Oleh:
Nama : Ardhi Ramadhani Pramono
NIM : 1331310099
Kelas : 3KBS2
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
MALANG
2015
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………...1
1.2 Tujuan……………………………………………………………….…1
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………………..1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jembatan…………………………………………………..2
2.2 Bagian-bagian Jembatan…………………………………………..…..2
2.3 Macam- Macam Metode Pelaksanaan Lanching Jembatan……..….3
2.4 Metode Pemasangan Gelagar………………………………………….8
BAB III : SITEPLAN DAN LAYOUT SITE
3.1 Pengertian Siteplan……………………………………………………..9
3.2 Perencanaan Layout Site Pekerjaan Proyek Pembangunan Jembatan
Rangka…………………………………………………………………...9
3.3 Penempatan Direksikeet……………………………………………... 10
3.4 Mobilisasi Proyek ……………………….....………………………… 10
3.5 Gambar Rencana …………………………………………………… 11
3.6 Peta Lokasi Menuju Akses Proyek ……..……...…………………… 12
3.7 FlowChart Pekerjaan ...……………………………………………… 13
3.8 Safety dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) .……..………. 13
3.9 Alat Pelindung Diri (APD) ………………………………………….. 14
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan……….………………………………………………….. 15
4.2 Saran………………………………………………………………….. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di daerah kabupaten Lamongan terdapat banyak tempat wisata salah satunya adalah
Wisata Bahari Lamongan yang tempatnya berada di daerah kecamatan Paciran. Untuk
mencapai di kecamatan paciran kita juga harus melewati kawasan 1 jalan yang melewati
daerah kecamatan Sukodadi dengan Karanggeneng dan Kecamatan Solokuro. Dengan
perkembangan yang sangat pesat yang terjadi dalam peningkatan pengunjung yang akan
berlibur di WBL (Wisata Bahari Lamongan) maka segala akses yang akan menuju di
kecamatan Paciran otomatis akan di perbaiki dan jalan akan di per lebar . Dan tidak hanya
jalan saja disini di daerah Kecamatan Karanggeneng ke Kecamatan Solokuro tersebut
harus menyebrangi Sungai Bengawan Solo. Sebab itu maka adanya jembatan rangka yang
lama harus di tambah dengan jembatan yang baru agar arus lalu lintas yang akan menuju
kawasan wisata tersebut lancar dan aman. Untuk itu di adakan proyek pembangunan
jembatan rangka baru di kawasan tersebut.
1.2 Tujuan
1. Untuk mempelancar arus lalu lintas yang akan menuju tempat wisata
2. Menunjang peningkatan pendapatan masyarakat
3. Menambah Fasilitas Infrastruktur di daerah Lamongan
4. Memberi akses jalan baru
5. Meringankan beban jembatan yang lama.
Jembatan merupakan salah satu infrastruktur dari jaringan jalan yang mutlak
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan berbagai bidang transportasi, sehingga dapat
meningkatkan aktifitas perekonomian misalnya lalu lintas kereta api, jalan raya dan
pejalan kaki. Selain itu, jembatan juga dapat berfungsi sebagai lintas saluran irigasi, gas,
air minum maupun minyak.
Jembatan dapat dibuat dari material rekayasa yaitu beton, baja maupun kayu.
Pemilihan material untuk jembatan diawali oleh beberapa faktor pertimbangan antara
lain: lokasi, waktu pelaksanaan, biaya pemeliharaan, estetika dan yang terpenting adalah
biaya pelaksanaan.
Berbicara tentang material, baja memiliki keunggulan yang sangat menguntungkan
dipandang dari sudut ‘kinerja’. Sebagai bahan dengan daktilitas tinggi, baja mampu
menerima deformasi plastis yang relatif besar (akibat ‘lentur’ misalnya) dengan
tetap mempertahankan kestabilan sebelum beban limit struktur secara keseluruhan
dicapai. Sifat inilah yang memungkinkan konsep desain “yield state” secara efektif dapat
diaplikasikan pada struktur baja.
Implikasi dari gagasan di atas adalah bahwa baja sebagai material rekayasa apabila
digunakan pada jembatan dengan bentang panjang akan menghasilkan standart efisiensi
dan kinerja (kekuatan, ketahanan dan kestabilan) yang relative tinggi dibandingkan
dengan beton maupun kayu. Ke’renta’annya terhadap lipat, puntir dan ‘tekuk’ akibat
penampang tipis dapat diatasi dengan mengalihkan ‘aksi lentur’ menjadi ‘aksi rangka
batang’.
Pelat buhul adalah salah satu komponen jembatan yang berfungsi untuk
menghubungkan profil-profil baja pada rangka utama.Profil-profil baja yang
terdapat pada rangka utama, dihubungkan ke pelat buhul dengan menggunakan
sambungan beberapa baut.
Selain bearing pada ujung bawah jembatan terdapat juga komponen yang
disebut seismic buffer. Seismic buffer dirancang untuk menahan gempa maupun
gaya longitudinal jembatan rangka.
Lateral stop terbuat dari karet yang sama jenisnya dengan bearing terletak
tepat di tengah gelagar melintang ujung bawah (end cross girder).
2.2.7 Sandaran
KETERANGAN :
Kantor proyek / direksi keet dibangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf
dari kontraktor, pengawas maupun pemilik proyek di lapangan yang dilengkapi dengan ruang
staf, ruang rapat, ruang pimpinan, musholla, dan toilet.
Perencana Direksi Keet berdasarkan kondisi umum yaitu pekerjaan substucture,
upperstructure dan finishing / landscape.
KETERANGAN :
1. Supply material besi, kayu dan material berat lainnya menggunakan trailer / truck
dilaksanakan sesuai jadwal yang disepakati
2. Truck material masuk ke lokasi seperti ilustrasi gambar. Masuk melalui gerbang 3.a ,
melewati jalan kerja sesuai arah panah, dan keluar melalui gerbang 3.b
3. Khusus truck mixer beton, berangkat dan pulang dapat menggunakan mengikuti lalu
lintas di dalam area kerja
4. Material besi diangkut ke lokasi stock yard besi dengan menggunakan Tower crane
dan tenaga manual
5. Lokasi stock & los besi diletakkan di posisi yang terjangkau oleh TC.
3.5 Gambar Rencana
3.6 Peta Lokasi Akses Menuju Proyek Pekerjaan
3.7 Flow Chart Pekerjaan
4.1 Kesimpulan
Pada dasarnya infrastruktur di daerah Lamongan sangat kurang dengan akses
jalan yang menuju kawasan wisata lamongann yaitu WBL dan Makam Sunan Drajat yang
berada di daerah kecamatan paciran. Maka dari itu sangat meningkatnya pengunjung ke
tempat itu maka dari itu di butuhkan sarana infrastruktur yang menunjang kawasan tersebut
maka dari itu di laksanakanlah proyek pembangunan pelebaran jalan raya serta pembangunan
jembatan baru guna memperlancar pengunjung wisata menuju akses tempat tersebut.
4.2 Saran-saran
Sebagai mana tugas Administrasi Proyek yang ada dari semua evaluasi
pekerjaan seharunya tercantum beberapa hal yaitu mulai dari tahapan survey lalu di
laksanakan pembentukan layoutsite dan manajemen proyek metode kerja yang di lakukan
saat pembangunan serta tidak melupakan aspek unsur K3 dalam pemaparan setiap
pelaksanaan pekerjaan.