Anda di halaman 1dari 2

Calon Penghuni Surga

Suatu ketika para sahabat duduk bersama Nabi di depan sebuah masjid. Sedang asyik
bercengkrama sambil bercakap-cakap, Nabi tiba-tiba berkata,”Yang akan lewat ini nanti adalah
calon penghuni surga!” Para sahabat penasaran siapa gerangan calon penghuni surga itu? Tak
lama kemudian seorang lelaki yang berpakaian sederhana lewat di depan Nabi dan para sahabat
sambil menenteng terompahnya. Lelaki ini tidak tampak istimewa, penampilannya sama dengan
jama’ah masjid biasa.

Keesokan harinya Nabi dan para sahabat sedang duduk di depan masjid sambil bercakap-cakap
seperti biasa. Tiba-tiba Nabi kembali berkata,”Yang lewat ini nanti adalah calon penghuni
surga!” Para sahabat pun kembali dibuat penasaran sambil melongok ke kanan ke kiri siapa
gerangan orang yang beruntung itu? Ternyata lelaki yang sama lewat di depan Nabi dan para
sahabat sambil menjinjing terompahnya. Ali tak tahan dengan rasa penasarannya, ia memutuskan
untuk membuntuti lelaki tersebut ikut pulang ke rumahnya. Tiba di rumah si fulan, Ali kemudian
berkunjung dan bersilaturahmi. Ia pun bercakap-cakap sejenak dengan lelaki itu, namun tak ada
yang istimewa dengan lelaki itu. Hingga menjelang malam, tak satu pun keistimewaan yang
dapat dilihat oleh sahabat Ali dalam diri lelaki itu.

Ali memutuskan untuk ikut menginap di rumah si fulan, setelah memperoleh ijin pemilik rumah
tentunya. Saat malam tiba, Ali bangun untuk menegakkan sholat malam beberapa malam.
Sejenak kemudian ia menengok pemilik rumah si fulan. Ah ia tak bangun dari tidurnya, hanya
saja tiap kali ia menggeser tubuhnya di atas dipan selalu ia ucapkan Allah, allah. Demikianlah
beberapa hari Ali menginap di rumah si fulan untuk mengetahui apa keistimewaan calon
penghuni surga ini.

Keesokan harinya Ali berpamitan kepada si lelaki dan pulang ke rumahnya. Saat di masjid ia
merenung, apa kelebihan lelaki itu sehingga ia dijanjikan masuk surga, sedangkan sholatnya
seperti sholat para sahabat tak lebih. Sholat sunnah juga dalam takaran yang biasa, sholat sunnat
qobliyah dan ba’diyah sholat wajib, tak lebih. Hingga akhirnya Ali tak tahan untuk menanyakan
masalah ini kepada Nabi. “Wahai Nabi apakah kelebihan orang ini hingga ia dijanjikan masuk
surga sedangkan ibadahnya saya lihat biasa-biasa saja?” Nabi pun tersenyum seraya berkata,”
Orang ini tidak menyimpan dendam dalam hatinya, tidak pula kebencian kepada orang lain.
Hatinya bersih dari noda hawa dan nafsu amarah, iri hati, dendam dan hasad. Hati yang bersih
itulah yang menghantarkan ia masuk ke surga!”

Subhanallah maha suci Allah yang mengangkat derajat orang-orang yang berhati bersih.
Melihat Yang Tidak Ada…
Hari ini Alief kecil anak ku menangis keras , ternyata dia baru saja kehilangan uang Rp.10.000,-

Dia menangis sedih sejadi-jadinya….. kemudian istriku menghampirinya…


“ Kaka Alief Kenapa menangis “ Tanya istriku
“ Uang kaka Alief yang Ayah kasih Rp.10.000,- hilang bunda…” Kata alief sambil terisak-isak..
“ yaa sudah nggak usah nangis ….ini bunda ganti Rp.10.000,- yaah…kata istriku sambil
menyerahkan selembar uang Rp.10.000,-…” tapi di luar dugaan ternyata Alief kecilku menangis
lebih keras..??
“ loh kenapa kaka Alief masih nangis ? “ Tanya istriku
“ Kalau nggak hilang harusnya uang kaka jadi Rp.20.000,- “ kata Alief sambil menangis.

Lalu Aku ikut menghampiri alief ..” ya sudah ka alief ini ayah kasih Rp.30.000,- lebih besar dari
uang yang hilang tadi …”

Tapi si alief tetap menangis …


“ kenapa kok masih nangis ka alief ?” tanyaku heran
“ ayah …Kalau tidak hilang uang kaka kan jadi Rp 50.000,-“ kata alief sambil menyeka air
matanya.

Aku pun tersenyum dan menggendong dia …” yaa biarpun di kasih berapa saja ..kaka akan
nangis terus deeh “

HIKMAH :

Dalam kenyataan hidup , banyak orang yang bersikap seperti anak ku ALIEF …..dia hanya
melihat apa yang tidak ada, apa yang kurang dan tidak melihat BAHWA DIA SUDAH
MEMILIKI BANYAK HAL….
SIFAT MANUSIA SELALU MERASA KURANG…PADAHAL NIKMAT ALLAH SUDAH
BANYAK KITA TERIMA

yaa Allah, jadikanlah kami orang yang banyak bersyukur kepadaMu, banyak berdzikir
kepadaMu, banyak beribadah kepadaMu, mentaati Mu, amat tenang bersamaMu dan benar-benar
kembali dan bertobat kepadaMu (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi

Anda mungkin juga menyukai