REKAYASA JEBATAN
Disusun Oleh:
Fadilla Muchlis J
3 MRK 2
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan hidayah – Nya penulis dapat menyelesaikan tugas besar ini yang berjudul
“PERENCANAAN JEMBATAN BETON BERTULANG 20 M” dengan tepat waktu.
Dalam penyelesaian tugas ini kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan, dan masih jauh
dari sempurna. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan tugas-tugas selanjutnya.
Malang,November 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar……………………….. ……………………………………... ii
Daftar Isi……………………………………………………………………… iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………......…. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………….....……. 2
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………….....……… 2
BAB 3
BAB 4
Kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Jembatan merupakan fasilitas infrastruktur vital bagi kelangsungan perkembangan kegiatan sosial dan
ekonomi suatu wilayah. Sebagai bagian dari sistem jaringan jalan, jembatan memberikan nilai yang tidak kalah
pentingnya dari jalan itu sendiri. Ibarat sebuah rantai, kekuatan rangkaian rantai sama dengan kekuatan mata
rantai terlemah. Dalam memastikan jembatan dalam kondisi baik, maka diperlukan sebuah perhitungan
pembebanan jembatan beton bertulang mengetahui kuat dan kokoh jembatan tersebut.
Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diketahui bahwa keberadaan jembatan sangat
vital bagi kelangsungan kegiatan sosial dan ekonomi. Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan
yang terjadi maka dapat diajukan rumusan masalah pada studi sebagai berikut:
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 JEMBATAN
Jembatan menurut fungsinya merupakan suatu konstruksi yang dapat meneruskan jalan untuk melewati
suatu rintangan yang berada lebih rendah, jembatan dapat dikatakan sebagai alat penghubung suatu daerah ke
daerah lain yang terpisah akibat rintangan seperti sungai, selat, dan bahkan jalan lain yang memotong jalan
yang dimaksud. Suatu bangunan jembatan pada umumnya terbagi atas beberapa bagian-bagian pokok, yaitu
terdiri dari struktur bawah dan struktur atas.
1. Pondasi
Pondasi pada jembatan memiliki fungsi yang sama dengan pondasi yang ada pada struktur bangunan gedung,
dimana fungsi dari pondasi itu sendiri adalah menyalurkan beban-beban yang di tahan ke tanah.
2. Kolom Pier
a. Pier
b. Pier Head
3. Abutment
Abutment merupakan bagian dari bangunan pada ujung-ujung jembatan, yang memiliki fungsi sebagai
pendukung untuk bangunan struktur atas dan juga berfungsi untuk penahan tanah. Abutment mempunyai
bagian sebagai
berikut :
a. Abutment
b. Wing Wall
c. Pelat Injak
d. Back Wall
4. Oprit
Oprit adalah akses penghubung antara jembatan dengan jalan yang ada. Perencanaan konstruksi oprit ini sangat
perlu diperhatikan agar design oprit yang dihasilkan nantinya dapat aman dan awet sesuai dengan umur
rencana yang telah ditentukan
2.1.2 Bangunan Struktur Atas (Upper Structure)
Bangunan struktur atas berfungsi untuk menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas
orang, kendaraan, dan lain sebagainya. Bangunan atas biasanya terdiri dari pelat, lapisan permukaan jalan, dan
gelagar dari jembatan.
Secara umum beban – beban yang dihitung dalam merencanakan jembatan dibagi atas dua yaitu beban
primer dan beban sekunder. Beban primer adalah beban utama dalam perhitungan tegangan untuk setipa
perencanaan jembatan, sedangkan beban sekunder adalah beban sementara yang mengakibatkan tegangan –
tegangan yang relatif kecil daripada tegangan akibat beban primer dan biasanya tergantung dari bentang, bahan,
sistem kontruksi, tipe jembatan dan keadaan setempat. Beban primer jembatan mencakup beban mati, beban
hidup dan beban kejut. Sedangkan Beban Sekunder terdiri dari beban angin, gaya rem, dan gaya akibat perbedaan
suhu.
b. Beban Hidup
Yang termasuk dengan beban hidup adalah beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak
lalu lintas dan/atau pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan. Berdasarkan PPPJJR-1987, halaman
5-7, beban hidup yang ditinjau terdiri dari :
i. Beban Pedestrian / Pejalan Kaki (Tp)
Jembatan jalan raya direncanakan mampu memikul beban hidup merata pada trotoar yang besarnya
tergantung pada luas bidang trotoar yang didukungnya.
A = luas bidang trotoar yang dibebani pejalan kaki (m 2)
Beban hidup merata q :
Untuk A <= 10 m2 : q = 5 kPa
Untuk 10 m2 < A <= 100 m2 : q = 5 - 0.033 * ( A - 10 ) kPa
Untuk A > 100 m 2 : q = 2 kPa
ii. Beban Jalur lalu lintas “D” (TD)
Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata ( Uniformly Distributed
Load ), UDL dan beban garis (Knife Edge Load ), KEL seperti pada Gambar 1. UDL mempunyai
intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L yang dibebani lalu-lintas seperti Gambar
2 atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q = 8.0 kPa untuk L ≤ 30 m
q = 8.0 *( 0.5 + 15 / L ) kPa untuk L > 30 m
c. Beban Kejut
Menurut Anonim (1987:10) beban kejut diperhitungkan pengaruh getaran-getaran dari pengaruh dinamis
lainnya., tegangan-tegangan akibat beban garis (P) harus dikalikan dengan koefisien kejut. Sedangkan beban
terbagi rata (q) dan beban terpusat (T) tidak dikalikan dengan koefisien kejut. Besarnya koefisien kejut
ditentukan dengan rumus:
2. k = 1 + ((20 / (50+L))
http://gudangbobrok.blogspot.com/2016/12/tahapan-tahapan-dalam-perencanaan.html
3.3 Analisa plat lantai jembatan
Mulai
Analisi Pembebanan
Analisis mekanik :
pehitungan
momen
ok
Perhitungan tulangan
Mulai
Analisi mekanika
Ok
Kombinasi momen
Perhitungan tulangan
Selesai
Mulai
Aman
Perhitungan momen ultimit dan gaya geser ultimit
Perhitungn
dan
struktur
dan
Ok
Selesai
3.6 Analisa dan lain - lain
Mulai
Aman
Perhitungan momen ultimit dan gaya geser ultimit
Perhitungan
struktur dan
Penulangan
Selesai
Ok
BAB 4
KESIMPULAN
Dengan bantuan aplikasi staad pro kita dapat menganalisa berbagai pembebanan dan dapat
mencari momen minimum dan maksimum dengan tepat dengan cara singkat melalui pendataan
dengan microsoft excel
DAFTAR PUSTAKA
http://gudangbobrok.blogspot.com/2016/12/tahapan-tahapan-dalam-perencanaan.html