Anda di halaman 1dari 12

ANALISA PERENCANAN JEMBATAN KALI WULAN DESA BUNGO

KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK UNTUK BANGUNAN ATAS

Fatchur Roehman
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah
(UNISFAT) Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telpon (0291) 681024

Abstraksi : Perencanaan sebuah jembatan tidak bisa asal-asalan karena harus memperhitungkan
faktor- faktor yang mempengaruhin ya seperti bentang jembatan, beban yang melintas diatas jembatan,
juga bahan baja bagi konstruksi bagunan atas jembatan tersebut. Penelitian ini diharapkan menghasilkan
perhitungan yang teoat bagi perencanaan jembatan kali wulan desa Bungo kecamatan Wedung kabupaten
Demak. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa Perencanaan jembatan dengan menggunakan rangka
baja sangatlah ditentukan dengan besarn ya bentangan jembatan dan beban hidup yang melewati
diatasnya. Juga beban muatan dan beban mati yang arus lalu lintasnya sangat padat dan kendaraan yang
melewatinya sangat padat. Disisi lain juga mempertimbangkan abutmen atau pilar yang menyangga
beban mati dan beban hidup diatasnya,

Kata kunci : perencanaan, jembatan,


baja

PENDAHULUAN faktor lain yang mempengaruhi terutama


Latar Belakang penggunaan bahan baja untuk konstruksi
Jembatan Bungo yang melintasi bangunan atas jembatan tersebut.
Kali Wulan merupakan akses terpenting Dengan alasan itulah, penelitian ini
bagi jalur Demak – Jepara. Sebenarnya, dilakukan.
telah ada Jembatan lama yang masih
menjadi penghubung antara Desa Bungo Tujuan Penelitian
dengan desa lain di Kecamatan Wedung. Penelitian ini bertujuan untuk
Akan tetapi karena semakin mengamati, menemukan, dan
meningkatnya arus lalu lintas yang menganalisa perencanaan jembatan kali
melintasi jembatan tersebut ditambah wulan desa Bungo kecamatan Wedung
dengan faktor usia dan faktor kekuatan kabupaten Demak.

jembatan yang semakin berkurang maka


Manfaat Penelitian
diperlukan adanya pembangunan
Manfaat penelitian ini adalah :
jembatan baru yang diharapkan dapat
1. Sebagai pertimbangan dan masukan
melayani arus lalu lintas yang
serta menambah wawasan dalam hal
melintasinya. Dari perencanaan yang
perencanaan jembatan kali wulan
telah dibuat, maka perlua dianalisis,
desa Bungo kecamatan Wedung
apakah sudah sesuai dengan bentang, kabupaten Demak.
dan beban yang melintasi serta faktor-

Analisa Perencanaan Jembatan


TEKNIK Kali Wulan
- UNISFAT, Vol. 5Desa
No. 1Bungo Kecamatan
September 2009 Hal 31 -
JURNAL 31
Wedung 41
Kabupaten Demak Untuk Bangunan Atas - Fatchur Roehman
2. Menggali permasalahan yang 7. Pertimbangan Pemeliharaan
dimiliki dalam perencanaan 8. Keamanan dan Kenyamanan
jembatan kali wulan desa Bungo 9. Estetika
kecamatan Wedung kabupaten
Demak.
Pembebanan Jembatan
Data Pembebanan :
TINJAUAN PUSTAKA  Beban Primer
Dalam tahapan perencanaan,
Beban mati, Beban hidup, Beban
sebelum sampai pada tahapan kejut, Gaya akibat tekanan tanah
pelaksanan konstruksi perencana harus
 Beban Sekunder
sudah mempunyai data-data yang Beban angin, Gaya akibat perbedaan
berkaitan dengan pembangunan suhu, MGaya akibat rangkat dan
jembatan.. Proses tahapan perencanaan susut, Gaya rem dan traksi, Gaya
yang perlu dilaksanakan dapat akibat gempa bumi, Gaya gesekan
digambarkan melalui bagan berikut: pada tumpuan-tumpuan bergerak
 Beban Khusus, meliputi :
Gaya dan beban selam pelaksanaan,
Beban sentrifugal, Gaya dan beban
selama pelaksanaan, Gaya aliran air
dan tumbukan beban-beban
Gambar 1 Skema proses perencanaan hanyutan.

Dalam merencanakan suatu jembatan,


perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Pemilihan Lokasi/Alinyemen
2. Penentuan Kondisi Eksternal
3. ( geometri jembatan, panjang,
lebar dan tinggi )
4. Stabilitas Konstruksi
5. Ekonomis
Gambar 1 : Beban jembatan
6. Pertimbangan Pelaksanaan

Analisa Perencanaan Jembatan Kali Wulan Desa Bungo Kecamatan Wedung


Kabupaten Demak Untuk Bangunan Atas - Fatchur Roehman
Persyaratan Pelaksanaan Beban lalu lintas untuk perencanaan
 Beban Primer jembatan terdiri dari beban lajur “D“
1. Beban Mati dan beban truk “T“. Beban lajur “D“
Yang dimaksud dengan beban mati bekerja pada seluruh lebar lajur
adalah semua muatan yang berasal dari kendaran dan menimbulkan pengaruh
berat sendiri jembatan yang ditinjau, pada jembatan yang ekuivalen dengan
termasuk semua unsur tambahan yang suatu iringan-iringan kendaraan yang
dianggap satu kesatuan dengannya. sebenarnya. Jumlah total beban lajur
Dalam menentukan besarnya beban “D“ yang bekerja tergantung pada
mati tersebut harus digunakan nilai lebar lajur kendaraan itu sendiri.
berat isi untuk bahan-bahan yang yang Beban truk “T“ adalah satu kendaraan
digunakan. Contohnya seperti yang berat dengan 3 as yang ditempatkan
terdapat pada tabel dibawah ini. pada beberapa posisi dalam lajur lalu
Tabel 1 : Berat isi dan kerapatan masa lintas rencana. Tiap as terdiri dari dua
untuk berat sendiri
Material bidang kontak pembebanan yang
dimaksud sebagai simulasi pengaruh
Baja tuang
Beton bertulang/pratekan roda kendaraan berat. Hanya satu truk
Kayu
“T“ diterakan perlajur lalu lintas
Tanah, pasir, kerikil ( padat )
Perkerasan jalan bersapal rencana.
Air
Secara umum, beban “D“ akan
menentukan dalam perhitungan yang
2. Beban Hidup
mempunyai bentang mulai dari sedang
Dikatakan beban hidup karena semua
sampai panjang, sedangkan beban “T“
beban yang berasal dari berat-berat
digunakan untuk bentang pendek dan
yang bergerak yang dianggap bekerja
lantai kendaraan.
pada jembatan, dalam hal ini bisa
a) Beban Lajur “D”
berasal dari pejalan kaki atau dari lalu
 Intensitas dari beban “D”
lintas kendaran. Beban hidup ini
Beban lajur “D“ terdiri dari
sangat didominasi oleh beban yang
beban tersebar merata yang
berasal dari beban lalu lintas
digabung dengan beban garis
kendaraan.
seperti dalam gambar 2.
Gambar 2 : Beban lajur “D“
Gambar 4 : Konstruksi
Pembebanan pada arah melintang
 Penyebaran Beban “ D “
Pada Arah Melintang b) Pembebanan Truk “T”
Bila lebar jalur kendaraan  Besarnya Pembebanan Truk
jembatan kurang/sama dengan “T”
5,5 m, maka beban “D” harus Pembebanan truk “T“ terdiri
ditempatkan pada seluruh jalur dari kendaraan truk semi trailer
dengan intensitas 100%, yang mempunyai susunan dan
apabila lebar lebih besar dari berat as seperti terlihat pada
5,5 m beban “D“ harus gambar 3.5. Berat dari
ditempatkan pada dua lajur lalu masing-masing as disebarkan
lintas rencana yang berdekatan, menjadi 2 beban merata sama
dengan intensitas 100%. besar yang merupakan bidang
Disamping itu perlu adanya kontak antara roda dengan
beban “D“ tambahan yang permukaan lantai. Jarak antara
ditempatkan pada seluruh lebar 2 as tersebut bisa diubah-ubah
sisa dari jalur dengan intensitas antara 4.0 m sampai 9.0 m
sebesar 50 %. untuk mendapatkan pengaruh
terbesar pada arah memanjang
jembatan.
 Posisi dan Penyebaran
Pembenahan Truk “T”
dalam Arah Melintang
Tanpa melihat panjang bentang
jembatan beban truk “T“ ini
Gambar 3 : Penyebaran ditempatkan ditengah-tengah
pembebanan pada arah melintang

Analisa Perencanaan Jembatan Kali Wulan Desa Bungo Kecamatan Wedung


Kabupaten Demak Untuk Bangunan Atas - Fatchur Roehman

lajur lalu lintas rencana seperti


terlihat dalam gambar 5
Gambar 6 : Penyebaran beban
memanjang dan melintang.

Gambar 5 : Proyeksi beban “T”


pada lantai kendaraan.

Perhitungan lebar penyebaran Gambar 7 : Konstruksi beban


beban kerja pada plat dengan memanjang dan melintang.

anggapan bahwa plat dengan


3. Beban Kejut
tebal tetap memikul beban
Untuk memperhitungkan pengaruh-
dalam satu arah ( PBI 1971 hal
pengaruh getaran dan pengaruh-
206 ).
pengaruh dinamis lainnya, tegangan-
Dalam menghitungkan
tegangan akibat muatan garis pada
kekuatan lantau akibat beban
“muatan p” harus dikalikan dengan
“T” maka bebean tersebut
koefisien kejut yang akan memberikan
dianggap menyebar kebawah
hasil yang maksimum, sedangkan
dengan arah 450 sampai
muatan merata “muatan q” tidak
ketengah-tengah lantai ( tebal
dikalikan dengan koefisien kejut.
lantai kendaraan ). ( PPPJJR
Koefisien kejut ditentukan dengan
pasal 4.22.2 hal 19 ). Dan
rumus :
akhirnya penyebaran beban
K = 1 + 20 / (50+L)
tersebut akan menentukan
ukuran beban a dan b. Dimana :
K = koefisien kejut
L = panjang dalam meter
4. Gaya Akibat Tekanan Tanah beban lalu lintas kemungkinan akan
Kofisien tekanan tanah nominal bekerja pada bagian daerah
harus dihitung dari sifat-sifat tanah keruntuhan aktif teoritis.
yang ditentukan berdasarkan pada
sifat-sift tanah ( kepadatan, kadar
kelembaban, kohesi sudut geser
dalam dan lain sebagainya ) yang
bisa diperoleh dari hasil pengukuran
dan pengujian tanah.
Gambar 9 : Faktor Beban
Daya Layan

 Beban Sekunder
Beban sekunder adalah beban pada
jembatan yang merupakan muatan
sementara yang selalu
Gambar 8 : Tambahan beban
hidup diperhitungkan dalam setiap

Beban Ultimate yang digunakan perencanaan.Yang termasuk muatan

untuk menghitung harga rencana dari beban adalah :

tekanan tanah dalam keadaan diam 1. Beban Angin

harus sama seperti untuk tekanan Pembebanan ini tidak berlaku untuk

tanah dalam keadan aktif. jembatan yang besar atau penting,

Faktor Beban Daya Layan untuk seperti yang ditentukan oleh instansi

tekanan tanah dalam keadan diam yang berwenang. Jembatan-jembatan

adalah harus 0,1 tetapi dalam yang demikian harus diselidiki

pemeliharaan harga nominal yang secara khusus akibat pengaruh beban

memadai untuk tekanan harus hati- angin, termasuk Reaksi dinamis

hati. Pada bagian tanah dibelakang jembatan.

dinding penahan tanah harus Gaya nominal ultimate dan gaya

diperhitungkan adanya beban layan jembatan akibat angin

tambahan yang bekerja apabila tergantung kecepatan angin rencana


seperti berikut :

Analisa Perencanaan Jembatan Kali Wulan Desa Bungo Kecamatan Wedung


Kabupaten Demak Untuk Bangunan Atas - Fatchur Roehman
Rumusan : ini harus dihitung dengan
2
TEW = 0,0006 CW ( VW ) Ab Kn menggunakan beban mati dari

Dimana : jembatan. Apabila rangkak dan susut


VW = kecepatan angin bisa mengurangi pengaruh muatan
rencana
lainnya, maka harga dari ragkak dan
CW =koefisien seret
Ab =luas koefisien bagian samping susut tersebut diambil minimum
jembatan ( misalnya pada waktu transfer dari
beton prategang ).
2. Gaya akibat perbedaan suhu
Peninjauan khusus harus diadakan 4. Gaya rem dan traksi

terhadap timbulnya tegangan- Pengaruh gaya dalam arah

tegangan struktur karena pergerakan- memanjang akibat gaya rem harus

pergerakan akibat perbedaan suhu. ditinjau. Pengaruh ini diperhitungkan

Pengaruh suhu harus ditetapkan senilai dengan pengaruh gaya rem

sesuai dengan keadaan setempat. sebesar 5 % dari beban “D” tanpa

Untuk memperhitungkan jembatan koefisien kejut yang memenuhi

atau bagian-bagian jembatan akibat semua jalur lalu lintas yang ada.

selisih suhu dapat diambil harga- 5. Gaya akibat gempa bumi


harga modulus elastisitas E dan Pengaruh-pengaruh gempa bumi

koefisien muai panjang  sebagai pada jembatan dihitung senilai

berikut : dengan pengaruh suatu gaya

Tabel 2 : Modulus elastisitas dan horisontal pada konstruksi yang

koefisien muai panjang ditinjau dan perlu juga ditinjau gaya-


gaya lain yang berpengaruh seperti
Konstruksi
gaya gesek pada perletakan, tekanan
Baja
hidro-dinamik akibat gempa, tekanan
Beton dan Beton bertulang

Kayu : Sejajar serat


tanah akibat gempa dan gaya angkat
Tegak lurus serat
apabila pondasi yang direncanakan
merupakan pondasi langsung/
3. Gaya akibat rangkak dan susut terapung.
Pengaruh rangkak dan susut harus Hanya dinjau Pengaruh beban gempa
diperhitungkan dalam perencanaan rencana pada keadaan batas ultimate,
jembatan-jembatan beton. Pengaruh
sedangkan besarnya beban rencana Yang termasuk muatan khusus antara
gempa minimum diperoleh dari lain :
rumus : a. Beban dan gaya selama
TEQ = Kh I WT pelaksanaan
dimana : Gaya khusus yang mungkin
Kh =CS
TEQ = gaya geser total dalam arah timbul dalam waktu pelaksanaan
yang dinjau pembangunan jembatan, harus
Kh =koefsien beban gempa
horisontal pula ditinjau dimana besarnya
I = faktor kepetingan dapat diperhitungkan sesuai
S = faktor tipe bangunan
WT = berat total minimal bangunan dengan cara-cara pelaksanaan
yang mempengaruhi pekerjaan yang dipergunakan.
percepatan gempa
b. Gaya sentrifugal
Gaya gesekan yang timbul hanya
Konstruksi yang pada
ditinjau akibat muatan mati saja,
perhitungannya harus
sedangkan bebannya ditentukan
diperhitungkan terhadap suatu
berdasarkan koefisien gesekan pada
gaya horisontal radial yang
tumpuan yang bersangkutan dengan
dianggap bekerja pada tinggi
nilai sebagai berikut ini.
1,20 meter diatas lantai
a. Tumpuan rol baja
kendaraan. Gaya horizontal
- dengan satu atau dua rol = 0,01
tersebut dinyatakan dalam proses
- dengan tiga atau lebih rol = 0,05
muatan “D” yang dianggap ada
b. Tumpuan gesekan
pada semua jalur lalu lintas tanpa
- antara baja dengan campuran
dikalikan dengan koefisien kejut.
tembaga keras dan baja = 0,15
Besarnya prosentase tersebut
- antara baja dengan baja atau besi
dapat ditentukan dengan
tulang = 0,25
persamaan berikut ini :
- antara karet dengan baja/beton = 2
V
0,15-0,18 S = 0,79 x
R

 Beban Khusus Dimana :


Muatan khusus adalah muatan yang S = gaya sentrifugal dalam %
terhadap D tanpa dikalikan
merupakan beban-beban khusus. dengan koefisien kejut

Analisa Perencanaan Jembatan Kali Wulan Desa Bungo Kecamatan Wedung


Kabupaten Demak Untuk Bangunan Atas - Fatchur Roehman
V = kecepatan rencana tegangan yang diijinkan. Tegangan yang
(km/jam)
R = jari-jari tikungan (m) digunakan, yang dinyatakan dalam
prosen terhadap tegangan yang diijinkan
c. Gaya akibat aliran air dan
untuk beberapa kombinasi beban / gaya,
benda-benda hanyut
adalah sebagai berikut:
Pada abutmen yang mengalami
Tabel 3 : Kombinasi Beban
gaya aliran harus diperhitungkan
dapat menahan tegangan- No

tegangan maksimal akibat gaya-


gaya tersebut. Tekanan aliran air
I II III IV V
pada suatu pilar dapat dihitung
dengan persamaan sebagai
berikut :

P=KxV
2 *) Khusus untuk bangunan logam,di mana :
M
H
Dimana :
K
P = tekanan aliran air (tm/m 2 )
V =kecepatan aliran air Ta
(m/detik)
K = koefisien yang besarnya Tag

tergantung dari bentuk A


pilar
R
Kombinasi Beban
Bangunan jembatan beserta
bagian-bagiannya harus ditinjau SIMPULAN
terhadap kombinasi akibat beberapa Kesimpulan
beban dan atau gaya yang mungkin Berdasarkan pengamatan kami
bekerja. Sesuai dengan sifat-sifat serta dapat mengambil beberapa kesimpulan
kemungkinan-kemungkinan dari beban antara lain :
dan atau gaya pada setiap kombinasi,  Perencanaan jembatan
tegangan yang digunakan dalam dengan menggunakan rangka baja
pemeriksaan kekuatan konstruksi yang sangatlah ditentukan dengan
bersangkutan dinaikan terhadap besarnya
bentangan jembatan dan beban hidup sehingga perhitungan bentangan
yang melewati diatasnya. jembatan sesuai dengan
 Pemilihan rangka baja
sesuai digunakan untuk beban
muatan dan beban mati yang arus
lalu lintasnya sangat padat dan
kendaraan yang melewatinya sangat
padat.
 Untuk perencanaan
pembangunan jembatan dengan
menggunakan rangka baja harus juga
mempertimbangkan abutmen atau
pilar yang menyangga beban mati
dan beban hidup diatasnya, apakah
sudah dihitung beban yang
ditekannya.
 Jembatan dengan rangka baja
sangat praktis pemasangannya,
praktis dan bersifat pabrikasi
sehingga mudah untuk dalam
pelaksanaanya.
 Dari segi bahannya baja
sangat cocok untuk proyek
pekerjaan yang bersifat pekerjaan
target yang sekian hari harus selesai
dengan Time Schedule kegiatan

Saran
 Dalam merencanakan
bentangan jembatan harus
menghitung juga adanya debit
besaran tahunan yang pernah terjadi,

Analisa Perencanaan Jembatan Kali Wulan Desa Bungo Kecamatan


JURNAL
Wedung
TEKNIK - UNISFAT, Vol. 5 No. 1 September 2009 Hal 31 - 41 40
Kabupaten Demak
Analisa Perenc Untuk
anaan Bangunan
Jembatan Atas - Desa
Kali Wulan Fatchur Roehman
Bungo Kecamatan Wedung
Kabupaten Demak Untuk Bangunan Atas - Fatchur Roehman
kebutuhan perhitungan panjangnya pabrikasi yang praktis maka dalam
bentangan jembatan. pelaksanaan pemasangannya harus
 Sebelum perhitungan beban tetap dibantu dengan alat berat cran
muatan hidup dan beban mati harus dan lain- lain serta pekerja tetap
dilaksanakan survey kendaraan yang memakai alat pengaman seperto helm
melewatunya dan beban sendiri dari dan sepatu.
beratnya jembatan.  Untuk pemasangan jembatan
 Untuk beban yang dengan rangka baja sangatlah cocok
memikulnya abutmen dan pilarnya untuk pekerjaan yang dibawah
harus diperhitungkan dengan benar, tekanan waktu, sehingga tetap
karena sbegai pusat beban yang melihat dan mengevaluasi Time
memikulnya. Schedule kegiatan, karena rangka
 Walaupun pemasangan baja antara unit satu dengan lainnya
jembatan rangka baja bersifat sangat berkaitan pemasangannya

Analisa Perencanaan Jembatan Kali Wulan Desa Bungo Kecamatan


JURNAL
Wedung
TEKNIK - UNISFAT, Vol. 5 No. 1 September 2009 Hal 31 - 41 40
41
Kabupaten Demak Untuk Bangunan Atas - Fatchur Roehman
DAFTAR PUSTAKA
PT. Tempel Jaya Indah ( Persero ),
Laporan Bulanan Proyek
jembatan Kali Wulan – Demak,
Februari – April 2009.
PT. Hutama Karya, Laporan
Pembangunan Jalan &
Jembatan Temperak Kab.
Rembang Jawa Tengah, Juni –
Desember 2005.
PT. Hutama Karya, Manajemen Proyek
- Laporan Pembangunan Jalan
& Jembatan Temperak Kab.
Rembang Jawa Tengah, Juni –
Desember 2005
Daniel L. Schodek, Struktur, Penerbit
Eresco Bandung, 1995.
Directorate General of Highways –
Ministry of Public Works
Republik of Indonesia, Bridge
Design Manual, 1992.

Anda mungkin juga menyukai