Anda di halaman 1dari 36

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Pembangunan Ruas Jalan Ciseukeut - Sobang - Tela


Waktu Pelaksanaan : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender
Tahun : 2018

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan


yaitu cara pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang
tepat sesuai dengan rencana kerja ( Bestek ).

I. PENDAHULUAN
a. Umum
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten pada Tahun Anggaran
2018 akan melaksanakan pekerjaan Pembangunan Ruas Jalan Ciseukeut - Sobang -
Tela yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang. Waktu Pelaksanaan pekerjaan
adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender.

b. Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan persiapan Pembangunan Ruas Jalan Ciseukeut - Sobang - Tela
mencakup hal-hal berikut.
1. Mobilisasi
Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan
dimana peralatan tersebut akan digunakan.
Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan Lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk pentahapan
mobilisasi peralatan utama dan personel terkaitnya dan harus sudah diatur
jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa pemborongannya.
Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan Lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk pentahapan
mobilisasi peralatan utamamdan personel terkaitnya dan harus sudah diatur
jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa pemborongannya.
Setiap tahapan Mobilisasi Peralatan Utama harus terlebih dulu diajukan
permohonan mobilisasinya kepada Direksi pekerjaan paling sedikit 30 hari
sebelum tanggal rencana awal mobilisasi setiap peralatan utama tersebut.
Direksi pekerjaan perlu melakukan monitoring/harian atas rencana mobilisasi
hingga terlaksananya mobilisasi peralatan utama beserta personil operator terkait
dengan lengkap dan baik.
2. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Dalam melaksanakan pekerjaan Jalan setiap tahapan pekerjaan yang akan
dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir
kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus
lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan
pengguna jalan raya. Agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian
dipihak pengguna jalan, maka manajemen lalu lintas dapat dilaksanakan dengan
cara sebagai berikut :
 Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai
ketentuan.
 Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan
koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
 Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di
lapangan.
 Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya
secara tepat dan benar.
 Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan
mengarahkan arus lalu lintas.
 Peralatan Keselamatan Lalu Lintas
 Rambu penghalang lalu lintas jenis plastik
 Rambu peringatan
 Peralatan komunikasi dan lainnya
Tenaga yang terdiri dari:
 Pekerja
 Koordinator
Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian,
tujuannya agar lalu lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian.
Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan pantulan
cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam hari.
3. Pengadaan Air kerja dan Listrik Kerja
Kontraktor akan menyediakan listrik dan air kerja sebagai sarana utama
pekerjaan dengan berkoordinasi langsung kepada pengelola selama masa
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Dan sebagai listrik disediakan
genset sebagai kebutuhan.

4. Papan Nama Proyek


Membuat dan memasang serta memelihara papan nama proyek, pemasangan
papan nama proyek harus dilakukan setelah diterbitkannya surat keputusan
pemenang pelelangan. Jumlah papan nama proyek minimum 2 buah dengan
ketentuan sebagai berikut :
 Ukuran papan nama proyek 150 x 100 cm dibuat dari Pelat Besi.
 Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari bahan Pipa besi.

Sebagai identitas untuk umum, dengan dipasangnya papan nama proyek


khalayak umum akan mengetahui aktivitas proyek dan jauh dari
kecurigaan.papan nama dipasang dipancang dengan kokoh ke tanah
sehingga tidak mudah roboh.
papan nama proyek dibuat berdasarkan spesikasi teknis atau menurut petunjuk
dari direksi. isi dari papan nama proyek adalah nama pekerjaan, lokasi pekerjaan,
tahun anggaran, waktu pelaksanaan, sumber dana dan durasi pelaksana. Papan
nama proyek dipasang dan ditempatkan pada area lokasi yang telahdi sepakati
sebelumnya.
5. Pelaporan dan Dokumentasi
Merupakan kegiatan administrative dari pekerjaan fisik pembangunan
Pembangunan Ruas Jalan Ciseukeut - Sobang - Tela. Penyedia akan membuat
laporan harian dengan bentuk/format laporan sesuai petunjuk direksi/pengawas
lapangan. Penyampaian laporan umumnya adalah per minggu yang kemudian
dikomulatifkan menjadi laporan per satu bulan.
Didalam laporan tersebut juga disertakan photo/dokumentasi pelaksanaan
pekerjaan.

c. Acuan Kerja
Dalam melaksanakan pelaksanaan kontruksi Jalan / Jembatan, Kontraktor wajib
mengacu kepada Nomra, Standar, Pedoman atau peraturan baku lainnya yang
meliputi :
1. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, kementrian pekerjaan Umum,
Edisi 2010 revisi 3

d. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pekerjaan yang diberikan selama 180 (Seratus Delapan Puluh)
Hari Kalender.

Hari efektif kerja dengan mempertimbangkan musim hujan/kemarau, hari-hari raya


keagamaan, dan hari libur nasional akan dicantumkan dalam laporan.

II. PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Pada awal pelaksanaan dipersiapkan sarana dan prasarana sebagai berikut :
1. Penyiapan Peralatan Kerja
Untuk melaksanakan dan penyelesaian pekerjaan Pembangunan Ruas Jalan
Ciseukeut - Sobang - Tela secara bertahap peralatan-peralatan yang
dibutuhkan sebagai berikut:

NO PERALATAN KAPASITAS JUMLAH


1 Dump Truck 3.5 Ton 3.5 Ton 5,00
2 Dump Truck 10 Ton 10 Ton 3,00
3 Excavator 80-140 HP 100 HP 1,00
4 Flat Bed Truck 3-4 M3 3 M3 1,00
5 Tandem Roller 6-8 T 7T 1,00
6 Vibratory Roller 5-8 T 6T 1,00
7 Concrete Vibrator - 3,00
8 Water Tanker 3000 L 1,00
9 Pedestrian Roller - 1,00
10 Tamper 1,00
11 Truk Mixer (Agitator) - 4,00

2. Perijinan-perijinan
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka sejak dikeluarkannya SPMK
akan segera mengurus perijinan-perijinan antara lain;
- Perijinan pengelolaan jalan untuk matrial dan
- Perijinan-perijinan lain yang dibutuhkan

b. Lingkup Pekerjaan

I. Umum
II. Drainase
IV. Pekerjaan tanah
IV. Pelebaran perkerasan dan bahu jalan
V. Perkerasan Berbutir
VI. Struktur
VII. Pengembalian kondisi dan pekerjaan minor

1. Uraian Umum
Hal-hal yang direncanakan secara garis besar adalah membagi pekerjaan
dalam hal waktu dan hubungan, ketergantungan antara pekerjaan yang satu
dengan yang lain. Dalam perencanaan ini sudah diketahui material-material
apa yang harus dipasang pada waktu tertentu, material harus tiba di
lapangan, peralatan yang dipakai dan tenaga ahli yang akan ditempatkan
pada pekerjaan tersebut.
Untuk hal tersebut maksimum dibuatkan :
 Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
 Jadwal waktu pengadaan barang
 Jadwal waktu pengadaan peralatan
 Jadwal waktu pengadaan tenaga kerja/tenaga ahli
Peralatan,Barang matrial dan Tenaga kerja yang diperlukan dikirim secara
bertahap sesuai jadwal. Peralatan dan Barang matrial tersebut disimpan di
dalam gudang / los kerja dan siap dioperasikan

Sebelum pelaksanaan dimulai, maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran-


pengukuran di lapangan secara detail. Bersama-sama dengan Direksi Setelah
itu dibuatkan gambar kerja berdasarkan gambar dan spesifikasi dari konsultan.
Dalam proses pengukuran, pembuatan gambar kerja dan cara kerja
diperlukan konsultasi dan koordinasi dengan konsultan atau pengawas
sehingga menghasilakan gambar kerja dan cara kerja yang tepat sasaran.

Hal-hal yang tercakup dalam Persiapan Pelaksanaan meliputi :


 Material/bahan yang akan dipasang
 Waktu kedatangan dan pemasangan material
 Peralatan yang diperlukan
 Jumlah tenaga kerja
 Tenaga ahli yang diperlukan
 Waktu yang direncanakan untuk setiap item pekerjaan
 Mengurus semua perijinan, baik ijin lokasi, maupun dengan Perusahaan
terkait.

c. Pekerjaan Fisik Lapangan


Pada prinsipnya pelaksanaan pekerjaan dilapangan akan mengikuti tahapan-
tahapan atau urutan-urutan yang sesuai dengan peraturan konstruksi yang
berlaku. System pelaksanaan pekerjaan akan dikerjakan secara simultan kecuali
pada item-ite pekerjaan yang saling ketergantungan.
1.
III. PROSEDUR PELAKSANAAN FISIK PEKERJAAN

Yang akan diuraikan didalam prosedur pelaksanaan fisik pekerjaan ini adalah hal-hal
yang berkaitan dengan item pekerjaan tersebut diatas yang didalamnya memuat
antara lain :

USULAN TAHAPAN METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

Pekerjaan Pembangunan Ruas Jalan Ciseukeut - Sobang - Tela yang diturunkan dari
usulan rencana kerja / S-Curve akan terbagi menjadi beberapa tahapan
penyelesaian pekerjaan antara lain :
a. Tahap – I
Tahap – I merupakan tahapan mobilisasi yang akan dilakukan selama 4 (empat)
minggu sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja / SPMK. Tahapan mobilisasi
yang akan dilakukan antara lain :
 Mempersiapkan base camp dan laboratorium,
 Memobilisasi personil dan peralatan konstruksi,
 Pembuatan papan nama proyek,
 Pembuatan rambu-rambu peringatan dll,
 Pengadaan K3
 Melakukan pengukuran dalam rangka pelaksanaan field engineering / rekayasa
lapangan,
 Pembuatan shop drawings / gambar kerja dan review terhadap volume /
kuantitas pekerjaan,
 Pengujian seluruh bahan dasar dan pembuatan job mix formula / JMF
 Serta hal-hal lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sesuai dengan persyaratan dokumen, khususnya Spesifikasi Teknis / Spesifikasi
Umum,
 Selain hal-hal di atas, tahapan ini dilakukan untuk pengembalian kondisi
perkerasan khususnya untuk perbaikan kerusakan jalan yang masuk dalam
kategori pekerjaan minor yang terdiri dari lapis pondasi agregat kelas A dan
campuran aspal panas. Pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam periode
mobilisasi,
 Pemeliharaan rutin dilaksanakan sejak SPMK sampai PHO.

b. Tahap – II
Pelaksanaan Tahap – II di lapangan akan dilakukan sebagai berikut :
 Pengukuran dan staking out.
 Pekerjaan persiapan drainase berupa Galian untuk selokan drainase dan saluran
air, Pasangan Batu Mortar, saluran berbentuk U tipe DS 2, beton K250 (fc’20), baja
tulangan untuk struktur drainase beton minor.
 Pekerjaan tanah berupa Pekerjaan Galian Biasa, Penyiapan Badan Jalan.
 Dibeberapa lokasi terdapat pelebaran pada tikungan dengan menggunakan
lapis pondasi bawah beton kurus dan perkerasan beton semen.
 Pekerjaan dilanjutkan dengan penghamparan dan pemadatan lapis Pondasi
Agregat Kelas B dimana sebelum penghamparan tersebut dilakukan
penyemprotan dengan lapis perekat pada permukaan eksisting sebagai
bonding antara perkerasan lama dan baru.
 Pekerjaan kemudian dilanjutkan dengan penghamparan dan pemadatan
agregat kelas S, agregat kelas B, dan agregat kelas A pada bahu jalan.

c. Tahap – IV
Tahap – IV dikategorikan sebagai tahapan penyelesaian (finishing) sebelum
pekerjaan secara keseluruhan diserah-terimakan dalam proses PHO kepada Direksi
Pekerjaan. Pekerjaan yang termasuk dalam tahapan ini meliputi pekerjaan
pengecatan marka jalan termoplastik dan rel pengaman .

USULAN URAIAN METODE KERJA UNTUK PEKERJAAN UTAMA DAN PEKERJAAN


PENUNJANG LAINNYA
A. Pekerjaan Utama
Pekerjaan utama dalam Pekerjaan Pembangunan Ruas Jalan Ciseukeut - Sobang -
Tela terdiri dari :

Perkerasan Beton Semen FS dengan Anyaman Tulangan Tunggal


Metode kerja untuk pekerjaan perkerasan beton semen adalah sebagai berikut :
Persiapan Mix Design
Mengajukan Mix Design sesuai dengan mutu beton yang sudah ditentukan dalam
Spesifikasi Pekerjaan Struktur, dengan memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
a. Type dan jumlah material
b. Kuat Tekan Beton
c. Slump
d. Kadar air
e. Rasio air/semen
f. Kadar Fly Ash
g. Berat isi beton segar
h. Analisis gradasi agregat

Pelaksanaan Trial Mix


Melaksanakan trial mix di batching plan sesuai dengan mix design yang telah dibuat
oleh pihak konsultan perencana.
Dari pelaksanaan trial mix dapat diketahui :
a. Kesesuaian komposisi material sewaktu trial mix dengan mix design.
b. Kuat tekan beton hasil pengujian sample beton yang diambil sewaktu trial mix.

Yang harus diperhatikan dalam trial mix adalah sebagai berikut :


a. Proporsi campuran diukur tersendiri dengan timbangan dan alat yang sesuai
corong dan mekanisme penimbangan harus disediakan.
b. Mekanisme penimbangan harus diukur sampai setengah dari satu persen pada
kondisi operasional dan skala-skala harus dapat dibaca dengan mudah oleh
operator.
c. Air harus ditambah ke dalam campuran dari reservoir terpisah dan dikontrol
kelembaban agregatnya.

Pengujian Beton
Pengujian beton dapat dilakukan bila ada kemungkinan mutu beton dinyatakan
rendah. maka perlu diadakan test pengujian beton sebagai berikut :
Pengambilan sample untuk beton:
a. Setelah 3 hari 1 (satu) silinder harus diuji untuk mengetahui kuat tekan beton.
b. Setelah 14 hari 1 (satu) silinder harus diuji kuat tekannya.
c. Setelah 28 hari 1 (dua) silinder harus diuji kuat tekannya dan diambil rata-rata kuat
tekan sebagai hasilnya.
d. Cadangan 2 (dua) silinder yang dapat digunakan untuk pengetesan kuat tekan
pada umur 7 dan 28 hari apabila pengetesan kuat tekan beton pada umur 3 hari
tidak memenuhi syarat.

Perkerasan Beton Semen


Metode kerja untuk pekerjaan perkerasan beton semen adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Perkerasan beton semen diasumsikan digunakan pada lokasi pelebaran
tikungan dengan tebal = 25 cm.
d. Beton diproduksi di base camp suplier dengan menggunakan concrete batching
plant yang dilengkapi dengan wheel loader dan generator set kemudian
diangkut ke lapangan dengan menggunakan truck mixer dengan waktu tempuh
perjalanan dari base camp ke lokasi pekerjaan ± 2 Jam.
e. Beton di cor pada bekisting yang telah disiapkan dengan membran kedap air di
atasnya, lapis Pondasi Bawah beton Kurus dan tulangan-tulangan (Wiremesh +
dowel + tie bar) yang diperlukan. Bila diperlukan dan memungkinkan (sesuai
Konstruksi lapangan), maka Beton FS-45 tersebut akan dihampar dengan
menggunakan concrete paver (bila lokasi memungkinkan) kemudian
dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator. Bila concrete paver tidak
memungkinkan, maka penghamparan dilakukan secara manual dengan
menghindari segregasi pada campuran beton.
f. Setelah pemadatan selesai dilaksanakan, maka selanjutnya dilakukan finishing,
bila disebutkan dalam shop drawing, maka permukaan beton digaruk/disikat
arah tegak lurus arus lalu lintas/sumbu jalan dan harus
dilindungi/dipelihara/curring sampai mencapai waktu tertentu (curring minimum
selama 7 hari setelah pengecoran).
g. Setiap pelaksanaan pengecoran akan dilakukan test slump dan kemudian
membuat benda uji kubus/silinder/balok untuk dilakukan pengujian kuat
tekan/kuat lentur di laboratorium.
h. Setelah pelaksanaan finishing diselesaikan maka akan dilakukan pekerjaan :
 Perawatan (Curing) sesuai dengan metode yang disetujui Direksi Pekerjaan.
 Lokasi dilindungi dari beban lalu lintas sampai dengan kekuatan beton 90%
dari kekuatan minimum 28 hari.
 Pada umur beton ± 18 jam dilakukan pemotongan/penggergajian joint
melintang dengan menggunakan Concrete Saw/Concrete Cutter.
 Pemberian sealent pada joint tersebut dilakukan setelah bagian yang
terpotong dibersihkan dengan air compressor.
 Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaan ini.

B. Pekerjaan Penunjang Lainnya


1. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Untuk menjaga dan melindungi keselamatan pengguna jalan yang ada selama
proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan, maka akan dilakukan
pengaturan lalu- lintas yang akan berpedoman kepada Norma Standar Pedoman
Manual (NSPM), antara lain yaitu Pedoman No. 015/T/BM/1999 SK No.
60/KPTS/Db.1999 perihal Pengaturan Lalu-Lintas untuk keselamatan selama
Pekerjaan Pemeliharaan Jalan dan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2011 tentang
manajemen dan rekayasa, analisa dampak serta manajemen lalu lintas.
Upaya – upaya lain yang akan dilakukan di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan sistem perambuan sementara dengan mempertimbangkan:
volume lalu-lintas dan kapasitas jalan yang ada, keselamatan lalu-lintas
pengguna jalan dan keselamatan pejalan kaki pada daerah pemukiman.
2. Menetapkan lokasi-lokasi dimana perlu disediakan peralihan (taper) saat
pelaksanaan pekerjaan.
3. Memasang rambu-rambu perhatian dan peringatan disekitar lokasi
pekerjaan(termasuk didalamnya spanduk dan selebaran).
4. Menempatkan petugas pengatur lalu-lintas yang akan mengarahkan dan
mengontrol arus lalu lintas ke dan di sekitar lokasi pekerjaan.
5. Kecuali diijinkan lain, maka pelaksanaan pergerakan peralatan dan
pelaksanaan pekerjaan pengaspalan dan pekerjaan jalan lainnya, akan
dilakukan pada siang/malam hari dengan menggunakan sistem penerangan
yang cukup.

2. Manajemen Mutu
Untuk memantau dan menjamin mutu bahan dan hasil pekerjaan konstruksi, maka
pemeriksaan / pengujian akan dilakukan di laboratorium Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Provinsi Banten.

Peralatan laboratorium yang akan dipersiapkan dan digunakan untuk pemeriksaan


kualitas bahan dasar dan hasil pekerjaan, adalah tidak hanya terbatas pada :
a. Pemeriksaan Uji Tanah :
 Atterberg limit
 Berat jenis
 Uji proctor
 Uji CBR laboratorium
 Sandcone
b. Pemeriksaan Uji Beton :
 Uji slump test
 Cube / cylender moulds
 Speedy moisture tester
 Uji tekan beton (compressive strength test)
 Dan perlengkapan uji beton lainnya

Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan akan dilakukan dengan menunjuk
pada beberapa referensi sebagai berikut :
a. Spesifikasi Teknis Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum, Edisi Tahun 2010(Revisi
3)
b. AASHTO Specifications for Highway Materials and Methods of Sampling and
Testing
c. Japanese Industrial Standard (JIS) bila diperlukan
d. Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu PT. Seneca
Indonesia sesuai ISO 9000 – 2000

Untuk pengendalian mutu Beton, khususnya yang berkaitan dengan pengendalian


slump test, maka dilakukan hal – hal di bawah ini antara lain :
a. Mengadakan pemeriksaan jalur / rute perjalanan Truck Mixer dari base camp ke
lokasi pekerjaan secara rutin agar kendala – kendala diperjalanan
dapat diinformasikan untuk dievaluasi dan ditindaklanjuti.

Untuk mengantisipasi terhadap kemungkinan terjadinya perubahan cuaca,


khususnya curah hujan di lokasi pekerjaan, maka akan dilakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Mempelajari data curah hujan yang pernah terjadi di lokasi pekerjaan pada
periode mobilisasi saat akan dilakukan review terhadap kuantitas pekerjaan dan
skedul pelaksanaan pekerjaan hasil rekayasa lapangan.
b. Melakukan pencatatan curah hujan dan kondisi cuaca harian di lokasi base
camp dan dilokasi pekerjaan.
c. Melakukan komunikasi yang rutin antara lokasi base camp dan lokasi pekerjaan
agar selalu dapat dipantau kondisi cuaca agar dapat diputuskan oleh base
camp waktu yang terbaik didalam mengirimkan bahan/material kelokasi
pekerjaan

PEKERJAAN DRAINASE
Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari, Pekerjaan Galian untuk
selokan Drainase dan Saluran Air, Pasangan Batu dengan mortar,Gorong-gorong
pipa Beton Bertulang Persegi lebar dalam 100 cm Precast HD, Saluran berbentuk U
Tipe DS 2 Precast HD (800 x 1000), Beton K250 (fc’ 20) untuk struktur drainase beton
minor, Baja Tulangan untuk struktur drainase beton minor Untuk masing – masing sub
item pekerjaan akan kami jelaskan metode pelaksanaannya.

Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air


Dalam pekerjaan galian tanah kami menggunakan tenaga manusia untuk
melakukan penggalian. Cara pelaksanaan :
a) Semua peralatan dan perlengkapan untuk menggali kami sediakan terlebih
dahulu di lokasi pekerjaan. Seperti : cangkul, sekop, keranjang, pickup untuk
mengangkut tanah dan P3K.
b) Untuk jalur pengangkutan kami membuat jalur kendaraan sendiri dengan
mempertimbangkan keadaan tanah yang ada.
c) Pelaksana membawa gambar kerja untuk mengarahkan pada mandor
yang selanjutnya diteruskan kepada pekerja supaya dalam pelaksanaan tidak
melenceng dari gambar.
d) Pekerja menggali tanah menggunakan cangkul, gancu bila ada akar atau
batu besar harus diambil, agar dalam pekerjaan pasangan tidak mengganggu.
e) Tanah hasil galian langsung dibawa/diangkut menggunakan kereta
dorong/pick up ke tempat pembuangan sementara yang telah disetejui oleh
direksi.
f) Galian tanah dibuat dengan kemiringan sesuai dengan gambar kerja dan
petunjuk dari direksi.
g) Galian kami kerjakan dengan hati – hati agar tidak merusak konstruksi/struktur
tanah di bawah tanah yang digali. Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu
dalam, maka kami akan mengurug kembali bagian yang terlalu dalam dan
dipadatkan sehingga struktur tanah tidak longsor.

Pasangan Batu dengan Mortar


Pekerjaan ini adalah pemasangan pasangan batu dengan adukan mortar pada
daerahyang sebelumnya telah digali dengan typical dan dimensi yang ditentukan
Direksi Pekerjaan sesuai spesifikasi dan gambar rencana.
a. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara manual.
b. Pekerja merapihkan tepi saluran, lalu memasang mal dari papan, yang
selanjutnyasemen, pasir dan air dicampurkan menjadi mortar dan dituang ke
dalam mal, Laludilanjutkan dengan pemasangan batu.
c. Setelah selesai pemasangan dilakukan penyelesaian dan perapihan
denganplasteran.d. Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan danspesifikasi teknik.Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan dan spesifikasi teknik

Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang persegi lebar dalam 100 cm Precast HD


Gorong-gorong kotak beserta dinding sayapnya (wingwall) akan diukur dan dibayar
berdasarkan mata pembayaran masing-masing sebagaimana dijelaskan pada
Spesifikasi ini, kecuali bila mata air atau air tanah ditemukan pada galian struktur
untuk gorong-gorong kotak. Pekerjaan tersebut harus mencakup penyediaan dan
pemasangan gorong-gorong kotak dari beton bertulang sesuai dengan pasal yang
relevan pada Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, ketinggian, kelandaian serta
ukuran sebagaimana tampak dalam Gambar atau sesuai instruksi Konsultan
Pengawas

Saluran berbentuk U Tipe DS 2 Precast HD (800x1000)


(1) Uraian
Pekerjaan ini yang berkaitan dengan pembuatan selokan, inlet, outlet, headwall pipa
dan joint box sepanjang bahu jalan, median, daerah kaki timbunan, daerah dasar
galian badan jalan, jalur pejalan kaki dan tempat-tempat sebagaimana tampak
pada Gambar atau sesuai instruksi Konsultan Pengawas.
Semua pekerjaan ini harus dilaksanakan secara pracetak (precast) menurut
Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis elevasi, kelandaian dan ukuran yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diinstruksikan oleh Konsultan
Pengawas.

(2) Material
Material yang dipergunakan sebagaimana tampak pada Gambar dan harus sesuai
dengan Pasal-pasal lain yang relevan dalam Spesifikasi ini. Informasi mengenai
bagian yang harus dilengkapi dengan penulangan akan ditunjukkan di dalam
Gambar.

(3) Pelaksanaan Pekerjaan


(a) Penggalian
Penggalian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan (“Galian Struktur”)
(b) Pondasi
Pondasi harus dipersiapkan sesuai dengan Spesifikasi. Bila tidak ditentukan lain pada
Gambar pekerjaan pondasi ini harus menggunakan beton kelas E
(c) Layout (denah)
Pelaksanaan pekerjaan selokan-U, inlet, outlet, headwall dan joint box harus
dilakukan dengan cermat karena permukaan atasnya harus menyatu tepat
dengankerb, trotoar dsb. Konsultan Pengawas dapat menolak setiap jenis pekerjaan
jikapermukaan atas tidak sesuai dengan toleransi untuk kerb dan trotoar yang
ditentukan menurut Spesifikasi .
Permukaan dasar dari selokan-selokan ini harus dikerjakan sampai halus dan licin. Bila
Konsultan Pengawas menilai bahwa selokan, inlet, outlet atau manhole dapat
menyangkutkan kotoran/sampah, maka Konsultan Pengawas menginstruksikan
bahwa jebakan pasir 150 mm sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar
ditiadakan dan diganti dengan lekukan beton kelas D. Semua rincian mengenai
bentuk lekukan dan metoda pembuatannya harus sesuai dengan instruksi Konsultan
Pengawas. Kecuali bila ditentukan lain, sambungan beton precast harus dibuat
secara cermat dengan menggunakan mortar semen dengan campuran 1 bagian
semen dan 2 bagian pasir, agar dapat mencegah kebocoran. Kait untuk selokan U
sepanjang lereng yang curam harus dipasang sehingga efektif melawan gaya geser,
dengan menggali tanah dengan bentuk kait dan menempatkan beton tanpa
mengganggu tanah di sekitarnya.

Beton yang dicor di tempat yang akan digunakan untuk saluran air, selokan drainase,
joint box, manhole, tembok kepala pipa, lubang masuk dan lubang keluar saluran air,
harus dilaksanakan menurut ketentuan Spesifikasi. Catch basins atau lubang dimana
tutup akan dipasang harus ditetapkan dengan tepat, diselesaikan dengan cermat
dan halus. Untuk memastikan keseragaman dalam alinyemen horisontal dan vertikal
dari kerb, Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan bahwa pada pekerjaan
pada bagian atas lubang masuk, bak kontrol dan selokan U ditangguhkan dulu dan
dilaksanakan segera sebelum atau selama pekerjaan berdekatan dengan kerb.
(d) Pengurugan Lubang Bekas Galian
Untuk urugan sangat tipis yang tidak mungkin menggunakan alat pemadat mekanis,
dapat digunakan non compressible material berupa pasir atau campuran pasir
dengan batu non plastis. Pengurugan harus dikerjakan secara hati-hati untuk
mencapai daya dukung yang sama dengan subgrade yang berdekatan. Dalam
upaya memadatkan bagian dasar dan subgrade yang berhubungan dengan
struktur drainase, penumbuk atau pemadat kecil harus digunakan dengan hati-hati
untuk menghindari kerusakan pada struktur lain yang berdekatan. Pengurugan harus
dilaksanakan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya erosi akibat pelimpahan
air atau aliran air hujan.

Beton K250 (fc’ 20) untuk struktur drainase beton minor


Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Semen (Pd T-05-2004-B)
prosedur pelaksanaan perkerasan beton mencakup persyaratan bahan, penyiapan
tanah dasar dan lapis pondasi, penyiapan pembetonan, pembetonan,
pengendalian mutu dan pembukaan untuk lalu-lintas.
Peralatan Yang Digunakan
- Concrete pan mixer (batching plant)
- Truk mixer
- Water tank truck
- Alat bantu
Hal utama yang harus dilakukan dalam pengawasan selama pelaksanaan
perkerasan beton semen adalah sebagai berikut:
a) pekerjaan awal:
- mempelajari gambar rencana dan spsefikasi
- pemahaman lebih dalam terhadap lokasi proyek, lajur dan kemiringan
- peralatan dan organisasi kontraktor
- penentuan tugas dan tanggung jawab
- mementukan pengujian, pencatatan dan laporan yang diperlukan
b) bahan:
semua bahan harus diindentifikasi mengenai sumber, jumlah dan kesesuaian
dengan persyaratan, penanganan, penimbangan dan pembuangan bahan
yang ditolak. Bahan tersebut meliputi:
- semen
- agregat
- air
- bahan tambah
- tulangan, ruji dan bahan pengikat
- material perawatan beton
- bahan sambungan
c) perbandingan campuran:
 pengujian agregat meliputi gradasi, berat jenis, penyerapan, kadar lempung
 data perencanaan campuran meliputi kadar semen, proporsi agregat, air, rongga
udara, kelecakan dan kekuatan
 volume takaran meliputi ukuran takaran, berat material dalam takaran dan koreksi
kadar air agregat
d) unit penakaran/penimbangan meliputi:
- pemeriksaan peralatan untuk menimbang dan mengukur semen, agregat, air dan
bahan tambah
- pemeriksaan peralatan untuk penanganan material, pengangkut dan skala
timbangan
e) unit pencampuran:
pemeriksana peralatan pencampuran, lama waktu pencampuran, alat pengatur
waktu dan penghitungan jumllah takaran sebelum pengecoran beton semen;
- acuan : kecocokan acuan, alinyemen, kemiringan dan ruji
- tanah dasar : kerataan, pemeriksaan permukaan akhir dan kadar air
- sambungan muai : bahan sambungan, lokasi, alinyemen, dudukan dan ruji
f) pembetonan:
 persiapan meliputi bahan, perlengkapan peralatan, tenaga kerja dan bahan
pelindung cauca
 pencampuran meliputi jenis peralatan, konsistensi, kadar udara, pemisahan butir
(segregasi) dan ketrlambatan
 pengangkutan meliputi bats waktu, pengecekan pemisahan butir dan perubahan
konsistensi
 pengecoran meliputi penempatan adukan, pemisahan butir, kelurusan dan
kerataan, lingkungan, pengteksturan dan perapihan tepi
 pembentukan sambungan susut meliputi pembentukan sambungan, alinyemen,
perapihan tepi dan pemeriksaan permukaan sambungan
g) setelah pembetonan:
 waktu pembongkaran acuan, kerusakan agar dihindari
 perawatan meliputi metode, peralatan dan bahan, keseragaman, waktu mulai
perawatan dan lama waktu perawatan
 perlindungan meliputi beton basah, hujan, lalu-lintas, cuaca dingin, cuaca panas
dan pencatatan temperatur
 sambungan yang digergaji meliputi peralatan, temperatur, bahan penutup,
pembersihan sambungan dan penutup
 pemeriksaan permukaan meliputi kelurusan dan kerataan, perbaikan atau
penggantian

Baja Tulangan untuk struktur drainase beton minor


Metode kerja untuk pekerjaan baja tulangan untuk struktur drainase beton minor
adalah
sebagai berikut :
d. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
e. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
f. Baja tulangan akan dipotong dengan menggunakan bar cutter machine dan
dibengkokkan dengan menggunakan bar bending machine sesuai dengan
kebutuhan (ukuran dan bentuk) di sekitar lokasi pekerjaan.
g. Potongan baja tulangan kemudian dirangkai sesuai gambar rencana di sekitar
lokasi pekerjaan.

PEKERJAAN TANAH
Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari, Pekerjaan Galian Biasa
dan Penyiapan Badan Jalan. Untuk masing – masing sub item pekerjaan akan kami
jelaskan metode pelaksanaannya.

Galian Biasa
Dalam pekerjaan galian tanah kami menggunakan tenaga manusia untuk
melakukan penggalian. Cara pelaksanaan :
a) Semua peralatan dan perlengkapan untuk menggali kami sediakan terlebih
dahulu di lokasi pekerjaan. Seperti : cangkul, sekop, keranjang, pickup untuk
mengangkut tanah dan P3K.
b) Untuk jalur pengangkutan kami membuat jalur kendaraan sendiri dengan
mempertimbangkan keadaan tanah yang ada.
c) Pelaksana membawa gambar kerja untuk mengarahkan pada mandor
yang selanjutnya diteruskan kepada pekerja supaya dalam pelaksanaan tidak
melenceng dari gambar.
d) Pekerja menggali tanah menggunakan cangkul, gancu bila ada akar atau
batu besar harus diambil, agar dalam pekerjaan pasangan tidak mengganggu.
e) Tanah hasil galian langsung dibawa/diangkut menggunakan kereta
dorong/pick up ke tempat pembuangan sementara yang telah disetejui oleh
direksi.
f) Galian tanah dibuat dengan kemiringan sesuai dengan gambar kerja dan
petunjuk dari direksi.
g) Galian kami kerjakan dengan hati – hati agar tidak merusak konstruksi/struktur
tanah di bawah tanah yang digali. Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu
dalam, maka kami akan mengurug kembali bagian yang terlalu dalam dan
dipadatkan sehingga struktur tanah tidak longsor.

Penyiapan Badan Jalan


Setelah Pengukuran selesai dikerjakan kemudian dilakukan pekerjaan penyiapan
badan jalan, demi mendapakan lebar badan jalan sesuai dengan gambar rencana,
penyiapan badan jalan ini dilakukan menggunakan alat berat Motor Grader demi
mencapai elevasi yang ditentukan.

PEKERJAAN PELEBARAN DAN BAHU JALAN


Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari, pekerjaan Lapis Pondasi
Agregat Kelas B, Lapis Pondasi Agregat Kelas S , Untuk masing – masing sub item
pekerjaan akan kami jelaskan metode pelaksanaannya.

Lapis Pondasi Agregat Kelas S


Metode kerja untuk pekerjaan lapis pondasi agregat kelas S adalah sebagai berikut
:
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Material lapis pondasi berbutir agregat kelas S tersebut akan
disiapkan/dicampur dengan bantuan menggunakan wheel loader dilokasi
base camp supplier dan apabila campuran telah memenuhi persyaratan
spesifikasi dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan tersebut akan
diangkut dengan menggunakan dump truck ke lokasi pekerjaan.
d. Bila diperlukan, akan dilakukan uji penghamparan dan pemadatan untuk
mempelajari efektifitas alat yang digunakan.
e. Penghamparan bahan agregat S dilakukan dengan menggunakan motor
grader (bila lokasi memungkinkan).
f. Setelah terhampar dengan sempurna sesuai ketebalan dan rentang toleransi
yang diijinkan, maka akan dilakukan pemadatan pada lapis agregat S dengan
menggunakan vibratory roller (bila lokasi memungkinkan) dengan terlebih
dahulu memeriksa kadar air dari bahan agregat tersebut agar dapat
dipadatkan pada kadar air optimumnya.
g. Water tanker akan digunakan untuk menambahkan kadar air apabila bahan
agregat tersebut tidak masuk kedalam rentang yang diijinkan.
h. Apabila pemadatan pada bahan agregat kelas S telah selesai, maka akan
dilanjutkan dengan pemeriksaan derajat kepadatannya dengan
menggunakan alat uji sandcone.

Lapis Pondasi Agregat Kelas B


Metode kerja untuk pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B adalah sebagai berikut
:
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Material lapis pondasi berbutir agregat kelas B tersebut akan
disiapkan/dicampur dengan bantuan menggunakan wheel loader dilokasi
base camp supplier dan apabila campuran telah memenuhi persyaratan
spesifikasi dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan tersebut akan
diangkut dengan menggunakan dump truck ke lokasi pekerjaan.
d. Bila diperlukan, akan dilakukan uji penghamparan dan pemadatan untuk
mempelajari efektifitas alat yang digunakan.
e. Penghamparan bahan agregat B dilakukan dengan menggunakan motor
grader (bila lokasi memungkinkan).
f. Setelah terhampar dengan sempurna sesuai ketebalan dan rentang toleransi
yang diijinkan, maka akan dilakukan pemadatan pada lapis agregat S dengan
menggunakan vibratory roller (bila lokasi memungkinkan) dengan terlebih
dahulu memeriksa kadar air dari bahan agregat tersebut agar dapat
dipadatkan pada kadar air optimumnya.
g. Water tanker akan digunakan untuk menambahkan kadar air apabila bahan
agregat tersebut tidak masuk kedalam rentang yang diijinkan.
h. Apabila pemadatan pada bahan agregat kelas B telah selesai, maka akan
dilanjutkan dengan pemeriksaan derajat kepadatannya dengan
menggunakan alat uji sandcone.

PEKERJAAN PERKERASAN BERBUTIR


Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari, pekerjaan Lapis Pondasi
Agregat Kelas B, Perkerasan Beton Semen FS dengan Anyaman Tulangan Tunggal,
Lapis Pondasi bawah Beton Kurus, Untuk masing – masing sub item pekerjaan akan
kami jelaskan metode pelaksanaannya.

Lapis Pondasi Agregat Kelas B


Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah lapisan konstruksi pembagi beban kedua
yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapisan tanah dasar yang dibentuk
dan dipadatkan, serta langsung di bawah Lapis Pondasi Agregat Kelas A
perkerasan.
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B terdiri dari menempatkan, memproses,
mengangkut, menebarkan, mengairi dan memadatkan bahan Lapis Pondasi
Agregat Kelas B berbutir yang disetujui sesuai dengan gambar-gambar.
Pelaksanaan Pekerjaan
Bahan Lapis Pondasi Agregat Kelas B harus ditempatkan dan ditimbun di tempat
yang bebas dari lalu-lintas serta saluran -saluran dan lintasan air di sekitarnya.
Lapis Pondasi Agregat Kelas B tersebut dicampur dilapangan ruas jalan yang ber –
sangkutan dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan
yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan
sesuai dengan gambar kerja tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan
oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.
ketebalan Lapis Pondasi Agregat Kelas B terpasang harus sesuai dengan Gambar
Rencana dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan untuk memenuhi kondisi lapis bawah
dasar yang sebenarnya.
Penghamparan dan Pemadatan
Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang Jalan yang
diminta harus dilaksanakan dengan kelonggaran kira-kira 15%, penurunan
ketebalan untuk pemadatan lapisan-lapisan Lapis Pondasi Agregat Kelas B. Segera
setelah penghamparan dan pembentukan akhir masing-masing lapisan harus
didapatkan sampai lebar penuh Lapis Pondasi Agregat Kelas B permukaan,
dengan menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban Pneumatic
atau peralatan pemadat lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.
Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan Lapis Pondasi Agregat
Kelas B akan bergerak secara gradual dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis
sumbu jalan dan harus terus menerus sampai seluruh permukaan telah didatarkan
secara merata. Pada bagian-bagian super elevasi, kemiringan melintang Jalan
atau kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih
rendah ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap ketidakteraturan atau bagian
ambles yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau
meningkatkan dan menambahkan bahan Lapis Pondasi Agregat Kelas B untuk
membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dan ketinggian yang benar
Bagian-bagian yang sempit di sekitar Kerb atau dinding yang tidak dipadatkan
dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang
disetujui.
Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga dalam batas-batas 3%
kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air o ptimum dengan
penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan Lapis Pondasi
Agregat Kelas B dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang ditetapkan, ke
seluruh ketebalan penuh masing-masing lapisan, mencapai 100% kepadatan
kering maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB – 0111).
Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
Metode kerja untuk pekerjaan lapis pondasi bawah beton kurus adalah sebagai
berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Lapis pondasi bawah beton kurus diasumsikan digunakan sebagai lantai kerja
pada lokasi pelebaran tikungan dengan tebal = 15 cm
d. Beton diproduksi dengan batching plant kemudian diangkut ke lapangan
dengan menggunakan truck mixer.
e. Beton di cor pada bekisting yang telah disiapkan, kemudian bila diperlukan
dipadatkan menggunakan concrete vibrator.
f. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump dan membuat benda
uji kubus/silinder untuk dilakukan pengetesan di laboratorium.
g. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk menunjang
pekerjaan ini.
h.

Perkerasan Beton Semen FS dengan Anyaman Tulangan Tunggal


Metode kerja untuk pekerjaan perkerasan beton semen adalah sebagai berikut :
Persiapan Mix Design
Mengajukan Mix Design sesuai dengan mutu beton yang sudah ditentukan dalam
Spesifikasi Pekerjaan Struktur, dengan memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
i. Type dan jumlah material
j. Kuat Tekan Beton
k. Slump
l. Kadar air
m. Rasio air/semen
n. Kadar Fly Ash
o. Berat isi beton segar
p. Analisis gradasi agregat
Pelaksanaan Trial Mix
Melaksanakan trial mix di batching plan sesuai dengan mix design yang telah dibuat
oleh pihak konsultan perencana.
Dari pelaksanaan trial mix dapat diketahui :
c. Kesesuaian komposisi material sewaktu trial mix dengan mix design.
d. Kuat tekan beton hasil pengujian sample beton yang diambil sewaktu trial mix.

Yang harus diperhatikan dalam trial mix adalah sebagai berikut :


d. Proporsi campuran diukur tersendiri dengan timbangan dan alat yang sesuai
corong dan mekanisme penimbangan harus disediakan.
e. Mekanisme penimbangan harus diukur sampai setengah dari satu persen pada
kondisi operasional dan skala-skala harus dapat dibaca dengan mudah oleh
operator.
f. Air harus ditambah ke dalam campuran dari reservoir terpisah dan dikontrol
kelembaban agregatnya.

Pengujian Beton
Pengujian beton dapat dilakukan bila ada kemungkinan mutu beton dinyatakan
rendah. maka perlu diadakan test pengujian beton sebagai berikut :
Pengambilan sample untuk beton:
e. Setelah 3 hari 1 (satu) silinder harus diuji untuk mengetahui kuat tekan beton.
f. Setelah 14 hari 1 (satu) silinder harus diuji kuat tekannya.
g. Setelah 28 hari 1 (dua) silinder harus diuji kuat tekannya dan diambil rata-rata kuat
tekan sebagai hasilnya.
h. Cadangan 2 (dua) silinder yang dapat digunakan untuk pengetesan kuat tekan
pada umur 7 dan 28 hari apabila pengetesan kuat tekan beton pada umur 3 hari
tidak memenuhi syarat.

Perkerasan Beton Semen


Metode kerja untuk pekerjaan perkerasan beton semen adalah sebagai berikut :
i. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
j. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
k. Perkerasan beton semen diasumsikan digunakan pada lokasi pelebaran
tikungan dengan tebal = 25 cm.
l. Beton diproduksi di base camp suplier dengan menggunakan concrete batching
plant yang dilengkapi dengan wheel loader dan generator set kemudian
diangkut ke lapangan dengan menggunakan truck mixer dengan waktu tempuh
perjalanan dari base camp ke lokasi pekerjaan ± 2 Jam.
m. Beton di cor pada bekisting yang telah disiapkan dengan membran kedap air di
atasnya, lapis Pondasi Bawah beton Kurus dan tulangan-tulangan (Wiremesh +
dowel + tie bar) yang diperlukan. Bila diperlukan dan memungkinkan (sesuai
Konstruksi lapangan), maka Beton FS-45 tersebut akan dihampar dengan
menggunakan concrete paver (bila lokasi memungkinkan) kemudian
dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator. Bila concrete paver tidak
memungkinkan, maka penghamparan dilakukan secara manual dengan
menghindari segregasi pada campuran beton.
n. Setelah pemadatan selesai dilaksanakan, maka selanjutnya dilakukan finishing,
bila disebutkan dalam shop drawing, maka permukaan beton digaruk/disikat
arah tegak lurus arus lalu lintas/sumbu jalan dan harus
dilindungi/dipelihara/curring sampai mencapai waktu tertentu (curring minimum
selama 7 hari setelah pengecoran).
o. Setiap pelaksanaan pengecoran akan dilakukan test slump dan kemudian
membuat benda uji kubus/silinder/balok untuk dilakukan pengujian kuat
tekan/kuat lentur di laboratorium.
p. Setelah pelaksanaan finishing diselesaikan maka akan dilakukan pekerjaan :
 Perawatan (Curing) sesuai dengan metode yang disetujui Direksi Pekerjaan.
 Lokasi dilindungi dari beban lalu lintas sampai dengan kekuatan beton 90%
dari kekuatan minimum 28 hari.
 Pada umur beton ± 18 jam dilakukan pemotongan/penggergajian joint
melintang dengan menggunakan Concrete Saw/Concrete Cutter.
 Pemberian sealent pada joint tersebut dilakukan setelah bagian yang
terpotong dibersihkan dengan air compressor.
 Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaan ini.

PEKERJAAN STRUKTUR
Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari, pekerjaan Baja Tulangan U
24 Polos, Anyaman Kawat Yang Dilas (Welded Wire Mesh) dan Pasangan Batu. Untuk
masing – masing sub item pekerjaan akan kami jelaskan metode pelaksanaannya.

Baja Tulangan U 24 Polos

a. Bahan dan Komposisi


 Kebutuhan Bahan dalam satu satuan Pekerjaan Baja Tulangan U-24 Polos :
Besi Beton Polos
Kawat Beton
b. Peralatan Kerja
 Peralatan Utama yang digunakan untuk Pekerjaan Baja Tulangan U-24 Polos :
tidak ada peralatan utama.
 Peralatan Bantu yang digunakan untuk Pekerjaan Baja Tulangan U-24 Polos :
Gunting potong baja, kunci besi, tang, kakatua.
c. Tenaga Kerja
 Pelaksana Lapangan
 Pengawas Lapangan
 Pekerja
 Mandor
d. Produksi
Produksi menentukan untuk Pekerjaan Baja Tulangan U-24 Polos
e. Uraian Jenis dan Volume Pekerjaan
Jenis Pekerjaan : Baja Tulangan U-24 Polos
f. Cara Melaksanakan Pekerjaan
 Pekerjan pembesian dilakukan secara manual.
 Bahan dasar besi dan kawat diterima seluruhnya dilokasi pekerjaan.
 Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai ukuran dalam gambar kerja.
 Baja tulangan dipasang / dirakit sesuai dengan gambar kerja diatas
bakesting dan diikat dengan kawat pada setiap persilangannya.
 Pengukuran hasil pekerjaan (opname lapangan).

Anyaman Kawat Yang Dilas (Welded Wire Mesh)


Bahan :
 Baja Tulangan Ø8 cm
 Kawat Beton
Tulangan baja menggunakan baja berdiameter 8 cm dianyam menggunakan
kawat beton dan dilas, jarak sengkang 15 cm dengan lebar penulangan 350 cm
dengan ketebalan pengecoran 15 cm. Pekerjaan pemasangan Anyaman kawat
yang dilas (welded wire mesh) dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran atau
beton K-300. Ayaman kawat tersebut diletakkan sepanjang badan jalan yang akan
dilakukan pembetonan dan ditempatkan pada level ± 7,5 cm dari urugan pasir.
Untuk dapat menempatkan ayaman tersebut sesuai dengan gambar kerja,
ayaman kawat tersebut diberi alas berupa tahu beto. Setiap sambungan
lempengan ayaman tersebut diikat dengan menggunakan kawat beton.
Penggunaan jenis ayaman kawat tersebut harus sesuai dengan spesifikasi teknik
dan disetujui oleh konsultan pengawas.

Gambar Tulangan Welded Wire Mesh


Pekerjaan Begesting
Adapun pelaksanaan pekerjaanya sebagai berikut :
1. Bekisting harus terbuat dari triplek ukuran 3 mm dan rangka yang kokoh
terbuat dari kayu keras, sama sekali tidak diijinkan memakai bambu sebagai
rangka bekisting.
2. Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan -
sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau
adukan beton yang mengalir keluar karena bocor.
3. Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed),
permukaan dalam bekisting/ multiplex sebaiknya dilapisi bahan sejenis
minyak yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan
pembongkaran bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa
dibenarkan.
4. Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus
atas seijin Direksi/ Pengawas.
5. Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/ Pengawas
terlebih dahulu sebelum pengecoran. Direksi berhak menolak dan
memerintahkan pembongkaran atau perbaikan terhadap bekisting yang
dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan maupun ukuran –
ukurannya.

Pasangan Batu
Untuk Pekerjaan Pasangan Batu menggunakan Teknik dengan memperhitungkan
jenis, struktur, lokasi batu dalam stuktur dan persyaratan umum stabilitas dan saling
mengunci.Batu yang dipilih akan bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak
dan akan memiliki satu daya tahan (awet).Batu-batu tersebut akan berbentuk datar,
biji ataupun datar dan akan dapat dilapisi seperlunya untuk menjaminsaling
mengunci yang rapat bila dipasang bersama-sama. Semua galian akan selalu bebas
air dan kontraktor akanmelengkapi semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan
dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air,termasuk saluran-saluran
sementara pengaliran lintasan air.Batu akan bersih dan dibasahi sepenuhnya
sebelum dipasang, diberikan waktu untuk penyerapan air Tebal atasadonan untuk
masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-batas 2 – 5 cm, tetapi
akandipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin bahwa semua
rongga diantara batu yang telahdipasang telah diisi sepenuhnya. Batu akan
diletakan dengan permukaan yang paling panjang mendatar danpermukaan
menonjol masing-masing batu akan diatur sejajar dengan permukaan dinding yang
sedang.
Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan Pasangan Batu Kali/batu pecah Camp. 1Pc : 5Ps yang dimaksud disini
adalah ; Penataan batu kali dandiantara batu kali yang satu dengan bata yang lain
diberikan perekat yang dibuat dari campuran antara semen (Pc)dengan
Pasir. Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali/batu pecah Camp. 1Pc :
4Ps, bentuk dan mutupekerjaan harus baik dan dilaksanakan oleh Tenaga Kerja atau
Tukang yang terampil dalam menata dan membentuk pasangan dengan baik. Agar
pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami
akan melaksanakannya dengan urutan kerja sebagai berikut :
1. Setelah didapat ijin kerja dan sebelum pelaksanan pekerjaan pasangan
dilaksanakan kesiapan akan batu kali,semen, pasir, Molen dan tenaga terlebih
dahulu dilakukan hal ini untuk pelaksanaan yang lebih baik baik dari segi waktu
pelaksana.
2. Pemasangan Bouwplank/profil akan dilakukan pada bagian yang akan
dipasang batu kali hal
ni dengantujuan agar bentuk dari pasangansesuai dengan gambar rencana.Bo
uwplank/profil akandigunakan reng dan kayu gording dan dipasang.
3. Batu - batu yang akan dipasang adalah batu kali
yang telah sesuai dengan spesifikasi batu kali yang ditentukandan batu kali
tersebut telah bersih dari kotoran - kotoran yang melekat seperti debu dan tanah
hal ini untukmenjaga agar pada saat pemasangan dapat merekat dengan baik
saat diberi mortar.
4. Pasir dan semen sesuai dengan ukuran masing - masing ( perbandingan 1 : 5 )
dimasukkan kedalam mollensetelah itu mollen diputar beberapa waktu sampai
dengan pasir dan semen tercampur secara merata dansewarna.
5. Setelah pasir dan semen tercampur secara merata dan sewarna dilanjutkan de
ngan menambahkan airkedalammollen dan diputar sampai dengan kedua ba
han tersebut tercampu marata dan sewarna pula.
6. Spesi yang telah jadi dituang kedalam Bak penampung yang akan terbuat dari
papan dan berbentuk persegiyang mana spesi akan diangkut dengan ember.
7. Spesi - spesi yang telah tercampur lebih dari 30 menit tidak akan dipergunakan
sebagai bahan spesi.
8. Batu - batu kali akan dipasang sesuai dengan bentuk yang ditentukan ( gambar
kerja ) dan antara batu yangsatu dengan batu yang lain akan diberi spesi dan
akan diusahakan setiap permukaan batu yang diberi spesikecil dari rongga-
rongga. Bila dipandang perlu dalam pelaksanaan pasangan
batu kali untuk Lening talud ini.
9. akan dipasang Pondasi dari bambu atau pipa pvc. Demikian untuk seterusnya
pemasangan batu kali dipasang sampai dengan ketebalan, ketinggian
dan ukuran lain terpenuhi. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pasanganbatu
sebagai pondasi dari bangunan.Batu - batu kali akan dipasang sesuai dengan
bentuk yangditentukan ( gambar kerja ) dan antara batu yang satudengan
batu yang lain akan diberi spesi dan akan diusahakansetiap permukaan batu
yang diberi spesi kecil dari rongga-rongga. Bila dipandang perlu dalam
pelaksanaan pasanganbatu
kali untuk Lening Saluran ini akan dipasang drainasedari bambu atau pipa pvc.
Demikian untuk seterusnya
pemasangan batu kali dipasang sampai dengan ketebalan,ketinggian dan
ukuran lain terpenuhi.Agar pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan
dengan baik dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan
kerja sebagai berikut :
Setelah didapat ijin kerja dan sebelum pelaksananpekerjaan pasangan dilaksanakan
kesiapan akan batu kali,semen, pasir, Molen dan tenaga terlebih dahulu dilakukan
hal ini untuk pelaksanaan yang lebih baik baikdari segi waktu
pelaksana.Pemasangan Bouwplank/profil akan dilakukan pada bagian yang akan
dipasang batu kali hal ini dengan tujuan agar bentuk dari pasangan sesuai dengan
gambar rencana. Bouwplank/profil akan digunakan reng dan kayu gording dan
dipasang.Batu - batu yang akan dipasang adalah batu kali yang telah sesuai
dengan spesifikasi batu kali yang ditentukandan batu kali tersebut telah bersih dari
kotoran - kotoran yang melekat seperti debu dan tanah hal ini untukmenjaga agar
pada saat pemasangan dapat merekat dengan baik saat diberi mortar. Pasir dan
semen sesuaidengan ukuran masing - masing ( perbandingan 1 : 5 ) dimasukkan
kedalam mollen setelah itu mollen diputar beberapa waktu sampai dengan pasir dan
semen tercampur secara merata dan sewarna.

PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari, pekerjaan lapis Pondasi
Agregat kelas A utk Pekerjaan Minor, lapis Pondasi Agregat kelas B utk Pekerjaan
Minor, Marka jalan Termoplastik dan Rel Pengaman. Untuk masing – masing sub item
pekerjaan akan kami jelaskan metode pelaksanaannya.

Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor


Dilaksanakan pada lokasi badan/perkerasan jalan eksisting yang mengalami
kerusakan sehingga memerlukan perbaikan dengan melakukan penggantian
material agregat base.
Metode kerja dari pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A untuk pekerjaan minor
adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c. Wheel loader mencampur dan memuat agregat ke dalam dump truck.
Kemudian agregat tersebut dibawa ke lokasi pekerjaan.
d. Material agregat kelas A dihampar dengan manual (tenaga manusia)
dengan ketebalan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi pekerjaan. Dan
dipadatkan dengan alat pemadat mini vibro roller dan atau stamper.
e. Apabila diperlukan hamparan pondasi agregat kelas A, maka untuk
mendapatkan kepadatan maksimum perlu dijaga kadar air optimumnya
dengan menyediakan water tanker dan bila telah memenuhi rentang yang
dipersyaratkan kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat.
f. Sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.
Lapis Pondasi Agregat Kelas B untuk Pekerjaan Minor
Dilaksanakan pada lokasi badan/perkerasan jalan eksisting yang mengalami
kerusakan sehingga memerlukan perbaikan dengan melakukan penggantian
material agregat base.
Metode kerja dari pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan minor
adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c. Wheel loader mencampur dan memuat agregat ke dalam dump truck.
Kemudian agregat tersebut dibawa ke lokasi pekerjaan.
d. Material agregat kelas B dihampar dengan manual (tenaga manusia)
dengan ketebalan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi pekerjaan. Dan
dipadatkan dengan alat pemadat mini vibro roller dan atau stamper.
e. Apabila diperlukan hamparan pondasi agregat kelas B, maka untuk
mendapatkan kepadatan maksimum perlu dijaga kadar air optimumnya
dengan menyediakan water tanker dan bila telah memenuhi rentang yang
dipersyaratkan kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat.
f. Sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.

Marka Jalan Termoplastik


Pekerjaan ini berupa pengecatan marka jalan dengan termoplastik. Metode kerja
dari pekerjaan marka jalan termoplastik adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Permukaan jalan dibersihkan dari debu dengan menggunakan air compressor.
c. Pemberian tanda pada lokasi yang akan di marka (Pre-Marking).
d. Setelah bahan cat dan material glass bit dicampur dan dipanaskan dengan alat
marka, kemudian di hampar sesuai tanda yang telah ditentukan.
e. Peralatan beserta bahan dibawa oleh truck.
f. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

Pekerjaan pengadaan pagar pengaman jalan (guardrail):


a. Pekerjaan pemasangan pagar pengaman jalan di awali dengan pekerjaan
pembersihan lokasi pekerjaan.
b. Setelah lokasi bersih maka selanjutnya dilakukan pengukuran dan penentuan
titik awal dan titik akhir pemasangan tiang pagar pengaman jalan, termasuk
penentuan jarak guardrail dari garis tepi jalan. Titik titik penentuan posisi tiang
pagar pengaman jalan sangat diperlukan untuk menentukan galian pondasi
tiang mengikuti lengkungan jalan.
c. Setelah posisi tiang – tiang pagar pengaman jalan telah ditentukan maka
dilakukan pekerjaan galian pondasi tiang pagar pengaman. Dimensi galian
pondasi tiang pagar pengaman mengikuti dimensi yang telah ditetapkan
dalam gambar teknis perencanaan.
d. Setelah galian pondasi tiang pagar pengaman siap maka dilakukan perakitan
pagar pengaman jalan. Perakitan dilakukan dengan kondisi baut – baut pada
posisi longgar untuk memudahkan penyetelan dan penyesuaian struktur pagar
pengaman.
e. Selanjutnya dilakukan penyetelan pagar pengaman mengikuti posisi kaki pagar
pengaman. Dan setelah posisi struktur pagar dianggap sesuai maka dilakukan
pekerjaan pengecoran kaki pagar pengaman. Selanjutnya ditunggu sampai cor
pondasi tiang pagar pengaman benar benar kering dan kuat.
f. Setelah pondasi tiang pagar pengaman benar – benar telah kering dan kuat
maka dilakukan pengencangan dan pengelasan baut baut pengikat untuk
menjaga kekokohan pagar pengaman dan menjaga komponen pagar
pengaman dari pencurian.
g. Pekerjaan selanjutnya adalah memasang reflektor pagar pengaman untuk
memberikan tanda peringatan bagi kendaraan yang melintas.

SASARAN K3 DAN PROGRAM K3


 Sasaran k3
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja dilokasi proyek adalah karyawan dan
pekerja yang terlibat langsung dengan peralatan kerja dan material serta
lingkungan sekitaqrnya. Sasaran yang dituju dalam penerapan k3 adalah:
a. Menghindari adanya kecelakaan kerja
b. Menghindari adanya penyakit akibat kerja
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
d. Menghindari terjadinya efek negatif terhadap lingkungan yang diakibatkan
oleh aktifitas kerja
e. Semua karyawan dan pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan
resiko pekerjaannya masing-masing.
 Program K3
1. Promosi program k3 Promosi program k3 terdiri dari:
Pemasangan bendera k, bendera RI, bender Perusahaan, bentuk dan cara
pemasangan (Lihat lampiran)
a. Pemasangan sign board k3
b. Slogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan
selamat seperti contoh pada lampiran.
c. Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin
terjadi dilokasi pekerjaan dipasang dikantor proyek atau lokasi pekerjaan
dilapangan.

PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Dalam melaksanakan kegiatan di lapangan, petugas K3 melakukan langkah-
langkah preventif guna memberikan kepastian terjaminnya keselamatan dan
kesehatan kerja pelaksana.
Setiap personil di lapangan diberikan/dibekali kemampuan yang memadai dalam
hal prevensi / pencegahan melalui kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh
petugas K3 berupa pelatihan yang diselenggarakan baik oleh intansi pemerintah
maupun swasta. Dengan pelatihan tersebut diharapkan mereka bisa menerapkan
kegiatan baik medis maupun non medis yang sifatnya emergensi dalam kondisi kerja
apapun. Pengendalian operasional berupa prosedur kerja / petunjuk kerja, yang
harus mencakup seluruh upaya pengendalian, diantaranya :
a. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
 Pemasangan rambu-rambu
 Gunakan operator bepengalaman
 Menjaga jarak dengan alat berat
 Menjaga jarak dengan alat pemotong
 Memakai kaos tangan
 Memakai helm kerja
 Memakai rompi berpemantul
 Memakai sepatu kerja
 Menghindari berada di daerah tebing / curam
 Memperhatikan stabilitasi tanah di lokasi kerja terutama turunan
 Memperhatikan area swing alat berat
 Memperhitungan potensi kejatuhan material
 Menempatkan personil untuk mengawasi pergerakan alat kerja
 Menunjuk Penanggung jawab Kegiatan SMK3 yang diluangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas
 Upayakan pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada
contoh Tabel
 Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.
 Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko
 Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan,
 Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3, Indentifikasi Bahaya,
Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung
Jawab.

b. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung


Jawab Kegiatan SMK3
Organisasi K3 :
Penanggung Jawab

Emergency/Kedauratan P3K Kebakaran

Dalam operasionalnya, pelaksanaan Undang-Undang keselamatan dan


kesehatan kerja dan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, di
lapangan dibentuk struktur organisasi K3 yang terdiri dari Penanggung Jawab,
Emergency, P3K, Kebakaran.
Adapun deskripsi tugas masing-masing sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab :
 Merencanakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Menerapakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Melakukan monitoring terhadap aplikasi system keselamatan dan kesehatan
kerja;
 Melakukan sosialisasi terhadap system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Menyediakan perangkat keras kebutuhan penerapan system keselamatan dan
kesehatan kerja;
 Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja;
 Mengambil tindakan nyata terhadap system keselamatan dan kesehatan
kerja.
2. Tugas dan Fungsi Pengawas / Supervisor
 Memastikan semua tenaga kerja dalam posisi aman sesuai prosedur kerja
sebagai pedoman;
 Melakukan evaluasi terhadap semua kondisi yang berpengaruh terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja;
 Memberikan kepastian terhadap tenaga kerja telah dilengkapi dengan alat
pelindung keselamatan;
 Mengidentifikasi awal penyebab kecelakaan kerja dan melakukan tindakan
awal penyelamatan;
 Memberikan informasi kepada tenaga kerja mengenai resiko akibat
melanggar keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Tugas dan Fungsi Karyawan dan Personil pemasok / Sub Kontraktor Proyek
 Bekerja sesuai prosedur kerja aman seperti yang tertulis dalam Manual K3;
 Memakai alat pelindung diri pada saat akan bekerja sebagaimana yang
dianjurkan olehpelaksana;
 Melaporkan suatu kondisi tidak aman kepada atasannya;
 Menjaga lingkungan tempat kerja sebagaimana prosedurnya.
4. Tugas dan Fungsi Pelaksana K3
 Memiliki pengetahuan yang baik tentang Peraturan Undang-Undang K3,
standar keselamatan dan kesehatan kerja bidang industri dan memastikan
penerapannya dengan benar setiap saat;
 Memastikan bahwa “prosedur Kerja Aman” berlaku efektif, diketahui,
dimengerti, dan diterapkan. Memastikan perbaikan diterapkan dengan
seharusnya;
 Menyediakan laporan bulanan untuk jajaran manajemen yang memuat
analisis gejala statistik:
- Ringkasan tentang semua kecerdasan
- Semua insiden penting
- Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
 Memberikan program Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada
karyawan baru;
 Melakukan inspeksi lapangan secara terus menerus untuk mengidentifikasi
tindakan dan keadaan yang tidak aman, dan memberitahu jajaran pimpinan
tentang hal-hal yang tidak bisa ditanggulangi dengan segera;
 Menyampaikan saran berharga lini manajemen tentang masalah
keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk standar-standar yang berlaku
dibidang legislatif maupun industri;
 Membantu penyelidikan pergerakan dan mengumpulkan laporan lengkap
tepat pada waktunya;
 Membantu pelatihan K3 bagi semua tingkat karyawan.
c. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja:
 Identifikasi potensial kecelakaan dan kejadian darurat.
 Identifikasi personel yang melakukan penanggulangan selama kejadian
darurat.
 Tanggung jawab, wewenang dan tugas-tugas dengan tanggung jawab
khusus selama kejadian darurat.
 Prosedur evakuasi termasuk denah evakuasi.
 Identifikasi dan lokasi material berbahaya dan tindakan darurat yang
dipersyaratkan.
 Hubungan dengan jasa pihak eksternal terkait dengan kejadian darurat.
 Komunikasi dengan badan pemerintah.
 Komunikasi dengan publik.
 Proteksi/perlindungan rekaman dan peralatan penting.
 Informasi yang dibutuhkan selama kejadian darurat seperti gambar
denah lokasi perusahaan, data material berbahaya, prosedur, instruksi kerja
dan nomor telepon penting.
 Keterlibatan pihak eksternal dalam emergency plan harus secara jelas diatur
dan didokumentasikan.
d. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan
 Memberi panduan pelaksanaan merujuk K3 konstruksi
 Menyiapkan rambu pelaksanaan sesuai SOP
 Membuat surat persetujuan kepada direksi sebelum bekerja
 Menerima izin pelaksanaan dari direksi
 Melaksanakan pekerjaan disaksikan direksi
 Meminta saran/pendapat direksi perihal SOP pelaksanaan pekerjaan
e. Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko
Sehubungan pelaksanaan K3 di lokasi kerja, pelatihan dan sosialisasi ke pada
pekerja sangat diutamakan. Untuk itu, pelakanaan pelatihan dilakukan sebelum
pelaksanaan kegiatan dilakukan, yaitu pada masa sesaat setelah mobilisasi.
Kepada pekerja dan seluruh personil diberikan pelatihan singkat mengenai tingkat
resiko kerja yang dihadapi dan tindakan preventif yang paling mutlak dilakukakan.
Disaat bersamaan, dilakukan sosialisasi mengenai pentingnya melakukan
pencegahan dini terhadap kecelakaan, akibat dan resiko yang dihadapi atas
pekerjaan yang dihadapinya. Untuk itu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut
:
 Menyiapkan tenaga pelatihan kerja singkat
 Mendatangkan instruktur berpengalaman perihal K3 konstruksi
 Membagikan buku saku K3 Konstruksi kepada seluruh pekerja
 Setiap pagi memberikan briefing sebelum bekerja

f. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan


 Pertolongan Pertama
 Pertolongan pertama (first aids) dapat didefinisikan sebagai pertolongan yang
diberikan kepada seseorang yang telah terluka atau telah jatuh sakit.
Pertolongan pertama juga mencakup membantu diri sendiri karena tidak
adanya petugas medis.
 Pelatihan pertolongan pertama terbukti menjadi sangat berharga selama
bencana, seperti gempa bumi atau kecelakaan industri. Dengan mengetahui
apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat dapat mengurangi
kebingungan dan kekacauan. Pengetahuan tentang pertolongan pertama
adalah tanggung jawab semua orang dan harus dianggap sebagai alat
penting dalam mencegah komplikasi dan menyelamatkan hidup.
 Terkait pertolongan pertama, OSHA (Occupational Safety and Health
Administration) yang merupakan lembaga yang dibentuk oleh Departemen
Tenaga Kerja Amerika Serikat mensyaratkan bahwa tenaga medis harus
tersedia untuk konsultasi mengenai masalah-masalah keselamatan tempat
kerja dan kesehatan. OSHA juga mensyaratkan bahwa harus ditentukan jumlah
personil yang sesuai untuk diberikan pelatihan dalam prosedur pertolongan
pertama dan ditetapkan bahwa perlengkapan untuk pertolongan pertama
dapat tersedia di lokasi kejadian
 Setelah melakukan langkah-langkah darurat untuk menjamin keselamatan
korban, pertolongan pertama harus mengikuti pedoman berikut.
 Jangan memindahkan korban kecuali untuk alasan keamanan (seperti
korban dalam kontak dengan penghantar listrik secara langsung tanpa
mekanisme mematikan listrik).
 Tentukan posisi yang paling tepat untuk korban, dan tidak mengizinkan
korban untuk naik atau berjalan.
 Jangan ganggu korban dengan tindakan yang tidak diperlukan (misalnya
dengan mengajukan pertanyaan yang tidak memiliki relevansi dengan
perawatan medis).
 Pencegahan kedinginan dengan menggunakan penutup atau selimut.
 Memeriksa korban secara sistematis, memberikan perhatian khusus terhadap
sifat dari kecelakaan atau sakit yang mendadak dan kebutuhan dari situasi
tersebut.
 Mengelola prosedur pertolongan pertama yang tepat.
 Beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari pertolongan pertama dan
harus dimasukkan dalam desain program ini, antara lain:
 Melatih kader personil dalam perawatan darurat seperti pertolongan pertama
dan pernafasan buatan (cardiopulmonary resuscitation/CPR).
Pelatihan harus menyeluruh, diulang sesering mungkin, dan diarahkan terhadap
bahaya spesifik lokasi.
 Menetapkan penghubung dengan tenaga medis lokal.
 Menginformasikan dan mendidik para personil tentang bahaya
 spesifik sehingga mereka dapat secara optimal membantu jika terjadi
keadaan darurat.
g. Persyaratan Operator Alat Angkat
 Operator alat angkat harus memenuhi kompetensi operator alat angkat.
 Setiap operator alat angkat harus memiliki SIO (Surat Ijin Operasi) alat yang
dikeluarkan oleh badan yang berwenang.
h. Rambu Peringatan/Larangan/Anjuran
 Penempatan rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus dipasang
sesuai dengan kondisi di tempat kerja.
 Rambu peringatan/larangan/anjuran harus mudah dilihat dan dapat dibaca.
i. Alat Pelindung Diri
 Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko.
 Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dilaksanakan
j. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :
 Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja.
 Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri).
 Induksi K3.
 Persyaratan tanggap darurat.

I. I.
II.Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Yang Direncanakan

Jangka waktu pelaksanaan pada Pembangunan Ruas Jalan Ciseukeut - Sobang -


Tela sampai dengan selesai adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender.

Demikian Metode Pelaksanaan kami buat untuk memenuhi aturan pelelangan


Pekerjaan Pembangunan Ruas Jalan Ciseukeut - Sobang - Tela .

Pandeglang, 30 April 2018


Penyedia Jasa Kontruksi
PT. PRIMA LAND

ttd

HJ. MASURULLIANAH
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai