Anda di halaman 1dari 6

HSE PLAN

PROJECT HDD PIPA 16” PT INDOFOOD

1. Orientasi dan Pelatihan


Sebelum dilakukan pekerjaan diberikan orientasi dan pelatihan (penggunaan APAR,
firstAid, dan JSA, Tanggap Darurat)

a. Cara penggunaan APAR


Cara penggunaan APAR yang baik dan benar kepada para pekerja adalah sebagai
berikut:

 Tenang dan jangan panik


 Pilih apar yang tepat sesuai klasifikasi/jenis kebakaran di tempat yang terdekat
 Tarik Pin pengaman yang berada pada Valve (mirip kunci yang berada diatas tabung
pemadam api)
 Yakinkan anda berdiri searah ( upstream ) angin tidak melawan arah angin
 Pegang nozzle pada ujung Hose atau selang dengan tangan dengan kuat.
 Arahkan Nozzle atau pangkal selang pada titik api (area kebakaran)
 Pegang gagang dan tekan lever.
 Lakukan test fungsi. Jika APAR tidak berfungsi baik maka ganti yang lain.
 Dekati api searah dengan angin, dan berhentilah pada posisi kira-kira 3 meter dari api.
(harus mengikuti arah angin supaya tidak terjadi pembalikan arah panas maupun
semburan dari sumber api (Sumber kebakaran)).
 Mulailah tekan lever dan menyemprotkan ke pangkal lidah api ( ingat : pangkal lidah
api ) maju perlahan-lahan dan meratakan media pemadam di permukaan sumber api.
 Segera menghindar bila media habis namun api belum padam.
 Bila api padam, yakinkan. Kemudian balikkan posisi tabung dan semprotlah ke atas
untuk membuang sisa gas pendorong tanpa mengikutkan bubuknya.
b. Pertolongan Pertama (FirstAid)

Tingkatan Kesadaran

Guncangkan dan berteriak


Sadar, bisa mendengar dan bicara
Setengah atau Tidak sadar, mengantuk atau tidak ada reaksi

Jalan Napas

Jalan Napas bebas dan tidak ada gangguan -tempatkan dalam posisi recovery
(posisi pemulihan) dan lanjutkan ke pernapasan
Gangguan- Ubah posisi ke samping, ambil bendabenda yang menganggu dengan
jari, lanjutkan ke pernapasan

Pernapasan

Masih Bernapas – hitung jumlah frekuensi pernapasan dan kedalamnannya,


tempatkan dalam posisi recovery (posisi pemulihan)
Tidak Bernapas – Langsung mulai bantuan pernapasan (dari mulut ke mulut)

Peredaran Darah

Denyut Jantung ada – Hitung frekuensi denyut jantung selama 1 menit


Denyut Jantung tidak ada – Langsung mulai membuat kompresi jantung luar,
Ratio bantuan nafas dan bantuan sirkulasi untuk satu orang adalah 2 kali bantuan
pernapasan dan 15 kali bantuan sirkulasi, dan untuk 2 orang adalah 1 kali bantuan
pernapasan dan 5 kali bantuan sirkulasi.

Perdarahan

Hentikan Perdarahan dengan tekanan Langsung (Jangan menempelkan daun-daunan


atau lumpur diatas luka-luka)
Pasangkan pembalut diatas tempat perdarahan dan pasang lagi diatas pembalut
perban kain yang kuat.
Luka daerah Perut

Tutup luka-luka yang terbuka dengan pembalut danplester


Benda-Benda Asing yang Menonjol – Jangan cabut, kontrol perdarahan disekitar
daerah luka-luka, jika korban masih sadar posisikan berbaring mendatar, dengan lutut
menekuk.

Luka Bakar

Siram banyak air dingin diatas luka bakar


Kasih basah sebuah kain sprei dan pasang diatas daerahnya luka bakar dan selalu
seram dengan air sejuk
Pasang “Space Blanket” diatas kain sprei

Luka Dada

Luka Dada yang Terbuka – Tutup Lubang luka atau luka goresan dengan pembalut
dan posisikan dengan arah luka menghadap kebawah
Benda-Benda Asing yang Menonjol – Jangan mencabut, jamin benda tersebut tetap
ditempatnya kontrol perdarahan disekitarnya dengan pembalut

Luka Mata

Jangan Mencabut Benda-Benda Asing yang Menonjol – (tusukan kayu, paku dan
lain lain). Kontrol perdarahan disekeliling tempat tetapi jangan menekan diatas
bagian tersebut
Pecahan Material Asing – Bilas dengan obat cuci mata dan pasangkan pembalut

Luka Kepala

Perdarahan dari telinga, pasang pembalut plester yang ringan dan posisikan arah luka
perdarahan menghadap ke bawah
Kontrol perdarahan yang lain dengan pembalutan baru pasang perban diatasnya. Hati-
hati dengan tanda keretakan pada tengkorak
Cek ukuran biji mata dan reaksi dengan cahaya

c. JSA
JSA harus disampaikan kepada para pekerja saat toolbox meeting berlangsung.
d. Tanggap Darurat
Pengendalian risiko dari bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja dilakukan dengan
mengacu kepada hasil identifikasi dan penilaian bahaya yang telah dilakukan
sehingga tingkat risikonya bisa ditekan serendah mungkin, sesuai dengan kebijakan,
tujuan dan sasaran K3. Berikut adalah struktur ERP tanggap darurat:

2. HSE Meeting
a. Toolbox Metting
Toolbox meeting akan dipimpin oleh ketua regu dan HSE sebelum melakukan
pekerjaan atau progress hari ini.
b. Safety Meeting
Safety metting dilakukan oleh HSE lapangan dan HSE coordinator seminggu sekali
untuk mengevaluasi secara berkala dan dilakukan sebulan sekaliuntuk mengkomplai
dari hasil evaluasi secara berkala.
3. Kesehatan (Health)
a. Setiap pekerja yang sudah terdaftar dalam struktur organisasi lapangan melakukan
cek kesehatan.
b. Melakukan senam sebelum bekerja seminggu sekali.

4. Inspeksi
Adapun inspeksi yang dilakukan antara lain:
a. APAR
b. Alat Pelindung Diri
c. Mesin
d. Alat penunjang lainya

5. Pengelolaan
a. Pengelolaan Lalu Lintas
 Safety Cone
 Sign Board
 Stick Light
 Flagman
b. Penggalangan
Penggalangan dilakukan dengan lingkungan setempat atau instansi terkait

c. Pengelolaan Area
 Penyediaan dan pemasangan banner dan barikade (safety Line)
 Penyediaan dan pemasangan papan informasi
 Penyediaan dan pemasangan muster point ( titik kumpul)

d. Pengelolaan limbah
 Menyediakan pompa dan kendaraan untuk membuang sisa air dan bentonet yang
meluap.
 Menyediakan tempat sampah

e. Pengelolaan APD
Para pekerja wajib memakai APD di area kerja. APD yang wajib dipakai antara lain;
 Safety Helmet
 Safety Gloves
 Wearpark
 Safety Shoes
 Perlengkapan safety lainnya.

6. Penyampaian kebijakan
 Kebijakan disosialisasikan kepada perkerja setiap seminggu sekali
 Penyampaian JSA kepada pekerja

Anda mungkin juga menyukai