DAN SAKARATUL MAUT Kondisi kondisi sehat yang dan senantiasa kondisi dialami sakit adalah oleh dua setiap manusia. suatu Allah penyakit SWT apabila tidak tidak akan menurunkan menurunkan juga obatnya, sebagaimana oleh Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda: hadis yang diriwayatkan ًﻣَﺎَ ﺃَﻧَ ْْﺰ َ ََﻝ ﺍﻟﻠّﱠ ﱠ ُﻪ ﺩَﺍَﺀً ﺇِﻟّﱠِﺎﱠ ﺃَﻧَ ْْﺰ َ ََﻝ ﻟَ َﻪُ ﺷِ ِﻔَﺎَﺀ Allah SWT tidak menurunkan menurunkan obatnya sakit, kecuali juga (HR Bukhari) •Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan oleh Allah SWT berupa penghapusan dosa apabila ia bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya. Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, “Tidaklah seorang muslim te impa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.” •Jenis Penyakit a. Penyakit sik/ lahir b. Penyakit batin/ hati, sepe i syirik, kufur, iri atau dengki, dan lain sebagainya Macam-macam Orang Sakit ada tiga yaitu : a. Orang yang sakit ringan, b. Orang yang sakit berat atau keras, dan c. Orang yang sedang menghadapi sakaratul maut Anjuran Bagi Orang yang Sakit a. Berbaik sangka kepada Allah SWT b. Bersabar atas apa yang menimpanya, tidak berputus asa c. Menerima takdir Allah SWT dengan ikhlas d. Bersyukur kepada Allah SWT e. Memperbanyak istighfar f. Memperbanyak doa g. Banyak muhasabah diri h. Senantiasa mengharapkan rahmat Allah SWT atasnya i. Tawakkal j. Tetap menjalankan ibadah sesuai kemampuan k. Membaca buku-buku agama untuk menguatkan batinnya l. Mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Quran m. Tidak boleh mengharapkan kematian bagi dirinya n. Hendaklah segera menunaikan segala tanggungannya (utang) kepada orang lain atau memberi wasiat kepada keluarganya atau yang lainnya
Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit a. Ikhlas b. Penuh kasih sayang c. Pemaaf d. Cermat/ teliti e. Penuh tanggung jawab f. Patuh pada peraturan g. Menyimpan rahasia Perawatan Bagi Orang Sakit
dengan cara : a. Pengobatan Medis b. Pengobatan Non Medis, meliputi: doa-doa atau mendengarkan ayat- ayat al-Qur’an c. Pengobatan alternatif lain yang tidak Mengapa perlu pendampingan
Terhadap Orang Sakit
•Orang sakit biasanya mengalami krisis psikologis dalam dirinya, oleh karena itu hendaknya didampingi dan diberi perhatian lebih, se a dorongan motivasi untuk kesembuhannya. Doa- doa se a dzikir dirasa mampu mengurangi rasa sakit orang yang merasakannya. Karena dalam doa dan dzikir tersebut terdapat ilmu ikhlas sebagai hamba Allah swt dan rasa/pengakuan tidak mempunyai daya dan upaya dihadapan- Nya. •Kita dapat mendampinginya sebagai wujud be awakal dan menyerahkan diri kepada Allah swt se a menyadari segalanya kembali atas kehendaknya. Pendampingan Pasien yang Sakaratul Maut Penge ian Sakaratul Maut menurut bahas a: a. Sakaratun jamak dari sakratun = ‘keadaan mabuk’ b.Naza’ = mencabut, mencopot, melepaskan, menghilangkan c. Wafat (wafaa) = sempurna/ lengkap (tamma) d.Ajal = batas waktu, akhir waktu Kalau menurut istilah Penge ian Sakaratul Maut adalah saat-saat berpisahnya jasad dengan ruh atau saat berakhirnya kekuasaan atas jasad bersamaan dengan keluarnya roh dari jasad tersebut atas kehendak masa yang telah ditetapkan oleh Alllah SWT baginya. Anggota badan merupakan alat bagi manusia, sepe i tangan dipergunakan untuk memukul dan perbuatan lainnya, telinga untuk mendengar, mata untuk melihat, dan yang untuk memahami segala sesuatu adalah hati. Hati disini diibaratkan sebagai roh karena itu disebut hati rohani bukan hati jasmani, dan roh dengan sendirinya dapat mengetahui segala sesuatu tanpa bantuan alat atau indera.
Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut a. Kakinya terasa lebih dingin b. Jari kaki dan tangan nampak hijau kebiru- biruan c. Mata membalik d. Denyut nadi mulai tidak teraba e. Telinganya tampak lemas (pipih) f. Sekali-kali merasa panas, minta dikipasi g. Tampak kesehatannya lebih baik, kadang minta makan atau minum Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut a. Mendampinginya dengan tegar, bila diperkenankan, membisikkan kalimat Tauhid ditelinga pasien dan di doakan b. Pasrah dan ikhlas atas segala yang terjadi, se a menyadari bahwa semua takdir yang terjadi merupakan kehendak-Nya c. Adapun bimbingan bagi keluarga pasien yang sakaratul maut: Mengajak keluarga untuk tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien sakaratul maut dengan ridho dan ikhlas atas apa yang terjadi Menghimbau untuk menciptakan suasana yang tenang Ajak untuk berdoa bersama se a pasrah dengan apa
Tindakan pada pasien yang tanda-tanda ajalnya sudah tiba, adalah: • Membaringkan muhtadlir (pasien sakaratul maut) pada lambung sebelah kanan untuk menghadapkannya ke arah kiblat. Dan jika tidak memungkinkan, maka tidurkanlah dengan menelentangkan menghadap kiblat dengan memberi ganjalan di bawah kepala agar wajahnya bisa lurus menghadap ke kiblat. • Membaca surat Yasin agak keras dan al-Ro’du dengan suara yang pelan. Faidah pembacaan Surat ini kata al-Qulyubi, adalah mempermudah keluarnya ruh, disamping ada sebuah hadits yang menjelaskan, bahwa ia akan mati, masuk dan bangkit dari alam kubur dalam keadaan segar bugar. • Men-talqin dengan kalimat Tahlil secara santun (lembut) tidak menampakkan kesan memaksa. Misalnya, mulaqqin (orang yang mentalqin) mengingatkan disampingnya dengan ucapan: “ dzikir kepada Alloh itu amat diberkahi”, atau mengajak hadirin dzikir bersama. Adapun tujuan talqin ini, agar kalimat Tahlil menjadi penutup kalimat yang terucap dari mulutnya. Rosululloh bersabda : َﻦ ﻛَﺎَﻥَ ﺁﺧِ ِﺮُ ﻛَﻠَﺎَﻣِﻪِ ﻟَﺎَ ﺇِﻟَِﻪَ ﺇِﻟّﱠِﺎﱠ ﷲ ﺩ ََﺧ ََﻞَ ﺍﻟ ْْﺠَﻨّﱠَ ﱠ َﺔ َْ ﻣ Barang siapa yang akhir perkataannya adalah “Laa ilaaha illallâh”, maka dia masuk sorga. Sunah memberi minum, jika nampak gejala ia menginginkannya. Karena dalam kondisi sepe i itu, syaitan bisa saja menawarkan minuman yang akan ditukar dengan keimanannya.
Tindakan Saat Setelah Ajal Tiba 1. Memejamkan kedua matanya , dan jika sampai terlambat hingga kedua matanya tidak bisa dipejamkan, maka cara memejamkannya dengan menarik kedua lengan se a kedua ibu jari kakinya secara bersamaan, niscaya kedua mata tersebut akan terpejam dengan sendirinya. 2. Mengikat rahangnya ke atas kepala dengan memakai kain yang agak lebar agar mulutnya tidak terbuka. 3. Melemaskan sendi-sendi tulangnya dengan melipat tangan ke siku, lutut ke paha dan paha ke perut. Setelah itu dibujurkan kembali, kemudian jari-jari tangannya dilemaskan. Jika agak terlambat sehingga tubuhnya sudah kaku, maka sunah dilemaskan memakai minyak. Hikmah dari pelemasan ini agar mempermudah proses pemandian dan • Melepaskan pakaiannya secara perlahan. Kemudian disedekapkan lalu mengganti pakaian tersebut dengan kain tipis, (izar misalnya) yang ujungnya diselipkan di bawah kepala dan kedua kakinya (menutupi semua tubuh). Kecuali jika ia sedang menunaikan ibadah Ihram , maka kepalanya harus dibiarkan tetap terbuka. • Meletakkan beban seberat 20 dirham (20gr x 2,75gr = 54,300 gr) atau secukupnya di atas perutnya dengan dibujurkan dan diikat agar perutnya tidak membesar. • Membebaskan segala tanggungan hutang atau lainnya. Dan jika tidak mungkin dilakukan pada saat itu, maka segeralah ahli warinya malakukan aqad Hawalah (pelimpahan tanggungan hutang) dengan orang- orang yang bersangkutan. Dan sunah bagi mereka menerima tawaran tersebut.