Anggota Kelompok :
Anggota :
Muhammad Ikhsan Purnama
Arifin Lubis
Surya Dinata
Fitran Andreansyah
1
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
STRUKTUR KELOMPOK
KETUA KELOMPOK
AHMAD RAUF
SEKRETARIS
R. Bagus Tegus Kurnia W
2
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 G a m b a r a n S i n g ka t t e n t a n g P r oy e k K o n s t r u ks i
Mengacu kepada Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, tempat
kerja artinya tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di
mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. Dengan berlandaskan hal tersebut, lokasi
konstruksi merupakan tempat kerja yang harus sangat diperhatikan terutama terkait Keselamatan
Kerja para pekerjanya termasuk properti yang terlibat di dalamnya.
Bedasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 1 tahun 1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan, Konstruksi Bangunan ialah
kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja. Oleh karena
itu, setiap tahapan pekerjaan dalam bidang konstruksi harus adanya penilaian sumber bahaya dan
risiko termasuk cara pengendaliannya agar dapat menghilangkan atau mengurangi tingkat risiko
tersebut.
Perusahaan Konstruksi PT. Adhi Persada Gedung (APG) merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang jasa konstruksi khusus untuk bangunan bertingkat tinggi (high rise building)
yang sudah berdiri sejak tahun 2013. PT. Adhi Persada Gedung juga sangat menjunjung tinggi
pada kualitas bangunan (mutu) dan juga kualitas sumber daya manusia (SDM). Keseriusan PT.
APG dalam bidang K3 dibuktikan dengan penghargaan yang diraihnya salah satunya dengan
sistem manajemen K3 yang dimiliki baik standar internasional maupun standar di Indonesia.
Pembangunan Gedung Data Center HDC oleh PT Adhi Persada Gedung (APG)
merupakan bangunan yang akan mendukung pembangunan properti Data Center dengan
kapasitas IT sebesar 3.5 MW. Terletak di area seluas 1,7 Hektar atau 17.000 m 2 yang
berlokasi di Jl. Science Boulevard, Jayamukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi,
Provinsi Jawa Barat. Bangunan ini akan terdiri dari 3 (tiga) gedung yang akan dilengkapi
dengan gedung utilitas, gedung aula IT data center, dan gedung kantor. Aktivitas utama
bisnis data center adalah jasa untuk menyewakan rak untuk menyimpan
3
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
server yang terkoneksi dengan jaringan yang berfungsi untuk menyimpan data
perusahaan, maupun perorangan.
Regulasi yang mencakup pekerjaan pembangunan dan disusun dalam makalah ini meliputi :
Standart dan peraturan perundangan K3L terkait dengan aktifitas proyek diantaranya:
1. Undang-undang
a. UU No. 01 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
b. UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
2. Peraturan Pemerintah
a. PP No. 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan Kerja
(SMK3)
b. PP No 21 Tahun 2008 Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
3. Peraturan Menteri
a. Permenakertrans no. Per-01/Men/1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada konstruksi
bangunan
b. Permenakertrans no. Per-04/Men/1980 tentang syarat syarat pemasangan dan pemeliharaan alat
pemadam api ringan
c. Permenaker no. Per-04/Men/1987 tentang P2K3 serta tata cara penunjukan ahli
keselamatan kerja
d. Permenakertrans no. Per-15/Men/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di
tempat kerja
e. Permenakertrans no. Per-08/Men/VII/2010 tentang alat pelindung diri
f. Permankertrans RI Nomor 8 Tahun 2020. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.
4. Keputusan Menteri
a. KEPMENNAKER No. Kep 186/MEN/1999 tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja
5. Keputusan Bersama
a. SKB no. Kep.174/MEN/1986 dan No. Kep.104/KPTS/1986 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja pada tempat kegiatan konstruksi
4
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
1.3 Kebijakan Mutu K3L
Penerapan Kebijakan mutu dan K3L dalam proyek ini sudah tercermin dalam visi misi dan nilai-nilai
perusahaan PT Adhi Persada Gedung (APG), diantaranya :
4. Melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja, mutu dan K3L secara berkelanjutan
mencegah pencemaran lingkungan, serta mengutamakan penggunaan produk ramah
lingkungan dan hemat energi sumber daya.
5. Bekerja secara jujur, profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai PT Adhi Persada Gedung dan
melarang dengan tegas segala bentuk penyuapan, gratifikasi dan tindakan kecurangan
lainnya.
Tujuan yang diharapkan dapat direalisasikan dengan memberikan produk dan layanan
kepada pelanggan dan stakeholders lainnya minimal sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi
yang diperjanjikan serta mencapai sasaran perusahaan tanpa kecelakaan / zero fatality accident,
penyakit akibat kerja, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan tanpa suap / zero
bribery.
Dalam suatu proyek konstruksi selalu melibatkan berbagai sumber daya yang
meliputi material , peralatan dengan berbagai jenis dan kapasitasnya, serta tenaga kerja mulai dari
tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga setengah terampil sampai tenaga tidak terampil. Semua
tenaga kerja tersebut memiliki latar belakang dan kepribadian yang berbeda sehingga tidak
dapat dipungkiri jika dalam pelaksanaan proyek tersebut mungkin terjadi kesalahan-kesalahan
yang bisa mengganggu kesehatan dan keselamatan kerja. Maka dari itu, perlu adanya peraturan -
peraturan yang dapat digunakan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
5
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
Obeservasi yang kami lakukan terkait dengan Meeting (Safety Talk, Tool Box, Weekly,
Monthly), APD, sistem pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), konsultasi dan komunikasi,
kampanye/sosialisasi, pengumuman dan rambu peringatan bahaya, peralatan pengamanan,
tanggap darurat, pelatihan K3, demo penanggulangan bahaya, dan cara penggunaan
pemadam api. Secara umum, hal-hal tersebut sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, sebagai contoh di bawah ini merupakan denah evakuasi untuk
menginformasikan jalur evakuasi jika terjadi keadaan darurat salah satunya bencana alam
maupun kebakaran.
Dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang dalam menyelesaikan sebuah
proyek, sangat diperlukan suatu struktur Organisasi yang mampu melakukan manajemen
terhadap proyek dan juga perencanaan dengan tujuan agar plan yang sudah ditetapkan bisa
terlaksana secara efisien dan efektif. Dalam hal ini Struktus Organisasi K3L terutama Struktur
susunan P2K3 sangatlah diperlukan. P2K3 adalah singkatan dari Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, menurut Permenaker RI No. 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, P2K3 merupakan badan yang membantu di tempat kerja
sebagai suatu wujud kerjasama antar pekerja maupun pengusaha untuk mewujudkan penerapan
SMK3. Di dalamnya terdapat aturan mengenai panitia P2K3 dan tata cara penunjukan ahli
keselamatan kerja. Pada pasal 2, menyatakan bahwa tempat kerja yang mempekerjakan 100
6
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
orang atau lebih atau yang mempekerjakan kurang dari 100 orang tapi merupakan jenis pekerjaan
berisiko tinggi, harus mempunyai P2K3.
Tugas P2K3 ini yakni memberikan saran serta pertimbangan baik saat ada permintaan
ataupun tidak kepada pihak pengusaha terkait dengan masalah K3 sesuai dengan peraturan
Permenaker no. 04 tahun 1987. Di bawah ini merupakan struktur organisasi P2K3 proyek ini;
1.6.1 U r a i a n T u g a s d a n J a b a t a n P2K3
Di dalam P2K3 terdapat beberapa personil di dalamnya yakni ketua, sekretaris, dan anggota.
Masing-masing personil tersebut memiliki peran dan tugasnya masing-masing, diantaranya :
Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota untuk memimpin rapat pleno
7
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
B. Sekretaris P2K3
8
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan Tujuan dari pelatihan ini adalah peserta diharapkan mampu untuk menyusun
makalah dan mempresentasikan makalah tersebut yang bertujuan untuk memvisualisasikan hasil
observasi lapangan dalam suatu tulisan secara sistematis dan mudah dimengerti, serta mampu dan
berani tampil mempresentasikan serta mengeluarkan pendapat beserta analisanya dalam suatu forum
resmi dan terbuka
Maksud dari Observasi lapangan dimaksud untuk mengadakan peninjauan secara langsung
terhadap suatu kegiatan proyek konstruksi, khususnya segala kegiatan yang terkait dan berhubungan
dengan K3, setelah peserta mengikuti pembekalan teori/pengetahuan di kelas. Selain itu, diharapkan
melalui pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan peserta dengan pengetahuan yang mendalam dan
pemahanam yang benar mengenai SMK3 berdasarkan ISO 45001:2018 tentang standar untuk mencapai
tujuan orgnanisasi mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
c. Mematuhi salah satu peraturan di bidang K3 dari Kementerian Tenaga Kerja bahwa harus ada
personel Ahli K3 Konstruksi yang tersertifikasi di lokasi pekerjaan pembangunan;
d. Menjadikan personel Ahli K3 Muda Konstruksi yang kompeten dan siap menegakkan aturan
9
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
– aturan K3 di Bidang Konstruksi.
Sedangkan tujuan dari Observasi ini adalah untuk membekali pengetahuan dan keterampilan
praktis berupa :
1. Sebagai pemenuhan salah satu syarat menyelesaikan pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi
sehingga bisa mengaplikasikan teori dan praktik di lapangan.
8. Mampu menilai hubungan teori dan peninjauan langsung di lapangan melalui pembuatan
catatan hasil observasi.
10
ASPEK OPERASIONAL – Kelompok 2
BAB III
PERMASALAHAN DI LAPANGAN
10 Temuan baik adanya cheklist/ inspeksi pada scafolding yangArea lantai 3 kantor
sudah standarisasi
1. Pelaksanaan Meeting seperti Safety Morting Talk, Tool Box Meeting, Weekly dan
Monthly
Kegiatan meeting, baik safety talk, toolbox meeting, weekly meeting dan
monthly meeting sudah diterapkan dan dilaksanakan secara berkala oleh PT APG pada
Proyek Pembangunan Data Center ini sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja yang tertera dalam Bab V mengenai Pembinaan pada Pasal 9 ayat
(1) sampai dengan ayat (4)
Penggunaan APD untuk keseluruhan pekerja baik dari staf manajemen dan pekerja
lapangan, baik dari subkon sampai dengan vendor dan tamu menggunakan APD
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan sudah ada helm dan id card untuk
visitor yang tersedia di pos security.untuk cadangan jika ada kunjungan dari
manajemen atau pihak terkait lainnya sesuai dengan Permen No. 8/MEN/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 (1) yang berbunyi “Pengusaha wajib
Penyediaan Kotak P3K disediakan dan diletakkan di area proyek yang berpotensi
terjadi kecelakaan dan harus diperiksa secara berkala sesuai peraturan yang berlaku.
Namun, masih terdapat kotak P3k yang belum tersedia di lokasi pekerjaan , seperti
di area fabrikasi MEP serta kotak P3K yang isinya kurang lengkap di area
pos security. Sesuai dengan Permenakertrans NO: PER.15/
MEN/ VIII /2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja
yang tertera pada Bab III terkait Fasilitas P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) meliputi: a. ruang P3K; b. kotak P3K dan isi; c. alat evakuasi dan alat
transportasi; dan d. fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau peralatan
khusus di tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus. Untuk
jumlah dan penempatan kotak P3K yang disiapkan juga sudah sesuai dengan
peraturan tersebut.
Pelaksanaan Konsultasi dan komunikasi sudah sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan
Pelaksanaan Inspeksi dan pemeriksaan secara umum sudah berjalan, namun masih
terdapat peralatan yang belum di berikan tagging sebagai bukti pelaksanan
pengecekan dan pemeriksaan sudah dilakukan
Dalam hasil observasi kami belum mendapat gambaran terkait pelatihan K3 maupun
Pelatihan Tim P3K, demo penanggulangan bahaya. Namun, berdasarkan hasil
wawancara dengan narasumber, pelatihan tersebut dan simulasi penanggulangan
bencana dilakukan secara berkala 6 bulan sekali dan untuk skema evakuasi sudah ada
dalam papan informasi. Untuk cara penggunaan pemadam api dan pertolongan
pertama pada kecelakaan sudah ada dalam papan informasi
No Dokumentasi Lokasi
3 Area Parkir
5 Ruang Meeting
7 Area TBM
Area Konstruksi
9
11 Area terbuka
13 Office
15 Area Utility
A. Temuan Positif
4.1 Kesimpulan
9. Pelaksanaan Meeting seperti Safety Morting Talk, Tool Box Meeting, Weekly
dan Monthly sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Pasal 9 UU no 1 /
1970 ttg keselamatan kerja dan UU no 13 / 2003 pasal 86 (1) ttg
ketenagakerjaan
11. Penyediaan Kotak P3K dan lainnya masih perlu mendapatkan perbaikan
sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI,
No: PER-15/MEN/VIII/2008 tentang P3K ditempat kerja
12. Pelaksanaan Konsultasi dan Komunikasi sudah berjalan dengan baik sesuai
dengan Pasal 9 UU no 1 / 1970 ttg keselamatan kerja dan UU no 13 / 2003
pasal 86 (1) ttg ketenagakerjaan
13. Pelaksanaan Kampanye dan Soliasisasi sudah berjalan dengan baik sesuai
dengan Pasal 9 UU no 1 / 1970 ttg keselamatan kerja dan UU no 13 / 2003
pasal 86 (1) ttg ketenagakerjaan
16. Pelaksanaan Tanggap Darurat dan Demo K3 sudah berjalan dengan baik
sesuai dengan KEPMENNAKER No. Kep 186/MEN/1999 tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja dan PP No 21 Tahun 2008
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
4.2 Saran
Terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan saran penyusun untuk dijadikan
pertimbangan dan masukan di masa mendatang, yakni :
1. Agar lebih cermat dan perhatikan standar yang sudah ditetapkan oleh
PER.04/MEN/1980 Tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan dalam Penempatan dan penyediaan APAR
3. Agar melengkapi kotak P3K dengan daftar Kotak P3K sesuai Tipe mengacu
pada jumlah tenaga kerja dan melampikan evidence kompetensi pemeriksa
sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI,
No: PER-15/MEN/VIII/2008 tentang P3K ditempat kerja
5. Agar dilakukan inpeksi rutin pada perancah jika ada pergeseran / perubahan
struktur sesuai dengan Permenaker No.01 Tahun 1980, pasal (1)
NO.PER.01./MEN1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada
konstruksi bangunan masyarakat pengguna an perancah(scaffolding).