Sumber: safetyposter.co.id
1. Merinci langkah-langkah pekerjaan dari awal hingga selesainya pekerjaan
Langkah-langkah ini tidak hanya dibuat secara spesifik untuk satu pekerjaan tertentu, tetapi juga
khusus untuk satu area kerja tertentu. Jika area kerja berubah tetapi jenis pekerjaan sama, tetap
saja langkah-langkah dari pekerjaan tersebut perlu berubah juga.
Ini menjadi bagian paling penting dalam membuat JSA. Berikut beberapa hal yang dapat Anda
pertimbangkan saat mengidentifikasi potensi bahaya:
Setiap bahaya yang telah diidentifikasi sebelumnya tentu membutuhkan kontrol dan
pengendalian. Kontrol dan pengendalian ini menjelaskan bagaimana cara Anda akan
menghilangkan bahaya di area kerja atau bagaimana cara Anda akan mengurangi risiko cedera
secara signifikan.
Setelah membuat JSA, supervisor diharuskan untuk mendiskusikannya dengan para pekerja yang
terlibat. Pasalnya, fungsi JSA sebagai pencegah kecelakaan kerja tidak akan efektif bila para
pekerja tidak mengetahui dan memahami apa saja yang dijelaskan dalam JSA. Sebelum memulai
suatu pekerjaan, pastikan supervisor dan tim meninjau isi JSA dan pastikan juga semua pekerja
mengetahui bagaimana prosedur bekerja secara aman sesuai yang tertuang dalam JSA.
Satu hal yang tak kalah penting dalam pembuatan JSA adalah jika kondisi area kerja berubah
atau area kerja berpindah, supervisor atau foreman (mandor/pengawas) harus memperbarui JSA,
karena potensi bahaya di area tersebut juga mungkin berbeda.
Contoh job safety analysis (JSA):
Sumber: katigaku.id