Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PERENCANAAN JEMBATAN PELENGKUNG ATAS

KELOMPOK II

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Jembatan

Dosen Pembimbing :
Ignatius Sudarsono, ST., MT.

Dibuat Oleh :
Topik Hidayat 41155020180026
Anis Muhammad H 41155020180003
Annisa Diajeng FN 41155020190011
Faisal Noviansyah 41155020190024
Vryaldy HRP 41155020190046

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2022
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan menyilang saluran
air, lembah atau menyilang jalan lainnya yang tidak sama tinggi permukaannya dan lalu
lintas jalan itu tida terputus karenanya(Imam Subarkah,1979). Suatu jembatan terdiri
atas bagian atas dan bagian bawah. Bagian bawah memikul atau mendukung bagian
atas jembatan nya dan meneruskan bebasn bagian atas serta beban lalu lintasnya kepada
dasar tanah. Bagian bawah terdiri atas tembok-tembok pangkal dan pilar-pilar(jika ada
pilar).
Jalan merupakan alat penghubung atau alat perhubungan antar daerah yang penting
sekali bagi penyelenggaraan pemerintahan,ekonomi,kebutuhan
social,perniagaan,kebudayaan, dan pertahanan. Jembatan adalah bagian dari jalan. Oleh
karena itu jembatan menentukan pula kelancaran perhubungan antar daerah.
Karena sangat penting, jembatan dibuat harus cukup kuat. Kerusakan pada jembatan
dapat menimbulkan gangguan kelancaran lalu lintas, terlebih dijalan yang lalu lintas
nya padat seperti jalan nasional. Perencanaan jembatan ini hendaknya memenuhi
persyaratan perencanaan yang harus dapat menerima beban-beban yang berada
diatasnya dengan kontruksi permanen dan berumur Panjang. Oleh karena itu,
penyusunan laporan ini penyusun membahas mengenai Perencanaan Jembatan
pelengkung baja atas pada ruas jalan raya pamanukan yang melewati sungai
cipunagara. Jembatan ini merupakan elemen sangat penting dalam transportasi untuk
mengangkut kendaraan lalu lintas tinggi ditempat tersebut.

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana merencanakan jembatan pelengkung atas baja agar dapat menahan
beban-beban yang diterimanya?
2. Bagaimana menggambarkan hasil dari desain struktur jembatan?

1.3.Maksud dan Tujuan


Untuk mengetahui cara menghitung pembebanan jembatan dan menggambarkan
desain jembatan sesuai peraturan

1.4.Lokasi Jembatan
• Jl. Raya Pamanukan
• Nama DAS : Cipunagara
• Luas DAS 341 km2
• Nama Sungai : Cipunagara
• Panjang Sungai : 147,28 km
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.Tinjauan Umum
Jembatan adalah suatu kontruksi yang gunanya meneruskan jalan melalui suatu
rintangan yang tidak sebidang dan berada lebih rendah(Struyk dan Veen,1984).
Rintangan ini biasanya berupa sungai,laut, atau jalan lalu lintas biasa.
Dalam merencanakan sebuah jembatan terdapat beberapa pertimbangan dalam segi
ekonomis maupun teknis yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Pada
perkembangan nya, berbagai macam dan bentuk serta material jembatan mengalami
perubahan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kontruksi terkini.
Berdasarkan perkembangannya jembatan memiliki sejarah sendiri. Awalnya,
mengklasifikasikan menjadi 5 tipe yaitu : jembatan balok(beam),
kantilever,pelengkung(arch),kabel gantung(suspension), dan rangka(truss). 4 tipe
pertama jembatan diilhami dari kehidupan sebelum masehi. Pada masa selanjutnya
tipe-tipe jembatan berkembang menjadi tipe-tipe jembatan yang kita kenal sekarang.
Berdasarkan material jembatan dibagi menjadi beberapa jenis seperti : jembatan baja,
jembatan beton, jembatan komposit.

2.2.Jenis-jenis Jembatan Berdasarkan Struktur dan Modelnya


Dalam merencanakan jembatan terdapat beberapa pertimbangan dalam segi
ekonomis maupun teknis yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Pada
perkembangan nya, berbagai macam dan bentuk serta material jembatan mengalami
perubahan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kontruksi terkini.
Klasifikasi nya yaitu :

2.2.1 Menurut Jenis Material Penyusunnya


a) Jembatan baja
b) Jembatan beton bertulang
c) Jembatan beton pratekan
d) Jembatan komposit

2.2.2 Menurut Fungsinya


a) Jembatan kereta api
b) Jembatan khusus(jembatan untuk jalur pipa irigasi)
c) Jembatan jalan raya
d) Jembatan penyebrangan atau jembatan pejalan kaki

2.2.3 Menurut bentangnya


a) Small span bridge, dengan Panjang bentang hingga 15 m
b) Medium span bridge, dengan Panjang hingga 75 m
c) Large span bridge, dengan Panjang antara 50-150 m
d) Extra large span bridge, dengan Panjang lebih dari 150 m

2.2.4 Menurut sistem strukturnya


a) Jembatan gelagar(Girder Bridge)
b) Jembatan plat(Slab Bridge)
c) Jembatan rangka batang(Truss Bridge)
d) Jembatan busur(Arch Bridge)
e) Jembatan gantung(Suspension Bridge)
f) Jembatan kabel(Cable Stayed Bridge)

2.3.Jembatan Busur(Arch Bridge)


Secara umum jembatan busur adalah sebuah jembatan yang mempunyai struktur
tengah berbentuk pelengkung atau busur dengan abutment di kedua sisi jembatan.
Struktur berbentuk pelengkung tersebut merupakan rangka utama dari jembatan yang
fungsinya menerima semua gaya-gaya yang bekerja pada jembatan.
Secara structural, jembatan busur merupakan jenis jembatan yang mengandalkan
batang lengkung(busur) dan kabl penggantung antara busur jembatan dengan dek
jembatan untuk memikul beban yang terjadi. Untuk jembatan dengan jenis jembatan
pelengkung/busur sendiri memiliki dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan
letak busurnya seperti deck arch, through arch, tied, dan half-through arch(Qosim
dkk,2012). Dari ke 4 jenis jembatan struktur baja ini, banyak yang terdapat di Indonesia
yaitu jembatan baja busur atas(Through Arch) dan busur bawah(Deck Arch).

2.4.Material Jembatan
Jembatan besi dan baja pertama kali di bangun di Inggris, yaitu sekitar tahun 1781,
konstruksinya masih menirukan konstruksi jembatan batu yang bentuknya
melengkung. Dengan perkembangan teknologi peleburan besi dan baja, maka kekuatan
baja dapat ditingkatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pemakaian baja,
seperti tahan karat ataupun pelapukan. Baja untuk jembatan tersedia dalam berbagai
tingkatan kekuatan yang berbeda, masing-masing ditetapkan di bawah ASTM A709,
Spesifikasi Standard untuk baja struktural untuk jembatan. Di Indonesia sendiri
penetapan sifat mekanis baja telah diatur dalam RSNI T-03-2005. Adapun penetapan
tersebut dapat dilihat melalui Tabel 2.1 di bawahini.
BAB III
DATA

• Curah Hujan dan Analisa Hidrologi


• Data Tanah
Sumberhttps://jurnal.unpad.ac.id/geoscience/article/download/41412/1
8257

• Data Lalu Lintas

• Trase dan Koordinat


- Koordinat Jembatan : -6.2811878, 107.8265727
- Koordinat 200 m sebelum jembatan :
-6.2805579, 107.8289551
- Koordinat 200 m sesudah jembatan :
-6.2826492, 107.8250726
- Trase
• Denah, potongan memanjang, potongan melintang

• Galian

• Data Bahan
Untuk perhitungan awal dimensi struktur jembatan, data awal yang
sudah ditentukan adalah sebagai berikut:
a. Nama jembatan: Jembatan Cipunagara
b. Jenis jembatan : Pelengkung atas baja (through arch bridge)
c. Panjang bentang (L) : 80 m
d. Lebar jembatan : 9 m
e. Material
Lantai kendaraan : Plat Beton f’c 25 Mpa
Gelagar: Baja HE WF 400 x 300 x 10 x 6 , 900 x 300 x 28 x 16
Tiang : Baja WF 800 x 300 x 14 x 24
Balok ikatan angin : Baja WF 200 x 200
Pelengkung : BajaWF 500 x 500

• Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai