Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

JAMBAN

Dosen Pengampuh:

Lissa Ervina, S.Kep.,MKM

Disusun Oleh:

1. Alvira Tria Ramadhani


2. Dinda Karlina
3. Hesti Mahayu Jayanti
4. Nabila Salsabila
5. Veronika Agustina

Tingkat : 3A

PRODI DIV PROMOSI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES PROPINSI BENGKULU

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul JAMBAN SEHAT, yang mana makalah ini disususn
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Dan Pelatihan yang diamana dosen
pengampuhnya yaitu bunda Lissa Ervina, S.Kep.,MKM

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian data
dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat
menambah pengetahuan pembaca. Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang
kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan penulis mohon maaf.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Pembahasan

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Jamban

B. Persyaratan Jamban Sehat

C. Jenis-Jenis Jamban

D. Pemeliharaan Jamban

E. Pengaruh Tinja Bagi Kesehatan Manusia

F. Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk
memutuskan mata rantai penularan penyakit. Penggunaan jamban tidak
hanya nyaman melainkan juga turut melindungi dan meningkatkan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tidak
sebanding dengan area pemukiman yang ada, masalah mengenai
pembuangan kotoran manusia menjadi meningkat, dilihat dari segi kesehatan
masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah
pokok untuk sedini mungkin diatasi (Notoatmodjo, 2003). Pada masa
sekarang ini pemilihan jamban cemplung masih menjadi masalah, mengingat
jamban cemplung merupakan jenis jamban yang kurang memenuhi syarat
kesehatan.
Untuk mencegah kontaminasi terhadap lingkungan, maka penbuangan
tinja manusia harus dikelola dengan baik, yaitu jamban. Jamban sehat
menurut Notoatmojo (2007) adalah sebagai berikut : tidak mengotori
permukaan tanah di sekelilingnya, tidak mengotori air permukaan tanah
disekitarnya, tidak mengotori air tanah disekitarnya, tidak terjangkau oleh
serangga, tidak menimbulkan bau, mudah di gunakan dan di pelihara,
sederhana desainnya dan murah.
Masalah jamban apabila tidak diatasi dengan baik akan memberikan dampak
negatif kepada lingkungan maupun masyarakat. Tidak tersedianya jamban akan
berakibat pada tinja pada buangan terbuka mudah dijangkau oleh vektor penyebab
penyakit diare. Hal ini berakibat pada tercemarnya makanan dan minuman secara
langsung sehingga semakin besar risiko penyakit diare. Pembuangan tinja dilakukan
dengan cara tidak layak dengan tidak terpenuhinya syarat sanitasi maka berdampak
pada timbulnya pencemaran terhadap tanah serta penyediaan air bersih lalu akan
memberikan peluang terhadap lalat yang berasal dari spesies tertentu untuk bersarang,
bertelur, memakan pada bagian tersebut, dan akan mendatangkan infeksi, membawa
tikus, serangga lain, atau hewan ternak yang kadang-kadang berakibat pada
munculnya
bau yang tidak sedap pada tinja. Sanitasi lingkungan terdapat bagian terpenting di
dalamnya, yaitu Buang Air Besar (BAB). Tidak terpenuhinya syarat dalam
membuang
tinja berdampak terhadap timbulnya masalah pada tanah dan penyediaan air bersih
yang
menjadi tercemar, membawa lalat, tikus, serangga lain, atau hewan vektor penyakit
untuk bersarang, terjadinya perkembangbiakan, lalu terjadi penyebaran penyakit. Hal
ini tidak jarang menimbulkan bau tidak sedap.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang, dapat diketahui Rumusan Masalah ini adalah
1. Apa pengertian Jamban?
2. Apa saja persyaratan Jamban Sehat?
3. Apa saja jenis-jenis Jamban?
4. Bagaimana pemeliharaan Jamban?
5. Apa pengaruh tinja bagi Kesehatan?
6. Bagaimana Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian jamban
2. Mengetahui persyaratan jamban sehat
3. Mengetahui pemeliharaan jamban
4. Memahami pengaruh tinja bagi Kesehatan
5. Memahami jenis-jenis jamban
6. Mengetahui Bagaimana Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus
mata rantai penularan penyakit. Tinja ditampung dalam tangki septik pribadi, salah
satu upaya untuk mencegah berkembangnya penyakit dan menjaga lingkungan
menjadi bersih dan sehat dengan cara membangun jamban di setiap rumah. Karena
jamban merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.
Maka diharapkan setiap individu untuk memanfaatkan fasilitas jamban untuk
membuang air besar. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan
tetap bersih, nyaman dan tidak berbau.
B. Persyaratan Jamban Sehat

Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Jamban
sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh keluarga dengan penempatan (di
dalam rumah atau di luar rumah) yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah.
Standar dan persyaratan kesehatan bangunan jamban terdiri dari :

a. Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap) Bangunan atas jamban harus
berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan gangguan
lainnya.

b. Bangunan tengah jamban Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban,


yaitu: - Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine) yang saniter
dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana (semi
saniter), lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi harus diberi
tutup. - Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan
mempunyai saluran untuk pembuangan air bekas ke Sistem Pembuangan Air
Limbah (SPAL).

c. Bangunan bawah Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan


pengurai kotoran/tinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau
kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

d. Terdapat 2 (dua) macam bentuk bangunan bawah jamban, yaitu: - Tangki


Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai penampungan
limbah kotoran manusia (tinja dan urine). Bagian padat dari kotoran manusia
akan tertinggal dalam tangki septik, sedangkan bagian cairnya akan keluar dari
tangki septik dan diresapkan melalui bidang/sumur resapan. Jika tidak
memungkinkan dibuat resapan maka dibuat suatu filter untuk mengelola
cairan tersebut. - Cubluk, merupakan lubang galian yang akan menampung
limbah padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan
meresapkan cairan limbah tersebut ke dalam tanah dengan tidak mencemari air
tanah, sedangkan bagian padat dari limbah tersebut akan diuraikan secara
biologis.

C. Jenis-Jenis Jamban

Menurut Soeparman dan Suparmin(2001), jamban keluarga yang didirikan


mempunyai beberapa pilihan. Pilihan yang baik adalah jamban yang tidak
menimbulkan bau, dan memiliki kebutuhan air yang tercukupi dan berada didalam
rumah. Terdapat beberapa jenis jamban.

a. Jamban cubluk

Jamban yang apabila diberikan sedikit perhatian pada penempatan dan konstruksi
tidak akan menemari tanah atau mengontaminas air permukaan serta air tanah.
Jamban cubluk tidak akan terjadi penanganan langsung tinja dan tidak memerlukan
pengoperasian. Keuntungan dari jenis jamban ini adalah membutuhkan biaya yang
rendah, dapat dibuat di berbagai tempat oleh siapa saja dengan bahan yang tersedia.

b. Jamban plengsengan

Merupakan tempat untuk membuang kotoran dimana terdapat saluran yang bentuknya
miring penghubung antara tempat jongkok ke tempat pembuangan kotoran. Jamban
plengsengan lebih baik bila di bandingkan jamban cubluk karena baunya lebih
berkurang dan lebih aman bagi pemakai jamban. Namun sebaiknya bagi jamban
cubluk dan plengsengan ada baiknya tempat jongkok harus dibuatkan tutup.
c. Jamban parit/empang (Overhung Latrine)

Jamban yang dibangun di atas sungai, rawa dan empang. Kotoran dari jamban ini
jatuh kedalam air dan akan dimakan oleh ikan atau dikumpulkan melalui saluran
khusus dari bambu atau kayu yang ditanam mengelilingi jamban.

d. Jamban kimia (chemical toilet)

Jamban model ini biasanya dibangun pada tempat-tempat rekreasi, pada transportasi
seperti kereta api, pesawat terbang dan lain-lain. Disini tinja disenfaksi dengan zat-zat
kimia seperti caustic soda dan pembersihnya dipakai dengan kertas tisue (toilet piper).
Jamban kimia sifatnya sementara, karena kotoran yang telah terkumpul perlu dibuang
lagi.

e. Jamban leher angsa (angsalatrine)

Jamban leher angsa atau jamban tuang siram yang menggunakan sekat air untuk
mencegah masuknya lalat kedalam lubang dan keluarnya bau.

D. Pemeliharaan Jamban
Pemeliharaan jamban, menurut Dedi (2014) pemeliharaan jamban yang baik dengan
cara :
a) Lantai jamban hendaknya selalu kering dan bersih.
b) Tidak ada sampah berserakan dan tersedia alat pembersih.
c) Tidak ada genangan air di lantai jamban.
d) Tempat duduk dalam keadaan bersih.
e) Tidak ada serangga dan hewan pada rumah jamban.
f) Tersedia air bersih pada rumah jamban.
g) Jika ada bagian jamban yang rusak segera diperbaiki.

Hubungan antara pembuangan tinja dengan status kesehatan bisa langsung yaitu
mengurangi kejadian penyakit yang diakibatkan karena kontaminasi dengan tinja
(kolera, disentri, typus, dll), efek tak langsung biasanya berhubungan dengan
komponen sanitasi lingkungan seperti menurunnya kondisi hygiene lingkungan.
Sehingga menurut (Kusnoputranto,1995) pencemaran akibat pembuangan tinja
berpengaruh pada sumber air minum penduduk.

E. Pengaruh Tinja Bagi Kesehatan Manusia


(miskin) untuk berpartisipasi, bernegosiasi, memengaruhi dan mengendalikan
kelembagaan masyarakat secara bertanggung-gugat demi perbaikan kehidupannya.
Dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yang dilakukan oleh
masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan “pihak luar”) untuk memperbaiki
kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang secara langsung maupun tidak
berpengaruh dalam kesehatan mereka.
F. Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
BABS/Open defecation adalah suatu tindakan membuang kotoran atau tinja
diladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai atau area terbuka lainnya dan dibiarkan
menyebar mengkontaminasi lingkungan, tanah, udara dan air. Tinja adalah bahan
buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari proses
pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran cerna. Dalam aspek kesehatan
masyarakat, kotoran manusia yang diutamakan adalah tinja dan urin karena dapat
menjadi sumber penyebab penyakit saluran pencernaan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umpo.ac.id/440/2/BAB%201.pdf

http://repositori.unsil.ac.id/3860/3/Bab%20II%20.pdf

https://repository.unja.ac.id/35601/2/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai