BAB I
BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI
PASAL 1
LINGKUP KEGIATAN
1. Umum
1.1. Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah Peningkatan Jalan Jasan-Timbul
1.2. Lokasi Pekerjaan: Kecamatan Tegalalang Kabupaten Gianyar
1.3. Lingkup Pekerjaan Peningkatan Jalan Jasan-Timbul Kecamatan Tegalalang Kabupaten
Gianyar yang meliputi:
Pekerjaan Umum
Pekerjaan Drainase
Pekerjaan Tanah Dan Geosintetik
Pekerjaan Perkerasan Berbutir
Pekerjaan Perkerasan Aspal
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Harian Dan Pekerjaan Lain-lain
Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
2. Umum
Pekerjaan persiapan lapangan meliputi:
2.1. Pekerjaan Persiapan dan Akhir
1. Kantor Direksi dengan luas minimal 16 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi
yang memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan atau ruang kerja Direksi Teknis
atau pengawas, rapat - rapat rutin lapangan dan lain - lain, dengan perlengkapan
sebagai berikut:
Meja rapat lengkap kursi untuk lebih kurang 5 orang,
2 stel meja tulis dan tempat duduk,
Almari atau rak penyimpan alat - alat Kantor atau pengawasan,
Papan tulis atau white board ukuran 90 x 120 cm,
Sepatu karet dan helm proyek,
Kotak P3K beserta isinya.
Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga
kebersihannya. Penempatan atau lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknis yang dibuat sesuai kontrak (dengan sistim sewa
selama pelaksanaan pekerjaan)
2. Kotak P3K beserta isinya dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis
yang dibuat sesuai kontrak.
3. Pekerjaan Uitzet/persiapan Bouwplank, papan nama proyek dan pekerjaan
Persiapan lainnya yang dibuat sesuai Kontrak atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
4. Melakukan pembersihan akhir dan uji coba/commisioning sarana dan prasarana
yang telah dibuat, termasuk pemeliharaan rutin selama kurun waktu yang
ditentukan dalam Kontrak.
5. Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah
dengan ketinggian 2 meter. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80 x 120 cm,
terbuat dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih, tulisan warna
biru, besar huruf disesuaikan.
Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek dan Redaksi Papan Nama agar
dibuat sebagai berikut :
Kop Pemda Gianyar pada bagian paling kiri atas,
Judul Kegiatan,
Nilai Kegiatan,
No. Kontrak,
Masa Kontrak,
Sumber Biaya,
Pelaksana,
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas.
6. Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi Penyedia wajib menyiapkan
dan menyediakan adalah:
a. Kantor Penyedia, gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya bahan
banguan dari cuaca dan hujan.
b. WC darurat untuk Direksi, Penyedia dan pekerja secukupnya serta tersedia
cukup air dan terjamin kebersihannya.
c. Kantor Penyedia atau Los Kerja serta wc darurat setelah selesainya pekerjan
adalah milik Penyedia dan segera harus dibersihkan dari tempat pekerjaan.
d. Lampu penerangan, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam hari.
1 2 3 4
2
7 6 5
Didalam pembuatan Dokumen Metoda Pelaksanaan Konstruksi, pertama kali kita harus
menetapkan dan menghitung Construction Plan atas kebutuhan peralatan yang dipakai pada
suatu item pekerjaan berdasarkan jangka waktu tertentu sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan,
tentu saja sesuai dengan metode konstruksi yang paling efisien dan efektif.
Untuk perhitungan kebutuhan peralatan proyek adalah sebagai berikut:
Menghitung produksi alat per jam
Menghitung waktu operasi tiap jenis peralatan didalam menyelesaikan suatu jenis item
pekerjaan. Dengan dibandingkan produksi alat per satuan volume/luas maka dapat
dihitung jumlah alat yang diperlukan didalam menyelesaikan satu jenis item pekerjaan
sesuai jadwal waktu yang tersedia.
2.1 Asphalt Finisher
Asphalt finisher adalah alat untuk menghamparkan campuran aspal hot mix yang
dihasilkan dari alat produksi aspal yaitu Asphalt Mixing Plant [AMP] pada permukaan
jalan yang akan dikerjakan. Terdapat dua jenis Asphalt Finisher yaitu jenis crawler yang
menggunakan track dan jenis roda karet (Wheeled). Pada Asphalt Finisher jenis track,
penghamparannya lebih halus serta lebih datar dibandingkan Asphalt Finisher yang
menggunakan roda karet dengan ukuran yang sama.
2.2 Asphalt Distributor
Asphalt Distributor digunakan untuk menyemprotkan asphalt cair panas ke atas
permukaan pada pekerjaan finishing jalan, secara merata dengan kecepatan yang sama.
Asphalt Distributor merupakan alat gelar yang harus dimiliki setiap kontraktor jalan.
Asphalt Distributor dilengkapi dengan burner untuk memasak aspal. Selain itu dilengkapi
juga dengan pompa asphalt yang tahan panas untuk menyemprot aspal cair panas. Tangki
Asphalt Distributor dilengkapi dengan Heating Pipe sehingga dapat bekerja lebih optimal
dan jangkauan jarak operasi yang cukup panjang.
Jumlah
No Jenis Alat Kapasitas
(unit)
1. Aspalt Finisher - 1
2. Aspalt Distributor 4000 L 1
3. Dump Truck 3,5 Ton 1
4. Tandem Roller 6-8 T 1
5. Tire Roller 8-10 T 2
6. Asphalt Mixing Plant 200-300 T 1
Jumlah
No Jenis Alat Kapasitas
(unit)
1. Excavator 80-140 HP 1
2. Pedestrian Roller - 1
3. Vibratory Roller 5-8 T 1
4. Water Tanker 3000-4500 L 1
5. Tamper - 1
6. Compressor 4000-5600 L/M 1
7. Dump Truck 10 Ton 1
8. Concreate Mixer 0,3 – 0,6 M3 1
BAB III
SPESIFIKASI PROSES / KEGIATAN
Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 konstruksi (Keselamatan dan kesehatan kerja)
Lingkup Pekerjaan Bagian Ini Mengatur Mengenai Pelaksanaan Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3L) dalam Pelaksanaan Pekerjaan.
1. Pedoman Dan Standar
- Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 1135/MEN/1987 tentang Bendera
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.245/MEN/1990 tentang Hari
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2019 tentang Standard an
Pedoman Manajemen Keselamatan Konstruksi
- Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Nomor 02/IN/M/2020,
tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) Dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
- Standar Manajemen Mutu ISO 9001
- Standar Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001 atau
Sertifikat SMK3 Perusahaan
2. Keselamatan Kerja
- Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, penyedia
bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material dan peralatan
teknis serta konstruksi.
- Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan
perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu-rambu, papan promosi
keselamatan, dan lain-lain.
- Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan
dari segala kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan
dan keselamatan kerja yang berlaku (Jamsostek).
- Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
- Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di lokasi harus
disediakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa safety belt, safety helmet, masker/kedok
las terutama pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
- Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas
dan pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak
diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
- Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan dan
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban korban kecelakaan itu.
4. Sistem Manajemen K3
- Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini dilaksanakan setiap ada tamu
ataupun pekerja baru yang memasuki wilayah kerja proyek
- Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan untuk sosialisasi dan
pembahasan mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan Lingkungan selama
masa pelaksanaan proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1 minggu sekali
- Safety Health and Environmental Patrol/Inspection Kegiatan ini dilaksanakan secara
rutin, bertujuan untuk memonitor pelaksanaan K-3L di seluruh lingkungan proyek dan
menjaga konsistensi pelaksanaan K-3L.
- Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting dilaksanakan
seminggu sekali dimana dalam kegiatan ini membahas permasalahan dan kejadian yang
terjadi dan rencana tindak lanjut untuk memperbaikinya serta membahas permasalahan
yang mungkin terjadi serta langkah-langkah pencegahannya.
- Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan insidental bertujuan
untuk melakukan audit terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan standar K-3L di
lingkungan proyek terhadap peraturan yang diberlakukan dalam lingkungan perusahaan.
- Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap seluruh komponen
proyek yaitu karyawan, subkon, mandor dan seluruh pekerja mengenai K-3L, P3K dan
respon terhadap keadaan darurat.
- Housekeeping Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk menjagakebersihan,
kerapihan, kenyamanan di lingkungan kerja.
TIME SCHEDULE
Kegiatan : Peningkatan Jalan
Pekerjaan : Peningkatan Jalan Jasan-Timbul
JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)
Kegiatan : Penyelenggaraan Jalan Kabupaten/Kota
Sub Kegiatan : Pelebaran Jalan Menuju Standar
No
Pekerjaan : Penigkatan Jalan Jasan-Timbul
Kabupaten : Gianyar
Tahun : 2022
Bulan ke 1 Bulan ke 2 Bulan ke 3 Bulan ke 4
No. Mata Uraian Perkiraan Harga Jumlah
Satuan Bobot
Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8 Minggu 9 Minggu 10 Minggu 11 Minggu 12 Minggu 13 Minggu 14 Minggu 15 Minggu 16 Keterangan
(Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f = (d x e)
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi LS 1.00 14,185,000.00 14,185,000.00 0.52 0.483 0.042 100
1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas 23,248,080.00 23,248,080.00 0.86 0.054 0.054 0.054 0.054 0.054 0.054 0.054 0.054 0.054 0.054 0.054 0.054 0.054 0.054 0.054 0.054
1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 30,393,340.00 30,393,340.00 1.12 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070
DIVISI 2. DRAINASE
Konstruksi (RKK) :
Pekerjaan
Jenis/Type
2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 157.20 40,155.99 6,312,521.63 0.23 0.117 0.117
Rencana Keselamatan
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK 75
3.1.(1) Galian Biasa M3 907.20 65,977.62 59,854,896.86 2.21 0.554 0.554 0.554 0.554
3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan M2 1,779.20 10,725.51 19,082,827.39 0.71 0.353 0.353
5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 355.84 495,032.90 176,152,507.14 6.52 3.259 3.259
5.1.(2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B M3 533.76 445,968.86 238,040,338.71 8.81 2.936 2.936 2.936
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (9) Beton Siklop, fc’15 Mpa M3 94.32 843,411.99 79,550,618.90 2.94 0.981 0.981 0.981
7.9.(1) Pasangan Batu M3 138.00 685,543.87 94,605,054.06 3.50 0.583 0.583 0.583 0.583 0.583 0.583 25
Identifikasi Bahaya
0
Rencan Fisik Pekerjaan Jumlah 2,702,665,745.16 100.00 0.72 1.38 2.24 2.60 2.60 3.64 3.64 3.06 3.38 3.38 0.52 41.73 27.60 1.16 1.16 1.20
0 0.72 2.10 4.34 6.94 9.53 13.18 16.82 19.88 23.26 26.65 27.16 68.89 96.48 97.64 98.80 100.00
Gianyar, 21 Maret 2022
Dampak
MADE GDE ASTAWIGUNA, ST. M.Eng
Pembina
Nip 19790805 200501 1 010
Penilaian Resiko
tas
Skala
Priori
Penetapan
Resiko K3
Pengendalian
Keker Kepar Tingkat
apan ahan Resiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 DIVISI 1.
UMUM
Mobilisasi Kecelakaan dan 3 2 6 2 *Menyediakan
gangguan kesehatan kantor
tenaga kerja akibat lapangan dan
tempat kerja kurang tempat tinggal
memenuhi pekerja yang
syarat memenuhi
Kecelakaan dan Cacat persyaratan
gangguan kesehatan
pekerja akibat
penyimpanan
peralatan dan bahan
atau material kurang
memenuhi syarat
Manajemen dan Terjadinya 3 3 9 2 * Pengaturan
Keselamatan Lalu Kecelakaan Lalu lalu-lintas
Lintas lintas akibat Cacat sementara
kurangnya dengan
manajemen lalu lintas rambu-rambu
Keselamatan dan Terjadinya 3 3 9 2 yang
Kesehatan Kerja Kecelakaan dan memenuhi
gangguan kesehatan syarat
tenaga kerja akibat Cacat
kurang memenuhi
syarat/ketentuan K3
Konstruksi
2 DIVISI 2.
DRAINASE
Galian untuk Kecelakaan terkena Cacat 3 1 3 3 * Jarak antar
Selokan Drainase alat gali (cangkul, penggali harus
dan Saluran Air balencong dll.) akibat dijaga agar
jarak antar penggali selalu pada
terlalu dekat jarak yang
aman
Bahaya akibat lereng Memar 3 1 3 3 * Membuat
galian longsor dan
mempertahank
an kemiringan
yang stabil
3 DIVISI 3.
PEKERJAAN
TANAH DAN
GEOSINTETIK
Galian Biasa Kecelakaan terkena Cacat 3 2 6 2 * Jarak antar
alat gali (cangkul, penggali harus
balencong dll.) akibat dijaga agar
jarak antar penggali selalu pada
terlalu jarak yang
dekat aman
* Membuat
Bahaya akibat lereng dan
galian longsor mempertahank
an kemiringan
Kecelakaan akibat yang stabil
operasional alat berat * Bila
baik di tempat lokasi penggalian
galian, transportasi dilakukan
maupun di tempat pada malah
pembuangan hari harus
menggunakan
penerangan
yang memadai
Penyiapan badan Kecelakaan akibat Cacat 2 2 4 3 *Pengoperasia
jalan operasional alat berat n alat berat
di tempat lokasi harus
pemadatan dilaksanakan
oleh operator
Kecelakaan akibat alat berat yang
metode penimbunan berpengalama
pada jalan tanjakan n
* Pengaturan
lalu-lintas
harus sesuai
dengan
standar
Gangguan kesehatan * Pekerja
akibat debu yang harus selalu
timbul saat memakai
penyiraman masker dan
perlengkapan
kerja standar
4 DIVISI 4.
PEKERJAAN
PREVENTIF
5 DIVISI 5.
PERKERASAN
BERBUTIR
Lapis Pondasi Terjadi kecelakaan Pingsan 2 2 4 3 *
Agregat Kelas A pada saat dump truck Pengoperasian
menurunkan agregat alat harus
dilaksanakan
Terjadi iritasi pada oleh operator
kulit dan paru-paru alat berat yang
akibat debu agregat berpengalama
yang kering n
* Diadakan
Terluka oleh mesin penyiraman
penghampar (Grader) aggregat yang
karena pengoperasian telah dihampar
tidak benar sebelum
ditutup
Terjadi kecelakaan * Pemasangan
akibat tertabrak lalu rambu-rambu
lintas kendaraan dan petugas
pengatur lalu-
lintas
* Penimbunan
material harus
ditempat yang
aman atau
segera
dihampar
6 DIVISI 6.
PERKERASAN
ASPAL
Lapis Resap Terluka oleh percikan Cacat 2 2 4 3 * Petugas
Pengikat - Aspal aspal panas harus
Cair/Emulsi memakai
Terjadi iritasi pada peralatan dan
mata, kulit dan paru- perlengkapan
paru akibat uap dan kerja standar
panas dari aspal * Pekerja
harus
menggunakan
kacamata dan
masker untuk
mencegah
iritasi mata
dan paru-paru
Terjadi kerusakan * Membuat
pada pohon, struktur pengaman
atau bangunan yang untuk
berdekatan dengan menghindari
lokasi kerusakan
dari percikan aspal pada pohon,
dan kerusakan struktur atau
lainnya bangunan
yang
Terluka oleh pipa alat berdekatan
penyemprot pada dengan lokasi
kondisi yang panas dari percikan
aspal dan
Terluka oleh mesin, kerusakan
tangki dan pompa lainnya
aspal * Menjaga
agar tidak ada
Lalu lintas kendaraan orang luar atau
terganggu pekerja yang
tidak ahli pada
Terluka akibat jarak waktu mesin
antar pekerja yang penyemprotan
sedang bekerja dari pompa
kurang memadai atau aspal bekerja
tidak pada * Mengatur
jarak yang aman lalu lintas agar
tetap berjalan
dengan lancar
dengan cara
mengerjakan
pekerjaan
setengah
bagian terlebih
dahulu
* Senantiasa
menjaga jarak
aman antara
pekerja satu
dan pekerja
lainnya
Lapis Perekat - Terluka oleh percikan Cacat 2 2 4 3 * Petugas
Aspal Cair/Emulsi aspal panas harus
memakai
peralatan dan
perlengkapan
kerja standar
Terjadi iritasi pada * Pekerja
mata, kulit dan paru- harus
paru akibat uap dan menggunakan
panas dari aspal kacamata dan
masker untuk
Terjadi kerusakan mencegah
pada pohon, struktur iritasi mata
atau bangunan yang dan paru-paru
berdekatan dengan * Membuat
lokasi pengaman
dari percikan aspal untuk
dan kerusakan menghindari
lainnya kerusakan
pada pohon,
Terluka oleh pipa alat struktur atau
penyemprot pada bangunan
kondisi yang panas yang
berdekatan
Terluka oleh mesin, dengan lokasi
tangki dan pompa dari percikan
aspal aspal dan
kerusakan
Lalu lintas kendaraan lainnya
terganggu * Menjaga
agar tidak ada
Terluka akibat jarak orang luar atau
antar pekerja yang pekerja yang
sedang bekerja tidak ahli pada
kurang memadai atau waktu mesin
tidak pada penyemprotan
jarak yang aman dari pompa
aspal bekerja
* Mengatur
lalu lintas agar
tetap berjalan
dengan lancar
dengan cara
mengerjakan
pekerjaan
setengah
bagian terlebih
dahulu
* Senantiasa
menjaga jarak
aman antara
pekerja satu
dan pekerja
lainnya
Laston Lapis Aus Terluka oleh percikan Cacat 2 2 4 3 * Petugas
(AC-WC) aspal panas pembakar
Terluka oleh harus
Compressor waktu mengenakan
menyapu perkerasan pakaian dan
lama perlengkapan
Terjadi iritasi standar
terhadap mata, kulit (sepatu boot,
dan paru-paru akibat sarung tangan
uap dan panas dari dan masker)
aspal *
Terluka oleh mesin Menggunakan
penghampar aspal kacamata dan
(Finisher) masker untuk
mencegah
iritasi mata
dan paru-paru
akibat asap
dan panas dari
api
pembakaran
dan aspal
* Menjaga
agar tidak ada
orang luar
maupun
pekerja lain
berada di
tempat
penghamparan
ketika mesin
hampar aspal
(Finisher)
bekerja
menhampar
hotmix di
lokasi
pekerjaan
* Menjaga
agar tidak ada
orang luar
maupun
pekerja lain
berada di
tempat dump
truck sedang
menuangkan
hotmix ke
dalam finisher
di lokasi
pekerjaan
Terluka oleh Dump * Memasang
Truck sewaktu rambu-rambu
menuangkan Hotmix sementara dan
ke dalam Finisher mengatur lalu
Terjadi gangguan lalu lintas agar
lintas tetap berjalan
Terjadi kecelakaan dengan lancar
atau terluka akibat dengan cara
jarak antar pekerja mengerjkan
terlalu dekat pekerjan
Terluka oleh mesin setengah
pemadat aspal bagian terlebih
(Tandem Roller dan dahulu
Pneumatic Tire * Menjaga
Roller) agar tidak ada
Kecelakaan oleh orang luar
karena jarak antar maupun
pekerja yang terlalu pekerja lain
dekat berada di
tempat
pemadatan
ketika mesin
pemadat aspal
(tandem)
bekerja
memadatkan
hotmix di
lokasi
pekerjaan
* Menjaga dan
mempertahank
an jarak yang
aman antara
pkerja yang
satu dengan
yang lain
Luka akibat *
penggunaan vibrator Pengoperasian
Gangguan kesehatan alat pengaduk,
oleh debu akibat penggetar dan
pencampuran beton water tanker
harus
Kecelakaan akibat dilakukanoleh
robohnya cor beton orang yang
ahli dan
Terjadi kecelakaan berpengalama
akibat proses n dan harus
penumpahan adukan selalu dijaga
beton, pengadukan agar tidak ada
beton, alat orang luar
penggetar dan water maupun
tanker pekerja lain
yang tidak
berkepentinga
n berada di
tempat
pengecoran
beton
* Menyiapkan
penerangan
apabila harus
bekerja pada
malam hari
* Lantai kerja
sementara
yang menahan
pipa pemompa
beton harus
kuat untuk
menumpu pipa
yang sedang
berisi dan
mempunyai
pengaman
sedikitnya 4
8 DIVISI 8.
REHABILITASI
JEMBATAN
9 DIVISI 9.
PEKERJAAN
HARIAN DAN
PEKERJAAN
LAIN-LAIN
Marka Jalan Kecelakaan atau Kulit 2 2 4 3 * Pekerja
Termoplastik tertabrak oleh Melepuh harus terampil
kendaraan yang dan
melintas berpengalama
n di
bidangnya.
Pekerja harus
memakai
pakaian dan
perlengkapan
seperti sarung
tangan, sepatu
boot dan helm
yang sesuai
dengan
standar
Terjadi gangguan * Memasang
terhadap lalu lintas rambu-rambu
kendaraan pada lokasi
pekerjaan
Terjadi iritasi pada untuk
kulit, mata dan paru- melindungi
paru akibat debu dari personel yang
pembersihan/ bekerja dari
penyemprotan kendaraan
permukaan yang melintasi
perkerasan/permukaa proyek dan
n jalan menempatkan
petugas
Terluka oleh bendera di
Compressor/sikat semua tempat
mekanis pada waktu kegiatan
membersihkan pelaksanaan
perkerasan / * Penggunaan
permukaan jalan alat-alat
pembersih
Kecelakaan akibat permukaan
jarak antar pekerja perkerasan
terlalu dekat dilakukan oleh
orang yang
Terjadi Luka ahli dan
bakar/gatal/noda pada berpengalama
tangan/kaki n di
bidangnya.
Terluka akibat alat Pekerja harus
penyemprotan/alat menggunakan
mekanis pengecatan tutup telinga
* Jika
penyemprotan
dilakukan
malam hari
maka harus
mempunyai
penerangan
dan
pengamanan
yang cukup
* Alat-alat
pengecatan/
penyemprot
harus
dioperasikan
oleh orang
yang terampil
dan
berpengalama
n di bidangnya
10 DIVISI 10.
PEKERJAAN
PEMELIHARA
AN KINERJA
Perbaikan Terluka oleh percikan Cacat 2 2 4 3 * Petugas
Campuran Aspal aspal panas pembakar
Panas Terluka oleh harus
Compressor waktu mengenakan
menyapu perkerasan pakaian dan
lama perlengkapan
Terjadi iritasi standar
terhadap mata, kulit (sepatu boot,
dan paru-paru akibat sarung tangan
uap dan panas dari dan masker)
aspal
Terluka oleh mesin
penghampar aspal
BAB IV
SPESIFIKASI
METODE KONSTRUKSI
4.1. UMUM
4.1.1. Strategi Pelaksanaan dengan memanfaatkan waktu pelaksanaan
Strategi pelaksanaan untuk memanfaatkan waktu pelaksanaan agar dioptimalkan
dengan berbagai cara dari mulai proses lembur sampai dengan mendatangkan barang
atau alat yang spesifik sehingga pelaksanaan proyek tetap berjalan. Strategi
percepatan proyek identik dengan risiko respons dalam risiko management. Hanya
saja pada risiko yang telah terjadi. Strategi diterapkan berdasarkan prioritas jika faktor
yang menyebabkan keterlambatan proyek jumlahnya cukup banyak. Dengan melihat
karakteristik khusus proyek konstruksi dan faktor yang menyebabkan keterlambatan
proyek, berdasarkan pengalaman diusulkan rekomendasi strategi dalam melakukan
percepatan proyek konstruksi, yaitu:
- Dalam situasi krisis terhadap waktu, Jalur kritis harus dikomunikasikan dan
disepakati oleh Tim proyek.
- Menjaga kedisiplinan Tim proyek. Kedisiplinan akan mempengaruhi suasana kerja
di proyek.
- Melakukan rapat harian yang membahas segala hal terkait usaha untuk menjaga
agar proyek dapat diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Rapat harian
harus dihadiri oleh Pejabat proyek yang mampu mengambil keputusan atas suatu
masalah. Jangan pernah mengulur pengambilan keputusan pada rapat harian saat
proyek mengalami krisis. Rapat harian harus dihadiri oleh Tim proyek terkait,
Mandor.
- Aktif menggali informasi mengenai potensi masalah kepada mandor. Hal ini agar
masalah yang berpotensi terjadi dapat diantisipasi lebih dini
- Melakukan update yang rutin atas jalur kritis (CPM). Semakin sering akan semakin
baik. Dapat pula membuat simulasi-simulasi atas rencana-rencana proyek agar
didapatkan strategi yang paling efisien dan efektif.
- Selalu memberikan motivasi yang terbaik kepada karyawan dan pekerja agar
attitude dan mental kerja lebih baik.
- Menambah jam kerja dengan lembur.
- Menambah Personil proyek agar dapat meningkatkan pengawasan.
- Menjaga kualitas pekerjaan. Kualitas yang tidak baik menyebabkan pengulangan
pekerjaan.
- Memastikan ketersediaan dana dan mengusahakan dana pendamping untuk hal-hal
yang bersifat emergency.
- Membantu mempercepat proses penagihan termin
- Aktif berkomunikasi dengan Owner dan Pengawas pekerjaan mengenai strategi
percepatan proyek. Usahakan untuk mendapatkan dukungan mereka.
- Memberikan reward atas tercapainya setiap tahapan milestone kepada tim proyek,
dan kepada pekerja.
- Tim proyek harus fokus terhadap Safety. Kecelakaan akan membuat loss time.
- Menempatkan personil khusus yang memonitor proses dan dokumen administrasi
vendor. Sering kali pekerjaan di lapangan terhambat oleh masalah prosedur
administrasi.
4.1.2. Penyediaan Stock Yard
Pekerjaan ini bertujuan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan dimana
diperlukan tempat stok material/bahan ataupun tempat sementara alat–alat berat.
Penyediaan lahan ini utamanya diperuntukkan sebagai tempat penempatan sementara
beton pracetak yang diangkut dari pabrik, sehingga tidak menggangu areal kerja.
Lahan Stock Yard diupayakan tertutup pagar keliling menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan dan dalam kondisi aman
4.1.3. Tes Material dan Tes Pit
Semua tes material harus dilaksanakan di laboratorium dan disaksikan/disetujui oleh
konsultan supervisi.
Pekerjaan Tes Pit adalah pembongkaran tanah pada lokasi atau titik sebelum
dilakukan penggalian tanah untuk konstruksi. Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk
mengetahui utilitas yang ada di bawah permukaan tanah atau jalan dan mengetahui
struktur tanah sehingga nantinya tidak mengganggu dalam pekerjaan galian maupun
pekerjaan lainnya. Prosedur Pelaksanaan:
a. Pekerjaan Tes Pit dilakukan pada lokasi pekerjaan atau sesuai yang ditunjuk oleh
Direksi / Pemberi Kerja untuk mengetahui utilitas yang ada di bawah tanah dan
struktur tanah.
b. Ukuran pekerjaan Tes Pit adalah 1 m x 2 m x 2 m atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan atau sampai batas ukuran pelaksana pekerjaan dapat bergerak dengan
leluasa.
c. Jika tanahnya mudah runtuh, maka harus dibuat dinding penahan pada areal
pekerjaan tersebut.
d. Jika terdapat air tanah dangkal, maka harus dibuang atau dipompa.
e. Pembongkaran tanah dilakukan sedalam kurang lebih 2 m atau sampai tidak
adanya gangguan dalam tanah/gangguan yang menghambat pekerjaan galian.
Lubang Tes Pit harus diamankan dengan cara ditimbun kembali atau dikembalikan ke
bentuk semula
4.1.4. Sosialisai terhadap masyarakat
Sosialisasi terhadap masyarakat di sekitar lokasi tentang adanya proyek dan Tujuan
Dibuatnya Proyek tersebut kepada warga masyarakat yang ada disekitar proyek
tersebut.
4.1.5. Sampel Material/Contoh Material
Sebelum bekerja penyedia agar memberikan contoh material yang digunakan untuk
mendapatkan persetujuan dari direksi dan pengawas lapangan.
4.1.6. Pemilihan dan Pengujian Material
Untuk pemilihan material agar penyedia bersama dengan konsultan dan pihak owner,
material yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi teknis didalam dokumen.
Setelah pemilihan material selesai dilanjutkan dengan pengujian material, material
yang dipakai terlebih dahulu diuji mutu dan kekuatanya baru digunakan atau
diaplikasikan dilapangan.
4.1.7. Mutual Check
Pekerjaan surveying harus segera dilaksanakan dan biasanya terdiri dari longitudinal
crossection survey. Hasil dari mutual check 0% harus diselesaikan dulu bersama
pengawas pekerjaan, sebelum datanya dijadikan pedoman pembuatan shop drawing.
4.1.8. Addendum
Pelaksanaan addendum diperlukan apabila dilapangan kiranya perlu penambahan item
pekerjaan dan harga baru untuk menyempurnakan pekerjaan tersebut, penambahan
waktu pelaksaan akibat dari bencana alam,
4.1.9. Perijinan
Proses perijinan dilaksanakan sebelum memulai pekerjaan dan setelah mendapat
persetujuan dari konsultan dan direksi teknis baru dilaksanakan proses pelaksanaan
pekerjaan.
4.1.10. Sample Material/Contoh Material
Sebelum bekerja penyedia agar memberikan contoh material yang akan digunakan
untuk mendapatkan persetujuan dari direksi dan pengawas lapangan.
4.1.11. Tes Material
Semua test material harus dilaksanakan di laboratorium dan disaksikan/disetujui oleh
konsultan supervisi.
4.1.12. Alat dan Peralatan Kerja Pemborong
Semua alat dan peralatan kerja semua disediakan diawal proyek sehingga tidak
menghambat pada waktu pelaksanaanya.
4.1.13. Pengukuran
Pengukuran dilaksanakan diawal proyek untuk rekayasa lapangan dan diakhir proyek
untuk membuat back up data final dan as build drawing.
4.1.14. Gambar Kerja, shop drawing dan back up data
Pembuatan gambar kerja (shop drawing) sesuai dengan hasil pengukuran dilapangan
yang dilengkapi dengan back up data sehingga memudahkan memulai pekerjaan
dilapangan.
4.1.15. Ketentuan gambar kerja;
Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, penyedia terlebih dahulu harus membuat
gambar kerja (shop drawing) yang kemudian diperiksa dan disetujui oleh konsultan
pengawas dan direksi pekerjaan. Gambar kerja tersebut akan dipakai acuan untuk
pelaksanaan di lapangan
Pada tahap persipan pelaksanaan proyek maka harus disiapkan sarana dan prasarana
yang meliputi pembuatan dokumen rencana pelaksanaan proyek dan rencana
persiapan fisik di lapangan untuk mendukung dimulainya pelaksanaan proyek menjadi
lebih lancer. Rencana pelaksanaan proyek menjadi sangat penting dan menjadi standar
atau pedoman untuk kesuksesan pelaksananaan di lapangan demi tercapainya
pengendalian biaya, mutu dan waktu sesuai target yang direncanakan.
- Organisasi proyek.
- Metode Pelaksanaan
- Survey Lapangan
Manajemen dalam menyelenggarakan proyek tergantung dari dua factor utama yaitu
sumber daya dan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen seperti
diketahui antara lain dirumuskan sebagai POAC, yaitu Planning, Organizing,
Actuating dan Controlling. Sedangkan sumber Daya biasanya diuraikan 4M yaitu
Man (Manusia, Tenaga Kerja), Money (Uang), Material (Bahan), Machine
(Peralatan). Untuk menyusun metode konstruksi yang lengkap diperlukan data dan
analisa kebutuhan sumber daya tenaga kerja, bahan yang dipakai dan paling penting
adalah daftar kebutuhan peralatan.
Disini kita menganalisa dan menyusun kebutuhan tenaga kerja untuk menyelesaikan
suatu detail item pekerjaan dan selanjutnya dibuatkan jadwal kebutuhan tenaga kerja.
- Rincian jumlah pekerja untuk melaksanakan suatu item pekerjaan pada waktu
tertentu.
Didalam pembuatan dokumen- metode plekasanaan kostruksi, pertama kali kita harus
menetapkan dan menghitung construction plan atas kebutuhan alat berat yang dipakai
pada suatu item pekerjaan berdasarkan berdasarkan jangka waktu tertentu sesuai
jadwal pelaksanaan pekerjaan, untuk perhitungan kebutuhan peralatan proyek adalah
sebagai berikut:
- Menghitung waktu operasi tiap jenis peralatan didalam menyelesaikan suatu jenis
item pekerjaabn. Dengan dibandingkan produksi alat per satuan volume/luas maka
dapat dihitung jumlah alat yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu item
pekerjaan.
Pada tahap persiapan lapangan, aktifitas-aktifitas konstruksi antara lain meliputi hal-
hal dibawah ini:
Mobilisasi
Acces road
Mutual check
Test material
Dokumentasi
Pengukuran/uitzet
2) Fasilitas Sanitasi
a)Penyedia Jasa harus menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus
pria maupun toilet khusus wanita yang diperkerjakan di dalam atau di
sekitar tempat kerja.
b)Jika Penyedia Jasa mempekerjakan lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka
persyaratan minimumnya adalah:
i). Satu peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, apabila jumlah pekerja
lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka harus
ditambah satu peturasan;
ii). Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah
pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka
harus ditambah satu kloset.
c)Jika Penyedia Jasa mempekerjakan wanita, toilet harus disertai fasilitas
pembuangan pembalut wanita.
d)Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh.
Toilet harus mudah diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang
cukup, dan terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus disediakan
jalur jalan kaki yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang
jalur tersebut. Toilet harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga
dapat menjaga privasi orang yang menggunakannya dan terbuat dari bahan
yang mudah dibersihkan.
e)Penyedia Jasa dapat menyediakan satu toilet jika: setiap jumlah pria dan
setiap jumlah wanita kurang dari 10 orang; toilet benar-benar tertutup;
mempunyai kunci dalam; tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita;
tidak terdapat urinal di dalam toilet tersebut.
3) Air Minum
Penyedia Jasa harus menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi
seluruh pekerja dengan persyaratan:
- Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai
airminum;
- Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang
berlaku;
- Jika disimpan dalam kontainer, kontainer harus: bersih dan terlindungi dari
kontaminasi dan panas; harus dikosongkan dan diisi air minum setiap hari
dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.
4) Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan(P3K)
a)Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di
tempat kerja.
b)Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
5) Akomodasi untuk Makan dan Baju
a)Akomodasi yang memadai bagi pekerja harus disediakan oleh Penyedia
Jasa sebagai tempat untuk makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca.
b)Akomodasi tersebut harus mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja
dan kursi, serta furnitur lainnya untuk menjamin tersedianya tempat
istirahat makan dan perlindungan dari cuaca.
c)Tempat sampah harus disediakan, dikosongkan dan dibersihkan secara
periodik.
d)Tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan pakaian yang
tidak digunakan selama bekerja harus disediakan. Setiap pekerja harus
disediakan lemari penyimpan pakaian (locker)
6) Penerangan
a)Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan,
jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat
dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
b)Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses
berbahaya, atau jika menggunakan mesin.
c)Penerangan darurat yang memadai juga harus disediakan.
7) Pemeliharaan Fasilitas
Penyedia Jasa harus menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas
yang disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara
nyaman oleh pekerja.
8) Ventilasi
a)Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih.
b)Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan
beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi
lainnya, Penyedia Jasa harus menyediakan alat pelindung nafas seperti
respirator dan pelindung mata.
Meliputi pekerjaan galian yang mana setelah dilakukan bouplank tanah digali sesuai
dengan gambar kerja. Untuk pekerjaan galian tanah menggunakan excavator dan
tanah hasil galian di buang atau ditempatkan dengan alat angkut berupa dump truk
dan ditempatkan di tempat yang tidak mengganggu jalanya lalu lintas dan proses
kegiatan proyek. Area penggalian sebelumnya dipetakan terlebih dahulu sesuai
dengan perhitungan rekayasa lapangan dan diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan
area pada saat melaksanakan pekerjaan.
a. Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop drawings
termasuk di dalamnya sistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, maka pekerjaan tanah untuk pondasi pelebaran jalan dapat dimulai
dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan pembersihan dan pengupasan top
soils.
b. Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar
kerja yang disetujui.
c. Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils
ini akan dibuang ke lokasi pembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
d. Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi
dan elevasi rencana, makaakan dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan
(subgrade) pada lokasi galian tersebut.
Apabila alinyemen jalan lama tidak memenuhi ketentuan minimum dari fungsi jalan
tersebut (arteri, kolektor, dan lokal), maka pelebaran perkerasan dilaksanakan dengan
perbaikan alinyemen sedemikian hingga sumbu jalan menjadi lebih lurus dan
lengkung pada tikungan maupun pada puncak tanjakan dapat dikurangi.
Ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi Umum dalam hal penghamparan dan
pemadatan bahan pelebaran perkerasan harus berlaku kecuali bahwa frekuensi
pengujian pengendalian mutu harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga tidak
kurang dari lima pengujian indeks plastisitas (plasticity index), lima pengujian
gradasi butiran, dan satu pengujian kepadatan kering maksimum harus dilakukan
untuk tiap 500 meter kubik bahan yang dibawa ke lapangan. Ketentuan lain yang
perlu diperhatikan yang berhubungan dengan produksi, penghamparan, pemadatan
dan pengujian bahan perkerasan harus berlaku dengan perkecualian berikut ini:
a) Sebelum bahan dihampar, lapis resap pengikat yang sesuai harus disemprotkan
pada lapis pondasi yang sudah dipersiapkan dan lapis perekat yang sesuai juga
harus disemprot pada permukaan vertikal dari tepi perkerasan lama.
b) Pada pelebaran yang agak sempit, penghamparan dapat dilakukan dengan cara
manual, tetapi dalam batas-batas temperatur seperti penghamparan dengan
mesin. Pemadatan harus dilakukan menggunakan alat pemadat mekanis atau alat
pemadat bergerak bolak balik yang disetujui. Alat pemadat kecil yang bermesin
sendiri dapat digunakan bilamana lebar pekerjaan pelebaran cukup untuk
menampung seluruh lebar roda alat pemadat.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebegai berikut:
1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base
camp/stock file kedalam Dump Truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi
pekerjaan. Material dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan Motor Grader,
yang selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur yang cukup kemudian
dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller, dengan tetap menjaga tebal
hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan
yang disyratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat
melakukan penyiraman material hamparan dengan menggunakan Water Tank.
Sekelompok pekerja akan merapihkan hamparan dari agregasi sebelum
pemadatan dengan menggunakan alat bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah: Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller,
Water Tank dan Alat Bantu.
4.3.5.4. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Lapis Pondasi Kelas B adalah Mutu lapis pondasi bawah untuk lapisan di bawah
lapis pondasi Kelas A. Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat)
dengan urutan pekerjaan sebegai berikut:
1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base
camp/stock file kedalam Dump Truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi
pekerjaan. Material dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan Motor Grader,
yang selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur yang cukup kemudian
dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller, dengan tetap menjaga tebal
hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan
yang disyratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat
melakukan penyiraman material hamparan dengan menggunakan Water Tank.
Sekelompok pekerja akan merapihkan hamparan dari agregasi sebelum
pemadatan dengan menggunakan alat bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah: Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller,
Water Tank dan Alat Bantu
4.3.5.5. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair/Emulsi
3. Pada permukaan Perkerasan aspal lama disemprotkan Lapis perekat aspal cair
dengan ketebalan/berat sesuai dengan petunjuk Spesifikasi/Direksi Teknik.
Campuran beraspal panas dengan Asbuton Lapis Aus (AC-WC AsbP) adalah
campuran panas antara Agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60 yang
campurannya menggunakan asboton butir dengankelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan
kadar abutmen 20 %, yang dicampur diunit pencampuran Asphalt (UPA), dihampar
dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur tertentu, dengan ketebalan
padat 4 cm.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semua
usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujuian material
dan campuran di Laboratorium dan hasil percobaan penghamparan dan pemadatan
campuran (Trial Mix) yang dibuat diinstansi pencampuran aspal, yang tertuang
secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi Teknik, mulai dari pengusulan DMF
hingga persetujuan JMF.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Wheel Loader memuat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama
dengan Asphalt Asbuton butir di campur diunit pencampuran asphalt dengan
komposisi yang telah disetujui dump truck membawa campuran asphalt panas
kelokasi pekerjaan. Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt
Finisher, kemudian pemadatan awal oleh Tandem Roller, pemadatan utama oleh
Type Roller dan pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller . lintasan
pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua rentang
suhu yang disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan
kepadatan yang optimum. Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan
merapihkan tepid an sambungan hamparan secara manual, sebagian lagi
bertugas mengatur lalu lintas yang lewat.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Asphalt Mixing Plant +
Genset, Asphalt Finisher, Tandem Roller, Pneumatic Type Roller, Dump Truck,
dan alat bantu.
Khusus Pekerjaan Hotmix, ada 5 Item yang merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan pada saat pelaksanaan Pencampuran yaitu:
1. Laston lapis Pondasi (AC-BC) - (Gradasi halus/kasar)
2. Aspal Keras
3. Bahan anti pengelupasan
4. Bahan Pengisi (Filler) Tambahan (Semen)
Empat komponen bahan yang dicampur pada Unit Pencampur Aspal (AMP) adalah
Agregat Gradasi Halus/Gradasi Kasar, Aspal, Bahan anti pengelupasan, dan bahan
Pengisi (Filler) tambahan berupa semen.
Material/bahan untuk Hot mix (AC - BC) , dicampur di AMP dengan menggunakan
rujukan DMF hasil dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian disesuaikan dengan
JMF yang diperoleh dari Gradasi Cold Bin & Hot Bin AMP.
Material/bahan untuk Hot mix (AC - BC) , dicampur di AMP dengan menggunakan
rujukan DMF hasil dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian disesuaikan dengan
JMF yang diperoleh dari Gradasi Cold Bin & Hot Bin AMP.
Urutan Pekerjaan untuk Campuran AC-BC :
1. Permukaan Exsisting yang akan diberi campuran AC - BC dibersihkan dgn
Compressor dan dilapisi dengan Lapis Prekat-Aspal cair, kecuali permukaan
Lapis AC-BC (L), tinggal diberi Lapis Perrekat Aspal Cair.
2. Campuran dihampar/digelar dengan Asphalt Finisher dengan ketebalan 4 cm.
3. Dilakukan Penggilasan awal (Break down) dengan Tandem Roller.
4. Penggilasan berikut dengan Tyre Roller sesuai dengan jumlah lintasan yang
ditentuikan oleh Spek,
5. Penggilsan Terakhir dgn Tandem Roller.
Untuk faktor Keselamatan Kerja baik Pekerja maupun Pengguna lalu lintas, maka
setiap pekerjaan berlangsung harus ada petugas K3 dan rambu-rambu yang
dibutuhkan dari 2 arah jalan yang berlawanan.
Aditif kelekatan dan anti penglupasan di tambahkan kedalam bahan aspal yang
ukurannya disetujui Direksi. Jenis aditif haruslah jenis yang disetujui Direksi
termasuk persentase aditif yang diperlukan harus dicampurkan kedalam bahan aspal
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya, dan Waktu yang diperlukan untuk
menghasilkan campuran yang homogen harus sesuai petunjuk. Waktu yang
digunakan sesuai schedule pelaksanaan terlampir.
4.3.6.5. Metode Pekerjaan Aspal
Pekerjaan campuran beraspal panas mencakup pengadaan lapisan padat yang awet
berupa lapis perata, lapis pondasi atau lapis aus campuran beraspal panas yang
terdiri dari agregat dan bahan aspal yang dicampur secara panas di pusat instalasi
pencampuran, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas
pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi dan
memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam
gambar rencana. Sebelum dan selama pekerjaan, konsultan pengawas akan meminta
kepada kontraktor mengenai beberapa hal seperti terangkum di bawah ini:
a) Contoh dari seluruh bahan yang disetujui untuk digunakan, yang disimpan oleh
konsultan selama periode Kontrak untuk keperluan rujukan;
c) Laporan tertulis yang menjelaskan sifat-sifat hasil pengujian dari seluruh bahan,
seperti disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis;
d) Laporan tertulis setiap pemasokan aspal beserta sifat-sifat bahan seperti yang
disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis;
f) Rumusan campuran kerja (Job Mix Formula, JMF) dan data pengujian yang
mendukungnya dalam bentuk laporan tertulis;
i) Catatan harian dari seluruh muatan truk yang ditimbang di alat penimbang;
j) Catatan tertulis mengenai pengukuran tebal lapisan dan dimensi perkerasan;
A. MUTU BAHAN
1) Agregat
Apabila fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah batu
tahap pertama (primary crusher), tidak memenuhi pengujian Standar
Setara Pasir, maka fraksi agregat harus dipisahkan sebelum masuk
pemecah batu tahap kedua (secondary crusher) dan tidak
diperkenankan untuk campuran aspal jenis apapun. Agregat pecah
halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi
pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin
(cold bin feeds) yang terpisah sehingga gradasi gabungan dan
presentase pasir didalam campuran dapat dikendalikan dengan baik.
Selain agregat dan bahan pengisi atau filler, bahan yang tidak kalah
pentingnya untuk membuat sebuah campuran aspal adalah aspal itu
sendiri. Bahan pengikat yang dicampur dengan agregat yang telah
disetujui oleh konsultan, sehingga menghasilkan campuran beraspal
sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis, atau yang
disebutkan dalam gambar kerja (shop drawing). Dengan mengikuti
alur dan perkembangan zaman, sebagian besar instansi kini lebih
cenderung menggunakan Aspal Modifikasi. Ketentuan-ketentuan
untuk Aspal Modifikasi telah konsultan rangkum dalam tabel di
bawah ini :
5) Sumber Pasokan
B. PROSES PENCAMPURAN
a) Sumber-sumber agregat.
Dua belas benda uji Marshall harus dibuat dari setiap penghamparan
percobaan. Contoh campuran beraspal dapat diambil dari instalasi
pencampur aspal atau dari truk di AMP, dan dibawa ke laboratorium
dalam kotak yang terbungkus rapi. Benda uji Marshall harus dicetak
dan dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan dan menggunakan
jumlah penumbukan yang disyaratkan pula. Kepadatan rata-rata
(Gmb) dari semua benda uji yang diambil dari penghamparan
percobaan yang memenuhi ketentuan harus menjadi Kepadatan
Standar Kerja (Job Standard Density), yang harus dibandingkan
dengan pemadatan campuran beraspal terhampar dalam pekerjaan.
8) Peralatan Pengangkut
2) Acuan Tepi
Besi atau kasau kayu atau acuan lain yang disetujui harus dipasang
sesuai dengan garis dan serta ketinggian yang diperlukan oleh tepi-
tepi lokasi yang akan dihampar.
4) Pemadatan
1. Pemadatan Awal
2. Pemadatan Antara
3. Pemadatan Akhir
5) Sambungan
Beton Siklop fc’15 Mpa (K-175) merupakan beton yang terdiri dari 60% campuran
beton dan 40% batu belah. Dalam kegiatan ini beton siklop diperuntukkan untuk
saluran. Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk
acuan pengecoran.
Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu ditunjukkan semen usulan agregat
dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di
laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain
yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai
dalam spesifikasi teknik.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria
teknis utama, yaitu kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan
(Durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang
akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap
pekerjaan perancah dimulai.
A. Tahap pelaksanaan:
- Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
- Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan
concerete pan mixer.
- Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting.
Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam
beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
- Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
- Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
- Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel
dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata
dan halus.
- Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung
basah.
- Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
B. Tenaga:
- Pekerja Biasa
- Tukang
- Mandor
C. Bahan:
- Semen
- Pasir Beton
- Agregat Kasar
- Bekisting
- Paku
D. Peralatan:
- Batching Plant
- Truck Mixer
- Conc. Vibrator
- Water Tanker
- Alat Bantu
Cara Pelaksanannya:
1. Umum
a. Uraian
- Yang dimaksud dengan Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di
permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk
garis membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya yang
berfungsi untuk mengarah arus lalu lintas dan membatasi daerah
kepentingan lalu lintas
- Pekerjaan ini meliputi pengecatan marka jalan baik pada permukaan
perkerasan lama maupun yang selesai di-overlay, pada lokasi yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
b. Penerbitan Gambar Penempatan dan Detil Pelaksanaan
- Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi marka jalan dan detil
pelaksanaan semua bentuk marka jalan yang tidak terdapat di dalam
Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan disediakan oleh Direksi
Pekerjaan setelah Penyedia Jasa menyelesaikan laporan hasil survei
lapangan.
c. Persyaratan Bahan
- Cat untuk Marka Jalan Pada pasal ini kata “cat” sering dikonotasikan
sebagai bahan marka jalan jenis termoplastik sebagai cat. Cat haruslah
bewarna putih atau kuning seperti yang ditunjukkan dalam Gambar dan
memenuhi Spesifikasi berikut ini:
- Marka Jalan Termoplastik: SNI 06-4826-1998 (jenis padat, bukan serbuk)
- Butiran Kaca, Butiran Kaca haruslah memenuhi Spesifikasi sesuai SNI 15-
4839-1998
2. Persyaratan
a. Persyaratan Kerja
Pengajuan Kesiapan Kerja Satu liter contoh cat untuk setiap warna dan jenis
cat bersama dengan data pendukung untuk setiap jenis cat berikut ini harus
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan:
- Komposisi (analisa dengan berat)
- Jenis penerapan (panas atau dingin)
- Jenis dan jumlah maksimum bahan pengencer.
- Waktu pengeringan (untuk pengecatan ulang)
- Pelapisan yang disarankan
- Ketahanan terhadap panas
- Detil cat dasar atau lapis perekat yang diperlukan
- Umur kemasan (umur dari produk)
- Batas waktu kadaluarsa
b. Jadwal Pekerjaan
- Marka jalan harus dilaksanakan pada permukaan jalan lama sedini
mungkin dalam Periode Pelaksanaan.
- Untuk pengecatan marka pada permukaan perkerasan lama, Direksi
Pekerjaan akan menerbitkan detil dan lokasi.
- Untuk ruas-ruas perkerasan lama yang dirancang untuk di-overlay
(pelapisan ulang) tetapi telah diberi marka jalan maka marka jalan tersebut
harus diulang setelah pekerjaan pelapisan ulang selesai dikerjakan dalam
batas waktu yang disyaratkan.
3. Pelaksanaan
a. Penyiapan Permukaan Perkerasan.
- Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan,
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa permukaan perkerasan jalan yang
akan diberi marka jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan yang
bergemuk dan debu. Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit
blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan
lama baik termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan
lapisan cat baru
b. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan
- Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik)
harus dicampur terlebih dahulu menurut petunjuk pabrik pembuatnya
sebelum digunakan agar suspense pigmen merata di dalam cat
- Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru
diaspal kurang dari 3 bulan setelah pelaksanaan lapis permukaan, kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan Selama masa tunggu yang
disebutkan di atas, pengecatan marka jalan sementara (pre-marking)
pada permukaan beraspal harus dilaksanakan segera setelah pelapisan
- Penyedia Jasa harus mengatur dan menandai semua marka jalan pada
permukaan perkerasan dengan dimensi dan penempatan yang presisi
sebelum pelaksanaan pengecatan marka jalan
- Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis
tepi dan zebra cross dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang
disetujui, bergerak dengan mesin sendiri, jenis penyemprotan atau
penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat
garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa berhenti
dan mulai berjalan lagi) dengan hasil yang dapat diterima Direksi
Pekerjaan. Mesin yang digunakan tersebut harus menghasilkan suatu
lapisan yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,38
milimeter untuk “cat bukan termoplastik” dan tebal minimum 1,50 mm
untuk “cat termoplastik” belum termasuk butiran kaca yang juga
ditaburkan secara mekanis, dengan garis tepi yang bersih (tidak
bergerigi) pada lebar ran-cangan yang sesuai. Bilamana tidak
disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, maka cat termoplastik harus
dilaksanakan pada temperatur 204°C - 218°C.
- Bila mana penggunaan mesin tak memungkinkan, maka dapat
meminta izin Direksi Pekerjaan pengecatan marka jalan dengan cara
manual, dikuas, disemprot dan dicetak dengan sesuai dengan
konfigurasi marka jalan dan jenis cat yang disetujui untuk
penggunaannya
- Butiran kaca harus ditaburkan di atas permukaan cat segera setelah
pelaksanaan penyemprotan atau penghamparan cat. Butiran kaca
harus ditaburkan dengan kadar 450 gram/m2 untuk semua jenis cat,
baik untuk “bukan termoplastik” maupun “termoplastik”
- Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka
jalan ini dapat dilalui oleh lalu lintas tanpa adanya bintik-bintik atau
bekas jejak roda serta kerusakannya lainnya
- Semua marka jalan yang tidak menampilkan hasil yang merata dan
memenuhi ketentuan baik siang maupun malam hari harus diperbaiki
oleh Penyedia Jasa atas biayanya sendiri
- Ketentuan dari Seksi 1.3 Pengaturan Lalu Lintas harus diikuti
sedemikian sehingga menjamin keamanan umum ketika pengecatan
marka jalan sedang dilaksanakan
- Semua pemakaian cat secara dingin harus diaduk di lapangan menurut
ketentuan pabrik pembuat sesaat sebelum dipakai agar menjaga bahan
pewarna tercampur merata di dalam suspense
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) terhadap pelaksanaan
pekerjaan anatara lain mengontrol
Perawatan alat
1. Manajer Proyek
Sebagai Manajer Proyek menjadi penanggung jawab dari pelaksanaan proyek dan berhak
menerima laporan perkembangan terbaru dari berbagai bagian. Adapun tugas Project
Manager sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
- Membuat jadual (master construction schedule) pekerjaan dan Network Planning
- Menyusun Rencana Anggaran Proyek berdasarkan RAP awal dari Estimate Manager
dan mempresentasikan pada Direksi hingga diperoleh persetujuan dan membuat
Rencana Cash Flow Proyek
- Membuat rencana penggunaan material dan peralatan
- Menentukan metode kerja sesuai kondisi proyek dan menentukan alternative metode
kerja untuk efisiensi penggunaan RAP
- Menyusun pembuatan Rencana Mutu & K3 Proyek termasuk jadual serta metode
kerja, bersama-sama dengan Quality Control dan Site Manager pada awal proyek
- Merencanakan calon dan waktu penunjukkan untuk mendukung pelaksanaan proyek
- Mengevaluasi data teknis dan metode pelaksanaan Supplier dalam rangka proses
persetujuan Tim Proyek / Manajemen Konstruksi.
- Mengusulkan Supplier untuk mendukung pelaksanaan proyek
- Merencanakan pengembangan karyawan melalui pendidikan dan pelatihan
- Membuat perencanaan keamanan proyek
b. Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek
- Mengatur dan mengkoordinasikan bawahan dan rekan kerja dalam satu tim
- Melakukan koordinasi dengan fungsi lain terkait untuk kelancaran pelaksanaan proyek
(Surat menyurat / meeting, dll)
- Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal (Owner, konsultan, NSC, masyarakat
sekitar proyek) terkait dengan lingkup pekerjaan untuk kelancaran pelaksanaan proyek
(perijinan)
- Melakukan koordinasi dengan MR terkait penerapan sistem manajemen mutu beserta
audit
- Mengarahkan kegiatan Quality Control (Monitoring hasil inspeksi dan tes)
- Melakukan koordinasi dengan Engineering terkait ketersediaan Shop-drawing
- Melakukan koordinasi / kerjasama dengan pihak Outsourcing Security,GA dan pihak
lain terkait
- Melakukan koordinasi dengan Bagian Keuangan terkait tagihan progress pekerjaan
kepada Owner
c. Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
- Mengendalikan dan memastikan pelaksanaan kegiatan proyek berjalan sesuai dengan
target biaya, mutu, waktu, dan safety
- Memastikan tagihan progres pekerjaan kepada Owner telah direalisasikan oleh Bagian
keuangan
- Melakukan serah terima proyek kepada pemilik proyek dan menjamin terjadinya
perolehan Surat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan berikut Surat Referensi
Pekerjaan dari pihak Pemberi Tugas
- Melakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan (pemilik proyek / konsultan)
- Melaksanakan dan mengembangkan sistem pengelolaan SDM, material dan peralatan
- Melakukan verifikasi pengeluaran proyek
- Menjaga hubungan baik dengan Owner, lingkungan dan instansi terkait
- Melaksanakan, mensosialisasikan, mengembangkan dan mengendalikan penerapan
peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek
- Memastikan bahwa aset yang ada di proyek terpelihara dengan baik
- Memfasilitasi kegiatan audit di proyek
- Membuat laporan kegiatan proyek, laporan bulanan yang menyangkut aspek realisasi
biaya, progress, NCR dan laporan keluhan pelanggan
- Membuat dan mengendalikan Cash flow proyek yang dikerjakan
- Memotivasi, mengarahkan dan membina bawahan untuk mencapai sasaran
- Melaksanakan pengembangan bawahan dan peningkatan disiplin kerja
- Mengusulkan perubahan status bawahan (rotasi, mutasi, promosi, sanksi, dan demosi)
sejauh wewenang yang dimiliki
- Melaksanakan tugas lain terkait pekerjaan yang diberikan oleh atasan
- Menjamin keselamatan, keamanan dan kebersihan lingkungan kerja selama
pelaksanaan proyek
d. Mengontrol pelaksanaan operasional pelaksanaan proyek
- Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang timbul selama proses kegiatan
konstruksi di proyek dibawah koordinasi Operation Director
- Memantau proses kegiatan proyek di lapangan dan segera mengambil langkah koreksi
bila terjadi penyimpangan
- Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat kesesuaian antara
rencana dan realisasinya
- Mengevaluasi kinerja Supplier berdasarkan hasil kerja di lapangan untuk masukan
kepada Dept. Logistic / Cost Control
- Mengevaluasi dan menganalisa penggunaan anggaran proyek untuk optimalisasi
keuntungan
- Memantau kelancaran proses tagihan sehingga tepat waktu
- Mengontrol penggunaan peralatan safety
- Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Supplier / NSC
- Menganalisa kebutuhan dan pemakaian material maupun peralatan
- Mengontrol SDM / personil proyek, termasuk disiplin kerja karyawan.
2. Manager Teknik
Manager Teknik merupakan penanggung jawab bidang teknis dan pengendalian
operasionalnya. Adapun Manager Teknik yang diperlukan yaitu Manajer Teknik Jalan
dengan tugas:
- Dapat Menguasai pelaksanaan pekerjaan jalan yang bersifat sederhana dan umum
- Dapat Menguasai pelaksanaan pengawasan pekerjaan jalan dengan tingkat kesulitan
sederhana dan umum
Manajer Teknik membantu Project Manager dalam pelaksanaan pekerjaan dalam hal:
1. Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
- Bersama dengan Project Manager menyusun bahan / materi Rencana Mutu Proyek
sesuai bagiannya
- Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana Anggaran Proyek
- Menyusun schedule bulanan dan mingguan berdasarkan master schedule kontrak kerja
- Merencanakan kebutuhan SDM dan teknologi
- Merencanakan penggunaan material dan peralatan
- Mengusulkan pengembangan karyawan melalui pendidikan dan pelatihan
2. Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek
- Memimpin/mengarahkan secara langsung para Mandor dan Pelaksana proyek untuk
memenuhi persyaratan biaya, mutu, waktu, dan safety yang telah disepakati
- Melakukan koordinasi dengan bagian lain (internal) terkait untuk kelancaran
pelaksanaan proyek
- Melakukan koordinasi dengan GA (General Affair) terkait dengan urusan umum
- Melakukan koordinasi dengan MR (Management Representatif) terkait audit
- Melakukan koordinasi dengan Cost Control terkait dengan optimalisasi keuntungan
proyek
- Melakukan koordinasi dengan Safety terkait dengan K3
- Melakukan koordinasi dengan Owner / Konsultan terkait pelaksanaan proyek
- Melakukan koordinasi dengan Supplier terkait kelancaran pelaksanaan proyek
- Melakukan koordinasi dengan Logistik dan Mekanik yang terkait dengan material dan
peralatan
- Melakukan koordinasi dengan Quality Control terkait dengan mutu pekerjaan
3. Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
- Memproses detail Berita Acara tagihan
- Menyusun detail/materi progress claim untuk disetujui oleh Project Manager dan
Pemberi Tugas
- Mendistribusikan shop-drawing ke setiap Supervisor
- Memastikan pelaksanaan kerja sehari-hari di lapangan sesuai jadual yang dibuat
- Mengendalikan pelaksanaan biaya proyek guna mencapai target biaya, mutu, waktu
dan safety
- Menyetujui nilai progres pekerjaan Mandor yang diajukan oleh Chief
Supervisor/Supervisor
- Mengendalikan sumber daya dalam pelaksanaan proyek
- Melakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan (pemilik proyek/konsultan)
- Melaksanakan, mensosialisasikan, mengembangkan dan mengendalikan penerapan
- peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek
- Memastikan bahwa aset yang ada di proyek terpelihara dengan baik, termasuk
memastikan alat ukur yang dipakai telah dikalibrasi, ditera dan diverifikasi
- Memfasilitasi kegiatan audit di proyek
- Membuat laporan kegiatan proyek
- Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama Project Manager
- Memotivasi, mengarahkan dan membina bawahan untuk mencapai sasaran
- Melaksanakan pengembangan karyawan dan peningkatan disiplin kerja bawahan
- Mengusulkan perubahan status karyawan (rotasi, mutasi, promosi, sanksi dan demosi)
sejauh wewenang yang dimiliki
- Melaksanakan tugas lain terkait pekerjaan yang diberikan oleh atasan
- Melaksanakan Prosedur sesuai SMM ISO 9001 & OHSAS 18001
- Memastikan keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan kerja selama pelaksanaan
4. Mengontrol pelaksanaan operasional pelaksanaan proyek
- Memastikan tersedianya tenaga kerja, material dan alat yang memadai
- Memastikan tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh mandor
- Memastikan tersedianya dana pembayaran upah / opname mandor
- Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai IK (Instruksi Kerja) yang berlaku
- Memastikan keselamatan kerja selama pelaksanaan proyek
- Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat kesesuaian antara
rencana dan realisasinya
- Mengontrol penggunaan peralatan safety dan peralatan surveyor
- Mengontrol pelaksanaan pekerjaan NSC
- Bersama PM mengevaluasi kinerja Subkont berdasarkan hasil kerja di lapangan untuk
masukan kepada Dept. Logistic
- Menganalisa kebutuhan dan pemakaian material maupun peralatan
- Mengontrol personil/SDM proyek serta disiplin kerja bawahan
3. Ahli K3
Peranan Ahli K3 Konstruksi adalah dapat menyusun program K3 serta penerapannya dalam
konstruksi. Berikut adalah Klasifikasi Ahli K3 Konstruksi beikut tugas dan tanggung
jawabnya, yaitu:
a. Ahli K3 Konstruksi Muda
- Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi
- Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
- Merencanakan dan menyusun program K3
- Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
- Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur
kerja dan instruksi kerja K3
- Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi
- Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan
- Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat
a. Ahli K3 Konstruksi Madya
- Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi
- Mengelola dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
- Mengelola program K3
- Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
- Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur
kerja dan instruksi kerja K3
- Mengelola laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3 konstruksi
- Mengelola metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan
- Mengelola penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat
b. Ahli K3 Konstruksi Utama
- Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi
- Mengevaluasi dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
- Mengevaluasi program K3
- Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
- Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur
kerja dan instruksi kerja K3
- Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi
- Mengevaluasi perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan
- Mengevaluasi penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat
4. Manajer Keuangan
Manajer Keuangan memimpin semua aktifitas dalam bidang Administrasi, Keuangan dan
Umum. Memimpin semua aktifitas dalam bidang Administrasi, Keuangan dan Umum.
Adapun tugas Manajer Keuangan yaitu:
- Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja di proyek baik untuk pegawai bulanan
sampai pekerja harian dengan spesialisasi keahlian masing-masing sesuai posisi
organisasi proyek yang dibutuhkan.
- Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan pergudangan,
laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang, dan lain-lain
- Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh
Owner sebagai pemilik proyek
- Melayani tamu-tamu intern perusahaan maupun ekstern dan melakukan tugas umum
- Mengisi data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja, menyimpan data
kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta tunjangan karyawan
- Membuat laporan akuntansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta retribusi
- Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor nasional dengan banyak
proyek maka bertugas juga membuat laporan ke kantor pusat serta menyiapkan
dokumen untuk permintaan dana ke bagian keuangan pusat
- Membantu Project Manager terutama dalam hal keuangan dan sumber daya manusia
sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik
- Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat, lurah, atau kepolisian mengenai
keberadaan proyek dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan
- Mencatat aktiva proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat-alat proyek, dan
sejenisnya
- Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika proyek yang dikerjakan
berskala besar sehingga melakukan pemborongan kembali kepada kontraktor spesialis
sesuai dengan item pekerjaan yang dikerjakan
- Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta data proyek
Personil Manajerial
Personil Lainnya
PENUTUP
Perbedaan Pengertian:
Hal-hal yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini, pada uraian pekerjaan dan bahan-
bahan tidak dinyatakan dengan kata-kata “ Harus dipasang, dibuat, dilaksanakan dan
disediakan oleh Pelaksana (Dalam Hal ini Penyedia) “ tetapi bila mana pekerjaan-
pekerjaan bahan-bahan tersebut nyata adalah menjadi bagian dari pekerjaan pelaksana, maka
pernyataan tersebut dianggap dimuat dalam Spesifikasi Teknis ini, dan bukan sebagai
pekerjaan lebih.
Pelaksana sebelum penyerahan pekerjaan Wajib mengadakan pembersihan dan perapian dan
perbaikan-perbaikan di lapangan sampai mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan
Pemimpin Kegiatan.
Gianyar, 21 Maret 2022