Anda di halaman 1dari 13

METODE PENELITIAN

KONSTRUKSI JEMBATAN

NAMA : VEBRIANTI MANDAK

NIM : 17 209 046

KELAS : B

TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Tondano, 09 Januari 2020

VEBRIANTI MANDAK
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………….………………………………………….……….…… I

Kata Pengantar ……………………………………………………..……………..………...……………………………. II

Daftar Isi ………………………………………………………………………...…………………………...………… III

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………..……...…...…………… 1

A. Latar Belakang Penelitian …………………………………………………………………..……………… 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………..………….….…………… 1

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………………………..…………......…………… 1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………......................………………......…………… 2

A. Kelebihan dan Kekurangan Mengguanakan Struktur Baja Untuk Jembatan

B. Pembagian Jenis Jembatan

a) Berdasarkan Fungsi

b) Berdasarkan Lokasi

c) Berdasarkan Bahan Konstruksi

d) Berdasarkan Tipe Struktur

d1).Jembatan Gelagar I.

d2).Jembatan Gelagar Pelat.

d3).Jembatan Gelagar Kotak.

d4).Jembatan Rangka.

d5).Jembatan Pelengkung.

d6).Jembatan Gantung.

d7).Jembatan Struktur Kabel.

e) Anatomi Struktur Atas Jembatan

C. Metode Pemasangan Kontruksi Jembatan Rangka Baja


BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………………………………….12

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………..12

B. Saran ………………………………………………………………………………12
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan melalui
suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini dapat berupa jalan lain (jalan air
atau jalan lalu lintas biasa). Jika jembatan berada diatas jalan lalu lintas maka disebut
sebagai viaduct (struyk dan van der veen, 1984).

Perkembangan trasportasi yang semakin erat kaitannya dengan pembangunan,


baik berupa pembangunan jalan maupun jembatan yang berfungsi untuk
memperlancar arus kendaraan sehingga tercipta efisiensi waktu dalam beraktifitas.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan digunakan sebagai pedoman dalam penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah konsep perencanaan konstruksi jembatan baja?

2. Bagaimanakah langkah-langkah metode pelaksanaan konstruksi jembatan

baja?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi hal-hal sebagi berikut : Mahasiswa


mengetahui dan memahami pengertian jembatan, material yang digunakan, pembagian
jenis jembatan, struktur dan anatomi jembatan khususjembatan baja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kelebihan dan Kekurangan Mengguanakan Struktur Baja Untuk Jembatan Pembangunan


jembatan sudah mengambil banyak variasi bentuk struktural dari tahun ke tahun,yang
berakibat jumlah pemakaian besi baja dalam membuat jembatan semakin meningkat.
Walaupun besi sudah umum digunakan dalam konstruksi jembatan tapi kemajuan
terakhir di teknologi material besi baja telah memberikan dampak yang besar terhadap
perkembangan perencanaan jembatan. Keuntungan pemakaian material besi baja
dalam pembangunan jembatan dibandingkan material beton dan kayu adalah :

a. Baja mempunyai kekuatan dan keliatan yang tinggi,

b. Ada jenis baja yang tahan terhadap cuaca, bahkan tidak perlu di cat.

c. Dari segi kekuatannya, bahan baja lebih murah dari beton ataupun kayu, sebab
dengankekuatannya memerlukan volume bahan lebih sedikit.

d. Rendahnya biaya pemasangan.

e. Jadwal konstruksi yang lebih cepat.

f. Tingkat keselamatan kerja tinggi.

g. Mudah dalam pemasangan.

h. Elemen struktur dapat dibuat di pabrik, dan dapat dilakukan secara besar-besaran.

i. Dapat dilakukan bongkar pasang dengan cepat, tanpa ada bahan terbuang.

j. Membutuhkan ruang kerja yang lebih sempit.

k. Dapat mengikuti bentuk-bentuk arsitektur.

l. Ramah lingkungan, dapat menggantikan posisi kayu sebagai bahan konstruksi. Disamping
banyaknya keuntungan dari konstruksi jembatan menggunakan baja, baja juga memiliki
kelemahan-kelamahan seperti :

• Sangat rentang terhadap korosi / berkarat


• Biaya pemeliharaan yang mahal
• Pelaksanaan pekerjaan yang sulit
• Rentang terhadap pencurian
• Rentang terhadapa buckling (tekuk)
• Lebih brisik jika dilewati beban seperti kreta api
• Tidak fleksibel
• Dan lain-lain

B. Pembagian Jenis Jembatan


Jenis jembatan dapat dibagi berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe
struktur, yaitu :
a) Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :
• Jembatan jalan raya (highway bridge),
• Jembatan jalan kereta api (railway bridge),
• Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).
b) Berdasarkan lokasi, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :
• Jembatan di atas sungai atau danau,
• Jembatan di atas lembah,
• Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),
• Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),
• Jembatan di dermaga (jetty).
c) Berdasarkan bahan konstruksi, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
antara lain :
• Jembatan kayu (log bridge),
• Jembatan beton (concrete bridge),
• Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
• Jembatan baja (steel bridge),
• Jembatan komposit (compossite bridge), gabungan dua jenis material, yaitu baja
dan beton secara bersama-sama memikul lentur dan geser.
d) Berdasarkan tipe struktur, khusus jembatan baja dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain :
• Jembatan gelagar I (rolled steel girder bridge), tersusun dari beberapa gelagar I
canai panas, panjang bentang berkisar 1 meter sampai dengan 3 meter. Jembatan
gelagar ini dapat bersifat komposit atau non komposit, tergantung
penggunaan penghubung gese (shear connector), juga tergantung kepada
penggunaan bahan untuk lantai jembatan misal dari kayu (jembatan
konvensional)atau beton.
d2). Jembatan gelagar pelat (plate girder bridge),
Atau sering juga disebut jembatan dinding penuh, tersusun dari 2 (dua) atau lebih
gelagar, yang terbuat dari pelat-pelat baja dan baja siku yang diikat dengan paku keling
atau di las. Panjang bentang berkisar 30 meter sampai dengan 90 meter.

d3). Jembatan gelagar kotak (box girder bridge),


Terbuat dari pelat-pelat berbentuk kotak empat persegi atau berbentuk trapesium,
umumnya digunakan dengan panjang bentang 30 meter sampai dengan 60 meter.

d4). Jembatan rangka (truss bridge),


Tersusun dari batang-batang yang dihubungkansatu sama lain dengan pelat buhul,
dengan pengikat paku keling, baut atau las.Batang batang rangka ini hanya memikul gaya
dalam aksial (normal) tekan atautarik, tidak seperti pada jembatan gelagar yang memikul
gaya-gaya dalam momenlentur dan gaya lintang.Jembatan rangka telah menjadi kekuatan
yang efektif dan efisien untuk jembatan bentang panjang lebih dari 150 tahun. Sebagai
jembatan rangka dengan,- Gelagar pelat telah digunakan dengan bentang sekitar 550 ft
(167,6 m)- Gelagar kotak untuk bentang hingga 750 ft (228,6 m).-Gelagar segmental kotak
beton untuk bentang sampai sekitar 800 ft (243,8 m).- Jembatan struktur kabel untuk
bentang sekitar 500 ft (152,4 m) sampai 2000 ft (609,6 m), (John M. Kulicki, Bridge
Engineering Hand Book, 2000).

d5). Jembatan pelengkung (arch bridge), Jembatan Sungai Ular pada gambar 22 diatas
merupakan jembatan untuk lalulintas kereta api yang terletak pada kabupaten Serdang-
Bedagai, propinsi SumateraUtara. Tipe struktur adalah pelengkung tiga sendi, dimana
sendi ketiga terletak padapuncak atas. Keistimewaan dari struktur pelengkung tiga sendi
ini adalah momenyang terjadi lebih kecil karena tereduksi oleh adanya gaya horisontal
pada perletakanyang menghasilkan momen negatif.

d6). Jembatan gantung (suspension bridge), Pada jembatan gantung semua gaya-gaya
vertikal disalurkan melalui kabel-kabelpenggantung ke tiang (pylon) dan perletakan ujung.
Jembatan gantung yang pernah dibangun dengan bentang terpanjang sejak tahun 1998
adalah jembatan Akashi dengan panjang bentang utama 1991 meter ( ± 2 km)

d7). Jembatan Struktur Kabel (cable stayed bridge), Pada jembatan struktur kabel (cable-
stayed bridge) sepenuhnya gaya-gaya vertical dipikul oleh tiang (pylon) yang disalurkan
melalui kabel-kabel penggantung. Jembatan struktur kabel terpanjang yang pernah
dibangun adalah jembatan Sutong yang melintasi sungai Yangtze, RRC., dengan bentang
1088 meter, selesai dibangun tahun 1998, dengan memiliki 2 (dua) pylon.

5. Struktur Jembatan.
Secara umum struktur jembatan terbagi menjadi 3 (tiga) bagian utama yaitu struktur
atas (superstructures) dan struktur bawah (Substructures) dan Pondasi.

5.1). Struktur Atas.


Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang
meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan,
gaya rem, beban pejalan kaki, dll. Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
a) Trotoar :
• Sandaran dan tiang sandaran,
• Peninggian trotoar (Kerb),
• Slab lantai trotoar.
• Slab lantai kendaraan,
• Gelagar (Girder),
• Balok diafragma,
• Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),
• Tumpuan (Bearing).

5.2). Struktur Bawah.


Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban
lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan
pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban
tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar. Struktur bawah jembatan umumnya
meliputi :
a). Pangkal jembatan (Abutment),
• Dinding belakang (Back wall),
• Dinding penahan (Breast wall),
• Dinding sayap (Wing wall),
• Oprit, plat injak (Approach slab)
• Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
• Tumpuan (Bearing)

5.2). Struktur Bawah.


Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban
lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan
pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban
tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar. Struktur bawah jembatan umumnya
meliputi :
a). Pangkal jembatan (Abutment),
• Dinding belakang (Back wall),
• Dinding penahan (Breast wall),
• Dinding sayap (Wing wall),
• Oprit, plat injak (Approach slab)
• Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
• Tumpuan (Bearing).
b). Pilar jembatan (Pier),
• Kepala pilar (Pier Head),
• Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal,
• Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
• Tumpuan (Bearing).

c). Pondasi
Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar.
Berdasarkan sistimnya, pondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam jenis, antara lain :
c.1). Pondasi telapak (spread footing)
c.2). Pondasi sumuran (caisson)
c.3). Pondasi tiang (pile foundation)
• Tiang pancang kayu (Log Pile),
• Tiang pancang baja (Steel Pile),
• Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),
• Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete Pile), spun
pile,
• Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile, franky pile,
• Tiang pancang komposit (Compossite Pile).

Metode Pemasangan Kontruksi Jembatan Rangka Baja

Macam metode ada 4 (empat) metode yang dapat digunakan untuk pekerjaan
pemasangan/penyetelan perangkat jembatan rangka baja yaitu :
1. Pemasangan dengan cara memakai perancah.
2. Pemasangan dengan cara cantilever (pemasangan konsol sepotong demi sepotong.
3. Pemasangan dengan cara peluncuran.
• Bentang tunggal.
• Bentang lebih dari satu.
4. Kombinasi dari ketiga cara di atas.

1. Kriteria Pemilihan Metode


Dari berbagai cara tersebut perlu dipilih cara yang paling sesuai dengan keadaan
pekerjaan yang akan dihadapi. Ada beberapa hal yang dipertimbangkan pada waktu
menentukan cara pemasangan jembatan yang paling sesuai, yaitu :
1. Kondisi/sungai ditempat jembatan akan dibangun, misalnya lebar, sempit, dalam,
2. Dangkal, berarus deras, banyak mengandung batu/karang, berpasir dan sebagainya.
3. Daerah sekitar dan jalan yang menyambung ke jembatan, lurus, rata,
miring,berbelok, berada pada dasar suatu galian atau berada diatas timbunan,
tinggi, rendah, dan sebagainya. Apakah material, mesin-mesin/peralatan, dan
tenaga kerja cukup tersedia di sekitar lokasi jembatan, atau harus didatangkanndari
tempat yang cukup jauh.
4. Bagaimana cara untuk mencapai lokasi jembatan, baik untuk orang, material
maupun peralatan, melalui darat, sungai atau udara.
5. Jumlah bentang rangka baja yang akan dipasang.

Menggunakan Perancah.

Metode menggunakan perancah dipilih bila keadaan sungai sebagai berikut :

• Dasar Sungai berpasir, atau lempung atau tanah keras, sehingga memudahkan
pemasangan tiang perancah.
• Dangkal, atau tidak
terlalu dalam, sehingga
tidak memerlukan
tiang perancah yang terlalu tinggi.
•  Kecepatan arus rendah, yang akan mengurangi gaya gaya mendatar terhadap tiang
• Dangkal, atau tidak terlalu dalam, sehingga tidak memerlukan tiang perancahyang
terlalu tinggi.
• Kecepatan arus rendah, yang akan mengurangi gaya gaya mendatar terhadap
tiangperancah.
• Bebas dari barang hanyutan, yang bisa merusak atau merobohkan tiang perancah.
• Terdapat bangunan lama, yang dapat dipakai sebagai penyangga sementara bagi
bangunan/jembatan baru yang akan dibangun.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari data diatas kita dapat menyimpulkan bahwa : Jembatan rangka baja adalah
struktur jembatan yang terdiri dari rangkaian batang batang bajayang dihubungkan satu
dengan yang lain.

Beban atau muatan yang dipikul oleh struktur ini akan diuraikan dan disalurkan
kepadabatang batang baja struktur tersebut, sebagai gaya gaya tekan dan tarik, melalui
titik titik pertemuan batang (Titik Buhul). Gaya gaya eksentrisitas yang dapat
menimbulkan momen sekunder selalu dihindari. Oleh karena itu garis netral tiap tiap
batang yang bertemu pada titik buhul harus saling berpotongan pada satu titik saja, untuk
menghindari timbulnya momen sekunder.

• Dengan demikian ada hal hal penting yang perlu diperhatikan pada
konstruksi rangka baja yaitu : Mutu dan dimensi tiap tiap batang harus kuat
menahan gaya yang timbul. Batangbatang dalam keadaan tidak
rusak/bengkok dan sebagainya. Oleh karena itu batang-batang rangka
jembatan harus dijaga selama pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan.
• Kekuatan pelat penyambung harus lebih besar daripada batang yang
disambung (Struktur sambungan harus lebih kuat dari batang utuh).
• Untuk mencegah terjadinya eksentrisitas gaya yang dapat menyebabkan
momen sekunder, maka garis netral tiap batang yang bertemu harus
berpotongan melalui satu titik (harus merencanakan bentuk pelat buhul yang
tepat). Pelat buhul yang paling ujung, baik pelat buhul bawah maupun atas,
Biasanya panjangnya dilebihi, untuk keperluan penyambungan dengan
linking steel bila diperlukan.

B. Saran Penulis

Makalah ini tentulah banyak sekali kekuranganya,sehingga diharapkan adanya


saran dan kritik yang bersifat membangun baik dari dosen mata kuliah Study Teknologi
Bahan Bangunan maupun dari rekan-rekan mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai