PENDAHULUAN
1. Baja adalah suatu bahan besi yang tanpa dikerjakan sudah dapat di tempa. Baja
terutama terdiri dari Fe dalam bentuk kristal dan 1/6% zat arang (C).
2. Baja bangunan adalah baja yang pada proses pembuatannya ditambahkan lagi
yang istimewa.
3. Semua jenis baja sedikit banyak dapat ditempa dan di sepuh, sedangkan baja
yang lunak pada tegangan yang jauh di bawah kekuatan tarik atau batas patah (σ B)
yaitu apa yang dinamakan batas lumer/tegangan lumer (σ V) terjadi suatu keadaan
aneh dimana perubahan bentuk baja berjalan terus beberapa waktu, dengan tidak
Pembuatan baja dilakukan pada temperatur tinggi dengan cara memisahkan senyawa-
senyawa bijih besi mentah didalam proses dapur tinggi. Besi mentah tidak dapat
Dapur tinggi/tanur tinggi merupakan dapur arang yang tingginya 20 atau 30 m dean di
Proses ini dinamakan juga proses asam, bahan yang dipakai Fe dengan sedikit
Dimana hasil dari proses ini adalah amat kuat dan liat
Proses ini sudah dipergunakan ± 200 tahun untuk pembuatan baja bernialai tinggi,
tetapi adanya proses dapur elektro membuat proses ini sudah terdesak. Bahan
dasarnya baja yang dapat ditempa (bukan besi mentah). Hasil yang didapatkan
Dimana besi yang dihasilkan dinamakan besi cor (kadar C nya besar) dan proses ini
merupakan proses yang lama dan dari hasil proses ini dinamakan besi tempa
Sifat-sifat umum dari baja tergantung dari beberapa faktor antara lain :
• Cara melebur
Berarti daya lawan terhadap tarikan, tekanan, atau lentur (dan biasanya sifat ini
3. Keliatan (fenacity)/kekenyalan
4. Kemungkinan di tempa
Baja dalam keadaan merah menjadi lembek dan plastis sehingga bisa dibentuk
Baja dalam keadaan panas dapat digabungkan satu dengan bahan tambahan lain
6. Kekerasan (hardness)
kurang kaku
Catatan :
1. Bila kadar C terlamapu rendah baja akan menjadi lembek sehingga mudah di
tempa, tetapi praktis tidak dapat diperkeras jadi tidak dapat dibuat pisau atau
a. Menimbulkan getas pada saat dingin, jika P > 0,2% baja akan pecah bila
dijatuhkan
b. Kegetasan dalam keadaan merah sehingga dalam keadaan itu tidak dapat di
tempa lagi
4. P dan S akan mengumpul pada ujungnya dan ujung-ujung baja profil ini harus
dipotong secukupnya
PERCOBAAN BAUSCHINGER
Merupakan percobaan tarik pukul untuk mengetahui perubahan sifat baja oleh
batas yang terjadi satu kali saja dapat merubah sifat-sifat dari baja itu.
1. Saat elastis
a. σo = 0
σ1 ≤ σP
ε = 0 dan bila dipasang beban dan dihilangkan lagi tidak terjadi
b. σo = 0
σ1 > σP
≤ σE
Bila beban dihilangkan terjadi ε sangat kecil dan bila dihapus dan dipasang
2. Daerah plastis
a. σo = 0
σ1 > σE
≤ σV
b. σo = 0
σ1 > σV
≥ σB
ε sangat besar, bila beban dipasang lagi dengan cepat maka E menjadi lebih kecil
σP , σE maksimum
Besi tuang : dengan melebur kembali besi mentah kelabu dalam dapur kupol semacam
dapur corong, dengan kokas sebagai bahan pembakar/lewat dapur nyala api
1. Baja Bangunan
b. σB
d. Konstruksinya besar
BAJA PROFIL/PELAT
a. batang profil
b. pelat
Perdagangan baja
BATANG PROFIL
Disebut pula batang oleh karena digunakan sebagai kolom, tiang dsb tetapi lazim pula
disebut balok jika dipergunakan sebagai gelagar (bila berbaring). Berikut beberapa
garis netral ) = 0
b = 0,4 h + 10 mm (h ≤ 40 mm)
d = 0,03 h + 1 ½ mm
d = 0,036 h
2. Balok Greg
Luxemburg
DIL
DIR
DIE
DIN
4. Profil
30 bila h = 30 cm
rangkap
a. Pelat tipis
dsb
2. Pelat Bucket untuk lantai yang dapat memikul beban yang cukup besar. Pelat ini
4. Pelat berusuk untuk lantai border, lantai tingkatan dari rumah atau gedung
putus
keteguhan putus
keteguhan yang diijinkan B
n n
n = angka keamanan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang dengan
Konstruksi harus cukup kuat untuk memikul faktor-faktor yang tidak termasuk
Konstruksi harus cukup hemat, agar terdapat konstruksi yang ekonomis dapat
dipertanggungjawabkan
ALAT PENYAMBUNG
konstruksi lainnya
a. Sambungan definitif : tidak dapat dibuka lagi bila tidak dirusak alat
b. Sambungan teta p : bagian yang disambung tidak dapat bergerak (paku keeling
atau las)
Faktor-faktor pemilihan alat penyambung paku keling atau las didasarkan pada :
a. Sifat konstruksi
misalnya untuk sambungan serong, sulit dilaksanakan oleh paku keling tetapi
Tidak semua baja dapat di las , umumnya baja lembek baik untuk di las selama
dari sudut ini maka jika tempat pekerjaan terpencil, pengangkutan, ongkos dan
d. Cara montage
a. Lebih enteng sebab pengurangan potongan karena lubang paku keling/baut tidak
c. Keteguhan baja pada saat dikerjakan (dalam keadaan panas) dapat menurun
Paku Keling
3. Batang harus lebih panjang (menonjol) karena nanti akan dipukul / dipress
b. Paku keling kepala pipih digunakan jika terpaksa misalnya kurang tempat
b ≤ 2,2 d + 10 mm
P ≥ 1,1 d + 5 mm
t ≥ 2 d + 5 mm 1,1d + 5 + 0,9 mm
c = 1,8d = d1
a. e 1 ≥ 2d
e2 ≥ 1½d
mm mudah diambil
t ≥ 3½d
b. e 1 ≥ 2d
e2 ≥ 3/2d
t ≥ 3d
c.
3. Harus cukup rapat
Untu menjaga agar pelat luar tidak terbuka (tetap rapat) sehingga air tidak
mungkin masuk sehingga perlu diperhatikan jarak antara paku keling dengan tepi
pelat. Hal-hal tersebut dapat dilihat pada buku Ir. Loa hal 88-89
Misal
e1 ≤ 3d atau 6δ
e2 ≤ 3d atau 6 δ
Catatan :
2. Dalam suatu baris yg sejajar dengan gaya hanya boleh dipasang 5-6 buah
paku dan kalau perlu lebih harus digunakan baja siku balik/penolong
Misal :
Baut
1. Baut hitam : kelonggaran diameter lubang dan batang baut ± 1 mm biasanya untuk
gedung-gedung).
2. Baut bubut, (baut pas) kelonggarannya < 0,1 mm bahkan teoritis harus tepat.
c. Untuk menjepit bagian-bagian yang akan dibor atau dikeling sehingga bagian-
bagian itu tidak bergerak satu terhadap yang lain saat dikerjakan
digunakan
f. Untuk mengganti paku jika jumlah tebal pelat yang disambungkan besar. Jika
banyak pelat yang harus digabung maka batang paku akan panjang dan dalam
keadaan merah pijar saat pengelingan akan mudah membengkok (dengan adanya
selisih diameter 1 mm) sehingga pembentukan kepala penutup yang baik tidak
mungkin lagi. Karena itu diganti baut dengan batangnya berbentuk KONIS.
Alat-alat pembantu baut
1. Pisau/lereng pelat
Untuk memberikan dasar yang horizontal pada baut agar dapat diputar kencang
2. Pelat penjepit
3. Baut kait tanpa harus melubangi flens tetapi daya dukungnya tidak terlampau
besar
Baut Mutu Tinggi
Baut yang paling banyak digunakan biasanya A 325 dan A 490. Bentuk kepalanya segi
enam dan tertulis tanda baut diatasnya. Ada tiga tipe dari baut ini yaitu :
* = simbol pabrik
* = simbol pabrik
* = simbol pabrik
Baut Hitam
Dibuat dari baja karbon rendah sesuai dengan standar ASTM – 307. Biasa dipakai
untuk struktur ringan seperti gording, rangaka batang yang kecil. Ada dua jenis yaitu:
Baut yang tidak diulir penuh (ulir tidak ada pada bidang geser)
Baut yang diulir penuh (ulir baut berada pada bidang geser)
Pada kepala baut biasanya ditulis kode seperti 4 . 6 ; 4 . 8 dst. Arti dari 4 . 6 adalah
tegangan leleh minimum dari baut tersebut adalah : 4 x 6 x 100 = 2400 kg/cm 2. Jika
Diameter nominal adalah diameter yang tercantum pada nama perdagangan untuk
baut tersebut ; misalnya baut M12 artinya diameter nominal baut tersebut adalah 12
mm.
Untuk baut tidak diulir penuh dn adalah diameter terluar dari batang baut
dn
Untuk baut yang diulir penuh dk adalah diameter dalam dari batang baut tersebut
dk
Baut hitam yang sering digunakan adalah seperti yang ada pada tabel baja untuk baut
dn
Abaut = ¼ πdn2
dk dn
Daya pikul/kekuatan (N) satu baut dan tegangan ijin untuk baut
N1 geser = Abaut x 0,6 σijin = ¼ πdn2 x 0,6 σijin (untuk baut tidak diulir penuh)
N1 geser = Abaut x 0,6 σijin = ¼ πds2 x 0,6 σijin (untuk baut diulir penuh)
Selain kekuatan geser kita juga meninjau kekuatan (Ntp) tumpu dari baut
Ntp = d . s . σtp
penyambung
Jumlah baut maksimum dalam satu baris = 5 buah (PPBBI pasal 8.2.2)
Jarak antara sumbu baut paling luar dengan ujung bagian pelat yang disambung = s 1
Jarak antara baris baut yang satu dengan baris yang lain = u
1,2d ≤ u1 ≤ 3d atau 6t
Contoh soal
Mutu dan pelat yang digunakan adalah Bj 37. diameter baut 16 mm, baut tidak diulir
Berapa jumlah baut, jarak baut dan lebar pelat jika gaya P sebesar 12 ton?
Penyelesaian
karena jumlah baut lebih dari 5 maka kita harus pakai 2 baris baut
u1 dipilih 3 cm
4 cm ≤ u ≤ 11,2 atau 14 cm
u dipilih 6 cm
P = 20 ton , mutu pelat dan baut adalah Bj 37 diameter baut 16 mm, baut diulir penuh
Penyelesaian
Dari dua perhitungan diatas dipilih terkecil sebagai kekuatan baut yaitu 2826 kg
Jarak baut :
Coba s1 = 4 cm dan u1 = s1 = 4 cm
Diameter baut 19 mm, baut tak diulir penuh. Tebal pelat masing-masing 10 mm. Mutu
baut 4 . 6 dan mutu baja Bj 37. Berapakah gaya P maksimum yang boleh bekerja pada
Penyelesaian
Anetto = 30 . 1 – 3 . 2 . 1 = 24 cm2
Efisiensi sambungan
Jika tidak ada sambungan maka gaya yang dapat dipikul pelat
16332
Sehingga efisiensi sambungan adalah = .100% = 34,03%
48000
4. Diketahui sambungan pelat seperti pada gambar di bawah ini :
Tiap baut dianggap memindah gaya yang sama besar, dari pelat utama ke pelat
mm, pelat yang disambung 16 mm. Mutu baja 4 . 6 dan mutu pelat Bj 37. Berapa P
Penyelesaian
Gaya pada pelat adalah P. Tiap baut diasumsikan memikul gaya sebesar 1/6P
sehingga
Gaya tarik P = 40 ton bekerja pada titik berat profil dobel tsb. Baut M19 tidak diulir
Jika eksentrisitas gaya terhadap lokasi baut diabaikan maka berapa jumlah baut
yang diperlukan ?
Penyelesaian
Ntumpuan = d . s . σtp
= 2 . 1 . 2400 = 4800 kg
Syarat maksimum baut dalam 1 baris = 5 sehingga ada dua baris masing-masing 5
dan 4
Jarak baut :
Ambil u1 = 5 cm ; ambil u = 6 cm
Ternyata lebar flens siku lebih kecil daripada 2u1 + u = 2 . 5 + 6 = 16 cm, untuk itu
perlu adanya siku tambahan misalnya dipasang siku 75.75.7 (ukuran profil
Jika eksentrisitas gaya diabaikan maka gaya P dipikul oleh 9 baut yang ada
4(10)
y= = 4,44 cm
9
Statis momen terhadap deret baut sebelah kiri
Akibat Momen M
M .Y
Kx =
( X 2 Y 2 )
M .X
Ky =
( X 2 Y 2 )
Dari tabel diatas terlihat baut yang memikul gaya paling besar adalah baut
= K9 / 2 . (¼ . π . d2)
= / 2 . (¼ . π . 22)
= kg/cm2 ≤ kg/cm2
= kg/cm2 ≤ kg/cm2
6. Diketahui sambungan balok INP 30 dengan kolom memikul beban/gaya lintang 10
Penyelesaian
Momen 6 tm yang ada bisa digantikan dengan kopel yang bekerja pada badan profil T
M
Gaya kopel yang terjadi = ; h = tinggi profil INP
h
6 x 10 5
=
30
= 20000 kg
Gaya kopel tsb dipikul oleh 8 baut diameter 19 mm sehingga tiap baut memikul
2500 kg
Kekuatan 1 baut :
*dari dua nilai yang ada diambil yang terkecil yaitu = 2722 kg
Gaya yang bekerja pada baut (2500 kg) < kekuatan 1 baut (2722 kg) ……………Ok
M
Gaya kopel yang terjadi = h = jarak lengan momen
h
6 x 10 5
= = 19293 kg
31,1
Gaya kopel tsb dipikul oleh 8 baut diameter 19 mm sehingga tiap baut memikul
2411,6 kg
Gaya yg bekerja pada baut (2411,6 kg) < kekuatan 1 baut (3175,5 kg) ..........Ok
Baut diameter 25 mm
Gaya lintang D = 10 ton dipindahkan ke titik berat pola baut shg timbul momen
M = 10 x 5 = 50 ton
50 x 1000
Akibat momen KX = 6250 kg
8
10 x 1000
Akibat lintang KY = 5000 kg
2
= 8004 kg
Kekuatan 1 baut
Untuk kekuatan baut Ok, tetapi pelat di sekitar baut akan meleleh karena nilai
Pemecahannya : jumlah baut diperbanyak shg gaya yang bekerja pada baut
Gaya lintang D = 10 ton dipikul oleh 4 baut diameter 25 mm, masing2 2500 kg
Kekuatan 1 baut :
Gaya yg bekerja pada baut (2500 kg) < kekuatan 1 baut (4712 kg) ...............Ok
7. Diketahui dua buah profil baja CNP 24 dihubungkan dengan pelat yg tebalnya 10
Tersedia dua pola baut yaitu poloa I dan pola II seperti gambar di bawah. Pada
konstruksi tersebut bekerja gaya P yg sama besar dan berlawanan arah. Mutu
baja dan baut sama yaitu Fe 360 (Bj 37 dg σijin = 1600 kg/cm2)
tsb?
Penyelesaian
Gaya P dipindahkan ke titik berat pola baut shg timbul momen sebesar :
r = 7 2 3,6 2
Gaya P dipindahkan ke titik berat pola baut shg timbul momen sebesar :
dari pada pola I, dg besar momen yg sama tiap baut pada pola II memikul beban
Kekuatan baut :
ds = ¼ . (dn + 3dk)
1,048 P = 4281,5 kg
P = 4085,4 kg
Jadi P maksimum yg dapat dipikul konstruksi tsb (pola II) adalah 4085,4 kg
Pelemahan adalah akibat dari lubang paku (baut) yang terpotong. Dalam hal ini perlu
P
F
Fnetto = Fbruto – Fperlemahan
tekan
P P
tekan
P P
Selama jarak antara baris paku yang siku atas gaya memenuhi persyaratan jarak-
jarak berhubung harus kuat /rapat maka pelemahan dianggap sebagai lubang jumlah
Bila di satu potongan paku putus maka seluruh sambungan akan putus
b. Sambungan berpotong ganda/dobel
Bila di dua potongan batang paku putus maka seluruh sambungan akan putus
4. Luas penampang
a. Terhadap geser
b. Terhadap tumpuan
σ = N/F N=σ.F
a. Terhadap geser
b. Terhadap tumpuan
Ntp = d . S . 2σ
6. Momen pada sambungan berpotong dobel dapat saling menghapus sehingga
perputaran itu tidak ada. Jadi jika tidak terpaksa benar sambungan sebaikny
adalah dobel.
1. Tegangan-tegangan yang diijinkan untuk baut hitam labih keci yaitu 0,6 dan
tp 1,5
2. Jika pada paku dalam perhitungan senantiasa diameter lubang, untuk baut diambil
diameter batang
3. Baut mempunyai diameter inti dari uliran. Pada pembebanan tidak berpengaruh
Catatan :
Contoh Soal
Suatu batang yang terdiri dari 2L45.45.5 dengan P(tarik) 9 ton, harus disambungkan
pada suatu pelat dengan tebal 8 mm dengan menggunakan alat sambung. Tegangan
a. Paku keling
b. Baut bubut
Penyelesaian
8 mm
Tegangan-tegangan
a. Paku keling
Diameter paku keling = 2 x tebal rata-rata pelat yang disambungkan
58
=2x = 13 mm
2
Diameter lubang = 13 + 1 = 14 mm (1 mm untuk memudahkan pemasukan paku
Untuk baja siku dengan siku dan 35 s.d 100 mm, baris paku diambil, terhitung dari
sisi yang tegak sebesar nilai lebar sisi dinaikkan ke terdekat dibagi dua, jadi
45 5
= 25 mm L2 = 45 – 25
2
= 20 mm ≥ 3/2d (syarat)
= 20 mm ≥ 21 mm
= ¼ π (1,4)2 . 2. 1120
= 3400 kg
Ntp = d . s . σ tp
= 3150 kg
(Untuk s harus dipilih yang terkecil diantara tebal pelat tengah atau tebal pelat
Ngeser > Ntp sehingga Ntp yang menentukan jumlah paku yang dibutuhkan
P 9000
n= 2,86 ∞ 3 buah paku
Ntp 3150
Gambar
e1 t t e1
25
20 = e2
8 mm
e1= 2d = 2 . 1,4 = 2,8 cm = 28 mm
b. Baut bubut t = 3d = 3 . 1,4 = 4,2 cm = 42 mm
e2= 20 mm
Diambil diameter ½” = 1,27 cm ∞ 13 mm
Sehingga pengontrolan terhadap e2 tidak perlu
Jumlah baut
N geser = ¼ πd2 . 2.
= ¼ π (1,27)2 . 2. 1120
= 2830 kg
Ntp = d . s . σ tp
= 2850 kg
Jumlah baut
P 9000
n= 3,2 ∞ 4 buah baut
Ngeser 2830
Gambar
e1 t t e1
25
e2
8 mm
N
σtarik =
Abruto
sbb:
N
σrata-rata = 0,75 ijin
Anetto
Alubang = d1 . tebal
d1 = diameter lubang
s 2 .t
Pot. b-b Anetto = Abruto – 2. Alubang +
4.u
Dari ketiga nilai Anetto yang ada diambil yang terkecil
Ada tiga potongan dari gambar diatas yaitu pot. a-a, pot. b-b, pot. c-c. Tiap potongan
s12 .t s 2 .t
Pot. b-b (1, 3, 2) Anetto = Abruto – 3. Alubang + 1
4.u1 4.u 2
s12 .t s 22 .t
Pot. c-c (1, 3, 4) Anetto = Abruto – 3. Alubang +
4.u ` 4.u 2
Syarat PPBBI Anetto = 85% . Abruto
Ada dua potongan dari gambar diatas yaitu pot. a-a dan pot. b-b. Tiap potongan kita
s 2 .t s 2 .t
Pot. b-b (2, 4, 6) Anetto = Abruto – 3. Alubang +
4.u1 4.u 2
dimana u2 = gb + ga - t
Contoh Soal
1. Diketahui sambungan pelat ke pelat buhul, diameter lubang 23 mm. Mutu baja Bj
37 (σ ijin = 1600 kg/cm2). Berapakah besar gaya tarik N yan dapat dipikul oleh
sambungan tersebut?
Penyelesaian
10 2 .2
Anet= 64 – 5(4,6) + 4 ( ) = 74,33
4 .6
cm2
10 2 .2 10 2 .2
Anet = 64 – 4(4,6) + ( 0 ) = 62,30 cm2
4.6 4.6
Pot d-d (1, 4, 6)
10 2 .2 5 2 .2
Anet = 64 – 3(4,6) + ( ) = 60,60 cm2
4 .6 4.6
Syarat PPBBI
Dari hasil perhitungan yang ada diambil nilai terkecil yaitu 50,2 cm2
N
σtjd = 0,75 ijin
Anetto
N
= 0,75 . 1600
50,2
N = 60240 kg
2. Diketahui profil siku 120.120.13 digunakan sebagai batang tarik. Letak lubang
seperti pada gambar berikut. Diameter lubang 23 mm. Luas profil 29,7 cm2.
Pot a-a (1 , 5)
Pot b-b
s 2 .t s 2 .t
Anet = Aprofil – 3. Alubang +
4.u1` 4.u 2
7 2 .1,3 7 2 .1,3
= 29,7 – 3(2,3 . 1,3) + = 25,21 cm2
4 .6 4.8,7
Syarat PPBBI
Dari hasil perhitungan yang ada diambil nilai terkecil yaitu 23,72 cm2
3. Tentukan besar gaya tarik N untuk profil dobel siku 120.120.15. Jika diameter
Penyelesaian
Pot a-a (3 , 5)
s 2 .t
Anet = Aprofil – 3. Alubang +
4.u1`
5 2 .1,5
= 33,9 – 3(2,0 . 1,5) + = 27,24 cm2
4.4
5 2 .1,5 5 2 .1,5
= 33,9 – 3(2,0 . 1,5) + = 28,10 cm2
4.4 4.11
Syarat PPBBI
Dari hasil perhitungan yang ada diambil nilai terkecil yaitu 27,24 cm 2 untuk satu
N
σtjd = 0,75 ijin
Anetto
N
= 0,75 . 1600
54,48
N = 65376 kg
4. Tentukan gaya normal tarik yang diijinkan untuk profil kanal C16 yang disambung
ke pelat buhul (tebal 12 mm) dengan perantaraan baut diameter 16 mm. Mutu
Penyelesaian
= 2407,5 mm2
= 24 cm2
= 1,2 cm2
3(7,5 2 .0,75)
Anet = 24 – 4 . 1,2 + = 23,42 cm2
4.7,5
Syarat PPBBI
Dari hasil perhitungan yang ada diambil nilai terkecil yaitu Anetto = 19,2 cm2
N
σ yg tjd = 0,75 ijin
Anetto
N
= 0,75 . 1600
19,2
N = 23040 kg
N = 23,04 ton
5. Tentukan profil dobel siku untuk memikul gaya tarik sebesar 80 ton diameter
baut 22 mm. Panjang batang 4,5 m dan jumlah lubang dalam satu baris 4 buah.
Penyelesaian
Kontrol
Pot a-a (1 , 2)
Syarat PPBBI
N
σ yg tjd = 0,75 ijin
Anetto
80000
= 0,75 . 1600
66,2
Kontrol
Pot a-a (1 , 2)
Syarat PPBBI
N
σ yg tjd = 0,75 ijin
Anetto
80000
= 0,75 . 1600
76,2
6. Rangka batang seperti gambar berikut, batang BE terdiri atas dobel siku
100.75.7 (Abruto = 11,9 cm2). Jumlah baris dari baut = 1 dan jumlah baut dalam
satu baris = 3 buah . Diameter baut 19 mm. Mutu baja Bj 52 (Fe 510). Apakah BE
Penyelesaian
∑MB = 0
∑MA = 0
Kontrol
∑V = 0
RA + R B = ∑P
tg α = 3 / 4,5
α = 33,69o ∑V = 0
= -42,82 ton
∑H = 0
BE + BH cos 33,69 = 0
= 35,63 ton
N
σ yg tjd = 0,75 ijin
Anetto
= 0,75 . 1600
23,20
Batang BE dengan dobel siku 100.75.7 cukup kuat untuk memikul beban yang ada