FIQIH IBADAH
BAB JANAIZ
ANGGOTA:
1. MUHAMMAD AKMAL SETIAWAN(01031382025169)
2. MUHAMMAD SALMAN HAFIZ(01031382025180)
3. MUHAMMAD HORIKO FADILAH(01031382025045)
4. M. RIFIQI FARUMI(01031382025173)
5. SYAFIQ AKBAR(01031382025202)
6. SELIA BERLIANI AZWAR(01031382025149)
Gayung,Baskom,dan
haSmpoo Kapur Barus
Air
SELANJUTNYA
Gunting
TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH
Langkah-langkah memandikan jenazah ini menjadi bagian dari tata
cara memandikan jenazah perempuan dan laki-laki. Berikut
tahapnya,
a. Periksa kuku jenazah, apabila panjang sebaiknya dipotong
sehingga ukurannya normal.
b. Periksa rambut ketiak, jika panjang sebaiknya dicukur terlebih
dulu. Untuk rambut kemaluan tidak perlu diperiksa atau dicukur.
c. Selanjutnya, kepala jenazah diangkat sampai setengah duduk a. Untuk jenazah laki-laki:
kemudian perutnya ditekan sehingga semua kotoran keluar dari 1.) Laki-laki yang masih ada hubungan keluarga
tubuh. dengan jenazah misal kakak, adik, keluarga, atau
d. Seluruh tubuh jenazah disiram sehingga kotoran yang keluar dari kakek
perut tidak ada yang menempel di tubuh. 2.) Istri
e. Kemaluan dan dubur juga harus dibersihkan sehingga tidak ada
kotoran yang menempel di bagian tersebut. 3.) Laki-laki yang tidak ada hubungan kekerabatan
f. Saat membersihkan kemaluan dan dubur sebaiknya menggunakan
sarung tangan supaya tidak menyentuh langsung area privat tersebut. 4.) Perempuan yang masih muhrim
g. Setelah kotoran dalam perut sudah bersih, tahap selanjutnya
adalah membasuh tubuh korban bagian kanan terlebih dulu mulai
b. Untuk jenazah perempuan:
dari kepala, leher, dada, perut, paha, hingga kaki paling ujung. 1.) Suami
h. Ketika membasuh, bagian tubuh juga harus digosok perlahan
dengan handuk halus. 2.) Perempuan yang masih ada hubungan keluarga
i. Jika sudah selesai, orang yang memandikan dapat membantu dengan jenazah misal kakak, adik, keluarga, atau
jenazah wudhu seperti ketika akan sholat. Namun tidak perlu nenek
memasukkan air ke hidung dan mulut, cukup dengan membasahi
3.) Perempuan yang tidak ada hubungan kekerabatan
bagian tersebut dengan kain atau sarung tangan. Selanjutnya bibir,
gigi, dan kedua lubang hidung jenazah harus dibersihkan. 4.) Laki-laki yang masih muhrim
j. Jenggot dan rambut jenazah harus dicuci dengan air yang
dicampur daun bidara, yang sisanya bisa digunakan membasuh 5.) Niat memandikan jenazah
tubuh jenazah.
k. Jika sudah selesai, tubuh jenazah dikeringkan dengan handuk dan
B. MENGKAFANI JENAZAH
SYARAT KAIN KAFAN UNTUK MENGKAFANI JENAZAH
Berikut adalah jenis dan syarat kain kafan untuk mengkafani jenazah yang benar:
1. Kain kafan dibeli dari harta yang meninggal
Kain kafan untuk mengkafani jenazah diutamakan dibeli dari harta orang yang meninggal. Begitu pula semua biaya pengurusan jenazah
lebih diutamakan diambil dari harta jenazah saat masih hidup daripada untuk membayar hutangnya. Hal ini sesuai dengan pendapat jumhur
ulama.
5. Salam
Yakni mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri sebagaimana sholat-
sholat lainnya.
TATA CARA MENGUBURKAN JENAZAH
PERSIAPAN LUBANG KUBUR UNTUK JENAZAH
• Lubang Harus Dalam. Kedalaman lubang kubur itu setinggi orang yang berdiri di dalam dengan tangan melambai ke
atas. Kemudian lebar dengan ukuran satu dzira atau satu hasta lebih satu jengkal, setara 50 centimeter.
• Bentuk Lubang. Buatlah panjang yang cukup untuk jenazah, tentu melebihi tinggi badannya.Apabila tanahnya keras,
disunahkan untuk membuat liang lahat di dalam lubang kubur. kemudian ditutup menggunakan batu pipih atau
papan kayu. Lalu urug dengan tanah. supaya tanahnya tidak runtuh menimpa jenazah.Sedangkan bila tanahnya
gembur, disunahkan untuk membuat semacam lubang lagi di dasar kubur dengan ukuran dapat menampung jenazah.
Jenazah diletakkan pada lubang tersebut, kemudian bagian atasnya ditutup dengan batu pipih atau papan kayu, lalu
diurug dengan tanah.
• Menguburkan di Pemakaman Muslim. Alangkah baiknya bila seorang musim yang meninggal, dikuburkan di
pemakaman khusus muslim. Apabila tidak ada, serta waktu menguburkan jenazah yang harus dilakukan segera
dianggap tidak masalah. Selama proses penguburannya masih sesuai syariat Islam.
• Waktu Menguburkan Jenazah. Mengenai waktu menguburkan jenazah perlu diperhatikan pula, karena bisa
berdampak pada proses pemakaman serta ketersediaan warga yang membantu menguburkan. Beberapa waktu yang
sebaiknya dihindari ketika menguburkan jenazah:
Mengiringi dengan Khusyuk. Ketika mengiringi jenazah ke pemakaman, sebaiknya dilakukan dengan khusyuk dan
khidmat tidak diselingi dengan bercanda. Sebagai hari terakhir bagi keluarga, kerabat, tetangga, serta teman mendampingi
jenazah menuju peristirahatan terakhirnya. Selain menjaga ucapan duniawi yang kurang penting, sebaiknya
memperbanyak shalawat Nabi dan memikirkan tentang kematian.
Adab Pengiring Jenazah. Apabila diiringi dengan berjalan kaki, maka berjalanlah di sekitar keranda. Sementara ketika
mengiringi jenazah dengan kendaraan, tentunya mobil jenazah berada paling depan diikuti rombongan yang lain.
Adab Masuk Kuburan. Para pelayat dan pengiring jenazah tidak dianjurkan untuk duduk sebelum jenazah diturunkan dari
para pembawanya. Adab selanjutnya, membaca salam seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW :
ASSALAMU ALAIKUM YA AHLAD DIYAR MINAL MUKMININ WA MUSLIMIN,WA INNA INSYA ALLAHU BIKUM LA
HIQUN, NASALULLAHI LANA WALAKUMUL 'AFYAH.
Artinya: " Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan
orang-orang Islam. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian.
Memasukkan Jenazah ke Lubang Kubur. Bagi jenazah perempuan, dikhususkan untuk membentangkan kain di atas
lubang kubur. Ketika memasukkan jenazah ke dalam lubang, yang melakukan sebaiknya dua atau tiga orang laki-laki
yang paling dekat dengan keluarga jenazah semasa hidupnya. Selain itu orang-orang yang memasukkan jenazah,
diusahakan oleh mereka yang ketika malam harinya tidak junub. Cara meletakkan jenazah dengan mendahulukan kepala,
kemudian meluruskan kakinya.
Posisi Jenazah. Posisi jenazah di dalam lubang kubur, wajib dimiringkan ke sebelah kanan atau menghadap arah
kiblat. Jika jenazah tidak dihadapkan ke arah kiblat namun terlanjur diurug tanah, maka harus menggali lagi
dan menghadapkan jenazah ke arah kiblat. Setelah jenazah diletakkan secara perlahan di dasar lubang,
disunahkan untuk melepas ikatan talinya, dimulai dari kepala dan membuka kain, pipi serta jari-jari kaki harus
menempel pada tanah. Wilayah Indonesia, arah kiblatnya cenderung ke barat. Sehingga posisi kepala selalu di
utara. Bila posisi kepala ada di sebelah selatan, maka untuk menghadapkannya ke arah kiblat harus memiringkan
tubuh jenazah ke sisi kiri.
PENGUBURAN JENAZAH
1. Memperdalam lubang kubur, supaya tidak tercium bau jenazah dan tidak dimakan oleh binatang pemakan
bangkai.
2. Meletakkan jenazah di tepi lubang atau liang kubur sebelah kiblat, lalu ditaruh papan kayu atau
semacamnya dengan posisi agak miring, supaya jenazah tidak langsung tertimpa tanah.
3. Kemudian di atasnya ditaruh semacam bata posisi mendatar untuk menahan tanah timbunan, sehingga
tidak mengenai jenazah langsung. Khusus kondisi tanah gembur seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
4. Meletakkan jenazah dengan memasukkan kepala jenazah dari arah kaki kubur,
5. Letakkan jenazah posisi miring ke kanan menghadap kiblat dengan menopang tubuh menggunakan batu
atau papan kayu, supaya jenazah tidak kembali terlentang.
6. Para ulama menyarankan untuk meletakkan tanah di bawah pipi jenazah sebelah kanan setelah kain kafan
dan semua tali dibuka, pipi menempel langsung ke tanah.
7. Ketika memasukkan jenazah ke liang kubur dan meletakkannya
8. Khusus jenazah perempuan, disarankan untuk membentangkan kain di atas kuburnya pada waktu
dimasukkan ke liang kubur. Sedangkan untuk mayat laki-laki tidak dianjurkan.
9. Jenazah perempuan sebaiknya yang mengurus adalah laki-laki yang tidak dalam keadaan junub atau tidak
menyetubuhi istri mereka pada malam sebelumnya.
10.Setelah jenazah diletakkan di lubang kubur, disarankan untuk menaburkan tanah tiga kali dari arah kepala
mayit, baru kemudian ditimbuni tanah.
11.Membaca doa setelah selesai menguburkan jenazah(Next slide)