Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ELERNING ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN

Soal
1. Jelaskan definisi, perbedaan, alur distribusi beban dan penggunaan
Jembatan girder, Jembatan pelengkung/busur (arch bridge) , Jembatan
rangka (truss bridge), Jembatan gantung (suspension bridge), dan Jembatan
kabel (cable-stayed bridge)?
2. Jelaskan bagaimana proses perencanaan struktur jembatan?
Jawaban :
1. A. Jembatan lengkung (arch bridge) Jembatan lengkung adalah suatu tipe
jembatan yang menggunakan prinsip kestabilan dimana gaya – gaya yang bekerja
di atas jembatan di transformasikan ke bagian akhir lengkung atau abutment,
Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.3. Jembatan Lengkung dapat dibagi
menjadi 11 macam yaitu : 17 Gambar 2.3. Tipe – Tipe Jembatan Lengkung
Jembatan lengkung dapat dibuat dari bahan batu, bata, kayu, besi cor, baja
maupun beton bertulang dan dapat digunakan untuk bentang yang kecil maupun
bentang yang besar. Jembatan lengkung tipe closed spandrel deck arch biasa
digunakan untuk bentang hanya sekitar 0.5 m sampai 2 m dan biasa disebut
dengan gorong – gorong. Untuk bentang besar jembatan lengkung dapat
digunakan untuk bentang sampai 500 m.
B. Jembatan rangka (truss bridge) Jembatan rangka dibuat dari struktur rangka
yang biasanya terbuat dari bahan baja dan dibuat dengan menyambung beberapa
batang dengan las atau baut 18 yang membentuk pola – pola segitiga. Jembatan
rangka biasanya digunakan untuk bentang 20 m sampai 375 m.
C. Jembatan gantung (suspension bridge) Jembatan gantung terdiri dari dua kabel
besar atau kabel utama yang menggantung dari dua pilar atau tiang utama dimana
ujung – ujung kabel tersebut diangkurkan pada Pondasi yang biasanya terbuat
dari beton. Dek jembatan digantungkan pada kabel utama dengan mengunakan
kabel – kabel yang lebih kecil ukurannya. Pilar atau tiang dapat terbuat dari beton
atau rangka baja. Struktur dek dapat terbuat dari beton atau rangka baja. Kabel 19
utama mendukung beban struktur jembatan dan mentransfer beban tersebut ke
pilar utama dan ke angkur. Jembatan gantung merupakan jenis jembatan yang
digunakan untuk bentang – bentang besar yaitu antara 500 m sampai 2000 m atau
2 km.
D. Jembatan kabel (cable stayed bridge) Jembatan kabel merupakan suatu
pengembangan dari jembatan gantung dimana terdapat juga dua pilar atau tower.
Akan tetapi pada jembatan kabel dek jembatan langsung dihubungkan ke tower
dengan menggunakan kabel – kabel yang membentuk formasi diagonal. Kalau
pada jembatan gantung struktur dek dapat terbuat dari rangka baja maupun beton,
pada jembatan kabel umumnya deknya terbuat dari beton.
2. Tahapan – Tahapan Dalam Perencanaan Jembatan

1. Pemilihan lokasi jembatan

Pemilihan lokasi jembatan tergantung pada kondisi-kondisi lalu


lintas.Secara umum, suatu jembatan untuk melayani arus lalu lintas yang baik
kecuali, kalau ada kondisi-kondisi khusus. Troitsky (dalam Supriyadi dan
Muntohar 2000:25) prinsip dasar dalam pembangunan jembatan adalah
“Jembatan untuk jalan raya, tetapi bukan jalan raya untuk jembatan.”Pada
pemilihan lokasi jembatan harus dilihat dari tiga aspek, yaitu:
a. Aspek lalu lintas
Mengingat jembatan akan melayani arus lalu lintas dari segala arah, maka
muncul kompleksitas terhadap existing dan rencana, volume lalu lintas, oleh
karenanya sangat diperlukan ketepatan dalam penentuan ketepatan dalam
penentuan tipe jembatan yang akan digunakan.
b. Aspek teknis
Persyaratan teknis yang perlu dipertimbangkan antara lain:
• Penentuan geometri struktur;
• Pemilihan posisi utama jembatan dan posisi deck;
• Penetuan panjang batang optimum sesuai dengan syarat hidrolika,
arsitektural dan biaya konstruksi;
• Pemilihan elemen-elemen struktur atas dan struktur bawah;
• Pendetailan struktur atas;
• Pemilihan bahan yang paling tepat untuk struktur jembatan berdasarkan
pertimbangan struktural dan estetika.
c. Aspek estetika
Aspek estetika jembatan di perkotaan merupakan faktor yang penting pula
dipertimbangkan dalam perencanaan. Kesesuaian estetika dan arsitektural
akan memberikan nilai lebih kepada jembatan yang dibangun ditengah-tengah
kota

2. Layout jembatan
Setelah lokasi jembatan ditentukan, variabel berikutnya yang juga
penting sebagai pertimbangan adalah layout terhadap topografi setempat.
Biaya investasi jembatan merupakan proporsi terbesar dari total biaya jalan
raya. Sebagai konsekuensinya, struktur tersebut hampir selalu dibangun pada
tempat yang ideal untuk memungkinkan bentang jembatan yang sangat pendek,
fondasi dapat dibuat sehematnya, dan melintasi objek pemisah dengan layout
berbentuk square layout.

3. Penyelidikan lokasi
Keseluruhan pekerjaan ini terbagi atas dua bagian yang saling melengkapi satu
sama lain, yaitu:
a. Pekerjaan kantor (Office work)
Pekerjaan kantor atau sering disebut desk study meliputi antara lain:
• Melengkapi pemetaan topografi lokasi jembatan;
• Pemetaan geometri di sekitar jembatan pada site plan dengan skala yang sesuai;
• Penggambaran layout jembatan pada site plan;
• Pengolahan data lapangan.
b. Pekerjaan lapangan (Field work)
Pekerjaan lapangan meliputi sebagai berikut:
• Penyelidikan lokasi
Peyelidikan lokasi perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik lokasi nanti,
contohnya keadaan lereng sungai.
• Kondisi fondasi setempat
Kondisi fondasi termasuk titik-titik rencana pilar pada potongan melintang sungai,
merupakan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dengan seksama.

4. Preliminary design
Troitsky (dalam Supriyadi dan Muntohar 2000:33) menyatakan“Dalam bidang
rekayasa jembatan tindakan dasar dari kemampuan kreatifitas adalah imajinasi”.
Untuk merencanakan sebuah jembatan, hal penting pertama adalah
mengimajinasikannya. Preliminary design tidak memberikan penyelesaian yang telah
siap pakai (ready solution), akan tetapi merupakan suatu penentuan akhir alternatif
yang disajikan

Anda mungkin juga menyukai