Anda di halaman 1dari 4

APA ITU "BAROKAH"

✔Barokah adalah kata yg diinginkan oleh hampir semua hamba yg beriman, karenanya orang
akan mendapat limpahan kebaikan dalam hidup.

Barokah bukanlah cukup & mencukupi saja, tapi barokah ialah ketaatanmu kepada ‫ هللا‬dg
segala keadaan yg ada, baik berlimpah atau sebaliknya.

Barokah itu: "albarokatu tuziidukum fi thoah" ~ barokah menambah taatmu kepada ‫هللا‬.

Hidup yg barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi
Ayyub ‫عليه السالم‬, sakitnya menambah taatnya kepada ‫هللا‬.

Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yg umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya
Musa ibn Umair.

Tanah yg barokah itu bukan karena subur & panoramanya indah, karena tanah yg tandus seperti
Makkah punya keutamaan di hadapan ‫ هللا‬tiada yg menandingi.

Makanan barokah itu bukan yg komposisi gizinya lengkap, tapi makanan itu mampu
mendorong pemakannya menjadi lebih taat setelah makan.

📘Ilmu yg barokah itu bukan yg banyak riwayat & catatan kakinya, tapi yg barokah ialah yg
mampu menjadikan seorang meneteskan keringat & darahnya dalam beramal & berjuang untuk
agama ‫هللا‬.

💶Penghasilan barokah juga bukan gaji yg besar & bertambah, tapi sejauh mana ia bisa jadi jalan
rizqi bagi yg lainnya & semakin banyak orang yg terbantu dg penghasilan tersebut.

👬Anak² yg barokah bukanlah saat kecil mereka lucu & imut atau setelah dewasa mereka sukses
bergelar & mempunyai pekerjaan & jabatan hebat, tapi anak yg barokah ialah yg senantiasa taat
kepada Rabb-Nya & kelak di antara mereka ada yg lebih shalih & tak henti²nya mendo'akan
kedua Orang tuanya.

Semoga segala aktifitas kita senantiasa barokah...Aamiin


Wasito Adi

Kisah Nyata atau Dongeng?


-------

Saya akan menceritakan beberapa kisah nyata dan saya jamin Anda akan merasakannnya sebagai
sekedar dongeng. Bukan karena Anda tidak mempercayai saya atau sumber-sumber dari mana
saya memperoleh kisah-kisah nyata itu; namun terutama karena kita hidup di zaman yang jauh
lebih absurd dari dongeng. Atau karena kehidupan kita sudah sedemikian jauh meninggalkan
norma-norma nyata dalam kehidupan kemanusiaan.

Baiklah saya mulai saja. Anda sudah siap mengikuti kisah-kisah saya? Inilah:

1. Suatu hari ada seorang tua miskin datang kepada Syeikh –kalau sekarang mungkin dipanggil
kiai-- Sa’id bin Salim, hendak menyampaikan sesuatu keperluan meminta tolong kepada tokoh
masyarakat yang disegani itu. Seperti laiknya orang yang sudah tua renta, selama berbicara
mengutarakan hajatnya, si orang tua miskin itu bertelekan pada tongkat penopang ketuaannya.
Dan tanpa disadari, ujung tongkatnya itu menghunjam pada kaki syeikh Sa’id hingga berdarah-
darah. Seperti tidak merasakan apa-apa, Syiekh Sa’id terus mendengarkan dengan penuh
perhatian keluhan wong cilik itu.

Demikianlah; ketika orang tua itu sudah mendapatkan dari Syeikh apa yang ia perlukan dan pergi
meninggalkan majlis, orang-orang yang dari tadi memendam keheranan pun serta-merta bertanya
kepada Syeikh Sa’id: “Kenapa Syeikh diam saja, tidak menegur, ketika orang tua tadi
menghunjamkan tongkatnya di kaki Syeikh?”

“Kalian kan tahu sendiri, dia datang kepadaku untuk menyampaikan keperluannya;” jawab
Syeikh Sa’id sambil tersenyum, “Kalau aku mengaduh atau apalagi menegurnya, aku khawatir
dia akan merasa bersalah dan tidak jadi menyampaikan hajatnya.”
Lihatlah. Bukankah kisah di atas bagaikan dongeng saja?! Mana ada pemimpin atau tokoh
masyarakat yang begitu tinggi menempatkan keperluan orang yang memerlukan bantuan dalam
perhatiannya? Kalau pun ada, mungkin untuk menemukannya bagaikan mencari jarum di
tumpukan jerami sekarang ini.

2. Syeikh Hasan Al-Bashari, siapa yang tak mengenal tokoh ulama dan sufi di penghujung abad
pertama ini? Beliau tinggal bertetangga dengan seorang Nasrani. Apartemen si Nasrani di atas
dan beliau di bawah. Bertahun-tahun mereka bertetangga, belum pernah si Nasrani datang
bertandang ke apartemen Syeikh Hasan. Baru ketika Syeikh Hasan jatuh sakit, si Nasrani datang
menjenguk.

Ketika menjenguk itulah, si Nasrani baru tahu betapa sederhana kehidupan Syeikh Hasan yang
sangat terkenal kebesarannya itu. Tapi yang lebih menarik perhatian si Nasrani adalah adanya
sebuah baskom berisi air keruh yang terletak di dekat balai-balai tempat tidur Syeikh Hasan.
Apalagi ketika ada tetesan air jatuh tepat dari atas baskom. Spontan si Nasrani teringat kamar
mandinya di atas. Dengan ragu-ragu si Nasrani pun bertanya: “Syeikh, ini baskom apa?’

“Ah baskom itu, sekedar penampung tiris;” jawab Syeikh wajar-wajar saja, “Setiap kali penuh
baru saya buang.”

“Sudah berapa lama Syeikh melakukan ini?” tanya si Nasrani lagi dengan suara gemetar,
“maksud saya menampung tiris dari atas ini?”

“Ya, kurang-lebih sudah dua puluh tahun;” jawab Syeikh kalem, “jadi sudah terbiasa.”

Mendengar itu, si Nasrani langsung menyatakan syahadat. Mengakui Tuhan dan Rasul-nya
Syeikh Hasan Al-Bashari, Allah swt dan Nabi Muhammad saw.

Seperti dongeng bukan? Dimana kini Anda bisa menjumpai orang yang menjunjung tinggi ajaran
menghormati tetangga seperti Hasan Al-Bashari itu?

3. Datang seseorang melarat kepada sang pemimpin mengeluhkan kondisinya yang sangat lapar.
Sang pemimpin pun bertanya kepada isterinya kalau-kalau ada sesuatu yang dapat disuguhkan
kepada tamunya. Ternyata di rumah sang pemimpin yang ada hanya air. Sang pemimpin pun
bertanya kepada orang-orang di sekelilingnya, “Siapa yang bersedia menjamu tamuku ini?”

“Saya;” kata seseorang. Lalu orang ini pun segera pulang ke rumahnya sendiri membawa
tamunya.
“Saya membawa tamunya pemimpin kita, tolong sediakan makanan untuk menjamunya!”
katanya kepada isterinya.

“Wah, sudah tidak ada makanan lagi, kecuali persiadaan untuk anak-anak kita;” bisik sang isteri.

“Sibukkan mereka;” kata suaminya lirih, “kalau datang waktunya makan, usahakan mereka tidur.
Nanti kalau si tamu akan masuk untuk makan, padamkan lampu dan kita pura-pura ikut makan,
ya!”
Demikianlah keluarga itu menjalankan skenario kepala rumah tangganya. Dan mereka menahan
lapar mereka sendiri hingga pagi.

Esok harinya sebelum laporan, sang pemimpin yang tidak lain adalah Rasulullah saw, sudah
menyambut kepala rumah tangga –seorang shahabat Anshor-- itu dengan tersenyum, sabdanya:
“Allah takjub menyaksikan perlakuan kalian berdua terhadap tamu kalian semalan.”

Anda tahu kisah ini bukan dongeng, karena ini hadis muttafaq ‘alaih yang bersumber dari
shahabat Abu Hurairah r.a. Tapi tetap saja kedengarannya seperti dongeng, bukan ?!

Tiga kisah itu hanyalah sekedar contoh, yang lainnya masih banyak lagi. Anda bisa dengan
mudah menjumpainya di kitab-kitab Anda, di kitab suci Al-Quran, di kitab-kitab Hadis, dan
kitab-kitab salaf pegangan kita yang lain. Hampir semuanya, bila Anda baca, Anda akan merasa
seperti membaca contoh-contoh di atas. Merasa seperti membaca dongeng. Kalau benar
demikian, bukankah ini pertanda bahwa kondisi kehidupan kita –masya Allah!—sudah semakin
jauh saja dengan kondisi ideal seperti yang dicontohkan oleh Salafunaas Shaalihuun, para
pemimpin dan pendahulu kita yang saleh-saleh.

Wallahu a’lam.
----
oleh Kyai Ahmad Mustofa Bisri.
http://www.gusmus.net/gusmus/page.php…

kepada engkau yang menyimpan kesengsaraan dalam kebisuan


kepada engkau yang menangis dalam batin karna dikalahkan diusir ditinggalkan
atau karna sangat susah untuk ketemu dengan yang namanya keadilan
aku ingin bertamu kelubuk hatimu saudara saudaraku
untuk mengajakmu istirahat sejenak
mengendapkan hati dan bernyanyi
mengendapkan hati dan bernyanyi
aku ajak engkau semua untuk menarik nafas sejenak
duduk bersandar atau membaringkan badan
ku aja kau menjernihkan pikiran
untuk menata hati
menemukan kesalahan kesalahan kita semua
untuk tidak kita ulangi lagi
atau meneguhkan kebenaran kebenaran
untuk kita perjuangkan lagi
ayolah rileks
tombo ati iku ono limang perkoro
kapeng pisan moco Qur an sak maknane
kaping pindo sholat wengi lakonono
kaping telu wong kang sholeh kumpulono
kaping papat weteng iro ingkang luwe
kaping limo dzikir wengi ingkang suwe

Anda mungkin juga menyukai