BAB I
TATA CARA MERAWAT ORANG SAKIT DAN SAKARATUL
MAUT
Dalam Q.S. Saad: 27 Allah SWT selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu
ujian kepada hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu semua.
Artinya:
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-
orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang diberikan oleh
Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Sabda Rasulullah SAW yang
artinya “Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan
berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh keridhoan
Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh kemurkaan Allah
SWT”
Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi yang senantiasa dialami oleh
setiap manusia. Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila tidak
menurunkan juga obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari
Nabi saw bersabda:
(HR Bukhari)
Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan oleh Allah SWT berupa
penghapusan dosa apabila ia bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya.
Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, “Tidaklah seorang muslim
tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya (dari
sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan
daunnya.”
2. Jenis Penyakit
a. Penyakit fisik/ lahir
b. Penyakit batin/ hati, seperti syirik, kufur, iri atau dengki, dan lain sebagainya
3. Macam-macam Orang Sakit
Orang yang sakit dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
e. Memperbanyak istighfar
f. Memperbanyak doa
i. Tawakkal
perubahan keadaan manusia semata. Setelah berpisahnya jasad, wujudnya tetap, hanya
masalahnya dia tersiksa atau didalam nikmat allah”. Arti perpisahan dengan jasad adalah
berakhirnya kekuasaan atas jasad bersamaan dengan keluarnya roh dari jasad tersebut atas
kehendak masa yang telah ditetapkan baginya. Anggota badan merupakan alat bagi manusia,
seperti tangan dipergunakan untuk memukul dan perbuatan-perbuatan lainnya, telinga untuk
mendengar, mata untuk melihat, dan yang sebenarnya untuk memahami segala sesuatu
adalah hati. Hati disini diibaratkan sebagai roh karena itu disebut hati rohani bukan hati
jasmani, dan roh dengan sendirinya dapat mengetahui segala sesuatu tanpa bantuan alat atau
indera.
9. Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut
a. Kakinya terasa lebih dingin
b. Jari kaki dan tangan nampak hijau kebiru-biruan
c. Mata membalik
d. Denyut nadi mulai tidak teraba
e. Telinganya tampak lemas (pipih)
f. Sekali-kali merasa panas, minta dikipasi
g. Tampak kesehatannya lebih baik, kadang minta makan atau minum
10. Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut
a. Mendampinginya dengan tegar
Apabila diperkenankan, membisikkan kalimat atau bacaan Tauhid ditelinga pasien
dan di doakan
b. Pasrah dan ikhlas atas segala yang terjadi, serta menyadari bahwa semua takdir
yang terjadi merupakan kehendak-Nya
c. Adapun bimbingan bagi keluarga pasien yang sakaratul maut:
*Mengajak keluarga untuk tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien
sakaratul maut dengan ridho dan ikhlas atas apa yang terjadi
*Menghimbau untuk menciptakan suasana yang tenang
*Ajak untuk berdoa bersama serta pasrah dengan apa yang akan terjadi dan
menyadari bahwa semata-mata atas kehendak-Nya
11. Tuntunan Merawat Orang Sekarat
Kepercayaan Spiritual dan Keagamaan. Penanganan penyakit secara serius pada
klien biasanya melibatkan intervensi medis untuk memulihkan atau menjaga kesehatan.
Sebagai rangkaian praktik kedua, strategi yang transformatif, mengakui keterbatasan hidup,
dan membantu individu yang sekarat menemukan arti dalam penderitaan sehingga mereka
5
dapat melampaui atau melangkah lebih ke depan, keberadaan diri mereka. Praktik yang
transformatif dihubungkan dengan penyembuhan, komunikasi, dan kepercayaan spiritual
atau keagamaan (Myers,2003). Sumber daya spiritual termasuk kepercayan pada kekuatan
tertinggi, komunitas pendukung, teman-teman, rasa pengharapan dan arti hidup, dan praktik
keagamaan. Spiritualitas klien dan anggota keluarga mempengaruhi kemampuan mereka
untuk beradaptasi terhadap rasa kehilangan. Individu yang memiliki hubungan yang kuat
dengan kekuatan tertinggi menunjukan ketabahan dan kemampuan untuk mengalami
pemulihan dari rasa kehilangan (Matheis, Tulsky, dan Matheis,2006).
Fiqih Islam memberikan tuntunan terkait tindakan yang dilakukan terhadap orang
yang sakit keras/ sekarat (muhtadlir). Apabila nampak tanda-tanda ajalnya sudah tiba, maka
1. kiblat. Jika tidak memungkinkan, misalnya disebabkan karena tempatnya terlalu sempit
atau ada semacam gangguan pada lambung kanannya, maka ia dibaringkan pada lambung
sebelah kiri. Dan jika masih tidak memungkinkan, maka tidurkanlah dengan
melentangkan menghadap kiblat dengan memberi ganjalan di bawah kepala agar
wajahnya bisa lurus menghadap ke arah tersebut.
2. Membaca surat Yasin dengan agak keras dan al-Ro’du dengan suara yang pelan. Faidah
pembacaan Surat ini kata al-Qulyubi, adalah mempermudah keluarnya ruh, disamping
ada sebuah hadits yang menjelaskan, bahwa ia akan mati, masuk dan bangkit dari alam
kubur dalam keadaan segar bugar. Dalam Nihayah Az-Zain, Syaikh Nawawi Banten
menambahkan, jika tidak mungkin membaca keduanya, maka surat yang dibaca
disesuaikan dengan keadaan muhtadlir. Yakni apabila masih ada kesadaran dalam diri
muhtadlir, maka surat Yasin-lah yang dibaca. Dan jika sudah tidak ada, maka yang
dibaca adalah surat al-Ro’du karena surat ini berfaedah mempermudah keluarnya ruh.
6
3. Men-talqin dengan kalimat Tahlil secara santun (lembut) tidak menampakkan kesan
memaksa. Misalnya, mulaqqin (orang yang mentalqin) mengingatkan disampingnya
dengan ucapan: “ dzikir kepada Alloh itu amat diberkahi”, atau mengajak hadirin dzikir
bersama. Dalam talqinnya, Mulaqqin tidak perlu menambahkan lafadz Asyhadu kecuali
muhtadlir bukan seorang mukmin dan ada harapan ia masuk Islam, maka talqinnya
disamping harus mencantumkan lafadz tersebut juga harus disempurnakan menjadi dua
kalimat syahadat agar ia meninggal dalam keadaan Islam. Talqin ini tidak usah diulang
kembali jika muhtadlir telah mampu mengucapkannya, selama ia tidak berbicara lagi dan
menurut Ulama’ Jumhur, walaupun mengenai hal-hal yang berkenaan dengan akhirat.
Karena tujuan talqin ini, agar kalimat Tahlil menjadi penutup kalimat yang terucap dari
mulutnya. Rosululloh bersabda :
Barang siapa yang akhir perkataannya adalah “Laa ilaaha illallâh”, maka dia masuk
sorga.
4. Sunah memberi minum, jika nampak gejala ia menginginkannya. Karena dalam kondisi
seperti itu, syaitan bisa saja menawarkan minuman yang akan ditukar dengan
keimanannya.
Jika sampai terlambat hingga kedua matanya tidak bisa dipejamkan, maka cara
memejamkannya dengan menarik kedua lengan serta kedua ibu jari kakinya secara
bersamaan, niscaya kedua mata tersebut akan terpejam dengan sendirinya.
2. Mengikat rahangnya ke atas kepala dengan memakai kain yang agak lebar agar
mulutnya tidak terbuka.
3. Melemaskan sendi-sendi tulangnya dengan melipat tangan ke siku, lutut ke paha dan
paha ke perut. Setelah itu dibujurkan kembali, kemudian jari-jari tangannya dilemaskan.
Jika agak terlambat sehingga tubuhnya sudah kaku, maka sunah dilemaskan memakai
7
minyak. Hikmah dari pelemasan ini agar mempermudah proses pemandian dan
pengkafanannya nanti.
5. Meletakkan beban seberat 20 dirham (20gr x 2,75gr = 54,300 gr) atau secukupnya di
atas perutnya dengan dibujurkan dan diikat agar perutnya tidak membesar.
6. Membebaskan segala tanggungan hutang atau lainnya. Dan jika tidak mungkin
dilakukan pada saat itu, maka segeralah ahli warinya malakukan aqad Hawalah
(pelimpahan tanggungan hutang) dengan orang-orang yang bersangkutan. Dan sunah
bagi mereka menerima tawaran tersebut.
Tuntunan praktis ini betujuan membantu keluarga yang sedang mendapatkan cobaan
berupa adanya anggota keluarga yang sedang dalam keadaan sakaratul maut atau berpulang
ke rahmatullah. Keluarga yang mendapatkan cobaan seperti ini disarankan tidak boleh panik,
tetapi dianjurkan segera melakukan tuntunan secara sadar kepada, baik orang yang sedang
dalam keadaan sakaratul maut maupun yang sudah meninggal dunia.
Berdasarkan tuntunan dari Rasulullah Saw, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, baik oleh anggota keluarga, pembesuk orang sakit, maupun orang yang sedang
sakit. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyabarkan orang sakit agar menerima kenyataan itu sebagai bagian dari takdir dan
cobaan Tuhan. Tabah menjalani penyakit bagian dari ibadah dan berfungsi sebagai
penghapus dosa masa lampau.
3. Tuntunkan sebuah doa dari Rasulullah terhadap orang sakit sebagai berikut:
Allahumma ahyiniy ma kanatil hayatu khairan li, wa tawaffani idza kanatil wafatu
khairan li.
Artinya: “Ya Allah, perpanjanglah hidupku jika itu lebih baik bagiku, dan ambillah aku
jika itu lebih baik bagiku”.
4. Anggota keluarga dan para pelayat bisa membantu dengan doa sebagai berikut:
Allahumma ahyihi (ha) ma kanatil hayatu khairan lahu (laha), wa tawaffahu (ha) idza
kanatil wafatu khairan lahu (laha).
Artinya: “Ya Allah, panjangkanlah hidupnya jika itu lebih baik baginya, dan ambillah
jika itu lebih baik baginya”.
5. Doa lain yang dianjurkan dan diajarkan Rasulullah kepada para pembesuk terhadap orang
sakit ialah:
Allahumma rabban nasi, mudzhibal basi, isyfi antasy syafi, syifa’an la yughadiru
saqaman. Artinya: “Ya Allah, Tuhan manusia, sembuhkanlah (dia), Engkaulah Zat Yang
Maha Penyembuh, Penyembuh yang tidak menyisahkan (penyakit) kepada orang sakit”.
6. Ketika Rasulullah sedang sakit, Jibril membesuknya dan membaca : Bismillahi arqika,
min kulli syai’in yu’dzika, min syarri kulli nafsin wa ‘ainin hasidah, Alhahu yasyfika.
Artinya: “ Atas izin Allah saya mengupayakan kebaikan atasmu, dari segala sesuatu
yang membuatmu tersiksa, dari keluhan setiap diri dan mata yang dilemahkan Allah,
Allah menyembuhkanmu”.
7. Orang yang sudah dalam keadaan sakaratul maut, anggota keluarga atau pelayat
menuntun orang sakit untuk membaca atau mengikuti dalam hati lafaz tahlil: La ilaha
illal Lah, Muhammadur Rasulullah, berkali-kali, sampai orang sakit menghembuskan
napas terakhir. Nabi bersabda: “Barangsiapa yang mengakhiri hidupnya dengan kalimat
La ilaha illal Lah, maka yang bersangkutan akan masuk surga”.
8. Para pelayat lainnya dianjurkan membaca surah Yasin, untuk meringankan beban orang
yang sedang zakaratul maut, sesuai anjuran Rasulullah Saw.
2. Sebelumnya, bagi yang meninggal secara normal, biasanya diawali dengan rasa dingin
ujung jari-jari kaki, kemudian berangsur-angsur naik ke bagian atas anggota badan.
3. Biasanya dada mulai kedengaran bunyi sesak napas, lalu disusul dengan bunyi di
tenggorokan.
9
6. Bisa juga, dan lebih baik, jika pemberitaan kematian itu dinyatakan oleh dokter.
Catatan: Euthanasia, yakni melakukan upaya sadar untuk mempercepat proses kematian
seseorang, masih menjadi kontroversi di kalangan ulama. Euthanasia ada dua macam, yaitu
euthanasia aktif dan euthanasia pasif.
Euthanasia aktif, yakni melakukan upaya aktif untuk mempercepat proses kematian
seseorang, seperti tindakan seseorang dokter yang memberikan suntikan melebihi dosis
kepada pasien, meskipun menurutnya sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup. Umumnya
para ulama mengharamkan euthanasia aktif, bahkan di antara mereka ada yang
menganggapnya sebagai pembunuh yang dapat dikenakan ancaman pembunuhan bagi yang
melakukannya.
Euthanasia pasif, yakni tindakan sadar untuk tidak melakukan upaya dan pertolongan
maksimal lebih lanjut terhadap seorang pasien yang dinyatakan sudah mati suri dan tidak
akan ada lagi harapan untuk hidup menurut kesimpulan tim dokter. Euthanasia seperti ini
umumnya para ulama menganggaap wajar dan boleh. Akan tetapi, kita harus hati-hati
terhadap penghentian mekanisme kerja alat-alat berat yang menolong pernapasan si
penderita, bisa saja dianggap eutanasia aktif, jika si pasien masih ada kemungkinan untuk
mempertahankan hidup.
Jika seseorang sudah dinyatakan telah meninggal, maka hal-hal yang segera harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Anggota keluarga dan pelayat dianjurkan Rasulullah membaca ayat 83 dari surah Yasin:
Fasubhanal ladzi bi yadihi malakutu kulli syai’in wa ilaihi turja’un.
2. Orang lain yang mendengarkan berita kematian ini dianjurkan membaca: Inna lillahi
wa inna ilaihi raji’un.
3. Setelah itu, mayat segera ditutup rapat kelopak mata dan mulutnya, sambil membaca:
Bismillahi wa ’ala wafati ……(nama yang meninggal disebutkan). Misalnya: Bismillahi
wa ‘ala wafati Muhammad. Para pelayat dianjurkan mendoakan yang meninggal, seperti
diajarkan Rasulullah:
Allahummaghfir ………(sebut nama orang yang meninggal), warfa’ darajatahu (ha) fil
mahdiyyin al-muqarrabin, wakhlufhu (ha) fi ‘aqibihi fil ghairin, waghfir lana walahu (ha)
ya Rabbal ‘alamin.
Catatan: Sebut hu kalau laki-laki dan ha untuk perempuan.
4. Setelah itu, kedua kakinya dirapatkan dan kedua tangannya dilipat menyerupai lipatan
tangan orang sedang shalat, tangan kiri di bagian dalam dan tangan kanan di bagian luar.
10
5. Biasanya sulit untuk menutup mata, menutup mulut, melipat tangan, dan merapatkan kaki,
jika terlambat dan mayat sudah mengeras. Jika hal itu terjadi, biasanya dapat diatasi
dengan menarik kedua ibu jari kaki si mayat sambil menutup mata dan mulutnya.
8. Jika satu dan lain hal, mayat itu harus menunggu sesuatu, misalnya untuk diotopsi atau
menunggu anggota keluarga dekat, atau hal-hal yang darurat lainnya, maka mayat harus
diamankan dari segala sesuatu yang bisa mengganggu si mayat, misalnya kerumunan
semut atau lalat. Bahkan sebaiknya diupayakan bahan-bahan tertentu yang bisa
mempertahankan keutuhan dan kesegaran mayat.
9. Memberikan wewangian atau bahan-bahan lain yang bisa mencegah bau busuk dari
mayat.
Rujukan
Hadis riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, Nasa’I, Ibn Majah dan Ahmad
Ibn Hanbal. Lihat dalam Ibn Qudamah, Al-Mughny, Juz III, Kairo: al-Thiba’ah wa al-
Nasyr wa al-Tauzi’ wa al-I’lan, 1987, h. 360
11
BAB II
Kemudian latar belakang kami menulis hal ini adalah ada beberapa ikhwan-
akhwat, walaupun tidak banyak, menganggap KB atau menggunakan KB terlarang
secara mutlak semuanya. Ada beberapa ikhwan-akhwat yang kurang paham tentang
bagaimana mengatur jarak kelahiran. Atau beralasan kaku bahwa kita tidak boleh
menolak anak yang akan dianugrahkan kepada kita. Ataupun juga menganggap kaku
bahwa tindakan KB yang harus melakukan tindakan invasif pada kemaluan yang
kurang sesuai dengan syariat dan alasan lainnya. Padahal mengenai KB ada rincian
penjelasan dari para ulama mengenai hukumnya berdasarkan metodenya. Sehingga
tidak jarang kita mendengar berita ada ikhwan yang istrinya mengalami rupture
rahim/ rahimnya jebol, atau harus operasi caesar atau minimal bayinya kurang sehat
dan harus dirawat intensif di NICU [Neonatal Intensif Care Unit] dan membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Hal ini bisa disebabkan jarak kehamilan yang sangat dekat
kemudian ditambah lagi kondisi istri yang kurang begitu baik atau sedang mengidap
penyakit tertentu.
Hukum KB
Dan jumalah yang banyak adalah karunia semua kaum. Kaum Nabi Syu’aib
‘alaihissalam diperingati tentang karunia mereka,
Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak
jumlah kamu. [Al-A’raf: 86]
Hal ini boleh jika dengan alasan kesehatan dan berdasarkan saran dari dokter
yang terpercaya, karena jika sudah jelas berdasarkan fakta dan penelitian bahwa itu
berbahaya maka tidak boleh dilakukan. Allah Ta’ala berfirman,
ََوَّلَ ت ُ ْلقُواْ بِأ َ ْيدِي ُك ْم إِلَى الت َّ ْهلُ َك ِة َوأَحْ ِسنُ َواْ إِ َّن َّللاَ ي ُِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين
Metode penanggalan
Yaitu mengetahui masa subur istri. Masa subur istri adalah 14 hari setelah hari
pertama menstruasi. Masa subur adalah dimana ovum/sel telur wanita telah matang
dan siap untuk dibuahi. Para ahli mengambil kemungkinan empat hari sesudah
ataupun sebelumnya bisa terjadi masa subur.
Misalnya:
Untuk jaga-jaga bisa juga dipakai lima hari sebelum dan sesudahnya. Dan
biasanya 1 atau 2 hari setelah mentruasi adalah waktu yang aman.
“Bab tentang Al-‘Azl yaitu mencabut (penis) setelah penetrasi agar (air mani)
tertumpah di luar farji/vagina” [Fathul-Bariy 9/305, Asy-Syamilah]
Di riwayat lainnya,
.كنا نعزل على عهد رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فلم ينهنا عنه
بلغ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم: قال،عن أبي سعيد الخدري
. لو أفضيت لم يكن إَّل بقدر: ثم قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم
jadi ‘Azl bisa dilakukan pada rentang waktu yang tidak boleh
menumpahkan sperma ke dalam rahim. Pada contoh kita yaitu tanggal 10-18
Oktober.
15
Perlu diketahui juga bahwa jika melakukan ‘Azl pada istri kita sebaiknya
meminta izin kepada istri terlebih dahulu,
ِ ب النَّبِي ْ َص قَ ْو ٌم ِم ْن أ َ ْه ِل ال ِع ْل ِم ِم ْن أ
ِ ص َحا َ َوقَدْ َر َّخ
“Para ahli ilmu dari sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan sabahat
yang lain memberikan rukshah/keringanan tentang ‘azl.”
“Dimintai ijin (untuk melakukan ‘azl) bagi wanita merdeka, dan tidak dimintai ijin
bagi budak wanita” [HR. At-Tirmidzi 3/435 no.1137, dishahihkan oleh Al-Albani,
tahqiq Ahmad Syakir, Asy-Syamilah].
Metode barier/kondom
Kondom bisa kita kiaskan dengan ‘Azl karena alasan/illat adalah mencegah
tertumpahnya sperma ke dalam rahim. Maka hukumnya juga mubah. Karena
penggunaan kondom bisa menggantika ‘Azl. Sesuai dengan kaidah fiqhiyah,
Jika tidak bisa menahan saat akan ejakulasi dengan ‘Azl, maka bisa
menggunakan kondom. Kodom bisa digunakan pada rentang waktu yang tidak boleh
menumpahkan sperma ke rahim.
Ada beberapa metode lainnya yang sederhana juga tetapi kurang praktis,
misalnya metode lendir yaitu wanita subur jika lendir vagina agak kental, cara
mengetahuinya dengan memasukkan sedikit ibu jari dan telunjuk ke vagina
kemudian ada lendirnya dan merenggangkan ibu jari dan telunjuk. Jika lendirnya
masih menyatu ketika dipisahan oleh kedua jari, berarti kental dan ini adalah waktu
subur
Kami berpendapat jika ada metode sederhana seperti yang kami jelaskan
kemudian ia sanggup melakukannya. Maka sebaiknya ini ditinggalkan. Belum lagi
ada pendapat dikalangan medis bahwa penggunaan Obat dan suntikan KB berupa
hormon estrogen dan progesteron bisa memacu kanker. Walaupun ini perlu
penelitian jangka panjang. Dan juga kita perlu mengingat hadits Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa haid dan nifas adalah ketetapan/kodrat wanita.
Sebaiknya kita tidak melawan kodrat kita.
ِ علَى بَ َنا
ت آ َد َم فَ ِإنا ذَ ِلكَ ش َْى ٌء َكتَبَه ا
َ َّللا
“Sesungguhnya, haid adalah ketetapan/kodrat yang Allah tetapkan bagi para wanita
keturunan Adam.” [H.R. Bukhari dalam bab Haidh dan Muslim]
Jelas metode ini adalah haram karena membuat laki-laki dan wanita tidak
bisa membuat keturunan selamanya. Dan ini termasuk menggubah ciptaan Allah dan
keluar jauh dari tujuan penciptaannya yaitu untuk memperoleh keturunan. Kita telah
jelaskan dalil mengenai perintah agar memperbanyak keturunan. Kemudian ini juga
ditempuh dengan metode operasi yang melakukan invasif pada tubuh dengan alasan
yang kurang benar.
Penutup
Jika ada cara yang aman dan sederhana sebaiknya kita pakai yaitu kombinasi
metode kalender, coitus interuptus/ ‘azl dan barier/kondom. Ini lebih selamat karena
terbebas dari efek samping hormon, membuka aurat dan tindakan invasif ada tubuh
dengan cara melukai tubuh.
سهل، و كان دائما البشر. َّل: ما سئل شيئا قط فقال، و أشجع الناس،كان النبي صلى هللا هليه و سلم أجود الناس
ما خير بين أمرين إَّل اختار أيسر هما؛ إَّل أن يكون إثما؛ فيكون أبعد الناس عنه، لين الجانب،الخلق
17
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu orang yang paling dermawan, manusia yang
paling pemberani, jika diminta sesuatu tidak pernah mengatakan tidak, dan
wajahnya selalu ceria, ahlaknya enak dan orangnya mudah. Jika diberi pilihan
pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,, maka beliau akan memilih yang paling
mudah, kecuali kalau itu mengandung dosa, maka Beliau adalah orang yang
paling menjauhi hal tersebut.” [HR. Bukhari 6/419-420 dan Muslim 2327]
BAB III
Ketika wanita sedang hamil, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebagai suatu langkah awal untuk menjamin anak yang ada di dalam kandungan agar
18
senantiasa berada dalam keadaan sehat dan seterusnya menuju kearah mendapatkan
anak yang soleh/solehah. Dalam perspektif Islam, disamping usaha-usaha lahiriah,
do’a memegang peran yang penting dan sangat menentukan dalam menghadapi
berbagai problem kehidupan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diamalkan
oleh wanita selama menghadapi kehamilan, adalah sebagai berikut :
”dengan nama Allah yang maha Pemurah lagi maha Pengasih. Ya Allah, peliharalah
anakku selama didalam kandungan dan sembuhkanlah ia, Engkau maha Penyembuh,
tiada sembuhan melainkan penawar-Mu, sembuh yang tidak meninggalkan kesan
buruk ya Allah, lahirkanlah ia dari kandunganku dengan kelahiran yang mudah dan
sejahterah. Ya Allah jadikanlah ia sehat sempurna, Ya Allah perbaikilah akhlaknya,
fasihkanlah lidahnya dan merdukannlah suaranya untuk membaca Al-Qur’an dan
hadis dengan berkat Nabi Muhammad S.a.w.”
Antara surat yang baik dibaca adalah : Surah Al-Fatihah, Surah Yasin,
Surah At-Taubah, Surah Yusuf, Surah Maryam, Surah Luqman, surah an-
Nahl ayat 78 dan surah al-A’raf ayat 189
Dengan membaca surah dan ayat tersebut, selain sebagai ibadah ia juga bisa
memudahkan dalam menghadapi persalinan, mendapat anak yang sehat dan
sempurna, anak yang soleh dan solehah, anak yang patuh dan taat kepada Allah dan
Rasul-Nya.
19
”Ya Tuhan karuniakanlah kepadaku dari sisi-Mu anak yang baik sempurna (Tidak
cacat). Sesunguhnya Engkau senantiasa mendengar dan menerima rayuan dan doa
hamba-Mu”
“Tiada Tuhan yang disembah melainkan Engkau (Allah), Maha suci Ya Allah,
sesunguhnya aku termasuk di kalangan orang-orang yang zalim”
“Allah telah mencukupi sgala sesuatu bagiku dan kepada-Nya lah segalanya
kuserahkan”
Artinya : Bahwasanya Tuhanmu, adalah Allah yang telah menjadikan langit dan
bumi dan yang diantara keduanya didalam enam hari kemudian dia bersemayam atas
Arasy. Dia memasukkan malam kedalam sarang yang mencarinya dengan cepat.
Matahari, bulan dan bintang semuanya ditundukkan dengan perintah-Nya. Dan
ketahui olehmu, Allah yang mempunyai pencipta dan suruhan. Maha Mulia Allah
Tuhan semesta alam.
Artinya : “maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang sabar”
(Ash-Shoffat[37] : 101)
Kemudian setelah do’a ini diucapkan, maka disunnahkan pula untuk yang
dikaruniai anak menyahutnya dengan ucapan :
Dalam hadits riwayat timidzi yang artinya : dari abu Rafii, ia berkata “saya pernah
melihat rasulullah Saw. Menbaca adzan pada telinga Hasan bi Ali takkala dilahirkan
oleh Fatimah, seperti adzan shalat”
21
3. Melakukan Taknik
Dalam Ash-shohiihain dari hadits abu burdah dari musa, ia berkata : “ aku
dikaruniai seorang anak kemudian aku membawanya kepada Nabiyullahu Saw.
Maka beliau menamainya Ibrohim lalu mentakniknya dengan sebutir kurma.”
Adapun orang yang melakukan taknik ini diutamakan kepada mereka yang
taqwa dan sholeh. Hikmah dari mentaknik ini adalah untuk menguatkan anggota
mulut bayi supaya lebih mampu untuk menghisap susu ibunya.
Adalah antara amalan yang disunnahkan untuk dilakukan keatas diri bayi
baru lahir sebaik-baiknya adalah pada hari ketujuh kelahirannya.
Ketika Fatimah melahirkan hasan dan husin : “timbanglah Rambut Husin dan
sedekahkanlah seberat timbangan perak” (HR : Al-Hakim)
22
Hikmahnya adalah :
“Fitrah (kesucian) itu ada lima; khitan, mencukur bulu kemaluan, memangkas
rambut, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak” (HR : Bukhori dan Muslim).
Menurut Imam Abu Hanifa dan Imam Hasan Al-basri bahwa khitan itu sunah
hukumnya, berdasarkan hadits yang maksudnya :
“Bekhitan itu sunnah bagi kaum lelaki dan baik bagi kaum wanita” (HR : Ahmad)
“Baginda Rosulullah Saw. Melaksanakan aqiqah pada hasan dan husin serta
mengkhatan keduanya dalam waktu tujuh hari (setelah kelahiran)” (HR : Baihaqi)
6. Memberi nama
Sunnah Rosulullahu Saw. Menyebutkan ada tiga ragam waktu menamai anak
: ketika anak lahir, tiga hari setelah kelahiran, menamainya dihari ketujuh
kelahirannya. Perbedaan ini adalah Ikhtilaf Tanawwu (perselisihan pendapat dengan
beberapa alternatif yang sama-sama benar). Dimana ini menunjukkan bahwa urusan
ini longgar dan segala puji hanya milik Alloh robbul’alamin.
Memberi nama adalah hak ayah, sedang ibu tidak ada hak untuk menolaknya.
Kalau keduanya bertentangan, maka ayah dimenangkan. Sedangkan jika ada mufakat
keduanya, terdapat kelonggaran untuk saling merelakan.
“sesungguhnya kalian akan dipanggil kelak dihari kiamat dengan nama-nama kalian
dan nama ayah kalian, maka baguskanlah nama kalian” (HR : Abu Dawud)
“berilah nama dengan nama para nabi, dan nama yang paling disukai Alloh adalah;
‘Abdulloh dan ‘Abdurrahman. Sedangnkan nama yang paling benar adalah Harits
dan Hamman. Sementara nama yang paling buruk adalah Harb dan Murroh”
a. Hendaklah nama yang dipilih itu memberi pengertian dan maksud yang baik.
Sehubungan dengan itu, dilarang menamakan anak dengan maksud dan
pengertian yang buruk yg bisa mengurangi kehormatan atau mungkin
menjadi ejekan dan memalukan anak tsb.
b. Jangan menamakan anak dengan nama yang mencemarkan atau nama yang
susah untuk dimengerti maknanya.
c. Jangan menamakan anak dengan nama-nama yang khusus kepada nama
Allah, mis; Ahad, Ar-Rahman, Al-Khalid dsb.jika nama itu akan diberikan
pada anak, hendaknya disertai dengan nama lain didepannya, mis;
Abdurrahman, Abdul Khalid dsb.
d. Jangan menggunakan nama yang dikaitkan dengan abdul (hamba) kepada
selain Allah, mis; abdul Uzza (hamba kepada berhala Uzza), abdul Nabi
24
(hamba kepada Nabi) dsb. Ulama sepakat bahwa itu adalah haram
hukumnya.
e. Hindari dari menamakan anak dengan nama-nama orang kafir atau nama-
nama yang menyerupai dengan nama orang yang bukan islam, mis: jhon,
sally, cristin dsb.
Beliau juga bersabda, “untuk bayi lelaki dua ekor kambing yang sama besar
dan untuk bayi perempuan satu ekor.” (HR : Ahmad)
Adapun waktu penyembelihan hewan ‘Aqiqah, yakni pada hari ketujuh, jika
tidak bisa pada hari keempat belas, jika tidak bisa maka dihari kedua puluh satu, dan
jika belum tersedia bagi mereka tidak apa-apa dilakukan sesudah itu.
Tujuan ‘Aqiqah adalah menghidupkan salah satu sunnah Rosulullah Saw dan
mengikuti ajaran yan g beliau bawa.
1. ‘Aqiqah itu melepas ikatan anak itu dari tergadaikan dan baru ditebus dengan
‘Aqiqah-nya. Maksud dari tergadai adalah bahwa anak itu tergadaikan
(tertahan) dari memberi syafaat kedua orangtuanya (menurut Imam Ahmad,
Imam Ath’ bin Abu Rabah)
2. ‘Aqiqah merupakan tebusan untuk menebus bayi yang baru dilahirkan seperti
Allah SWT menebus ‘Ismail as. Dengan qibas. Binatang yang disembelih
hendaklah dipersembahkan kepada Allah SWT sebagai suatu ibadah seperti
halnya Qurban
25
BAB IV
3. Heterotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari satu spesies
ke tubuh spesies lainnya.
Apa yang bisa di capai dengan teknologi belum tentu bisa di terima oleh
agama dan hukum yang hidup di masyarakat. Dari itu mengingat transplantasi adalah
masalah yang ijtihadi karena tidak ada hukumnya secara eksplisit di dalam al-Qur’an
dan Hadits dan juga merupakan masalah yang cukup kompleks menyangkut
berbagai bidang studi maka seharusnya masalah ini di analisis dengan menggunakan
metode pendekatanmultidisplainer, misalnya kedokteran biologi, hukum, etika, dan
agama agar dapat di peroleh kesimpulan hukum ijtihadi yang proporsional dan
mendasar.[6]
Menurut Prof. Drs. Masjfuk Zuhdi Ada beberapa dalil yang di nilai sebagai
dasar pengharaman transplantasi organ tubuh ketika pendonor dalam keadaan hidup,
28
2. Hadits Rasulullah:
Artinya: ”Tidak di perbolehkan adanya bahaya pada diri sendiri dan tidak boleh
membayakan diri orang lain.” (HR. Ibnu Majah).
Dalam kasus ini, orang yang menyumbangkan sebuah mata atau ginjalnya
kepada orang lain yang buta atau tidak mempunyai ginjal… ia (mungkin) akan
menghadapi resiko sewaktu-waktu mengalami tidak berfungsinya mata atau
ginjalnya yang tinggal sebuah itu, dari itu dapat di pahami adanya unsur yang di nilai
mendatangkan bahaya dan menjatuhkan diri pada kebinasaan.
3. Kaidah hukum Islam:
perbolehkan baik itu di lakukan di masa pendonor masih hidup ataupun sudah
meninggal, akan tetapi kebolehan tersebut bukanlah suatu kebolehan yang bersifat
mutlak tanpa syarat melainkan ada ketentuan –ketentuan yang harus di
perhatikan.[10]
Maka dari itu dengan jelas Syaekh Yusuf Qardawi mengatakan bahwa upaya
menghilangkan penderitaan seorang Muslim dengan cara memberikan donor organ
tubuh yang sehat kepadanya adalah merupakan tindakan yang di perkenankan syara’
bahkan terpuji dan berpahala bagi orang yang melakukannya. Akan tetapi yang harus
di perhatikan, masih menurut Beliau kebolehan ini bukanlah bersifat mutlak, bebas
tanpa syarat, melainkan tindakan ini bisa di benarkan jika memang tidak
menimbulkan mudarat (bahaya) bagi si pendonor. [12] Dalam kata lain jika
seseorang melakukan donor dan ternyata itu mengakibatkan bahaya, kesengsaraan
pada dirinya maka tindakan itu tidak bisa di benarkan syara’. [13]
merupakan haknya dan wasiat itu wajib di laksanakan selama tidak merupakan
kemaksiatan.
Simpulan
B. Aborsi
Aborsi yang disengaja terbagi ke dalam dua macam: (a) abortus artificialis
therapicus, yakni aborsi yang dilakukan dokter ahli atas dasar pertimbangan medis.
Misalnya, jika tidak dilakukan aborsi akan membahayakan ibu. (b) abortus
provocatus kriminalis, yaitu aborsi yang dilakukan tanpa adanya dasar indikasi
medis. Misalnya untuk meniadakan hasil ‘’hubungan gelap’’ atau kehamilan yang
tidak dikehendaki.
Dalam hukum Islam, aborsi yang dilakukan atas pertimbangan medis untuk
menyelamatkan nyawa sang ibu misalnya dapat dibenarkan, bahkan diharuskan. Hal
ini didasarkan atas prinsip kaedah hukum Islam:
‘’Menempuh salah satu tindakan yang lebih ringan dari dua hal yang berbahaya itu
adalah wajib’’.
C. Euthanasia
manusia baik dengan cara menyuntikkan zat tertentu atau dengan meminum pil atau
dengan cara lainnya. Tindakan ini muncul akibat terjadinya penderitaan yang
Serikat, tindakan euthanasia ini telah mendapat izin dan legalitas negara. Pada
umumnya mereka beranggapan bahwa menentukan hidup dan mati seseorang adalah
tentang hidup dan mati. Di dalam QS. Al-Mulk ayat 2 dinyatakan bahwa hidup dan
antara manusia yang paling bagus amalnya” (QS. Al-Mulk (67): 2).
yang panjang saat sakit merupakan bagian integral dari ujian Allah, maka tindakan
euthanasia dalam hal ini persis sama dengan tindakan bunuh diri. Karenanya hukum
barangsiapa yang berbuat demikian dengan melanggar dan aniaya maka kelak kami
akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi
dari sebuah bukit, lalu ia menewaskan dirinya, maka ia akan masuk neraka dalam
D. Transfusi Darah
mulia tersebut tentu saja harus dibarengi dengan niat yang ikhlas untuk menolong
34
orang lain. Perbuatan itu termasuk amal kemanusiaan yang dianjurkan agama
dilakukan untuk menolong dan menghormati harkat dan martabat manusia. Sebab
firman Nya: “dan sesungguhnya Kami memuliakan anak cucu Adam (manusia) (al-
Untuk menentukan hukum transfusi darah secara syar’i, kaidah hukum fiqh
menyatakan: “bahwasanya hukum asal dari segala sesuatu (di luar ibadah) adalah
Dengan demikian, jelas bahwa hukum transfusi darah menurut Islam adalah
boleh. karena tidak adanya dalil atau ayat atau hadits yang tegas melarangnya.
Mengingat semua jenis darah termasuk darah manusia adalah najis berdasarkan
mazhab Hanafi dan Daud Adz Dzahiri menyatakan bahwa jual beli barang najis
yang ada manfaatnya bagi manusia seperti kotoran hewan hukumnya boleh, maka
secara analogis mazhab ini berpendapat bahwa jual beli darah juga hukumnya boleh.
Akan tetapi secara etis dan moral hal ini sangat tercela, karena bertentangan dengan
DAFTAR PUSTAKA
Kisyik, Abdul Hamid. 1991. Mati Menebus Dosa. Jakarta: Gema Insani Press.
Ebrahim, Abul Fadl Mohsin. Fikih kesehatan. Penerbit Serambi. Jakarta. 2007
http://meetabied.wordpress.com/2009/11/02/hukum-kloning-tranplantasi-organ-
abortus-dan-bayi-tabung-menurut-islam/
http://fosmik-unhas.tripod.com/buletin.html
Sarimin,M.H, pandangan hukum islam terhadap transplantasi organ tubuh dan tran
fusi darah. http://pabondowoso.com
Qardawi, Yusuf, Fatwa fatwa Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, jilid 2,
1995 ,
Zallum , Abdul Qadim, Hukmu Asy Syar’i fi Al Istinsakh, Naqlul A’dlaa’, ......,
Beirut, Libanon: Daar Al- Ummah, Cet 1, 1997
Zuhdi, Masjfuk, Pencangkokan Organ Tubuh dalam Masaail Fiqhiyah, Jakarta
: CV Haji Mas Agung, Cet IV, 1993
-------- , Inseminasi Buatan pada Hewan dan Manusia di tinjau dari Hukum Islam,
makalah seminar Universitas Malang, 2 april 1987.
http://konsultasi.wordpress.com/2007/01/13/transplantasi-organ/
http://nursing-transplan.blogspot.com/
http://osolihin.wordpress.com/2008/05/10/nasyrah-hukum-syara-transplantasi-organ-
tubuh/
36
DIKTAT
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Oleh:
POLITEKNIK KESEHATAN
PALANGKA RAYA 2018