Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

PELAYANAN KEROHANIAN

BAB I
DEFINISI
Setiap pasien yang datang di RS PKU Muhammadiyah Gombong tentu
dengan maksud untuk berobat agar sakitnya lekas sembuh (Sehat kembali). Maka
oleh para dokter telah diberikan obatnya setelah ditemukan diagnosanya.
Disamping itu perlu diketahui bahwa dari sekian banyak pasien yang datang ke
RS PKU Muharnmadiyah Gombong rata – rata tidak ada yang ikhlas (terpaksa),
semua pasien yang datang bermacam-macam perasaanya, ada yang merasa
gelisah, ada yang merasa putus asa dengan penyakit yang dideritanya dan lain-lain
menurut keadaan penyakitnya masing-masing. Maka perlu sekali para pasien itu
mendapat santunan dan pelayanan yang menyangkut ruhaninya. Demikian pula
dengan para keluarganya. Hal inilah yang menjadikan pentingnya kunjungan
Binroh ke pasien.

1
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Panduan ini diberlakukan untuk semua pasien dan keluarganya yang dirawat
di RS PKU Muhammadiyah Gombong
2. Pelaksana panduan ini adalah petugas Binroh RS PKU Muhammadiyah
Gombong, yang tugasnya adalah, sebelum mengunjungi pasien setiap petugas
Binroh diharapkan memperhatikan jadwal kunjungannya dan mendata pasien
yang baru, kemudian mempersiapkan buku data kunjungan.
3. Ketika yang sakit adalah pasien bayi dan anak-anak, maka kunjugan binroh di
tujukan kepada keluarga pasien.

2
BAB III
TATA LAKSANA
I. PROSES PELAKSANAAN KUNJUNGAN BINROH KE PASIEN
1. Hendaklah petugas Ruhaniawan/Ruhaniawati masuk ke kamar pasien
dengan tenang dan sikap yang menarik sambil senyum, salam, sapa,
sopan dan santun (5 S).
2. Mengucapkan salam dengan nada yang pelan (tidak nada
membentak/tinggi).
3. Petugas Binroh Memperkenalkan diri dengan menyebut nama dan
petugas dari mana?
4. Petugas Binroh melihat kondisi umum pasien, Kalau situasinya
memungkinkan, dapat ditanyakan kepada pasien umpamanya:
- Apakah yang anda rasakan?
- Bagaimana kondisi sakitnya?
- Sudah berapa lama terasa sakit yang demikian?
- Sudahkah berobat ke tempat lain termasuk kepada dukun umpanya?
- Apakah merasa gelisah, bingung, pesimis, optirnis dan lain
sebagainya?
5. Terhadap pasien yang beragama Islam perlu disampaikan:
- Sudahkah menjalankan/pernah menjalankan sholat 5 waktu?
- Bagi yang sudah menjalankan, kalau waktu sholat telah sampai,
agar diberitahu supaya ia menjalankan shalat menurut
kemampuanya.
- Tahukah ia menjalankan shalat sebagai seorang yang sedang sakit,
termasuk pula cara bersuci dari hadast besar maupun kecil,
tayamum, menjama’ shalat?
6. Bagi pasien yang ringan yang tiada halanganya, petugas Binroh
menganjurkan turut shalat berjamaah pada setiap waktu shalat di
Masjid. Kalau seorang pasien akan operasi, agar diingatkan benar-benar
umpamanya membaca do’a:

3
‫ت هللا َعلَي ْال َو ِك ْي ُل َونِ ْع َم هللا َح ْسبِ َي‬
ُ ‫ت ََو َّك ْل‬

Hasbiya-llaahu wa ni’mal wakill ‘ala-llahi tawakkaltu


Artinya: “Cukuplah Allah bagiku dan Dialah sebaik-baik pelindungku.
Hanya kepada Engkau ya Allah aku berserah diri” (HR. Tirmidzi)
Dan bagi pasien yang belum menjalankan shalat, petugas Binroh
memberikan nasehat secara baik-baik dan menarik, tidak dengan
membentak atau marah-marah serta tidak dengan suara yang tinggi.
7. Kalau ada pasien yang mengaduh, merintih, dikuatkan mentalnya
dengan nasehat agar ia sabar, menerima dengan ikhlas setiap
penderitaan, dengan dituntun atau disuruh berdoa sebagai penguat
mental. Umpamanya membaca:
“ASTAGFIRULLAH”
“LA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAAHI “.
Atau dzikir lainnya
Dan diberi nasehat dan penjelasan sehingga ia mengerti dan
menyadari bahwa segala sesuatu itu atas kehendak Allah. Manusia
hanya berikhtiar dan berdo’a.
8. Diingatkan pula bahwa sakit atau penderitaan itu termasuk ujian dan
peringatan, agar supaya orang jangan lupa kepada Allah di waktu sehat
dan berkecukupan, bahkan sudah terbiasa dikatakan orang, bahwa sakit
itu adalah: GANJARAN dari Allah. Yang berarti harus diterima dengan
rasa ikhlas dan sabar, jangan sampai timbul perasaan/anggapan yang
tidak baik terhadap Allah bahkan harus tetap dan terus menerus dengan
khidmat memohon kepada Allah baik dengan diucapkan maupun di
dalam bathin agar sakitnya lekas sembuh umpamanya dengan membaca
do’a:
ْ َ‫ْاالَ ِخ َر ِة َو ال ُّد ْنيَا فِي َو ْال َعافِيَةَ ا ْل َع ْف َو ا‬
‫ساَلُ َك اِنِّ ْي الَلَّ ُه َّم‬
Allahumma inni as alukal ‘afwa wal ‘aafiyata fiddunyaa
wal aakhiratii

4
Artinya: “Ya Allah, sungguh aku mohon kepada-Mu limpahka
ampunan kesembuhan, kesehatan, dan kesejahteraan di dunia
dan akhirat” (H..R. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)
9. Petugas Binroh mengingatkan kepada pasien, bahwa dengan sakit itu
orang agar menyadari betapa kelemahan manusia, dan betapa besar
kekuasaan Allah, kuasa untuk membuat sakit dan kuasa untuk
menyembuhkan. Manusia tidak berdaya dan selalu harus tunduk dan
menyerah kepada kehendak dan ketentuan Allah setelah takdir
menentukan.
10. Petugas Binroh mengingatkan bahwa dengan dasar rasa sabar dan
ikhlas terhadap sakit dan penderitaannya itu akan menjadi obat bagi
penyakitnya, demikian pula kalau sebaliknya.
11. Agar senantiasa ditanamkan rasa optimisme (penuh rasa harap) kepada
para pasien, bahwa insyaa Allah, penyakitnya itu akan sembuh dengan
izin dan kehendak Allah walau sakit yang bagaimanapun juga, sebab
Allah Maha Kuasa dan tiap-tiap penyakit itu ada obatnya.
12. Dinasehatkan kepada para pasien agar menghilangkan segala pemikiran
terhadap segala urusan. yang ada di rumah, serahkan saja kepada
keluarganya yang sehat-sehat untuk mengurusinya. Dengan demikian
fikiran si pasien akan lebih tenang dan lebih membantu proses
kecepatan sembuhnya.
13. Para pasien agar dinasehati tetap menetapi nasihat dan petunjuk
dokter/perawat dalam hal pengobatan, makanan dan lain-lain.
Diingatkan hadits Nabi Muhammad SAW (riwayat Bukhari Muslim
dan Abi Said) Artinya ‘Apa-apa yang menimpa kepada seorang Muslim
yang berupa kepayahan kesusahan dan penderitaan serta kesedihan
sampai duri yang menusuknya, Allah akan menghapuskan
kesalahan/dosa-dosanya’
14. Petugas Binroh membacakan doa, pasien dan keluarga supaya sama-
sama mengamininya, umpamanya membaca do’a.:

5
ٰ
15. ‫ك ِشفَا ًء الَّ يُغَا ِد ُر َسقَ ًما‬
َ ‫ف َواَ ْنتَ ال َّشافِى الَ ِشفَا َء اِالَّ ِشفَاُؤ‬
ِ ‫اس اِ ْش‬ َ ‫ب ْالبَْأ‬
ِ َّ‫س َربَّ الن‬ ِ ‫اَللّهُ َّم اَ ْذ ِه‬
Allahumma adzhibil ba‘sa robbannaasi isyfi antasy syaafi laa syifaa-a
ilaa syifaa uka syjfaa an laayughaadiru saqaman
Artinya: “ Ya Allah, hilangkanlah penyakit Ya Tuhan pemelihara
manusia, , sembuhkanlah, Engkaulah Zat Yang Maha Penyembuh, tidak
ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang
tidak menyebabkan kambuh lagi”. (H.R. Bukhari-Muslim dari ‘Aisyah)
16. Kepada pasien yang telah kritis agar Petugas Binroh memberikan
contoh dan menyarankan kepada keluarga pasien agar ditalqin
( dituntun membaca LAA ILAAHA ILLALLAH,) dan kepada pasien
yang sudah dalam keadaan demikian itu dinasehatkan agar lebih
memperbesar rasa optimisnya (rasa lebih besar harapannya) terhadap
Allah, bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosanya, sehingga ia akan
merasa tenang dan tidak panik.
17. Kepada pasien yang tidak beragama Islam hendaklah petugas Binroh
bijaksana dalam melayaninya, supaya petugas dapat menampakkan dan
melahirkan sikap-sikap dan kata-kata yang menarik, yang menunjukkan
bahwa ajaran Islam adalah amat baik, termasuk sikap terhadap pemeluk
agama lain. Sudah barang tentu kesemuanya itu dengan cara-cara yang
tidak rnenyinggung perasaanya dan tidak keluar dari ajaran agama kita
Islam.
II. PELAYANAN BINROH KEPADA KELUARGA PASIEN YANG
MENJENGGUK
1. Kepada keluarga pasien yang menengok, petugas Binroh memberikan
arahan agar dianjurkan sewaktu datang, dengan sikap yang serius dan
khidmat mendoakan kepada pasien semoga lekas sembuh, dengan
kemampuan bahasanya masing-masing. Kalau perlu petugas Binroh
yang membacakan doanya, para keluarga agar supaya sama-sama
mengamininya, umpamanya membaca do’a:
ٰ
‫ك ِشفَا ًء الَّ يُغَا ِد ُر َسقَ ًما‬
َ ‫ف َواَ ْنتَ ال َّشافِى الَ ِشفَا َء ِاالَّ ِشفَاُؤ‬
ِ ‫اس اِ ْش‬ َ ‫ب ْالبَْأ‬
ِ َّ‫س َربَّ الن‬ ِ ‫اَللّهُ َّم اَ ْذ ِه‬

6
Allahumma adzhibil ba‘sa robbannaasi isyfi antasy syaafi
laa syifaa-a ilaa syifaa uka syjfaa an laayughaadiru
saqaman
Artinya: “ Ya Allah, hilangkanlah penyakit Ya Tuhan pemelihara
manusia, ,Sembuhkanlah, Engkaulah Zat Yang Maha Penyembuh, tidak
ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang
tidak menyebabkan kambuh lagi”. (H.R. Bukhari-Muslim dari ‘Aisyah)
2. Petugas Binroh menyampaikan kepada keluarga pasien, bahwa berobat
itu adalah ikhtiar manusia, pada hakekatnya yang kuasa dan dapat
menyembuhkan adalah Allah yang Maha Kuasa, agar tidak menggerutu
kalau sekiranya tidak berhasil.
3. Kepada keluarga yang diberi ijin untuk menunggu pasien, Petugas
binroh perlu menyarankan agar ia menjaga pasien itu, didasari atas
keikhlasan dan kesabaran, bahwa hal itu termasuk ibadah, apalagi anak
terhadap orang tuanya.
4. Jika pasien sudah dalam keadaan kritis, sudah tidak ada harapan untuk
sembuh, petugas Binroh menasehatkan kepada para keluarga yang
menunggui, agar jangan panik dan bingung, akan tetapi agar
bertawakkal berserah diri kepada Allah sambil mendo’akan doa yang
dituntunkan oleh nabi Muhammad SAW.
ِ َ‫ت َما َوتَ َوفََّهُ لَهُ خَ ْيرًا ْال َحيَاةُ َما َكان‬
‫ت اَحْ يِ ْي ِه َاللّهُ َّم‬ ِ َ‫لَهُ َخ ْيرًا ْال َوفَاةُ َكان‬
Allahumma ahyihi maa kaanatil hayaatu khairan lahu wa
tawaffahu maa kaanatil wafaatu khairan lahu
Artinya: “ Ya Allah, hidupkanlah dia jika hidup itu lebih baik baginya
dan wafatkanlah dia bila wafat itu lebih baik baginya” (HR. Ja.ma’ah
dan Anas)
5. Perlu diingatkan pula kepada para keluarga yang menengok pasien, agar
senantiasa menjaga ketenangan suasana jangan bersuara keras, jangan
gaduh, dan jangan bergurau.
6. Petugas Binroh perlu mengingatkan kepada keluarga pasien, jangan
terlalu banyak berkomunikasi yang kurang perlu kepada

7
pasien/keluarga misal membicarakan aib orang lain dsb, jangan
bergurau atau melakukan sesuatu yang akan mengganggu
suasana/ketenangan pasien.
III. PELAYANAN BINROH KEPADA PASIEN ANAK-ANAK DAN
BERSALIN
1. Penyantunan kerohanian/keagamaan juga ditujukan kepada pasien
anak-anak beserta keluarganya, dan juga terhadap pasien bersalin.
2. Dalam menyantuni pasien anak-anak mengenai keruhanian dan
keagamaannya dengan bahasa yang menyenangkan dan nada tidak
kaku.
3. Dalam menyantuni pasien bersalin, disamping penyantunan
kerohaniaan/keagamaan pada umumnya, juga memberikan tuntunan
do’a sewaktu bayi telah dilahirkan, yaitu Binroh perempuan (ruhania
wati) ataupun ibu/keluarga bayi agar membaca do’a yang antara lain :
Ucapan selamat / do’a untuk pasien dan keluarga dengan do’a :
ُ‫ُز ْقتَ بِ َّره‬ َ ‫ك َو َشكَرْ تَ ْال َوا ِه‬
ِ ‫ب َوبَلَ َغ اَ ُش َّدهُ َور‬ ِ ْ‫ك فِى ْال َموْ هُو‬
َ َ‫ب ل‬ َ َ‫ك هللاُ ل‬
َ ‫با َ َر‬
Baarokallahu laka filmauhuubi laka wa syakartal waahiba
wa balagho asyuddahu wa ruziqta birrohu
Artinya : “Semoga Allah meberkahimu dalam anak yang diberikan
kepadamu , kamupun bersyukur kepada sang Pemberi , dan dia dapat
mencapai dewasa, serta kamu dikaruniai kebaikannya”.
Sedangkan do’a untuk bayi yang baru lahir dalam keadaan selamat
adalah:
‫ت ُأ ِع ْي ُذ‬
ِ ‫آل َّم ٍة َع ْي ٍن ُكلِّ َو ِم ْن َوهَا َّم ٍة َش ْيطَا ٍن ُك ِّل ِم ْن التَّا َّم ِة هللاِ بِ َكلِ َما‬
U’iidzu bikalimaatillaahit taammati min kulli syaithaanin
wa haamatin wa min kulli ‘ainin laammatin
Artinya:
“Hamba memohon perlindungan kalimah Illahi yang sempurna
dari pada semua syaitan dan binatang-binatang yang berbisa,
dari pandangan mata yang jahat “(HR. Bukhari)

8
BAB IV

DOKUMENTASI

Pasien dan keluarga pasien berhak mendapatkan layanan yang menyangkut rohani
dan spiritualnya, hasil bimbingan kerohanian pasien dan keluarga disimpan dalam
form kunjungan pasien.

Anda mungkin juga menyukai