Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR KESEHATAN MASYARAKAT

“Konsep Sehat dan Sakit”

Dosen Pembimbing :

Ismiati, SKM.,M.Kes

Disusun oleh:

Hesti Mahayu Jayanti

1A

PROMOSI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES KOTA BENGKULU

2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Pengantar Kesehatan Masyarakat
yang berjudul “Konsep Sehat dan Sakit” ini tepat pada waktunya.

Terselesaikannya makalah ini tidak bisa terlepas dari peran serta berbagai pihak yang
turut membantu. Pada kesempatan ini disampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang
setulus-tulusnya kepada yang terhormat, Bunda Ismiati, SKM.,M.Kes, selaku dosen pengajar
mata kuliah Pengantar Kesehatan Masyarakat dan rekan-rekan yang membantu secara langsung
maupun tidak langsung.

Kami sadari dalam penyusunan Makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membantu dalam rangka penyempurnaan penyusunan makalah ini.

Akhirnya atas segala arahan dan bimbingan bapak/bunda dan rekan-rekan yang telah
membantu, penulis doakan semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan karunia-Nya dan
semoga Makalah ini dapat memberi sumbangan bagi dunia ilmu pengetahuan secara luas.

Bengkulu, Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………….


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………
C. Tujuan ………………………………………………………………………………....

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi sehat …………………………………………………………………………


2. Definisi Sakit………………………………………………………………………....
3. Model Sehat Sakit……………………………………………………………………
4. Cara Meningkatkan Kesehatan dan pencegahan penyakit……………………………
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan ………………………………..

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ……………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pandangan sebagian besar individu dalam masyarakat mengenai kesehatan dan


pelayanan kesehatan masih rendah. Hal ini tentunya akan mempengaruhi setiap perilaku
s ehat- s akit yang dimiliki oleh individu ters ebut. S ebagian bes ar masyarakat
belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat dari tenaga medis karena
pelayanan kesehatan medis yang tidak merata. Hal ini banyak ditemukan pada
daerah-daerah terpencil yang belum dapat dijangkau oleh tenaga kesehatan. Selain
itu masalah biaya juga menjadi alasan bagi masyarakat untuk tidak mencari pelayanan
kesehatan medis. Namun di lain pihak, bagi beberapa individu, kesehatan merupakan hal
yang sangat penting.Untuk itu,beberapa orang rela mengeluarkan biaya yang tidak
sedikit untuk memperoleh kesehatan dalam diri mereka. Perilaku sehat-sakit dari setiap
individu tentunya akan berbeda. Dapat di lihat dari bagaimana individu dalam
sebuah kelompok sosial menjalankan pola hidupnya. Pola hidup dari setiap kelompok
sosial tentunya akan berbeda sesuai dengan kebiasaan yang dianut oleh setiap individu
tersebut. Pola hidup yang sudah menjadi kebiasaan dalam sebuah kelompok sosial
akan berkembang menjadi sebuah budaya. Pengaturan pola hidup yang baik dari setiap
individu harus berasal dari kesadaran dalam diri individu sendiri. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan menahan diri untuk tidak melakukan pola hidup yang dapat berakibat
buruk bagi kesehatan.

2. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian sehat-sakit?
2) Apa saja model sehat sakit ?
3) Bagaimana cara meningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit ?
4) Apa saja faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat?
3. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian sehat-sakit.
2) Untuk mengetahui model sehat sakit.
3) Untuk cara meningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
4) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Sehat - Sakit

1.Definisi Sehat

WHO (2015) menyatakan bahwa "Health is a state of complete physical, mental and
social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity". Arti kesehatan menurut
para pakar kesehatan yaitu suatu situasi dan kondisi sejahtera dimana tubuh manusia, jiwa, serta
sosial yang sangat memungkinkan tiap-tiap orang hidup produktif dengan cara sosial dan juga
ekonomis. Sehat mengandung 4 komponen, yaitu :

1) Sehat Jasmani
2) Sehat Mental
3) Kesejahteraan Sosial
4) Sehat Spiritual

Sehat berarti kekuatan dan ketahanan, dimana setiap individu mempunyai daya tahan
terhadap penyakit, mengalahkan stres dan keletihan atau kelesuan. UU No. 36 tahun 2009
tentang kesehatan menyatakan bahwa, “kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental
atau psikis, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi” (dikutip 13 dari UU Kesehatan No. 36 tahun 2009) yakni fungsi
secara efektif dari setiap sumber perawatan diri yang menjaminnya suatu tindakan perawatan diri
secara adekuat. UU No.23 Tahun 1992 menyatakan sehat sebagai keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif atau baik dalam ruang
lingkup ekonomi dan sosial. Kesehatan harus dilihat sebagai suatu perpaduan secara utuh yang
terdiri dari unsur-unsur fisik, mental, dan sosial dimana didalamnya ada kesehatan jiwa yang
menjadi bagian dari integral kesehatan. Parson (dalam Asmadi, 2008) menyimpulkan bahwa
sehat adalah kemampuan seorang individu untuk menjalankan tugas dan perannya secara efektif
dengan kondisi yang optimal.
2.Definisi Sakit

Sakit (illness) adalah penilaian tiap-tiap individu terhadap pengalamannya menderita


suatu penyakit. Sakit menimbulkan dimensi fisiologis yang bersifat subjektif atau perasaan yang
terbatas yang lebih dirasakan oleh orang yang bersangkutan, yang ditandai dengan perasaan yang
tidak menyenangkan (unfeeling well), lemah (weakness), pusing (dizziness), kaku dan mati rasa
(numbness). Mungkin saja melalui pemeriksaan secara medis individu terserang suatu penyakit
dan fungsi dari salah satu organ tubuhnya terganggu, namun tidak merasakan sakit dan tetap
menjalankan aktivitas sehariharinya. Senada dengan penjelasan tersebut, Sarwono (dalam 14
Yunindyawati, 2004) mendefenisikan bahwa sakit merupakan suatu keadaan yang kurang
menyenangkan yang dirasakan seseorang serta menghambat aktifitas, baik secara jasmani dan
rohani sehingga seseorang tersebut tidak bisa menjalankan fungsi dan perannya secara normal
dalam masyarakat. Tolak ukur atau acuan yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit
atau penyakit adalah jika terjadi perubahan dari nilai batas normal yang telah ditetapkan, akan
tetapi ada beberapa definisi mengenai sakit yang dapat dijadikan acuan (Asmadi, 2008), antara
lain :

1) Menurut Parson, sakit adalah kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan dari


fungsi normal tubuh manusia, termasuk sistem biologis dan kondisi penyesuaian.
2) Menurut Borman, ada 3 kriteria keadaan sakit, yaitu adanya gejala, persepsi
terhadap kondisi sakit yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam
beraktivitas sehari-hari.
3) Menurut batasan medis, ada 2 bukti adanya sakit, yaitu tanda dan gejala.
4) Perkins mengemukakan pula bahwa, sakit adalah suatu kondisi yang kurang
menyenangkan yang dialami seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada
aktivitas sehari-hari, baik jasmani maupun sosial.

Penyakit memiliki perbedaan dengan rasa sakit. Penyakit bersifat objektif karena bisa
dilihat dari parameter tertentu, sedangkan rasa sakit bersifat subjektif karena merupakan keluhan
yang dirasakan seseorang, karena memiliki perbedaan maka implikasinya juga berbeda.
Seseorang yang menderita penyakit belum tentu merasakan sakit, sebaliknya.
3.Model Sehat Sakit

1) Kontinum sehat sakit atau rentang sehat sakit Sehat dalam suatu rentang adalah tingkat
kesejahtera individu pada jangka waktu tertentu, dimana individu berada dalam kondisi
sejahtera yang optimal, dengan kualitas energi yang paling maksimum, sampai pada
kondisi kematian, yang menandakan habisnya energi individu secara total (Neuman, 1990
dalam Maulana, 2014). Menurut model kontinum sehat sakit, sehat adalah sebuah
keadaan yang bersifat dinamis dan dapat berubah terusmenerus sesuai dengan adaptasi
dari individu terhadap perubahan suatu lingkungan baik internal dan eksternal dan
mampu mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan
spiritual yang sehat, sedangkan sakit adalah sebuah proses perubahan atau penurunan
fungsi dari individu bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya, karena sehat
dan sakit merupakan bagian yang mempunyai beberapa tingkat dan kualitas yang bersifat
relatif, maka keakuratannya harus ditentukan sesuai dengan titik tertentu pada skala
kontinum sehat sakit (Maulana, 2014).
2) Model kesejahteraan tingkat tinggi Model kesejahteraan tingkat tinggi adalah model
kesejahteraan yang orientasinya ialah memaksimalkan potensi sehat yang ada pada setiap
individu untuk mampu mempertahankan rentang keseimbangan dan arah yang memiliki
tujuan tertentu dalam lingkungan. Model ini berusaha untuk memajukan tingkat fungsi ke
arah yang lebih tinggi, dimana individu mampu hidup dengan potensi yang paling
maksimal, dan merupakan suatu proses yang dinamis, bukan suatu keadaan yang statis
dan pasif (Maulana, 2014)
3) Model agen-penjamu-lingkungan Model agen-penjamu-lingkungan adalah model yang
tingkat sehat sakit dari individu atau kelompok tersebut ditentukan oleh hubungan antara
ketiga variabel yakni agen, penjamu dan lingkungan secara dinamis (Maulana, 2014).
4) Model keyakinan kesehatan Model ini menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang
dengan perilaku yang ditampilkannya. Terdapat 3 komponen dalam model keyakinan
kesehatan, yaitu :
 Komponen pertama adalah persepsi individu tentang dirinya yang rentan terhadap
suatu penyakit. Contohnya, klien atau individu perlu mengenal adanya penyakit
yang diderita melalui riwayat keluarganya. Apabila dalam keluarga memiliki
riwayat diabetes melitus dan dalam empat dekade ada keluarga yang meninggal
karena penyakit tersebut, maka klien memiliki kemungkinan mengalami penyakit
diabetes melitus.
 Komponen kedua adalah presepsi individu terhadap keseriusan penyakit tertentu.
Variabel demografi dan sosiopsikologis merupakan hal utama yang
mempengaruhinya, rasa terancam oleh penyakit dan tandatanda untuk bertindak.
 Komponen ketiga dimana individu berusaha mengambil tindakan preventif,
contohnya mengubah gaya hidup. Model keyakinan kesehatan sangat membantu
perawat dalam memahami tentang berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
presepsi, keyakinan, perilaku klien serta membantu perawat dalam merancang
rencana paling efektif sehingga klien dapat memelihara atau memperoleh kembali
status kesehatanya dan mencegah terjadinya penyakit (Maulana, 2014).

Model peningkatan kesejahteraan Menurut Pender, peningkatan kesehatan bertujuan


untuk meningkatkan tingkat kesehatan klien. Model peningkatan kesejahteraan adalah model
yang mengidentifikasikan beberapa faktor seperti demografi dan sosial. Faktor dalam model
tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan partisipasi, sehingga terjadi peningkatkan
kesehatan serta mengatur berbagai tanda yang muncul menjadi sebuah pola yang dapat
menjelaskan kemungkinan munculnya partisipasi individu dalam perilaku peningkatan
kesehatan.

4. Cara Meningkatkan Kesehatan dan pencegahan penyakit


1) Mengonsumsi Sayur dan Buah
Sayur dan buah mengandung serat prebiotik, vitamin, mineral, serta berbagai
antioksidan yang dibutuhkan oleh tubuh. Studi menunjukkan jika orang yang
mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah bisa hidup lebih lama, serta memiliki
risiko yang lebih rendah terkena penyakit jantung, diabetes tipe-2, obesitas, dan
penyakit lainnya. Para ahli pun merekomendasikan agar setengah dari isi piring kita
berisikan sayur dan buah. Selain itu, pastikan juga untuk mengonsumsi nutrisi yang
seimbang setiap harinya.
2) Menjaga Berat Badan Ideal
Memiliki berat badan yang berlebih hingga obesitas dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena berbagai penyakit yang berbahaya. Di samping itu, memiliki berat
badan yang terlalu rendah juga bisa menandakan diri kekurangan nutrisi. Oleh sebab
itu, penting untuk menjaga berat badan tetap ideal supaya terhindar dari risiko
penyakit yang menyerang.
3) Minum cukup air
Minum air putih yang cukup dapat memberi banyak manfaat, yakni meningkatkan
metabolisme dan mencegah dehidrasi. Ketika mengalami dehidrasi, kita akan
kehausan, lemas, sakit tenggorokan, hingga pusing. Jadi, minumlah air setidaknya 8
gelas per hari agar kebutuhan cairan tubuh terpenuhi untuk menjaga tubuh tetap sehat
dan bugar.
4) Olahraga Secara rutin
Berolahraga secara rutin dapat membantu mencegah berbagai penyakit, seperti
penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker. Selain itu, olahraga juga dapat
mengendalikan berat badan dan membuat pelakunya merasa lebih bugar. Cobalah
untuk berolahraga sekitar 30-60 menit sebanyak 5 kali dalam seminggu. Akan tetapi,
jika tidak bisa melakukannya sesering itu, lakukan semampunya daripada tidak sama
sekali.
5) Tidur yang cukup
Tidur yang cukup dapat membantu menjaga kesehatan secara keseluruhan. Agar
dapat tidur dengan mudah, jangan minum kopi di sore hari, cobalah tidur dan bangun
pada waktu yang sama setiap harinya, dan redupkan lampu beberapa jam sebelum
tidur.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan
Menurut WHO (1981 dalam Maulana, 2014), sehat sebagai suatu keadaan
sempurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang. Undang-Undang
No. 36 tentang kesehatan (2009), menyatakan bahwa kesehatan adalah sehat, baik secara
fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
Sehat dalam pengertian yang paling luas adalah suatu keadaan yang dinamis
dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal dan
eksternal untuk mempertahankan keadaan kesehatannya. Lingkungan internal terdiri dari
beberapa faktor psikologis, dimensi intelektual, spiritual, serta proses penyakit, dan
lingkungan eksternal terdiri dari variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi
(Potter & Perry, 2005).

Menurut Hendrik Bloom, ada 4 faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang,
yaitu perilaku, lingkungan, keturunan (herediter), dan pelayanan kesehatan (Effendy & Nasrul,
1998).

1) Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organism yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu
aktivitas daripada manusia itu sendiri. Perilaku manusia itu mempunyai bentengan
yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, berpakaian, dan
sebagainya.Bahkan kegiatan internal sperti berpikir, persepsi, dan emosi juga
merupakan perilaku manusia (Effendy & Nasrul, 1998).
2) Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif pada terwujudnya status
kesehatan yang optimal pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara
lain mencakup: perumahan, pembuangan kotoran manusia, penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan air kotor (limbah). Adapun yang dimaksud
dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau
mengoptimumkan lingkungan hidup manusia yang merupakan media yang baik
agar terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya.
Berbicara mengenai lingkungan yang sering kali kita meninjau dari kondisi fisik.
Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber
berkembangnya penyakit. Terjadi penumpukan sampah yang tidak dikelola
dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab (Effendy &
Nasrul, 1998).
3) Keturunan
Secara sederhana, penyakit manusia dapat dibagi ke dalam beberapa
kategori, salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor gen. Penyakit
ini disebut juga sebagai penyakit herediter atau keturunan (Asmadi. 2008).
4) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan (health care service) merupakan hak setiap orang
yang dijamin dalam Undang Undang Dasar 1945 untuk melakukan upaya
peningkatkan derajat kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan. Defenisi Pelayanan kesehatan menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 27 2009 (Depkes RI) yang
tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan tentang kesehatan ialah setiap upaya
yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan, perorangan, keluarga, kelompok ataupun
masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia
terutama dalam melakukan aktifitasnya, kesehatan merupakan suatu harapan dan
keinginan semua manusia, namun tidak ada manusia yang tidak mengalami sakit. Sakit
dan sehat selalu datang silih berganti dalam kehidupan manusia. Sehat merupakan
keinginan dan harapan semua manusia, namun tidak ada manusia yang tidak mengalami
sakit, setiap manusia pasti pernah merasakan sakit sekurang-kurangnya satu kali dalam
seumur hidup. Sakit dan sehat merupakan suatu gejala yang dialami manusia tergantung
manuasianya bagaimana menjaga tubuhnya agar tetap sehat. Banyak hal dan faktor yang
bisa menyebabkan seseorang itu sakit atau sehat, misalnya faktor dari dalam misalnya
ketidakseimbangan dalam tubuh seperti panas dan dingin tubuh sehingga mengakibatkan
seseorang itu sakit.

Anda mungkin juga menyukai