Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TANPA KETERSEDIAAN JAMBAN


(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga)

Dosen Pembimbing:

Ibu Susi Susanti, S.Kp., M.Kep

DISUSUN OLEH :

Aprilia Salsabilla Dinda

NIM :

(P17320119009)

TINGKAT / KELOMPOK

3A / 2

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG

TAHUN 2021
1. Latar Belakang
a. Data Pendukung Kegiatan
1) Pengertian Jamban
Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk tempat
membuang dan mengumpulkan kotoran/najis manusia yang lazim disebut
jamban atau WC sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat
tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori
lingkungan pemukiman. Kotoran manusia yang dibuang dalam praktik sehari-
hari bercampur dengan air, maka pengolahan kotoran manusia tersebut pada
dasarnya sama dengan pengolahan air limbah. Oleh sebab itu pengolahan
kotoran manusia, demikian pula syarat-syarat yang dibutuhkan pada dasarnya
sama dengan syarat pembuangan air limbah (Chandra, 2007).
2) Jenis – Jenis Jamban
 Jamban Cubluk (Pit Privy)
Jamban ini dibuat dengan jalan membuat lubang ke dalam tanah
sedalam 2,5 sampai 8 meter dengan diameter 80-120cm. Dindingnya
diperkuat dari batu bata ataupun tidak. Sesuai dengan daerah pedesaan
maka rumah jamban tersebut dapat dibuat dari bambu, dinding bambu dan
atap daun kelapa. Jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15
meter.
 Jamban Cemplung Berventilasi (Ventilated Improved Pit Latrine)
Jamban ini hampir sama dengan jamban cubluk, bedanya
menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan pipa ventilasi ini
dapat dibuat dari bambu.
 Jamban Empang (Fish Pond Latrine)
Jenis jamban ini dibangun di atas empang ikan. Sistem jamban
empang memungkinkan terjadi daur ulang (recycling) yaitu tinja
dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang, dan selanjutnya
orang mengeluarkan tinja, demikian seterusnya.
 Jamban Pupuk (The Compost Privy)
Secara prinsip jamban ini seperti jamban cemplung tetapi lebih
dangkal galiannya, di dalam jamban ini juga untuk membuang kotoran
binatang, sampah, dan daun-daunan.

2
 Septic Tank
Jamban jenis septic tank merupakan jamban yang paling memenuhi
syarat. Septic tank tepat digunakan untuk keluargakelompok kecil yaitu
rumah tangga atau lembaga yang memiliki persediaan air yang mencukupi
tetapi tidak memiliki hubungan dengan sistem penyaluran limbah
masyarakat. Septic tank merupakan cara yang terbaik yang dianjurkan
oleh WHO tapi memerlukan biaya mahal tekniknya sukar dan
memerlukan tanah yang luas.
 Jamban Leher Angsa
Jamban ini perlu untuk menggelontor kotoran. Air yang terdapat pada
leher angsa adalah untuk menghindarkan baud an mencegah masuknya
lalat dan kecoa.
3) Manfaat dan Fungsi Jamban
Terdapat beberapa alasan diharuskannya penggunaan jamban, yaitu :
 Menjaga lingkungan bersih sehat dan tidak berbau
 Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya
 Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penyakit diare kolera disentri thypus cacingan penyakit saluran
pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.
 Jamban berfungsi sebagai pemisah tinja dari lingkungan
 Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit
 Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang
aman
 Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vector penyakit
 Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan
4) Kriteria Jamban Sehat
 Tidak mengkontaminasi badan air
 Menjaga agar tidak kontak antara manusia dan tinja
 Membuang tinja manusia yang aman sehingga tidak dihinggapi serangga
vector lainnya termasuk binatang
 Menjaga buangan tidak menimbulkan bau
 Konstruksi dudukan jamban dibuat dengan baik dan aman bagi pengguna

3
5) Penyakit Yang Ditimbulkan Dari Jamban Tidak Sehat
 Diare
Diare harus dibedakan dengan mencret biasa. Mencret adalah
keluarnya kotoran yang berupa cairan. Sedangkan diare adalah keluarnya
kotoran encer yang lebih sering dari biasanya. Disebut diare bila
mencretnya 3 kali atau lebih dan kotorannya tak berbentuk alias cair.
Diare dapat berupa cairan yang berlendir, bisa juga ada darahnya. Tapi
kalau baru mencret sekali sudah ada darahnya, segera bawa ke dokter.
Umumnya diare terjadi karena infeksi bakteri, berasal dari jenis
Enterocoli, Shigella, Salmonella, atau Stafilokokus Enterokolitis, yang
dikenal dengan istilah disentri basiler); virus, kebanyakan berasal dari
jenis Enterovirus, serta amuba, berasal dari kuman Entamoeba Histolyca
dan paling sering terjadi di negara beriklim tropis, disebut disentri amuba.
Nah, berbagai kuman di atas bisa terjadi karena jamban yang kotor dan
perilaku hidup yang tak bersih. Jamban yang kotor dapat menyebabkan
berbagai kuman di atas berkembang biak dengan subur dan mencemari air
minum, makanan, dan lainnya yang membuat anak rawan terkena
penyakit ini. Celakanya lagi, bila penyakit diare ini sering dialami dan
asupan nutrisi anak kurang, pertumbuhan tinggi badan anak tidak akan
optimal, alias rawan mengalami stunting.
Diare bisa ditangani sendiri di rumah. Teruslah berupaya agar tak
sampai terjadi dehidrasi dengan memberikan minum ASI, susu formula,
atau cairan lain bagi bayi dan larutan oralit untuk balita. Segera bawa ke
dokter bila sakit perut si kecil terus menerus berlangsung selama 6 jam
atau lebih. Apalagi jika disertai muntah, tak mau minum, lemas, mata
tampak cekung, pusing, dan berat badan menurun.
 Tifus
Penyakit tifus/demam tifoid yang dulu disebut tifus abdominalis,
tergolong penyakit endemis (selalu ada sepanjang tahun), terutama
muncul di musim kemarau. Korban paling banyak anak usia 5 tahun dan
kini di bawah usia itu meningkat. Soalnya, anak belum menyadari
pentingnya kebersihan perorangan atau pun lingkungan. Selain itu, sistem
kekebalan tubuhnya pun belum berkembang sempurna.

4
Penyebab tifus, bakteri Salmonella typhi. Hidupnya di sanitasi buruk
seperti lingkungan kumuh, jamban yang kotor, dan makanan-minuman
yang tak higienis. Masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu menyerang
tubuh, terutama saluran cerna. Proses bekerja bakteri ini ke dalam tubuh,
24-72 jam setelah masuk. Meski belum menimbulkan gejala, tapi bakteri
telah mencapai organ-organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang,
dan ginjal. Bila sering dialami, penyakit tifus dapat menyebabkan anak
sulit makan, gangguan pencernaan, dan menghambat pertumbuhan anak,
yang berujung pada kejadian stunting (tinggi badan pendek).
 Polio
Polio merupakan penyakit infeksi berat, yang tidak hanya
menyebabkan pertumbuhan tinggi badan anak tak optimal, tapi juga
memicu kelumpuhan, bahkan kematian pada anak. Sayangnya, infeksi
polio ini belum ada obatnya, meski bisa dicegah dengan vaksinasi.
Penyakit polio disebabkan poliovirus (PV).
Virus itu masuk ke tubuh melalui mulut (lewat makanan atau minuman
yang terkontaminasi tinja dan virus polio), kemudian menginfeksi saluran
usus. Virus polio juga masuk aliran darah dan ke sistem saraf tepi
(perifer). Jika virus masuk ke sistem saraf akan berakibat pada terjadinya
kelemahan otot, hingga terjadi penyebab kelumpuhan. Selain melalui
kotoran, virus polio juga bisa menyebar melalui tetesan cairan yang keluar
saat penderitanya batuk atau bersin.
b. Data Yang Akan Digali Lebih Lanjut
1) Ketersediaan lahan
2) Ketersediaan biaya ekonomi dan pembangunan
3) Ketersediaan penampungan air
4) Ketersediaan sarana prasarana
5) Ketersediaan sanitasi dan lingkungan yang memadai
2. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan keluarga / masalah keperawatan : Perilaku kesehatan
cenderung beresiko / tidak memiliki jamban
b. Tujuan umum : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Ny. F dapat
menambah serta meningkatkan informasinya mengenai jamban sehat

5
c. Tujuan khusus :
Leaflet :
1) Dapat memahami pengertian jamban
2) Dapat memahami jenis – jenis jamban
3) Dapat memahami manfaat dan fungsi jamban
4) Dapat memahami kriteria jamban sehat
6) Dapat memahami penyakit yang ditimbulkan dari jamban tidak sehat
3. Pelaksanaan
a. Media : Leaflet
b. Waktu dan Tempat : Kamis 18 November 2021 Pukul 09.00 WIB di kediaman
Ny. Fadia RW O6 Citepus Kota Bandung
c. Metode : Ceramah dan diskusi tanya jawab
d. Strategi Pelaksanaan / langkah – langkah
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN
PENYULUH NY. E
1. Fase 5 menit 1. Memberikan salam 1. Pasien menjawab
Orientasi teurapeutik, salam
memperkenalkan diri
2. Menanyakan identitas 2. Pasien menjawab
klien identitas pribadi nya
3. Menjelaskan tujuan 3. Pasien
kedatangan mendengarkan
4. Menyepakati kontrak
waktu 4. Pasien menyetujui
5. Menanyakan keadaan kontrak waktu
umum pasien 5. Pasien menjawab

2. Fase Kerja 10 menit 1. Menjelaskan pengertian 1. Pasien


jamban mendengarkan
2. Menjelaskan jenis – dengan seksama
jenis jamban 2. Pasien
3. Menjelaskan manfaat mendengarkan
dan fungsi jamban dengan seksama
4. Menjelaskan kriteria 3. Pasien
jamban sehat mendengarkan
5. Menjelaskan penyakit dengan seksama
yang timbul dari jamban 4. Pasien
tidak sehat mendengarkan
dengan seksama
5. Pasien
mendengarkan
dengan seksama
6. Memberi kesempatan 6. Mempersilahkan

6
pada pasien untuk pasien untuk
bertanya bertanya jika ada
yang ingin
ditanyakan
7. Menjawab pertanyaan 7. Pasien
pasien mendengarkan
dengan seksama
3. Fase 5 menit 1. Menyimpulkan materi 1. Pasien
Terminasi penyuluhan mendengarkan
2. Mengakhiri kegiatan dengan seksama
dengan mengucapkan 2. Pasien menjawab
salam salam

4. Kriteria Hasil
a. Evaluasi Struktur : Diharapkan dalam pelaksanaan penyuluhan dan pemberian
edukasi diharapkan aspek lingkungan secara langsung atau tidak langsung dapat
memberikan pengaruh dan dampak yang memadai serta mendukung.
b. Evaluasi Proses : Diharapkan sasaran dapat menyimak penyuluhan secara
seksama dan ilmu atau edukasi yang diberikan dapat tersampaikan secara efektif
dan edukatif.
c. Evaluasi Hasil : Diharapkan sasaran dapat memahami seluruh materi penyuluhan
yang telah diberikan oleh penyuluh terkait jamban sehat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2020) Tiga Penyakit Menular Karena Jamban Tidak Sehat. Diakses pada
tanggal 13 November 2021 Pukul 18.00 WIB. Dikutip melalui :
https://genbest.id/articles/tiga-penyakit-menular-karena-jamban-tidak-sehat

Nurarif, Huda A. Kusuma, Hardhi (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC – NOC jilid 2 . Yogyakarta : Percetakan Mediaction
Publishing Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai