DAN KESEHATAN
Disusun Oleh :
KEDIRI 2024
Islam menganjurkan banyak hal kepada umatnya, termasuk mengingat
kematian. Kematian memang sesuatu yang bukan tujuan dari setiap pasien.
Karena, setiap pasien yang dirawat pasti berharap sembuh, diberikan keringanan
dara sakitnya, sebagaimana perawatan kesehatan yang tujuannya memang untuk
mencapai kesembuhan dan meminimalkan kecacatan. Sehingga tidak setiap
upaya penyembuhan yang di usahakan oleh rumah sakit, agar apabila keadaan ini
terjadi, penghormatan harkat dan martabat manusia secara utuh tetap
diperhatikan dan menjadi dasar pelayanan jenazah di rumah sakit. Maka dari itu
setiap makhluk pasti akan selalu menghadapi kematian. Sebagai sesama umat
muslim sudah seharusnya ikut serta dalam pemula Saraan jenazah yaitu yang
meliputi proses perawatan atau pelayanan jenazah yang dimulai dari memandikan,
mengafani, mensholati, dan terakhir menguburkan jenazah.
ُ(: ب َوالش َها َد ِة فَين َِبئكم ِب َما كنتم ت َع َملونَ )الجمعَة َ ل ِإن ال َموتَ الذِي تَفِرونَ مِ نه فَإِنه ملقِيكم ثم ت َردُّونَ ِإلَى
ِ عال ِِم الغَي
1
Memandikan jenazah merupakan salah satu bentuk kewajiban umat
muslim terhadap sesama umat muslim karena dianggap sebagai perbuatan yang
mulia. Ada peraturan dan syarat yang harus ditegakkan dalam memandikan
jenazah. Saat memandikan jenazah harus diberikan perhatian pada pelaksanaan
dan persiapannya. Memandikan jenazah dapat dikatakan sah atau terpenuhi
syarat wajibnya apabila kotoran jenazah sudah diyakini bersih maka baru
kemudian diratakan air ke seluruh tubuhnya dengan air yang suci dan mensucikan.
Jika airnya merata ke seluruh tubuh dan tubuh sudah bersih, maka ini disebut
ghaslah wahidah (basuhan pertama) dan sah.
2
ada yang mewajibkan dengan syarat sudah lebih dari empat bulan dalam
kandungan, dan kriteria lain yang menunjukkan bayi dianggap pernah hidup.
3. Ada Fisik
Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Ulama Hanafiah berpendapat
bahwa minimal batas minimal dikatakan ada fisiknya jika yang tersisa lebih dari
50%, atau jika tidak, minimal bagian dada keatas dan kepala masih ada. Ulama
Maliki menghendaki adabya 2/3 fisik yang masih tersisa. Sebaliknya, mayoritas
juhmur Ulama Syafiyyah dan Hanabirah berpendapat bahwa jika apapun
fisiknya yang masih tersisa maka wajib dimandikan.
4. Bukan Mati Syahid
Ada dua macam mati syahid yaitu ada yang syahid karena perang fi sabilillah,
dan ada pula yang syahid bukan karena perang. Pembahasan ini, syahid yang
dimaksud pada yaitu syahid di medan perang. Jika mati syahid karena perang
tidak perlu dimandikan. Namun, segera dikuburkan dengan pakaian lengkap
yang dikenakan saat perang tersebut. Sedangkan syahid non-perang perlu
untuk dimandikan, namun Rasulullah SAW secara tegas menyatakan bahwa
mereka yang syahid seperti, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan
rumahnya, mati tenggelam, mati terbakar, mati terkena wabah penyakit, dan
lain-lain, mereka tetap perlu dimandikan.
3
yang memandikan untuk memandang aurat mayat dan memegangnya kecuali
dengan lapis kain atau sarung tangan. Berikut langkah-langkah memandikan
jenazah, antara lain :
لِل تَعَالَى
ِ ِ ن ََويت الغس َل ِل َه ِذ ِه ال َم ِيت َ ِة
2. Siapkan satu kain untuk menutupi tangan jenazah dan dua kain lainnya untuk
bagian tubuh jenazah yang lain.
3. Posisikan jenazah ke arah kiblat dan di area tempat mandi dengan kepala dan
dada dengan posisi lebih tinggi agar air dapat mengalir.
4. Siramkan air secara merata kemudian basuhlah tubuh jenazah dari ujung
kepala sampai ujung kaki dengan air bersih. Siram dari sisi kanan, lalu sisi kiri
sebanyak tiga kali.
5. Bersihkan bagian lubang-lubang seperti lubang hidung, telinga, celah ketiak,
celah jari kaki dan tangan serta rambutnya.
6. Hilangkan kotoran pada bagian depan dan belakang jenazah. Caranya, tekan
perlahan perut jenazah untuk mengeluarkan isinya. Jika ada yang keluar dari
perutnya, siram dengan air secukupnya untuk menghilangkan bau tak sedap.
Usap anus dan kubrunya dengan salah satu kain (istinja).
7. Memiringkan jenazah ke kiri dan siram bagian lambung kanan sebelah
belakang, kemudian memiringkan jenazah ke kanan dan basuh bagian
lambung kirinya sebelah belakang.
8. Kemudian wudhukan jenazah, setelah itu siram sebanyak jumlah ganjil dengan
air kapur barus atau cendana. Dalam hadist diriwayatkan sebagai berikut :
4
علَينَا َرسول
َ ي هللا عنها قالت دخل
َ ض َ عن أَم
ِ عطِ ية َر َ عن م َحمد َ عن أَي
َ ُّوب َ حدثنا م َحمد حدثنا عبد الوهاب النقفِي
َ علَي ِه َو
سل َم َونَحن نَفسِل ابنته فقال الغسلتها ثالثا أو خمسا أو أكثر من ذلك بماء وسدر َ صلى هللا ِ
َ ّللا
كافورا فَإِذَا فَ َرغَان فَاذِننِي فَلَما فرغنا اذناه فألقى إلينا حقوه فقال أشعرتها إياه فقال أبوب
ً واجعلن في اآلخرة
َ وحدثتني حفصة بمثل حديث محمد وكان في حديث خفضة المسلتها وترا وكان فيه ثالثا أَو خَمسًا أَو
سبعًا
َو َكانَ فِي ِه أَنه قَا َل اب َدءوا ِب َميامِ نها ومواضع الوضوء منها وكان فيه أن أم عطية قالت ومشطناها ثالثة قرون
( ) رواه البخاري
5
kain. Batas minimum kafan yaitu setu helai kain yang dapat menutupi seluruh
badannya kecuali pada jenazah yang meninggal saat ihram di kota suci. Hukum
menkafani jenazah yaitu fardhu kifayah jika sudah meninggal dan tidak syahid.
Dalam hadist diriwayatkan sebagai berikut :
ا جر نا سع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم كلتمس وجه هللا فوقع اجرنا على هللا فمنا من ما ت لم يا كل من اجره شأ
منهم مصعب ابن عمير قتل يوم احد فلم نجد ما لكفته اال بر دة اذا غطينا بها رأسه خرجت رجاله و اذا غطينا بها
رجليه حرج را سه فأمرنا ا لنبي صلى هللا عليه وسلم ان نغطي رأسه و ان نجعل على رجليه من اال ذخر
Faktanya, jumlah kain kafan untuk laki-laki ada 3 lapis, dan untuk wanita 5
lapis. Kain yang dianjutkan berwarna putih dan diberikan wewanguan. Lebih baik
memiliki jumlah kafan lebih dari satu helai dalam jumlah ganjil. Sunah mengkafani
jenazah yaitu kain denan bahan yang bagus namun tidak terlalu mewah. Jenazah
yang syahid dikafani dengan kain yang menempel pada saat dia meninggal
dengan segala darahnya sekalipun. Namun jika mengenakan pakaian besi atau
kulit maka sebaiknya dilepaskan.
(ي
ُّ َار َ سحولِية مِ ن كرسف لَي
ِ س فِي ِهن قَمِ يص َو َال ِع َما َمة ) َر َواه البخ َ ض ِ سل َم َكفَنَ فِي ث َ َالث َ ِة أَث َوا
ِ ب يَ َمانِيَة بِي َ علَي ِه َو
َ هللا
Artinya : Dari 'Aisyah r.a., bahwa Rasulullah Saw (saat wafat) dikafani jasadnya
dengan 3 (tiga) helai kain yang sangat putih, terbuat dari katun dari negeri Yaman,
dan tidak dikenakan padanya baju dan serban (tutup kepala). (HR. Bukhari)
1. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar
dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
6
2. Angkatlah jenazah yang sudah dimandikan dalam keadaan tertutup dengan
kain dan letakkan diatas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
3. Tutuplah dengan kapas lubang-lubang seperti hidung, telinga, mulut, kubul dan
dubur yang mungkin masih mengeluarkan kotoran.
4. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar
sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar demi selembar dengan
cara yang lembut.
5. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain kafan tiga
atau lima ikatan.
6. Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat maka tutup
bagian kepala dan bagian kaki yang terbuka boleh ditutup dengan daun kayu,
rumput atau kertas. Jika seandainya tidak ada kain kafan kecuali sekedar
menutup auratnya saja, maka tutuplah dengan apa saja yang ada.
7
pada umumnya karena tidak ada rukuk atau sujud, dan tidak didahului dengan
adzan atau iqamah. Imam pada pelaksanaan shalat jenazah berdiri di depan
kepala jenazah laki-laki, sedangkan imam berdiri di tengah-tengah jenazah
perempuan. Shalat jenazah tidak hanya dilakukan oleh para laki-laki tetapi
perempuan juga dapat berpartisipasi dalam sholat jenazah. Jika terlambat bisa
mengulangi shalat jenazah. Salat jenazah termasuk wajib harus dilakukan dengan
berdiri, karena tergolong sholat fardhu. Namun jika tidak mampu berdiri, boleh
melaksanakan shalat jenazah sambil duduk yang sesuai dengan ketentuan shalat
lima waktu. Shalat jenazah dapat dilakukan meskipun jenazah berada di tempat
yang jauh (sholat ghaib). Selain itu, perbedaan bacaan juga terlihat ketika niat
shalat jenazah laki-laki dan perempuan. Berikut ini langkah-langkah shalat jenazah
laki-laki dan perempuan serta cara membacanya :
1. Membaca niat
لِل تَعَالَى ِ ِعلَى ٰهذَا الـ َمي
ِ ٰ ِ ت فَرضًا َ ص ِلي
َ أ
Ushalli ‘alâ hâdzal mayyiti fardlan lillâhi ta’âlâ.
Artinya : Aku niat shalat atas jenazah (laki-laki) ini fardhu karena Allah ta’âlâ.
لِل تَعَالَى
ِ ٰ ِ علَى ٰه ِذ ِه الـ َم ِيت َ ِة فَرضًا
َ ص ِلي
َ أ
Artinya : Aku niat shalat atas jenazah (perempuan) ini fardhu karena Allah
ta’âlâ.
َ علَى
سيِ ِدن َا م َحمد َ اَللٰهم
َ ص ِل
ِيم
َ سيِ ِدنَا ِإب َراه
َ آل ِ علَى
َ َو،ِيم َ علَى
َ سيِ ِدنَا ِإب َراه َ سيِ ِدنَا م َحمد َك َما
َ َصليت َ آل ِ علَى َ علَى
َ َو،سيِ ِدن َا م َحمد َ اَللٰهم
َ ص ِل
،ِيم
َ سيِ ِدن َا إِب َراه ِ علَى
َ آل َ َو،ِيم َ علَى
َ سيِ ِدنَا إِب َراه َ َ َك َما ب،سيِ ِدن َا م َحمد
َ َاركت ِ َوعَلَى،سيِ ِدنَا م َحمد
َ آل َ علَى َ َوبَ ِارك
فِي العَالَمِ ينَ إِنكَ َحمِ يد َم ِجيد
8
‘alâ sayyidinâ Muhammad, wa ‘alâ âli sayyidinâ Muhammad, kamâ bârakta ‘alâ
sayyidina Ibrâhîm wa ‘alâ âli sayyidinâ Ibrâhîm fil ‘âlamîna innaka hamîdun
majîd.
َ َون َِق ِه مِ ن،ِ َواغسِله بِال َماءِ َوالثلجِ َوالبَ َرد، َو َوسِع َمد َخلَه، َوأَك ِرم نزلَه،عنه َ عافِ ِه َواعف َ اَللٰهم اغفِر لَه َوار َحمه َو
َوزَ و ًجا خَي ًرا مِ ن،ِ َواَه ًال خَي ًرا مِ ن اَه ِله،ِارا خَي ًرا مِ ن َد ِارهً َوأَبدِله َد،ض مِ نَ الدن َِس
َ َب ال َبيَ ال َخطَايَا َك َما نَقَيتَ الثو
ِ زَ و ِج ِه وأَدخِ له ال َجنةَ َوأَعِذه مِ ن عَذَا
ِ ب القَب ِر َو مِ ن عَذَا
ب الن ِار
،ِج َوالبَ َردِ َواغسِل َها بِال َماءِ َوالثل، َو َوسِع َمد َخل َ َها، َوأَك ِرم نزلَ َها،عن َها َ اَللٰهم اغفِر لَها َوار َحم َها َو
َ عافِ َها َواعف
، َواَه ًال خَي ًرا مِ ن اَه ِل َها،ارا خَي ًرا مِ ن َد ِارهَا ً َوأَبدِل َها َد،ض مِ َن الدن َِس
َ َب الَبي َ َون َِق َها مِ نَ ال َخ
َ طاي َا َك َما نَقَيتَ الثو
ِ عذَا
ب الن ِار َ َوزَ و ًجا خَي ًرا مِ ن زَ و ِج َها وأَدخِ ل َها ال َجنةَ َوأَعِذهَا مِ ن
ِ عذَا
َ ب القَب ِر َو مِ ن
9
khathâyâ kamâ naqaita ats-tsauba al-abyadh minad danasi, wa abdilhâ dâran
khairan min dârihâ wa ahlan khairan min ahlihâ wa zaujan khairan min zaujihâ
wa adkhilhâ al-jannata wa a’idzhâ min ‘adzâbil qabri wa min adzâbinnâr.
َحرمنا أَج َره والت َفتِنا بَع َده َواغفِر لَنَا َولَه
ِ اَللٰهم الت
Artinya : Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah
(cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.
اَللٰهم ال َ ت َح ِرمنَا أَج َرهَا َوال َ ت َفتِنا بَعدَهَا َواغفِر لَن َا َولَ َها
Artinya : Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah
(cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.
6. Terakhir membaca salam dengan menoleh kekan dan kekiri diiringi pelepasan
tangan mulai dari tangan kanan dan juga tangan kiri
10
kapan saja namun terdapat beberapa waktu yang sebaiknya dihindari yaitu,
pertama, matahari baru saja terbit, tunggu sampai meninggi. Kedua, matahari saat
berada di tengah-tengah atau saat panas terik yang menyengat/saat waktu dzuhur
tiba, sampai condong ke barat. Ketiga, saat matahari hampir terbenam hingga
terbenam sempurna. Berikut langkah-langkah menguburkan jenazah :
11
12. Rasulullah SAW melarang agar tidak membuat bangunan di atas kuburan
seperti diberi semen, marmer, atau batu pualam yang harganya mahal.
َُ ض ِه الذِي َماتَ فِي ِه لَعَنَ ّللا َ صلى ّللا عَلَي ِه َو
ِ سل َم قَا َل فِي َم َر َ ِ ع ِن النبِي َ عن َها
َ ي ّللا
َ ض ِ شةَ َر
َ ِعائَ ن
ور أَنبِيَائِ ِهم َمس ِجدًا قَالَت َولَو َالذَالِكَ َلَب َرزوا قَب َره غَي َر أَنِي
َ ارى اتخَذوا قب َ ص َ اليَهو َد َوالن
ِ أَخشَىأَنيت َخذَ َمس ِجد) َر َواه البخ
(َاري
Artinya : Dari 'Aisyah r.a. bahwa Nabi Saw. bersabda ketika Beliau sakit yang
membawa kepada kematiannya: "Allah melaknat orang-orang Yahudi dan
Nasrani, disebabkan mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai
masjid." 'Aisyah r.a. berkata. "Kalau bukan karena sabda Beliau tersebut, tentu
sudah mereka pindahkan kubur beliau (dari dalam rumahnya), namun aku
tetap khawatir nantinya akan dijadikan masjid" (H.R. Bukhari)
12
Perawatan Jenazah di Kamar Jenazah
13
jenazah tentang penanganan bagi jenazah yang meninggal, petugas
memperbolehkan jika ada saudara jenazah yang ingin melihat prosesnya tetapi
hanya 1-2 perwakilan dan tidak lupa menggunakan APD. Berikut langkah-langkah
yang dilakukan yaitu petugas terlebih dahulu membersihkan tangan, berwudu jika
jenazah muslim, dan petugas juga menggunakan APD. Letakkan jenazah di meja
pemandian; berikan perawatan luka pada jenazah jika jenazah tersebut adalah
korban kecelakaan atau bencana; lepaskan tali ikatan, penutup mata, telinga dan
juga pakaian yang melekat pada jenazah; kemudian mandikan jenazah; pindahkan
jenazah ke meja tempat untuk mengkafani setelah selesai dimandikan; kemudian
lakukan perawatan jenazah dengan balut jenazah menggunakan plastik pertama
jika diperlukan, kemudian balut jenazah dengan kain kafan. Tidak diperbolehkan
menyuntik pengawet dan tidak dibalsem.
14
DAFTAR PUSTAKA
15