I. PRA PEMBANGUNAN
1. Pemeriksaan gambar-gambar untuk pelaksanaan :
Semua gambar-gambar yang disiapkan adalah gambar-gambar yang telah
ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan
dimulai.
2. Sebelum pekerjaan dilaksanakan hal yang perlu diperhatikan adalah surat
pemberitahuan mulai pekerjaan yang diserahkan kepada direksi, konsultan
dan instansi yang berhubungan dengan proyek tersebut.
3. Request atau permintaan pengecekan pekerjaan ke direksi dan konsultan
pengawas setiap akan dimulai item pekerjaan baru.
C. Pembersihan lokasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembersihan lapangan dan
dilaksanakan seawal mungkin sebelum pekerjaan yang lainnya dimulai.
Tujuan dari pembersihan lapangan antara lain yaitu untuk memudahkan
pelaksanaan pekerjaan pengukuran MC 0 %. Pelaksanaan pembersihan
lapangan pada proyek ini dilakukan secara simultan untuk seluruh lokasi
rencana proyek.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar
yang ada di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus membongkar akar-
akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari
tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan.
Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak
harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa
harus melindunginya dari kerusakan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga
harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta
areal diratakan dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
Pembuatan profil :
- Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil
dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
- Pasang bilah batu bekas bongkaran datar pada kedua patok,setinggi profil.
- Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan
titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan
bidang atas profil sesuai peil pondasi.
- Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga
dipaku agar lebih kuat.
- Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan
profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
- Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang
tidak tepat,demikian juga peilnya.
Pemasangan Tulangan.
Pada pekerjaan pembesiaan sloof mula-mula dipasang tulangan pokok sesuai
dengan gambar rencana, dimana tulangan sloof dikaitkan dengan tulangan kolom
yang tertanam di pondasi. proses merangkai tulanagannya dikerjakan pada tempat
perletakan sloofnya. Pada umunya, pekerjaan sloof di proyek bangunan gedung
sederhana menggunakan sloof dengan ukuran 15x20 cm dengan tulangan besi
polos 4 Ø12 mm dan beugel Ø6 mm dengan jarak selang 15cm.
Proses Bekesting
Setelah penulangan selesai,maka dilanjutkan dengan pekerjaan bekesting. Sebelum
bekesting yang sudah dibuat dipasang, terlebih dahulu tulangan kolom didirikan
atau dibuat. Tulangan sloof pada tulangan,agar tulangan sloof terselimuti oleh beton
pada saat proses pengecoran dan bekesting ini disesuaikan dengan bentuk sloof
yang ada dengan menggunakan kayu multiplek.
Pengecoran Sloof
Setelah pekerjaan bekesting selesai,maka bisa dilanjutkan dengan pekerjaan
pengecoran sloof yang sebelumnya dilakukan pengecekan ulang pada bekesting
dan penulangan serta tidak lupa memberi beton decking yang sering disebut “beton
tahu” ,sehingga pada saat pengecoran tidak terjadi pengeseran dan antara
bekesting dengan tulangan tidak menempel. Serta jangan lupa menegakkan
tulangan kolom sesuai rencana untuk mempermudah pekerjaan berikutnya, sebelum
terlanjur dilakukan pengecoran pada sloof.
Pembongkaran Bekesting
Pembongkaran bekesting pada sloof lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan
pembongkaran pada pekerjaan kolom,balok.pembongkaran pada sloof dilakukan
setelah beton itu mengering pada umur 3 hari. Setelah dilakukan pembongkaran
lakukan penyemprotan serta menimbun atau mengurug kembali dengan tanah
pada lubang di antara perletakan sloof.
Pekerjaan Kolom
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk,
yaitu persegi dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini
secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-
masing tipe kolom berbeda-beda. Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah
sebagai berikut:
Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini
disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom
membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari
titik BM (Bench Mark) Jakarta.
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di
tempat lain yang lebih aman
Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan
sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara
tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton
deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
- Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-
benar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan
menghindari kerusakan beton.
- Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan
dengan pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut
diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk memudahkan
pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat
mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung,
pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk
menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan
yang maksimal.
Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan
ketinggian balok dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai
dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti
sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat.
Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material
utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood.
Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan
dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem
pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan
pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat
Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.
Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
o Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
o Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan
mengatur base jack atau U-head jack nya.
o Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan
arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
o Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang
dipasang di atas suri-suri.
Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
o Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan
menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan
mengatur base jack dan U-head jack nya
o Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
o Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi
pada pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin,
sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada
saat pengecoran
o Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai
pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat
mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam
kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.
Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya
pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika
sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
o Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
o Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok
dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
o Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok
lalu diikat.
Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian
pelat, antara lain :
o Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting
pelat.
o Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang
tulangan ukuran tulangan D10-200.
o selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
o Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat.
Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/
pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah
diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan
kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah,
penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra,
perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat lantai, beton decking, kaki ayam,
dan kebersihannya.
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan
untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah
bekisting di bongkar kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban
diatasnya.
Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan
pengecoran. Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada
pelat 12 2cm (10 cm s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm).
Pengecoran balok dan pelat dengan menggunakn concrete pump dengan
menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan
bekisting meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang
direncanakan. Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai
hal tersebut, sebelum dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan
menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
- Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi
pengecoran, dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-
sambung.
- Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
- Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran
dengan menggunakan alat-alat manual.
- Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.
Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan
untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai
penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.
Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah
dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
Plesteran Dinding
Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau
strategis dari dinding yang akan di plester.
Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara merata
(curing)
Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan
1pc : 4 ps)
Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuringdengan jarak lemparan
± 50cm dari permukaan yangdikamprot dengan ketebalan 15-20 mm.Setelah
bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi,
siang & sore.
Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 4 ps.
Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
Membuat adukan 1 pc : 4 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai selesai
seluruh permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan
dinding sampai halus & rata.
Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar –
benar basah seluruhnya.
Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar –
benar rata dan halus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan,
pacul, dan cetok.
Pekerjaan Kusen
Pemasangan daun pintu dan jendela dengan bahan alumunium
Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.
Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk
dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian
atas 25 cm (untuk pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah
(untuk pintu dengan 3 engsel)
Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah
daun pintu pada kusen pintunya.
Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara
melepaskan pen.
Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik,
rata dan lurus dengan kusen
Pemasangan Kaca
Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas.
Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun
pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain
untuk memegang kaca.
Setelah terpasang, perlahan masukkan sealent untuk merekatkan kaca agar
tidak goyang.
Pekerjaan Plafond
Dalam proyek ini plafond yang digunakan ada dua jenis yaitu plafond gypsum dan
plafond beton ekspose. Plafond gypsum digunakan pada bangunan Pos jaga,
Gedung kantor, dan storage. Dimana rangka plafond menggunakan rangka besi
hollow. Sedangkan untuk plafond beton ekspose digunakan pada bangunan
Mekanikal & Elektrikal.
Adapun cara pelaksanaan Plafond Gypsum yaitu :
Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja (Shop
Drawing). Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan dengan
pemasangan rangka atap baja ringan.
Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih dahulu.
Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang digunakan memiliki
roda supaya tidak merusak keramik.
Kemudian pasang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja.
Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan.
Sedangkan untuk plafond beton ekspose, dilakukan oleh orang yang mengerti akan
pekerjaan tersebut. Pekerjaan ini bertujuan mempercantik tampilan dari beton ,
dengan menggunakan bahan semen portlang dan pasir pasang.
Pekerjaan Pasangan Lantai
Persiapan
- Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
benar-benar selesai.
- Pemasangan ubin menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci
pintu/jendela dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau
pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan ubin
ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
Pemasangan
- Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran dalam
keadaan kering, padat, rata dan bersih.
- Sebelum dipasang, ubin direndam air terlebih dahulu.
- Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang
kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 2 pasir dan sejumlah bahan
tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 semen dan 4 pasir.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada dinding luar diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan pada
tempat yang sesuai dengan direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar
Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada lantai ditempatkan di atas lapisan pasir
padat, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Pasangan ubin
untuk lantai KM/WC, permukaannya dimiringkan dan sedemikian rupa
menuju ke arah lubang pembuangan (saringan air kotor).
- Ubin yang menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang terpasang tetap lurus
dan rata.
Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah, dibongkar dan diganti.
- Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki
dapat terbentuk dengan baik.
- Sambungan atau celah-celah antara ubin lurus, rata dan seragam, saling
tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6mm, kecuali bila ditentukan
lain.
Adukan rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
- Pemotongan ubin dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila
tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya dikerjakan rapih dan
sesempurna mungkin.
Pengecoran Siar/Celah
- Pengecoran siar/celah antara ubin keramik dilaksanakan setelah adukan
pasangan ubin benar-benar kering. Hal ini perlu diperhatikan untuk
mencegah terjadinya ledakan yang disebabkan karena terperangkapnya
kandungan air di bawah ubin.
- Siar/celah antara ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan ubinnya, seperti produk AM 50 Colored Ceramic Grout
dengan campuran AM 54 Liquid Grout Additive atau yang setara yang
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis
siar.
- Setelah semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
Pekerjaan Finishing
Pada permukaan dinding luar dan dalam, gypsum dilakukan pekerjaan pengecatan
dengan cat air dengan terlebih dahulu membersihkan permukaan dari kotoran-
kotoran, dinding-dinding diratakan/dihaluskan dengan plamir, sebelum dicat
dengan cat air dilakukan pengecatan dengan cat dasar.
Untuk bahan-bahan dari kayu seperti : piri-piri, lisplank, Kozen kayu dan Pintu panel
dilakukan pengecatan dengan cat minyak, sebelum dicat permukaan bahan -
bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi alkali kemudian dicat dengan
cat dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat minyak.
Untuk bahan-bahan dari Besi seperti : railing tangga, penutup besi, pagar, dan lain
sebagainy. sebelum dicat permukaan bahan-bahan tersebut dibersihkan terlebih
dahulu lalu diberi minayk cat kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru
di cat dengan cat minyak.
Jenis, mutu dan bahan cat serta pengerjaan pengecatan disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S
Pekerjaan Pengecatan Plafond Gypsum
Kontraktor menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis dari pabrik
yang bersangkutan dan contoh percobaan warna cat kepada Direksi. Sebelum
pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan rata, kering, dan bersih dari
segala kotoran, minyak , dan debu. Plafond siap dicat setelah diplamuur terlebih
dahulu. Sebelum plafond diplamuur, permukaan pengecatan harus bebas dari retak-
retak dan lubang-lubang yang terjadi akibat pelaksanaan dan harus sudah disetujui
Direksi. Lapisan plamuur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang rata.
Sesudah 3 (tiga) hari plamuur dilakukan dan percobaan warna sudah disetujui Direksi,
maka bidang plamuur diamplas dengan amplas besi halus kemudian dibersihkan
dengan bulu ayam sampai bersih. Selanjutnya plafond dicat dengan menggunakan
roller. Untuk permukaan dimana pemakaian roller tidak memungkinkan digunakan
kuas yang baik/halus. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan
terjadinya sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya
selama kurang lebih 2 jam.
Pekerjaan Waterproffing
Penyambungan Pipa
o Alat : Gergaji, Amplas, Lem PVC, Shell tape, Kunci Pipa
o Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih
dahulu dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung)
segera masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering.
Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena akan
menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat.
o Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape
secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai
kencang dan rapat.
o Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las.
Untuk penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat.
Pas. Kran
Untuk mengalirkan air yang dapat membuka dan menutup, dipasang kran air. Kran
air yang dipasang berupa kran air uk. ½” yang terbuat dari stainless serta Kran shower
double.
Pasangan Shower
Pasangan shower dipasang diatas atau disamping disesuaikan dengan permintaan
pengguna gedung. Pada prinsipnya shower dipasang pada kran shower yang
kemudian dapat mengalirkan air untuk mandi atau membersihakan badan.
Pasangan Wastafel
Tentukanlah terlebih dahulu posisi ataupun letak wastafel, untuk apa wastafel itu
digunakan serta tentukan pula jumlahnya. Posisi yang yang baik untuk wastafel
berukuran standar ialah diletakkan di pojok ruangan yang berdekatan dengan
kamar mandi dan berdekatan dengan ruang makan.
Setelah menentukan letak serta jumlahnya, langkah selanjutnya ialah menyiapkan
peralatan serta perlengkapan pendukung lainnya, semisal Pipa PVC, lem pipa, long
elbow, tee 90derajat, reducer elbow serta faucet soket. Ukuran pipa PVC yang
digunakan untuk sakura air bersih yaitu ½ Ichi serta untuk pembuangan air kotor ialah
1 inchi. Pemasangan luruh Pipa PVC di tanam di dinding serta di bawah keramik lantai
supaya tak terlihat serta tak akan mengganggu aktivitas semua penghuni rumah.
Sewaktu memasang pipa PVC, sediakanlah lubang input saluran air bersih setinggi 90
cm serta pada bagian bawahnya berjarak 15 hingga 20 cm, sediakan juga output
saluran air kotor. Seluruh lubang tersebut dipasang faucet socket. Biasanya
ketinggian wastafel standar ialah 90cm, namun ada bisa menentukan sendiri sesuai
yang anda inginkan. Apabila faucet socket sudah terpasang, maka periksalah
seluruh perlengkapan wastafel yang tersedia dalam satu paket, harap diingat
bahwa setiap merek mempunyai ukuran serta cara pemasangan yang berbeda-
beda. Biasanya perbedaan tersebut hanya terletak pada jarak faucet socket untuk
output air kotor serta input air bersihnya saja. Carilah lubang untuk memasang sekrup
yang sudah disediakan di wastafel, biasanya terdapat dua lubang, selanjutnya
ukurlah jaraknya. Setelah itu tentukanlah titik lokasi sekrup Fischer pada dinding.
Lubangilah lokasi sekrup Fischer yang sudah ditentukan menggunakan mesin Bor.
Gunakanlah mata bor tembok sesuai dengan ukuran sekrup fischer yang hendak
dipasang
Pasang wastafel dengan menentukan lubang yang terdapat di wastafel tepat pada
lubang tembok yang sudah dibor. Kencangkan sekrup fischer memakai nut driver
ataupun screw driver. Pasang pipa yang tersedia dalam satu paket sewaktu
membelinya. Semua pipa tersebut terbuat dari satainless anti karat. Pastikanlah
seluruh bagian wastafel sudah dipasang dengan baik, periksa kembali dengan cara
mengetesnya, apabila masih terdapat bagian yang bocor maka langkah yang mesti
dilakukan ialah kencangkan lagi sambungan pipa stainlessnya.
Pekerjaan Septicktank
Septictank atau biasa disebut sepitank adalah tempat penampungan limbah
kotoran manusia yang mana harus tepat dan benar dalam membuatnya dan benar
dalam hal fungsinya dan tentu saja tidak membahayakan atau tidak mencemari
tanah di sekitarnya. Septictank 3 ruang tertutup ini cocok bagi yang mempunyai
ruang atau lahan yang cukup luas, karena septictank 3 ruang tertutup ini didesain
dengan ukuran sedang sampai jumbo.
Berikut cara membuat septictank 3 ruang tertutup adalah sebagai berikut:
– gali tanah dengan ukuran panjang minimal 2m dan lebar minimal 1m, sedangkan
kedalamannya minimal 1m.
– Kalau tanah sudah digali sesuai keinginan, kini anda tinggal memasang bata
sebagai dindingnya.
– Setelah itu pasang bata melintang seperti anda membuat ruangan atau kamar
sebanyak tiga ruang.(lihat gambar)
– ruang yang pertama bagian bawah biarkan berlubang dengan diameter 20cm-
50 cm,hal ini dimaksudkan agar memaksimalkan volume ruang pertama untuk
mengisi ruang kedua.
– ruang kedua itu terserah anda, bisa membuat lubang ditengah atau membuat
lubang di atas.(saran saya anda buat lubang diatas saja,karena itu berfungsi
menahan debit kotoran dan airnya saja yang masuk ke ruang 3).
– berikut adalah ruang ketiga, saya menyarankan pada ruang ketiga ini pada
bagian dinding dan dasarnya jangan anda semen atau di plester, tujuannya agar
limbah kotoran cair dapat meresap kedalam tanah.
Kehadiran bak kontrol dirasa dapat menjadikan salah satu sarana bagi saluran
pembuangan air dalam rumah tinggal untuk mengetahui apakah sistem
pembuangan air pada rumah tinggal masih berfungsi dengan semestinya. Pada
umumnya, bak kontrol ini memiliki bentuk seperti sebuah bak berukuran 50x50
sentimeter sedalam kurang lebih 50 hingga 60 sentimeter dari muka lantai, dengan
menggunakan struktur bata rolaag maupun beton. Bak ini tersebar pada titik-titik
sepanjang jalur pembuangan air kotor dengan jarak antar bak kurang lebih setiap
2,5 hingga 4 meter. Bak kontrol dapat berada di bagian dalam maupun diluar rumah.
Pada ruang dalam rumah, biasanya bak kontrol berada pada daerah-daerah servis
seperti dekat kamar mandi, dapur kotor maupun teras atau halaman rumah. Posisi
ketinggian bak juga mengikuti jalur pembuangan air kotor, yaitu menurun menuju
arah pembuangan saluran.
Sistem yang digunakan pada bak-bak kontrol ini secara umum adalah dengan
menampung air yang dibuang pada saluran pembuangan air kotor sebelum
dibuang melalui pipa yang lebih rendah untuk menuju saluran pembuangan
lingkungan. Tujuan dari ditampungnya air pada bak-bak ini adalah untuk meratakan
distribusi pembuangan air, baik ke saluran pembuangan lingkungan maupun ke
dalam tanah, sehingga pada saat yang sama, debit air yang dibuang pada saluran
pembuangan dapat terkontrol dan mencegah terjadinya penumpukan air pada
suatu area tertentu dalam saluran.
Skematik tahapan air dari bangunan menuju saluran pembuangan lingkungan dan
sumur resapan Selain berfungsi sebagai penampung dan pemecah volume debit air
yang besar, bak-bak kontrol ini juga berperan sebagai titik-titik penyerapan air ke
dalam tanah. Dewasa ini, pertumbuhan kota yang pesat menyebabkan banyak
rumah-rumah tinggal yang tidak memiliki banyak ruang hijau sebagai sarana
penyerapan air ke dalam tanah. Sebagai solusi sederhana, bak-bak kontrol dapat
didesain dengan bagian bawah yang langsung menyatu dengan tanah, sehingga
air yang tertampung pada bak tersebut dapat sebagian terserap ke dalam tanah
sebagai sumber cadangan air pada tanah. Bak-bak kontrol ini juga dapat
dihubungkan menuju sumur-sumur resapan yang telah juga dibuat melalui pipa,
sebagai sarana utama untuk membantu proses penyerapan utama air ke dalam
tanah dibawah bangunan. Sumur resapan biasanya diletakkan di bawah daerah-
daerah hijau dalam rumah tinggal, seperti taman, dan sebagainya.
Detail penggambaran bak kontrol dari saluran dan sebelum disalurkan ke sumur
resapan Pada beberapa kasus pada saluran pembuangan air kotor yang telah
disebutkan di atas, bak kontrol dapat dijadikan sebagai indikator-indikator pada
saluran untuk memeriksa pada bagian mana saluran mengalami permasalahan.
Beberapa cara sederhana dapat dilakukan untuk memeriksa kelancaran pada
saluran pembuangan, salah satunya dengan menyiram salah satu lubang saluran
pembuangan air, dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan pada bak-bak kontrol
pada jalur pembuangan air dari saluran tersebut. Maka akan terlihat, pada daerah
mana saluran pembuangan memiliki masalah seperti saluran yang tersendat, pipa
yang pecah, dan berbagai kemungkinan masalah lain yang dapat muncul.
Pas Tower air rangka besi pipa dan Tangki Air serta instalasi
Tower besi yang telah dibuat kemudian dipasang pada tempat yang telah
disediakan.
o Tempat peletakan tangki :
- Tower yang terbuat dari kerangka besi (tidak memilikit celah pada alas
dudukan tangki).
- Tower yang terbuat dari beton bertulang
- Dak dari beton bertulang
- Lantai dasar dibuat dari beton bertulang atau pasangan bata hebel
o Pondasi untuk alas tangki harus bersih, datar, rapat dan rata (usahakan diatur
dengan waterpass)
Tempat untuk membuat pondasi harus dalam kondisi padat dan stabil
o Lebar pondasi harus lebih besar daripada diameter tangki.
o Usahakan untuk tidak menempatkan tangki air di atas instalasi pipa dan/atau
kabel tertimbun (untuk memudahkan bila suatu saat pipa atau kabel tersebut
akan diservis atau perawatan rutin).
o Tenpat yang akn dipasang tangki sebaiknya terbebas dari lalu lintas atau
mobilitas sehingga seluruh peralatan yang berhubungan dengan tangki aman
dari gangguan.
o Hindari memasang tangki air di atas struktur bawah tanah seperti gudang, tangki
septik, saluran limbah, dll.
Batas toleransi untuk elastisitas pemuaian/ penyusutan yang dimiliki Tangki
Polyethylene adalah 3% dari dimensi tangki. Semua sambungan tangki harus memiliki
ketentuan yang memungkinkan pergerakan saat tangki memuai/ menyusut karena
perubahan suhu dan beban.
Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar
(rotary drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi dengan
sirkulasi Lumpur bor (mud flush) kedalam lubang bor.
Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter
lobang kecil sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole biasanya
antara 4 sampai dengan 8 inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan atau
spesifikasi mesin bor yang digunakan.
Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :
- Kekentalan (viskositas) Lumpur bor
- Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya
(penetrasi waktu permeter)
- Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.
Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap
pekerjaan ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen).
Electrical Loging dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut
menggunakan konfigurasi titik tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam
lubang bor dan elektroda yang lain ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan
kedalam lubang elektroda yng kemudian menyebar kedalam formasi disekitar
lubang bor. Sebagian arus kembali ke elektroda di permukaan dengan arus yang
telah mengalami penurunan. Penurunan inilah yang diukur.
Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan
diameter konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan.
Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada
tahap pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan
tanah) tidak perlu diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing
adalah 6 inchi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah masuknya konstruksi pipa
casing dan saringan (sreen) serta masuknya penyetoran kerikil pembalut (gravel
pack).
Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan
gambar konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan
(screen) harus didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting.
Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari
pemahaman aspek-aspek hydrogeology diharapkan perencanaan sumur dalam
yang dihasilkan mampu memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal
dan kapasitas yang optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
didaerah sekitar pemboran.
Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk
menyaring masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen) dan
mencegah masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan (screen).
Adapun cara penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan
sirkulasi (spulling) air yang encer supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat tersusun
dengan sempurna pada rongga antara konstruksi pipa casing dengan dinding
lubang bor.
Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui
kondisi akuifer dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk memilih jenis
serta kapasitas pompa ang sesuai yang akan dipasang disumur dalam tersebut.
Pada uji pemompaan ini dimbil sample air 3 kali, yaitu pada awal pemompaan,
pertengahan dan akhir pemompaan. Maksud dan tujuan pengambilan sample air
adalah untuk pemeriksaan (analisa) kualitas air, apakah air yang dihasilkan dari
sumur dalam tersebut memenuhi standar air minum yang diizinkan.
Kualitas air yang dianalisa adalah :
- PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut.
- Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air tersebut.
- Jumlah zat pada terlarut (TDS).
PEKERJAAN ATAP
Pekerjaan Kuda Kuda dan Atap
Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
Spesifikasi bahan :
(ditentukan sesuai dengan ANALISA dengan software Truss Analysis yang sudah
dilakukan Kontraktor Pelaksana)
1. C.75.100 untuk Top Chorddan Bottom (tebal : 1mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
2. C 75.75 untuk Web ( tebal : 0.75 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
3. TCT 0.6 untuk Reng (tebal : 0.6 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
4. BX untuk Buildex Serew.
Bahan mutu tinggi ( light Gauge Higgt Tenseel Steel) Tipe G. 550 dengan criteria :
Kekuatan leleh minimum 550 Mpa (minimum).
Teganagan Maksimum 550 Mpa ( minimum).
Modolus elastisitas 200.000 Mpa ( minimum).
Modulus geser 80.000 Mpa (minimum).
Lapisan anti karat – Hot Deep Galvanizeg. Dengan criteria :
Kelas Z 22.
kadar 220 g/m2.
2. Konektor lain.
o Multigrip Nail (MGN) sebagai conector kuda-kuda dengan Top Plate.
o Dynabolt sebagai connector Top Plate dengan ring kuda.
o Strapbrace sebagai pita baja pengikat antar kuda-kuda bagian atas
(Semacam trekstang).
1. Cara Pelaksanaan :
Perakitan rangka atap dilaksanakan dilokasi proyek terlebih dahulu dilakukan
pengukuran jarak bentangan kuda-kuda dan luasnya pasangan rangka atap baja,
dan disesuaikan dengan Hasil Analisa dari Truss Analysis Software, Sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kekuatannya .
Berikut Contoh File dan Gambar yang dihasilkan oleh Software Analisa Baja Ringan
(Truss Analysis Software) :
a. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan
skala 1:1 (sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di
lapangan, harus disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran
dengan akurat dan presisi.
b. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur
serta memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting
sesuai dengan bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
c. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh
pelat diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan
pemasangannya langsung dikerjakan.
d. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang,
juga dari segi keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan
bidang vertikal dan sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya
sesuai jarak pada saat desain. Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus
disediakan alat pengangkat yang sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang
digunakan. Pemasangan alat pengangkat sebaiknya pada titik pengangkatan
yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur terpasang pada tempatnya
sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya struktur, bracing
sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada
titik perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang
maksimum.
Alat Bantu Instalasi dan Ereksi
e. Gunting untuk memotong profil sesuai ukuran desain
- Bor untuk memasang self drilling screw
- Palu untuk memasukan dynabolt ke dalam ring balok
- Kunci 10 untuk memasang dynabolt
f. Benang Aksesoris
g. Aksesoris yang harus di pasang pada sistem rangka atap UNIONTRUSS adalah
sebagai berikut:
- Foot Plate, sebagai dudukan kuda di kedua ujungnya pada bagian batang
tarik (bottom chord). Foot plate di pasang ke ring balok menggunakan
dynabolt diameter 8 panjang 4 cm pada kedua sisi foot plate.
- Diafragma Plate, di pasangan pada semua batang kuda-kuda dengan jarak
maksimum 60 cm. Difragma Plate berfungsi untuk memperkaku sistem kuda-
kuda keseluruhan.
- Punch Straping dan Tensioner, di pasang menyilang pada dua kuda-kuda
yang berdekatan berfungsi sebagai ikatan angin, tensioner untuk
mengencangkan punch straping
- Roof Baten atau reng sebagai ikatan batang tengah dan batang bawah.
Ikatan batang tengah di pasang per 3 kuda-kuda, ikatan batang bawah di
pasang antara jarak maksimum 3m.
a. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan
skala 1:1 (sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di
lapangan, harus disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran
dengan akurat dan presisi.
b. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur
serta memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting
sesuai dengan bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
c. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh
pelat diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan
pemasangannya langsung dikerjakan.
d. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga
dari segi keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang
vertikal dan sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak
pada saat desain. Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan
alat pengangkat yang sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan.
Pemasangan alat pengangkat sebaiknya pada titik pengangkatan yang
direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur terpasang pada tempatnya
sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya struktur, bracing
sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang
maksimum.
5. Benang Aksesoris
Corong
Corong ditempatkan disetiap 10 m talang. Agar air mengalir menuju corong, posisi
corong harus lebih rendah. Terdapat 2 macam desain penempatan corong.
Pertama dengan menempatkan 2 corong di ujung talang. Kedua ujung talang lebih
rendah dari pada titik tengah talang. Jadi air yang jatuh ke tengah talang akan
dialirkan ke kanan dan kiri.
Kedua, cara ini corong ditaruh ditengah talang. Karena ujung talang yang lebih
tinggi, maka air akan bergerak ke tengah.
Jika posisi Corong telah ditentukan, Gergaji digunakan untuk melubangi bagian
tersebut. Untuk merakit Corong, di Corong terdapat ujung lipat yang masuk ke
lingkaran kecil talang. Proses akhir adalah melipat ujung, untuk mengunci Corong
pada talang.
Spacer Vs Lisplang
Ada 2 macam lisplang, lisplang dengan kemi ringan 40° dan 60°. Spacer yang asli
didesain untuk lispalng dengan kemiringan 40° (gambar A). Jadi tidak perlu
dimodifikasi.
Untuk kemiringan 60°, ujung Spacer paling bawah perlu dipotong dan ujung atas nya
perlu dibengkokan (gambar B). Seberapa banyak yang dipotong dan yang
dibengkokkan disesuaikan dengan kebutuhan.
IV. BANGUNAN KANTOR
PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah Pondasi dan Sloof
Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan, hal
yang dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah
pondasi diperlukan untuk perletakan pondasi plat.
Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat
persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak
yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk memungkinkan
pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus sesuai
dengan gambar rencana.
Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena
tanah tersebut akan dipakai kembali.
Pekerjaan Urugan Tanah kembali
Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras.
Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi.
Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau
menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang
perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal
dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan
kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan
yang sesuai dengan spesifikasi teknis.
• Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat
seperti bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk
pengecekan level akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu
disiapkan turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila
outsoucing material urugan).
• Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya
terdapat hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di
beberapa tempat sebagai sample untuk pemeriksaan pemadatan di
laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm)
dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper,
baby roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila
diperlukan).
Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
1. Persiapan
Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as pile
cap dengan menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing
yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile cap.
2. Pekerjaan Galian, kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi pile cap.
3. Pekerjaan Potongan Kepala Bored Pile
Kepala bored pile dibobok sampai dengan elevasi yang diinginkan 40 D (±1m)
4. Pekerjaan Urugan Pasir, Lantai Kerja, Bekisting
Pekerjaan urugan pasir setebal 5 cm dilanjutkan dengan pekerjaan lantai kerja
setebal 10 cm. Kemudian pekerjaan bekisting dengan batako putih dilakukan
setelahnya.
5. Pekerjaan Penulangan Pile Cap
Penulangan pile cap dikerjakan berdasarkan spesifikasi dan gambar rencana.
6. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran menggunakan beton K-250 dengan nilai slump 12 cm.
Sloof Beton
Pemasangan Tulangan.
Pada pekerjaan pembesiaan sloof mula-mula dipasang tulangan pokok sesuai
dengan gambar rencana, dimana tulangan sloof dikaitkan dengan tulangan kolom
yang tertanam di pondasi. proses merangkai tulanagannya dikerjakan pada tempat
perletakan sloofnya. Pada umunya, pekerjaan sloof di proyek bangunan gedung
sederhana menggunakan sloof dengan ukuran 15x20 cm dengan tulangan besi
polos 4 Ø12 mm dan beugel Ø6 mm dengan jarak selang 15cm.
Proses Bekesting
Setelah penulangan selesai,maka dilanjutkan dengan pekerjaan bekesting. Sebelum
bekesting yang sudah dibuat dipasang, terlebih dahulu tulangan kolom didirikan
atau dibuat. Tulangan sloof pada tulangan,agar tulangan sloof terselimuti oleh beton
pada saat proses pengecoran dan bekesting ini disesuaikan dengan bentuk sloof
yang ada dengan menggunakan kayu multiplek.
Pengecoran Sloof
Setelah pekerjaan bekesting selesai,maka bisa dilanjutkan dengan pekerjaan
pengecoran sloof yang sebelumnya dilakukan pengecekan ulang pada bekesting
dan penulangan serta tidak lupa memberi beton decking yang sering disebut “beton
tahu” ,sehingga pada saat pengecoran tidak terjadi pengeseran dan antara
bekesting dengan tulangan tidak menempel. Serta jangan lupa menegakkan
tulangan kolom sesuai rencana untuk mempermudah pekerjaan berikutnya, sebelum
terlanjur dilakukan pengecoran pada sloof.
Pembongkaran Bekesting
Pembongkaran bekesting pada sloof lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan
pembongkaran pada pekerjaan kolom,balok.pembongkaran pada sloof dilakukan
setelah beton itu mengering pada umur 3 hari. Setelah dilakukan pembongkaran
lakukan penyemprotan serta menimbun atau mengurug kembali dengan tanah
pada lubang di antara perletakan sloof.
PEKERJAAN LANTAI 1
Pekerjaan Kolom Struktur
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk,
yaitu persegi dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini
secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-
masing tipe kolom berbeda-beda. Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah
sebagai berikut:
Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini
disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom
membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari
titik BM (Bench Mark) Jakarta.
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di
tempat lain yang lebih aman
Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan
sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara
tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton
deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
- Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-
benar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan
menghindari kerusakan beton.
- Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan
dengan pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut
diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk memudahkan
pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat
mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung,
pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk
menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan
yang maksimal.
Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan
ketinggian balok dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai
dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti
sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat.
Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material
utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood.
Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan
dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem
pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan
pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
o Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan
menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan
mengatur base jack dan U-head jack nya
o Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
o Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi
pada pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin,
sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada
saat pengecoran
o Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai
pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat
mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam
kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.
Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya
pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika
sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
o Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
o Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok
dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
o Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok
lalu diikat.
Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian
pelat, antara lain :
o Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting
pelat.
o Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang
tulangan ukuran tulangan D10-200.
o selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
o Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat.
Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/
pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah
diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan
kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah,
penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra,
perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat lantai, beton decking, kaki ayam,
dan kebersihannya.
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan
untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah
bekisting di bongkar kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban
diatasnya.
Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan
pengecoran. Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada
pelat 12 2cm (10 cm s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm).
Pengecoran balok dan pelat dengan menggunakn concrete pump dengan
menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan
bekisting meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang
direncanakan. Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai
hal tersebut, sebelum dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan
menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
- Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi
pengecoran, dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-
sambung.
- Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
- Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran
dengan menggunakan alat-alat manual.
- Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.
Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan
untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai
penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.
Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah
dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
UJANG JARKASIH
Direktur