Halaman judul........................................................................................................
Visi misi moto dan tujuan.....................................................................................
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENETEPAN
DAN PEMB ERLAKUAN TATA NASKAH RUMAH SAKIT.........................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I DEFINISI....................................................................................................
BAB 11 RUANG LINGKUP................................................................................
BAB 111 TATA LAKSANA...................................................................................
BAB IV PENUTUP...............................................................................................
1. Bahwa kebutuhan pasien di RS meliputi kebutuhan bio psiko sosio spiritual yang
harus terintegrasi dan saling mendukung dalam proses pelayanan pasien di RS.
2. Bahwa sehubungan dengan poin ( 1 ), di perlukan panduan pelayanan kerohanian
sebagai standar dalam melakukan kegiatan pelayanan kerohanian.
3. Bahwa agar panduan pelayanan kerohanian mempunyai kekuatan hukum , perlu dsi
tetapkan melalui surat keputusan direktur rumah sakit pku muhammadiyah Bima.
Mengingat
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN RUMAH SAKIT MHAMMADIYAH BIMA
pertama
Keputusan ini berlaku tahun sejak tanggal di tetapkan, dan apabila kemudian hari terdapat
kekliruian dalam keputusan ini, maka akan di adakan perbaikan dan perubahan seperlunya.
Di tetapkan di :
Tanggal
Tepat tanggal :
Direktur,
RS Muhammadiyah Bima.
PANDUAN
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Panduan ini di berlakukan untuk semua pasien dan keluarganya yang di rawat di RS
PKU Muha mmadiyah Bima.
2. Pelaksana panduan ini adalah binroh RS PKU Muhammadiyah Bima, yang tugasnya
adalah, sebelum mengunjungi pasien petugas binroh di harapkan memperhatikan
jadwal kunjunganya dan mendata pasien yang baru, kemudian mempersiapkan buku
data kunjungan dan buku tuntunan rohani bagi orang sakit yang akan di bagikan / di
berikan kepada pasien yang akan di kunjunginya.
3. Ketika yang sakit adalah pasien bayi dan anak anak maka kunjungan binroh di
tujukan kepada keluarga pasien.
BAB III
TATA LAKSANA
I.
Bagi yang sudah menjalankan, kalau waktu sholat telah sampai, agar ia di beri tahu
supaya ia menjalankan sholat menurut kemampuanya.
Tahukah ia bagaimana menjalankan sholat sebagai orang yang sedang sakit, termasuk
pula cara bersucu dari hadas besar maupun hadas kecil, tayamum atau menjama
sholat ?
6. Bagi pasien yang ringan dan tiada halanganya, petugas binroh menganjurkan turut
sholat berjamaah pada setiap waktu sholat di masjid.
Kalau seorang pasien akan operasi, agar di ingatkan benar benar umpamanya
membaca doa :
Dan bagi pasien yang belum menjalankan sholat, petugas binroh memberikan nasehat
secara baik baik dan menarik, tidak dengan membentak atau marah marah serta
tidak dengan suara yang tinggi.
7. Kalau ada pasien yang mengaduh, merintih di kuatkan mentalnya dengan nasehat agar
dia sabar, menerima dengan ikhlas setiap penderitaan, dengan di tuntun atau di suruh
berdoa sebagai penguat mental . umpamanya menbaca :
ASTAGFIRULLAH
LAAHAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAAHI
Atau dzikir lainya ........
Dan di beri nasehat dan penjelasan sehingga ia mengerti dan menyadari bahwa segala
sesuatu itu atas kehendak ALLAH, manusia hanya berikhtiar dan berdoa.
8. Di ingatkan pula bahwa sakit atau penderitaan itu termasuk ujian dan peringatan agar
supaya orang tidak lupa kepada Allah di waktu sehat dan berkecukupan, bahkan sudah
terbiasa di katakan orang, bahwa sakit itu adalah : GANJARAN dari Allah yang berarti
harus di terima dengan ikhlas dan sabar, jangan sampai timbul anggapan / perasan tidak
baik terhadap Allah bahkan harus tetap dan terus menerus dengan khidmat memohon
kepada Allah baik dengan di ucapkan maupun dengan menyebut di dalam batin agar
sakitnya lekas sembuh, umpamanya dengan mebaca doa :
9. Petugas binroh mengingatkan kepada pasien, bahwa dengan sakit itu orang akan
menyadari betapa kelemahan manusia, dan betapa besar kekuasaan tuhan, kuasa untuk
membuat sakit dan kuasa untuk menyembuhkan, manusia tidak berdaya dan selalu
harus tunduk dan menyerah kepada kehendak dan ketentuan Allah setelah takdir
menentukan.
10. Petugas binroh mengingatkan bahwa dengan dasar rasa sabar dan ikhlas terhadap sakit
dan penderitaanya itu akan menjadi obat untuk penyakitnya, demikian pula kalau
sebaliknya.
11. Agar senantiasa di tanamkan rasa optimis ( penuh rasa harap ) kepada para pasien,
bahwa insyaAllah penyakitnya itu akan sembuh atas izin dan kehendak Allah walau
sakit yang bagaimanapun juga, sebap Allah maha kuasa dan tiap tiap penyakit itu ada
obatnya.
12. Di nasetkan kepada para pasien agar menghilangkan segala pemikiran terhadap segala
urusan yang ada di rumah, serahkan saja kepada keluarga yang sehat sehat untuk
mengurusnya, dengan demikian fikiran si pasien akan lebih tenang dan lebih
mempercepat proses penyembuhanya.
13. Para pasien agar di nasehati tetap menetapi nasehat dan petunjuk dokter / perawat
dalam hal pengobatan, makanan dan lain lain, di ingatkan hadis Nabi Muhammad
SAW ( riwayar Bukhari Muslim dari Abi Said ) :
Artinya : Apa apa yang menimpa kepada seorang muslim berupa kepayahan,
kesusahan dan penderitaan serta kesedihan sampai duri yang menusuknya, Allah
akan menghapuskan kesalahan / dosa dosanya .
14. Petugas binroh mebacakan doa, pasien dan keluarganya supaya sama sama
mengamininya, umpamanya membaca doa :
Allaahumma rabbannaasi azhibil basa isyfi antasy syaafi laa syifaa-a allaa syifaa
uka an taa yughaadiru saqaman
Artinya ; ya Allah, tuhan pemelihara manusia, hilangkanlah penyakit,
sembuhkanlah, Engkaulah zat yang maha penyembuh, tidak ada kesembuhan
melainkan kesembuhan kesembuhan dari Mu, sembuhkanlah dengan kesembuhan
yang tidak menyebapkan kambuh lagi . ( H.R Bukhari Muslim dari Aisyah ).
15. Kepada pasien yang telah kritis agar petugas binroh memberikan contoh dan
menyarankan kepada keluarga pasien agar di talqin ( di tuntun membaca : LAA
ILAAHA ILLALLAH ),dan kepada pasien yang sudah dalam keadaan demikian itu di
nasetkan agar lebih memperbesar rasa optimisnya ( rasa lebih besar harapan ) terhadap
Allah, bahwa Allah akan mengampuni dosa dosanya, sehingga ia merasa tenang dan
tidak panik.
16. Kepada pasien yang tidak beragama islam hendaklah binroh bijaksana dalam
melayaninya, supaya petugas dapat menampakan dan melahirkan sikap sikap dan kata
kata yang menarik, dan menunjukan bahwa ajaran islam adalah amat baik,termasuk
sikap terhadap pemeluk agama lain, sudah barang tentu kesemuanya itu dengan cara
cara yang tidak menyinggung dan tidak keluar dari ajaran agama islam.
II.
kalau perlu petugas binroh yang membacakan doanya,para keluarga agar supaya
sama sama mengamininya, umpamanya membaca doa :
Allaahumma rabbannaasi azhibil basa isyfi antasy syaafi laa syifaa-a allaa syifaa
uka an taa yughaadiru saqaman
Artinya ; ya Allah, tuhan pemelihara manusia, hilangkanlah penyakit,
sembuhkanlah, Engkaulah zat yang maha penyembuh, tidak ada kesembuhan
melainkan kesembuhan kesembuhan dari Mu, sembuhkanlah dengan kesembuhan
yang tidak menyebapkan kambuh lagi . ( H.R Bukhari Muslim dari Aisyah ).
2. Petugas binroh menyampaikan kepada keluarga pasien, bahwa berobat itu adalah
ikhtiar manusia, pada hakekatnya yang kuasa dan yang dapat menyembuhkan
adalah Allah yang maha kuasa agar tidak menggerutu kalau sekiranya tidak
berhasil.
3. Kepada keluarga yang di beri ijin untuk menunggu pasien, petugas binroh perlu
menyarankan agar ia menjaga pasien itu, di dasarkan atas keikhlasan dan kesabaran,
bahwa hal termasuk ibadah, apalagi anak terhadap orang tuanya.
4. Jika pasien sudah dalam keadaan kritis, sudah tidak ada harapan untuk sembuh,
petugas binroh menasehatkan kepada para keluarga yang menunggui, agar jangan
panik dan bingung, akan tetapi agar bertawakal berserah diri kepada Allah sambil
mendoakan doa yang di tuntunkan oleh Nabi muhammad SAW.
PELAYANAN
BERSALIN
1. Penyantunan kerohanian / keagamaan jiga di tujukan kepada pasien anak
anak serta keluarganya, dan juga terhadap pasien bersalin.
2. Dalam menyantuni pasien anak anak mengenai kerohanian dan keagamaan
pada umumnya juga memberikan tuntunan doa sewaktu bayi di lahirkan ialah
binroh perempuan ( ruhaniawati ) ataupun ibu / keluarga bayi agar membaca
doa yang berisi :
BAB IV
PENUTUP
Pasien dan keluarga pasien berhak mendapatkan layanan yang menyangkut rohani dan
spiritualnya, untuk perlu di buatkan pedoman tentang layanan tersebut, mudah
mudahan dengan pelayanan tersebut pasien terbantu penyembuhanya dari sisi rohani
dan spiritualnya.