Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH OBSERVASI LAPANGAN PADA PROYEK

GEDUNG HDC CIKARANG – BEKASI

PT. ADHI PERSADA GEDUNG

Anggota Kelompok :

Ketua : Ahmad Rauf


Sekretaris : R Bagus Teguh Kurnia W

Anggota :
Muhammad Ikhsan Purnama
Arifin Lubis
Surya Dinata
Fitran Andreansyah

1
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
STRUKTUR KELOMPOK

KETUA KELOMPOK
AHMAD RAUF

SEKRETARIS
R. Bagus Tegus Kurnia W

Fitrah Andreansyah Surya Dinata Muhammad Ikhsan Purnama Arifin Lubis

2
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Ga mbara n Sing ka t te nta ng Pr oy e k Kon stru ksi

Mengacu kepada Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, tempat
kerja artinya tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di
mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. Dengan berlandaskan hal tersebut, lokasi
konstruksi merupakan tempat kerja yang harus sangat diperhatikan terutama terkait
Keselamatan Kerja para pekerjanya termasuk properti yang terlibat di dalamnya.

Bedasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 1 tahun 1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan, Konstruksi Bangunan ialah
kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja. Oleh
karena itu, setiap tahapan pekerjaan dalam bidang konstruksi harus adanya penilaian sumber
bahaya dan risiko termasuk cara pengendaliannya agar dapat menghilangkan atau mengurangi
tingkat risiko tersebut.

Perusahaan Konstruksi PT. Adhi Persada Gedung (APG) merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang jasa konstruksi khusus untuk bangunan bertingkat tinggi (high rise building)
yang sudah berdiri sejak tahun 2013. PT. Adhi Persada Gedung juga sangat menjunjung tinggi
pada kualitas bangunan (mutu) dan juga kualitas sumber daya manusia (SDM). Keseriusan PT.
APG dalam bidang K3 dibuktikan dengan penghargaan yang diraihnya salah satunya dengan
sistem manajemen K3 yang dimiliki baik standar internasional maupun standar di Indonesia.

Pembangunan Gedung Data Center HDC oleh PT Adhi Persada Gedung (APG)
merupakan bangunan yang akan mendukung pembangunan properti Data Center dengan
kapasitas IT sebesar 3.5 MW. Terletak di area seluas 1,7 Hektar atau 17.000 m2 yang
berlokasi di Jl. Science Boulevard, Jayamukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi,
Provinsi Jawa Barat. Bangunan ini akan terdiri dari 3 (tiga) gedung yang akan dilengkapi
dengan gedung utilitas, gedung aula IT data center, dan gedung kantor. Aktivitas utama
bisnis data center adalah jasa untuk menyewakan rak untuk menyimpan

3
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
server yang terkoneksi dengan jaringan yang berfungsi untuk menyimpan data
perusahaan, maupun perorangan.

1.2 Dasar Hukum

Regulasi yang mencakup pekerjaan pembangunan dan disusun dalam makalah ini meliputi :
Standart dan peraturan perundangan K3L terkait dengan aktifitas proyek diantaranya:
1. Undang-undang
a. UU No. 01 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
b. UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
2. Peraturan Pemerintah
a. PP No. 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan Kerja
(SMK3)

b. PP No 21 Tahun 2008 Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

3. Peraturan Menteri
a. Permenakertrans no. Per-01/Men/1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada konstruksi
bangunan
b. Permenakertrans no. Per-04/Men/1980 tentang syarat syarat pemasangan dan pemeliharaan alat
pemadam api ringan
c. Permenaker no. Per-04/Men/1987 tentang P2K3 serta tata cara penunjukan ahli
keselamatan kerja
d. Permenakertrans no. Per-15/Men/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di
tempat kerja
e. Permenakertrans no. Per-08/Men/VII/2010 tentang alat pelindung diri
f. Permankertrans RI Nomor 8 Tahun 2020. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.
4. Keputusan Menteri
a. KEPMENNAKER No. Kep 186/MEN/1999 tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja
5. Keputusan Bersama
a. SKB no. Kep.174/MEN/1986 dan No. Kep.104/KPTS/1986 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja pada tempat kegiatan konstruksi

4
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
1.3 Kebijakan Mutu K3L

Penerapan Kebijakan mutu dan K3L dalam proyek ini sudah tercermin dalam visi misi dan nilai-nilai
perusahaan PT Adhi Persada Gedung (APG), diantaranya :

1. Meningkatkan mutu, cara dan hasil kerja PT Adhi Persada Gedung.

2. Melaksanakan kegiatan sesuai ketentuan.

3. Melaksanakan norma-norma perlindungan kerja dan lingkungan serta menciptakan tempat


kerja yang aman, sehat, bebas risiko kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran
lingkungan.

4. Melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja, mutu dan K3L secara berkelanjutan
mencegah pencemaran lingkungan, serta mengutamakan penggunaan produk ramah
lingkungan dan hemat energi sumber daya.

5. Bekerja secara jujur, profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai PT Adhi Persada Gedung dan
melarang dengan tegas segala bentuk penyuapan, gratifikasi dan tindakan kecurangan
lainnya.

Tujuan yang diharapkan dapat direalisasikan dengan memberikan produk dan layanan
kepada pelanggan dan stakeholders lainnya minimal sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi
yang diperjanjikan serta mencapai sasaran perusahaan tanpa kecelakaan / zero fatality accident,
penyakit akibat kerja, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan tanpa suap / zero
bribery.

1.4 Kondisi Lingkungan

Dalam suatu proyek konstruksi selalu melibatkan berbagai sumber daya yang
meliputi material , peralatan dengan berbagai jenis dan kapasitasnya, serta tenaga kerja mulai
dari tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga setengah terampil sampai tenaga tidak terampil. Semua
tenaga kerja tersebut memiliki latar belakang dan kepribadian yang berbeda sehingga tidak
dapat dipungkiri jika dalam pelaksanaan proyek tersebut mungkin terjadi kesalahan-kesalahan
yang bisa mengganggu kesehatan dan keselamatan kerja. Maka dari itu, perlu adanya peraturan
- peraturan yang dapat digunakan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
5
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
Obeservasi yang kami lakukan terkait dengan Meeting (Safety Talk, Tool Box, Weekly,
Monthly), APD, sistem pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), konsultasi dan
komunikasi, kampanye/sosialisasi, pengumuman dan rambu peringatan bahaya, peralatan
pengamanan, tanggap darurat, pelatihan K3, demo penanggulangan bahaya, dan cara
penggunaan pemadam api. Secara umum, hal-hal tersebut sudah dilaksanakan dengan baik dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sebagai contoh di bawah ini merupakan denah
evakuasi untuk menginformasikan jalur evakuasi jika terjadi keadaan darurat salah satunya
bencana alam maupun kebakaran.

Gambar 1.1 Denah Site Office Proyek Data Center Indonesia

1.5 Struktur Organisasi K3L Proyek Konstruksi

Dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang dalam menyelesaikan sebuah
proyek, sangat diperlukan suatu struktur Organisasi yang mampu melakukan manajemen
terhadap proyek dan juga perencanaan dengan tujuan agar plan yang sudah ditetapkan bisa
terlaksana secara efisien dan efektif. Dalam hal ini Struktus Organisasi K3L terutama Struktur
susunan P2K3 sangatlah diperlukan. P2K3 adalah singkatan dari Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, menurut Permenaker RI No. 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, P2K3 merupakan badan yang membantu di tempat kerja
sebagai suatu wujud kerjasama antar pekerja maupun pengusaha untuk mewujudkan penerapan
SMK3. Di dalamnya terdapat aturan mengenai panitia P2K3 dan tata cara penunjukan ahli
keselamatan kerja. Pada pasal 2, menyatakan bahwa tempat kerja yang mempekerjakan 100

6
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
orang atau lebih atau yang mempekerjakan kurang dari 100 orang tapi merupakan jenis
pekerjaan berisiko tinggi, harus mempunyai P2K3.

Tugas P2K3 ini yakni memberikan saran serta pertimbangan baik saat ada permintaan
ataupun tidak kepada pihak pengusaha terkait dengan masalah K3 sesuai dengan peraturan
Permenaker no. 04 tahun 1987. Di bawah ini merupakan struktur organisasi P2K3 proyek ini;

Gambar 1.2. Struktur Organisasi P2K3

1.6 Uraian Tugas dan Jabatan

1.6.1 Uraian Tu gas dan J abatan P2K3

Di dalam P2K3 terdapat beberapa personil di dalamnya yakni ketua, sekretaris, dan anggota.
Masing-masing personil tersebut memiliki peran dan tugasnya masing-masing, diantaranya :

A. Ketua P2K3 : Project Manager

Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota untuk memimpin rapat pleno

Menentukan langkah, policy demi tercapainya pelaksanaan program-program P2K3

Mempertanggungjawabkan program P2K3 dan pelaksanaannya kepada Direksi

Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program - program K3 di perusahaan

7
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
B. Sekretaris P2K3

Membuat undangan rapat dan notulen rapat

Mengelola administrasi surat-surat P2K3

Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3

Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi demi suksesnya


program-program K3

Membuat laporan ke Disnaker setempat dan instansi lain yang bersangkutan.


C. Anggota

Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan seksi masing-masing

Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan

8
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

2.1 Maksud dan Tujuan Pelatihan

Maksud dan Tujuan dari pelatihan ini adalah peserta diharapkan mampu untuk menyusun
makalah dan mempresentasikan makalah tersebut yang bertujuan untuk memvisualisasikan hasil
observasi lapangan dalam suatu tulisan secara sistematis dan mudah dimengerti, serta mampu dan
berani tampil mempresentasikan serta mengeluarkan pendapat beserta analisanya dalam suatu forum
resmi dan terbuka

2.1 Maksud dan Tujuan Observasi Lapangan

Maksud dari Observasi lapangan dimaksud untuk mengadakan peninjauan secara langsung
terhadap suatu kegiatan proyek konstruksi, khususnya segala kegiatan yang terkait dan berhubungan
dengan K3, setelah peserta mengikuti pembekalan teori/pengetahuan di kelas. Selain itu, diharapkan
melalui pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan peserta dengan pengetahuan yang mendalam
dan pemahanam yang benar mengenai SMK3 berdasarkan ISO 45001:2018 tentang standar untuk
mencapai tujuan orgnanisasi mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Maksud diselenggarakannya pelatihan dan pembinaan Ahli K3 Muda Konstruksi ini


diantaranya :

a. Memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam terkait


Konstruksi Bangunan baik dari segi peraturan maupun persyaratan yang harus ada dan
dipatuhi pada lokasi proyek/konstruksi (tempat kerja) terutama bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)

b. Mengetahui tugas dan tanggung jawab personel Ahli K3 Muda Konstruksi;

c. Mematuhi salah satu peraturan di bidang K3 dari Kementerian Tenaga Kerja bahwa harus
ada personel Ahli K3 Konstruksi yang tersertifikasi di lokasi pekerjaan pembangunan;

d. Menjadikan personel Ahli K3 Muda Konstruksi yang kompeten dan siap menegakkan aturan
9
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
– aturan K3 di Bidang Konstruksi.

Sedangkan tujuan dari Observasi ini adalah untuk membekali pengetahuan dan keterampilan
praktis berupa :

1. Sebagai pemenuhan salah satu syarat menyelesaikan pelatihan Ahli Muda K3


Konstruksi sehingga bisa mengaplikasikan teori dan praktik di lapangan.

2. Mampu mengetahui dan mendalami tingkat penerapan teori K3 di lapangan.

3. Pemahaman secara benar mengenai prinsip-prinsip K3 Konstruksi secara umum,

4. Mampu mengidentifikasi dan menganalisa bahaya dan mengambil tindakan pencegahan


serta tindak lanjut perbaikan,

5. Mampu merancang dan menyusun program-program penerapan K3

6. Mampu mensosialisasikan program-program K3,

7. Memahami tugas-tugas sebagai Ahli K3 Konstruksi secara komprehensif dan


dapat mengintegrasikan sistem pelaksanaan K3 dengan sistem managemen perusahaan
yang ada.

8. Mampu menilai hubungan teori dan peninjauan langsung di lapangan melalui pembuatan
catatan hasil observasi.

9. Tinjauan penerapan pelaksanaan K3 diharapkan dapat memberikan masukan dan saran


kepada pihak perusahaan yang dapat digunakan sebagai upaya perbaikan untuk meningkatkan K3 di
lokasi kerja

10
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
BAB III
PERMASALAHAN DI LAPANGAN

3.1 Kondisi Lapangan

Pelaksanaa kegiatan observasi lapangan dilakukan di proyek Pembangunan


Gedung Data Center HDC dimana gedung ini merupakan bangunan yang akan
mendukung pembangunan properti Data Center dengan kapasitas IT sebesar 3.5
MW. Dalam pelaksanaannya penyerapan tenaga kerja yang di serap sebanyak lebih
kurang 250 Man power, 2 Tower crane, alat berat , perancah dan lain nya dimana proses
pembangunan ini berlangsung selama 9 bulan kalender. B e d a s a r k a n video
observasi aspek operasi K3 yang sudah diterapkan oleh PT Adhi Persada Gedung
( APG) dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Kondisi Lapangan

No Kondisi Lapangan Lokasi


1 Sudah Dilakukan Safety morning talk setiap hari kamis Area Halaman Utama
2 Sudah dilakukan TBM setiap hari sebelum melakuk Area Halaman Utama
pekerjaan
3 Sudah dilakukan Safety Induction kepada seluruh pekerja Area Parkir
4 Sudah Dilakukan Meeting dan laporan Mingguan Ruang Meeting
5 Sudah Dilakukan Meeting dan Laporan Bulanan Ruang Meeting
6 Evidence APAR Area terbuka dan muda
diakses
7 Pekerja menggunakan APD sesuai persyaratan Area TBM
8 Pemeriksaan terencana sudah terjadwalkan di action plan Area TC
9 Inspeksi tidak terencana dilaksanakan dengan baik lewa Area Konstruksi
Inspeksi Harian Safety Patrol dan Register Inspeksi

10 Temuan baik adanya cheklist/ inspeksi pada scafolding yan Area lantai 3 kantor
sudah standarisasi

ASPEK OPERASIONAL – 1
3.2 Permasalahan
Dari hasil pengamatan dilokasi pekerjaan didapatkan temuan aspek Operasi K3 diantaranya:
1. Terdapat APAR yang tidak dilengkapi dengan atribut segitiga penamaan
2. Ditemukan pekerja yang masih menggunakan sepatu yang tidak termasuk dalam
kategory APD
3. Ditemukan Kotak P3K yang tidak dilengkapi daftar sesuai dengan tipe Kotak P3K
4. Tidak ditemukan bukti inspeksi pelaksanaan pengecekan peralatan Tower Crane
5. Tidak ditemukan Tagging pada perancah
3.3 Hasil Wawancara

Bedasarkan hasil observasi terhadap kondisi dan temuan dilapangan, kami


melakukan diskusi dan wawancara kepada pihak K3 Perusahaan untuk mendapatkan
data-data yang lebih mendetail dan lengkap. Hasil wawancara tersebut kemudian akan
dilakukan komparasi terhadap peraturan yang berlaku sehingga dapat dimunculkan
sebagai temuan positif dan temuan negatif. Temuan-temuan positif dan negatif tersebut
akan dianalisa dan di paparkan secara spesfik untuk dijadikan rekomendasi perbaikan
dan saran.

1. Pelaksanaan Meeting seperti Safety Morting Talk, Tool Box Meeting, Weekly dan
Monthly

Kegiatan meeting, baik safety talk, toolbox meeting, weekly meeting dan
monthly meeting sudah diterapkan dan dilaksanakan secara berkala oleh PT APG
pada Proyek Pembangunan Data Center ini sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja yang tertera dalam Bab V mengenai Pembinaan pada
Pasal 9 ayat
(1) sampai dengan ayat (4)

2. Penyediaan Alat pelindung Diri (APD)

Penggunaan APD untuk keseluruhan pekerja baik dari staf manajemen dan pekerja
lapangan, baik dari subkon sampai dengan vendor dan tamu menggunakan APD
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan sudah ada helm dan id card untuk
visitor yang tersedia di pos security.untuk cadangan jika ada kunjungan dari
manajemen atau pihak terkait lainnya sesuai dengan Permen No. 8/MEN/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 (1) yang berbunyi “Pengusaha wajib

ASPEK OPERASIONAL – 1
menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja”. Namun masih
ada pekerja yang belum menggunakan APD lengkap, sehingga perlu adanya
peringatan, penyuluhan maupun pengawasan yang intens tentang penerapan APD
pada semua yang terlibat didalam proyek, bahkan jika diperlukan dapat diberikan
sanksi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan

3. Penyediaan Kotak P3K dan lainnya

Penyediaan Kotak P3K disediakan dan diletakkan di area proyek yang berpotensi
terjadi kecelakaan dan harus diperiksa secara berkala sesuai peraturan yang berlaku.
Namun, masih terdapat kotak P3k yang belum tersedia di lokasi pekerjaan , seperti
di area fabrikasi MEP serta kotak P3K yang isinya kurang lengkap di area
pos security. Sesuai dengan Permenakertrans NO: PER.15/
MEN/ VIII /2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja
yang tertera pada Bab III terkait Fasilitas P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) meliputi: a. ruang P3K; b. kotak P3K dan isi; c. alat evakuasi dan alat
transportasi; dan d. fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau peralatan
khusus di tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus. Untuk
jumlah dan penempatan kotak P3K yang disiapkan juga sudah sesuai dengan
peraturan tersebut.

4. Pelaksanaan Konsultasi dan Komunikasi

Pelaksanaan Konsultasi dan komunikasi sudah sesuai dengan UU No. 13 Tahun


2003 tentang ketenagakerjaan

a. Pasal 86 : Pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas


keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Pasal 87 : setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan


dan kesehatan kerja yang terintegrasi sebagai sitem manajemen perusahaan.

Organisasi harus memiliki prosedur untuk menjamin bahwa informasi K3 di


komunikasikan antara tenaga kerja dan pihak yang berkepentingan lainnya (P2K3).
Pengaturan keterlibatan dan komunikasi tenaga kerja harus di dokumentasikan
kepada pihak yang berkepentingan

5. Pelaksanaan Kampanye dan Soliasisasi

ASPEK OPERASIONAL – 1
Spanduk, Poster, Papan Pengumuman, dan Rambu Peringatan Bahaya dan lainnya,
juga papan informasi mengenai protokol kesehatan Covid-19 sudah terpasang di area
Proyek sesuai dengan UU No 1 tahun 1970 Bab X Pasal 14 dan PP No. 50 Tahun
2012 tentang Sistem Manajemen K3. Komite K3 secara teratur harus
mempromosikan K3 keseluruh pekerja mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pemberdayaan K3

6. Penyediaan Peralatan Pengamanan

Penyediaan Peralatan pengamanan (APAR, Jaring, Railing Tangga, dan Tali


Pembatas) yang diterapkan pada proyek secara garis besar sudah sesuai. Pemasangan
APAR di lokasi proyek sudah sesuai aturan dimana jarak antar APAR tidak melebihi
15 meter dan APAR yang terpasang berwarna merah sesuai dengan Permenakertrans
No. 04 tahun 1980 tentang Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan BAB II Pasal 4

7. Pelaksanaan Inspeksi dan Pemeriksaan

Pelaksanaan Inspeksi dan pemeriksaan secara umum sudah berjalan, namun masih
terdapat peralatan yang belum di berikan tagging sebagai bukti pelaksanan
pengecekan dan pemeriksaan sudah dilakukan

8. Pelaksanaan Tanggap Darurat dan Demo K3

Dalam hasil observasi kami belum mendapat gambaran terkait pelatihan K3 maupun
Pelatihan Tim P3K, demo penanggulangan bahaya. Namun, berdasarkan hasil
wawancara dengan narasumber, pelatihan tersebut dan simulasi penanggulangan
bencana dilakukan secara berkala 6 bulan sekali dan untuk skema evakuasi sudah
ada dalam papan informasi. Untuk cara penggunaan pemadam api dan pertolongan
pertama pada kecelakaan sudah ada dalam papan informasi

ASPEK OPERASIONAL – 1
3.4 Dokumentasi

Berikut dokumentasi dari pelaksanaan Observasi be r d a s a r k a n video


observasi aspek operasi K3 yang sudah diterapkan oleh PT Adhi Persada Gedung (
APG) dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.2 Dokumentasi pelaksanaan Observasi

No Dokumentasi Lokasi

1 Area Halaman Utama

2 Area Halaman Utama

3 Area Parkir

ASPEK OPERASIONAL – 1
4 Ruang Meeting

5 Ruang Meeting

6 Area terbuka dan mudah diakses

7 Area TBM

ASPEK OPERASIONAL – 1
8 Area TC

Area Konstruksi
9

10 Area lantai 3 kantor

11 Area terbuka

ASPEK OPERASIONAL – 1
12 Area Halaman Utama

13 Office

14 Area Tower Crane

15 Area Utility

ASPEK OPERASIONAL – 1
BAB IV
ANALISA

4.1 Hasil Analisa

Berdasarkan hasil observasi lapangan, terdapat beberapa hasil sudah sesuai


dengan peraturan perundang-undangan (temuan positif) dan juga terdapat penerapan
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan (temuan negatif). Berikut
beberapa hasil yang kami temukan berdasarkan hasil observasi kami:

A. Temuan Positif

Tabel 4.1 Analisa Temuan Positif

ASPEK OPERASIONAL – 1
ASPEK OPERASIONAL – 2
B. Temua Negatif

Tabel 4.2 Analisa Temuan Negatif

ASPEK OPERASIONAL – 2
ASPEK OPERASIONAL – 2
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bedasarkan Obeservasi terdapat beberapa kesimpulan yang dapat


disampaikan untuk proyek Pembangunan Gedung Data Center HDC oleh PT Adhi
Persada Gedung diantaranya:

9. Pelaksanaan Meeting seperti Safety Morting Talk, Tool Box Meeting,


Weekly dan Monthly sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Pasal 9
UU no 1 / 1970 ttg keselamatan kerja dan UU no 13 / 2003 pasal 86 (1) ttg
ketenagakerjaan

10. Penyediaan Alat pelindung Diri (APD) masih perlu mendapatkan


perbaikan sesuai dengan Undang-Undang No 1 tahun 1970,Bab III (f) Bab
VIII, IX,X dan Permenakertrans Nomor 8 Tahun 2010

11. Penyediaan Kotak P3K dan lainnya masih perlu mendapatkan perbaikan
sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI,
No: PER-15/MEN/VIII/2008 tentang P3K ditempat kerja

12. Pelaksanaan Konsultasi dan Komunikasi sudah berjalan dengan baik


sesuai dengan Pasal 9 UU no 1 / 1970 ttg keselamatan kerja dan UU no 13 /
2003 pasal 86 (1) ttg ketenagakerjaan

13. Pelaksanaan Kampanye dan Soliasisasi sudah berjalan dengan baik sesuai
dengan Pasal 9 UU no 1 / 1970 ttg keselamatan kerja dan UU no 13 / 2003
pasal 86 (1) ttg ketenagakerjaan

14. Penyediaan Peralatan Pengamanan masih perlu mendapatkan perbaikan


sesuai dengan PER.04/MEN/1980 Tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan dalam Penempatan dan
penyediaan APAR

ASPEK OPERASIONAL – 2
15. Pelaksanaan Inspeksi dan Pemeriksaan masih perlu mendapatkan
perbaikan sesuai dengan Permankertrans RI Nomor 8 Tahun 2020.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.

16. Pelaksanaan Tanggap Darurat dan Demo K3 sudah berjalan dengan baik
sesuai dengan KEPMENNAKER No. Kep 186/MEN/1999 tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja dan PP No 21 Tahun 2008
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

4.2 Saran

Terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan saran penyusun untuk


dijadikan pertimbangan dan masukan di masa mendatang, yakni :

1. Agar lebih cermat dan perhatikan standar yang sudah ditetapkan oleh
PER.04/MEN/1980 Tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan dalam Penempatan dan penyediaan APAR

2. Agar Melakukan pemeriksaan APD terkait pengadaan, distribusi,


penggunaan dan pemeliharaan kepada seluruh pekerja untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja sesuai dengan Undang-Undang No 1 tahun
1970,Bab III (f) Bab VIII, IX,X Permenakertrans Nomor 8 Tahun 2010

3. Agar melengkapi kotak P3K dengan daftar Kotak P3K sesuai Tipe mengacu
pada jumlah tenaga kerja dan melampikan evidence kompetensi pemeriksa
sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI,
No: PER-15/MEN/VIII/2008 tentang P3K ditempat kerja

4. Agar melampirkan bukti pemeriksaan terencana peralatan terutama Tower


Crane sesuai dengan Permankertrans RI Nomor 8 Tahun 2020. Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.

5. Agar dilakukan inpeksi rutin pada perancah jika ada pergeseran / perubahan
struktur sesuai dengan Permenaker No.01 Tahun 1980, pasal (1)
NO.PER.01./MEN1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada
konstruksi bangunan masyarakat pengguna an perancah(scaffolding).

ASPEK OPERASIONAL – 2

Anda mungkin juga menyukai