petir
DI TEMPAT KERJA ANDA
• Apakah ada peluang utk terjadi kebakaran
• Apa konsekuensinya bila terjadi kebakaran
• Upaya apa yang telah dilakukan
FIRE PREVENTION

PRE FIRE POST FIRE


CONTROL IN CASE FIRE CONTROL
CONTROL

FIRE SAFETY MANAGEMENT


PRE FIRE CONTROL

Identifikasi potensi bahaya kebakaran


Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran
Identifikasi skenario kebakaran
Perencanaan system proteksi kebakaran (Aktif/Pasif)
Perencanaan tanggap darurat (FEP)
Pembentukan organisasi
Pelatihan/Sertifikasi
Psl. 2 (1) (2) & (3)
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Antara lain :
- Informasi sumber bahaya dan cara pencegahannya;
- Jenis sarana prot kebakaran, petunjuk pemeliharaan,
dan cara penggunaannya;
- Prosedur kerja aman
- Prosedur dalam keadaan darurat
Psl 2 (4)
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Sebelum kebakaran terjadi segala kemungkinan resiko


harus sudah diprediksikan sebelumnya melalui metoda al :
fire risk assessment, fire scenario, out come &
effect of fires, sehingga sumber daya yang dibutuhan
dan prosedur dalam keadaan darurat dapat direncanakan
sesuai potensi yang ada
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
FIRE EMERGENCY PLAN
Lapis II
Fire Men
Lapis IV
Dinas Pemadam
Lapis III
Bantuan
dari lingkungan
Lapis I
Pet. Peran
Kebakaran

POSKO
POST
FIRE CONTROL

•INVESTIGASI

• ANALISIS

• REKOMENDASI

• REHABILITASI
INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN

TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN
OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK MENDETEKSI
KEBAKARAN SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA

E TINDAKAN PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN


DAPAT SEGERA DILAKUKAN.

Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran


harus sudah berhasil diatasi.
sebelum 10 menit sejak penyalaan
Hazard Identification & Risk Assessment
Control

(HIRAC)
• Apakah ada sumber potensi bahaya
• Seberapa besar potensi dan kemungkinannya
• Apa akibat dan pengaruhnya
• Bagaimana pencegahannya

77
Identification

• Setiap lokasi tempat kerja memiliki karakteristik


berbeda.
• Lakukan identifikasi potensi bahaya pada setiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.
• Buat mapping potensi bahaya menurut area atau
bidang kegiatan masing-masing

78
Identification Evaluation

• Adakan evaluasi tentang potensi bahaya


untuk menentukan skala prioritas
berdasarkan Hazards Rating.
• Susun Risk Rating dari semua kegiatan
kerja yang akan dilakukan

79
Develops
Develops
Identification Evaluation The Plan
The Plan

• Berdasarkan hasil Identifikasi dan Evaluasi susun


rencana pengendalian dan pencegahan kecelakaan
• Terapkan konsep Manajemen Keselamatan Kerja
yang baku
• Susun Program Implementasi dan program-program
K3 yang akan dilakukan (tiap elemen kegiatan)

80
Develops implemen-
Identification Evaluation Implementasi
tation
The Plan

• Rencana kerja yang telah disusun


implementasikan dengan baik.
• Sediakan sumberdaya yang diperlukan
untuk menjalankan program K3
• Susun Kebijakan K3 terpadu

81
Develops
Identification Evaluation Implementasi Monitoring
Monitoring
The Plan

• Buat program untuk memonitor


pelaksanaan K3 dalam perusahaan.
• Susun sistim audit dan inspeksi yang baik
sesuai dengan kondisi perusahaan.

82
KYT

Kiken = Bahaya
Yochi = Prediksi
Training = Latihan

83
84
What are hazards in these picture ?

85
Data potensi bahaya
No Lokasi Potensi bahaya Resiko/ Rekomendasi
Hazard Risk Recommendation
1
2
3
4

86
• INSPEKSI ;
1. Inspeksi terhadap potensi sumber
kebakaran baik didalam/diluar
gedung.
2. Inspeksi terhadap sarana proteksi
kebakaran dan jalan keluar.
• UJI COBA KINERJA PERALATAN
;
1. Daftar periksa (check list) sebagai
panduan.
2. Pencantuman label inspeksi.
3. Laporan / rekaman tertulis tentang
hasil pemeriksaan.

87
INSPEKSI PERALATAN PEMDAM KEBAKARAN

Fire Alarm Fire Extinguisher

88
Fire Hosereel Material yang mudah terbakar
INSPEKSI PERALATAN PEMDAM KEBAKARAN

Fire Alarm Fire Hosereel

Powder CO2 89
Fire Extinguisher
• Pemeliharaan dilakukan dalam rangka
untuk menjaga agar proteksi / peralatan
kebakaran selalu dalam kondisi baik dan
siap pakai.

• Perawatan dilakukan dalam rangka untuk


memperbaiki apabila terjadi kerusakan
maupun sudah habis masa berlakunya
suatu alat pemadam api.

90
Safe Working Practices

• Harus disusun pedoman keselamatan untuk


setiap pekerjaan berbahaya dilingkungan
proyek misalnya :
– Pekerjaan Pengelasan
– Scaffolding
– Bekerja diketinggian
– Penggunaan Bahan Kimia berbahaya
– Bekerja diruangan tertutup
– Bekerja diperalatan mekanis dsb.
91
Sistim Ijin Kerja
• Untuk mencegah kecelakaan dari berbagai
kegiatan berbahaya, perlu dikembangkan sistim
ijin kerja.

• Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai


jika telah memiliki ijin kerja yang dikeluarkan
oleh fungsi berwenang (pengawas K3)

• Ijin Kerja memuat cara melakukan pekerjaan, yg


aman dan peralatan keselamatan yang diperlukan

92
PERMIT TO WORK
SYSTEM

93
Jenis pekerjaan yang memerlukan Work-
Permit ( a permit-to-work system):
• Setiap pekerjaan panas (hot work),
• Setiap pekerjaan yang menyebabkan potensi bahaya, corrosive atau
flammable chemical, material atau solvent dengan jumlah yang
significant;
• Setiap pekerjaan yang berhubungan dengan jalan masuk ruang
tertutup (confined space);
• pengecatan (spray painting);
• blasting yang dilakukan dalam ruang tertutup (confined space);
• Pemasangan pipa dan peralatannya;
• Setiap pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan instalasi
listrik / menggunakan tegangan listrik.

94
Prosedur pengajuan permit to work
(Procedure for application of permit-to-work)
Inspection &
Assessment
Permohonan oleh
izin kerja Laporan
Ahli K3 Inspeksi dan membuat
analisa potensi bahaya

Evaluation
Approval oleh
Completion Kepala K3
Laporan ke-kepala K3 Hot Work Permit
setelah
pekerjaan selesai

95
Langkah ke - 1
PERMOOHONAN IJIN KERJA

• Jenis pekerjaan.
• Permohonan dilengkapi dengan sketsa.
• Tindakan pencegahan.
• Permohonan ditandatangani oleh Supervisor
• Nama permohonan, tandatangan, waktu
pengajuan.

96
Langkah ke - 2
• Ahli K3 menerima surat pengajuan.
• Mempelajari jadwal kerja.
• Melakukan inspeksi.
• Mengevaluasi informasi, resiko dan potensi bahaya yang
ditimbulkan oleh pekerjaan.
• Pertimbangkan manfaat dari hot work
• Pertimbangkan apakah ada alternatif/ metoda lain.
• Jika ada, proses ijin tidak diteruskan, tapi berkas langsung
diproses untuk alternatif/metoda lain.

97
Langkah Ke - 3
• Melakukan evaluasi analisa dari Ahli K3
• Menerbitkan izin jika hasil analisa memenuhi syarat;
atau
• Tolak permohoan jika hasilnya tidak memenuhi syarat
• Tanggal, waktu dan tandatangan harus dicantumkan
dalam izin kerja.

98
PERMIT
Applies Only to Area Specified Below

Date : …………………………..
Building : ………………………………………….. Floor …………………………………………...….
Nature of the job …………………………….
The above location has been examined. The precautions checked reverse of card
have been taken to prevent fire. Permission is granted for this work.
Permit expires : ……………………………….
Signed
Fire Safety Supervisor

Time started …………………. Time finished ………………………..


FINAL CHECK-UP
Work area and all adjacent areas to which sparks and heat might have spread (such
as floors above and below and on apposite side of walls) were inspected for at least
30 minutes after the work was completed and were found fire safe
Signed …………………………..
After signing return permit to person who issued it.
99
Alternatif / Metoda lain

• Jika ada alternatif/metoda lain, Ahli K3 :

– Menjamin tidak ada ketidaknyamanan


dalam bekerja.
– Menjamin semua standar k3 dilaksanakan.

100
Buat ijin 4 rangkap

• Satu untuk Ahli K3

• Satu untuk pemohon.

• Satu untuk ditempel di tempat kerja

• Satu disimpan arsip (Dep. K3)

101
Hal yang penting dalam Hot
work permit
• Ahli K3 harus telah dilatih dan mengerti proses
pekerjaan.

• Selama langkah1 dan 2, dilakukan secara


tertutup, mencegah adanya rekayasa lokasi.

• Pelaksana pekerjaan harus telah disertifikasi.

102
Hal yang penting dalam Hot
work permit
• Ahli K3 harus mereview semua hot work dan
menganalisa setiap hari apakah pekerjaan bisa
diteruskan.
• Ijin harian harus diberikan oleh Ahli K3 dan
tidak boleh terputus (libur atau minggu)
• Jika ada perubahan kondisi/ lokasi kerja, ijin
tidak berlaku, Supervisor mengajukan
kembali.

103
Hal yang penting dalam Hot
work permit
• Jika Ahli K3 tidak ditempat, Kepala K3 harus
mengambil alih dan harus mampu mengkoordinasi
setiap aktifitas pekerjaan.

• Perbedaan Hot work permit dengan yang lain :


– Ijin harian sangat diperlukan pada hot work
permit.
– Ahli K3 harus dilatih secara khusus tentang setiap
pekerjaan hot work.
104
PRINSIP-PRINSIP K3

1. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sama


berharganya dengan produksi,kualitas,profit dan moral
perusahaan.
2. Incident dan Accident dapat di hindari melalui manajemen K3
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tanggung jawab
Manajemen Lini dan peran setiap Tenaga Kerja sebagai suatu
kebutuhan.
4. Perubahan Sikap dari Reaktif menjadi Proaktif terhadap
masalah K3
Lanjutan Prinsip K3
5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi salah satu agenda
pertemuan manajemen
6. Kondisi dan Perilaku Tidak Aman tidak dapat di Toleransi
dalam aktivitas perusahaan.
7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan skala prioritas
dan berharga bagi kelangsungan hidup pekerja.
8. Semua potensi bahaya harus dapat diidentifikasi dan
dikendalikan
9. Kecelakaan Nihil harus dapat diraih.
Standar Kinerja K3
Manajemen Perusahaan
• Rekruitmen Tenaga Kerja dilakukan sesuai prosedur
mendapatkan pelatihan, penyuluhan ditempatkan
sesuai kemampuan
• Semua perbuatan dan kondisi berbahaya dilaporkan,
dicatat dan ditindak lanjuti
• Setiap karyawan mendapatkan instruksi kerja yang
tepat
• Setiap karyawan mendapatkan indoktrinasi K3 dan
dilakukan komunikasi, konsultasi secara berkala
• Setiap karyawan memahami dan mempraktekkan K3
• Setiap karyawan memahami manfaat, cara
pemakaian, perawatan dan penyimpanan APD
• Setiap kecelakaan dilakukan investigasi dan
dianalisa serta dilaporkan
Standar Kinerja K3
Peralatan, Mesin, Bahan, Instalasi
• Semua peralatan, pesawat, bahan berbahaya,
instalasi yang berbahaya telah mempunyai perijinan
dan dilakukan pengujian berkala
• Semua peralatan, pesawat, bahan berbahaya,
instalasi yang berbahaya telah dilakukan
identifikasi/penilaian resiko, pengendalian baik
administratif maupun tehnis
• Semua peralatan, pesawat, bahan berbahaya,
instalasi yang berbahaya dilayani oleh operator
petugas yang berkwalifikasi dan kompetensi
• Semua jenis pekerjaan beresiko dilakukan penilaian
dan dibuatkan standar operasi kerja selamat
• Kondisi lingkungan kerja dilakukan pengukuran
Sekian
TERIMA
KASIH

109

Anda mungkin juga menyukai