Anda di halaman 1dari 21

METODE PELAKSANAAN

KEGIATAN : PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI TANGGUL (DAK)


PEKERJAAN : PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI TANGGUL
LOKASI : DESA BANTRUNG KECAMATAN BATEALIT
SUMBER DANA : DAK 2018

I. PENDAHULUAN
CV. SYAUQIYAH adalah Perusahaan Jasa Konstruksi mencakup pekerjaan Arsitektur, Sipil dan
Tata Lingkungan . Perusahaan memiliki komitmen kuat untuk senantiasa memberikan dan
meningkatkan kepuasan pelanggan melalui produk bermutu tinggi dan pelayanan terbaik yang
dilandasi dengan tingkat keamanan tertinggi dan menerapkan metode kerja yang tepat, praktis,
tepat dan aman. Metode pelaksanaan pelayanan ini biasanya digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan pekerjaan agar menghasilkan pekerjaan yang optimal sesuai dengan yang
diharapkan, baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas.

II. METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN PERSIAPAN


- PENANGANAN PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi :
1. Mobilisasi dilaksanakan selambatnya dalam waktu 7 hari kalender sejak penerbitan
SPMK dengan meminta persetujuan direksi, kegiatan ini meliputi :
a. Penyiapan Fasilitas Direksi Keet.
Direksi keet dibangun dekat lokasi pekerjaan berdekatan dengan barak / gudang
untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan. Pada direksi keet ditempatkan perabot dan
perlengkapan kantor, gambar kerja, dokumen spesifikasi teknis, jadwal pelaksanaan
dan perlengkapan P3K.
Layout direksi keet dan gudang :

b. Barak / Gudang
Barak / Gudang digunakan untuk menyimpan peralatan dan material agar terjaga
keamanan dan terlindung dari cuaca yang dapat merusak / mengurangi kualitas
material, dibangun dekat lokasi pekerjaan yang berdekatan dengan direksi keet.

c. Mendatangkan personil dan peralatan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan.


Peralatan yang dimobilisasi adalah :
1. Pompa air
2. Concrette Mixer
3. Dump Truck
4. Hand Stamper
2. Koordinasi dengan masyarakat setempat dan pihak direksi untuk memberikan informasi
akan dimulainya pekerjaan serta memberikan penjelasan tentang maksud dan manfaat
dari pekerjaan yang akan dikerjakan, serta mendapatkan dukungan, kesepakatan dan izin.
Penyiapan jalan kerja ke lokasi pekerjaan untuk kelancaran pengiriman material.
3. Melakukan Pengukuran awal / setting out untuk menentukan patok dasar / peil ± 0,00
dan detail kondisi lokasi pekerjaan pada tiap mata pembayaran, yang tertuang dalam
gambar kerja / shop drawing. Pengukuran awal sebelum pekerjaan dimulai meliputi
pengukuran memanjang dan melintang bangunan. Pengukuran memanjang dan
melintang dilaksanakan dengan jarak / interval tertentu sesuai petunjuk direksi dan
pengawas lapangan serta untuk menentukan elevasinya atau titik tetap dilapangan,
setelah hasil pengukuran didapat selanjutnya dihitung secara bersama – sama kontraktor
dan pengawas untuk diajukan sebagai data akhir kuantitas yang akan dilaksanakan sesuai
kondisi lapangan yang ada saat ini.
Pada bagian ini peralatan yang digunakan adalah:
a. Theodolit
b. Bak ukur / rambu ukur
c. Patok dan cat
d. Meter ukur 50 cm
e. Buku tulis dan perlengkapanya
Bouwplank dibuat dari patok tiang yang terbuat dari kayu kaso yang ditanam pada
sekitar lokasi pekerjaan. Antar patok tiang tiang yang dihubungkan dengan kayu kaso
papan yang daripadanya terdapat tanda / marketing dari cat yang menandakan ketinggian
/ elevasi, letak titik tengah / center dari suatu bagian konstruksi. Antar bouwplank
terdapat pula benang yang ditarik untuk mengarahkan kesikuan dan kelurusan /
kemiringan dari suatu bagian knstruksi. Dengan bantuan tarikan benang pada
bouwplank, ukuran / dimensi dari suatu bagian konstruksi dapat seragam, lurus dan siku.
Bouwplank ditempatkan sekitar 1 meter dari lokasi pelaksanaan pekerjaan.
4. Pembuatan papan nama proyek
Papan nama proyek dibuat dengan bahan dan ukuran sesuai pada dokumen lelang atau
menurut petunjuk Direksi. Setelah jadi dipasang ditempa yang mudah dilihat.
5. Dokumen dan Administrasi
Pengambilan dokumentasi dilakukan pada lokasi pekerjaan yang akan dikerjakan dengan
menggunakan dokumentasi foto sebagai bukti pekerjaan dilaksanakan dengan benar
sesuai spesifikasi.
6. Pembersihan lahan
Lahan lokasi pekerjaan dibersihkan dari semua material yang mengganggu pelaksanaan
pekerjaan, mulai dari material sampah organik, an-organik, padat dan cair. Keseluruhan
material hasil pembersihan lokasi dikeluarkan dari lokasi pekerjaan menggunakan alat
angkut yang disesuaikan dengan jenis dan volume material yang akan diangkut.
Pekerjaan bongkaran dilakukan pada bagian – bagian bangunan lama / existing, tanaman
dan konstruksi / material lain pada lokasi proyek yang tidak lagi dibutuhkan / akan
mengganggu kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil bongkaran diangkut keluar
dari lokasi pekerjaan dan dibuang pada lokasi pembuangan yang telah disepakati / sesuai
petunjuk direksi
7. Site Manajemen
Site manajemen merupakan sistem pengaturan tata kerja dilapangan yang meliputi
pengaturan tata letak direksi keet, gudang material, barak kerja, dan penempatan alat
berat. Direksi keet dibangun untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan. Pada direksi keet
ditempatkan perabot dan perlengkapan kantor, gambar kerja, dokumen spesifikasi teknis,
jadwal pelaksanaan dan perlengkapan P3K.
Barak / Gudang digunakan untuk menyimpan peralatan dan material agar terjaga
keamanan dan terlindung dari cuaca yang dapat merusak / mengurangi kualitas material.
8. Manajemen Material
Sistem Manajemen Material merupakan kumpulan manajemen yang berfungsi
mendukung kelengkapan perputaran aliran material dari pembelian material sampai
dengan pengontrolan volume dan aliran waktu penggunaan material dalam proyek.
Klasifikasi jenis material pada proyek ini secara umum jenis material yang digunakan
dapat dibagi menjadi berikut :
a. Material Fabrikasi
Material Fabrikasi adalah material- material yang akan diolah untuk proses fabrikasi
menjadi produk yang siap pakai dilapangan.
b. Material Non Fabrikasi
Material Non Fabrikasi adalah material –material yang tidak memerlukan proses
fabrikasi dan dapat langsung digunakan dilapangan. Material non fabrikasi yang
digunakan dalam proyek ini.
9. Manajemen Alat
Sistem manajemen alat merupakan kumpulan manajemen yang mendukung pelaksanaan
proyek yang mencakup penggunaan alat yang seefisien mungkin termasuk akses
pergantian alat antara proyek jalan yang satu dengan yang lain.

10. Manajemen Tenaga ( Manusia )


Sistem manajemen tenaga merupakan kumpulan manajemen yang mendukung
pelaksanaan proyek yang mencakup penggunaan tenaga yang seefisien mungkin
sehingga proyek dapat berjalan sesuai target. Sistem manajemen tenaga ini dilakukan
dengan mengirimkan tenaga ahli ke lokasi proyek satu minggu sebelum proyek dimulai
untuk mengadakan persiapan.

III. PENANGANAN PEKERJAAN UTAMA

A. PEKERJAAN PENINGKATAN BENDUNG TANGGUL


1. Pekerjaan Pengeringan / Dewatering
Melakukan pengeringan sesuai ijin warga setempat. Dengan berkordinasi berapa lama waktu
yang diberikan untuk melakukan pengeringan.
2. Pasang profil melintang galian tanah
Memasang profil sesuai dengan gambar dan denah lokasi pekerjaan agar didapat kelurusan
atau R bangunan yang akan dikerjakan
3. Galian tanah biasa untuk waled hulu bd.
Pekerjaan galian dikerjakan sesuai dengan elevasi, dan profil yang sudah dibuat agar
didapatkan kemiringan dan penampang yang diminta dalam gambar, penggalian mencakup
penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula semua hambatan yang akan
mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Galian harus sesuai kedalaman peil
rencana dan tidak diisyaratkan tanah hasil galian kembali kedalam lubang galian.
4. Galian tanah biasa untuk pasangan
Galian dilakukan secara manual.
a. Sebelum tanah digali dipasang/ditarik benang dari titik-titik ikat untuk mengetahui berapa
lebar dan panjang digali sampai kedalaman sesuai dg gambar.
b. Semua pekerjaan galian dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat, ketinggian ukuran
yang ditunjukkan dalam gambar atau atas saran dari Direksi.
c. Penyedia Barang/Jasa akan merapikan semua penggalian permanen sampai garis dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar.
d. Hasil galian yang tidak terpakai diangkut dan dibuang ke tempat lain.
e. Setelah galian selesai memberitahu Direksi untuk memeriksa hasil galian
f. Pekerjaan selanjutnya dilakukan apabila hasil galian sudah disetujui dan diijinkan oleh
Direksi.
5. Galian tanah berbatu untuk Pasangan
Galian dilakukan secara manual.
a. Sebelum tanah digali dipasang/ditarik benang dari titik-titik ikat untuk mengetahui berapa
lebar dan panjang digali sampai kedalaman sesuai dg gambar.
b. Semua pekerjaan galian dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat, ketinggian ukuran
yang ditunjukkan dalam gambar atau atas saran dari Direksi.
c. Penyedia Barang/Jasa akan merapikan semua penggalian permanen sampai garis dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar.
d. Hasil galian yang tidak terpakai diangkut dan dibuang ke tempat lain.
e. Setelah galian selesai memberitahu Direksi untuk memeriksa hasil galian
f. Pekerjaan selanjutnya dilakukan apabila hasil galian sudah disetujui dan diijinkan oleh
Direksi.
6. Beton mutu sedang dengan fc’= 14,5 MPa (K.175), slump (12±2) cm,
w/c = 0,66 ( menggunakan molen) camp. 1 PC : 2 PB : 3 Kr.
Untuk pekerjaan beton 14,5 Mpa digunakan dinding bendung. Pekerjaan ini dimulai setelah
pekerjaan pembesian selesai, diaduk dengan menggunakan concrete mixer dan pemadatannya
dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator, untuk menjaga mutu beton sesuai
spesifikasi yang diinginkan perlu diambil slump test pada saat pengecoran danselinder
untuk uji tekan beton dilaboratorium.
a) Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan yang termasuk dalam hal ini adalah pekerjaan struktur beton.
 Material campuran beton (semen, pasir, aggregate) didatangkan dari supplier ke
lokasi pekerjaan dan disimpan dalam tempat penyimpanan/ Gudang/Storage.
 Mutu beton yang digunakan sesuai dengan mutu beton pada dokumen lelang yang
diminta.
 Jenis semen Portland yang digunakan sesuai dengan permintaan dokumen lelang.
 Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
digunakan air bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organic.
 Agregat kasar dan halus yang digunakan (ukuran/dimensi) sesuai dengan permintaan
dari spesifikasi dokumen lelang dan telah mendapat persetujuan direksi.
 Material agregat diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder),
atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
 Agregat bebas dari bahan organic seperti spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen
pelelangan.
 Selama kegiatan pengecoran dilakukan, keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi
pekerjaan harus tetap diperhatikan guna menghindari terjadinya resiko kecelakaan
kerja yang tidak diinginkan.

b) Pencampuran dan Penakaran


 Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan metode
sesuai yang disyaratkan.
 Campuran Percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan dijadikan
acuan pembuatan beton pada saat dilakukan pekerjaan beton di lapangan dan
disaksikan oleh direksi pekerjaan.
 Campuran percobaan sesuai dengan permintaan spesifikasi dalam dokumen lelang
dan mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
 Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi teknis yang diminta dalam
dokumen pelelangan.
 Pencampuran :
i. Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (concrete
mixer)
ii. Pencampur dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat
ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang
digunakan dalam setiap penakaran.
iii. Pertama-tama alat pencampur diisi dengan aggregate, pasir dan semen yang
telah ditakar, selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air
ditambahkan.

c) Pelaksanaan Pengecoran.
 Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu,
bendrat, paku dan sampah lainnya dengan penghisap debu, kompresor dan atau air.
 Bekisting dilumuri mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek dan
disumbat. Sambungan dengan pengecoran sebelumnya (jika ada) telah disiram
dengan calbond atau air semen serta bekisting dibebaskan dari genangan air.
Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah diurus dan
disetujui oleh direksi/owner dan pengawas pekerjaan.
 Penuangan dilakukan dengan tenaga manusia (sebelumnya material beton ditampung
pada tempat penampungan untuk kemudian dituang langsung ke tempat bekisting.
Tinggi jatuh beton pada scat pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter agar tidak terjadi
pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta beton, (segregasi).
 Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang
memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya
dan agar tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau penutup
(shutter) kecuali penutup dari beton.
 Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis.
7. Pembesian 100 kg dengan besi polosau ulir
Pekerjaan Baja Tulangan Polos ini dilaksanakan setelah terlebih dahulu besi didatangkan
kelokasi pekerjaan dan dilakukan pemotongan dan pembengkokkan sesuai dengan ukuran dan
bentuk yang telah ditentukan dalam gambar teknik (rencana). Pekerjaan pembesian dimulai
sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan.
Persiapan:
a) Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan alat bantu berupa bar bender
dan bar cutter.
b) Lokasi pekerjaan : Struktur pondasi, dinding dan lantai jembatan.
c) Sarung tangan, helm dan sepatu safety harus dikenakan oleh para pekerja guna
menghindari cedera serius saat melaksanakan pekerjaan pembesian dilapangan.

Uraian pelaksanaan :
a) Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan.
b) Material diletakkan pada stock area material baja tulangan atau dalam gudang proyek.
c) Selanjutnya dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa pengukuran panjang
yang diperlukan, pemotongan dengan bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender
dan dikerjakan pada saat suhu dingin.
d) Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat.
8. Bekisting lantai beton biasa dengan multiflex 9 mm/12 mm (tanpa perancah)
Begisting pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi yang diinginkan
sesuai gambar, bekisting pondasi ini menggunakan multiplek tebal 9 mm
a) Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti
yang disyratkan pada gambar
b) Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh
beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
c) Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap
bag struktur beton sesuai yang direncanakan
d) Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
e) Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
f) Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak
merusak beton
g) Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara
vertical maupun horizontal
9. Pasang cerucuk bambu diameter 8 cm – 10 cm
a) Sebelum di gunakan, bambu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk
memastikan bahwa bambu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang
diijinkan.
b) Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada cerucuk bambu harus
diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan memasang cincin baja atau besi yang
kuat.
c) kepala tiang dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian kayu yang keras
dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
d) kepala tiang (serucuk bamboo) harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup
sehingga dapat memindahkan gaya
10. Pasang pipa suling – suling PVC 2
Pekerjaan pemasangan pipa peresapan dilakukan juga bersamaan dengan pekerjaan
pembesian dan pengecoran pipa peresapan dimaksudkan agar tanah tidak menahan beban
tekanan air tidak akan terjadi longsor disamping saluran terhindar terjadinya patah pada
dinding saluran dan dinding dengan cara air pori atau air hujan yang masuk dapat langsung
dialirkan melalui pipa peresapan.
Pekerjaan pipa peresapan diperlukan untuk resapan air metode pembentukan lubang pipa
peresapan harus didasarkan atas persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
11. Pasang pintu intake b : 0,80 h : 0,60
Pintu harus dibuat dengan kontrsuksi las sempurna. Daun pintu untuk bagian (sisi) hulu harus
dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus di lem kuat pada permukaan plat
sedemikian hingga pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari 1
mm. Bagian batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus didua sisi,
sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara bagian-bagian tersebut.
Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding, rangka, ambang,
tangkai ulir gear dan alaterial lain yang dibutuhkan. Semua bagian dari pada pintu harus
cocok dengan gambar kontrak/standar.
Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada bangunan dengan baut
berjangkar dari semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi mortar dengan
spesi 1 PC : 3 Psr.
Semua pembuatan konstruksi pintu harus sesuai dengan rencana sedemikian sehingga pintu
bebas dari puntiran, bengkok dan deformasi lain.
Pengadaan pintu termasuk pelumasan pada bagian-bagian pintu yang harus diberi pelumasan,
agar operasional pintu sesuai dengan fungsinya
Adapun Pintu Sorong yang dibuat adalah :
 Pintu Sorong, b = 0,80 m, h = 0,60 m
12. Pasang pintu penguras b : 1,00 h : 0,70
Pintu harus dibuat dengan kontrsuksi las sempurna. Daun pintu untuk bagian (sisi) hulu harus
dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus di lem kuat pada permukaan plat
sedemikian hingga pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari 1
mm. Bagian batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus didua sisi,
sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara bagian-bagian tersebut.
Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding, rangka, ambang,
tangkai ulir gear dan alaterial lain yang dibutuhkan. Semua bagian dari pada pintu harus
cocok dengan gambar kontrak/standar.
Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada bangunan dengan baut
berjangkar dari semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi mortar dengan
spesi 1 PC : 3 Psr.
Semua pembuatan konstruksi pintu harus sesuai dengan rencana sedemikian sehingga pintu
bebas dari puntiran, bengkok dan deformasi lain.
Pengadaan pintu termasuk pelumasan pada bagian-bagian pintu yang harus diberi pelumasan,
agar operasional pintu sesuai dengan fungsinya
Adapun Pintu Sorong yang dibuat adalah :
 Pintu Sorong, b = 1,00 m, h = 0,70 m
13.Mengangkut 1 m3 material dengan jarak angkut 300 m
( dengan kondisi jalan naik turun lewat tanggul sawah )
Dengan jarak buang rata-rata 300 m maka pengangkutan dipilih menggunakan tenaga
manual. Pemuatan dipergunakan dengan karung yang kemudian di angkut menggunakan
kendaraan sepeda motor untuk mempermudah proses pengangkutan material dengan kondisi
jalan naik turun lewat tanggul sawah.

B. PEKERJAAN BANGUNAN AIR : 1 BH


1. Galian tanah biasa untuk pasangan
Galian dilakukan secara manual.
a. Sebelum tanah digali dipasang/ditarik benang dari titik-titik ikat untuk mengetahui
berapa lebar dan panjang digali sampai kedalaman sesuai dg gambar.
b. Semua pekerjaan galian dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat, ketinggian ukuran
yang ditunjukkan dalam gambar atau atas saran dari Direksi.
c. Penyedia Barang/Jasa akan merapikan semua penggalian permanen sampai garis dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar.
d. Hasil galian yang tidak terpakai diangkut dan dibuang ke tempat lain.
e. Setelah galian selesai memberitahu Direksi untuk memeriksa hasil galian
f. Pekerjaan selanjutnya dilakukan apabila hasil galian sudah disetujui dan diijinkan oleh
Direksi.
2. Beton mutu, f’c = 14,5 Mpa (K.175), slump (12±2) cm,
w/c = 0,66 ( menggunakan molen) camp. 1 PC : 2 PB : 3 Kr.
Untuk pekerjaan beton 14,5 Mpa digunakan dinding bendung. Pekerjaan ini dimulai setelah
pekerjaan pembesian selesai, diaduk dengan menggunakan concrete mixer dan pemadatannya
dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator, untuk menjaga mutu beton sesuai
spesifikasi yang diinginkan perlu diambil slump test pada saat pengecoran danselinder
untuk uji tekan beton dilaboratorium.
a) Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan yang termasuk dalam hal ini adalah pekerjaan struktur beton.
 Material campuran beton (semen, pasir, aggregate) didatangkan dari supplier ke
lokasi pekerjaan dan disimpan dalam tempat penyimpanan/ Gudang/Storage.
 Mutu beton yang digunakan sesuai dengan mutu beton pada dokumen lelang yang
diminta.
 Jenis semen Portland yang digunakan sesuai dengan permintaan dokumen lelang.
 Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
digunakan air bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organic.
 Agregat kasar dan halus yang digunakan (ukuran/dimensi) sesuai dengan permintaan
dari spesifikasi dokumen lelang dan telah mendapat persetujuan direksi.
 Material agregat diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder),
atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
 Agregat bebas dari bahan organic seperti spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen
pelelangan.
 Selama kegiatan pengecoran dilakukan, keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi
pekerjaan harus tetap diperhatikan guna menghindari terjadinya resiko kecelakaan
kerja yang tidak diinginkan.

b) Pencampuran dan Penakaran


 Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan metode
sesuai yang disyaratkan.
 Campuran Percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan dijadikan
acuan pembuatan beton pada saat dilakukan pekerjaan beton di lapangan dan
disaksikan oleh direksi pekerjaan.
 Campuran percobaan sesuai dengan permintaan spesifikasi dalam dokumen lelang
dan mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
 Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi teknis yang diminta dalam
dokumen pelelangan.
 Pencampuran :
i. Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (concrete
mixer)
ii. Pencampur dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur
yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan
dalam setiap penakaran.
iii. Pertama-tama alat pencampur diisi dengan aggregate, pasir dan semen yang
telah ditakar, selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air
ditambahkan.
c) Pelaksanaan Pengecoran.
 Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu,
bendrat, paku dan sampah lainnya dengan penghisap debu, kompresor dan atau air.
 Bekisting dilumuri mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek dan
disumbat. Sambungan dengan pengecoran sebelumnya (jika ada) telah disiram
dengan calbond atau air semen serta bekisting dibebaskan dari genangan air.
Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah diurus dan
disetujui oleh direksi/owner dan pengawas pekerjaan.
 Penuangan dilakukan dengan tenaga manusia (sebelumnya material beton ditampung
pada tempat penampungan untuk kemudian dituang langsung ke tempat bekisting.
Tinggi jatuh beton pada scat pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter agar tidak terjadi
pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta beton, (segregasi).
 Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang
memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya
dan agar tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau penutup
(shutter) kecuali penutup dari beton.
 Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis.
3. Pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir
Pekerjaan Baja Tulangan Polos ini dilaksanakan setelah terlebih dahulu besi didatangkan
kelokasi pekerjaan dan dilakukan pemotongan dan pembengkokkan sesuai dengan ukuran dan
bentuk yang telah ditentukan dalam gambar teknik (rencana). Pekerjaan pembesian dimulai
sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan.
Persiapan:
a) Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan alat bantu berupa bar bender
dan bar cutter.
b) Lokasi pekerjaan : Struktur pondasi, dinding dan lantai jembatan.
c) Sarung tangan, helm dan sepatu safety harus dikenakan oleh para pekerja guna
menghindari cedera serius saat melaksanakan pekerjaan pembesian dilapangan.
Uraian pelaksanaan :
a) Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan.
b) Material diletakkan pada stock area material baja tulangan atau dalam gudang proyek.
c) Selanjutnya dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa pengukuran panjang
yang diperlukan, pemotongan dengan bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender
dan dikerjakan pada saat suhu dingin.
d) Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat.
4. Bekisting lantai beton biasa dengan multiflex 9 mm/12 mm (tanpa perancah)
Begisting pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi yang diinginkan
sesuai gambar, bekisting pondasi ini menggunakan multiplek tebal 9 mm
a) Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti
yang disyratkan pada gambar
b) Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh
beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
c) Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap
bag struktur beton sesuai yang direncanakan
d) Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
e) Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
f) Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak
merusak beton
g) Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara
vertical maupun horizontal
5. Pasang pintu penguras b : 0,70 h : 0,50
Pintu harus dibuat dengan kontrsuksi las sempurna. Daun pintu untuk bagian (sisi) hulu
harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus di lem kuat pada permukaan
plat sedemikian hingga pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih
dari 1 mm. Bagian batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus didua sisi,
sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara bagian-bagian tersebut.
Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding, rangka,
ambang, tangkai ulir gear dan alaterial lain yang dibutuhkan. Semua bagian dari pada pintu
harus cocok dengan gambar kontrak/standar.
Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada bangunan dengan baut
berjangkar dari semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi mortar
dengan spesi 1 PC : 3 Psr.
Semua pembuatan konstruksi pintu harus sesuai dengan rencana sedemikian sehingga pintu
bebas dari puntiran, bengkok dan deformasi lain.
Pengadaan pintu termasuk pelumasan pada bagian-bagian pintu yang harus diberi pelumasan,
agar operasional pintu sesuai dengan fungsinya
Adapun Pintu Sorong yang dibuat adalah :
 Pintu Sorong, b = 0,70 m, h = 0,50 m

C. PEKERJAAN PASANGAN SALURAN SEKUNDER TANGGUL


1. Pasang profil melintang galian tanah
Memasang profil sesuai dengan gambar dan denah lokasi pekerjaan agar didapat kelurusan
atau R bangunan yang akan dikerjakan
2. Galian tanah biasa untuk pasangan
Galian dilakukan secara manual.
a. Sebelum tanah digali dipasang/ditarik benang dari titik-titik ikat untuk mengetahui
berapa lebar dan panjang digali sampai kedalaman sesuai dg gambar.
b. Semua pekerjaan galian dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat, ketinggian ukuran
yang ditunjukkan dalam gambar atau atas saran dari Direksi.
c. Penyedia Barang/Jasa akan merapikan semua penggalian permanen sampai garis dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar.
d. Hasil galian yang tidak terpakai diangkut dan dibuang ke tempat lain.
e. Setelah galian selesai memberitahu Direksi untuk memeriksa hasil galian
f. Pekerjaan selanjutnya dilakukan apabila hasil galian sudah disetujui dan diijinkan oleh
Direksi.
3. Beton mutu, f’c = 14,5 Mpa (K.175), slump (12±2) cm,
w/c = 0,66 ( menggunakan molen) camp. 1 PC : 2 PB : 3 Kr.
Untuk pekerjaan beton 14,5 Mpa digunakan dinding bendung. Pekerjaan ini dimulai setelah
pekerjaan pembesian selesai, diaduk dengan menggunakan concrete mixer dan pemadatannya
dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator, untuk menjaga mutu beton sesuai
spesifikasi yang diinginkan perlu diambil slump test pada saat pengecoran danselinder
untuk uji tekan beton dilaboratorium.
a) Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan yang termasuk dalam hal ini adalah pekerjaan struktur beton.
 Material campuran beton (semen, pasir, aggregate) didatangkan dari supplier ke
lokasi pekerjaan dan disimpan dalam tempat penyimpanan/ Gudang/Storage.
 Mutu beton yang digunakan sesuai dengan mutu beton pada dokumen lelang yang
diminta.
 Jenis semen Portland yang digunakan sesuai dengan permintaan dokumen lelang.
 Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
digunakan air bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organic.
 Agregat kasar dan halus yang digunakan (ukuran/dimensi) sesuai dengan permintaan
dari spesifikasi dokumen lelang dan telah mendapat persetujuan direksi.
 Material agregat diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder),
atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
 Agregat bebas dari bahan organic seperti spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen
pelelangan.
 Selama kegiatan pengecoran dilakukan, keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi
pekerjaan harus tetap diperhatikan guna menghindari terjadinya resiko kecelakaan
kerja yang tidak diinginkan.
b) Pencampuran dan Penakaran
 Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan metode
sesuai yang disyaratkan.
 Campuran Percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan dijadikan
acuan pembuatan beton pada saat dilakukan pekerjaan beton di lapangan dan
disaksikan oleh direksi pekerjaan.
 Campuran percobaan sesuai dengan permintaan spesifikasi dalam dokumen lelang
dan mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
 Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi teknis yang diminta dalam
dokumen pelelangan.
 Pencampuran :
i. Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (concrete
mixer)
ii. Pencampur dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur
yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan
dalam setiap penakaran.
iii. Pertama-tama alat pencampur diisi dengan aggregate, pasir dan semen yang
telah ditakar, selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air
ditambahkan.

Pelaksanaan Pengecoran.

 Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu,


bendrat, paku dan sampah lainnya dengan penghisap debu, kompresor dan atau air.
 Bekisting dilumuri mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek dan
disumbat. Sambungan dengan pengecoran sebelumnya (jika ada) telah disiram
dengan calbond atau air semen serta bekisting dibebaskan dari genangan air.
Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah diurus dan
disetujui oleh direksi/owner dan pengawas pekerjaan.
 Penuangan dilakukan dengan tenaga manusia (sebelumnya material beton ditampung
pada tempat penampungan untuk kemudian dituang langsung ke tempat bekisting.
Tinggi jatuh beton pada scat pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter agar tidak terjadi
pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta beton, (segregasi).
 Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang
memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya
dan agar tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau penutup
(shutter) kecuali penutup dari beton.
 Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis.
4. Pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir
Pekerjaan Baja Tulangan Polos ini dilaksanakan setelah terlebih dahulu besi didatangkan
kelokasi pekerjaan dan dilakukan pemotongan dan pembengkokkan sesuai dengan ukuran dan
bentuk yang telah ditentukan dalam gambar teknik (rencana). Pekerjaan pembesian dimulai
sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan.
Persiapan:
a) Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan alat bantu berupa bar bender
dan bar cutter.
b) Lokasi pekerjaan : Struktur pondasi, dinding dan lantai jembatan.
c) Sarung tangan, helm dan sepatu safety harus dikenakan oleh para pekerja guna
menghindari cedera serius saat melaksanakan pekerjaan pembesian dilapangan.
d) Uraian pelaksanaan :
e) Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan.
f) Material diletakkan pada stock area material baja tulangan atau dalam gudang proyek.
g) Selanjutnya dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa pengukuran panjang
yang diperlukan, pemotongan dengan bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender
dan dikerjakan pada saat suhu dingin.
h) Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat.
5. Bekisting lantai beton biasa dengan multiflex 9 mm/12 mm (tanpa perancah)
Begisting pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi yang diinginkan
sesuai gambar, bekisting pondasi ini menggunakan multiplek tebal 9 mm
a) Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti
yang disyratkan pada gambar
b) Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh
beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
c) Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap
bag struktur beton sesuai yang direncanakan
d) Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
e) Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
f) Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak
merusak beton
g) Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara
vertical maupun horizontal

IV. TAHAP PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN


1. DEMOBILISASI ALAT
Setelah pekerjaan dianggap selesai semua sesuai dengan pemeriksaan awal (pra PHO) maka
peralatan kerja yang dipergunakan untuk bekerja ditarik kembali dari lokasi pekerjaan menuju
gudang / bengkel kontraktor
2. PEMBERSIHAN LOKASI
Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dilokasi pekerjaan dari sisa sisa
material, kotoran bekas bongkaran dan kotoran lain yang dapat mengganggu kelancaran lalu
lintas, bekas kotoran dibuang diluar lokasi pekerjaan.
3. PENYERAHAN PEKERJAAN
Setelah pekerjaan selesai maka kontraktor mengajukan permohonan untuk diadakan
pemeriksaan pekerjaan dalam rangka penyerahan yang pertama kalinya ( PHO ).
Kegiatan Provisional Hand Over ( PHO )
 Yang dimaksud dengan PHO adalah serah terima awal dari seluruh pekerjaan
fisik yang dilaksanakan oleh kontraktor dengan baik dan benar.
 Pada umumnya dipersyaratkan bahwa PHO dapat diusulkan oleh kontraktor jika
pekerjaan major telah dapat diterima, namun secara total Kontraktor masih harus
menyelesaikan sisa pekerjaan yang masih belum terselesaikan dan harus terus
memeliharanya sampai batas FHO dinyatakan selesai.
 Prosedur PHO :
o Paling sedikit pekerjaan telah mencapai 100 % pekerjaan major item dan
97 % dari seluruh nilai kontrak dan modifikasinya, Kontraktor
mengajukan tertulis ( request PHO ) kepada Konsultan Pengawas untuk
PHO
o Konsultan Pengawas meneliti dan mengajukan permohonan tersebut
kepada Pemberi Tugas dalam tempo paling lama 10 hari sejak hari
permohonan Kontraktor.
o Konsultan membuat rekomendasi kepada Pemberi Tugas tentang usulan
PHO yang diajukan oleh Kontraktor.
o Pemberi Tugas memproses pembentukan panitia penilai PHO
o Panitia Penilai PHO membuat daftar kerusakan dan kekurangan dari
pekerjaan dan hasil pengujian yang relevan harus dilampirkan pada
proses verbal PHO.
o Untuk perbaikan penyimpangan – penyimpangan dan kerusakan –
kerusakan, panitia penilai hanya memberi ijin satu periode penundaan
tidak lebih dari 30 hari sejak terahir penyelesaian pelaksanaan pekerjaan
(atau perpanjanganya).
o Dibuat Berita Acara PHO jika seluruh persyaratan telah dipenuhi.
4. PENGENDALIAN PEMELIHARAAN PEKERJAAN PADA “ WARRANTY PERIOD”
Perbaikan Selama Masa Jaminan Pemeliharaan
Kegiatan Pemeliharaan Pekerjaan yang sudah Di-PHO-kan
o Masa pemeliharaan adalah masa dimulainya pemeliharaan hasil pekerjaan yang
dihitung dari mulai tanggal perkiraan pekerjaan 100 % berdasarkan rekomendasi
Konsultan Pengawas sampai dengan berakhirnya kontrak pekerjaan yang sudah
disetujui.
o Memberikan waktu kepada Kontraktor untuk memperbaiki, menyempurnakan hasil
pekerjaan yang belum dapat diterima atau memuaskan Tim Panitia Penilai Serah
Terima pada waktu Provisional Hand Over, mengenal kualitas atau kuantitas
o Memberikan waktu kepada Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan minor yang
belum selesai dan lain lain.
o Prosedur :
 Setelah berakhir waktu perbaikan atau penyempurnaan, Kontraktor
memberitahukan kepada Pemberi Tugas.
 Tim Panitia Penilai serah terima yang sudah ditunjuk oleh Pemberi Tugas
mengadakan pemeriksaan ulang.
 Apabila menurut Tim Panitia Penilai serah terima tidak ada kekurangan atau
cacat lagi, maka Panitia Penilai membuat Berita Acarapemeriksa hasil
pekerjaan yang disampaikan pada Pemberi Tugas.
o Selama masa pemeliharaan harus ada kesepakatan antar pemilik, kontraktor dan
konsultan tentang :
 Personel pengawas yang dipertahankan
 Personel kontraktor yang dipertahankan
 Daftar peralatan yang masih akan digunakan
5. KEGIATAN FINAL HAND OVER
o FHO adalah serah terima akhir dari seluruh pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh
kontraktor dengan baik dan benar, setelah Kontraktor menyelesaikan seluruh
perbaikan yang tertera pada daftar perbaikan yang disusun oleh Panitia Penilai PHO
dan telah melewati masa pemeliharaan sesuai bunyi kontrak.
o Tujuan : untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor
telah selesai dan dapat diterima dengan baik.
o Yang perlu diperhatikan adalah unsur – unsur :
 Kelengkapan administrasi
 Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik.
 Kesesuaian dengan perncanaan
o Prosedur
 Pemberi Tugas mengundang kembali Panitia Penilai PHO/FHO untuk
melaksanakan proses FHO.
 Panitia Penilai memeriksa ulang seluruh data yang terdapat pada daftar
pekerjaan yang harus diperbaiki
 Panitia Penilai akan memeriksa pekerjaan – pekerjaan dan
mendokumentasikan semua kerusakan
 Jika telah dilakukan penyelesaian semua perbaikan pekerjaan, Konsultan
Pengawas akan memberikan rekomendasi dan Pemberi Tugas akan memberi
keputusan dan mengeluarkan berita acara FHO
Setelah proses verbal FHO dilaksanakan seperti diuraikan dan kerusakan kerusakan
diperbaiki seperti dijelaskan maka pada saat yang sama “Retention Money” yang masih
tertinggal dikembalikan
V. PENANGANAN PELAKSANAAN RK3K

KEGIATAN : PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI TANGGUL (DAK)


PEKERJAAN : PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI TANGGUL
LOKASI : DESA BANTRUNG KECAMATAN BATEALIT
SUMBER DANA : DAK 2018

Dengan berusaha seoptimal mungkin untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan
produktivitas tenaga kerja dapat lebih meningkat dan diharapkan tingkat penyelesaian proyek
dapat lebih cepat dari yang ditentukan schedule. Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan
Kerja ( K-3 ) / OHSAS 18001 : 2017 yang ditujukan untuk perbaikan mutu dan pelayanan secara
berkesinambungan. Pedoman mutu, kesehatan dan keselamatan kerja (PMK3) CV.
SYAUQIYAH bertujuan menjamin sistem manajemen mutu, kesehatan dan keselamatan serta
mengeliminir bahaya potential terhadap lingkungan kerja sehingga dapat menjalankan praktek
kerja yang aman
 Tujuan, Sasaran, Dan Program :

NO TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM


Mewujudkan Mutu Produk Sesuai
I Persyaratan
a. Sosialisasi K3 kepada seluruh
100% karyawan mendapat sosialisasi
1 K3, karyawan
Rata-rata penilaian unjuk kerja pemasok a. Seleksi Suplier sesuai dengan prosedur
2
300
a. Seleksi subkontraktor sesuai dengan
Rata-rata penilaian unjuk kerja
3
prosedur
Subkontraktor:
a. Perorangan : 200
b. Subkontraktor : 300
a. Dalam penanganan produk berdasarkan
4
Rata-rata LPTS s.d, akhir proyek : 1
dengan persyaratan yang ada
5 a. Dalam penanganan produk berdasarkan
Rata-rata laporan keluhan pelanggan : 3 dengan persyaratan yang ada
6
a. Pelaksanaan K3 sesuai dengan Manual
Mutu, Prosedur, dan Instruksi kerja
Rata-rata temuan mayor adalah 0, Minor
adalah 1
Catatan adalah 5 s.d, akhir proyek
II Mewujudkan Kesejahteraan dan
Kedisiplinan Karyawan
1 a. Peningkatan kedisiplinan melalui aturan
Absensi Keterlambatan rata-rata 5%
dan sanksi
perbulan
III Tidak adanya kecelakaan ditempat
kerja
Kecelakaan Ringan : 2
Kecelakaan Sedang : 0
Kecelakaan Berat : 0
1 75% APD disediakan sesuai dengan a. Pengadaan APD disetiap kegiatan yang
pekerjaanya berkaitan dengan bahaya
b. Memantau terjadinya insiden dan
2 kecelakaan
Pelanggaran terhadap tenaga kerja yang
a. Kewajiban memakai Alat Pelindung
3 tidak menggunakan APD minimal 25%
Diri
25% karyawan yang terkait dalam K3
a. Pelatihan personil yang terkait dengan
mendapat pelatihan K3 yang sesuai
4 K3 untuk memenuhi kompetensi
dengan bidangnya s.d, akhir proyek.
75% lokasi diproyek dipasang rambu a. Pemasangan Guardline untuk isolir area
yang sesuai dan memadai pada pekerjaan-pekerjaan:
- Pengelasan, pemotongan dan
penyambungan
- PDA dan Loading Test
- Jalur keluar masuk truck pengangkut
tanah keluar proyek
- Bongkaran bekisting
b. Pemasangan Rambu - rambu
peringatan:
- Awas manuver alat berat
- Hati - hati keluar masuk kendaraan
proyek
- Hati – hati ada pekerjaan pengelasan
- Hati – Hti pembongkaran bekisting
- Dilarang merokok
- Jagalah kebershan
- Cabut power listrik dari peralatan
setekah tidak digunakan
- Hati – hati tengangan tinggi
c. Mengajukan Working Permit
(Izin Kerja) pada pekerjaan / aktivitas
yang termasuk High Risk
d. Meminta bukti pengesahan Alat Berat
Pihak ke 3 beserta SIO operatornya
IV Peningkatan Kesehatan dan
Karyaawan
1
Rata – rata absensi tidak masuk karena
a. Mengadakan kerja sama dengan RS
sakit sebesar 5%
untuk penyelenggaraan konsultasi
kesehatan dan layanan pengobatan bagi
karyawan
2
b. Mengadakan pengecekan kesehatan
Parameter fisika, kimia, biologi di
bagi karyawan
lingkungan kerja sesuai dengan nilai
a. Kerjasama dengan instansi yang
ambang batas
ditunjuk
V Peningkatan Kesehatan Karyawan
1 75% Karyawan dan mitra kerja a. Sosialisasi K3 melalui Media Papan
memahami K3 s.d, akhir proyek Informasi K3
b. Penyuluhan K3 pada saat Briefing K3
setiap, Weekly dan Moonthly Meeting
bersama Subkontraktor
c. Sosialisasi K3 kepada Subkontraktor
dan supplier
VI Mewujudkan Zero Waste di
Lingkungan Proyek
1 a. Menyediakan Spillage kit, berupa:
Tidak ada ceceran / tumpahan BBM dan
Pasir, serbuk gergaji atau majun pada
Pelumas yang berdampak pada
2 area area yang dibutuhkan
pencemaran tanah
a. Pengecatan seluruh atap asbes yang
Tidak adanya kontaminasi asbes
digunakan atau pemasangan plafond
b. Mengganti segera atap asbes yang rusak
3
a. Pengadaan tempat sampah secara
75% sampah basah daan kering di Proyek
terpisah
dibuang secara terpisah
VII Emisi Gas Buang Kendaraan Sesuai
dengan Persyaratan NAB
1 a. Pengecekan emisi gas buang setiap 1
Rata-rata emisi gas buang yang dihasilkan
tahun sekali dan service periodik
oleh kendaraan operasional dan alat berat
sesuai dengan persyaratan NAB
VIII Kesesuaian Dengan Peraturan
Perundang-Undangan berkaitan
1 dengan K3 a. Pemantauan UU dan Peraturan yang
Pemenuhan UU dan Peraturan K3
berkaitan dengan K3 setiap triwulan
dimasing-masing bagian sebesar > 50%
s.d. akhir proyek

Identifikasi Bahaya dan Pengendalian resiko bahaya


IDENTIFIKASI
PENGENDALIAN
NO JENIS / TYPE PEKERJAAN JENIS BAHAYA dan
RESIKO K3
RESIKO K3
1 2 3 4
1 Mobilisasi dan demobilisasi Terlindas, tertabrak - Lakukan P3K, untuk
armada pertolongan pertama
(Menyediakan Kotak
P3K – dan Helm
proyek, Sepatu boot
karet, Sarung tangan
2 Pengeringan Terpeleset, terjatuh - Lakukan P3K, untuk
pertolongan pertama
(Menyediakan Kotak
P3K – dan Helm
proyek, Sepatu boot
karet, Sarung tangan
3 Pasang profil melintang Terpeleset, terjatuh - Lakukan P3K, untuk
pertolongan pertama
(Menyediakan Kotak
P3K – dan Helm
proyek, Sepatu boot
karet, Sarung tangan
4 Galian tanah pasangan Tertimbun longsor, - Lakukan P3K, untuk
Terkena benda tajam, pertolongan pertama
jatuh, terbentur, terpukul (Menyediakan Kotak
P3K – dan Helm
proyek, Sepatu boot
karet, Sarung tangan
5 Pekerjaan Beton Tersiram Agregat cor - Lakukan P3K, untuk
- Cor Beton K175
pertolongan pertama
- Cor Beton K100
(Menyediakan Kotak
P3K – dan Helm
proyek, Sepatu boot
karet, Sarung tangan
6 Pekerjaan Bekisting dan Terjatuh, tertusuk paku, - Lakukan P3K, untuk
pembesian tertusuk besi. pertolongan pertama
(Menyediakan Kotak
P3K – dan Helm
proyek, Sepatu boot
karet, Sarung tangan

Demikian uraian Metode Pelaksanaan ini kami susun untuk melaksanakan pekerjaan
PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI TANGGUL
SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN : PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI TANGGUL (DAK)


PEKERJAAN : PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI TANGGUL
LOKASI : DESA BANTRUNG KECAMATAN BATEALIT
SUMBER DANA : DAK 2018

URAIAN SPESIFIKASI YANG


NO MATERIAL KETERANGAN
PEKERJAAN DITAWARKAN
1 Cerucuk Bambu -Bambu -Bambu Lokal
2 Beton Cor -Batu Kris -Batu kris lokal
-Pasir Pasang -Pasir Muntilan
-Semen / PC -Gresik / Tigaroda / Holcim
3 Pasangan batu belah -Batu belah -Batu belah lokal
-Pasir Pasang -Pasir Muntilan
-Semen / PC -Gresik / Tigaroda / Holcim
4 Pembesian -Besi beton -Besi beton ex PT. Krakatau
-Kawat bendrat
steel
5 Bekesting, Profil -Paku -Raja paku
-Papan -Randu
melintang
-Kayu -Kayu Sengon
-Minyak -Pertamina
-Bekesting
6 Pipa Suling -Pipa PVC -Paralon PVC
-Ijuk -Ijuk lokal
7 Pintu Intake, Pintu -Baja L -Baja IWF
-Kayu -Kayu Kuat Kelas II
Penguras
-Ulir Kasar
-Stang Ulir

Anda mungkin juga menyukai