Anda di halaman 1dari 118

Tuntunan Praktis

Kaifiyat Menghadapi Musibah Sakit


dan Fardhu Kifayah

Pendahuluan
Umat Islam harus meyakini bahwa rujukan
utama dalam beragama Islam adalah Alquran dan as-
Sunnah. Oleh karenanya, segala aktivitas yang
dilakukannya mesti sesuai dengan petunjuk kedua
rujukan tersebut. Salah satu ajaran penting dalam
Islam adalah urusan fardhu kifayah. Hukum fardhu
kifayah itu maksudnya adalah bila sebagian orang
sudah melakukannya sebagian lainnya tidak dikenai
hukum. Namun, jika tidak satupun melaksanakannya,
maka seluruh umat Islam di lingkungannya terkena
hukum, atau berdosa karena meninggalkannya. fardhu
kifayah yang dimaksudkan dalam buku ini adalah
berkenaan dengan urusan meninggalnya seseorang
yang beragama Islam.
Adapun urusannya setelah meninggalnya seseo
rang yang beragama Islam adalah ada empat hal, yaitu
(1) memandikannya, (2) mengkafaninya, (3) mensalat
kannya, dan (4) menguburkannya. Empat hal inilah
yang akan diuraikan dalam buku ini secara praktis
sebagai panduan untuk melaksanakannya. Tentunya,
panduan ini dasarnya adalah Alquran dan as-Sunnah
al-Maqbulah, atau as-Sunnah yang berkualitas sahih
dan hasan.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 1


Bab 1
Menghadapi Musibah Sakit

A. Petunjuk dalam menghadapi musibah sakit


a. Setiap penyakit ada obatnya, oleh karenanya orang
yang beriman wajib berobat manakala anggota tu
buhnya yang sakit.
b. Orang mukmin diperintahkan dalam berobat mesti
dengan obat yang halal bukan yang haram.
c. Musibah berupa penyakit merupakan ujian dari
Allah swt dan Allah swt akan mengampuni kesa
lahan-kesalahannya, jika berlaku ikhlas dan sabar.
d. Dianjurkan untuk mengingat kematian, agar senan
tiasa serius dalam beribadah kepada Allah swt.
e. Pada saat sakit, dianjurkan untuk berdoa kepada
Allah swt untuk kesembuhan dirinya, dengan mele
takkan pada anggota yang saki, sebagai mana doa
yang diajarkan oleh Rasul saw.
Baca 3 X ( )
Selanjutnya baca : ( )
(Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari
penyakit yang aku derita dan aku cemaskan). (H.R.
Muslim).
f. Dianjurkan kepada orang-orang yang mukmin un
tuk mengunjungi saudara atau tentangganya yang
sakit.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 2


g. Pada saat mengunjungi orang yang sakit dianjurkan
untuk mendoakannya dengan doa yang diajarkan
oleh Rasul saw, yaitu:

Artinya:
(Ya Allah Rabb manusia, Zat yang menghilangkan
rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Zat
yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan
melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan
yang tidak menyisakan rasa sakit). (H.R.al-Bukhari).
Atau membaca doa di bawah ini 7X:
.
Artinya: (Aku meminta kepada Allah yang Maha
Agung, Rabb-nya Arsy yang mulia untuk menyembuh
kanmu). H.R.at-Tirmizi.
h. Bagi yang sakit, tidak boleh mengharap mati karena
putus asa, apalagi pihak keluarga. Namun, jika sakit
nya sudah parah, maka Rasul saw mengajarkan doa,
dibaca oleh si sakit doanya yaitu:

.
Artinya:(Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu
baik untukku, dan matikanlah aku jika kematian itu
baik bagiku).H.R.al-Bukhari.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 3
i. Bagi si sakit atau seseorang jika merasa ajalnya
sudah dekat, maka hendaknya memperbanyak doa,
Rasul saw pada saat mendekati ajalnya beliau
senantiasa membaca doa berikut ini.
.
Artinya:
(Ya Allah, tolonglah aku dalam menghadapi sakaratul
maut). H.R.at-Tirmizi.
j. Hendaknya si sakit senantiasa berbaik sangka kepa
da Allah swt atas apa yang telah menimpa nya. Ke
mudian berharap kepada Allah swt untuk meng
hilangkan apa yang telah menim panya. Kemudian
rasa takut kepada Allah swt terhadap dosa-dosa
yang telah dilakukan.
k. Dianjurkan untuk berwasiat tentang sesuatu kebai
kan, jika tentang harta tidak boleh bertentangan de
ngan ketetapan Allah dan Rasul-Nya.
l. Ketika seseorang menghadapi sakaratul maut, maka
bagi kita disunnahkan untuk mengajarkan dan me
nuntun dengan lembut kalimat tauhid, yaitu ucapan:

Artinya: (Tidak ada Tuhan selain Allah)

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 4


B. Petunjuk setelah seseorang meninggal dunia
a. Jika saudara kita sesama Muslim kena musibah atau
meninggal dunia, dianjurkan untuk mengucapkan:
.
.
Artinya: (Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan
akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pa
hala karena mushibah ini dan gantilah bagiku dengan
yang lebih baik dari padanya).
b. Dianjurkan mengabarkan kepada kerabat dan kaum
Muslimin.
c. Anjuran jenazahya dihadapkan ke kiblat.
d. Anjuran memejamkan mata dan mendoakannya.
Menurut HPT, hl, 238 dan 268, maka teks doa mayat
tersebut.

.
Artinya:(Ya Allah, ampunilah Abu Salamah, tinggikan
derajatnya di kalangan orang-orang yang salih la
pangkanlah kuburnya dan terangilah dia di dalam ku
burnya dan berilah gantinya pada sepeninggalnya )
Atau teks doa hadis riwayat dari Ummu
Salamah yang tertera dalam kitab Sahih Muslim yaitu
sebagai berikut:

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 5


.
Artinya:(Ya Allah, ampunilah Abu Salamah, tinggikan
derajatnya di kalangan orang-orang yang terpimpin
dengan petunjuk-Mu dan gantilah ia bagi keluarganya
yang ditinggalkannya. Ampunilah kami dan ampuni
lah dia. Wahai Rabb semesta alam. Lapangkanlah
kuburnya dan terangilah dia di dalam kuburnya).
e. Anjuran menutupi jenazah dengan kain.
f. Boleh membuka wajah, menciumnya dan mena ngis
sekedarnya.
g. Dilarang menangis dengan meratap-ratap terha dap
jenazah.
h. Larangan memukul pipi dan merobek baju.
i. Larangan memotong-motong rambut.
j. Anjuran melunasi Utang-utangnya dengan segera.
k. Anjuran Memberikan Makanan Ahlu Musibah.
l. Larangan makan-makan di rumah Ahlu musi bah.
m. Mempercepat urusan jenazah.
n. Anjuran agar ahlu musibah bersabar dan bertakwa.
o. Ucapan kepada keluarga ahlu Musibah

Hak Allah untuk mengambil dan memberi, segala


sesuatu itu ada batasnya (ajalnya).

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 6


Bab 2
Tata Cara
Fardu Kifayah (Kaifiyat Fardhu Kifayah)

Pada saat seorang mukmin meninggal, maka


kewajiban mukmin lainnya adalah melaksanakan
fardhu kifayah. Ada 4 kewajiban fardhu kifayah yang
harus ditunaikan yaitu, memandikan, mengkafani,
mensalatkan dan menguburkannya. Keempat hal
tersebut ada kaifiyatnya menurut Sunah Rasul saw.

A. Memandikan
Panduan untuk memandikan jenazah:
1. Mempersiapkan tempat yang tertutup dari panda
ngan masyarakat, sehingga terlindungi dari aurat,
aib dan cacat jenazah.
2. Peralatan mandi yang diperlukan, seperti: daun bid
ara/sabun mandi, wangi-wangian, kapur barus, han
duk dan lainnya.
3. Mempersiapkan air mutlaq, yakni air yang suci lagi
mensucikan. Lalu siapkan air sebanyak 3 ember:
a. Ember berisi air biasa secukupnya.
b. Ember berisi air dicampur daun bidara/sabun.
c. Ember berisi air dicampur kapur barus.
4. Untuk pertimbangan tertentu (adanya penyakit ter
tentu yang menular dan lainnya) perlu disiapkan, an
tara lain: sarung tangan yang tidak tembus air,

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 7


masker penutup mulut dan hidung, sepatu bot, ka
pas, juga pakain anti air.
5. Mempersiapkan kain kafan sesuai dengan atu ran
yang telah ditetapkan oleh Rasul saw, 3 he lai untuk
laki-laki dan 5 helai untuk perempuan, tentu ukuran
disesuaikan dengan ukuran jena zah yang hendak
dikafani.
6. Dianjurkan yang memandikan jenazah adalah ke
luarga dekat jenazah atau setidaknya orang yang
dapat menjaga rahasia.
7. Jenazah laki-laki yang memandikan laki-laki, dan je
nazah wanita yang memandikan wanita, kecuali
suami istri boleh saling memandikan.

Tatacara memandikan jenazah:


1. Berniat karena Allah swt.
2. Seluruh pakaian jenazah dilepas, kemudian jenazah
dibalut dengan kain yang tidak transparan sebagai
penutup auratnya pada saat dimandikan.
3. Jika memungkinkan melepas semua perhiasan yang
melekat pada jenazah termasuk gigi palsunya.
4. Mandikan jenazah laki-laki oleh laki-laki, dan wani
ta dengan wanita, kecuali suami kepada istri atau
sebaliknya.
5. Letakkan jenazah di tempat yang disediakan, tertu
tup dari publik.
6. Membersihkan rongga mulut dan kuku-kukunya
serta seluruh tubuhnya dari kotoran dan najis.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 8


7. Keluarkan atau bersihkan kotoran jenazah dengan
sedikit mengangkat jenazah, dan cucilah atau bersih
kan kotorannya.
8. Jenazah wanita yang hamil, tidak boleh ditekan
perutnya.
9. Mulailah mandikan dengan sebelah kanan dan ang
gota wuduknya serta dengan menggosokkan tubuh
jenazah dengan lembut atau perlahan-lahan.
10. Miringkan jenazah ke kiri, siram badan belakang
jenazah, setelah itu miringkan jenazah ke kanan,
siram badan belakang jenazah, kemudian telentang
kanlah kembali jenazahnya.
11. Mandikanlah dengan bilangan ganjil, 3X, 5X, 7X
atau lebih dari itu menurut sepantasnya.
12. Mandikan dengan air, air yang dicampur daun bida
ra/sabun, dan yang terakhir air yang dicampur ka
pur barus.
13. Jika jenazahnya ada cacat, maka tutuplah cacat tu
buhnya dengan merahasiakannya.
14. Jika memungkinkan bagi berambut panjang dike
pang rambutnya dan letakkan ke belakang kepala.
15. Setelah dimandikan bersihkan atau dikeringkan
dengan handuk.

Sebagai catatan:
1. Bagi jenazah yang meninggalnya syahid dalam pe
perangan membela tegakknya Islam, maka cukup
dimakamkan dengan pakaiannya yang melekat diba
dannya, tanpa dimandikan, dikafani dan disalatkan.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 9
2. Bagi jenazah yang meninggalnya syahid selain da
lam peperangan membela tegaknya Islam, maka,
seperti; melahirkan, tenggelam, gerbakar, tengge
lam, maka dirawat seperti biasa.
3. Bagi jenazah yang meninggalnya dalam keadaan
masih berpakaian ihram, maka perawa tannya seper
ti biasa, namun tanpa wewangian.
4. Dalam hal tertentu ada halangan untuk memandikan
jenazah, maka cukup jenazahnya ditayamumkan.
5. Jenazah yang sudah berusia 4 bulan dimandikan
dirawat seperti biasa.
6. Khusus yang memandikan jenazah disunnahkan
untuk mandi, setelah mengurusi jenazah.

B. Mengkafani
1. Perlengkapan yang diperlukan
a. Untuk jenazah laki-laki, mengkafaninya dengan 3
helai kain putih bersih.
b. Untuk jenazah wanita mengkafaninya dengan 5
helai kain putih bersih, yaitu terdiri atas: (1) kain
basahan (sarung), (2) baju kurung, (3) tudung/ keru
dung (penutup kepala), (4) selubung (kain selimut),
dan (5) dimasukkan pada kain (baju) yang lain. No
4 dan 5 adalah 2 helai kain penutup.
c. Jangan Berlebihan dalam mengkafani jenazah.
d. Memperbagus Kafannya.
e. Gunakan Kain Kafan Berwarna Putih.
f. Menutup seluruh tubuh jenazah.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 10


g. Memberi Wewangian (seperti: minyak kayu cenda
na, minyak wangi, kapur barus dan lain-lain) pada
kain kafan jenazah.
h. Memberikan wewangian (melulutkan) pada tubuh
jenazah.
i. Mempersiapkan 7 tali yang terbuat dari kain kafan
juga, keperluannya untuk mengikat:
1. Ujung kepaka.
2. Leher.
3. Pinggang atau pada lengan tangan.
4. Perut.
5. Lutut.
6. Pergelangan kaki.
7. Ujung kaki.
j. Mempersiapkan kapas seperlunya.
k. Kapur barus atau pewangi seperlunya.
l. Kain kafan letakkan memanjang searah tubuhnya,
di atas tali-tali yang telah disediakan.
m. Bagi jenazah perempuan, maka letakkanlah muke
na, baju dan kain basahan sesuai dengan letaknya.

2. Petunjuk mengafani jenazah


1. Letakkan jenazah dengan posisi mebujur di atas
kain kafam, dalam keadaan tertutup kain basahan.
2. Lepaskan kain basahan, dalam keadaan aurat tetap
tertutup dengan kain lainnya.
3. Jika pada jenazah mengeluarkan cairan, maka
tutuoplah dengan kapas yang telah disiapkan.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 11


4. Jenazah laki-laki, maka ditutup dengan 3 helai lapis
kain secara rapi dan diikat dengan simpul di sebelah
kiri.
5. Jika memungkinkan jenazah yang berambut pan
jang hendaknya rambutnya dikepang.
6. Jenazah laki-laki ditutup dengan 3 helai lapis kain
scara rapi dan diikat dengan simpul sebelah kiri.
7. Jenazah perempuan, ditutup dengan 5 helai lapis
kain, yaitu: kerudung untuk kepala, baju kurunhg,
kain basahan penutup aurat dan 2 helai kain
penutup secara rapi, serta diikat dengan simpul
sebelah kiri.
8. Sebaiknya ruangan disekitar jenazah diberi wewa
ngian (diukup).

C. Mensalatkan
Ketentuan:
1. Hukum salat jenazah adalah fardhu kifayah.
2. Jenazah yang disalatkan adalah jenazah yang beraga
ma Islam, tidak boleh mensoalatkan jenazah orang
kafir.
3. Rasul saw tidak mensalatkan orang yang bunuh diri,
orang yang punya utang dan tidak ada penjaminnya,
serta orang munafik, namun beliau membiarkan
sahabat mensalatkannya.
4. Salat jenazah boleh dilakukan secara jamaah atau
sendirian.
5. Kalau mayatnya laki-laki, imam berdiri sejajar de
ngan kepala mayat.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 12
6. Kalau mayatnya perempuan, imam berdiri di bagian
tengahnya (perut/lambung).
7. Makmum berdiri di belakang imam. Disunnahkan
jamaah diatur berdiri tiga barisan (shaf) atau lebih.
8. Jika jenazahnya lebih dari satu, maka sebaiknya di
salatkan sekaligus kecuali tidak memungkinkan.
9. Jika jenazah laki-laki dan perempuan bersamaan,
maka jenazah yang dekat dengan imam adalah jena
zah laki-laki lalu jenazah perempuan sebelah kiblat
nya, namun jenazah perempuan digeser ke tengah
agar bagian pinggangnya sejajar dengan arah kiblat
imam.
10. Salat jenazah boleh dilakasanakan di rumah, atau
di masjid, namun dianjurkan alat jenazah di mas
jid.
11. Diutamakan imam salat jenazah yang memiliki
hubungan kerabat dengan jenazah.
12. Salat jenazah dilaranh dalam 3 kondisi, yaitu; (1)
waktu terbit matahari, (2) waktu matahari pas di
atas kepala atau tengah-tengah, (3) waktu hampir
terbenam hingga benar-benar terbenam.

Berikut ini akan diuraikan tatacara salat jenazah


menurut as-Sunnah, setidaknya ada 2 model yang
dapat dijadikan panduan untuk melaksanakan.
Keduanya sesuai dengan as-Sunnah, yaitu sebagai
berikut:

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 13


MODEL PERTAMA

Salat Jenazah terdiri dari 4 Takbir.


Setiap takbir mengangkat kedua tangan sejajar dengan
telinga. Tatacaranya adalah :
1. Setelah berwudu‟ dengan sempurna.
2. Berdiri tegak bagi yang mampu.
3. Niat ikhlas karena Allah swt
4. Mengangkat tangan dan mengucap takbir
pertama: membaca surat al-Fatihah dan salawat
atas Nabi.

Salawat atas Nabi saw:

5. Mengangkat tangan dan mengucap takbir kedua


: membaca doa untuk jenazah:

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 14


“Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia,
lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah tempat
kembalinya, la pangkan kuburnya, bersihkanlah ia de
ngan air dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari sega
la kesalahan, sebagaimana Engkau telah membersih
kan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumah
nya-di dunia- dengan rumah yang lebih baik-di akhi
rat-serta gantilah keluarganya-di dunia-dengan kelu
arga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan
yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga-Mu
dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api ne
raka.” no. hadis 1601.
6. Mengangkat tangan dan mengucap takbir
ketiga: membaca doa untuk jenazah:

.
"Ya Allah! Ampunilah yang masih hidup dari kami
dan yang sudah mati, yang menyaksikan dan yang
tidak hadir, yang kecil dan yang besar, yang lelaki
dan yang perempuan. Ya Allah! Siapa pun yang Kau
hidupkan dari kami maka hidupkanlah diatas Islam

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 15


dan siapa pun yang Kau wafatkan dari kami maka
wafatkanlah diatas iman.”
Atau membaca :

“Ya Allah, janganlah Engkau haramkan bagi kami pa


halanya, dan janganlah Engkau sesatkan kami sepe
ninggalnya.”

Catatan : jika mayatnya anak-anak, setelah doa di atas,


maka ditambah dengan doa sebagai berikut:

“Ya Allah jadikanlah ia pelebihan (tabungan) dan


pendahulu (penjemput) serta upah (pahala) bagi
kami.”H.R.al-Bukhari.(secara mu’allaq).

7. Mengangkat tangan dan mengucap takbir


keempat : membaca doa ringkas lalu mengucap
salam ke kanan dan ke kiri:

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 16


MODEL KEDUA

Salat Jenazah terdiri dari 4 Takbir.


Setiap takbir angkat kedua tangan hingga sejajar
dengan telinga: Tatacaranya adalah :
1. Setelah berwudu‟ dengan sempurna.
2. Berdiri tegak bagi yang mampu.
3. Niat ikhlas karena Allah swt
4. Mengangkat tangan dan mengucap takbir
pertama: membaca surat al-Fatihah:

5. Mengangkat tangan dan mengucap takbir


Kedua: Membaca salawat atas Nabi.

6. Mengangkat tangan dan mengucap takbir ketiga


: membaca doa untuk jenazah:

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 17


“Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia,
lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah tempat
kembalinya, la pangkan kuburnya, bersihkanlah ia de
ngan air dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari sega
la kesalahan, sebagaimana Engkau telah membersih
kan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumah
nya-di dunia- dengan rumah yang lebih baik-di akhi
rat-serta gantilah keluarganya-di dunia-dengan kelu
arga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan
yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga-Mu
dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api
neraka.”

7. Mengangkat tangan dan mengucap takbir keempat:


membaca doa untuk jenazah:

.
"Ya Allah! Ampunilah yang masih hidup dari kami
dan yang sudah mati, yang menyaksikan dan yang
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 18
tidak hadir, yang kecil dan yang besar, yang lelaki
dan yang perempuan. Ya Allah! Siapa pun yang Kau
hidupkan dari kami maka hidupkanlah diatas Islam
dan siapa pun yang Kau wafatkan dari kami maka
wafatkanlah diatas iman.”
Atau membaca :

“Ya Allah, janganlah Engkau haramkan bagi kami pa


halanya, dan janganlah Engkau sesatkan kami sepe
ninggalnya.”

Catatan : jika mayatnya anak-anak, setelah doa di atas,


maka ditambah dengan doa sebagai berikut:

“Ya Allah jadikanlah ia tabungan dan pendahulu


(penjemput) serta upah (pahala) bagi kami.” H.R.al-
Bukhari.(secara mu’allaq).

Setelah itu mengucap salam ke kanan dan ke kiri:

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 19


D. Menguburkan
Ketentuan mengantar dan menguburkan jenazah.
1. Anjuran Mempercepat Membawa Jenazah.
2. Orang yang berkendaraan di belakang jenazah
3. Jenazah diletakkan, setelah itu para pengantar
jenazah boleh duduk.
4. Jika ada 2 jenazah, dahulukan jenazah yang hafiz
Alquran.
5. Lobang kuburan dianjurkan membuat liang lahad,
artinya ada rongga di dalam lobang kuburan terse
but. Jika, ada peti atau papan penutup mayat tidak
diperlukan lagi lahad.
6. Jika mayatnya wanita tutup kain di atas kuburan
nya, pada saat memasukkanya.
7. Orang yang menerima mayat untuk diletakkan da
lam kubur, adalah yang malamnya tidak berhubu
ngan dengan istrinya.
8. Memasukkan ke kuburan dari arah kakinya.
9. Mengucapkan:
( )
Bismillahi wa’ala sunnati Rasu lillah, bila meletakkan
mayat dalam kubur.
10. Menaburkan tanah 3x dimulai dari arah kepalanya.
11. Selesai mengubur mayat, berdoa dengan berdiri di
sisinya.
12. Orang ikut menguburkan sampai ke dalam lobang
kubur dianjurkan mandi.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 20


Doa di waktu datang ke Kuburan
Doa yang dibaca adalah:

Semoga keselamatan dan kesejahteraan terlimpah


kepada kamu wahai penghuni perumahan kaum
mukminin, sesungguhnya insya Allah kami akan
menyusul kalian. Ya Allah, janganlah Engkau
menjauhkan kami dari pahala mereka dan janganlah
Engkau timbulkan fitnah kepada kami, sepeninggal
mereka.

Atau membaca :

Semoga keselamatan terlimpahkan kepada kalian


wahai penduduk alam barzah, dari kaum mukminin
dan muslimin. Sesungguhnya kami akan menyusul
kalian insya Allah. Dan kami meminta Allah untuk
kami dan kalian agar diberi (kebaikan) keselamatan.

Atau membaca:

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 21


Semoga keselamatan atas kalian wahai para penghuni
(kuburan) dari kaum mukminin. Apa yang dijanjikan
Allah kepada kalian niscaya akan kalian dapati esok
(pada hari kiamat), dan kami Insya Allah akan menyu
sul kalian. Ya Allah ampunilah penghuni (kuburan)
…..(sebutkan namanya).

Ketentuan lainnya:
1. Menandai kuburan dengan meletakkan batu atau
batu bata di arah kepala mayat.
2. Kuburan hendaknya diratakan.
3. Larangan membangun kuburan.
4. Larangan duduk di atas kuburan.
5. Dilarang memakai sandai/sepatu berjalan di antara
kuburan.

Penutup

Demikian tuntunan praktis fardhu kifayah


menurut Alquran dan as-Sunnah yang dapat penyusun
uraikan semoga bermanfaat kepada pembaca dan
penyusun. Penyusun berharap tuntunan ini sebagai
bekal bagi mereka yang peduli untuk melaksanakan
ajaran Islam secara istiqamah. Semoga Allah swt
meridoi amal yang kecil ini serta senantiasa
memberikan hidayah, taufiq, ma’unah dan rahmat
kepada penyusun, amiin. Wallahu aa’lam bissawab.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 22


Dalil-dalil Fardhu Kifayah
Berdasarkan as-Sunnah

Bab 1.
Dalam menghadapi sakit dan kematian
A. Petunjuk dalam menghadapi musibah sakit
a. Setiap penyakit ada obatnya, oleh karenanya orang
yang beriman wajib berobat manakala anggota tu
buhnya yang sakit.

(Muslim-4084):Telah menceritakan kepada kami Ha


run bin Ma'ruf dan Abu Ath-Thahir serta Ahmad bin
'Isa mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami
Ibnu Wahb;Telah mengabarkan kepadaku 'Amru yaitu
Ibnu Al-Haris dari 'Abdu Rabbih bin Sa'id dari Abu
Az-Zubair dari Jabir dari Rasulullah saw., beliau
bersabda: "Setiap penyakit ada obatnya. Apabila dite
mukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, maka
akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza
wajalla."H.R. Muslim.

b. Orang mukmin diperintahkan dalam berobat mesti


dengan obat yang halal bukan yang haram.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 23


.
(Abu Dawud-3376):Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin 'Ubadah Al-Wasithi telah mencerita
kan kepada kami Yazid bin Harun telah mengabarkan
kepada kami Isma'il bin 'Ayyasy dari Tsa'labah bin
Muslim dari Abu Imran Al-Anshari dari Ummu Ad
Darda dari Abu Ad-Darda ia berkata, "Rasul saw.
bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menurunkan pe
nyakit dan obat, dan menjadikan bagi setiap penyakit
terdapat obatnya, maka berobatlah dan jangan berobat
dengan sesuatu yang haram!"H.R.Abu Dawud.

c. Musibah berupa penyakit merupakan ujian dari


Allah swt dan Allah swt akan mengampuni kesala
han-kesalahannya, jika berlaku ikhlas dan sabar.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 24


(al-Bukhari-5210):Telah menceritakan kepadaku Ab
dullah bin Muhammad telah menceritakan kepada
kami Abdul Malik bin 'Amru telah menceritakan
kepada kami Zuhair bin Muhammad dari Muhammad
bin 'Amru bin Halhalah dari 'Atha` bin Yasar dari Abu
Sa'id Al Khudri dan dari Abu Hurairah dari Nabi saw.
beliau bersabda: "Tidaklah seorang muslim tertimpa
suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan kesedi
han, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan
duri yang melukainya melainkan Allah akan mengha
pus kesalahan-kesalahannya."H.R.al-Bukhari.

d. Perbanyak Mengingat Kematian

(at-Tirmizi-2229):Telah menceritakan kepada kami


Mahmud bin Ghailan telah menceritakan kepada kami
Al-Fadl bin Musa dari Muhammad bin 'Amru dari
Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata: Rasul saw.
bersabda:"Banyak-banyaklah mengingat pemutus ke
nikmatan yaitu kematian" H.R.at-Tirmizi.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 25


e. Dianjurkan mengunjungi orang sakit.

.
(al-Bukhari-1164):Telah menceritakan kepada kami
Muhammad telah menceritakan kepada kami 'Amru
bin Abu Salamah dari Al-Awza'iy berkata, telah me
ngabarkan kepada saya Ibnu Syihab berkata, telah me
ngabarkan kepada saya Sa'id bin Al-Musayyab bahwa
Abu Hurairah ra. berkata; Aku mendengar Rasul saw.
bersabda: "Hak muslim atas muslim lainnya ada lima,
yaitu; menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengi
ringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan
orang yang bersin".H.R.al-Bukhari juga Muslim.

f. Anjuran untuk berdoa bagi yang sakit.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 26


(Muslim-4082):Telah menceritakan kepadaku Abu
Ath Thahir dan Harmalah bin Yahya keduanya berka
ta; Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb; Te
lah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab;
Telah mengabarkan kepadaku Nafi' bin Jubair bin Mu
th'im dari 'Utsman bin Abu Al 'Ash Ats Tsaqafi bahwa
dia mengadukan kepada Rasul saw. suatu penyakit
yang dideritanya sejak ia masuk Islam. Maka Rasul
saw. bersabda kepadanya: "Letakkan tanganmu di tu
buhmu yang terasa sakit, kemudian ucapkan Bismillah
tiga kali, sesudah itu baca tujuh kali: A'uzu billahi wa
qudratihi min syarri ma ajidu wa uhaziru." (Aku ber
lindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari penyakit
yang aku derita dan aku cemaskan).H.R.Muslim.

g. Doa yang dianjurkan mengunjungi orang sakit.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 27


(al-Bukhari-5302):Telah menceritakan kepada kami
'Amru bin Ali telah menceritakan kepada kami Yahya
telah menceritakan kepada kami Sufyan telah mence
ritakan kepadaku Sulaiman dari Muslim dari Masruq
dari 'Aisyah ra. bahwa Nabi saw. selalu meminta per
lindungan terhadap sebagian keluarganya, beliau me
ngusap dengan tangan kanannya sambil berdo'a;
"Allahumma rabban nasi adzhibil ba`sa isyfihi anta
syafi laa syifa`a illa syifa`uka syifa`an la yughadiru
saqama (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang meng
hilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya
Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada ke
sembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu ke
sembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit)." Sufyan
berkata; Aku menceritakan hal ini kepada Manshur,
maka dia menceritakan kepadaku dari Ibrahim dari
Masruq dari Aisyah seperti hadits di atas.H.R.al-
Bukhari.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 28


(at-Tirmizi-2009):Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al-Mutsanna; telah menceritakan ke
pada kami Muhammad bin Ja'far; telah menceritakan
kepada kami Syu'bah dari Yazid bin Khalid; dia
berkata; aku mendengar Al Minhal bin 'Amr bercerita
dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas dari Nabi saw.
bersabda: "Tidaklah seorang hamba muslim menje
nguk orang yang sakit yang belum sekarat kemudian
ia membaca sebanyak tujuh kali, 'As`alullahal 'azhiim
rabbal 'arsyil kariim an yasyfiyaka (Aku meminta
kepada Allah yang Maha Agung, Rabb-nya Arsy yang
mulia untuk menyembuhkanmu) kecuali ia akan
sembuh." H.R.at-Tirmizi.

h. Doa jika sakitnya sudah parah.

.
(al-Bukhari-5239):Telah menceritakan kepada kami
Adam telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah
menceritakan kepada kami Sabit Al-Bunani dari Anas

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 29


bin Malik ra. dia berkata; Nabi saw. bersabda:"Jangan
lah salah seorang kalian mengharapkan kematian kare
na musibah yang menimpanya, kalau memang hal itu
harus, hendaknya ia mengatakan;Ya Allah, hidupkan
lah aku jika kehidupan itu baik untukku, dan matikan
lah aku jika kematian itu baik bagiku."H.R.al-Bukhari.

i. Diingatkan agar Berbaik Sangka kepada Allah swt.

.
(Muslim-5125):Telah menceritakan kepadaku Abu
Dawud Sulaiman bin Ma'bad telah menceritakan kepa
da kami Abu An-Nu'man Arim telah menceritakan ke
pada kami Mahdi bin Maimun telah menceritakan ke
pada kami Washil dari Abu Az-Zubair dari Jabir bin
Abdullah Al-Anshari berkata: Aku mendengar Rasul
saw. bersabda tiga hari sebelum beliau wafat: "Jangan
lah salah seorang dari kalian meninggal dunia kecuali
ia berbaik sangka kepada Allah 'azza wajalla." H.R.
Muslim.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 30


j. Anjuran berharap (raja’) dan takut (khauf).

.
(at-Tirmizi-905):Telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Abu Ziyad Al-Kufi dan Harun bin Abdul
lah Al-Bazaar Al-Bahgdadi berkata; Telah mencerita
kan kepada kami Sayar yaitu Ibnu Hatim, telah men
ceritakan kepada kami Ja'far bin Sulaiman dari Tsabit
dari Anas bahwa Nabi saw. menjenguk seorang anak
muda menjelang kematiannya, beliau bertanya: "Bagai
mana dirimu?" Pemuda itu menjawab; "Wahai Rasulu
llah, aku mengharap Allah, namun aku juga takut akan
dosa-dosaku." Rasul saw. bersabda: "Tidaklah dua hal
(khauf dan raja') terkumpul dalam jiwa seorang hamba
pada keadaan seperti ini, kecuali Allah akan mengabul
kan apa yang dia harapkan dan memberikan keamanan
dari apa yang dia takutkan."H.R.at-Tirmizi. Hadis ini
bernilai hasan, menurut penilaian M.Nashiruddin al-
Albani.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 31
k. Dianjurkan untuk Berwasiyat.
Q.S. al-Baqarah/2:180:

Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara


kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia mening
galkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapa
dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah)
kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. 1

l. Doa dalam menghadapi sakaratul maut.

(at-Tirmizi-900):Telah menceritakan kepada kami Qu


taibah, telah menceritakan kepada kami Al-Lais dari
Ibnu Al-Had dari Musa bin Suraij dari Al-Qasim bin
Muhammad dari 'Aisyah berkata; "Aku melihat Rasul

1
Makruf ialah adil dan baik. Wasiat itu tidak melebihi sepertiga
dari seluruh harta orang yang akan meninggal itu. Ayat ini dinasakhkan
dengan ayat mawaris.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 32


saw. pada saat menjelang kematiaannya, di sisi beliau
terdapat bejana berisi air. Beliau memasukkan tangan
nya ke dalam bejana, lalu membasuhkannya pada ke
ningnya sambil membaca: Allahumma A'inni 'Ala Gha
maratil Maut Au Sakaratil Maut (Ya Allah, tolonglah
aku dalam menghadapi sakaratul maut) '." Abu 'Isa
berkata; "Ini merupakan hadits gharib."H.R.Tirmizi.

m. Tentang menuntuk kalimat tauhid.

(Muslim-1524):Telah menceritakan kepada kami Abu


Bakr dan Utsman -keduanya adalah anak dari Abu Sya
ibah-dalam jalur lain-Dan telah menceritakan kepada
ku Amru An Naqid semuanya berkata, telah mencerita
kan kepada kami Abu Khalid Al Ahmar dari Yazid bin
Kaisan dari Abu Hazim dari Abu Hurairah ia berkata;
Rasul saw. bersabda,"Tuntunlahlah orang yang sedang
berada di penghujung ajalnya dengan kalimat La ilaha
illallaah" (tidak ada Tuhan selain Allah).H.R.Muslim.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 33


B. Petunjuk setelah kematian seorang Muslim
a. Ucapan ketika ada musibah.
Q.S.al-Baqarah/2:156:

(yaitu)orang-orang yang apabila ditimpa musibah, me


reka mengucapkan, "Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun"

.
(Muslim-1526):Telah menceritakan kepada kami Abu
Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada ka
mi Abu Usamah dari Sa'd bin Sa'id ia berkata, telah
mengabarkan kepadaku Umar bin Katsir bin Aflah ia
berkata, saya mendengar Ibnu Safinah menceritakan
bahwa ia mendengar Ummu Salamah isteri Nabi saw.
Berkata; Saya mendengar Rasul saw. bersabda: "Tidak
lah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia memba
ca apa yang telah diperintahkan oleh Allah, 'inna Lilla
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 34
hi Wainna Ilaihi Raji'un Allahumma`Jurni Fii Mushi
bati Wa Akhlif Li Khairan Minha (Sesungguhnya kami
adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya
Allah, berilah kami pahala karena mushibah ini dan
tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya).'
melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih
baik." Ummu Salamah berkata; Ketika Abu Salamah
telah meninggal, maka saya pun membaca sebagaima
na yang diperintahkan oleh Rasul saw., lalu Allah pun
menggantikannya untukku dengan yang lebih baik da
rinya yaitu Rasul saw. H.R.Muslim.

b. Dianjurkan mengabarkan kepada kerabat dan kaum


Muslimin.

.
(al-Bukhari-438):Telah menceritakan kepada kami Su
laiman bin Harb berkata, telah menceritakan kepada
kami Hammad bin Zaid dari Sabit dari Rafi' dari Abu
Hurairah,"Ada seorang laki-laki kulit hitam atau wani
ta kulit hitam yang menjadi tukang sapu Masjid me
ninggal dunia. Nabi saw. lalu bertanya tentang kebera

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 35


daan orang tersebut. Orang-orang pun menjawab, "Dia
telah meninggal!" Beliaupun bersabda: "Kenapa kali
an tidak memberi kabar kepadaku? Tunjukkanlah ku
burannya padaku!" beliau kemudian mendatangi kubu
rannya kemudian mensalatinya."H.R.al-Bukhari.

c. Dianjurkan menghadapkan ke kiblat.

Telah menceritakan kepada kami Abu „Abdillah al-Ha


fiz, telah menceritakan kepadaku Ismail bin Muham
mad bin al-Fadhl bin Muhammad asy-Sya‟raniy, telah
menceritakan kepada kami kakekku, telah mencerita
kan kepada kami Nu‟aim bin Hammad, telah menceri
takan kepada kami „Abdul „Aziz bi Muhammad ad-
Darawardiy dari yahya bin „Abdillah bin Abu Qatadah
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 36
dari ayahnya bahwasannya Rasul saw ketika berada di
Madinah menanyakan tentang al-Bara‟ bin Ma‟rur,
mereka mengatakan bahwa dia telah wafat, dan berwa
siyat sepertiga untuk Engkau (Rasul saw) dan dia
berwasiyat agar dihadapkan ke Kiblat, lalu Rasul saw
bersabda: dia telah sesuai dengan fitrah, sungguh aku
akan mengembalikan kepada anaknya.H.R.al-Baihaqy.

d. Anjuran memejamkan mata dan mendoakannya.


Dalil dari HPT Muhammadiyah.

Dari Ummu Salamah ia berkata; Rasul saw. masuk ke


ru mah kami (untuk menjenguk jenazah) Abu Sala
mah, (saat itu) mata Abu Salamah tengah terbeliak,
maka beliau pun menutupnya. Kemudian beliau ber
sabda: "Apabila ruh telah dicabut, maka penglihatan
akan mengikutinya dan ke luarganya pun meratap his
teris. Dan janganlah sekali-kali mendo'akan atas diri
kalian kecuali kebaikan, sebab ketika itu malaikat
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 37
akan mengaminkan apa yang kalian ucapkan." Setelah
itu, beliau berdo'a: "Allahum magfir Liabi Salamah
Warfa' Darajatahu Fil Mahdiyyin Wafsah Lahu Fi
Qabrihi Wa Nawwir Lahu Fiihi Wakhlufhu Fi 'Aqibihi
(Ya Allah, ampunilah Abu Salamah, tinggikan derajat
nya di kalangan orang-orang yang salih Lapang kanlah
kuburnya dan terangilah dia di dalam kuburnya dan
berilah gantinya pada sepeninggalnya).

Jika dilihat dalam HPT, hl, 238 dan 268, maka


teks doa mayat di atas, berbeda dengan hadis riwayat
Muslim di bawah ini, hal ini karena HPT mengutip
kitab Bulug al-Maram, karya Ibn Hajar al-Asqalaniy,
hl. 1582. Perhatikan Hadis berikut ini.

2
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis tarjih, Himpunan
Putusan Tarjih Muhammadiyah, (Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadi
yah, Nopember 2011 M/Dzulhijjah 1432 H), h. 238. Lihat, al-Hafiz Ibn
Hajar al-Asqalaniy, Bulug al-Maram min Adillah al-Ahkam (ar-Riyadh: Dar
as-Salam lin-Nasyr wa at-Tauzi‟, cet.6, 1424H/2004 M),h. 158.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 38
.
(Muslim-1528):Telah menceritakan kepadaku Zuhair
bin Harb telah menceritakan kepada kami Mua'wiyah
bin Amru telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq
Al Fazari dari Khalid Al-Hazza` dari Abu Qilabah dari
Qabishah bin Zu`aib dari Ummu Salamah ia berkata;
Ketika Abu Salamah meninggal, Rasul saw. datang ke
rumah kami untuk menjenguk jenazahnya. Saat itu,
mata Abu Salamah tengah terbeliak, maka beliau pun
menutupnya. Kemudian beliau bersabda: "Apabila ruh
telah dicabut, maka penglihatan akan mengikutinya
dan keluarganya pun meratap hiteris. Dan janganlah se
kali-kali mendo'akan atas diri kalian kecuali kebaikan,
sebab ketika itu malaikat akan mengaminkan apa yang
kalian ucapkan." Setelah itu, beliau berdo'a: "Allahum
magfir Liabi Salamah Warfa' Darajatahu Fil Mahdiy
yin Wakhlufhu Fi 'Aqibihi Fil Ghaabiriin, Waghfir La
na Walahu Ya Rabbal 'Alamiin, Wafsah Lahu Fii Qa
brihi Wa Nawwir Lahu Fiihi (Ya Allah, ampunilah
Abu Salamah, tinggikan derajatnya di kalangan orang-
orang yang terpimpin dengan petunjuk-Mu dan
gantilah ia bagi keluarganya yang ditinggalkannya.
Ampunilah kami dan ampunilah dia. Wahai Rabb
semesta alam. Lapangkanlah kuburnya dan terangilah
dia di dalam kuburnya)."."H.R.Muslim.
e. Anjuran menutupi jenazah dengan kain.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 39


.
(al-Bukhari-5367):Telah menceritakan kepada kami
Abu Al-Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu
'aib dari Az-Zuhri dia berkata; telah mengabarkan ke
padaku Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf bah
wa Aisyah ra. isteri Nabi saw. telah mengabarkan ke
padanya bahwa ketika Rasul saw. meninggal dunia,
beliau ditutupi dengan kain hibarah (kain yang direnda
atau bergaris).H.R.al-Bukhari.

f. Boleh membuka wajah, menciumnya dan menangis


sekedarnya.

.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 40
(al-Bukhari-1165):Telah menceritakan kepada kami
Bisyir bin Muhammad telah mengabarkan kepada ka
mi 'Abdullah berkata, telah mengabarkan kepada saya
Ma'mar dan Yunus dari Az-Zuhriy berkata, telah me
ngabarkan kepada saya Abu Salamah bahwa 'Aisyah
ra. isteri Nabi saw. mengabarkan kepadanya, katanya;
Abu Bakar ra. menunggang kudanya dari suatu tempat
bernama Sunih hingga sampai dan masuk ke dalam
masjid dan dia tidak berbicara dengan orang-orang, la
lu dia menemui 'Aisyah ra. dan langsung mendatangi
Nabi saw. yang sudah ditutupi (jasadnya) dengan kain
terbuat dari katun. Kemudian dia membuka tutup wa
jah Beliau lalu Abu Bakar bersimpuh didepan jasad
Nabi dan menciumnya, lalu dia menangis. H.R.al-Bu
khari.
g. Dilarang menangis dengan meratap-ratap terhadap
jenazah.

.
(Muslim-100):Dan telah menceritakan kepada kami
Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepa
da kami Abu Mu'awiyah. (dalam riwayat lain disebut

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 41


kan) Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Nu
mair dan lafazh tersebut miliknya. Dan telah menceri
takan kepada kami bapakku dan Muhammad bin Uba
id semuanya dari al-A'masy dari Abu Shalih dari Abu
Hurairah dia berkata, "Rasul saw. bersabda: "Pada
manusia ada dua hal yang menjadikan mereka kafir;
mencela nasab dan meratapi mayit."H.R. Muslim.

h. Larangan memukul pipi dan merobek baju.

(al-Bukhari-1212):Telah menceritakan kepada kami A


bu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Sufyan te
lah menceritakan kepada kami Zubaid Al-Yamiy dari
Ibrahim dari Masruq dari 'Abdullah ra. berkata; Nabi
saw. telah bersabda: "Bukan dari golongan kami siapa
yang menampar-nampar pipi, merobek-robek baju dan
menyeru dengan seruan jahiliyyah (meratabb
p)." H.R.al-Bukhari.

i. Larangan memotong-motong rambut.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 42


.
(Muslim-149):Telah menceritakan kepada kami al-
Hakam bin Musa al-Qanthari telah menceritakan kepa
da kami Yahya bin Hamzah dari Abdurrahman bin Ya
zid bin Jabir bahwa al-Qasim bin Mukhaimirah telah
menceritakan kepadanya, dia berkata; telah menceri
takan kepada kami Abu Burdah bin Abu Musa dia ber
kata,"Abu Musa merasakan sakit hingga jatuh ping
san sementara kepalanya menyandar dalam pangkuan
seorang wanita dari keluarganya, wanita itu pun ber
teriak histeris sementara ia (Abu Musa) tidak bisa me
lakukan apa-apa (karena pingsan). Ketika sadar, maka
Abu Musa pun berkata, 'Saya berlepas diri dari tinda
kan yang mana Rasul saw. berlepas diri darinya. Se
sungguhnya Rasul saw. berlepas diri dari wanita yang
berteriak-teriak ketika terjadi musibah, dan yang me
motong-motong rambut, serta menyobek-nyobek baju.
H.R.Muslim.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 43
j. Anjuran melunasi Utang-utangnya.

.
(at-Tirmizi-998):Telah menceritakan kepada kami
Mahmud bin Ghailan, telah menceritakan kepada kami
Abu Usamah dari Zakariya bin Abu Za`idah dari Sa'ad
bin Ibrahim dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ber
kata; Rasul saw. bersabda: "Seorang mukmin itu ter
halang dengan utangnya, hingga dibayar utang terse
but."H.R.at-Tirmizi.

k. Anjuran Memberikan Makanan Ahlu Musibah.

.
(at-Tirmizi-919):Telah menceritakan kepada kami Ah
mad bin Mani' dan Ali bin Hujr berkata; Telah men ce
ritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari Ja'far
bin Khalid dari Bapaknya dari Abdullah bin Ja'far ber
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 44
kata; "Ketika tiba kabar kematian Ja'far, Nabi saw. ber
sabda; 'Persiapkanlah makanan buat keluarga Ja'far ka
rena telah datang urusan yang menyibukkan mereka'."
Abu 'Isa berkata;"Ini merupakan hadis hasan sahih,
Sebagian lebih menyukai untuk mengirimkan maka
nan kepada keluarga mayit, karena mereka disibuk
kan dengan musibah yang menimpa mereka. Ini juga
merupakan pendapat Syafi'i." H.R.at-Tirmizi.

l. Larangan makan-makan di rumah Ahlu musibah.

.
(Ahmad-611):Telah menceritakan kepada kami Nashr
Ibnu Bab dari Isma'il dari Qois dari Jarir bin Abdullah
Al-Bajalli dia berkata;"Kami menganggap bahwa ber
kumpul-kumpul di rumah keluarga mait dan membuat
makanan setelah penguburannya sebagai bentuk ni
yahah (ratapan)."H.R.Ahmad.
Hadis ini menjadi larangan makan bersama para
ahlu ta‟ziyah di tempat atau rumah Ahlu musibah.

m. Mempercepat urusan jenazah.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 45


. .
(at-Tirmizi-156):telah menceritakan kepada kami Qu
taibah berkata; telah menceritakan kepada kami Abdul
lah bin Wahb dari Sa'id bin Abdullah AlJuhani dari
Muhammad bin Umar bin Ali bin Abu Thalib dari
Ayahnya dari Ali bin Abu Thalib bahwa Nabi saw.
pernah bersabda kepadanya:"Perhatikanlah tiga perka
ra, janganlah engkau akhirkan salat jika telah datang
waktunya, jenazah jika telah tiba dan (menikahi) seo
rang janda jika engkau telah merasa cocok(sepadan)."
Abu Isa berkata;"Hadis ini derajatnya garib hasan.
"H.R.at-Tirmizi.

n. Anjuran agar ahlu musibah bersabar dan bertakwa.

.
(al-Bukhari-1174):Telah menceritakan kepada kami
Adam telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah
menceritakan kepada kami Sabit dari Anas bin Malik
radliallahu 'anhu berkata: "Rasul saw. berjalan melewa
ti seorang wanita yang sedang berada di kuburan da
lam keadaan menangis. Maka Beliau berkata;: "Bertak
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 46
walah kamu kepada Allah dan bersabarlah".H.R.al-
Bukhari.

o. Bacaan yang diucapkan oleh orang yang melayat


kepada Ahlu Musibah.

.
(Ibn Majah-1577):Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy Syawarib
berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Wa
hid bin Ziyad berkata, telah menceritakan kepada ka
mi Ashim Al Ahwal dari Abu Utsman dari Usamah
bin Zaid berkata, "Anak salah seorang isteri Rasul
saw. keadaan sakaratul maut, maka ia mengutus
seseorang menemui Rasul agar beliau datang (kembali
ke rumah). Namun beliau balik mengutus seseorang
untuk menyampaikan, bahwa milik Allah lah yang Ia
ambil, dan bagi-Nya yang Ia beri, di sisi-Nya segala
sesuatu telah ditentukan ajalnya. Maka hendaklah ia
(isteri beliau) sabar dan mengharap pahala."H.R.Ibn
Majah.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 47


Bab 2
Tata Cara
Fardu Kifayah (Kaifiyat Fardhu Kifayah)

A. Dalil-dalil Petunjuk Memandikan.


1. Mandikan jenazah laki-laki oleh laki-laki, dan wani
ta dengan wanita, kecuali suami kepada istri atau
sebaliknya.

.
(Ibn Majah-1453):Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Yahya berkata, telah menceritakan ke
pada kami Ahmad bin Khalid Az-Zahabi berkata, te
lah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq
dari Yahya bin 'Abbad bin Abdullah bin Zubair dari
Bapaknya dari 'Aisyah ia berkata, "Jika aku dapat me
ngulangi masa lampau, maka tidak akan ada yang me
mandikan Nabi saw. selain dari isteri-isterinya. "H.R.
Ibn Majah.
2. Keluarkan atau bersihkan kotoran jenazah dengan
sedikit mengangkat jenazah, dan cucilah atau bersih
kan kotorannya.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 48


.
(Ibn Majah-1456):Telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Khizam berkata, telah menceritakan kepada
kami Safwan bin Isa berkata, telah memberitakan kepa
da kami Ma'mar dari Az-Zuhri dari Sa'id bin Al-Musa
yyab dari Ali bin Abu Talib ia berkata, "Ketika Ali me
mandikan Nabi saw., ia mencari sesuatu yang biasa di
cari pada mayit yang lain (kotoran),tetapi ia tidak men
dapatinya. Ia lantas berkata,"Demi ayahku, engkau ba
ik dalam di masa hidup dan matimu. "H.R. Ibn Majah.

3. Mulailah mandikan dengan sebelah kanan dan ang


gota wuduknya serta dengan menggosokkan tubuh
jenazah dengan lembut atau perlahan-lahan.

.
(asl-Bukhari-162):Telah menceritakan kepada kami
Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami
Isma'il berkata, telah menceritakan kepada kami Kha
lid dari Hafshah dari Ummu 'Athiyah berkata, "Nabi
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 49
saw. bersabda kepada mereka saat memandikan pute
rinya: "Hendaklah kalian mulai dari yang sebelah ka
nan dan anggota wuduknya."H.R.al-Bukhari.

4. Mandikanlah dengan bilangan ganjil, 3X, 5X, atau


lebih dari itu menurut sepantasnya.

.
(al-Bukhari-1175):Telah menceritakan kepada kami
Isma'il bin 'Abdullah berkata, telah menceritakan kepa
da saya Malik dari Ayyub As-Sakhtiyaniy dari Mu
hammad bin Sirin dari Ummu 'Athiyyah seorang wani
ta Anshar ra. berkata: Rasul saw. menemui kami saat
kematian puteri kami, lalu bersabda: "Mandikanlah de
ngan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun
bidara tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian
anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan
kafur barus (wewangian) atau yang sejenis. Dan bila
kalian telah selesai beritahu aku". Ketika kami telah
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 50
selesai kami memberi tahu Beliau. Maka kemudian Be
liau memberikan kain Beliau kepada kami seraya ber
kata: "Pakaikanlah ini kepadanya". Maksudnya pakai
an Beliau".H.R.al-Bukhari.

5. Mandikan dengan air, air yang dicampur daun bida


ra/sabun, dan yang terakhir air yang dicampur ka
pur barus.

.
(al-Bukhari-1176):Telah menceritakan kepada kami
Muhammad telah menceritakan kepada saya 'Abdul
Wahhab As-Saqafiy dari Ayyub dari Muhammad dari
Ummu 'Athiyyah ra. berkata: Rasul saw. menemui ka
mi ketika kami akan memandikan puteri. Beliau lalu
bersabda: "Mandikanlah dengan mengguyurkan air
yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali
atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikan
lah yang terakhirnya dengan kafur barus (wewangian).
H.R.al-Bukhari.
6. Jika jenazahnya ada cacat, maka tutuplah cacat tu
buhnya dengan merahasiakannya.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 51


.

“Barangsiapa memandikan mayat, lalau merahasiakan


cacat tubunnya, maka Allah memberi ampunan bagi
nya empat puluh kali. Dan barangsiapa yang mengka
fani mayat, maka Allah memberi pakaian sutera tipis,
dan sutera tebal di surga, dan barangsiapa yang meng
gali kuburan untuk mayat, lalu menguburkannya, ma
ka balasan baginya seperti balasan tempat tinggal yang
didiaminya hingga hari kiamat.” H.R.al-Hakim.

7. Jika memungkinkan bagi berambut panjang dike


pang rambutnya dan letakkan ke belakang kepala.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 52


.
(al-Bukhari-1184):Telah menceritakan kepada kami
Musaddad telah menceritakan kepada saya Yahya bin
Sa'id dari Hisyam bin Hassan berkata, telah mencerita
kan kepada kami Hafshah dari Ummu 'Athiyyah ra.
Berkata: Ketika salah satu puteri Nabi saw. wafat, Na
bi saw. mendatangi kami seraya berkata: "Mandikan
lah menggunakan daun bidara dengan ganjil, tiga kali,
lima kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu
dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kafur barus
(wewangian) atau yang sejenis dari kapur barus (kam
per). Dan bila kalian telah selesai beritahu aku". Keti
ka kami telah selesai, kami memberitahu Beliau, kemu
dian Beliau memberikan kain Beliau kepada kami. Ma
ka kami menyisir (dan menguraikan lalu me ngepang
nya) rambut kepalanya menjadi tiga kepang dan kami
letakkan di belakangnya".H.R.al-Bukhari.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 53


8. Setelah dimandikan bersihkan atau dikeringkan
dengan handuk.
9. Mati dalam peperangan (di jalan Allah) tidak
dimandikan dan tidak disalatkan.

.
(al-Bukhari-1257):Telah menceritakan kepada kami
'Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami
Al-Lais berkata, telah menceritakan kepada saya Ibnu
Syihab dari 'Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik dari Ja
bir bin 'Abdullah ra. berkata,: "Nabi saw. pernah meng
gabungkan dalam satu kubur dua orang laki-laki yang
gugur dalam perang Uhud dan dalam satu kain, lalu
bersabda: "Siapakah diantara mereka yang lebih ba
nyak mempunyai hafalan Alquran". Bila Beliau telah
diberi tahu kepada salah satu diantara keduanya, maka
Beliau mendahulukannya didalam lahad lalu bersabda:
"Aku akan menjadi saksi atas mereka pada hari Kia
mat". Maka Beliau memerintahkan agar menguburkan
mereka dengan darah-darah mereka, tidak dimandikan
dan juga tidak disalatkan".H.R.al-Bukhari.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 54
B. Dalil-dalil Petunjuk mengkafani.
a. Memperbagus kafannya.

.
(Muslim-1567):Telah menceritakan kepada kami Ha
run bin Abdullah dan Hajjaj bin Asy Sya'ir keduanya
berkata, telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin
Muhammad ia berkata, Ibnu Juraij berkata, telah me
ngabarkan kepadaku Abu Zubair bahwa ia mendengar
Jabir bin Abdullah menceritakan bahwa pada suatu
hari Nabi saw. berkhutbah lalu menyebutkan kisah ten
tang salah seorang sahabatnya yang meninggal dan
dikafani dengan kain yang tidak menutupi seluruh ba
dannya, kemudian dimakamkan di malam hari. Rasul
saw. melarang untuk menguburkannya di malam hari
sampai disalatkan, kecuali jika keadaannya sangat
terpaksa, lalu Rasul saw. bersabda: "Jika salah seorang
dari kalian mengkafani saudaranya, maka hendaknya
ia memperbagus kafannya."H.R.Muslim.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 55
b. Gunakan kain kafan berwarna putih.

.
(Ahmad-2878):Telah menceritakan kepada kami 'Af
fan telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah
menceritakan kepada kami Abdullah bin Utsman bin
Khusaim dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas ia ber
kata; Rasul saw. bersabda: " Pakailah pakaianmu yang
berwarna putih karena ia adalah sebaik-baik pakaian
mu, dan kafanilah orang-orang mati kalian dengan ka
in yang putih, dan sebaik-baik celak kalian ialah Ismid
karena dia dapat mencerahkan pandangan dan menum
buhkan rambut."H.R.Ahmad.

c. Menutup seluruh tubuh jenazah.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 56


.
(al-Bukhari-3608):Telah menceritakan kepada kami
Al-Humaidi telah menceritakan kepada kami Sufyan
telah menceritakan kepada kami Al-A'masy berkata,
aku mendengar Abu Wa'il berkata; Kami mengunjungi
Khabbab lalu dia bercerita; Kami telah berhijrah ber
sama Nabi saw. dengan hanya mengharapkan rida
Allah, dan kami telah mendapatkan pahala di sisiNya.
Lalu diantara kami ada yang meninggal lebih dahulu
sebelum menikmati pahalanya sedikitpun (di dunia
ini), diantaranya adalah Mus'ab bin Umair., dia terbu
nuh di medan Perang Uhud dan dia hanya meninggal
kan selembar kain, apabila kami gunakan untuk me
nutup kepalanya dengan kain tersebut maka kakinya
terbuka keluar dan bila kakinya yang hendak kami
tutup kepalanyalah yang terbuka. Maka Rasul saw.
memerintahkan kami untuk menutup kepalanya de
ngan kain tersebut sedangkan kakinya kami tutup de
ngan dedaunan idzhir. Dan diantara kami ada juga
yang telah memetik hasil usahanya (didunia ini)".
H.R.al-Bukhari.

d. Memberi wewangian pada kain kafan jenazah.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 57


(Ahmad-14013):Telah bercerita kepada kami Yahya
Bin 'Adam telah bercerita kepada kami Qutbah dari Al
'A'masy dari Abu Sufyan dari Jabir berkata; Nabi saw.
bersabda: "Apabila kalian memberi wewangian pada
mayat maka berilah tiga kali".H.R.Ahmad.
Kata ajmara, dalam hadis di atas diartikan oleh
Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah de
ngan mengukup, berarti dalam hadis di atas berhubu
ngan dengan mengukup mayat. Arti mengukup dije
laskan oleh Fatwa-Fatwa tarjih: Tanya Jawab Agama
jilid 5, yang diterbitkan Suara Muhammadiyah, pada
halaman 155, yaitu mengasapi pakaian supaya harum
baunya dengan wewangian. Dengan demikian mengu
kup kain kafan mayat, maksudnya mengasapi kain
kafan dengan wangi-wangian atau kain kafan mayat
diberi wangi-wangian seperti dengan minyak kayu
cendana, minyak wangi, kapur barus dan lain-lain.

e. Memberikan wewangian (melulutkan)

.
(Malik-43):Perawi menerangkan; telah menceritakan
kepadaku dari Malik dari Nafi'; Bahwasanya Abdullah
bin Umar memberi wewangian kepada jenazah anak
Sa'id bin Zaid dan dia mengusungnya juga, kemudian
dia masuk masjid dan salat tanpa berwudu.H.R.Malik.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 58


Dalam HPT Muhammadiyah kata hannatha,
diartikan dengan melulutkan. Arti melulut mayat dije
laskan oleh Fatwa-Fatwa tarjih: Tanya Jawab Agama
jilid 5, yang diterbitkan Suara Muhammadi yah, pada
halaman 155, yaitu menggosok badan mayat dengan
wewangian atau memberi wangi-wangian pada mayat,
baik dengan bedak atau wangi-wangian yang lain.

f. Mengkafani orang yang wafatnya sedang ihram.

(al-Bukhari-1718):Telah menceritakan kepada kami


Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami
Hammad dari Ayyub dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu
'Abbas rad. berkata;"Ketika ada seorang laki-laki yang
sedang wukuf bersama Nabi saw. di 'Arafah terjatuh
dari hewan tunggangannya sehingga ia terinjak" atau
dia (Ibnu 'Abbas ra.) berkata: "Hingga orang itu mati
seketika".Maka Nabi saw. bersabda: "Mandikanlah dia
dengan air dan (air) dicampur daun bidara dan kafani
lah dengan dua helai kain dan janganlah (kainnya) di
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 59
beri wewangian dan jangan pula diberi tutup kepala
(serban) dan jangan pula (jasadnya) diberi wewangian
(dengan cendana) karena Allah nanti membangkitkan
nya pada hari qiyamat dalam keadaan bertalbiyyah".
H.R.al-Bukhari.

g. Mengkafani dengan 3 pakaian putih bersih

.
(al-Bukhari-1194):Telah menceritakan kepada kami
Isma'il berkata, telah menceritakan kepada saya Malik
dari Hisyam bin 'Urwah dari Bapaknya dari 'Aisyah
ra. bahwa Rasul saw. (ketika wafat) dikafani jasadnya
dengan tiga helai kain yang sangat putih terbuat dari
katun dan tidak dikenakan padanya baju dan serban
(tutup kepala).H.R.al-Bukhari.

h. Cara mengkafani jenazah wanita (5 helai kain).

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 60


.
(Abu Dawud-2745):Telah menceritakan kepada kami
Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepada kami
Ya'qub bin Ibrahim, telah menceritakan kepada kami
ayahku dari Ibnu Ishaq, telah menceritakan kepadaku
Nuh bin Hakim As-Saqafi, dan ia adalah orang yang
pandai membaca Alquran, dari seorang laki-laki dari
Bani 'Urwah bin Mas'ud yang dipanggil Daud, ia dila
hirkan oleh Ummu Habibah binti Sufyan isteri Nabi
saw., bahwa Laila binti Qanif As-Saqafi berkata; aku
termasuk diantara orang yang memandikan Ummu
Kulsum anak Rasul saw. ketika ia meninggal. Pertama
yang beliau berikan kepada kami yaitu kain (sarung),
kedua, baju kurung, ketiga tudung (penutup kepala),
keempat selubung (kain selimut), kelima dimasukkan
pada kain (baju) yang lain. Ia berkata; sementara Ra
sul saw. dalam keadaan duduk di depan pintu memba
wa kain kafannya, beliau memberikannya satu demi
satu. H.R. Abu Dawud.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 61


i. Jangan Berlebih-lebihan mengkafani jenazah.

.
(Abu Dawud-2742):Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin 'Ubaid Al-Muharibi, telah mencerita
kan kepada kami 'Amr bin Hasyim Abu Malik Al-Jan
bi dari Isma'il bin Abu Khalid dari Amir dari Ali bin
Abu Thalib, ia berkata; janganlah kalian berlebih-lebi
han dalam mengkafaniku. Karena sesungguhnya aku
mendengar Rasul saw. bersabda: "Janganlah kali an
berlebih-lebihan dalam mengkafani, karena sesung
guhnya kain tersebut akan segera rusak."H.R.Abu Da
wud. Hadis ini berkualitas daif, menurut M.N.Al-
Albani dan al-Arnuth.Adapun kedaifannya pada pera
wi yang bernama ‘Amr bin Hasyim, menurut penila
ian ulama hadis, seperti Ibnu 'Adi, Muhammad bin
Sa'd, Yahya bin Ma'in dan Al-Bukhari.

C. Dalil-dalil Petunjuk mensalatkan.


a. Perintah mensalatkan jenazah.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 62


.
(Ahmad-16417):Telah menceritakan kepada kami Ib
nu Numair dari Yahya bin Sa'id dari Muhammad bin
Yahya-lewat jalur periwayatan lain-dan Yazid berkata;
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari
Muhammad bin Yahya dari Ibnu Abu 'Amrah dari
Abu Amrah sesungguhnya telah mendengar Zaid bin
Khalid Al-Juhani Yazid berkata; sesungguhnya Abu
'Amrah budak Zaid bin Khalid Al-Juhani, telah men
dengar Zaid bin Khalid Al-Juhani menceritakan se
sungguhnya ada seorang laki-laki dari kalangan kaum
muslimin wafat di Khaibar, lalu disebutkan pada Ra
sul saw. lalu beliau bersabda: "Salatlahkanlah atas sau
dara kalian." (Zaid bin Khalid Al-Juhani ra.) berkata;
"Lalu wajah orang-orang berubah karena hal itu." Tat
kala (Rasul saw.) melihat mereka bersabda: "Sahabat
kalian ini telah mengambil rampasan sebelum dibagi
di jalan Allah." Lalu kami memeriksanya pada perbe
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 63
kalannya lalu kami mendapatkan permata Yahudi
yang setara dengan dua dirham."H.R.Ahmad.

b. Pahala mensalatkan jenazah

.
(al-Bukhari-1240):Telah menceritakan kepada kami
'Abdullah bin Maslamah berkata, aku membacakan ke
pada Ibnu Abu Za'bi dari Sa'id bin Abu Sa'id Al-Maq
bariy dari bapaknya bahwasanya dia pernah bertanya
kepada Abu Hurairah ra., maka Abu Hurairah ra.
menjawab; Aku mendengar Nabi saw. Dan dalam riwa
yat lain telah menceritakan kepada kami Ahmad bin
Syabib bin Sa'id berkata, telah menceritakan bapakku
kepadaku, telah menceritakan kepada kami Yunus ber
kata, Ibnu Syihab dan telah menceritakan kepada saya
'Abdurrahman Al-A'raj bahwa Abu Hurairah ra. Berka

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 64


ta;Telah bersabda Rasul saw.: "Barangsiapa yang me
nyaksikan jenazah hingga ikut mensalatkannya maka
baginya pahala satu qirath, dan barangsiapa yang me
nyaksikan jenazah hingga ikut menguburkannya maka
baginya pahala dua qirath".Ditanyakan kepada Beli
au;"Apa yang dimaksud dua qirath?" Beliau menja
wab:"Seperti dua gunung yang besar".H.R.al-Bukhari.

.
(Muslim-1571):Dan telah menceritakan kepadaku Mu
hammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami
Bahz telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah
menceritakan kepadaku Suhail dari bapaknya dari Abu
Hurairah dari Nabi saw., beliau bersabda: "Barangsia
pa yang mensalatkan jenazah, namun ia tidak sampai
ikut mengantarnya maka baginya pahala satu qirath.
Dan jika ia turut mengantarnya, maka baginya pahala
dua qirath."Kemudian ditanyakanlah, "Seperti apakah
dua qirath itu?"Beliau menjawab:"Yang paling kecil
di antaranya adalah seperti gunung uhud.H.R.Muslim.
c. Mensalatkan jenazah dengan 3 Shaf.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 65


.
(Abu Dawud-2753):Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin 'Ubaid telah menceritakan kepada ka
mi Hammad dari Muhammad bin Ishaq, dari Yazid?
bin Abu Habib dari Martsad Al-Bazini, dari Malik bin
Hubairah ia berkata; Rasul saw. bersabda: "Tidaklah
seorang muslim meninggal kemudian terdapat tiga
shaf orang-orang muslim yang mensalatkannya kecu
ali telah wajib (pengampunan Allah atas mayit)."
(Marsad) berkata; Malik apabila menganggap orang-
orang yang akan mensalatkan jenazah sedikit, maka ia
membaginya menjadi tiga barisan berdasarkan hadits.
H.R.Abu Dawud.

.
(Ahmad-16125):(Ahmad bin Hanbal r.a) berkata; telah
menceritakan kepada kami Yazid bin Harun berkata;
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 66
telah mengabarkan kepada kami Hammad bin Zaid
dari Muhammad bin Ishaq dari Yazid bin Abu Habib
dari Martsad bin Abdullah Al-Yazani dari Malik bin
Hubarah berkata; Rasul saw. bersabda: "Tidaklah seo
rang mukmin yang meninggal lalu ada sekelompok
orang yang mensalatinya sampai tiga shaf kecuali dia
diampuni (dosanya)."(Marsad bin Abdullah Al-Yazani
Radliyallahu'aanhu) berkata; jika keluarga jenazah se
dikit, Malik bin Hubarah tetap menjaga agar bisa dija
dikan tiga shaf.H.R.Ahmad.

d. Rasul tidak mensalatkan orang Munafiq.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 67


.
(Muslim-4978):Telah menceritakan kepada kami Abu
Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada
kami Abu Usamah telah menceritakan kepada kami
'Ubaidullah bin 'Umar dari Nafi' dari Ibnu 'Umar dia
berkata; "Ketika Abdullah bin 'Ubay bin Salul wafat,
anaknya Abdullah bin Abdullah (bin Ubay) datang
kepada Rasul saw. meminta jubah beliau untuk kafan
bapaknya. Rasulullah memenuhi permintaan anaknya
itu. Kemudian dimintakan pula agar Rasul saw. menya
latkan jenazah bapaknya. Ketika beliau berdiri hendak
shalat jenazah, maka beliau tiba-tiba ditarik bajunya
oleh Umar (bin Khaththab) seraya berkata; 'Ya Ra
sulullah! Akan Anda shalatkankah dia? Bukankah
Allah telah melarang Anda menyalatkannya?'Jawab be
liau: 'Aku hanya diberi pilihan oleh Allah swt. antara
menyalatkan atau tidak.'Lalu dibacanya ayat: Kamu
mohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mo
honkan ampun bagi mereka (adalah sama saja); se
kalipun kamu mohonkan ampun bagi mereka tujuh pu
luh kali…'. (QS. At Taubah (9): 80). Dan aku akan
melebihi dari tujuh puluh kali.'Kata Umar; 'Tapi dia
kan orang munafik!'Tetapi Rasul saw. tetap menya
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 68
latkannya juga. Kemudian Allah Ta'ala menurunkan
ayat: 'Dan sekali-kali janganlah kamu salatkan jenazah
salah seorang mereka yang mati, dan jangan pula
kamu berdiri di kuburannya…'. (QS. At Taubah (9):
84). Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Al-Musanna dan 'Ubaidullah bin Sa'id mereka berdua
berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya Al-
Qaththan dari 'Ubaidullah dengan sanad ini dengan
Hadis yang serupa dengan tambahan; lalu beliau me
ninggalkan salat untuk orang-orang munafik.H.R.
Muslim.

e. Salat jenazah 40 orang Allah mengabulkan doa


mereka untuk si mayat

.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 69
(Muslim-1577):Telah menceritakan kepada kami Ha
run bin Ma'ruf dan Harun bin Sa'id Al-Aili dan Al-Wa
lid bin Syuja' As-Sakuni–Al-Walid berkata-telah men
ceritakan kepadaku-sementara dua orang yang lain
berkata-telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb
telah mengabarkan kepadaku Abu Shakhr dari Syarik
bin Abdullah bin Abu Namir dari Kuraib Maula Ibnu
Abbas, dari Ibnu Abbas bahwa anaknya telah mening
gal di kawasan Qudaid atau 'Usfan, maka ia pun ber
kata,"Wahai Kuraib, lihatlah berapa orang yang ber
kumpul untuk mensalatkannya." Kuraib berkata; Maka
aku pun keluar, ternyata orang-orang telah berkumpul
untuk (mensalatkan)-nya. Lalu aku memberitahukan
nya kepada Ibnu Abbas, dan ia bertanya, "Apakah jum
lah mereka mencapai empat puluh orang?"Kuraib men
jawab,"Ya."Kemudian Ibnu Abbas berkata, "Keluar
kanlah mayat itu, karena aku telah mendengar Rasul
saw. bersabda:'Tidaklah seorang muslim meninggal du
nia, dan disalatkan oleh lebih dari empat puluh orang,
yang mana mereka tidak menyekutukan Allah, niscaya
Allah akan mengabulkan do'a mereka untuknya.”.
H.R.Muslim.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 70


.
(Abu Dawud-2756):Telah menceritakan kepada kami
Al-Walid bin Syuja'As Sakuni, telah menceritakan ke
pada kami Ibnu Wahb, telah mengabarkan kepadaku
Abu Shakhr dari Syarik bin Abdullah bin Abu Namir
dari Kuraib dari Ibnu Abbas, ia berkata; saya mende
ngar Nabi saw. bersabda: "Tidaklah seorang muslim
meninggal dunia, kemudian terdapat empat puluh
orang yang tidak mensekutukan Allah dengan sesua
tupun berdiri untuk mensalatkan jenazahnya melain
kan diterima doa (syafa'at) mereka untuknya." H.R.
Abu Dawud.

f. Salat jenazah 100 orang dapat ampunan Allah.

.
(Ibn Majah-1477):Telah menceritakan kepada kami
Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah mencerita
kan kepada kami Ubaidullah berkata, telah memberita
kan kepada kami Syaiban dari Al-A'masy dari Abu
Salih dari Abu Hurairah dari Nabi saw., beliau bersab
da: "Barangsiapa seratus orang kaum muslimin mensa

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 71


latkan jenazahnya, maka ia akan diampuni."H.R.Ibn
Majah.

g. Salat Jenazah dalam masjid

.
(Muslim-1617):Dan telah menceritakan kepadaku Ha
run bin Abdullah dan Muhammad bin Rafi' -lafazhnya
juga milik Ibnu Rafi'- keduanya berkata, telah mence
ritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik telah mengabar
kan kepada kami Ad-Dahak yakni Ibnu Usman, dari
Abu Nadlr dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa
ketika Sa'd bin Abu Waqash meninggal, Aisyah berka
ta, "Masukkanlah ia ke dalam masjid hingga aku bisa
menshalatkannya." Namun mereka tidak menyetujui
nya, maka ia pun berkata, "Demi Allah, sungguh Ra
sul saw. telah mensalatkan jenazah dua orang putra
Baida` di dalam masjid, yaitu Suhail dan saudaranya.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 72


Muslim berkata; "Suhail bin Da'd adalah Ibnul Baida`,
dan ibunya adalah Baida`.H.R.Muslim.

.
(Abu Dawud-2775) : Telah menceritakan kepada kami
Harun bin Abdullah, telah menceritakan kepada kami
Ibnu Abu Fudaik, dari Ad-Dahhak bin Usman dari
Abu An-Nadhr dari Abu Salamah dari Aisyah ia berka
ta; demi Allah sungguh Rasul saw. telah mensalatkan
dua anak Baidha` yaitu Suhail dan saudaranya di
masjid.H.R.Abu Dawud.

h. Salat jenazah mesti pakai niat

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 73


(Muslim-3530):Telah menceritakan kepada kami Ab
dullah bin Maslamah bin Qa'nab telah menceritakan
kepada kami Malik dari Yahya bin Sa'id dari Muham
mad bin Ibrahim dari 'Alqamah bin Waqash dari Umar
bin Khattab dia berkata,"Rasul saw. bersabda:"Sesung
guhnya amalan itu tergantung dengan niatnya, dan se
sungguhnya ia akan mendapatkan sesuatu yang diniat
kannya, barangsiapa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-
Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, dan
barangsiapa hijrahnya untuk memperoleh dunia atau
seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrah
nya sesuai dengan apa yang diniatkannya.H.R.Muslim

i. Awal salat jenazah.

Abu Umamah bin Sahl bahwasannya menceritakannya


seorang lelaki dari sahabat Nabi saw berkata, “Sesung
guhnya menurut sunnah dalam mensalatkan jenazah
ialah membaca al-Fatihah dan membaca salawat atas
Nabi saw lalu dengan ikhlas mendo‟akan kepada ma
yat sampai selesai dan membaca hanya sekali kemu

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 74


dian salam dengan suara sirr di dalam hatimu (HR
Musnad Asy-Syafii).

j. Nabi Salat jenazah empat takbir, namun suatu ketika


lima takbir

.
(Muslim-1589):Telah menceritakan kepada kami Abu
Bakar bin Abu Syaibah dan Muhammad bin Al Musan
na dan Muhammad bin Basysyar mereka berkata, te
lah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far
Telah menceritakan kepada kami Syu'bah - Abu Bakr
berkata-dari Syu'bah dari Amru bin Murrah dari Ab
durrahman bin Abu Laila ia berkata; Zaid biasa ber
takbir empat kali (menshalati) jenazah kami. Namun
suatu ketika ia bertakbir sebanyak lima kali, maka
saya pun bertanya padanya. Ia menjawab, "Sebanyak
itulah Rasul saw. bertakbir." H.R.Muslim.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 75


.
(Ibn Majah-1494):Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Ja'far berkata, telah men
ceritakan kepada kami Syu'bah. (dalam jalur lain dise
butkan) Telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Hakim berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu
Abu 'Adiy dan Abu Dawud dari Amru bin Murrah dari
'Abdurrahman bin Abu Laila ia berkata, "Ketika men
salati jenazah Zaid bin Arqam takbir sebanyak empat
kali, dan suatu ketika ia pernah mensalati jenazah lalu
bertakbir lima kali, maka aku pun menanyakan hal itu
kepadanya, ia menjawab, "Rasul saw. pernah melaku
kan itu (takbir lima kali). "H.R.Ibn Majah.

.
(Ibn Majah-1527):Telah menceritakan kepada kami Sa
hl bin Abu Sahl berkata, telah menceritakan kepada ka
mi Makki bin Ibrahim Abu Sakan dari Malik dari Na
fi' dari Ibnu Umar berkata, "Nabi saw. mensalatkan
Najasyi, lalu beliau bertakbir sebanyak empat takbir.
"H.R.Ibn Majah.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 76
k. Urutan salat jenazah, takbir pertama al-Fatihah.

.
(an-Nasa‟i-1963):Telah mengabarkan kepada kami
Qutaibah dia berkata; telah menceritakan kepada kami
Al-Lais dari Ibnu Syihab dari Abu Umamah bahwasan
nya ia berkata; "Yang sesuai sunnah pada salat jena
zah adalah membaca Al-Fatihah pada takbir pertama
dengan suara pelan, kemudian bertakbir tiga kali dan
mengucapkan salam pada takbir terakhir." Telah me
ngabarkan kepada kami Qutaibah dia berkata; Telah
menceritakan kepada kami Al-Lais dari Ibnu Syihab
dari Muhammad bin Suwaid Ad-Dimasyqi Al-Fihri
dari Dlahhak bin Qais Ad-Dimasyqi seperti itu juga.
H.R.an-Nasa‟i.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 77


.
(Ahmad-8351):Telah menceritakan kepada kami Husa
in bin Muhamamd Telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari Ibrahim Al-Hajari dari Abdullah bin Abu
Aufa-ia termasuk sahabat yang ikut serta dalam Bai'a
tur Ridlwan-bahwa anak perempuannya meninggal.
Kemudian ia pun mengikuti jenazahnya dengan me
ngendarai Baghal di belakangnya, akhirnya para wa
nita pun menangis. Maka ia pun berkata, "Janganlah
lakukan melakukan Al Maratsi (ratapan ala jahiliyah),
karena Rasul saw. telah melarang ratapan ala jahiliyah
hingga salah seorang di antara kalian air matanya
mengalir sesuka hatinya." Kemudian ia pun mensala
tinya empat takbir, lalu ia berdiri setelah takbir yang
keempat seperti jarak dua takbir, ia berdo'a dan berka
ta; "Rasul saw. telah berbuat terhadap jenazah sedemi
kian ini."H.R.Ahmad. hadis dhaif menurut penilaian
al-Arnauth, dari jalur Ibrahim al-Hajariy bin Muslim.

l. Doa dalam salat jenazah.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 78


.
(Muslim-1600):Telah menceritakan kepadaku Harun
bin Sa'id Al-Aili telah mengabarkan kepada kami Ibnu
Wahb telah mengabarkan kepadaku Mu'awiyah bin
Shalih dari Habib bin Ubaid dari Jubair bin Nufair ia
mendengarnya berkata, saya mendengar Auf bin Ma
lik berkata; Suatu ketika Rasul saw. mensalatkan je
nazah, dan saya hafal do'a yang beliau ucapkan: "

(Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia,


lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah tempat
kembalinya, la pangkan kuburnyak, bersihkanlah ia

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 79


dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia
dari segala kesala han, sebagana Engkau telah
membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan
gantilah rumahnya-di dunia- dengan rumah yang lebih
baik-di akhirat-serta ganti lah keluarganya -di dunia-
dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di
dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke
dalam surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur
atau siksa api neraka)."H.R.Muslim.

.
(Muslim-1601):Telah menceritakan kepada kami Nas
ru bin Ali Al-Jahdlami dan Ishaq bin Ibrahim kedua
nya dari Isa bin Yunus dari Abu Hamzah Al-Himshi -
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 80
dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepadaku
Abu Thahir dan Harun bin Sa'id Al-Aili -dan lafalnya
milik Abu Thahir- keduanya berkata, telah mencerita
kan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepa
daku Amru bin Harits dari Abu Hamzah bin Sulaim
dari Abdurrahman bin Jubair bin Nufair dari bapaknya
dari 'Auf bin Malik Al-Asyja'i ia berkata; Saya mende
ngar Nabi saw. membaca do'a dalam salat jenazah:

.
("Ya Allah, Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat ke
padanya, maafkanlah dia dan selamatkanlah dia (dari
beberapa hal yang tidak disukai), dan tempatkanlah di
tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, man
dikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia
dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau member
sihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah
yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah ke
luarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada ke
luarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik
daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia
ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka lin
dungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka")
.H.R.Muslim.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 81
.
(Abu Dawud-2786) : Telah menceritakan kepada kami
Musa bin Marwan Ar-Raqqi telah menceritakan kepa
da kami Syu'aib bin Ishaq dari Al Auza'i dari Yahya
bin Abu Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurairah,
ia berkata; Rasul saw. penah menshalati jenazah
kemudian beliau mengucapkan:

.
(ya Allah, ampunilah orang-orang yang masih hidup
diantara kami, dan yang telah mati, anak kecil dan
yang dewasa kami, laki-laki kami dan wanita kami,
orang-orang yang hadir diantara kami dan yang tidak
hadir. Ya Allah, siapapun diantara kami yang Engkau
hidupkan maka hidupkanlah di atas keimanan dan
siapapun diantara kami yang Engkau wafatkan maka
wafatkanlah dalam keadaan beragama Islam, ya Allah,
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 82
janganlah Engkau halangi kami dari mendapatkan
pahalanya dan janganlah Engkau sesatkan kami
setelah kematiannya!"H.R.Muslim.

.
.
(Ahmad-21512):Telah menceritakan kepada kami
'Abdush Shamad telah menceritakan kepada kami
Hammam telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Abu Katsir dari 'Abdullah bin Abu Qatadah dari ayah
nya bahwa ia melihat Nabi saw. menshalati jenazah, ia
mendengar beliau berdoa:

"Ya Allah! Ampunilah yang masih hidup dari kami


dan yang sudah mati, yang menyaksikan dan yang
tidak hadir, yang kecil dan yang besar, yang lelaki dan
yang perempuan." Berkata Yahya; Abu Salamah
menambahi;

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 83


Ya Allah! Siapa pun yang Kau hidupkan dari kami
maka hidupkanlah diatas Islam dan siapa pun yang
Kau wafatkan dari kami maka wafatkanlah diatas
iman."H.R.Ahmad.

.
(Ibn Majah-1487):Telah menceritakan kepada kami
Suwaid bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada
kami Ali bin Mushar dari Muhammad bin Ishaq dari
Muhammad bin Ibrahim dari Abu Salamah dari Abu
Hurairah ia berkata, "Rasul saw. jika melakukan shalat
jenazah selalu membaca berdo'a:

.
(Ya Allah, ampunilah kami yang masih hidup, yang
telah meninggal dari kami, yang masih ada, yang telah
tiada, anak kecil kami, orang tua kami, lelaki kami,
perempuan kami. Ya Allah, siapa saja yang Engkau
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 84
hidupkan dari kami, maka hidupkanlah di atas Islam,
dan siapa saja yang Engkau wafatkan dari kami, maka
wafatkanlah di atas iman. Ya Allah, janganlah Engkau
haramkan bagi kami pahalanya, dan janganlah Engkau
sesatkan kami sepeninggalnya. "H.R.Ibn Majah.

.
(Malik-479):Telah menceritakan kepadaku Yahya dari
Malik dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi dari Bapak
nya bahwa dia bertanya kepada Abu Hurairah 'Bagai
mana engkau salat jenazah?"Abu Hurairah berkata,
"Demi Allah, aku akan mengabarkan kamu. Aku me
ngikutinya sejak masih berada pada keluarganya. Jika
mayat sudah diletakkan, aku bertakbir, memuji Allah
dan bershalawat atas Nabi-Nya. Lalu aku membaca:
'Ya Allah. Dia adalah hamba-Mu dan anak dari hamba
-Mu, juga anak dari hamba perempuan-Mu, dia bersak
si bahwa tiada tuhan kecuali-Mu. Bersaksi bahwa Mu
hammad adalah hamba dan Rasul-Mu. Engkau lebih
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 85
tahu tentang dirinya. Ya Allah, jika dia berbuat baik
maka tambahlah kebaikannya, dan jika dia berbuat do
sa maka maafkanlah kesalahannya. Ya Allah, jangan
lah Engkau hilangkan pahalanya dan janganlah eng
kau fitnah kami setelahnya'."H.R.Malik.

Doa jika mayatnya anak-anak:

. .
Dan berkata al-Husain: Rasul saw membaca atas
(jenazah) anak-anak dengan al-Fatihah, dan berdoa:

Ya Allah jadikanlah ia pelebihan (tabungan) dan pen


dahulu (penjemput) serta upah (pahala) bagi kami.
H.R.al-Bukhari, periwayatan secara muallaq.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 86


d. Imam berdiri tepat di tengah jenazah wanita

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 87


.
(Muslim-1603):Telah menceritakan kepada kami Mu
hammad bin Al-Mutsanna dan Uqbah bin Mukram Al-
Ammi keduanya berkata, telah menceritakan kepa da
kami Ibnu Abu Adi dari Husain dari Abdullah bin
Buraidah ia berkata, Samurah bin Jundub berkata; "Pa
da masa Rasul saw. aku masih kecil, dan saya telah
menghafal (beberapa hadits) dari beliau, maka tidak
ada yang menghalangiku untuk berbicara kecuali kare
na di sini terdapat orang-orang yang usia mereka lebih
tua dariku. Dan sungguh, saya pernah shalat (jenazah)
di belakang Rasul saw. untuk mensalatkan jenazah
seorang wanita yang meninggal dunia ketika masa ni
fas (setelah melahirkan). Maka Rasul saw. berdiri (Sa
lat jenazah) di sebelah tengah-tengah badannya." Da
lam riwayat Ibnul Mutsanna, ia berkata; telah menceri

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 88


takan kepadaku Abdullah bin Buraidah, ia berkata;
"Maka beliau pun berdiri tepat di tengahnya untuk
mensalatkannya."H.R.Muslim.

m. Imam berdiri disisi kepala jenazah laki-laki.

.
(Abu Dawud-2779):Telah menceritakan kepada kami
Daud bin Mu'adz, telah menceritakan kepada kami
Abdul Warits dari Nafi' Abu Ghalib, ia berkata; aku
berada di deretan pohon di tempat penambatan unta,
kemudian ada (rombongan pengiring) jenazah yang
lewat yang diiringi banyak orang. Mereka berkata; ini
adalah jenazah Abdullah bin 'Umair, lalu aku mengi
kutinya. Tiba-tiba aku berada di dekat orang yang me
makai baju tipis berada di atas kuda tariknya, dan di
atas kepalanya terdapat secarik kain yang melindu
nginya dari panas matahari. Aku katakan; siapakah
orang ini? Mereka berkata; ini adalah Anas bin Malik.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 89
Kemudian tatkala jenazah tersebut diletakkan Anas
berdiri lalu menshalatkannya, sementara aku di bela
kangnya, tidak ada sesuatu pun yang menghalangi
antara diriku dan dirinya. Ia berdiri di sisi kepalanya
lalu bertakbir empat kali, tidak lama dan tidak cepat-
cepat. Kemudian ia pergi dan duduk.H.R.Abu Dawud.

o. Adanya anjuran salat ghaib.

.
(Muslim-1584):Telah menceritakan kepada kami Mu
hammad bin Ubaid Al-Ghubari telah menceritakan ke
pada kami Hammad dari Ayyub dari Abu Zubair dari
Jabir bin Abdullah -dalam jalur lain- Dan telah men
ceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub -dan lafazh
juga miliknya- Telah menceritakan kepada kami Ibnu
Ulayyah Telah menceritakan kepada kami Ayyub dari
Abu Zubair dari Jabir bin Abdullah ia berkata; Rasul
saw. bersabda:"Sesungguhnya saudara kalian telah me
ninggal, karena itu berdirilah untuk menunaikan salat
(ghaib) atasnya."Maka kami pun berdiri, dan beliau
mengatur shaf kami menjadi dua shaf. H.R. Muslim.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 90


.
(Muslim-1583):Dan telah menceritakan kepadaku Mu
hammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Sa'id dari Ibnu Juraij dari Atha` dari Jabir
bin Abdullah ia berkata; Rasul saw. bersabda: "Pada
hari ini, seorang hamba Allah yang salih Ashamah
meninggal dunia."Akhirnya beliau berdiri dan mengi
mami kami dan salat (ghaib) atasnya. H.R. Muslim.

.
(Muslim-1585):Dan telah menceritakan kepadaku Zu
hair bin Harb dan Ali bin Hujr telah menceritakan ke
pada kami Isma'il -dalam jalur lain- Dan telah men
ceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub Telah mence
ritakan kepada kami Ibnu Ulayyah dari Ayyub dari
Abu Qilabah dari Abu Al Muhallab dari Imran bin Hu
shain ia berkata; Rasul saw. bersabda: "Sesungguhnya
saudara kalian (raja Najasyi) telah meninggal, karena
itu berdirilah kalian (untuk salat ghaib) atasnya." H.R.
Muslim.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 91
p. Berdoa dengan ikhlas untuk jenazah dan
mengangkat tangan pada salat jenazah

(11497) Telah menceritakan kepada kami „Abdul


A‟la, dari Ma‟mar, dari az-Zuhriy berkata dia: Aku
mendengar Abu Umamah diceritakan oleh Sa‟id bin
al-Musayyab, berkata dia: bersal dari as-Sunnah dalam
salat jenazah, membaca surat al-Fatihah, kemudian
bersalawat kepada Rasul saw, kemudian dengan ikhlas
mendoakan mayat sampai selesai, tidak membaca
kecuali satu kali, kemudian mengucap salam di dalam
hatimu.
(11498) Telah menceritakan kepada kami „Abdullah
bin Idris dari „Ubaidillah, dari Nafi‟, dari Ibn „Umar,
berkata dia; Adalah Rasul mengangkat kedua tangan

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 92


nya pada setiap takbir dalam salat jenazah.H.R.Ibn
Abi Syaibah.

D. Dalil-dalil Petunjuk menguburkan.


a. Anjuran Mempercepat Membawa Jenazah

.
(al-Bukhari-1231):Telah menceritakan kepada kami
'Ali bin 'Abdullah telah menceritakan kepada kami Su
fyan berkata, kami menghafalnya dari Az-Zuhriy dari
Sa'id bin Al-Musayyab dari Abu Hurairah ra. dari Na
bi saw. bersabda: "Bercepat-cepatlah (membawa) jena
zah, karena bila jenazah itu dari orang salih berarti
kalian telah mempercepat kebaikan untuknya dan jika
tidak, berarti kalian akan melepaskan yang jelek itu
dari bahu kalian".H.R.al-Bukhari.

b. Orang yang berkendaraan di belakang jenazah

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 93


.
(at-Tirmizi-952):Telah menceritakan kepada kami Bi
syr bin Adam bin Binti Azhar As-Saman Al-Basri
telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Sa'id bin
'Ubaidullah telah menceritakan kepada kami bapakku
dari Ziyad bin Jubair bin Hayyah dari Bapaknya dari
Al-Mughirah bin Syu'bah bahwa Nabi saw. bersabda:
"Orang yang berkendaraan di belakang jenazah, se
dangkan orang yang berjalan terserah (di belakang
atau di depan), dan anak kecil wajib disalati." H.R.at-
Tirmizi.

c. Pahala mengiringi jenazah

.
(an-Nasa‟i-1969): Telah mengabarkan kepada kami
Muhammad bin Basysyar dia berkata; telah kami
Muhammad bin Ja'far dari 'Auf dari Muhammad bin
Sirin dari Abu Hurairah bahwa Rasul saw. bersabda:
"Barangsiapa yang mengiringi jenazah seorang Mus
lim dengan mengharap pahala, lalu mensalatinya dan
menguburkannya, baginya pahala dua qirath, dan ba
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 94
rangsiapa yang mensalatinya, kemudian pulang sebe
lum dikubur, dia pulang dengan membawa pahala satu
qirath."H.R.an-Nasa‟i.

d. Wanita dilarang mengiringi jenazah

.
(al-Bukhari-1199):Telah menceritakan kepada kami
Qabishah bin 'Uqbah telah menceritakan kepada kami
Sufyan dari Khalid Al Hadza' dari Ummu AL Hudzail
dari Ummu 'Athiyyah ra. berkata: "Kami dilarang
untuk turut mengiring jenazah, tetapi (larangn itu)
tidak begitu ditekankan atas kami.".H.R.al-Bukhari.

e. Berjalan di depan jenazah.

(at-Tirmizi-928):Telah menceritakan kepada kami Qu


taibah, Ahmad bin Mani', Ishaq bin Manshur dan Mah
mud bin Ghailan mereka berkata; telah menceritakan
kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari Az-Zuhri dari

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 95


Salim dari bapaknya berkata; "Saya melihat Nabi
saw., Abu Bakar dan Umar semuanya berjalan di
depan jenazah."H.R.at-Trimizi.

f. Jenazah diletakkan, setelah itu boleh duduk.

.
(Muslim-1591):Telah menceritakan kepada kami Us
man bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami
Jarir dari Suhail bin Abu Shalih dari bapaknya dari
Abu Sa'id ia berkata; Rasul saw. bersabda: "Jika kali
an mengikuti jenazah, maka janganlah kalian duduk
hingga jenazah itu diletakkan."H.R.Muslim.

.
(an-Nasa‟i-1971):Telah mengabarkan kepada kami
Suwaid bin Naslr dia berkata; telah memberitakan
kepada kami 'Abdullah dari Hisyam dan Al Auza'i dari
Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salalmah dari Abu Sa
'id dia berkata; Rasul saw. bersabda: "Apabila kalian
melihat jenazah, berdirilah dan apabila mengiringinya,
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 96
janganlah ia duduk hingga jenazah itu diletakkan.
H.R.an-Nasa‟i.

g. Orang ikut menguburkan dianjurkan mandi.

.
(an-Nasa‟i-1979):Telah mengabarkan kepada kami
'Ubaidullah bin Sa'id dia berkata; telah menceritakan
kepada kami Yahya dari Sufyan dia berkata; telah men
ceritakan kepadaku Abu Ishaq dari Najiyah bin Ka'ab
dari 'Ali dia berkata; "Aku pernah bertanya kepada
Nabi saw., "Paman engkau, orang tua yang sesat telah
meninggal dunia! Siapa yang menguburkannya?" beli
au bersabda: "Pergilah, lalu kuburkan bapakmu dan
janganlah sekali-kali kamu melakukan suatu hal, hing
ga kamu datang menemuiku." Kemudian aku mengu
burkannya dan datang menemuinya, lalu beliau meme
rintahkanku untuk mandi, aku mandi dan beliau ber
doa untukku. Beliau menyebutkan suatu doa yang ti
dak aku hafal."H.R.an-Nasa‟i.
g. Tiga waktu larangan menguburkan jenazah

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 97


.
(Muslim-1373):Dan telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Yahya telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Wahb dari Musa bin Ali dari bapaknya
ia berkata, saya mendengar Uqbah bin Amir Al Juhani
berkata; "Ada tiga waktu, yang mana Rasul saw. telah
melarang kita untuk salat atau menguburkan jenazah
pada waktu-waktu tersebut. (Pertama), saat matahari
terbit hingga ia agak meninggi. (Kedua), saat matahari
tepat berada di pertengahan langit (tengah hari tepat)
hingga ia telah condong ke barat, (Ketiga), saat mata
hari hampir terbenam, hingga ia terbenam sama sekali.
H.R.Muslim.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 98


.
(an-Nasa‟i-1986):Telah mengabarkan kepada kami
'Amru bin 'Ali dia berkata; telah menceritakan kepada
kami 'Abdurrahman dia berkata; telah menceritakan
kepada kami Musa bin 'Ali bin Rabah dia berkata; aku
mendengar bapakku berkata; aku mendengar 'Uqbah
bin 'Amir Al-Juhani dia berkata;"Ada tiga waktu yang
ketiganya kita dilarang Rasul saw. untuk salat pada
waktu tersebut, atau menguburkan orang-orang yang
telah meninggal di antara kita, yaitu: saat terbit mata
hari hingga naik, saat siang hari hingga tergelincir dan
ketika matahari mendekati terbenam." H.R.an-Na sa‟i.

h. Jika 2 jenazah, dahulukan hafiz Quran.

.
(an-Nasa‟i-1984):Telah mengabarkan kepada kami
Muhammad bin Ma'mar dia berkata; telah mencerita
kan kepada kami Wahb bin Jarir dia berkata; bapakku
telah menceritakan kepada kami, dia berkata; Aku
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 99
mendengar Humaid bin Hilal dari Sa'd bin Hisyam bin
'Amir dari bapaknya dia berkata; "Setelah terjadi pe
rang Uhud, ada beberapa orang muslimin yang tertim
pa musibah dan banyak orang yang terluka, lalu Rasul
saw. bersabda:"Gali, perluas dan kuburkanlah dua dan
tiga orang dalam satu kuburan, serta dahulukan di an
tara mereka yang paling banyak hafalan Alqurannya.
H.R.Muslim.

i. Kuburan hendaknya diratakan

.
(Muslim-1608):Dan telah menceritakan kepadaku Abu
Thahir Ahmad bin Amru Dan telah menceritakan kepa
da kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku
Amru bin Haris-dalam jalur lain-Dan telah menceri
takan kepadaku Harun bin Sa'id Al Aili telah menceri
takan kepada kami Ibnu Wahb telah menceritakan
kepadaku Amru bin Harits -sementara dalam riwayat
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 100
Abu Thahir- bahwa Abu Ali Al Hamdani telah mence
ritakan kepadanya-sementara dalam riwayat Harun-
bahwa Tsumamah bin Syufay telah menceritakan kepa
danya, ia berkata; Kami pernah berada di negeri Ro
mawi bersama Fadlalah bin Ubaid, tepatnya di Rudis.
Lalu salah seorang dari sahabat kami meninggal du
nia, maka Fadlalah bin Ubaid pun memerintahkan un
tuk menguburkannya dan meratakan kuburannya. Ke
mudian ia berkata; Saya telah mendengar Rasul saw
merintahkan untuk meratakan kuburan.H.R. Muslim.

j. Dianjurkan membuat liang lahad dan mele takkan


batu-bata di atas kuburan.

.
(Muslim-1606):Telah menceritakan kepada kami Yah
ya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Abdul
lah bin Ja'far Al Miswari dari Isma'il bin Muhammad
bin Sa'd dari Amir bin Sa'd bin Abu Waqash bahwa
Sa'd bin Abu Waqash berkata di waktu sakit yang me
nyebabkan kematiannya, "Buatkan bagiku lahad dan
tegakkan batu-bata di atas kuburanku sebagaimana
yang diperbuat pada kuburan Rasul saw."H.R.Muslim.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 101


Makna lahad, dalam hadis di atas adalah meng
gali lobang agak miring ke dalam, artinya ada rongga
di dalam lobang kuburan tersebut. Adanya peletakkan
batu bata hanya sebagai tanda saja bahwa di situ ada
kuburan (penguburan jenazah). Jadi, bukan dibangun
dengan membuat bangun permanen di atas kuburan.

k. Liang lahad dan memperdalam kuburan

.
(an-Nasa‟i-1983):Telah mengabarkan kepada kami
Muhammad bin Basysyar dia berkata; telah mencerita
kan kepada kami Ishaq bin Yusuf dia berkata; telah
menceritakan kepada kami Sufyan dari Ayyub dari
Humaid bin Hilal dari Hisyam bin 'Amir dia berkata;
kami mengadu kepada Rasul saw. pada perang Uhud,
kami berkata ya Rasulullah perintah untuk membuat
liang kubur (lahad) setiap seorang diantara kami
teramat sulit, lalu Rasul saw. bersabda: "Buatlah liang
(lahad) kubur, perdalam dan perbaguslah lalu kubur
kan dua atau tiga orang pada satu kubur,"mereka
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 102
bertanya siapa yang kami dahulukan ya Rasulullah,
beliau menjawab: "Dahulukan diantara mereka yang
paling banyak hafalan Qur'annya". H.R.an-Nasa‟i.

l. Memasukkan ke kuburan dari arah kakinya.

.
(Abu Dawud-2796): Telah menceritakan kepada kami
'Ubaidullah bin Mu'adz telah menceritakan kepada
kami ayahku telah menceritakan kepada kami Syu'bah
dari Abu Ishaq, ia berkata; Al Haris telah berwasiat
agar Abdullah bin Yazid mensalatkannya. Lalu ia men
salatkannya, kemudian ia memasukkannya ke kuburan
dari arah kedua kakinya. Dan ia berkata; ini termasuk
sunnah.H.R.Abu Dawud.

m. Mengucapkan : Bismillahi wa’ala sunnati Rasu lil


lah, bila mayat sudah diletakkan dalam kubur

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 103


(Abu Dawud-2798): Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Katsir, dan telah diriwayatkan dari
jalur yang lain: Telah menceritakan kepada kami
Muslim bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami
Hammam dari Qatadah dari Abu Ash Shiddiq dari
Ibnu Umar bahwa Nabi saw. apabila meletakkan
mayit dalam kuburan beliau mengucapkan:

Dengan nama Allah dan berada di atas sunnah Rasul


saw." H.R. Abu Dawud.

n. Jika melihat jenazah berdirilah.

.
(al-Bukhari-1224):Telah menceritakan kepada kami
'Ali bin 'Abdullah telah menceritakan kepada kami
Sufyan telah menceritakan kepada kami Az-Zuhriy
dari Salim dari bapaknya dari 'Amir bin Rabi'ah dari
Nabi saw. bersabda: "Jika kalian melihat jenazah ma
ka berdirilah hingga dia meninggalkan (berlalu dari)
kalian.H.R.al-Bukhari.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 104


o. Mengiring jenazah, duduk setelah diletakkan.

.
(al-Bukhari-1227):Telah menceritakan kepada kami
Muslim yakni putra Ibrahim telah menceritakan kepa
da kami Hisyam telah menceritakan kepada kami Yah
ya dari Abu Salamah dari Abu Sa'id Al-Khudriy ra.
Dari Nabi saw. bersabda: "Jika kalian melihat jenazah
maka berdirilah dan barangsiapa mengiringinya ja
nganlah dia duduk hingga jenazah itu diletakkan ".
H.R.al-Bukhari.

p. Jika mayatnya wanita tutup kain di atas kuburan


nnya, pada saat memasukkanya.

Telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abi


Ishaq, berkata dia: aku menyaksikan jenazah al-Haris,
maka mereka membentangkan kain di atas kuburnya,
lalu Abdullah bin Yazid menariknya dengan berkata:
dia seorang pria.H.R.Ibn Abi Syaibah.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 105
Hadis di atas memberikan pelajaran agar
membentang kain atau menutup kain di atas kubur,
ketika mayat wanita hendak dimasukkan di dalam
kubur. Sementara untuk pria tidak demikian.

q. Orang yang menerima mayat untuk diletak kan


dalam kubur, adalah yang malamnya tidak berhu
bungan dengan istrinya.

.
(al-Bukhari-1205):Telah menceritakan kepada kami
'Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada
kami Abu 'Amir telah menceritakan kepada kami Fu
laih bin Sulaiman dari Hilal bin 'Ali dari Anas bin
Malik ra. berkata,: "Kami menyaksikan pemakaman
puteri Nabi saw." Dia (Anas bin Malik ra.) berkata,:
"Dan saat itu Rasul saw. duduk disisi liang lahad. Dia
(Anas bin Malik ra.) berkata,: Lalu aku melihat kedua
mata Beliau mengucurkan air mata". Dia (Anas bin
Malik ra.) berkata,: Maka Beliau bertanya: "Siapakah
diantara kalian yang malam tadi tidak berhubungan
(dengan isterinya)?". Berkata Abu Tholhah: "Aku".
Beliau berkata,: "Turunlah engkau ke lahad!". Dia
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 106
(Anas bin Malik ra.) berkata,: "Maka Beliaupun ikut
turun kedalam kuburnya".H.R.al-Bukhari.

r. Larangan membangun kuburan.

.
(Muslim-1610):Telah menceritakan kepada kami Abu
Bakar bin Abu Syaibah Telah menceritakan kepada ka
mi Hafsh bin Ghiyats dari Ibnu Juraij dari Abu Zubair
dari Jabir ia berkata; "Rasul saw. melarang menembok
kuburan, duduk dan membuat bangunan di atasnya."
H.R. Muslim.

s. Larangan duduk di atas kuburan

.
(Muslim-1612):Dan telah menceritakan kepadaku Zu
hair bin Harb Telah menceritakan kepada kami Jarir
dari Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah ia ber
kata; Rasul saw. bersabda: "Jika salah seorang dari ka
lian duduk di atas bara api, lalu terbakar baju dan kulit
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 107
nya adalah lebih baik baginya daripada ia harus duduk
di atas kuburan."H.R.Muslim.

t. Menandai kuburan dengan meletakkan batu di arah


kepala mayat.

.
(Abu Dawud-2791):Telah menceritakan kepada kami
Abdul Wahhab bin Najdah telah menceritakan kepada
kami Sa'id bin Salim, dan telah diriwayatkan dari jalur
yang lain: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Al-Fadhl As-Sijistani telah menceritakan kepada kami
Hatim bin Isma'il dengan maknanya; dari Kasir bin
Zaid Al-Madani, dari Al-Muththalib, ia berkata; tat
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 108
kala Utsman bin Mazh'un meninggal maka jenazahnya
dikeluarkan dan dikuburkan. Kemudian Rasul saw. me
merintahkan seseorang agar datang kepadanya mem
bawa batu, namun ia tidak mampu membawanya. Ke
mudian beliau pergi menuju batu tersebut dan me
nyingsingkan kedua lengannya.-Kasir berkata; Al-Mu
ththalib berkata; telah berkata orang yang mengabar
kan hal tersebut kepadaku dari Rasul saw.; sepertinya
aku melihat putih kedua lengan Rasul saw. ketika be
liau menyinsingkan keduanya. Kemudian beliau mem
bawanya dan meletakkannya di sisi kepalanya. Beliau
berkata: aku belajar menguburkan saudaranya dengan
nya dan kepadanya aku menguburkan keluarganya
yang meninggal.H.R.Abu Dawud.

y.Menaburkan tanah 3 X dimulai dari arah kepalanya.

.
(Ibn Majah-1554):Telah menceritakan kepada kami Al
Abbas bin Al-Walid Ad-Dimasyqi berkata, telah men
ceritakan kepada kami Yahya bin Shalih berkata, telah
menceritakan kepada kami Salamah bin Kultsum ber
kata, telah menceritakan kepada kami Al Auza'I dari
Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hu
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 109
rairah berkata, "Rasul saw. mensalatkan satu jena zah
kemudian mendatangi kuburannya. Beliau mena bur
kan debu di atasnya tiga kali dari arah kepalanya.
"H.R.Ibn Majah.

w. Dilarang memakai sandai/sepatu berjalan di antara


kuburan

.
(Abu Dawud-2811):Telah menceritakan kepada kami
Sahl bin Bakkar, telah menceritakan kepada kami Al
Aswad bin Syaiban dari Khalid bin Sumair As-Sadusi,
dari Basyir bin Nahik dari Basyir mantan budak Rasul
saw. yang pada masa jahiliyah bernama Zahm bin Ma'
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 110
bad, kemudian ia berhijrah kepada Allah, lalu beliau
berkata: "Siapakah namamu?" Ia berkata; Zahm. Beli
au berkata: "Bahkan, engkau adalah Basyir." Ia berka
ta; ketika aku berjalan bersama Rasul saw., beliau
melewati kuburan orang-orang musyrik, lalu beliau
berkata: "Sungguh mereka telah mendahului untuk
mendapatkan kebaikan yang banyak." Beliau mengata
kannya tiga kali. Kemudian beliau melalui kuburan
orang-orang muslim, kemudian beliau berkata:
"Sungguh mereka telah mendapatkan kebaikan yang
banyak." Dan beliau melihat seseorang yang berjalan
diantara kuburan mengenakan dua sandal. Kemudian
beliau berkata: "Wahai pemilik dua sandal, lepaskan
dua sandalmu!" kemudian orang tersebut melihat dan
ia kenal dengan Rasul saw. Maka ia melepasnya dan
me letakkannya.H.R.Abu Dawud.

z. Selesai mengubur mayat, berdoa dengan berdiri di


sisinya

.
(Abu Dawud-2804):Telah menceritakan kepada kami
Ibrahim bin Musa Ar Razi, telah menceritakan kepada
kami Hisyam dari Abdullah bin Bahir dari Hani`
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 111
mantan budak Utsman, dari Utsman bin 'Affan, ia ber
kata; Nabi saw. apabila telah selesai dari mengu
burkan mayit beliau berkata: "Mintakanlah ampunan
untuk saudara kalian, dan mohonkanlah keteguhan
untuknya, karena sesungguhnya sekarang ia sedang
ditanya." H.R. Abu Dawud.

Doa di waktu datang ke Kuburan

Semoga keselamatan dan kesejahteraan terlimpah


kepada kamu wahai penghuni perumahan kaum
mukminin, sesungguhnya insya Allah kami akan
menyusul kalian. Ya Allah, janganlah Engkau
menjauhkan kami dari pahala mereka dan janganlah
Engkau timbulkan fitnah kepada kami, sepeninggal
mereka.
Dalilnya sebagai berikut:

.
(Abu Dawud-2818):Telah menceritakan kepada kami
Al-Qa'nabi dari Malik dari Al-'Ala` bin Abdurrahman,
dari ayahnya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 112


shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju sebuah
kuburan kemudian mengucapkan:

(Semoga keselamatan dan kesejahteraan terlimpah


kepada kamu wahai penghuni perumahan kaum
mukminin, sesungguhnya insya Allah kami akan
menyusul kalian)."H.R.Abu Dawud.

.
(Ahmad-23657):Telah menceritakan kepada kami
Aswad, telah menceritakan kepada kami Syarik, dari
Yahya bin Sa'id, dari Qosim bin Muhammad, dari
Aisyah berkata; pada sebagian malam Nabi saw.
bangun dari ranjangnya, saya mengira beliau akan
mendatangi sebagian istrinya, maka saya mengikuti
beliau hingga beliau berada di pemakaman, beliau
mengucapkan:

kemudian beliau membaca:

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 113


Aisyah berkata; kemudian beliau menoleh dan
melihatku seraya bersabda: "Celaka Aisyah, Kalaulah
pun ia bisa, jangan ia kerjakan."H.R.Ahmad.

Atau membaca :

Semoga keselamatan terlimpahkan kepada kalian


wahai penduduk alam barzah, dari kaum mukminin
dan muslimin. Sesungguhnya kami akan menyusul
kalian insya Allah. Dan kami meminta Allah untuk
kami dan kalian agar diberi (kebaikan) keselamatan.

Dalilnya sebagai berikut:

.
(Ibn Majah-1536) : Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Abbad bin Adam berkata, telah
menceritakan kepada kami Ahmad dari Sufyan dari

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 114


Alqamah bin Martsad dari Sulaiman bin Buraidah dari
Bapaknya berkata, "Rasul saw. mengajari do`a ketika
mereka akan ke kuburan:

Semoga keselamatan terlimpahkan kepada kalian wa


hai penduduk alam barzah, dari kaum mukminin dan
muslimin. Sesungguhnya kami akan menyusul kalian
insya Allah. Dan kami meminta Allah untuk kami dan
kalian agar diberi keselamatan."H.R.Ibn Majah.

Atau membaca:

Semoga keselamatan atas kalian wahai para penghuni


(kuburan) dari kaum mukminin. Apa yang dijanjikan
Allah kepada kalian niscaya akan kalian dapati esok
(pada hari kiamat), dan kami Insya Allah akan menyu
sul kalian. Ya Allah ampunilah penghuni (kuburan)
…..(sebutkan namanya).

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 115


.
(Muslim-1618):Telah menceritakan kepada kami Yah
ya bin Yahya At-Tamimi dan Yahya bin Ayyub dan
Qutaibah bin Sa'id -Yahya berkata- telah mengabarkan
kepada kami -sementara dua orang yang lain berkata-
Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far dari
Syarik, yaitu anaknya Abu Namir dari Atha` bin Yasar
dari Aisyah bahwa ia berkata; Pada malam gilirannya
bersama Rasul saw., di akhir malam beliau keluar ke
Bagi' dan mengucapkan: "Semoga keselamatan atas
kalian wahai para penghuni (kuburan) dari kaum
mukminin. Apa yang dijanjikan Allah kepada kalian
niscaya akan kalian dapati esok (pada hari kiamat),
dan kami Insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah
ampunilah penduduk Baqi' yang mati tenggelam."
H.R.Muslim.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 116


Bibliografi

Al-Quran dan Terjemahnya, Kementerian Agama RI.


A.W.Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-
Indonesia Terleng kap, Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997.
Al-„Allamah al-Ragib al-Asfahaniy, Mu’jam Mufradat
Alfaz al-Qur’an, Beirut: Dar al-Fikr, t.t.
al-Bukhari,Sahih al-Bukhari, Beirut:Dar al-Fikr,1401
H/1981M
Muslim,Sahih Muslim, Beirut:Dar al-Fikr,414 H/1993
M.
Abu Dawud,SunanAbi Dawud,Beirut:Dar al-
Fikr,1416H/1995H
At-Tirnmizi,SunanAt-Tirmizi,Beirut:Dar al-
Fikr,1417H/1996H.
An-Nasa‟i, Sunan An-Nasa’i,Beirut:Dar al-
Fikr,1413H/1992 H.
Ibn Majah, Sunan Ibn Majah,Beirut:Dar al-
Fikr,1415H/1994 H.
Malik, Muwatta’,Beirut:Dar al-Fikr,1409H/1989 M.
Ahmad,Musnad Ahmad ibn Hanbal,Kairo:Dar al-
Hadis:1416 H/1996 M.
Ahmad ibn Ali ibn al-Musanna at-Tamimiy, Musnad
Abi Ya’la al-Mausala, tahqiq: Husain Salim
Asad, Beirut: Dar as-Saqafah al-„Arabiyyah,
1412 H/1993 M.
Ibn Hajar al-Asqalaniy, Fath al-Bari, Beirut: Dar al-
Ma‟rifah, 1975.
Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 117
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya
(Edisi Yang Disempurnakan).Juz7-9,jilid 3,
Jakarta: Widya Cahaya, 2011
Muhammad Fu‟ad Abd. al-Baqi, al-Mu’jam al-
Mufahras li Alfaz al-Qur’an al-Karim, Beirut:
Dar al-Ma‟rifah 1992.
Mausu’ah al-Hadis asy-Syarif al-Kutub as-Sittah, Dar
as-Salam lin-Nasyr wa at-Tuzi‟, al-Mamlakah
al-„Arabiyah as-Su‟udiyah, Riyad, 2000.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Himpunan Putusan
Tarjih Muhammadiyah, Yogyakarta : Suara
Muhammadiyah, Nopember 2011.
Syakir Jamaluddin, Shalat Sesuai Tuntunan Nabi Saw,
Mengupas Kontriversi Hadis Sekitar Shalat,
Yogyakarta:LPPI UMY, 2015.

Tuntunan Praktis Fardhu Kifayah oleh : Dr. Sulidar, M.Ag 118

Anda mungkin juga menyukai