KONSTRUKSI JEMBATAN
KELAS : B
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
VEBRIANTI MANDAK
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………….………………………………………….……….…… I
a) Berdasarkan Fungsi
b) Berdasarkan Lokasi
d1).Jembatan Gelagar I.
d4).Jembatan Rangka.
d5).Jembatan Pelengkung.
d6).Jembatan Gantung.
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………..12
B. Saran ………………………………………………………………………………12
BAB 1
PENDAHULUAN
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan melalui
suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini dapat berupa jalan lain (jalan air
atau jalan lalu lintas biasa). Jika jembatan berada diatas jalan lalu lintas maka disebut
sebagai viaduct (struyk dan van der veen, 1984).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan digunakan sebagai pedoman dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
baja?
C. Tujuan Penelitian
PEMBAHASAN
b. Ada jenis baja yang tahan terhadap cuaca, bahkan tidak perlu di cat.
c. Dari segi kekuatannya, bahan baja lebih murah dari beton ataupun kayu, sebab
dengankekuatannya memerlukan volume bahan lebih sedikit.
h. Elemen struktur dapat dibuat di pabrik, dan dapat dilakukan secara besar-besaran.
i. Dapat dilakukan bongkar pasang dengan cepat, tanpa ada bahan terbuang.
l. Ramah lingkungan, dapat menggantikan posisi kayu sebagai bahan konstruksi. Disamping
banyaknya keuntungan dari konstruksi jembatan menggunakan baja, baja juga memiliki
kelemahan-kelamahan seperti :
d5). Jembatan pelengkung (arch bridge), Jembatan Sungai Ular pada gambar 22 diatas
merupakan jembatan untuk lalulintas kereta api yang terletak pada kabupaten Serdang-
Bedagai, propinsi SumateraUtara. Tipe struktur adalah pelengkung tiga sendi, dimana
sendi ketiga terletak padapuncak atas. Keistimewaan dari struktur pelengkung tiga sendi
ini adalah momenyang terjadi lebih kecil karena tereduksi oleh adanya gaya horisontal
pada perletakanyang menghasilkan momen negatif.
d6). Jembatan gantung (suspension bridge), Pada jembatan gantung semua gaya-gaya
vertikal disalurkan melalui kabel-kabelpenggantung ke tiang (pylon) dan perletakan ujung.
Jembatan gantung yang pernah dibangun dengan bentang terpanjang sejak tahun 1998
adalah jembatan Akashi dengan panjang bentang utama 1991 meter ( ± 2 km)
d7). Jembatan Struktur Kabel (cable stayed bridge), Pada jembatan struktur kabel (cable-
stayed bridge) sepenuhnya gaya-gaya vertical dipikul oleh tiang (pylon) yang disalurkan
melalui kabel-kabel penggantung. Jembatan struktur kabel terpanjang yang pernah
dibangun adalah jembatan Sutong yang melintasi sungai Yangtze, RRC., dengan bentang
1088 meter, selesai dibangun tahun 1998, dengan memiliki 2 (dua) pylon.
5. Struktur Jembatan.
Secara umum struktur jembatan terbagi menjadi 3 (tiga) bagian utama yaitu struktur
atas (superstructures) dan struktur bawah (Substructures) dan Pondasi.
c). Pondasi
Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar.
Berdasarkan sistimnya, pondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam jenis, antara lain :
c.1). Pondasi telapak (spread footing)
c.2). Pondasi sumuran (caisson)
c.3). Pondasi tiang (pile foundation)
• Tiang pancang kayu (Log Pile),
• Tiang pancang baja (Steel Pile),
• Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),
• Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete Pile), spun
pile,
• Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile, franky pile,
• Tiang pancang komposit (Compossite Pile).
Macam metode ada 4 (empat) metode yang dapat digunakan untuk pekerjaan
pemasangan/penyetelan perangkat jembatan rangka baja yaitu :
1. Pemasangan dengan cara memakai perancah.
2. Pemasangan dengan cara cantilever (pemasangan konsol sepotong demi sepotong.
3. Pemasangan dengan cara peluncuran.
• Bentang tunggal.
• Bentang lebih dari satu.
4. Kombinasi dari ketiga cara di atas.
Menggunakan Perancah.
• Dasar Sungai berpasir, atau lempung atau tanah keras, sehingga memudahkan
pemasangan tiang perancah.
• Dangkal, atau tidak
terlalu dalam, sehingga
tidak memerlukan
tiang perancah yang terlalu tinggi.
• Kecepatan arus rendah, yang akan mengurangi gaya gaya mendatar terhadap tiang
• Dangkal, atau tidak terlalu dalam, sehingga tidak memerlukan tiang perancahyang
terlalu tinggi.
• Kecepatan arus rendah, yang akan mengurangi gaya gaya mendatar terhadap
tiangperancah.
• Bebas dari barang hanyutan, yang bisa merusak atau merobohkan tiang perancah.
• Terdapat bangunan lama, yang dapat dipakai sebagai penyangga sementara bagi
bangunan/jembatan baru yang akan dibangun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data diatas kita dapat menyimpulkan bahwa : Jembatan rangka baja adalah
struktur jembatan yang terdiri dari rangkaian batang batang bajayang dihubungkan satu
dengan yang lain.
Beban atau muatan yang dipikul oleh struktur ini akan diuraikan dan disalurkan
kepadabatang batang baja struktur tersebut, sebagai gaya gaya tekan dan tarik, melalui
titik titik pertemuan batang (Titik Buhul). Gaya gaya eksentrisitas yang dapat
menimbulkan momen sekunder selalu dihindari. Oleh karena itu garis netral tiap tiap
batang yang bertemu pada titik buhul harus saling berpotongan pada satu titik saja, untuk
menghindari timbulnya momen sekunder.
• Dengan demikian ada hal hal penting yang perlu diperhatikan pada
konstruksi rangka baja yaitu : Mutu dan dimensi tiap tiap batang harus kuat
menahan gaya yang timbul. Batangbatang dalam keadaan tidak
rusak/bengkok dan sebagainya. Oleh karena itu batang-batang rangka
jembatan harus dijaga selama pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan.
• Kekuatan pelat penyambung harus lebih besar daripada batang yang
disambung (Struktur sambungan harus lebih kuat dari batang utuh).
• Untuk mencegah terjadinya eksentrisitas gaya yang dapat menyebabkan
momen sekunder, maka garis netral tiap batang yang bertemu harus
berpotongan melalui satu titik (harus merencanakan bentuk pelat buhul yang
tepat). Pelat buhul yang paling ujung, baik pelat buhul bawah maupun atas,
Biasanya panjangnya dilebihi, untuk keperluan penyambungan dengan
linking steel bila diperlukan.
B. Saran Penulis