TERAPI ISLAM
Tentang
Dosen Pengampu :
Jemkhairil, M.Ag
Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
penulisan tugas makalah ini. Makalah ini berjudul “Konsep Sehat dan Sakit”.
Makalah disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Terapi Islam.
Selain itu, penulis berharap dengan adanya penulisan makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca dan juga penulis.
Terwujudnya makalah ini tentu berkat bantuan dari berbagai pihak.
Sehubungan dengan itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak
Jemkhairil, M.Ag. Selaku Dosen Mata kuliah Terapi Islam. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Masalah...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Pengertian Konsep Sehat dan Sakit.............................................................3
B. Sumber Peenyakit........................................................................................3
C. Efek dan Hikmah Penyakit..........................................................................5
D. Nilai Kesehatan...........................................................................................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................8
A. Kesimpulan..................................................................................................8
B. Saran............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang
diberikan oleh Allâh SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya.
Sakit juga dapat dipandang sebagai peringatan dari Allâh SWT untuk
mengingatkan segala dosa-dosa akibat perbuatan jahat yang dilakukannya
selama hidupnya. Pada kondisi sakit, kebanyakan manusia baru mengingat
dosa-dosa dari perbuatan jahatnya dimasa lalu. Dalam kondisi sakit itulah,
kebanyakan manusia baru melakukan taubat dengan cara memohon ampunan
kepada Allâh SWT dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan jahatnya di
kemudian hari.
Jadi, sudah selayaknya bagi setiap mu`min untuk kemudian bertambah
imannya saat ujian itu datang, termasuk di dalamnya adalah ujian sakit yang
merupakan bagian dari ujian yang menimpa jiwa. Jangan sampai menjadi
seperti orang-orang munafiq yang tidak mau bertaubat atau mengambil
pelajaran saat mereka diuji oleh Allâh subhanahu wa ta‟ala, QS.
At-Tawbah/9: 126.
ِاْش َت َر ْو ا ِبٰا ٰي ِت ِهّٰللا َث َم ًن ا َقِلْي اًل َفَص ُّدْو ا َع ْن َس ِبْي ِلٖۗه ِاَّن ُهْم َس ۤا َء َم اَك اُن ْو ا َي ْع َم ُلْو َن
Artinya: “Dan tidaklah mereka memperhatikan bahwa mereka diuji sekali
atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula)
mengambil pelajaran?”
Dalam perspektif Islam orang yang sakit tetap berkewajiban menjalankan
agamanya, selama akalnya masih berfungsi dengan baik yakni tidak gila, baik
kewajiban kepada Allâh seperti melaksanakan salat, puasa, membayar zakat,
ataupun yang berkaitan dengan hak-hak manusia seperti wajibnya hukuman
qhisas atau wajib memberikan nafkah kepada istri dan orang yang menjadi
tanggungannya. Demikian juga semua aktivitasnya berlaku seperti orang
sehat, seperti ucapan talaq, jual beli dan pemberiannya1.
1
Abdul „Aziz bin Muhammad Al-Bukhâry,. Ushul Fakhru al-Islam bî Hâmisy Kasyful Asyrar.
Jilid. 4. (Beirut: Dâr al-Kitâb al-„Araby. 1974), hal. 307.
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diajukan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimakasud dengan konsep sehat dan sakit?
2. Apa saja sumber penyakit?
3. Apa efek dan hikmah sakit?
4. Bagaimana nilai kesehatan?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian sehat dan sakit.
2. Memahami sumber penyakit.
3. Mengetahui efek dan hikmah sakir.
4. Memahami nilai kesehatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
kita rasakan. Penyakit jasmani ini dapat disembuhkan oleh dokter dan mudah
dideteksi dengan bantuan medis. Berkenaan dengan penyakit jasmani, Allah
S.W.T berfirman:
َلْيَس َع َلى اَأْلْع َم ٰى َح َر ٌج َو اَل َع َلى اَأْلْع َر ِج َحَر ٌج َو اَل َع َلى اْلَم ِريِض َح َر ٌج
“ tak ada halangan bagi orang buta, tak ada halangan bagi orang pincang,
dan tak ada halangan bagi orang sakit.” (QS. An-Nur: 61)
Ayat diatas menunjukkan adanya berbagai penyakit yang dapat menyerang orang saat
melaksanakan ibadah haji, puasa, atau bersuci. Ayat ini mengandung rahasia dan
hikmah besar yang menunjukkan keagungan Al-Qur’an, hingga orang yang mampu
memahami dan mendalaminya akan merasa cukup untuk menjadikannya sebagai
petunjuk tanpa membutuhkan petunjuk lain.
C. Efek dan Hikmah Penyakit
1. Sakit bisa menghindari kita dari siksa api neraka. Dalam sebuah riwayat
dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sakit demam itu menjauhkan
setiap orang mukmin dan api neraka.” (HR al-Bazzar)
2. Sakit bisa menjadi penghapus dosa bagi kita. Seperti sabda Rasulullah SAW
dalam hadis riwayat Muslim, “Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit
yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan
sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan
dengannya dosa-dosanya.”
3. Sakit bisa menjadi sumber kebaikan bagi seseorang jika dia bersabar. Hal
tersebut sejalan dengan sebuah hadist di mana Rasulullah Saw
bersabda: “Sungguh semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak
terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia mendapapt kegembiraan, maka
dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat
kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya.” (HR
Muslim)
4. Sakit bisa membuat kita kembali mengingat Allah. Sebagaimana yang
diketahui, kadang kita hanya ingat Allah di kala kesusahan dan diberi
cobaan. Sementara saat diberikan kebahagiaan, kita mendadak lupa dengan
Rabb semesta alam. Allah SWT telah berfirman: “Dan sesungguhnya kami
5
telah mengutus (para Rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami
siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya
mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS al-
An’am: 42)
5. Sakit bisa membuat kita lebih optimis untuk bertahan hidup. Salah satu moral
yang harus dimiliki oleh seorang mukmin ialah tidak boleh menyerah dengan
sakitnya. Dia harus berusaha untuk sembuh dari penyakitnya, dia pun harus
optimis dengan dirinya sampai Allah mengatakannya untuk berhenti4.
D. Nilai Kesehatan
Adapun untuk contoh tindakan yang mengandung nilai-nilai kesehatan di
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain5;
1. Berolahraga
Berolahraga adalah salah satu tindakan penting yang harus kita lakukan
untuk menjaga kesehatan tubuh kita. Olahraga dapat dilakukan mulai dari
cara yang murah dan sederhana misalnya saja dengan jogging atau berlari-lari
kecil dan bersepeda hingga olahraga yang membutuhkan perlatan mahal
seperti golf.
4
https://khazanah.republika.co.id/berita/q4na3y320/ingatlah-5-hikmah-sakit-menurut-sabda-
rasulullah-saw
5
https://dosensosiologi.com/contoh-nilai-kesehatan/
6
5. Minum banyak cairan
Orang dewasa perlu minum setidaknya 1,5 liter cairan sehari atau lebih
jika cuaca sangat panas atau mereka aktif secara fisik. Air adalah sumber
terbaik, tapi kita juga bisa mengonsunsi jus buah, teh, minuman ringan, susu,
dan minuman lainnya dalam porsi yang tidak berlebihan dan sesuai dengan
kondisi tubuh.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penjelasan diatas sebagai berikut:
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, kami sadar dalam makalah ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan dari segi materi maupun penyampaian.
Untuk itu saran yang membangun dari pembaca sangatlah kami harapkan
guna perbaikan makalah kami selanjutnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://khazanah.republika.co.id/berita/q4na3y320/ingatlah-5-hikmah-sakit-
menurut-sabda-rasulullah-saw
https://dosensosiologi.com/contoh-nilai-kesehatan/
Abdul „Aziz bin Muhammad Al-Bukhâry,. Ushul Fakhru al-Islam bî Hâmisy Kasyful
Asyrar. Jilid. 4. (Beirut: Dâr al-Kitâb al-„Araby. 1974), hal. 307.Ahmad bin Ali bin Hajar
Al-Asqalani. Fathul Bari, Jilid 1. (Kairo: Darul Hadits, 2004 ) p. 199 Ahmad bin Ali bin
Hajar Al-Asqalani. Fathul Bari, Jilid 1. (Kairo: Darul Hadits, 2004 ) p.
DAFTAR PUSTAKA
199
https://
www.academia.edu/
36350304/
BAB_II_PEMBAHASAN
_2_1_Konsep_dan_Urge
nsi_Pancasila_2_1_1_Kon
sep_Pendidikan_Pancasila
9
https://osf.io/65tgc/
download
https://luk.staff.ugm.ac.id/
atur/mkwu/8-
PendidikanPancasila.pdf
Nurwadani P. Dkk.
2016. Pendidikan
Pancasila untuk
Perguruan Tinggi.
Jakarta:
Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan
Kemahasiswaan
Kementerian Riset,
Teknologi,
10
dan Pendidikam Tinggi
Republik Indonesia
11