Anda di halaman 1dari 44

&

HSE PLAN
Contractor Safety Management System
(CSMS)

Contractor Safety Management System


(CSMS) : sistem keselamatan kerja yang
dikelola untuk memastikan bahwa
kontraktor yang bermitra dengan
Pertamina telah memiliki sistem
manajemen HSE dan telah memenuhi
persyaratan HSE yang berlaku di
Pertamina serta mampu menerapkan
persyaratan HSE dalam pekerjaan kontrak
yang dilaksanakan.
Tujuan Sistim Manajemen K3LL
Kontraktor
Contractor Safety Management System (CSMS) yang
dikembangkan menjadi pedoman di lingkungan Pertamina
bertujuan :
1.Meningkatkan produktivitas dan citra positif Perusahaan
di mata pelanggan, masyarakat dan semua pihak terkait.
2.Meningkatkan kemampuan terutama kontraktor lokal
dalam menghadapi persaingan global.
3.Mengurangi/menghilangkan dampak negatif aspek K3LL
untuk mencegah kerugian perusahaan.
4.Meningkatkan kepedulian dan kesadaran kontraktor dalam
penanganan aspek K3LL, sehingga tingkat kecelakaan kerja
kontraktor dapat diturunkan atau bahkan dihilangkan.
5.Merupakan alat untuk mengontrol konsistensi para
kontraktor dalam menerapkan aspek K3LL.
PERAN & TANGGUNG JAWAB
PEMBERI KERJA
• Pemberi kerja harus bertanggung jawab
terhadap keselamatan pekerjanya.
• Terhadap pekerjaan yang dialihkan kepada
pihak lain/perusahaan lain:
”Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerjanya,
sekurang-kurangnya sama pada perusahaan
pemberi kerja”. (UU NO. 13 tahun 2003 tentang
Ketenaga Kerjaan ).
• Setiap pekerja yang menjadi bawahan dari
Pengusaha atau Kepala Teknik yang ditunjuk
menjadi pimpinan atau ditunjuk untuk
melakukan pengawasan.
PERAN & TANGGUNG JAWAB
PEMBERI KERJA

• Mengevaluasi kinerja & program HSE


kontraktor.
• Menginformasikan potensi bahaya ke
kontraktor :
kebakaran, ledakan, paparan zat beracun,
peratiran keselamatan yang dimiliki.
• Mengembangkan / mengimplementasikan
petunjuk kerja aman.
• Mengevaluasi kinerja kontraktor.
PERAN & TANGGUNG JAWAB
KONTRAKTOR
• Memberikan arahan terhadap bahaya dari
pekerjaan yang dilaksanakan.
• Setiap pekerja harus mengikuti petunjuk
keselamatan & peraturan HSE di lokasi kerja.
• Memastikan setiap pekerja telah dilatih
berdasarkan petunjuk kerja yang dibutuhkan.
• Memastikan setiap pekerja telah memahami
bahaya pekerjaannya : kebakaran, paparan zat
beracun.
• Memastikan pemahaman pekerja yang
diperoleh dari pelatihan telah
didokumentasikan, dievaluasi dan diverifikasi.
SIKLUS PEKERJAAN KONTRAK

CONTRACTOR
CSMS PROCESS
MANAGEMENT SYSTEM

• RISK ASSESSMENT REQUEST FOR CONTRACT

• PRE-QUALIFICATION PRE-QUALIFICATION

• SELECTION TENDERING PROCESS :


 DEVELOP BID PACKAGE
 BID PACKAGE SUBMISSION
 BID EVALUATION

• CONTRACT AWARD CONTRACT AWARD


• PJA - PRE-MOBILIZATION KICK OFF AND PRE-MOBILIZATION
• WORK IN PROGRESS WORK IN PROGRESS MONITOR

• FINAL EVALUATION FINAL EVALUATION


Flowchart SM K3&LL
Kontraktor (CSMS) Kontrak Pekerjaan

Seleksi Kontraktor untuk


TINGKAT R(Rendah) ) pekerjaan Risiko K3LL
RESIKO K3LL Rendah Tidak Dianjurkan
Mengikuti Pedoman
SMK3LL Kontraktor
M(Medium ) T(Tinggi )
Seleksi Kontraktor
Daftar Resiko untuk Pekerjaan Bank Data
Pekerjaan dengan Risiko K3LL - Kontraktor Lolos Prakualifikasi
M/T - Kontraktor Berkinerja Bagus

Tanda Tangan Kontraktor Lolos


Kontrak Kerja Prakualifikasi

Evaluasi Asistensi
Prapelaksanaan Kerja K3LL Setempat

Tidak
Memenuhi Syarat
Ya
Pelaksanaan
Pekerjaan

Evaluasi Asistensi
Pelaksanaan Kerja K3LL Setempat

Tidak
Memenuhi Syarat
Ya
Evaluasi
Hasil Akhir Pekerjaan Mengulang
Prakualifikasi
Tidak
Memenuhi Syarat
Ya Dicoret dari Daftar
Penghargaan
Kontraktor Pertamina
(Reward)
(Black List)
CSMS CYCLE
Tahapan
Sistim Manajemen K3LL
Kontraktor

A. Tahap B. Tahap
Administrasi Pelaksanaan
Pekerjaan
 Penilaian Risiko
 Pra Pelaksanaan
 Prakualifikasi
Pekerjaan
 Seleksi  Pelaksanaan
Pekerjaan
 Evaluasi Akhir
TUJUAN PENILAIAN RISIKO
Mengkaji seberapa besar dampak negatif
pekerjaan yang dikontrakan terhadap
aspek HSE yang meliputi :
 keselamatan manusia,
 peralatan / aset,
 lingkungan hidup dan
 citra perusahaan.
HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN :
Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan
dalam penilaian risiko suatu pekerjaan
disamping kekerapan kejadian (probability)
diantaranya adalah :

Setiap jenis kegiatan/pekerjaan berpotensi


menimbulkan dampak negatif pada aspek
HSE dalam skala yang berbeda.
HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN :

Lokasi kerja mempengaruhi risiko atau potensi


dampak negatif HSE(perairan/laut, ruangan
tertutup, sekitar bahan / peralatan mudah
terbakar, ketinggian, bawah air, di Kilang Migas,
Terminal Migas, dll).

Pelaksanaan pekerjaan yang berlangsung lama


akan menimbulkan keletihan dan kejenuhan
terhadap pekerja yang pada akhirnya akan
meningkatkan potensi dampak negatif HSE.
HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN :

Setiap bahan / material / peralatan yang digunakan


memiliki potensi bahaya dan tingkat resiko yang
berbeda.

Tingkat kesulitan terhadap pengawasan dan


pengendalian pekerjaan yang dilakukan secara
simultan / bersamaan oleh beberapa kontraktor di
tempat yang sama.

Potensi paparan bahaya selama pekerjaan


dilaksanakan dapat mengancam keselamatan setiap
personil pekerja (Work site & personil exposure).
HAL YANG HARUS
DIPERTIMBANGKAN :

Tingkat kesulitan terhadap pengawasan dan pengendalian


pekerjaan yang dilakukan secara simultan / bersamaan oleh
beberapa kontraktor di tempat yang sama.

Potensi paparan bahaya selama pekerjaan dilaksanakan


dapat mengancam keselamatan setiap personil pekerja
(Work site & personil exposure.

Kontraktor yang berpengalaman cenderung lebih mampu


untuk mengendalikan bahaya pekerjaannya di bandingkan
kontraktor yang belum berpenglaman.
KATEGORI RISIKO
PEKERJAAN
Kategori risiko pekerjaan dibagi dalam 3
(tiga) tingkatan yaitu :

Penilaian tingkat
resiko pekerjaan
dilakukan oleh
direktorat / unit
bisnis masing-masing
berdasarkan panduan
corporate.
TUJUAN PRAKUALIFIKASI
Menjaring kontraktor yang memiliki kesadaran,
kemampuan & kepedulian terhadap aspek HSE agar
diperbolehkan mengikuti tender. Semua kontraktor yang
dipra-kualifikasi harus mampu mengatur, mengontrol
dan mengendalikan semua aspek HSE dalam
pekerjaannya.

a. Paham peraturan perundangan dan kebijakan HSE.


b. Komitmen manajemen.
c. Kinerja dan pengalaman dalam aspek HSE.
d. Prosedur untuk pencegahan dan penanganan
dampak negatif.
e. Kemampuan, sistem pembinaan serta pelatihan
SDM.
PR0SES PRA KUALIFIKASI CSMS

1. Kontraktor mengisi kuesioner pra kualifikasi CSMS dan


melengkapi data yang berisi :
• Profil kontraktor
• Komitmen manajemen
• Pembinaan
• Prosedur
• Peralatan

2. Kontraktor mengembalikan kuesioner pra kualifikasi CSMS


yang telah diisi kepada panitia pengadaan
3. Tim Evaluasi Pra-kualifikasi melakukan penilaian dan
verifikasi.
4. Penilaian “ LULUS / TIDAK LULUS ”
TUJUAN SELECTION

 Memilih kontraktor yang terbaik dalam aspek :


 Technical
 HSE
 Commercial

Kontraktor menyiapkan penawaran dan HSE


program. Perusahaan mengevaluasi penawaran
dan melakukan klarifikasi.
PERSIAPAN BID DOCUMENT

1. Seluruh aspek HSE yang dibutuhkan telah


tercantum dalam dokumen TOR / SOW / RKS.
2. Informasi mengenai seluruh bahaya yang
teridentifikasi telah disampaikan ke kontraktor.
3. Seluruh aspek HSE tersebut dapat dipenuhi dan
dilaksanakan dengan baik.
4. Perencana harus mampu mengestimasi &
memasukan biaya penerapan aspek HSE
kedalam aspek komersial pekerjaan.
PERSIAPAN BID DOCUMENT

5. Kemudahan dari kontraktor diaudit SMHSE guna


memastikan kemampuan kontraktor dalam
memenuhi HSE plan.
6. Jika sistem pembobotan diberlakukan dalam
proses seleksi, konten HSE harus memperoleh
pembobotan yang tepat. Perencana boleh
berkonsultasi dengan bagian HSE untuk
memperoleh pembobotan yang paling tepat
terhadap pekerjaan yang dikontrakan dengan
kisaran bobot 10% - 30%, tergantung tingkat
kompleksifitas pekerjaan.
TUJUAN PRE JOB ACTIVITY

 Membuka komunikasi pertama diantara Pertamina


dan kontraktor untuk tingkat pekerjaan lapangan.
 Memastikan aspek-aspek HSE telah dikomunikasikan
dan dipahami oleh semua pihak sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
 Meyakinkan bahwa kontraktor sudah memahami
resiko, mitigasi dan program HSE yang akan
dilakukan terhadap pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
KICK OF MEETING
dalam tahap PRE JOB ACTIVITIES

 Pertamina Team Leader atau pejabat


yang ditunjuk.
 Top Management kontraktor yang
mempunyai kewenangan untuk
memutuskan.
 Semua Supervisor level dari Pertamina
dan kontraktor yang terlibat di pekerjaan
tersebut.
TUJUAN WORK IN PROGRESS
 Memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan telah
sesuai dengan kesepakatan HSE Plan sebelumnya.
 Review /revisi HSE Plan bila terjadi perubahan
potensi bahaya selama pelaksanaan pekerjaan
(berdasarkan hasil identifikasi lanjutan).
 Melakukan penilaian terhadap kinerja HSE
kontraktor dan memberikan feedback.
 Melakukan kontrol terhadap konsistensi
implementasi HSE selama dalam pelaksanaan
pekerjaan.
AKTIVITAS WORK IN
PROGRESS
 Material Handling, Transportation & Lifting
 Jaminan Kompetensi
 Inspeksi / Audit HSE
 Peralatan Keselamatan
 Komunikasi HSE
 Emergency Drills and Procedure
 Pelaporan Insiden, Kecelakaan dan Investigasi
 Keselamatan Mekanis
 Good House Keeping & Penanganan Limbah

Memastikan HSE Plan yang disepakati telah dilaksanakan oleh


kontraktor dan memastikan perubahan yang terjadi selama
pelaksanaan pekerjaan telah diakomodir dalam HSE Plan
TUJUAN FINAL EVALUATION

• Melakukan evaluasi bersama terhadap kinerja


HSE kontraktor & Pertamina.
Dialog dua arah.
Review & evaluasi data yang diperoleh.
• Feed Back terhadap penerapan HSE untuk
perbaikan pekerjaan yang akan datang.
• Memberikan reward / punishment terhadap
kinerja HSE Kontraktor.
PROSES FINAL EVALUATION

MENGUMPULKAN LAPORAN EVALUASI SEMENTARA

MENYIMPULKAN DALAM LAPORAN HASIL EVALUASI AKHIR

MENGKOMUNIKASIKAN & MENDISKUSIKAN HASIL EVALUASI BERSAMA


KONTRAKTOR

REWARD & PUNISHMENT

MEMASUKKAN KE CSMS DATABASE


HSE PLAN
PENGERTIAN
1. HSE Plan merupakan salah satu komitmen dari
Kontraktor dalam aspek HSE, dimana didalamnya
terdapat identifikasi dari bahaya pekerjaan yang akan
dilaksanakan serta bagaimana cara menangani bahaya
tersebut agar tidak terjadi insiden maupun accident
2. Proyek Kecil adalah proyek yang dilaksanakan dengan
nilai dibawah Rp. 5 Milyard atau pekerja yang
digunakan kurang dari 50 orang atau pekerjan
tersebut mempunyai risiko Menengah
3. Proyek besar adalah proyek yang nilai pekerjaannya
minimal 5 Milyard atau minimal pekerja yang
diperkerjakan 50 orang atau pekerjaan tersebut
mempunyai risiko Tinggi
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK KECIL
1. Gambaran Umum (General)
Kontraktor menggambarkan pekerjaan yang
akan dilaksanakan serta isikan nama proyek,
lokasi proyek, Jabatan pimpinan tertinggi
kontraktor, nama pimpinan tertinggi
kontraktor dan manajer proyek tersebut
 2. Kebijakan HSE (HSE Policy)
Kontraktor melampirkan kebijakan yang
terkait dengan aspek HSE yang ditanda
tangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan
tersebut.
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK KECIL

3. Risiko Manajemen (Risk Management)


Kontraktor melakukan JSA aspek HSE seperti pada
formulir F-001/C003/F00010/2011-S0 dengan
keterangan sebagai berikut :
 Step Project merupakan tahapan dari pelaksanaan
proyek tersebut, misalnya persiapan, mobilisasi,
pelaksanaan, commissioning dll
 Potential hazard merupakan potensi bahaya yang
kemungkinan dapat terjadi selama tahapan proyek
tersebut, misalnya kecelakaan kerja, kebakaran,
pencemaran lingkungan, gangguan keamanan dll
HSE PLAN KONTRAKTOR PROYEK KECIL
 yang berkaitan dengan risiko lingkungan. Aspect adalah
jenis risiko yang terjadi, dibagi menjadi 4 yaitu risiko
keselamatan (safety), risiko lingkungan (environment),
risiko kesehatan kerja (Health) dan risiko keamanan
(security)
 Mitigation adalah upaya untuk mengurangi tingkat risiko
bahaya yang terjadi selama proyek berlangsung. Mitigasi
dapat berupa perencanaan dalam beberapa hal yaitu
dengan melengkapi prosedur kerjanya (procedure),
menambah suatu peralatan kerja (Equipment), memberikan
pelatihan kepada pekerja (training), melengkapi dengan ijin
kerja (permit), melengkapi dengan alat pelindung diri (PPE),
membuat proteksi kebakaran (Fire Protection) dan lainnya
Kontraktor juga menggambarkan tentang kondisi lingkungan
kerja dimana pekerjaan berlangsung untuk dapat
diantisipasi risiko kerja
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK KECIL
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK KECIL
5. Personel dan Target Kinerja HSE
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK KECIL
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK KECIL

6. Inspeksi dan Audit


Kontraktor membuat jadwal inspeksi
dan audit. Inspeksi dan audit dapat
dilaksanakan bersama Pertamina dan
jika didapatkan temuan maka harus
ditindak lanjuti oleh kontraktor
tersebut
tersebu
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK KECIL

7. Keadaan Darurat (Emergency Response) dan


Pelaporan Kejadian
• Kontraktor wajib membuat prosedur emergency
response yang disesuaikan dengan jenis
pekerjaannya
• Kontraktor harus mempunyai prosedur dalam
penanganan kejadian penting dari near miss,
incident dan accident. Kontraktor wajib melaporkan
dalam dalam waktu kurang dari 1 jam kepada
Pertamina, kemudian kontraktor harus melakukan
penyelidikan insiden tersebut
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK KECIL

8. Surat Keterangan Sehat (Medical


Record)
Kontraktor wajib menjamin bahwa
Tenaga kerja yang dipekerjakan dalam
keadaan sehat dengan bukti adanya
surat keterangan dari rumah sakit
atau dokter yang berhak mengeluarkan
surat keterangan sehat.
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK BESAR
INSTRUKSI KERJA

1. Gambaran Umum (General)


Kontraktor menggambarkan pekerjaan yang
akan dilaksanakan yaitu :
1.1. Profil Kontraktor
1.2. Gambar Umum Pekerjaan
1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan
1.4. Penanggung Jawab Pekerjaan
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK BESAR
2. Kepemimpinan dan Komitmen HSE
Kontraktor menjelaskan tentang kepeminpinan dan
komitmennya dalam aspek HSE dengan memberikan
lampiran atau penjelasan antara lain :
2.1 Kebijakan HSE
2.2 Kebijakan pemakaian obat-obatan terlarang
dan minuman keras
2.3 Target Aspek HSE
Merupakan target HSE selama pekerjaan
berlangsung yang tertuang menjadi KPI (Key
Performance Indicator) HSE kontraktor. Contoh KPI
HSE seperti pada lampiran 3 Formulir
F-003/C003/F00010/2011-S0.
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK BESAR
3. Organisasi, Tanggung Jawab, Kompetensi dan
Standart (Organization, Responsibilities,
Competencies and standards)
3.1 Organisasi
3.2 Tanggung Jawab
3.3 Sub Kontraktor
3.4 Kompetensi
3.5 Komunikasi HSE
3.6 Standard Proyek dan HSE
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK BESAR
4. Manajemen Risiko (Risk Management)
4.1 Metode dan Prosedur Penilaian Bahaya
4.2 Job Health Safety Environment Analysis
(JHSEA)
Kontraktor melakukan JSA aspek HSE seperti pada
formulir F001/C003/F00010/2011-S0 dengan
keterangan sebagai berikut :
Step Project merupakan tahapan dari pelaksanaan
proyek tersebut, misalnya persiapan, mobilisasi,
pelaksanaan, commissioning dll
Potential hazard merupakan potensi bahaya yang
kemungkinan dapat terjadi selama tahapan proyek
tersebut, misalnya kecelakaan kerja, kebakaran,
pencemaran lingkungan, gangguan keamanan dll
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK BESAR
• Potential hazard merupakan potensi bahaya
yang kemungkinan dapat terjadi selama
tahapan proyek tersebut, misalnya
kecelakaan kerja, kebakaran, pencemaran
lingkungan, gangguan keamanan dll.

• Aspect adalah jenis risiko yang terjadi,


dibagi menjadi 4 yaitu risiko keselamatan
(safety), risiko lingkungan (environment),
risiko kesehatan kerja (Health) dan risiko
keamanan (security)
HSE PLAN KONTRAKTOR
PROYEK BESAR
 Mitigation adalah upaya untuk mengurangi tingkat
risiko bahaya yang terjadi selama proyek
berlangsung. Mitigasi dapat berupa perencanaan
dalam beberapa hal yaitu dengan melengkapi
prosedur kerjanya (procedure), menambah suatu
peralatan kerja (Equipment), memberikan pelatihan
kepada pekerja (training), melengkapi dengan ijin
kerja (permit), melengkapi dengan alat pelindung
diri (PPE), membuat proteksi kebakaran (Fire
Protection) dan lainnya

 Kontraktor juga menggambarkan tentang kondisi


lingkungan kerja dimana pekerjaan berlangsung
untuk dapat diantisipasi risiko kerja yang berkaitan
dengan risiko lingkungan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai