Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP SEHAT SAKIT DALAM PELAYANAN SYARIAH

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2

ILHAM FAHMI KUDRIHAN : 065STYC21


NUR AZIZAH PITRIANI : 103STYC21
NI KETUT WIRIANI : 099STYC21
NISA HIDATUL JANNAH : 100STYC21
I KOMANG ARYA ASTAWA : 062STYC21
NANI ERMAWATI : 098STYC21
NUR ASIAH : 102STYC21
M ZIKRI HARIJUAN P : 084STYC21
ILMAN ISMA SALAM : 066STYC21
IHDAL UMMAM : 065STYC21
I WAYAN SWARJAYA : 063STYC21

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tinjauan Kepustakaan yang berjudul
“KONSEP SEHAT DAN SAKIT DALAM PELAYANAN SYARIAH” ini tepat
waktu. Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah falsafah dan teori
meperawatan. Dalam penyusunan Tinjauan Kepustakaan ini, penulis mendapat
bimbingan, saran, serta masukan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa responsi kasus ini masih jauh dari sempurna,
sehingga saran dan kritik yang membangun, sangat penulis harapkan. Semoga
Tinjauan Kepustakaan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Mataram, 19 September 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDU

L................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
A. Konsep Sehat Sakit Dalam Pelayanan Syariah.........................................6
B. Amalan-amalan Bagi Pasien Selama Perawatan di Rumah Sakit.............9
C. Perilaku Dalam Pemberian Amalan Bagi Pasien Selama Perawatan......12
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia pasti akan merasakan sakit, baik sakit itu dikarenakan
kelalaian dalam menjaga kesehatan, makan dan minuman yang tidak sehat,
ataupun karena sebab lain, semisal tertimpa kecelakaan. Pada umumnya tidak
ada orang yang suka tertimpa penyakit. Siapa pun pasti menghendaki agar
senantiasa dalam keadaan sehat. Karena kegembiraan hati ketika sehat adalah
sunnatullah (al-Ju’aisin, 2003: 1).

Penyakit adalah salah satu cobaan yang diberikan Allah kepada


hamba-hamba-Nya. Penyakit yang dialami manusia bisa berbentuk fisik
maupun psikis. Penyakit fisik misalnya kanker, jantung koroner, liver, dan
sebagainya. Sedangkan penyakit psikis, misalnya stress, depresi, dan
gangguan jiwa. Penyakit fisik maupun psikis yang kronis pastinya akan
mengakibatkan goncangan kejiwaan yang berat. Terlebih lagi, jika
penyakitnya itu menyebabkan dirinya harus opname di rumah sakit, akan
semakin menambah berat pikirannya. Pikirannya akan membayangkan berapa
biaya yang harus ia keluarkan, pekerjaan yang ditinggalkan akan semakin
menumpuk, kehangatan bersama seakan sirna, serta pikiran-pikiran lain yang
menghantuinya.

Sebenarnya sehat dan sakit itu sama. Sebagaimana halnya susah dan
sedih, gembira dan bahagia, kaya dan miskin; semuanya merupakan ujian dari
Allah swt bagi orang yang menerimanya. Karena, pada dasarnya manusia akan
selalu diuji dalam hal yang ia sukai atau yang tidak disukainya. Allah swt.
menjelaskan hal ini dalam firmanNya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji
kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-
benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan”. (Q.S. al-
Anbiya [21]: 35).

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep sehat sakit dalam pelayanan syariah?
2. Apa amalan-amalan bagi pasien selama perawatan di rumah sakit?
3. Bagaimana perilaku dalam pemberian amalan bagi pasien selama
perawatan di rumah sakit?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep sehat sakit dalam pelayanan syariah.
2. Untuk mengetahui amalan-amalan bagi pasien selama perawatan di rumah
sakit.
3. Untuk mengetahui perilaku dalam pemberian amalan di rumah sakit.
4.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Sehat Sakit Dalam Pelayanan Syariah


Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan
merupakan bahasa kita sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah
sehat dan sakit dikenal di semua kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu
kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan ini adalah
suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-
hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian
seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-
keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga
beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika
mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih
atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi
pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam
masyarakat.

Kata sehat merupakan Indonesianisasi dari bahasa Arab “ash-shihhah”


yang berarti sembuh, sehat, selamat dari cela, nyata, benar, dan sesuai dengan
kenyataan. Kata sehat dapat diartikan pula: (1) dalam keadaan baik segenap
badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit), waras, (2) mendatangkan
kebaikan pada badan, (3) sembuh dari sakit.

Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/


kondisi seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu
pada Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992 sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang dapat
hidup secara sosial dan ekonomis. konsep “sehat”, World Health
Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu
“keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan
sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun

6
tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang
sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.

Pengertian sehat yang dikemukan oleh WHO ini merupakan suatau


keadaan ideal, dari sisi biologis, psiologis, dan sosial sehingga seseorang
dapat melakukan aktifitas secara optimal. Definisi sehat yang dikemukakan
oleh WHO mengandung 3 karakteristik yaitu :
1. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan ektersnal.
3. Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
4. Sedangkan batasan sehat menurut Undang-undang Kesehatan meliputi
fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi. Sehat fisik  yang
dimaksud disini adalah tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak
sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal dan tidak ada
gangguan fungsi tubuh. Sehat mental (jiwa), mencakup:
a) Sehat Pikiran tercermin dari cara berpikir seseorang yakni mampu
berpikir secara logis (masuk akal) atau berpikir runtut
b) Sehat Spiritual tercerimin dari cara seseorang dalam mengekspresikan
rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap pencinta alam dan
seisinya yang dapat dilihat dari praktek keagamaan dan
kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-norma
masyarakat.
c) Sehat Emosional tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya atau pengendalian diri yang baik.
d) Sehat Sosial adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain secara baik atau mampu berinteraksi dengan orang atau
kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, atau
kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik.
e) Sehat dari aspek ekonomi yaitu mempunyai pekerjaan atau
menghasilkan secara ekonomi. Untuk anak dan remaja ataupun bagi
yang sudah tidak bekerja maka sehat dari aspek ekonomi adalah
bagaimana kemampuan seseorang untuk berlaku produktif secara
sosial.
7
Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar
dalam penggunaannya sehari-hari padahal keduanya memiliki arti yang
berbeda. Penyakit adalah istilah medis yang digambarkansebagai
gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas.
Penyakit terjadi ketika keseimbangan dalam tubuh tidak dapat
dipertahankan. Keadaan sakit terjadi pada saat  seseorang tidak lagi berada
dalam kondisi sehat yang normal. Contohnya pada penderita penyakit
asma, ketika tubuhnya mampu beradaptasi dengan penyakitnya maka
orang tersebut tidak berada dalam keadaan sakit. Unsur penting dalam
konsep penyakit adalah pengukuran bahwa penyakit tidak melibatkan
bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru secara lengkap melainkan
perluasan dari proses-proses kehidupan normal pada individu. Dapat
dikatakan bahwa penyakit merupakan sejumlah proses fisiologi yang
sudah diubah.

Proses perkembangan penyakit disebut patogenesis. Bila tidak


diketahui dan tidak berhasil ditangani dengan baik, sebagian besar
penyakit akan berlanjut menurut pola gejalanya yang khas. Sebagian
penyakit akan sembuh sendiri (self limiting) atau dapat sembuh cepat
dengan sedikit intervensi atau tanpa intervensi sebagian lainnya menjadi
kronis dan tidak pernah benar-benar sembuh.

Pada umumnya penyakit terdeteksi ketika sudah menimbulkan


perubahan pada metabolisme atau mengakibatkan pembelahan sel yang
menyebabkan munculnya tanda dan gejala. Manifestasi penyakit dapat
meliputi hipofungsi (seperti konstipasi), hiperfungsi (seperti peningkatan
produksi lendir) atau peningkatan fungsi mekanis (seperti kejang).

Secara khas perjalanan penyakit terjadi melalui beberapa tahap :


1. Pajanan atau cedera yang terjadi pada jaringan sasaran
2. Masa latensi atau masa inkubasi (pada stadium ini tidak terlihat tanda atau
gejala
3. Masa prodormal (tanda dan gejala biasanya tidak khas)

8
4. Fase akut (pada fase ini penyakit mencapai intensitas penuh dan
kemungkinan menimbulkan komplikasi, fase ini disebut juga sebagai fase
akut subklinis)
5. Remisi (fase laten kedua ini terjadi pada sebagian penyakit dan biasanya
akan diikuti oleh fase akut lain)
6. Konvalesensi (keadaan pasien berlanjut ke arah kesembuhan sesudah
perjalanan berhenti)
7. Kesembuhan (recovery)  pada kondisi ini pasien kembali sehat dan
tubuhnya sudah berfungsi normal kembali serta tidak terlihat tanda atau
gejala penyakit yang tersisa.

B. Amalan-amalan Bagi Pasien Selama Perawatan di Rumah Sakit


1. Amalan yang diberikan untuk pasien
a. Untuk pasien sembuh
1) Senantiasa bersabar dan bersyukur
Dalam pelaksanaannya, seseorang akan diuji dengan
kekurangan maupun ujian seperti musibah, dan sebagian yang lain
diuji dengan kelebihan seperti harta yang melimpah dan lain
sebagainya
2) Peningkatan kualitas keimanan
Iman kepada Allah SWT merupakan modal dasar paling
berharga bagi seorang mukmin agar selamat hingga negeri akhirat.
Para salafuna ash-shalihsangat memperhatikan perkara
keimanankarena iman itu fluktuatif, bias bertambah dan berkurang
sebagaimana keyakinan ahlus Sunnah wal jama’ah. Generasi
terdahulu senantiasa berupaya menaikan kualitas iman dengan ilmu
dan amalan sholih.
3) Senantiasa banyak berdzikir dan berdoa
Zikir dan doa yang dilakukan akan menyebabkan turunnya
ketenangan, datangnya rahmat dan para Malaikat mengelilingi
orang yang berzikir. Berzikir kepada Allah SWT merupakan
benteng yang kokoh dari keburukan-keburukan dunia dan akhirat.

9
4) Peningkatan kualitas ibadah
Ibadah bukan hanya shalat, zakat, puasa, haji, tetapi semua
perbuatan yang ditunjukkan untuk mendekatkan diri kepada Allah
dan semua bentuk bentuk perbuatan baik yang berguna bagi
kepentingan orang banyak. Ada beberapa upaya yang dapat
dilaksanakan agar ibadah itu semakin berkualitas:
a) Ibadah dengan kesadaran, bahwa ibadah yang dilaksanakan
tidak ada unsur paksaan, dan juga bias berate bahwa terhadap
apa yang dilaksanakan.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga
kamu menegrti apa yang kamu katakana.” (QS. An-
Nisa: 43).
b) Ibadah dengan kecintaan, beribadah tanpa kerinduan dan
kecintaan tidak akan merasakan kenikmatan dam beribadah,
seperti orang yang sedang sakit tidak dapat merasakan lezatnya
makanan.
“Barang siapa yang cinta karena Allah, benci karena
Allah, memberi karena Allah, menahan karena Allah
sesungguhnya orang itu mendapat kesempurnaan
iman.” (HR. Abu Dawud).
c) Ibadah dengan ikhlas, nilai ikhlas dalam beribadah bukan
diperoleh secara tiba-tiba akan tetapi memerlukan upaya dan
perjuangan secara terus-menerus. Seperti kewajiban
menjalankan shalat lima waktu pada awalnya terasa berat dan
bias jadi akan menjadi beban bahkan menjadi penghalang
setiap aktifitas.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepanya-Nya (menjalankan) agama yang lurus.” (QS.
Al-Bayyinah: 5).

10
d) Ibadah dengan kekhusukan, khusuk merupakan kondisi
kejiwaan yang sedang terpaut kepada Allah, menyadari dan
merasakan keagungan Allah SWT. Jalan untuk meraih
kekhusukan yaitu dengan merasakan kehadiran Allah,
sebagaimana seorang mukhsin yang selalu dalam pengawasan
Allah.
:Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau
melihat-Nya, dan apanila engkau tidak dapat melihat-
Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR.
Muslim).
e) Ibadah secara sembunyi, merupakan totalitas ibadah dan
melepaskan penghambaan diri kepada Tuhan selain Allah,
sehingga ibada bukan untuk memperoleh pujian dari orang lain,
penghargaan dari atasan, sanjungan dari bawahan.
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku
adalah kepunyaan Allah yang menguasaisekalian
alam.” (HR. Muslim)

b. Amalan untuk pasien cacat atau sakit permanen


1) Memiliki kekuatan dan kesabaran dan sikap ridho akan ketetapan
takdir Allah SWT
Orang yang senantiasa berusaha untuk ridho dan menerima
takdir yang Allah berikan kepadanya, akan diberikan oleh Allah
hidayah. Hidayah untuk senantiasa bersabar, hidayah untuk
senantiasa istiqomah di atas agamanya, dan ini kenikmatan yang
luarbiasa yang tidak akan kita dapati dalam kehidupan dunia yang
lebih baik darinya.
2) Terpeliharanya keimanan dan amal ibadah mahdlah
Ibadah jenis ini merupakan wujud penghambaan murni dan
hubungan antara amba dengan Allah SWT secara langsung, dalam
kata lain, ibadah mahdhah adalah hubungan manusia dengan tuhan
atau hubungan secara vertical.contoh ibadah mahdhah adalah

11
shalat, zakat, puasa, haji, dan ibadah lain yang ditetapkan oleh
hokum syara’.
3) Memiliki optimisme dalam menata kehidupan
Seseorang yang memiliki sikap optimis akan mudah
bangkit kembali dan memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.
Skap optimis membuat kita fokus pada pencapaian diri di masa
sekarang dan masa depan, tidak terjebak pada kesalahan masa lalu.
4) Peningkatan taqqarub kepada Allah
Agama islam telah mewajibkan pemeluknya untuk menjalankan
ritual ibadah wajib yaitu shalat, puasa, zakat, dan haji bagi yang
ritual ibadah wajib yaitu shalat, puasa, zakat, dan haji bagi yang
mampu. Untuk semakin mendekat diri kepada Allah SWT juga
dianjurkan untuk menunaikan ibadah Sunnah, seperti shalat Dhuha,
Tahajud, Puasa sunnah serta berzikir.

C. Perilaku Dalam Pemberian bagi Pasien Selama Perawatan


1. Menyadarkan penderita agar dia dapat memahami dan menerima cobaan
yang sedang dideritanya,ikut serta memecahkan dan meringankan
masalah kewajiban yang sedang dideritanya.
2. Memberikan pengertian dan bimbingan penderita dalam melaksanakan
kewajiban keagamaan harian yang harus dikerjakan dalam batas
kemampuannya.
3. Perawatan dan pengobatan dikerjakan dengan berpedoman tuntunan
islam,memberikan makan,minum obat dibiasakan diawali dengan
kalimat”Bissmillahirrahmanirrahim”dan setelah minum obat diakhiri
dengan bacaan kalimat”Alhamdulillahi Rabbilalamin”.
4. Menunjukkan perilaku dan bicara yang baik sesuai dengan kode etik
kedokteran dan tuntutan agama.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan
merupakan bahasa kita sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah
sehat dan sakit dikenal di semua kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu
kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan ini adalah
suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-
hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian
seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-
keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga
beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika
mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau
overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi
pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam
masyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Administrator. 2019. “Meningkatkan Kualitas Ibadah dan Mewujudkan Ibadah


Yang Berkualitas”. https://amp.berau.prokal.co/read/news/59761-sabar-
dan-rida-dengan-takdir-allah.html, diakses pada 21 September 2022 pukul
19.30.

Harahap, Tohar. 2021. “6 UPAYA MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH


SWT. MUSLIM WAJIB PAHAM!”. https://muslimah.or.id/11655-kiat-
meningkatkan-kualitas-iman.html, diakses pada 21 September 2022 pukul
19.00.

Israil, Syarifuddin, 2021. “Sabar dan Rida Dengan Takdir Allah”.


https://amp.berau.prokal.co/read/news/59761-sabar-dan-rida-dengan-
takdir-allah.html, diakses pada 21 September 2022 pukul 20.00.

Nadya. 2013. “KONSEP SEHAT DAN SAKIT”.


https://uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/konsep-sehat-dan-sakit, diakses
pada 23 September 2022 pukul 19.00.

Nashifa, Isruwanti Ummu, 2019. “Kiat Meningkatkan Kualitas Iman”.


https://muslimah.or.id/11655-kiat-meningkatkan-kualitas-iman.html,
diakses pada 21 September 2022 pukul 20.30.

14

Anda mungkin juga menyukai