“Talqinilah orang yang akan wafat di antara kalian dengan, “Laa illaaha illallah”.
Barangsiapa yang pada akhir ucapannya, ketika hendak wafat, ‘Laa illaaha
illallaah’, maka ia akan masuk surga suatu masa kelak, kendatipun akan
mengalami sebelum itu musibah yang akan menimpanya.” Perawat muslim dalam
mentalkinkan kalimah laaillallah dapat dilakukan pada pasien muslim menjelang
ajalnya terutama saat pasien akan melepaskan nafasnya yang terakhir sehingga
diupayakan pasien meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
Para ulama berpendapat,” Apabila telah membimbing orang yang akan meninggal
dengan satu bacaan talqin, maka jangan diulangi lagi. Kecuali apabila ia berbicara
dengan bacaan-bacaan atau materi pembicaraan lain. Setelah itu barulah diulang
kembali, agar bacaan La Ilaha Illallha menjadi ucapan terakhir ketika menghadapi
kematian. Para ulama mengarahkan pada pentingnya menjenguk orang sakaratul
maut, untuk mengingatkan, mengasihi, menutup kedua matanya dan memberikan
hak-haknya." (Syarhu An-nawawi Ala Shahih Muslim : 6/458)Ciri-ciri pokok
pasien yang akan melepaskan nafasnya yang terakhir, yaitu :
Artinya : “Apabila kalian mendatangi orang yang sedang sakit atau orang yang
hampir mati, maka hendaklah kalian mengucapkan perkataan yang baik-baik
karena para malaikat mengamini apa yang kalian ucapkan.” Maka perawat harus
berupaya memberikan suport mental agar pasien merasa yakin bahwa Allah Maha
Pengasih dan selalu memberikan yang terbaik buat hambanya, mendoakan dan
menutupkan kedua matanya yang terbuka saat roh terlepas dari jasadnya.
Perawat membimbing pasien agar berbaik sangka kepada Allah SWT, seperti di
dalam hadits Bukhari“ Tidak akan mati masing-masing kecuali dalam keadaan
berbaik sangka kepada Allah SWT.” Hal ini menunjukkan apa yang kita pikirkan
seringkali seperti apa yang terjadi pada kita karena Allah mengikuti perasangka
hambaNya
Memandikan mayat hukumnya adalah fardu kifayah atas muslim lain yang masih
hidup. Artinya, apabila di antara mereka ada yang mengerjakanya, kewajiban itu sudah
terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya karena perintah memandikan mayat itu adalah
kepada umumnya kaum muslim. Namun bagi muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan
walau ia dalam keadaan junub sekalipun, lalu dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh
sedikit pun. Beliau menyuruh agar para syuhada dari Perang Uhud dikuburkan dengan darah
mereka tanpa dimandikan dan disembahyangkan.
Syarat bagi orang yang memandikan jenazah antara lain sebagai berikut:
1. Beragama islam
2. Berakal sehat
3. Sudah baliqh
4. Berniat memandikan jenazah.
5. Jujur dan saleh.
6. Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat dan mampu menutupi
aib si mayat.
Adapun orang yang memiliki hak untuk memandikan jenazah dalam islam antara lain
sebagai berikut:
1. Orang yang utama memandikan dan menghafani jenazah mayat laki-laki adalah orang
yang diwasiatkanya, kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat, muhrimnya, dan
istrinya.
2. Orang utama yang memandikan mayat perempuan adalah ibunya, neneknya, keluarga
terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
3. Untuk mayat anak laki-laki boleh perempuan yang memandikannya dan sebaliknya
untuk mayat anak perempuan boleh laki-laki yang memandikanya. Namun ada
batasan bagi anak perempuan tidak boleh dimandikan oleh ayahnya di atas usia 6
tahun ada juga yang menyebutkan 10 tahun
4. Jika seorang perempuan meninggal, ditengah kaum laki-laki dan tidak memiliki
suami, atau sebaliknya seorang laki-laki meninggal ditengah kaum perempuan dan
tidak mempunyai istri, mayat tersebut tidak dimandikan tetapi cukup ditayamumkan
oleh seorang dari mereka dengan memakai lapis tangan. Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah saw. yang artinya “Jika seorang meninggal ditempat laki-laki dan tidak
ada perempuan lain atau laki-laki meninggal ditempat perempuan-perempuan dan
tidak ada laki-laki selainnya, maka kedua mayat itu ditayamumkan, lalu dikuburkan
karena kedudukanya sama seperti tidak mendapat air.” (H.R Abu Daud dan Baihaqi)
Berikut beberapa cara memandikan jenazah orang muslim yaitu sebagai berikut:
3. Ambil kain penutup dan gantikan baju yang melekat sehingga aurat utamanya tidak
kelihatan.
4. Mandikan jenazah pada tempat tertutup agar tidak terlihat auratnya oleh orang lain.
5. Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran yang ada.
6. Pakai sarung tangan yang masih baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan tekan
perutnya perlahan-lahan dengan tujun untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin
masih ada di dalam perutnya
7. Tinggikan posisi kepala jenazah agar air tidak mengalir kearah kepala dan masuk ke
lubang hidung dan mulut..
8. Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut jenazah, gosok
giginya dan bersihkan hidungnya, kemudian diwudhukan seperti wudhu biasa hendak
shalat
9. Siramkan air ke bagian sebelah kanan dahulu, kemudian baru ke sebelah kiri tubuh
jenazah.
10. Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinnya yang terakhir dicampur
dengan wangi-wangian. Atau bisa juga dengan ditambah daun bidara.
11. Perlakukan jenazah dengan lembut dan hati-hati ketika membalik dan menggosok
anggota tubuhnya karena meskipun sudah meninngal jasad masih bisa merasakan.
12. Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke seluruh tubuhnya itulah yang
wajib.
13. Disunahkan mengulanginya beberapa kali dalam bilangan ganjil seperti 3 atau 5 kali
pengulangan
14. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya, wajib
dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah diatas kafan tidak perlu
diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang najis tersebut.
15. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepaskan dan dibiarkan menjulur ke
belakang, setelah disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan
dikepang kembali.
16. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain atau handuk sehingga tidak
membasahi kain kafannya.
17. Selesai dimandikan, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang tidak mengandung
alkohol, biasanya menggunakan kapur barus.
Catatan :
Jika jenazah yang dimandikan tubuhnya khawatir akan hancur terkena air seperti korban
kebakaran yang jika terkena air akan hancur atau jenazah yang hancur dan jika terkena air
tubuhnya akan hancur boleh ditayamumkan atau cukup dibasuh saja.(HS)
Cara Menyolatkan Jenazah
Sholat jenazah sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, hal itu dikarenakan ketika ada
orang muslim yang meninggal sholat jenazah wajib dilakukan. Kewajiban umat muslim
terhadap muslim yang lainnya yang meninggal salah satunya adalah menyolatkannya.
Ketika ada orang yang meninggal umat muslim lainnya wajib mengucapkan Inna Lillahi
Wa Inna illaihi Raji’un yang artinya adalah sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan
kepada Allah SWT jugalah kami kembali.
Shalat jenazah yang merupakan shalat fardhu kifayah ini menjadi wajib hukumnya karena
menyolatkan mayat yang akan dikuburkan kembali pada Allah.
Semua yang ada di muka bumi ini adalah kepunyaan Allah, nyawa yang ada di tubuh kita
adalah milik Allah dan suatu saat nanti nyawa kita akan kembali kepada pemiliknya yaitu
Allah SWT. Saat nyawa terlepas dari tubuh kita, itu artinya kita telah meninggalkan segala
kehidupan yang ada di dunia, ruh atau nyawa kita telah bersiap menuju ke dunia yang abadi
yaitu alam barzah. Ruh kita berada di alam kubur dan menunggu sampai hari kiamat tiba.
Sholat jenazah adalah sholat yang hukumnya adalah fardhu kifayah dan merupakan sholat
yang dilakukan dengan 4 kali takbir. Fardhu kifayah sendiri artinya wajib dan ditujukan oleh
orang banyak namun jika sebagian orang muslim sudah melakukannya maka kewajiban
tersebut telah gugur bagi muslim yang lainnya. Namun jika seluruh kaum muslimin
meninggalkan sholat jenazah maka kaum muslimin tersebut berdosa.
Hadist yang membahas tentang shiolat jenazah banyak sekali, hal itu dikarenakan pentingnya
sholat jenazah tersbut terhadap orang muslim yang telah meninggal. Berikut ini adalah
beberapa hadist yang membahas tentang sholat jenazah :
HR. Ibnu Majah : Bunyi dari HR. Ibnu Majah adalah “Shalatkanlah mayat-
mayatmu!”.
HR. Tsauban : “Barang siapa menyalati jenazah, maka ia mendapatkan satu qirath.
Jika ia menghadiri penguburannya, maka ia mendapatkan dua qirath. Satu qirath
sama dengan gunung Uhud.”
HR. Abu Hurairah : Bunyi dari hadist ini adalah sebagai berikut ini :
Sholat jenazah ada dua macam atau dua jenis, kaum muslim tentu sudah tahu jenis dari shalat
jenazah tersebut. Berikut ini adalah jenis shalat jenazah yang harus kita ketahui :
Shalat jenazah perempuan memiliki tata cara khusus dan berbeda dari jenazah laki-laki.
Setiap kaum muslimin harus tahu bagaimana caranya melakukan sholat jenazah perempuan.
Hal itu dikarenakan kesalahan dalam melakukan sholat jenazah bisa membuat amalan kurang
sempurna. Oleh sebab itu umat muslim harus tahu seperti apa ilmunya untuk menyalatkan
jenazah perempuan.
Tata cara holat jenazah dibedakan antara jenazah laki-laki dan jenazah perempuan. Yang
harus diperhatikan di sini adalah sholat jenazah berbeda dengan sholat fardhu. Perbedaan itu
diantaranya adalah sholat jenazah tidak menggunakan adzan maupun iqamah, tidak
menggunakan ruku, tidak menggunakan sujud, tidak menggunakan I’tidal dan tidak
menggunakan tahiyat.
Shlat jenazah terdiri dari 4 takbir, oleh sebab itu jika dia tidak paham tentang tata cara sholat
jenazah pada takbir kedua ada orang yang langsung ruku’, takbir ketiga i’tidal dan takbir
yang keempat melakukan sujud. Yang benar adalah 4 takbir tersebut adalah takbiratul ikhram
semua sehingga 4 takbir tetap dilakukan dalam posisi berdiri dan membaca bacaan yang telah
ditentukan.
Berikut ini adalah tata cara sholat jenazah yang harus diketahui :
Niat
Hal pertama yang dilakukan adalah niat. Niat sangatlah penting sebab dari niat lah Allah tahu
apa yang mau kita lakukan. Dari niat pulalah Allah tahu ketulusan dan tekat hamba NYA
dalam melakukan hal tersebut. Yang berbeda adalah niat untuk sholat jenazah laki-laki dan
shalat jenazah perempuan.
Niat juga merupakan syarat syahnya sholat sehingga setiap amalan yang akan dilakukan
harus diawali dengan niat. Berikut ini adalah niat sholat jenazah yang harus diketahui :
ض ال ِكفَايَ ِة َمأ ُمو ًما ِهللِ ت َ َعالَى ِ ص ِلِّى َعلَى َهذَاال َم ِِّي
ٍ ت اَربَ َع ت َك ِب َرا
َ ت فَر َ ُا
Usholli ‘alaa haadzalmayyiti arba’a takbiraatin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi
ta’aala.
Artinya: saya niat shalat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah karena menjadi
makmum karena Allah Ta’ala.
Takbir Pertama
Setelah membaca niat, kita akan melakukan takbir yang pertama. Takbir yang pertama
tersebut kita dianjurkan untuk membaca surat Al-fatihah.
Takbir Kedua
Takbir kedua masih dilakukan dalam posisi berdiri, jangan melakukan sujud sebab dalam
shalat jenazah tidak ada sujud. Pada saat takbir yang kedua ini kita diwajibkan untuk
membaca shalawat Nabi Muhammad SAW. Bunyi shalawat yang lengkap adalah berikut ini:
Bunyi shalawat di atas adalah “Allahumma shalli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa ali muhammad.
kamaa shallaita ‘alaa ibraahiim, wa ‘alaa ali ibraahiim. wabaarik ‘alaa muhammad, wa
‘alaa ali muhammad. kamaa baarakta ‘alaa ibraahiim, wa ‘alaa ali ibraahiim. Fil
‘alaamiina innaka hamiidummajiid”.
Artinya:
“Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW, beserta dengan keluarganya.
Sebagaimana telah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Dan
limpahkanlah berkat atas Nabi Muhammad SAW beserta dengan keluarganya. Sebagaimana
Engkau memberi berkat atas Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Di seluruh alam semesta,
Engkaulah yang Maha Terpuji dan Maha Mulia.
Takbir Ketiga
Takbir ketiga adalah membaca doa khusus jenazah. Pembacaan doa tersebut berbeda
tergantung dengan jenazahnya. Berikut ini adalah doa yang diucapkan berdasarkan dengan
jenazahnya :
Untuk jenazah perempuan bacaan doa yang harus dilafadzkan menggunakan lafadz (haa).
Berikut ini adalah bacaan doa lengkapnya :
Takbir Keempat
Takbir keempat kita akan membaca doa khusus. Berikut ini adlaah bacaan yang harus dibaca
ketika takbir yang keempat :
ُ اَللَّ ُه َّم الَ ت َح ِرمنا َ أَج َرهُ َوالَ ت َف ِتنَا بَعدَهُ َواغ ِفر لَنا َ َولَه
Bunyi dari bacaan tersebut adalah “Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa
ba’dahu waghfir lanaa wa lahu.”
Artinya:
“Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami ( janganlah Engkau
meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi kami fitnah
sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”
Salam
Arti dari bacaan salam adalah “keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu
sekalian.”
Sholat jenazah memiliki syarat syahnya sholat, sehingga jika salah satu syarat tidak terpenuhi
maka sholat terssebut tidak syah atau tidak diterima. Syarat syahnya sholat jenazah sama
dengan sholat fardhu biasa. Berikut ini adalah syarat syahnya sholat jenazah :
Menutup Aurat
Aurat laki-laki dan wanita berbeda. Aurat wanita adalah semua tubuh kecuali tangan dan
muka sehingga saat sholat bagian muka dan tangan saja lah yang tidak ditutupi. Sedangkan
untuk aurat laki-laki adalah bagian di bawah pusar sampai dengan atas lutut. Jika tidak
menutup aurat maka sholat tersebut tidak syah dan tidak dapat diterima oleh Allah SWT.
Yang harus diperhatikan di sini adalah bagi wanita tidak boleh ada sehelai rambut yang
kelihatan sebab jika ada sehelai rambut yang kelihatan sholat tidak akan syah. Selain itu
ketika sujud, bagian mukena tidak boleh menutupi muka sehingga muka bisa menyentuh
lantai atau menyentuh sajadah.
Suci
Syarat syahnya sholat jenazah yang kedua adalah suci. Suci di sini adalah bebas dari hadast
kecil dan bebas dari hadast besar. Kadang banyak umat muslim yang tidak bisa membedakan
apa itu hadast dan apa itu najis. Najis adalah kotoran yang menghalangi syahnya sholat dan
menempel pada pakaian ataupun tempat sholat.
Hadast adalah sesuatu yang menghalangi syahnya sholat dan menempel atau berasal dari
badan manusia. Untuk bisa suci dari hadast kecil umat muslim harus melakukan wudhu
sedangkan untuk bisa suci dari hadast besar kita harus melakukan mandi besar.
Syarat syahnya sholat jenazah yang lainnya adalah suci dari najis. Baik itu najis yang
menempel pada pakaian maupun tempat sholat. Oleh sebab itu setiap muslim yang ingin
melaksanakan sholat sebaiknya memperhatikan pakaiannya dan juga tempat sholat yang akan
digunakan. Apakah di pakaiannya atau di tempat sholat yang akan digunakan terdapat najis.
Menghadap Kiblat
Sholat jenazah juga seharusnya menghadap kiblat. Sholat tidak boleh dilakukan dengan
menghadap ke selain kiblat.
Syarat syahnya shalat jenazah adalah jenazah harus sudah disucikan atau dimandikan. Jika
jenazah belum dimandikan maka sholat jenazah belum bisa dimulai. Barulah ketika sudah
dimandikan serta sudah dikafani maka jenazah siap untuk dishalatkan.
Jenazah yang akan disholatkan sebaiknya dihadapkan kiblat atau diletakkan di depan orang
yang mensholatinya. Untuk sholat gaib, jenazah tidak perlu diletakkan di depan orang yang
mensholatinya.
Sunnat shalat jenazah adalah jika dilakukan bisa menambah pahala bagi orang yang
melaksanakan sunnat shalat tersebut. Berikut ini adalah sunnat sholat jenazah yang harus
diperhatikan bagi umat muslim yang harus diketahui :
Takbir yang dilakukan pada shalat jenazah memiliki bacaan masing-masing. Disunatkan
ketika takbiratul ikhram sebanyak 4 kali disunahkan untuk mengangat tangan. Hal itu
dikarenakan di dalam sholat jenazah tidak ada ruku dan gerakan setelahnya.
Suara Di Rendahkan
Dalam melakukan sholat jenazah baik suara makmum maupun suara imam sebaiknya
dilirihkan. Oleh sebab itu tidak ada imam yang membaca tiap-tiap bacaan takbir dengan suara
keras atau jar.
Membaca Ta’Awuz
Banyak Makmum
Sholat jenazah akan banyak pahalanya jika banyak makmum atau banyak orang yang
melakukannya.
Banyak Shaf
Ketika ada orang muslim yang meninggal kemudian dishalatkan oleh orang muslim lainnya
banyaknya shaf untuk menyalatkan jenazah tersebut adalah 3 shaf.
Ketika salam diucapkan, makmum tidak lantas pergi begitu saja. Namun ada amalan berupa
doa setelah shalat jenazah yang harus dibaca oleh makmum. Berikut ini adalah doa setelah
shalat jenazah selesai dilalukan :
َ اَللِّ ُه َّم اغ ِفر ِل َحيِِّنَا َو َم ِِّيتِنَا َوشَا ِه ِدنَا َوغَائِبِنَا َوذَك َِرنَا َواُنثَانَا َو
ص ِغيرنَا َو َكبِيرنَا
ُّ َجاوز َعنهُ َولَ ِقِّ ِه االَمنَ َوالبُشرى َوالك ََرا َمةَ َو
الزلفى ِب َرح َمتِكَ يَا اَر َح َم َ اَللِّ ُه َّم اِن َكانَ ُمح ِسنًا فَ ِزد فِى اِح
َ سانِه َواِن َكانَ ُمسيئًا فَت
َاحمين
ِ الر َّ
Setelah membahas doa yang diucapkan ketika shalat jenazah, ada baiknya kita mengetahui
ilmu dalam islam untuk menjadi imam shalat jenazah. Imam memiliki beban mental yang
berat dan harus memiliki ilmu yang cukup tentang shalat jenazah. Hal itu juga dikarenakan
makmum yang ada bersamanya menjadi tanggung jawabnya, sehingga jika imam melakukan
kesalahan dosanya akan berat sekali.
Selain itu yang harus diperhatikan adalah posisi imam tersebut. Alasannya adalah posisi
jenazah perempuan dengan jenazah laki-laki berbeda. Berikut ini adalah posisi imam yang
benar ketika menyalatkan jenazah :
Jenazah laki-laki ; Jika jenazahnya adalah laki-laki maka posisi imam adalah berdiri
tepat di bagian belakang kepalanya si jenazah. Lalu kita bisa meletakkan kepala
jenazah di sebelah kiri imam.
Jenazah perempuan ; Jika jenazahnya perempuan maka imam tepat berdiri di
belakang pinggang jenazah tersebut, posisi kepala jenazah tepat diletakkan d sebelah
kanan sang imam.
Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah siapakan yang berhak menjadi iman?, apakah semua
bisa menjadi imam shalat jenazah?. Ternyata tidak semua yang hadir dalam shalat jenazah
bisa menjadi imam, namun hanya orang tertentu saja yang bisa menjadi imam shalat orang
tersebut adalah berikut ini :
1. Ayah jenazah.
2. Kakek, ayah dari ayahnya jenazah.
3. Anak laki-laki jenazah.
4. Cucu laki-laki dari anak laki-laki jenazah.
5. Saudara kandung laki-laki jenazah.
6. Saudara laki-laki yang seayah dengan jenazah.
7. Keponakan berjenis kelamin laki-laki dari saudara laki-laki sekandung jenazah.
8. Paman saudara yang sekandung dari ayah jenazah.
9. Paman saudara yang seayah dengan jenazah.
10. Keponakan berjenis kelamin laki-laki yang masih saudara dan sekandung dengan
jenazah.
11. Sepupu atau anak dari paman yang masih saudara kandung dengan jenazah.
12. Sepupu yang merupakan anak dari paman yang seayah dengan jenazah.
13. Tuan yang pernah memberikan kemerdekaan bagi si jenazah.
14. Sultan maupun presiden.
15. Kerabat berjenis kelamin laki-laki dan bukan menjadi ahli waris. Yang seperti ini
didahulukan yang hubungan kekerabatannya lebih dekat dengan jenazah misalnya
kakak ayah dari jenazah. Setelah itu cucu laki-laki dari anak perempuan jenazah.
16. Suami jenazah.
17. Selain saudara dan kerabat jenazah. Sehingga jika orang lain ingin menjadi imam
namun masih ada sanak atau saudara yang belum menjadi imam sebaiknya
didahulukan sanak atau saudara tersebut. Sebab selain kerabat berada di urutan yang
paling bawah sendiri.
Catatan Penting Saat Sholat Jenazah
Ada beberapa catatn penting yang harus diperhatikan ketika shalat jenazah dilakukan. Catatan
ini tidak boleh disepelekan sebab sangat penting. Berikut ini adalah catatan yang harus
diperhatikan ketika mensholati jenazah :
Bagi umat muslim yang tertinggal dalam melaksanakan shalat jenazah ada baiknya dia masuk
ke dalam shaf shalat dan masuk bersama imam pada bagian shalat jenazah yang tersisa. Jika
imam telah mengakhiri dengan salam, hendaknya dia menjalankan takbir yang tertinggal
sesuai dengan tatacara shalat jenazah dan harus syar’i. Jika orang tersebut khawatir jenazah
akan diangkatkan, dia bisa melakukan takbir secara berturut-turut. Maksud berturt-turut di
sini adalah tanpa adanya pemisah di antara takbirnya dan diakhiri dengan salam.
Jenazah sudah diangkatkan
Jika jenazah sudah diangkatkan namun belum dikuburkan atau dimasukkan ke liang lahat, dia
bisa melakukan shalat jenazah dikuburannya. Jika ada orang yang berniat menyalati jenazah
tersebut namun tidak berada di dalam negeri atau berada di daerah yang sama maka dia
dibolehkan untuk melakukan shalat ghaib sesuai dengan tuntunan dan ajaran shalat ghaib.
Niatnya pun adalah niat untuk shalat ghaib.
Wanita mengandung
Jika jenazah yang meninggal adalah wanita yang mengalami keguguran kemudian meninggal
sedangkan usia kandungannya telah mencapai usia 4 bulan bahkan lebih. Maka hukum untuk
menyalati janin tersebut adalah fardhu kifayah.
Sedangkan jika usia janin yang meninggal tersebut kurang dari 4 bulan maka janin tersebut
tidak perlu dishalati. Hal itu dikarenakan saat kandungan berusia 4 bulan atau lebih, Allah
telah meniupkan ruh kepada janin tersebut sehingga janin tersebut sudah memiliki nyawa.
Manfaat yang bisa dirasakan oleh umat muslim yang melaksanakan sholat jenazah adalah
bisa mendapatkan pahala yang besar yaitu sebanyak dua qirath. Dua qirath jika diibaratkan
seperti dua buah gunung yang besar. Seperti bunyi hadist yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah seperti ini,”
”Barangsiapa yang menghadiri jenazah sampai jenazah itu disalati, maka ia mendapatkan
satu qirath. Dan barangsiapa menghadirinya sampai jenazah itu dikuburkan, maka ia
mendapatkan dua qirath. Lalu ada yang bertanya : Apakah dua qirath itu?, Rasulullah pun
menjawab : sama dengan dua gunung yang besar.”
Liang kubur digali dengan dalam pada tanah yang kuat. Tujuan dibuat dalam adalah agar saat
mayit yang membusuk di dalamnya tidak tercium bau jasad dan aman dari gangguan hewan
pemakan bangkai. Selain itu juga menghindari binatang buas dan longsor yang membuat
tergerus oleh aliran air yang mengalir
Bentuk liang kubur adalah berupa lahad yaitu liang yang khusus dibuat di dasar kubur. Lahad
ini menghadap ke kiblat dan berada di pinggir untuk meletakkan jenazah. Liang ini dibuat
khusus di dasar kubur pada bagian tengah.
Idealnya mayit muslim dikubur di tempat penguburan yang memang khusus muslim. Namun
apabila tidak terdapat penguburan muslim dan darurat harus dilakukan penguburan segera,
tidak masalah asalkan tata cara penguburan tetap sesuai muslim.
Waktu penguburan juga perlu untuk diperhatikan. Karena akan berefek kepada para panitia
penguburan dan proses penguburan. Waktu yang tidak disarankan untuk mengubur adalah :
Penutup lubang kubur tentu harus yang kuat dan menggunakan kayu yang kuat juga.
Ditambah juga bambu dan batu untuk menyangga sehingga tanah tidak mudah longsor ke
bawah. Selain itu keranda mayit atau jenazah juga harus tertutup rapat dan sederhana saja.
Dalam islam tidak di syariatkan soal keranda yang mewah apalagi menggunakan berbagai
perhiasan. Karena sejatinya menghadap Allah kembali adalah membawa amalan bukan
membawa harta dunia.
Membawa dan Mengiringi Jenazah ke Kubur
Selain mempersiapkan liang kubur, maka keluarga atau kerabat mayit juga harus
mempersiapkan diri untuk membawa dan mengiringi jenazah. Untuk itu berikut adalah cara
membawa dan mengiri jenazah hingga ke kubur.
Orang orang terdekat, keluarga, dan kerabat dianjurkan untuk ikut mengiring jenazah dari
setelah pemandian menuju ke kuburan. Hal ini adalah proses terakhir keluarga untuk
mendampingi mayit menuju ke tempat berpulang akhirnya. Saat mengiringi jenazah tentu
tidak bersikap sambil senda gurau atau bersuara. Termasuk tidak dianjurkan juga untuk
berzikir atau membaca Al-Quran.
2. Pengiring Jenazah
Pengiring jenazah yang mengantar dengan berjalan kaki berada di sekitar mayit dan yang
menggunakan kendaraan berada di belakang iringan mayit. Jika kendaraan yang lewat, maka
didahulukan untuk jenazah yang lewat. Untuk para pengiring jenazah juga tidak dianjurkan
untuk duduk terlebih dahulu sebelum jenazah diturunkan dari pundak pembawanya.
Saat memasuki kuburan pengiring pun juga harus mengucapkan salam dan melepaskan alas
kaki. Bacaan yang diucapkan adalah “assala-mu „alaikum da-ra qoumin mu‟mini-na wa inn
aissya- allo-hu la-khiqu-n. Allohumma la-takhrimna-ajrohum wala taftinna-badahum”.
Bisa juga membaca “assala-mu „alaikum ahlad diyari minal mu‟mini-na walmuslimin, wa
inna- insya- allo-hu bikum la-khiqu-n. Nasalullo-ha lana wa lakumul „afiyah”
Adanya dua atau tiga orang yang terdekat dari keluarga mayit memasukkan mayit ke dalam
kubur dengan berdiri untuk menerima jenazah yang akan dikuburkan. Keluarga yang
memasukkan diusahakan adalah mereka yang saat malam harinya tidak berjunub. Jenazah
dikuburkan dari arah kaki kubur dan mendahulukan kepala sambil membaca “Bismillahi Wa
Ala Millati Rasulullah” yang artinya “Dengan Nama Allah dan atas agama Rasulullah”.
Khusus untuk jenazah perempuan maka dibentangkan kain di atas liang kubur. Untuk mayit
baik laki laki atau perempuan maka dimiringkan ke sisi kanan dan menghadap kiblat. Tidak
lupa melepas tali-tali dan membuka kain yang menutupi pipi serta jari-jari kaki sehingga bisa
menempel ke tanah.
5. Proses Penutupan Kuburan
Saat proses menutup kuburan maka digunakan dengan papan kayu atau bambu, lempeng,
dengan memberikan rongga yang cukup di lubangnya. Selain itu juga menimbun liang kubur
dengan tanah yang ditinggikan satu jengkal. Setelah selesai maka dipasang juga batu, kayu,
atau bambu pada arah kepala tanpa diberi identitas apapun. Jika sudah selesai, pengiring
jenazah dan para pengantar jenazah dapat menyaksikan penguburan sambil menaburkan
tanah ke atas kuburan sebanyak tiga kali.
Ada beberapa larangan yang berkaitan dengan proses penguburan. Hal-hal ini tentu harus
diperhatikan oleh para pantia dan pengiring jenazah.
Meninggikan timbunan kuburan lebih dari satu jengkal di atas permukaan tanah.
Menembok kuburan dan menjadi bangunan
Menulisi kuburan dengan berbagai tulisan
Duduk di atas Kuburan
Menjadi kuburan sebagai bangunan masjid
Berjalan di atas kuburan tanpa menggunakan alas kaki
Melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menjurus ke arah syirik dan takhayul,
meminta doa pada mayit, dan mistis
Hal-hal tersebut harus diperhatikan dan jangan sampai ketika berziarah dapat menjadikan
seorang muslim terlalu sedih atau terbawa perasaan yang hanyut. Selain itu umat islam juga
bisa mempersiapkan pengetahuan mengenai Hukum ziarah kubur dalam islam , Shalat
Jenazah, dan Adab Ziarah Kubur.