Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 1

FIQIH IBADAH
BAB JANAIZ
ANGGOTA:
1. MUHAMMAD AKMAL SETIAWAN(01031382025169)
2. MUHAMMAD SALMAN HAFIZ(01031382025180)
3. MUHAMMAD HORIKO FADILAH(01031382025045)
4. M. RIFIQI FARUMI(01031382025173)
5. SYAFIQ AKBAR(01031382025202)
6. SELIA BERLIANI AZWAR(01031382025149)

FAKULTAS/JURUSAN: EKONOMI/AKUNTANSI KAMPUS PALEMBANG


MATA KULIAH: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM B
DOSEN PENGAMPU: DRS. ABDURRAHMAN MPK
FIQIH IBADAH BAB JANAIZ

Secara bahasa kata fiqih dapat


diartikan al-Ilm, artinya ilmu, dan
al-fahm, artinya pemahaman. Jadi
fiqih dapat diartikan ilmu yang
mendalam.

Secara istilah fiqih adalah ilmu


yang menerangkan tentang hukum-
hukum syar’i yang berkaitan
dengan perbuatan-perbuatan para
mukalaf yang dikeluarkan dari
dalil-dalilnya yang terperinci.
Sementara itu ibadah secara
bahasa ada tiga makna; (1)
ta’at (‫لطاعة‬44‫( ;)ا‬2) tunduk
(‫لخضوع‬44‫( ;)ا‬3) hina (‫ل ّذل‬44‫ ;)ا‬dan
(‫لتنسّك‬44‫ )ا‬pengabdian. Jadi
ibadah itu merupakan bentuk
ketaatan, ketundukan, dan
pengabdian kepada Allah Dari dua pengertian tersebut jika
digabungkan, maka Fiqih Ibadah
adalah ilmu yang menerangkan
Ibadah dalam arti umum adalah segala
tentang dasar-dasar hukum-
perbuatan orang Islam yang halal hukum syar’i khususnya dalam
yang dilaksanakan dengan niat ibadah khas seperti meliputi
ibadah. Sedangkan ibadah dalam arti thaharah, shalat, zakat, shaum,
yang khusus adalah perbuatan ibadah hajji, kurban, aqiqah dan
yang dilaksanakan dengan tata cara sebagainya yang kesemuanya itu
yang telah ditetapkan oleh Rasulullah ditujukan sebagai rasa bentuk
Saw. Ibadah dalam arti yang khusus
ketundukan dan harapan untuk
ini meliputi Thaharah, Shalat, Zakat,
Shaum, Hajji, Kurban, Aqiqah Nadzar
mecapai ridla Allah.
dan Kifarat.
TATA CARA MENJEGUK ORANG SAKIT

1. Pilih Waktu yang tepat. 2. Berpakaian Rapi dan


Sopan. 3. Perhatikan
Ketenangan Pasien

4. Duduk di Dekat Pasien 5. Jangan Memberondong 6. Tidak Menakut-


dengan Pertanyaan nakuti Pasien
SELANJUTNYA

7. Bawa Buah Tangan 8. Hindari Menjenguk Terlalu 9. Jangan


Lama Membandingkan
Penyakit Lain

10. Berikan semangat


kepada keluarga pasien
TAKZIAH

Takziah adalah salah satu


kewajiban seorang Secara bahasa takziah artinya
muslim terhadap orang menguatkan.
yang meninggal. Bahkan,
Rasulullah saw Sedangkan secara istilah adalah
menyebutnya sebagai menganjurkan seseorang untuk
salah satu hak bagi orang bersabar atas beban musibah
yang meninggal dunia. yang menimpanya,
Artinya, ketika ada mengingatkan dosanya meratap,
seseorang yang mendoakan ampunan bagi
meninggal dunia, jenazah mayit dan dari orang yang
tersebut masih memiliki tertimpa musibah dari pedihnya
hak untuk mendapat musibah.
penghormatan dari orang
yang masih hidup.
HUKUM DAN ADAB BERTAKZIAH

Hukum Melaksanakan Takziah


Adab – Adab Bertakziah
Tidak ada perbedaan pendapat dikalangan para Saat Anda berniat untuk melaksanakan takziah, perlu
ulama bahwasanya hukum bertakziah kepada diketahui bahwa agama islam sejatinya telah mengatur
orang yang tertimpa musibah adalah sunah dan dengan baik seperti apa atau bagaimana cara kita
memperlakukan orang yang akan kita takziahkan.
merupakan hak muslim yang satu terhadap Berikut ini adab takziah, diantaranya :
muslim yang lain. Takziah bertujuan untuk
menghibur keluarga yang di tinggalkan agar Adab takziah yang pertama dilakukan dengan ikhlas
untuk mengharapkan ridha Allah swt.
tabah dan bersabar atas cobaan. Di samping itu
juga memberikan bantuan moril dan material 1. Berpakaian sopan dan menutup aurat
kepada keluarga yang terkena musibah. Hal ini
2. Bertingkah laku dan berperilaku sopan
sesuai dengan hadis Rasul Allah. Artinya:
3. Memberi bantuan kepada keluarga jenazah, baik
“Hak seorang muslim terhadap muslim yang bantuan moril maupun material
lain ada enam: Jika engkau menjumpainya 4. Memberikan nasihat kepada keluarga jenazah agar
maka berilah salam kepadanya, jika dia tabah, sabar dan meningkatkan iman kepada Allah swt
mengundangmu maka datangilah, jika ia
5.. Mengikuti salat jenazah dan mendoakannya agar
meminta nasihat kepadamu maka nasihatilah mendapatkan ampunan dari allah dari segala dosanya
dia, jika dia bersin dan memuji Allah maka
doakanlah dia, jika dia sakit maka jenguklah, 6. Ikut mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman
untuk menyaksikan penguburannya
dia jika dia meninggal maka iringkan–lah.”
(HR.Al-Bukhari)
A. MEMANDIKAN JENAZAH
ALAT MEMANDIKAN JENAZAH

Kapas Sarung Tangan Sabun

Gayung,Baskom,dan
haSmpoo Kapur Barus
Air
SELANJUTNYA

Daun Bidara Masker Parfum

Gunting
TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH
Langkah-langkah memandikan jenazah ini menjadi bagian dari tata
cara memandikan jenazah perempuan dan laki-laki. Berikut
tahapnya,
a. Periksa kuku jenazah, apabila panjang sebaiknya dipotong
sehingga ukurannya normal.
b. Periksa rambut ketiak, jika panjang sebaiknya dicukur terlebih
dulu. Untuk rambut kemaluan tidak perlu diperiksa atau dicukur.
c. Selanjutnya, kepala jenazah diangkat sampai setengah duduk a. Untuk jenazah laki-laki:
kemudian perutnya ditekan sehingga semua kotoran keluar dari 1.) Laki-laki yang masih ada hubungan keluarga
tubuh. dengan jenazah misal kakak, adik, keluarga, atau
d. Seluruh tubuh jenazah disiram sehingga kotoran yang keluar dari kakek
perut tidak ada yang menempel di tubuh. 2.) Istri
e. Kemaluan dan dubur juga harus dibersihkan sehingga tidak ada
kotoran yang menempel di bagian tersebut. 3.) Laki-laki yang tidak ada hubungan kekerabatan
f. Saat membersihkan kemaluan dan dubur sebaiknya menggunakan
sarung tangan supaya tidak menyentuh langsung area privat tersebut. 4.) Perempuan yang masih muhrim
g. Setelah kotoran dalam perut sudah bersih, tahap selanjutnya
adalah membasuh tubuh korban bagian kanan terlebih dulu mulai
b. Untuk jenazah perempuan:
dari kepala, leher, dada, perut, paha, hingga kaki paling ujung. 1.) Suami
h. Ketika membasuh, bagian tubuh juga harus digosok perlahan
dengan handuk halus. 2.) Perempuan yang masih ada hubungan keluarga
i. Jika sudah selesai, orang yang memandikan dapat membantu dengan jenazah misal kakak, adik, keluarga, atau
jenazah wudhu seperti ketika akan sholat. Namun tidak perlu nenek
memasukkan air ke hidung dan mulut, cukup dengan membasahi
3.) Perempuan yang tidak ada hubungan kekerabatan
bagian tersebut dengan kain atau sarung tangan. Selanjutnya bibir,
gigi, dan kedua lubang hidung jenazah harus dibersihkan. 4.) Laki-laki yang masih muhrim
j. Jenggot dan rambut jenazah harus dicuci dengan air yang
dicampur daun bidara, yang sisanya bisa digunakan membasuh 5.) Niat memandikan jenazah
tubuh jenazah.
k. Jika sudah selesai, tubuh jenazah dikeringkan dengan handuk dan
B. MENGKAFANI JENAZAH
SYARAT KAIN KAFAN UNTUK MENGKAFANI JENAZAH

Berikut adalah jenis dan syarat kain kafan untuk mengkafani jenazah yang benar:
1. Kain kafan dibeli dari harta yang meninggal
Kain kafan untuk mengkafani jenazah diutamakan dibeli dari harta orang yang meninggal. Begitu pula semua biaya pengurusan jenazah
lebih diutamakan diambil dari harta jenazah saat masih hidup daripada untuk membayar hutangnya. Hal ini sesuai dengan pendapat jumhur
ulama.

2. Kain kafan tidak harus berwarna putih


Untuk mengkafani jenazah tidak harus menggunakan kain kafan warna putih, karena hukumnya sunnah.

3. Disunnahkan menggunakan tiga helai kain putih


Dikutip dari Harakah Islamiyah, Hasan bin Ahmad Al Kaf dalam kitabnya Taqrirat Al Sadidah menyebutkan minimal jumlah kain kafan.
Disebutkan bisa dengan satu helai kain yang dapat menutupi seluruh tubuh jenazah baik laki-laki maupun perempuan.
Pilihan ini bisa dipakai jika dalam keadaan darurat seperti kain susah didapat. Dalam situasi semacam ini, mengkafani jenazah cukup
dengan satu kain.
Tetapi, apabila dalam keadaan normal di mana kain mudah didapat, dianjurkan untuk menggunakan tiga helai kafan. Ini berlaku baik untuk
jenazah laki-laki maupun perempuan.
Untuk mengkafani jenazah laki-laki bisa langsung menggunakan tiga helai kain tersebut. Tetapi, untuk mengkafani jenazah perempuan, satu
lembar kain digunakan untuk sarung, baju, dan kerudung. Kemudian dikafani dengan dua lembar kain sisanya.

4. Kain kafan untuk jenazah perempuan


Menurut jumhur ulama, mengkafani jenazah perempuan disunnahkan menggunakan 5 helai kain kafan. Namun hadis tentang hal ini lemah.
Karenanya, jumlahnya tidak terikat, boleh hanya 3 helai, namun 5 helai juga lebih utama. Disunnahkan menambahkan sarung, jilbab dan
gamis bagi jenazah perempuan.

5. Jenis kain kafan dan wewangian


Tidak ada ketentuan soal jenis bahan untuk kain kafan. Yang jelas, kain tersebut harus bisa menutupi jenazah dengan bagus dan tidak tipis
sehingga menampakkan kulitnya. Disunnahkan memberi wewangian pada kain kafan.
CARA MENGKAFANI JENAZAH

Cara Mengkafani Jenazah Perempuan


Cara Mengkafani Jenazah Laki-laki
a.) Jika yang meninggal perempuan maka disunnahkan menggunakan
a.) Siapkan tali-tali pengikat kafan secukupnya. Letakkan
lima kain putih. Kelima kain itu berupa satu helai sarung yang menutupi
secara vertikal tepat di bawah kain kafan yang akan menjadi
bagian pusar hingga anggota paling bawah, khimar atau tudung yang
lapis pertama.
menutupi bagian kepala, gamis yang menutupi bagian atas hingga di
bawahnya sarung, dan dua lembar sisanya yang bisa membungkus
b.) Bentangkan kain kafan lapis pertama yang sudah dipotong
seluruh jenazah.
sesuai ukuran jenazah.
b.) Bentangkan 2 lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran
c.) Beri wewangian pada kain kafan lapis pertama.
jenazah. Kemudian letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar
dan kedua lututnya.
d.) Bentangkan kain kafan lapis kedua yang sudah dipotong
sesuai ukuran jenazah.
c.) Persiapkan baju gamis dan kerudung di tempatnya.
e.) Beri wewangian pada kain kafan lapis kedua.
d.) Sediakan 3–5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.
f.) Bentangkan kain kafan lapis ketiga yang sudah dipotong
e.) Sediakan kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya
sesuai ukuran jenazah.
diletakkan pada anggota badan tertentu.
g.) Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga.
f.) Setelah kain kafan siap, lalu angkat dan baringkan jenazah di atas
kain kafan.
h.) Letakkan jenazah di tengah-tengah kain kafan lapis ketiga.
g.) Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat
i.) Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan,
anggota tubuh seperti halnya pada jenazah laki-laki.
kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
h.) Selimutkan kain sarung pada badan jenazah, antara pusar dan kedua
j.) Tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan,
lutut. Pasangkan baju gamis berikut kain kerudung. Untuk yang
kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
rambutnya panjang bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di atas
baju gamis di bagian dada.
k.) Tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan,
kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
i.) Selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari
yang lapisan atas sampai paling bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa
l.) Ikat dengan tali pengikat yang sudah disediakan.
utas tali yang tadi telah disediakan.
MENSHALATKAN JENAZAH
TATA CARA SHOLAT DAN NIAT SHOLAT JENAZAH

Berikut ini tata cara sholat jenazah sesuai dengan urutannya:


1. Takbiratul ihram sambil berniat, lalu baca Surat Al Fatihah
Cara berniat adalah dengan mengingat dalam hati akan sholat jenazah
empat kali takbir terhadap jenazah itu fardhu kifayah.
Adapun yang perlu melafalkan niat, lihat pembahasan lafadz niat pada
Niat Sholat Jenazah.
Setelah takbiratul ihram, letakkan tangan di atas pusar sebagaimana
sholat pada umumnya, lalu membaca surat Al Fatihah.

2. Takbir kedua lalu membaca sholawat


Takbir sambil mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar bahu.
Kemudian kembali meletakkan tangan di atas pusar. Setelah itu
membaca sholawat Nabi.

Sholawat Nabi ini banyak bentuknya, yang paling afdhal adalah


sholawat Ibrahimiyah.

3. Takbir ketiga lalu berdoa untuk jenazah


Membaca takbir sambil mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar
bahu. Lalu kembali meletakkan tangan di atas pusar. Setelah itu
membaca doa untuk jenazah.

4. Takbir keempat lalu berdoa lagi


Sambil mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar bahu, lalu
meletakkan tangan di atas pusar lagi. Lalu berdoa dengan doa untuk
jenazah dan orang-orang yang ia tinggalkan.

5. Salam
Yakni mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri sebagaimana sholat-
sholat lainnya.
TATA CARA MENGUBURKAN JENAZAH
PERSIAPAN LUBANG KUBUR UNTUK JENAZAH

Persiapan lubang kubur untuk jenazah

• Lubang Harus Dalam. Kedalaman lubang kubur itu setinggi orang yang berdiri di dalam dengan tangan melambai ke
atas. Kemudian lebar dengan ukuran satu dzira atau satu hasta lebih satu jengkal, setara 50 centimeter.

• Bentuk Lubang. Buatlah panjang yang cukup untuk jenazah, tentu melebihi tinggi badannya.Apabila tanahnya keras,
disunahkan untuk membuat liang lahat di dalam lubang kubur. kemudian ditutup menggunakan batu pipih atau
papan kayu. Lalu urug dengan tanah. supaya tanahnya tidak runtuh menimpa jenazah.Sedangkan bila tanahnya
gembur, disunahkan untuk membuat semacam lubang lagi di dasar kubur dengan ukuran dapat menampung jenazah.
Jenazah diletakkan pada lubang tersebut, kemudian bagian atasnya ditutup dengan batu pipih atau papan kayu, lalu
diurug dengan tanah.

• Menguburkan di Pemakaman Muslim. Alangkah baiknya bila seorang musim yang meninggal, dikuburkan di
pemakaman khusus muslim. Apabila tidak ada, serta waktu menguburkan jenazah yang harus dilakukan segera
dianggap tidak masalah. Selama proses penguburannya masih sesuai syariat Islam.

• Waktu Menguburkan Jenazah. Mengenai waktu menguburkan jenazah perlu diperhatikan pula, karena bisa
berdampak pada proses pemakaman serta ketersediaan warga yang membantu menguburkan. Beberapa waktu yang
sebaiknya dihindari ketika menguburkan jenazah:

1. Matahari terbit hingga naik.

2. Matahari berada di tengah-tengah.

3. Matahari hampir terbenam atau benar-benar terbenam.


 
ADAB MEMBAWA DAN MENGIRINGI JENAZAH

 Mengiringi dengan Khusyuk. Ketika mengiringi jenazah ke pemakaman, sebaiknya dilakukan dengan khusyuk dan
khidmat tidak diselingi dengan bercanda. Sebagai hari terakhir bagi keluarga, kerabat, tetangga, serta teman mendampingi
jenazah menuju peristirahatan terakhirnya. Selain menjaga ucapan duniawi yang kurang penting, sebaiknya
memperbanyak shalawat Nabi dan memikirkan tentang kematian.
 Adab Pengiring Jenazah. Apabila diiringi dengan berjalan kaki, maka berjalanlah di sekitar keranda. Sementara ketika
mengiringi jenazah dengan kendaraan, tentunya mobil jenazah berada paling depan diikuti rombongan yang lain.
 Adab Masuk Kuburan. Para pelayat dan pengiring jenazah tidak dianjurkan untuk duduk sebelum jenazah diturunkan dari
para pembawanya. Adab selanjutnya, membaca salam seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW :
ASSALAMU ALAIKUM YA AHLAD DIYAR MINAL MUKMININ WA MUSLIMIN,WA INNA INSYA ALLAHU BIKUM LA
HIQUN, NASALULLAHI LANA WALAKUMUL 'AFYAH.
Artinya: " Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan
orang-orang Islam. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian.
 Memasukkan Jenazah ke Lubang Kubur. Bagi jenazah perempuan, dikhususkan untuk membentangkan kain di atas
lubang kubur. Ketika memasukkan jenazah ke dalam lubang, yang melakukan sebaiknya dua atau tiga orang laki-laki
yang paling dekat dengan keluarga jenazah semasa hidupnya. Selain itu orang-orang yang memasukkan jenazah,
diusahakan oleh mereka yang ketika malam harinya tidak junub. Cara meletakkan jenazah dengan mendahulukan kepala,
kemudian meluruskan kakinya.
 Posisi Jenazah. Posisi jenazah di dalam lubang kubur, wajib dimiringkan ke sebelah kanan atau menghadap arah
kiblat. Jika jenazah tidak dihadapkan ke arah kiblat namun terlanjur diurug tanah, maka harus menggali lagi
dan menghadapkan jenazah ke arah kiblat. Setelah jenazah diletakkan secara perlahan di dasar lubang,
disunahkan untuk melepas ikatan talinya, dimulai dari kepala dan membuka kain, pipi serta jari-jari kaki harus
menempel pada tanah. Wilayah Indonesia, arah kiblatnya cenderung ke barat. Sehingga posisi kepala selalu di
utara. Bila posisi kepala ada di sebelah selatan, maka untuk menghadapkannya ke arah kiblat harus memiringkan
tubuh jenazah ke sisi kiri.
PENGUBURAN JENAZAH

1. Memperdalam lubang kubur, supaya tidak tercium bau jenazah dan tidak dimakan oleh binatang pemakan
bangkai.
2. Meletakkan jenazah di tepi lubang atau liang kubur sebelah kiblat, lalu ditaruh papan kayu atau
semacamnya dengan posisi agak miring, supaya jenazah tidak langsung tertimpa tanah.
3. Kemudian di atasnya ditaruh semacam bata posisi mendatar untuk menahan tanah timbunan, sehingga
tidak mengenai jenazah langsung. Khusus kondisi tanah gembur seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
4. Meletakkan jenazah dengan memasukkan kepala jenazah dari arah kaki kubur,
5. Letakkan jenazah posisi miring ke kanan menghadap kiblat dengan menopang tubuh menggunakan batu
atau papan kayu, supaya jenazah tidak kembali terlentang.
6. Para ulama menyarankan untuk meletakkan tanah di bawah pipi jenazah sebelah kanan setelah kain kafan
dan semua tali dibuka, pipi menempel langsung ke tanah.
7. Ketika memasukkan jenazah ke liang kubur dan meletakkannya
8. Khusus jenazah perempuan, disarankan untuk membentangkan kain di atas kuburnya pada waktu
dimasukkan ke liang kubur. Sedangkan untuk mayat laki-laki tidak dianjurkan.
9. Jenazah perempuan sebaiknya yang mengurus adalah laki-laki yang tidak dalam keadaan junub atau tidak
menyetubuhi istri mereka pada malam sebelumnya.
10.Setelah jenazah diletakkan di lubang kubur, disarankan untuk menaburkan tanah tiga kali dari arah kepala
mayit, baru kemudian ditimbuni tanah.
11.Membaca doa setelah selesai menguburkan jenazah(Next slide)

Anda mungkin juga menyukai