Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH:

KELOMPOK: 2
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
NI LUH RAHAYU (203213212)
NI LUH ADE DWI ANTARI (203213214)
PUTU INTAN SATWICA DEVI (203213215)
NI PUTU REGITA YUNIKA ARNIDYA (203213216)
NI MADE ELIA SANTI (203213217)
NI PUTU DIAH AYUNINGTYAS PUTRIANA (203213221)
KADEK KUSUMA DWIJAYANTI (203213222)
NI PUTU ANGGI DIAH PRABASARI (203213223)
I MADE DWI ADITYA PUTRA SUARJAYA (203213226)
I WAYAN DEDY GUNAWAN (203213233)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2021/2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahuan 2009 adalah keadaan sehat, baik
secara fisik mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan
komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan normal dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Keperawatan komunitas ditunjukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta
memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahlian dalam membantu
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan Makhfudi, 2009).
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatkan kesehatan dan
pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya-upaya
pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagai yang sedang menderita penyakit maupun dalam
kondisi pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011).
Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup perawat
kesehatan keluarga (nursehealthfamily) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas,
membantu masyarakat mengidentifakasi masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemapuan
yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain (WHO, 2015).
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada peningkatkan
kesehatan dalam kelompok masyarakat. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dapat dimulai dari individu, kelompok sampai tingkat RT dan RW. Dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan sangat ditentukan oleh perawat komunitas serta masyarakat itu sendiri, juga
dukungan dari lingkungan atau fasilitas yang tersedia di daerah tersebut. Upaya tersebut juga
ditunjukan pada kelompk-kelompok tersebut yang salah satunya kelompok lansia. Menurut
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Indonesia mengalami jumlah peningkatan
penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada
tahun 2019. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, penyakit yang terbanyak pada lansia

2
adalah untuk penyakit tidak menular, antara lain: hipertensi, masalah gigi, penyakit sendi,
masalah mulut, diabetes militus, penyakit jantung, dan stroke dan penyakit menular antara lain
seperti ISPA, diare, dan pneumonia.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Melakukan asuhan keperawatan pada kelompok lansia yang ada di Banjar Tegal
Gundul Desa Tibubeneng, kecamatan Kuta Utara, Badung
2. Tujuan Khusus
b. Melakukan pengkajian dan mengumpulkan data kelompok lansia yang ada di
Banjar Tegal Gundul Desa Tibubeneng, kecamatan Kuta Utara, Badung
c. Menganalisa data kasus di Banjar Tegal Gundul Desa Tibubeneng, kecamatan Kuta
Utara, Badung .
d. Merumuskan masalah yang menonjol di Banjar Tegal Gundul Desa Tibubeneng,
kecamatan Kuta Utara, Badung
e. Membuat intervensi (Planning of Action) untuk masalah yang ditemukan di Banjar
Tegal Gundul Desa Tibubeneng, kecamatan Kuta Utara, Badung.

3
BAB II
PENGKAJIAN

Asuhan keperawatan agregat kesehatan lansia yang dilakukan pada lansia di Banjar
Tegal Gundul desa Tibubeneng, kecamatan Kuta Utara, Badung selama 6 hari pada tanggal 25-
30 Oktober 2021 yang dilakukan oleh mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Wira Medika Bali sebanyak 6 orang. Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia
telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana
seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Usia yang dikategorikan
lansia adalah usia di atas 60 tahun. Pendataan dilakukan pada lansia di Banjar Tegal Gundul
Tibubeneng, kecamatan Kuta Utara, Badung selama 6 hari oleh mahasiswa program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Wira Medika Bali.
2.1 Data Demografi
Data Geografi:
1. Lokasi:
Provinsi : Bali
Kabupaten/ kota : Badung
Kecamatan : Kuta Utara
Desa : Tibubeneg
Banjar : Br. Tegal Gundul
2. Windshield Survey
Pada saat kelompok melakukan pengkajian, secara umum diwilayah Br. Dinas
Tegal Gundul yang memeiliki luas kurang lebih 33,86 km2 dengan keadaan tanah
subur dan terlihat jalannya sudah layak dilalui karena jalan sudah teraspal sampai
diujung desa. Secara umum masyarakat di Br. Tegal Gundul sudah memiliki
transportasi pribadi. Transportasi yang biasanya melintas seperti sepeda, motor,
mobil dan angkutan umum yang mengantar jemput anak sekolahan. Di Br. Tegal
Gundul terdapat rambu lalu lintas seperti rambu tempat titik berkumpul, jalur
evakuasi, rambu menandakan akan ada tikungan, rambu zona selamat sekolah, dan
terdapat juga petunjuk jalan yang terpasang pada persimpangan jalan dan
perempatan jalan.
Fasilitas kesehatan yang ada pada Br. Tegal Gundul yaitu terdapat puskesmas.
Di puskemas terdapat tenaga kesehatan yaitu Dokter, Bidan dan Perawat namun
warga banjar Tegal Gundul mayoritas memanfaatkan pelayanan dokter swasta saat
4
sakit. Di sepanjag pinggir jalan Br. Tegal Gundul terdapat kurang lebih 10 warung
yang menyediakan makanan, minuman, sembako dan alat rumah tangga lainnya.
Disepanjang jalan terdapat selokan yang cukup lumayan bersih karena
masyarakat Br. Tegal Gundul tidak membuang limbah keluarga ke selokan.
Terdapat 2 buah sungai di wilayah Br. Tegal Gundul yang kebersihannya kurang
bersih. Masyarakat di Br. Tegal Gundul keseluruhan rumah warga sudah
menggunakan listrik.
Br. Tegal Gundul memiliki fasilitas pendidikan yaitu TK dan SD. Kondisi TK
dan SD di Br. Tegal Gundul memiliki fasilitas yang memadai. Di TK terdapat 1
ruangan belajar, padmasana, taman bermain dan kantin. Sedangkan di SD terdapat
6 ruangan belajar, 1 kantor, UKS, perpustakaan, kantin, tempat cuci tangan didepan
ruangan, dan tersedia tempat sampah tertutup didepan setiap ruangan.
Br. Tegal Gundul merupakan daerah pedesaan yang memiliki kepadatan
perumahan yang cukup padat. Jarak antara rumah warga saling berdekatan. di Br.
Tegal Gundul memiliki alat komunikasi berupa kul-kul dan speaker yang berada
dibalai banjar di Br. Tegal Gundul. Tempat berkumpul masyarakat Br. Tegal
Gundulyang biasanya digunakan yaitu balai banjar. Di Br. Tegal Gundul mayoritas
penduduk menganut agama Hindu, terdapat tempat ibadah yaitu Pura.
3. Wawancara Tokoh Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu tokoh
masyarakat yaitu klien Br. Tegal Gundul I Wayan A mendapatkan hasil bahwa
latar belakang penduduk yang bertempat tinggal di wilayah Br. Tegal Gundul
sebagian besar memiliki tingkat ekonomi menengah atas dan mayoritas bekerja di
sektor swasta. Penduduk yang bertempat tinggal di wilayah Br. Tegal Gundul
terdapat penduduk pendatang. Terdapat 844 penduduk jiwa. Dilihat dari hubungan
kekerabatan antar penduduk sangat baik. Sumber daya manusia dalam pelayanan
kesehatan juga sudah sangat memadai dan mudah di jangkau. Masalah kesehatan
yang paling sering terjadi di wilayah lingkungan Br. Tegal Gundul yaitu hipertensi
dalam pelayanan kesehatan yang berpengaruh dalam memberikan informasi
kesehatan yaitu puskesmas dan kader, kader bertugas membantu masyarakat dalam
menurunkan angka hipertensi dengan melakukan yoga rutin setiap 1 minggu sekali.
Kelangsungan kader posyandu balita dan posyandu lansia masih tetap aktif.
Kegiatan yoga rutin dilaksanakan setiap 4x dalam sebulan. Posyandu balita
dilaksanakan setiap bulan sekali dengan agenda menimbang berat badan dan
5
memberikan vitamin, sedangkan posyandu lansia dilaksanakan setiap hari jumat
dengan agenda senam dan yoga. Adapun kegiatan kerja bakti di lingkungan banjar
Tegal Gundul dilakukan setiap sebulan sekali dan dihari tertentu yaitu dihari
keagamaan. Biasanya masyarakat mengolah sampahnya dengan cara dibakar. Di
lingkungan Br. Tegal Gundul sudah ada sistem keamanan atau sudah ada pecalang
yang selalu memantau keadaan di lingkungan Br. Tegal Gundul

2.2 Data Demografi


Data Subyektif
1) Distribusi frekuensi keluarga yang memiliki lansia
Keluarga dengan Lansia
Dengan lansia Tidak

27%

73%

Gambar (Distribusi Frekuensi Warga yang memiliki Lansia)


Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul masyarakat tinggal bersama
lansia 27% (228 warga) dan sebanyak 73% (616 warga) tidak tinggal bersama
lansia.

6
2) Distribusi frekuensi penyakit yang diderita oleh Lansia

Penyakit yang diderita lansia


HIPERTENSI REMATIK LAINNYA

14%
23%

50%

Gambar 4 (Distribusi Frekuensi Penyakit yang diderita oleh Lansia)


Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul lansia dengan hipertensi
sebanyak 14% (118,16 warga), rematik 50% (422 warga) dan lainnya 23% (194,12
warga).
3) Distribusi keikutsertaan Lansia pada Posyandu Lansia

Keikutsertaan Lansia pada Posyandu Lansia


Aktif Tidak aktif

24%

76%

Gambar (Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Lansia pada Posyandu Lansia)


Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal lansia aktif pada posyandu lansia
sebanyak 24% (203 warga) dan tidak aktif sebanyak 76% (641 warga)

7
4) Distribusi Frekuensi Pelayanan Kesehatan yang dimanfaatkan Keluarga

Pelayanan Kesehatan yang dimanfaatkan


Dokter swasta Lainnya

24%

76%

Gambar (Distribusi Frekuensi Pelayanan yang dimanfaatkan oleh Warga)


Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul lansia dengan dokter swasta
24% (202 warga) dan 76% (641 warga).
5) Distribusi Frekuensi Kegiatan Lansia saat Waktu Luang

Kegiatan Lansia Waktu Luang


Mengasuh cucu Lainnya

43%

57%

Gambar (Distribusi Frekuensi Kegiatan Lansia waktu Luang)


Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul lansia dengan mengasuh cucu
43% (363 warga) dan lainnya (481 warga).

8
6) Distribusi Frekuensi Aktivitas Ibu ke Posyandu

Kegiatan Posyandu Balita


Teratur Tidak teratur

10%

90%

Gambar (Distribusi Frekuensi Aktivitas Ibu ke Posyandu)


Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul Ibu mengikuti kegiatan
posyandu balita 90% (759 warga) dan 10% tidak mengikuti (84 warga).
7) Distribusi Frekuensi Imunisasi

Imunisasi
Lengkap Tidak lengkap

1%

99%

Gambar (Distribusi Frekuensi Aktivitas Ibu ke Posyandu)


Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul aktivitas Ibu ke posyandu
99% (835 warga) dan 1% (8 warga).

9
8) Distribusi Frekuensi Ibu membawa Bayi Sakit ke Pelayanan Kesehatan
Ke Pelayanan Kesehatan
Berkunjung Pelayanan Kesehatan Tidak berkunjung

10%

90%

Gambar (Distribusi Frekuensi Berkunjung ke Pelayanan Kesehatan)


Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul Ibu membawa bayi sakit ke
pelayanan kesehatan 90% (759 warga) dan 10% tidak mengikuti (84 warga).
9) Distribusi Frekuensi Penyebaran Jentik Nyamuk

Penyebaran Jentik Nyamuk


Terdapat jentik nyamuk Tidak terdapat jentik nyamuk

14%

86%

Gambar Frekuensi Penyebaran Jentik Nyamuk


Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul terdapat penyebaran jentik
14% (118 warga) dan 86% (725 warga) tidak terdapat jentik nyamuk.

10
2.3 Data Subsistem
Data Lingkungan Fisik
Data Subjektif
1) Sumber Air dan Air Minum
Distribusi Frekuensi Jarak Septik Tank dengan sumber air

Jarak Septic Tank dengan Rumah


< 10 meter > 10 meter

29%

71%

Gambar Jarak Septik Tank dengan sumber air


Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul terdapat 29% (244 warga)
berjarak <10 meter dari rumah dan 71% (599 warga) berjarak >10 meter dari
sumber air.
2) Saluran Pembuangan Air atau Sampah
Distribusi Frekuensi Tempat Sampah yang digunakan oleh Warga
Tempat Sampah yang digunakan oleh Warga
Tertutup Terbuka

33%

67%

Gambar Tempat Sampah yang digunakan oleh Warga

11
Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul memiliki tempat sampah yang
digunakan oleh warga terbuka 67% (565 warga), tertutup 33% (278 warga).
3) Jamban
Distribusi Frekuensi Keadaan WC Warga Bersih

Keadaan WC Bersih
Bersih Tidak bersih

3%

97%

Gambar Frekuensi Keadaan WC Warga Bersih


Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul memiliki WC bersih 97% dan
terdapat 3% tidak bersih.
Distribusi Frekuensi Ketersediaan Jamban Keluarga

Memiliki Jamban Keluarga


Memiliki Jamban Tidak Memiliki Jamban

1%

99%

Gambar Ketersediaan Jamban Keluarga

12
Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul terdapat 99% keluarga
memiliki jamban dan 1% tidak memiliki jamban keluarga.

4) Gizi Keluarga
Distribusi Frekuensi Status Gizi Baik

Status Gizi
Gizi baik Gizi tidak baik

9%

91%

Gambar (Distribusi Frekuensi Status Gizi)


Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul Ibu Status Gizi 99% (835
warga) dan 1% (8 warga).
5) Pendidikan
Distribusi frekuensi Pendidikan Warga Banjar Tegal Gundul

Pendidikan
SMA Tidak bersekolah Lainnya

SMA
32%

Lainnya
49%

Tidak
bersekolah
19%

13
Gambar (Distribusi berdasarkan pendidikan)
Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul masyarakat berpendidikan
tertinggi SMA 32% (270 warga), tidak bersekolah sebanyak 19% (160 warga) dan
berpendidikan lainnya sebanyak 49% (414 warga) yang dapat meliputi pendidikan
SD maupun SMP.
6) Pekerjaan
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Warga
Pekerjaan
Swasta Lainnya

30%

70%

Gambar 2 (Distribusi Pekerjaan Warga)


Dari 844 warga yang terkaji di Banjar Tegal Gundul masyarakat bekerja di sektor
swasta sebanyak 30% (253,2 warga) dan 70% bekerja di sektor lain.

2.4 Persiapan dan Pelaksanaan


Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya
kelompok lansia secara optimal, maka melalui Praktek Keperawatan Komunitas
Mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali di Banjar
Tegal Gundul akan menerapkan konsep-konsep keperawatan komunitas yang di
dalamnya dilakukan pendekatan keperawatan kelompok sebagai dasar dalam
pemberian pelayanan kesehatan utama pada masyarakat.
Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas Yang Dilaksanakan Di Banjar Tegal
Gundul terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi pengkajian awal (pengumpulan
dan pengolahan data), penegakan diagnosis dan penentuan prioritas masalah, serta
14
pembuatan intervensi dalam bentuk Planning of Action. Kegiatan keperawatan
komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan pelaksanaan. Persiapan
meliputi persiapan kemasyarakatan dan persiapan teknis sedangkan tahap
pelaksanaan terdiri dari pengkajian, penegakan diagnosis, dan perencanaan.
1. Persiapan
a. Persiapan Kemasyarakatan
Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan Dosen
STIKes Wira Medika Bali, Kepala Dusun Tegal Gundul, Kepala Desa
Tibubeneng dan Bidan Puskesmas Pembantu serta identifikasi tokoh
masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2021. Setelah
mengidentifikasi tokoh masyarakat, kelompok mahasiswa melakukan
pendekatan dan membina hubungan saling percaya dengan memperkenalkan
diri dan menjelaskan tentang tujuan Praktek Keperawatan Komunitas
Mahasiswa Program Mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Wira Medika Bali di Banjar Tegal Gundul Tibubeneng, kecamatan Kuta Utara,
Badung. Selanjutnya pada tanggal 26 Oktober 2021, mahasiswa melakukan
pertemuan dan diskusi bersama Kepala Dusun Tegal Gundul untuk melakukan
identifikasi lansia yang akan dijadikan sampel.
b. Persiapan Teknis
Persiapan teknis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi mengorganisir
anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan pembagian tugas,
mempersiapkan format pengkajian, serta mengidentifikasi wilayah Banjar
Tegal Gundul Tibubeneng, kecamatan Kuta Utara, Badung.
2. Pelaksanaan
Tahap perlaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
a. Pengkajian
Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :
a) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing-masing
rumah penduduk, wawancara langsung kepada lansia yang bersangkutan,
observasi kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya serta melakukan
skrining kesehatan. Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan pada tanggal
26 Oktober 2021-28 Oktober 2021 (pagi dan sore).
15
b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan,
yaitu tanggal 29 Oktober 2021.

16
1.6 ANALISA DATA
No Analisa Data Diagnosa

1. DS: Perilaku Kesehatan Cenderung


- Dari 114 lansia, terdapat 50% lansia dengan Berisiko
rematik dan 14% hipertensi
- Dari 114 lansia, terdapat 24% lansia tidak
mengikuti posyandu lansia
- Dari 114 lansia, terdapat 43% lansia dengan
aktivitas hanya mengasuh cucu
DO: Tampak lansia memiliki masalah kesehatan hal
tersebut dapat diketahui dengan adanya data lansia
dengan rematik dan hipertensi, selain itu kurangnya
aktivitas lansia mengunjungi posyandu lansia dan
sedikitnya aktivitas olahraga pada lansia.
2. DS: Pemeliharaan Kesehatan Tidak
- Dari 160 KK, terdapat 14% rumah yang Efektif
memiliki jentik nyamuk
- Dari 160 KK terdapat 29% rumah yang
antara septic tank dengan sumber air
berjarak <10 meter
- Dari 160 KK terdapat 1% tidak memiliki
jamban keluarga
- Dari 160 KK terdapat 3% kondisi WC tidak
bersih
DO: Tampak rumah warga terdapat jentik nyamuk,
jarak septic tank dengan sumber air berjarak <10
meter, terdapat pula keluarga yang tidak memiliki
jamban keluarga dan kondisi WC yang tidak bersih.

17
1. SCORING DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Masalah Sifat Masalah Kemungkinan Potensi Menonjolnya Total


masalah Dapat masalah Masalah
Dirubah Untuk
Dicegah
Wellnes=3 Segera=2
Aktual=3 Mudah=2 Tinggi=3 Tidak Perlu=1
Resiko=2 Sebagian=1 Cukup=2 Tidak
Potensial=1 Tidak dapat=0 Rendah=1 dirasakan=0

Bobot 1 Bobot 2 Bobot 1 Bobot 1

1 Perilaku 2/3x1=2/3 1/2x2=1 2/3x1=2/3 2/2x1=1 2/3+2/3=4/3


Kesehatan 4/3= 1,3 +
Cenderung 1,3 + 1,3 =
Berisiko 1,3 + 1,3 +
1,3 = 3,9

2 Pemeliharaan 2/3x1=2/3 1/2x2=1 1/3x1=1/3 2/2x1=1 2/3+1/3=3/3


Kesehatan Tidak 3/3=1
Efektif +1+1=3

Cara Scoring
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikanlah
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria

Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Perilaku Kesehatan Cenderug Beresiko
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

18
DIAGNOSA
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di Banjar Tegal Gundul desa Tibubeneng,
kecamatan Kuta Utara, Badung Berhubungan dengan pengkajian yang didapat, Dari 114
lansia yang dikaji terdapat 50% lansia dengan rematik dan 14% hipertensi, dari 114 lansia,
terdapat 24% lansia tidak mengikuti posyandu lansia. dari 114 lansia, terdapat 43% lansia
dengan aktivitas hanya mengasuh cucu
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di Banjar Tegal Gundul desa Tibubeneng,
kecamatan Kuta Utara, Badung Berhubungan dengan pengkajian yang didapat, Dari 160
KK Dari 160 KK, terdapat 14% rumah yang memiliki jentik nyamuk, terdapat 29% rumah
yang antara septic tank dengan sumber air berjarak <10 meter, terdapat 1% tidak memiliki
jamban keluarga terdapat 3% kondisi WC tidak bersih.

19
2. INTERVENSI KEPERAWATAN
DATA DIAGNOSA INTERVENSI

NOC NIC

DS: Perilaku Prevensi Primer : Prevensi Primer :


2. Dari 114 Kesehatan
lansia, terdapat Cenderung - Melakukan - Pendidikan
perilaku kesehatan
50% lansia Beresiko
kesehatan secara
dengan rematik - Modifikasi
rutin
dan 14% perilaku
hipertensi Prevensi Sekunder :
Prevensi Sekunder :
3. Dari 114
- Memperoleh
lansia, terdapat - Identifikasi risiko
pemeriksaan rutin
24% lansia
- Fasilitasi
tidak - Mendapatkan
pembelajaran
mengikuti skrining
posyandu kesehatan yang
lansia direkomendasikan
4. Dari 114 Prevensi Tersier :
lansia, terdapat Prevensi Tersier :
43% lansia - Menggunakan
dukungan social - Dukungan
dengan pengasuhan
aktivitas hanya untuk
meningkatkan - Dukungan
mengasuh cucu
kesehatan kelompok
DO: Tampak
lansia memiliki
masalah kesehatan
hal tersebut dapat
diketahui dengan
adanya data lansia
dengan rematik
dan hipertensi,
selain itu
kurangnya
aktivitas lansia

20
mengunjungi
posyandu lansia
dan sedikitnya
aktivitas olahraga
pada lansia.
DS: Pemeliharaan Prevensi Primer : Prevensi Primer :
- Dari 160 Kesehatan Tidak
KK, Efektif - Promosi - Pendidikan
kesehatan kesehatan
terdapat
14% rumah - Perilaku - Manajemen kasus
yang kesehatan
- Pengembangan
memiliki
- Perilaku kesehatan
jentik meningkatkan komunitas
nyamuk perilaku
- Dari 160 kesehatan
KK
Prevensi Sekunder : Prevensi Sekunder :
terdapat
29% rumah - Perilaku - Skrining
yang antara meningkatkan kesehatan
septic tank status kesehatan - Identifikasi risiko
dengan
Prevensi Tersier : Prevensi Tersier :
sumber air
berjarak - Perilaku mencari Peningkatan sistem
<10 meter pelayanan dukungan
- Dari 160 kesehatan
KK
terdapat
1% tidak
memiliki
jamban
keluarga
- Dari 160
KK
terdapat
3% kondisi
WC tidak
bersih

21
DO: Tampak
rumah warga
terdapat jentik
nyamuk, jarak
septic tank dengan
sumber air
berjarak <10
meter, terdapat
pula keluarga yang
tidak memiliki
jamban keluarga
dan kondisi WC
yang tidak bersih.

22
FORMAT RENCANA KERJA (POA)
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Diagnosa Tujuan Intervensi Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Sumber Media Penanggun
Keperawatan Dana g Jawab

1. Perilaku Setelah dilakukan Pendidikan 1. Memberikan Seluruh 29 Balai Kas Banjar - LCD
Kesehatan Kesehatan penyuluhan Lansia Oktober Banjar dan - Laptop
tindakan keperawatan
Cenderung tentang di Br. 2021 Tegal Mahasiswa - Proyekto
Beresiko komunitas selama 1 r
Kesehatan Tegal Gundul
bulan, diharapkan lansia Lansia meliputi Gundul Pukul - Stiker
09.00 Kesehata
Br. Tegal Gundul hipertensi dan dan
wita- n
rematik kader
Paham mengenai tentang selesai - Poster
posyand - Microfon
pentingnya penerapan u lansia - Konsums
Perilaku Kesehatan serta i
melaksanakannya dalam
kehidupan sehari-hari.

TUK :
- Melakukan
perilaku
kesehatan secara
rutin

23
- Memperoleh
pemeriksaan rutin
- Mendapatkan
skrining
kesehatan yang
direkomendasika
n
- Menggunakan
dukungan social
untuk
meningkatkan
kesehatan
2. Pemeliharaan Setelah dilakukan a. Pendidikan 1. Pemberian Seluruh 29 Balai Kas Banjar - LCD Mahasiswa
Kesehatan Kesehatan penyuluhan warga Oktober Banjar Br. & - Laptop dan Ketua
tindakan keperawatan
Tidak efektif mengenai Br. 2021, Tegal Mahasiswa - Proyekto STT
komunitas selama 1 r
PHBS Tegal pukul Gundul
bulan, diharapkan Warga Gundul 13.00 - Stiker
Kesehata
Br Tegal Gundul wita
n
Mendapatkan - Poster
- Microfon
pengetahuan tambahan
- Konsums
mengenai Prilaku Hidup b. Prilaku 2. Melakukan i
30 Lingkungan
peningkatan Kerja Bakti
Bersih dan Sehat Banjar
Kesehatan di Oktober
Tegal Kas Banjar Mahasiswa
lingkungan 2021 Gundul & dan Ketua
TUK : sekitar
Mahasiswa STT

24
1. Dapat merubah pola 16:00-
prilaku kesehatan selesai

2. Kemampuan
menjelaskan
pengetahuan tentang
PHBS

3. Berperilaku sesuai
dengan pengetahuan

25
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

(Definisi dan Indikator Diagnostik). Jakarta Selatan: DPP PPNI.

Moorheed, Sue dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification Edisi 5


( NOC ). Indonesia: Elsevier Global Right

Bulechek, Gloria dkk. 2016. Nursing Interventions Classification Edisi 6


( NIC ). Indonesia: Elsevier Global Right

26

Anda mungkin juga menyukai