Anda di halaman 1dari 30

SAFETY

INDUCTION
INDOKTRINASI SUBKONTRAKTOR/ KONTRAKTOR
(SAFETY INDUCTION)

Tujuan :

Kontraktor, sub kontraktor, pihak ketiga maupun tamu


yang akan memasuki area proyek, wajib memahami,
memenuhi, mematuhi ketentuan keselamatan kerja
yang berlaku di PT. PT. X Indonesia
1. Pengawasan dan Organisasi di Lapangan
 Setiap kontraktor/mandor harus mempunyai ketua regu atau
supervisor/wakil mandornya sendiri. Ketua ini harus berkomunikasi
langsung dengan Project Engineer/ Pengawas dari PT. X berkenaan
dengan masalah –masalah yang ada.

 Tidak diizinkan karyawan kontraktor bekerja jika tidak ada pengawasan


dari supervisor kontraktor dan/atau belum hadirnya supervisor dari PT. X
atau konsultan yang ditunjuk

 Bekerja selama jam istirahat tidak diperbolehkan, kecuali jika tidak ada
pengawasan penuh dari supervisor kontraktor dan PT. X
2. Kebijakan Lingkungan, K3 / EHS

LOGO Nama Perusahaan


PERUSAHAA
N Judu Kebijakan

Isi Kebijakan

Mengetahui Pemilik; Manager Project


3. KOMITMEN PT. X UNTUK SAFETY
Kami berkomitmen terhadap budaya K3, karena K3 berlaku untuk semua
karyawan/ti, kontraktor dan tamu, merupakan tanggung jawab utama
kami, dan kami meyakini bahwa semua insiden dapat dicegah.

TUJUAN UTAMA KAMI DALAM MENUMBUHKAN BUDAYA K3

“ ZERO INJURY”
“ TIDAK ADA KEJADIAN/KECELAKAAN KERJA”
4. PERATURAN UMUM
KESELAMATAN
a)
b)
Tidak diijinkan Minuman keras, obat-obatan ilegal atau senjata tajam yang tidak untuk kerja.
DILARANG MEROKOK disembarang tempat (hanya di tempat merokok).
c) Korek api, pemantik, dll.: harus disimpan di lemari
d) Tidak boleh bercanda/ Sendau gurau
e) Pemakaian Peralatan Lindung Diri yang berikut ini wajib:
1. SAFETY GLASSES
2. HELM
3. SAFETY SHOES
APD lainnya sesuai pekerjaan
e) Bahaya penggunaan udara bertekanan - Tidak boleh digunakan untuk menyemprotkan ke
tubuhnya.
f) Pakaian kerja yang sesuai
g) Manual Lifting/ mengangkat benda/ beban secara manual maksimal 25 kg/ org (pencegahan
cidera punggung).
5. PROSEDUR TANGGAP DARURAT
LEDAKAN/KEBAKARAN:
 JANGAN PANIK, TETAP WASPADA
 Hentikan semua pekerjaan, komunikasikan kepada Supervisor / Pengawas terdekat
 Segera tinggalkan area itu dan berkumpul pada area evakuasi yang telah ditentukan
 Segera beritahukan kepada Project Engineer/ Supervisor

INSIDEN BERAKIBAT CIDERA KARYAWAN:


 Hentikan semua pekerjaan
 Segera beritahukan kepada Project Engineer/ Supervisor / Pengawas terdekat
 Jangan pindahkan korban, ajak korban berbicara agar tetap sadar
 Amankan area insiden
 Pertolongan pertama harus dilakukan oleh orang yang berkemampuan dalam hal itu

KEBOCORAN GAS/CAIRAN MUDAH TERBAKAR/ TUMPAHAN BAHAN KIMIA:


 Hentikan semua pekerjaan tersebut, komunikasikan kepada Supervisor / Pengawas terdekat
 Segera tinggalkan area itu
 Berkumpul di area evakuasi
 Tunggu instruksi lebih lanjut dari Project Engineer/ Supervisor
Assembly Point

ZONA
ZONA
MERAH
HIJAU
6. PERATURAN HOUSEKEEPING
 Setelah menyelesaikan pekerjaan, kontraktor harus membersihkan area kerja
sehingga area tersebut rapi dan bersih. Tim kebersihan K3 akan melakukan patroli
dan membantu memindahkan sampah ke penampungan sampah
 Semua jalan, tangga dan titik-titik akses harus bebas hambatan setiap saat. Material
sangat disarankan untuk ditumpuk dan disimpan dengan benar.
 Sisa-sisa harus disingkirkan oleh kontraktor dari area kerja.
 Peralatan pribadi apa saja – tas minuman, botol dan tempat makanan harus
disingkirkan dari area kerja setelah pekerjaan diselesaikan
7. KONTROL LALU LINTAS KENDARAAN, DAN ALAT
BERAT
1. Kecepatan Maksimal adalah 10 km/jam
2. Pengemudi harus memiliki SIM dan/atau SIO untuk alat
berat
3. Penggunaan sabuk pengaman.
4. Penggunaan helm standar bagi sepeda motor
5. Kebijakan No seat No ride (tidak boleh menumpang pada
alat berat, tidak boleh melebihi kapasitas didalam cabin)
8. AREA TERLARANG
 Setiap Kontraktor TIDAK diperbolehkan untuk memasuki area terlarang tanpa persetujuan
dari Site Manager dan/atau Pengawas PT. X.
 Bila ada pekerjaan diarea terlarang maka Project Engineer/ Supervisor PT. X yang akan
mengatur pekerjaan yang akan dilakukan oleh kontraktor di daerah tersebut.
 Area terlarang seperti:
 Genset
 Gudang
 Tanki-tanki
 MCC Room
9. PERMIT SYSTEMS
1. Izin Kerja Umum Kontraktor
2. Izin Pemotongan, Pengelasan & Hotwork
3. Izin Masuk Ruang Tertutup
4. Izin By-Pass
5. Izin Kerja di Tempat Tinggi
6. Izin Penguncian/ Lock-out & Tag-out
7. Izin Pengendalian Bahan Kimia
8. Izin di Luar Jam Kerja
9. Izin Penggalian
10. Izin Pengangkatan Beban
9. PROSEDUR UMUM SISTEM PERIZINAN
1. Izin dibuat oleh supervisor yg bertanggung jawab . FORM harus DIISI LENGKAP dan tulis tangan
2. Supervisor melakukan inspeksi area kerja sebelum mengajukan izin ke Manager - Semua
peralatan telah disipakan dan tindakan pencegahan telah dilaksanakan.
3. Manager terkait harus melakukan inspeksi di lapangan sebelum izin ditandatangani
4. Pekerjaan dimulai setelah mendapat persetujuan dari Manager dan Safety PT. X atau pimpinan lebih
tinggi sesuai permit approval metric
5. Izin hanya berlaku untuk 8 jam. Kecuali izin by-pass berlaku selama pekerjaan, maksimal 7 hari
6. Lembar izin. harus ditempatkan di lokasi kerja yang dapat dilihat oleh orang yang lewat dan siap
diperiksa
7. Supervisor melakukan pemeriksaan akhir setelah pekerjaan selesai dilakukan - Semua peralatan
dikembalikan pada tempatnya, housekeeping telah dilaksanakan dan tempat kerja telah aman
8. Pekerjaan tidak dapat dimulai TANPA Izin/permit
9. PERMIT APPROVAL METRIC
Permit Approval Metric
Secondary Approval (back-
No Permit Description Criteria Primary Approval
up)
1 General Work All EHS Manager Construction Manager
2 Construction Manager or
< 5m EHS Manager
Project Manager
Elevated Work ( > 1.24m) ≥ 5m, <10m (*) Construction Manager Project Manager
Construction Manager and
≥ 10m (*) Project Manager
EHS Manager
3 Construction Manager or
< 2m EHS Manager
Excavation Project Manager
≥ 2m (*) Construction Manager Project Manager
4
inside workshop not required not required
Construction Manager or
Hot Work, Cutting and Welding production floor EHS Manager
Project Manager
in an elevated work
Construction Manager EHS Manager
(*)
5 Lifting All EHS Manager Construction Manager
6 Chemical Handling All EHS Manager Construction Manager
7 Confined Space Entry All EHS Manager Construction Manager
8 Lock Out & Tag Out All EHS Manager Construction Manager
9 Bypass System All (*) Construction Manager EHS Manager
9.1. IZIN PEMOTONGAN DAN
PENGELASAN
1. Housekeeping harus dilaksanakan sebelum Pekerjaan dimulai
2. Bahan Mudah terbakar telah dijauhkan dari tempat kerja panas, sejauh min. 15 m
3. APAR dan selang air harus tersedia
4. APD lengkap sesuai pekerjaan (sarung tangan kulit, welding shield, welding jacket/apron)
5. Silinder gas oksigen-LPG/acetylene harus selalu terikat erat, didirikan, aman pada tempat/balok
tetap, terpasang regulator, flash back arrestor, dan clamp pada setiap sambungan.
6. Peralatan las, dan peralatan kerja panas (seperti grinda, bor) dalam kondisi baik dan layak pakai .

Kabel tanpa socket Sambungan tidak aman Grinda tanpa cover Oxy-LPG yang aman
9.2. MEMASUKI RUANG TERTUTUP
a. Kategori ruang tertutup/ terbatas adalah: cukup luas untuk dimasuki seluruh tubuh, mempunyai jalan
masuk atau keluar terbatas, tdk dirancang untuk kerja secara terus-menerus.
b. Verifikasi atmosfir: dibutuhkan temperatur (<37oC), tingkat Oksigen (19.5 – 23.5%), gas mudah terbakar/
CH4 (LEL <10%), Karbon monoksida (CO <30 ppm), gas beracun (H2S < 10 %). Tidak boleh masuk jika
kondisi tidak aman.
c. Minimal ada 3 petugas dalam pekerjaan ini yaitu petugas masuk, jaga di luar, dan supervisor. Masing-
masing harus mengetahui tanggungjawabnya
d. Peralatan yang perlu: gas detector, blower, tali tambang dan harness, 24 V DC lamp, dll)
e. Untuk pengelasan dalam ruang tertutup, izin pemotongan dan pengelasan juga diperlukan dan ventilasi
serta penerangan yang memadai harus disediakan.
9.3. IJIN LOCK OUT &TAG OUT
 Lock out dan Tag out berlaku pada semi pekerjaan yang mempunyai energi seperti pompa, motor, agitator, alat
pencampur, pipa uap, konveyor, sabuk pendorong dan sebagainya
 Pada saat kerja yang perlu Lock out (Electrician) semua pekerja yang terlibat harus memastikan peralatan pada
panel MCC dan memasang gemboknya. Petugas yang menggembok yang harus menyimpan kuncinya.
 Prosedur lock-out diselesaikan jika gembok dan tag telah ditempatkan dan sistem diperiksa dengan uji coba start.
PEKERJAAN TIDAK BOLEH DIMULAI SEBELUM PROSEDUR INI DILAKUKAN.
 Kontraktor harus memberitahu atasannya/Project Engineer jika pekerjaan selesai. untuk pembukaan lock (gembok)
dan melakukan uji coba kerja peralatan. Izin pembukaan lock out harus diarsipkan sebelum membuka lock lainnya.
 Harus diterapkan aturan satu gembok-satu kunci (one lock – one key). Tidak diizinkan memiliki dan
menggunakan lebih dari satu (1) kunci pada satu (1) gembok.
9.4. IZIN BEKERJA DI KETINGGIAN
 Izin ini diperlukan untuk pekerjaan yang dilakukan setinggi 4 kaki (1,24 m) atau lebih dari lantai, pekerjaan
di atas kereta rel atau truk, pekerjaan di atas atap, penggunaan platform portabel, tangga atau lori dan
pekerjaan di atas peralatan atau dekat peralatan kerja berbahaya (empat kaki atau lebih dari permukaan).
  Semua pekerjaan lebih dari 1,24 m harus mendapatkan izin dari manager atau pimpinan lebih tinggi
sebelum melakukan pekerjaan tersebut

SALAH
9.4. IJIN BEKERJA DI KETINGGIAN
Persyaratan Umum
 Tangga , perancah, Harness, lantai plat sudah di inspeksi dan di setujui untuk di pakai.
 Tempat cantolan / life line sudah di periksa dan kuat (2.2 ton)
 Areal dibawah kerja tinggi sudah di bersih, barricade dan materi mudah terbakar sudah di pindah
 Plank kayu sudah dikat dengan perancah, Perancah sudah diikat dengan structure

6ft. (1.8m)
Panjang Lanyard’

3.5ft. (1.1m)
Jarak Perlambatan

6ft. (1.8m)
Tinggi badan Pekerja

3ft. (.9m)
Safety Factor
9.5. IJIN BY-PASS
 Izin ini berlaku jika bagi By-Pass semua alat keselamatan kritis, kerusakan sistem perlindung
kebakaran, operasi tanpa kontrol debu, dan manajemen perubahan.
 Contoh; By-pass safety valve, proximity, interlock, kerusakan hydrant pemadam kebakaran.
 Izin ini disetujui oleh Manager Proyek/ Konstruksi.

9.6. IJIN PENANGANAN BAHAN KIMIA


 Izin pengendalian bahan kimia diperlukan untuk semua pekerjaan yang berhubungan dengan
bahan kimia, pemindahan bahan kimia, merawat pompa dan pipa produk bahan kimia

9.7. IJIN PENGGALIAN


 Izin ini diberlakukan untuk penggalian dari permukaan tanah dengan kategori sebagai berikut:
– Penggalian dengan kedalaman kurang dari 2 m
– Penggalian dengan kedalaman lebih dari 2 m
– Penggalian dekat dengan instalasi listrik pada semua kedalaman
9.8 IJIN PENGANGKATAN
Izin ini diberlakukan untuk kegiatan pengangkatan yang menggunakan alat: (crane,
chain block/ katrol, excavator, dan alat berat lainnya yang digunakan untuk
mengangkat beban.)
Kegiatan pengangkatan dapat dilakukan apabila telah mempersiapkan rencana
pengangkatan yang memadai dan izin telah disetujui oleh manager/ pimpinan lebih tinggi.

9.9 IJIN KERJA UMUM


Izin kerja ini diberlakukan untuk kegiatan lain yang tidak tercover dalam permit regular
lainnya
10. Prosedur keselamatan
10.1. BEKERJA PADA PIPA PRODUK & UTILITAS
 Dilarang bekerja pada semua peralatan atau penunjang lainnya tanpa izin.
 Dilarang membuka atau menutup semua katup dalam pabrik.
 Peralatan dan utilitas akan dialihkan kepada kontraktor setelah produksi diisolasi, dikeringkan dan
pipa dikunci.
 Untuk bekerja pada pipa yang dipakai untuk bahan kimia, diperlukan izin Penanganan bahan
Kimia secara terpisah.
 Bila pipa bertekanan udara digunakan, tindakan pencegahan yang harus dilakukan: selang sudah
terhubung dengan benar, klip (alat penguat) yang disetujui dipakai untuk koneksi, selang dalam
keadaan baik dan tidak terletak menyebrangi jalan. Pipa bertekanan udara tidak boleh dipakai
untuk mengeringkan pakaian atau disemburkan ke seseorang.
10.2 MELINDUNGI MESIN & AREAL KERJA:
 Semua penggerak, sproket, rantai atau gigi pada peralatan harus dilindungi/cover boleh
dibuka hanya jika ada perbaikan dan setelah
selesai harus dipasang seperti semula.
 Jika melakukan perbaikan, Area kerja harus dilindungi dengan menggunakan baricade
tape dan diberi tanda peringatan yang memadai.

10.3 PEKERJA DI KETINGGIAN


 Jika kerja menggunakan perancah, perancah harus diikat dengan benar termasuk papan
yang digunakan harus kuat.
 Gunakan safety harness yang sudah dicek dan layak digunakan.
 gunakan tangga yang terbukti berkualitas. Tidak dianjurkan untuk menggunakan tangga
kayu.
 Tangga harus terikat pada benda padat yang tetap dan stabil.
11. PENYIMPANAN DAN PEMAKAIAN MATERIAL
11.1 .SILINDER ASETILEN, OKSIGEN DAN GAS
 Silinder asetilen harus disimpan terpisah dari oksigen.
 Semua silinder gas harus diikat.
 Sumbat pelindung katup harus selalu tersimpan pada silinder bila silinder tidak
digunakan.
11.2 .BAHAN KIMIA BERBAHAYA, CAIRAN & UAP MUDAH TERBAKAR:
 penyimpanan bahan kimia berbahaya, cairan dan uap mudah terbakar baru boleh
dilakukan setelah meminta izin tertulis dan mendapat persetujuan dari manajemen.
 Simbol identifikasi bahaya harus sesuai dengan bahan yang ada.
 Setiap bahan kimia harus tersedia panduan MSDSnya dan jika terjadi sesuatu harus
perbedoman pada panduan MSDS yang ada.
12. PELAPORAN INSIDEN
 Kontraktor harus melaporkan semua cidera personil, kerusakan harta
benda, kejadian pencemaran dan kejadian nyaris celaka (nearmiss)
pada manager lokasi.

 Segera buat laporan awal dan kirim ke manager lini  kurang dari 8
jam.

 Setiap insiden harus diinvestigasi sebelum 48 jam dan laporan sudah


keluar.

 Safety contact harus dilakukan dan corective action harus sagera


dijalankan supaya sumber bahaya tersebut tidak menjadi kecelakaan.
13. PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN/
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
 Dilarang membakar sampah di areal PT. X
 Pembuangan sampah dipisah antara organik, anorganik, scrap, limbah B3 dan limbah
medis.
a. Limbah organik – tong warna hijau (Contoh: kertas, kardus, nasi, daun, dll.)
b. Limbah anorganik – tong warna kuning (Contoh: karung plastik, seng, kaleng minuman, dll)
c. Limbah B3 – tong warna hitam (Contoh: Accu, lampu neon, oli bekas, kain majun, printer katridge,
dll.)
 Bengkel, depot BBM milik kontraktor harus sesuai dengan standar perusahaan (memiliki
bunding, oil trap)
14. PERATURAN KETENAGAKERJAAN DAN
PERLINDUNGAN PEKERJA
 Tidak boleh mempekerjakan karyawan dengan usia dibawah 18 tahun
 Tenaga kerja harus ada jaminan kecelakaan kerja. Contoh yang
disarankan adalah Jamsostek.

15. EHS TRAINING DAN SAFETY TOOLBOX TALK MEETING


 Setiap karyawan kontraktor wajib mengikuti training safety, tool box meeting,
safety committee meeting yang dilakukan oleh PT. X

 Pimpinan kontraktor wajib membuat dan menyampaikan laporan mingguan/


bulanan.
16. Azas-azas Pedoman PT. X:
 PT. X akan mematuhi semua hukum dan undang-undang yang berlaku di negara manapun PT. X
melakukan bisnis.
 PT. X tidak akan membantu pihak ketiga melanggar hukum suatu negara, misalnya dengan membuat
dokumen palsu atau cara-cara lainnya.
 PT. X tidak akan memberi atau menerima suap atau terlibat dalam kegiatan yang tidak etis, menipu atau
korup.
 PT. X akan selalu mematuhi dan melaksanakan semua kewajiban bisnisnya dengan penuh tanggung jawab.
 PT. X akan menyimpan seluruh arsip bisnis yang menggambarkan secara akurat seluruh transaksi bisnis
yang dilakukannya.
 Para manajer dan supervisor PT. X harus memastikan bahwa semua karyawan, konsultan, termasuk pekerja
kontrak memahami dan mematuhi setiap hukum dan kebijakan perusahaan sekaligus mencegah, mengawasi
dan melaporkan setiap pelanggaran terhadap hukum dan kebijakan tersebut.
 Karyawan PT. X tidak diperkenankan ikut terlibat ke dalam situasi yang dapat menimbulkan konflik
kepentingan antara perusahaan dengan karyawannya.
17. TINDAKAN DISIPLIN & DENDA
TINDAKAN DISIPLIN
 Kontraktor harus memastikan bahwa informasi di atas telah dibaca dan dipahami. Jika kontraktor
tidak dapat menyesuaikan dengan peraturan keselamatan yang dinyatakan di atas, pekerjaan akan
dihentikan oleh PT. X. Pekerjaan baru dapat dimulai kembali setelah tindakan perbaikan telah
dilakukan oleh kontaktor dan dikonfirmasikan oleh PT. X. Manajer Proyek/Konstruksi/EHS
berwenang untuk mengeluarkan kontraktor yang tidak dapat mematuhi peraturan tersebut atau
memutuskan kontrak mereka bila perlu.
DENDA
 Pekerja kontraktor yang melanggar ketentuan diatas akan dikenakan denda.
 Jumlah denda akan dikurangi dari tagihan kontraktor untuk setiap pelanggaran yang dilakukan
oleh karyawannya, subkontraktornya atau siapa saja yang diinstruksikannya (misalnya supir truk
yang mengantarkan barang-barang):
Sudah paham kan ESENSI dari diadakannya Safety
Induction ?

Untuk mengetahui orang tersebut telah paham


peraturan yang berlaku, maka perlu diberikan
POST TEST.

Silakan di coba post- testnya !


Ada pertanyaan, silakan komen di kolom forum ya !

Anda mungkin juga menyukai