Anda di halaman 1dari 14

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN NEONATUS DENGAN HIPOGLIKEMI

1. Pengkajian primer

a. Airway
Menilai jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat bernafas dengan bebas atau
ada secret yang menghalangi jalan nafasnya. Jika ada secret yang menghalani
jalan nafas atau obstruksi maka lakukan :
- Chin lift/ Jaw thrust - Guedel Airway

- Suction - Instubasi Trakea

b. Breathing

Bila jalan nafas tidak memadai maka:

- Beri oksigen

- Posisikan semi Flower

c. Circulation

Menilai sirkulasi / peredaran


darah, lakukan:

- Cek capillary refill (CRT)

- Auskultasi adanya suara nafas


tambahan

- Segera Berikan
Bronkodilator, mukolitik

- Cek Frekuensi Pernafasan

- Cek adanya tanda-tanda


Sianosis, kegelisahan

- Cek tekanan darah


d. Disability

Menilai kesadaran pasien:

- Apakah pasien sadar, hanya respon terhadap nyeri atau sama sekali tidak
sadar
- Kaji tingkat mobilisasi pasien. Posisikan pasien posisi semi fowler,
esktensikan kepala, untuk memaksimalkan ventilasi. Segera berikan
Oksigen sesuai dengan kebutuhan, atau instruksi dokter.

2. PENGKAJIAN SEKUNDER HIPOGLIKEMIA

a. Keluhan utama
Sering tidak jelas tetapi biasanya simptomatis dan merupakan diagnose
sekunder yang menyertai keluhan lain seperti asfiksia, kejang, sepsis.
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat penyakit sekarang
Status metabolik : intake makanan yang melebihi kebutuhan
kalori,infeksi atau penyakit-penyakit akut lain, stress yang berhubungan
dengan faktor-faktor psikologis dan social, obat-obatan atau terapi lain yang
mempengaruhi glukosa darah, penghentian insulin atau obat anti
hiperglikemik oral.

d. Riwayat :

-
- ANC - Pemakaian Corticosteroid
- Perinatal therapy

- Post natal - Ibu yang memakai atau


ketergantungan narkotika
- Imunisasi
- Kanker
- Diabetes melitus pada orang
tua/ keluarga

- Pemakaian parenteral
nutrition

- Sepsis

- Enteral feeding
e. Data fokus

Data Subyektif:
- Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas
- Keluarga mengeluh bayinya keluar banyak keringat dingin
- Rasa lapar (bayi sering nangis)
- Sering menguap
- Irritabel
Data obyektif:
- Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku
- Hight—pitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas cepat irreguler,
keringat dingin, mata berputar-putar, menolak makan dan koma
- Plasma glukosa < 50 gr/
f. Pengkajian head to toe

- Kepala : Mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada hematoma, tidak adanyeri tekan

- Rambut : Warna hitam, kusut, tidak ada kebotakan

- Mata : Pengelihatan normal, diameter pupil 3, sclera ikterik,konjungtiva anemis,


pupil isokor

- Hidung : Bentuk simertis, tidak ada perdarahan, tidak ada secret, terpasang O2
nasal 5 liter/menit

- Telinga : Bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada secret,tidak ada


perdarahan

- Mulut dan gigi :Mukosa kering, mulut bersih

- Leher : Tidak ada pembesaran tyroid, nadi karotis teraba, tidak adapembesaran
limfoid

- Thorax:
Inspeksi : Ekspansi dada tidak simetris, tidak ada luka, frekuensi nafas tidak teratur

Perkusi : Tidak ada edema pulmo

Palpasi : Ada nyeri tekan dada kiri

Auskultasi : Bunyi jantung S1,S2 tunggal, bunyi paru ronchi

- Abdomen:

Inspeksi : Tidak ada luka, tidak ada asites

Auskultasi : Bising usus normal 10 x/menit

Perkusi : Suara timpani

Palpasi : Ada pembesaran hati, tidak ada nyeri tekan

- Genitalia : Terpasang DC, tidak ada darah

- Eksteremitas : kekuatan otot 3 3

3 3

ROM : Penuh, Akral hangat, tidak ada edema, terpasang infuse RL di lengan
kanan

g. Pola pemenuhan kebutuhan dasar Virginia Handerson :

- Aktivitas / Istirahat:

Gejala : lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan istrahat/tidur.

Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas Letargi /
disorientasi, koma.

- Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, Infark Miokard akut, klaudikasi (rasa
sakit/kram ditungkai akibat kurangnya aliran darah ke otot-otot), kebas
dan kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki dengan penyembuhan
yang lama, takikardia.

Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi menurun/tidak ada,


disritmia, krekels, distensi vena jugularis, kulit panas, kering, dan
kemerahan, bola mata cekung.

- Integritas/ Ego

Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi.

Tanda : Ansietas, peka rangsang.

- Eliminasi

Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri/terbakar,


kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri tekan abdomen,
diare.

Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi


oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk
(infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif (diare).

- Nutrisi/Cairan

Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet, peningkatan


masukan glukosa/karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari beberapa
hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (Thiazid).

Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah,


pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan
peningkatan gula darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton).
- Neurosensori

Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot,


parestesi, gangguan penglihatan.

Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut), gangguan


memori (baru, masa lalu), kacau mental, refleks tendon dalam menurun
(koma), aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA).

- Nyeri/kenyamanan

Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat).

Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.

- Pernapasan

Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen


(tergantung adanya infeksi/tidak).

Tanda : Batuk dengan/tanpa sputum purulen, frekuensi pernapasan meningkat.

- Keamanan

Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

Tanda : Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnya kekuatan


umum/rentang gerak, parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam).

- Seksualitas

Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi), masalah impoten pada pria.

- Penyuluhan/pembelajaran

Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan


yang lambat, penggunaan obat seperti steroid, diuretik (thiazid), dilantin
dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau
tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan. Rencana pemulangan :
Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan diit, pengobatan,
perawatan diri, pemantauan terhadapglukosa darah.

3. Hasil Pemeriksaaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya peningkatan gula darah, urea darah,


serum creatinin (BUN), mikroalbumunurea, glikohemoglobin (Hb) pH dan bagian tekanan
dari karbon dioksida (PCO2).

4. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas,


peningkatan secret

b. Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan disfungsi sistem saraf pusat
akibat hipoglikemia

c. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik

d. Penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokonstriksi pembuluh darah

5. Intervensi

No Diagnosa NOC NIC Rasional


1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Airway a. Adanya bunyi
bersihan jalan tindakan keperawatan Management ronchi
nafas selama 1x24 jam menandakan
a. Auskultasi bunyi
berhubungan diharapkan jalan terdapat
nafas tambahan;
dengan napas normal dengan penumpukan
ronchi, wheezing
obstruksi jalan kriteria: sekret atau sekret
nafas, b. Berikan posisi berlebih di jalan
Respiratory status:
peningkatan yang nyaman nafas
airway patency
secret untuk mengurangi
b. Posisi
dyspnea
memaksimalkan
a. Frekuensi c. Bersihkan sekret ekspansi paru dan
pernapasan dalam dari mulut dan menurunkan
batas normal (50- trakea, lakukan upaya
60x/mnt) penghisapan sesuai pernapasan.
keperluan Ventilasi
b. Irama pernapasan
maksimal
normal d. Anjurkan asupan
membuka area
cairan adekuat
c. Kedalaman atelektasis dan
pernapasan normal e. Ajarkan batuk meningkatkan
efektif gerakan sekret ke
d. Klien mampu
jalan nafas besar
mengeluarkan f. Kolaborasi
untuk
sputum secara pemberian oksigen
dikeluarkan
efektif
g. Kolaborasi
c. Mencegah
e. Tidak ada pemberian
obstruksi atau
akumulasi sputum broncodilator
aspirasi.
sesuai indikasi
Penghisapan
dapat diperlukan
bia klien tak
mampu
mengeluarkan
sekret sendiri

d. Mengoptimalkan
keseimbangan
cairan dan
membantu
mengencerkan
sekret sehingga
mudah
dikeluarkan

e. Fisioterapi dada/
back massage
dapat membantu
menjatuhkan
secret yang ada
dijalan nafas

f. Meringankan
kerja paru untuk
memenuhi
kebutuhan
oksigen serta
memenuhi
kebutuhan
oksigen dalam
tubuh

g. Broncodilator
meningkatkan
ukuran lumen
percabangan
trakeobronkial
sehingga
menurunkan
tahanan terhadap
aliran udara

2. Gangguan Setelah dilakukan Intracranial a. Agar pasien


perfusi jaringan tindakan keperawatan Pressure (ICP) lebih kooperatif
cerebral selama 1x24 jam Monitoring (
berhubungan diharapkan gangguan Monitor tekanan b. Perubahan
dengan perfusi jaringan intrakranial ) tekanan CSS
disfungsi system cerebral normal merupakan
a. Jelaskan kepada
saraf pusat dengan kriteria: potensi resiko
pasien tentang
akibat herniasi batang
Tissue Prefusion : tindakan yang
hipoglikemia otak
cerebral akan dilakukan
c. Aktivitas seperti
a. Tingkat kesadaran b. Pertahankan
ini akan
Composmentis posisi tirah baring
meningkatkan
dengan posisi
b. Disorientasi intra thorak dan
kepala head up
tempat, waktu, abdomen yang
orang secara tepat c. Bantu pasien dapat
untuk berkemih, meningkatkan
c. TTV dalam batas
membatasi batuk, TIK
normal (suhu
muntah,
35,5ºC – 37,5ºC, d. Pengkajian
mengejan,
nadi 60-100 kecenderungan
anjurkan pasien
x/menit, tekanan adanya
napas dalam
darah 120/80 perubahan
selama
mmHg) tingkat
pergerakan
kesadaran dan
d. Pantau status potensial
neurologis peningkatan TIK
dengan teratur sangat berguna
dalam
e. Pantau TTV
menentukan
lokalisasi

e. Perubahan pada
frekuensi jantung
mencerminkan
trauma/tekanan
batang otak

3. Defisit volume Setelah dilakukan Fluid Management a. Menghindari


cairan tindakan keperawatan kelebihan
a. Batasi intake
berhubungan selama 1x24 jam ambang ginjal
cairan yang
dengan diuresis diharapkan defisit dan menurunkan
mengandung gula
osmotik volume cairan tekanan osmosis
dan lemak
teratasi dengan
misalnya cairan b. Mempertahankan
kriteria:
dari buah yang komposisi cairan
Fluid Balance manis tubuh, volume
sirkulasi dan
a. TTV stabil (N: b. Kolaborasi dalam
menghindari
100-120 x/menit, pemberian terapi
overload jantung
S: 36,5oC-37,5oC, cairan 250-300
RR: 50-60 ml dalam batas c. Dehidrasi yang
x/menit) yang dapat disertai demam
ditoleransi akan teraba
b. Nadi perifer teraba
jantung panas,
kuat
kemerahan dan
c. Observasi suhu,
c. Turgor kulit baik kering di kulit
warna, turgor
sebagai indikasi
d. CRT < 2 detik kulit dan
penurunan
kelembaban,
e. Haluaran urine volume pada sel
pengisian kapiler
1400-1500 cc/hari
dan membran d. Memberikan
f. kadar elektrolit mukosa perkiraan
urin dalam batas kebutuhan cairan
d. Pantau masukan
normal. tubuh (60-70%
dan pengeluaran,
BB adalah air)
catat balance e. Penurunan
cairan volume cairan
darah akibat
e. Observasi TTV,
diuresis osmotik
catat adanya
dapat ditandai
perubahan TD,
dengan
Turgor kulit,
hipotensi,
CRT.
takikardi, nadi
teraba lemah,
CRT yang
lambat, turgor
kulit yang tidak
elastis.

4. Penurunan curah Setelah dilakukan a. Vital Sign a. Agar pasien


jantung tindakan keperawatan Monitor lebih kooperatif
berhubungan selama 1x24 jam
b. Jelaskan kepada b. Menurunkan
dengan diharapkan
pasien tentang stress dan
vasokonstriksi penurunan curah
tindakan yang ketegangan yang
pembuluh darah jantung normal
akan dilakukan mempengaruhi
dengan kriteria:
tekanan darah
c. Berikan waktu
- Circulation Status dan perjalanan
istirahat yang
penyakit
- Vital Sign Status cukup/adekuat
hipertensi
a. TTV ( TD d. Berikan
c. Pembatasan ini
120/80 mmHg, pembatasan cairan
dapat menangani
Nadi 60-100 dan diit natrium
retensi cairan
x/menit ) dalam sesuai indikasi
dengan respon
batas normal
hypertensive,
b. Kesadaran e. Kolaborasi dengan dengan demikian
Composmentis dokter dalam menurunkan
pemberian terapi beban kerja
c. CRT < 2 detik
diuretic jantung
d. Sp O2 95-100
f. Observasi: Nadi ( d. Diuretik
%
irama, frekuensi ), meningkatkan
Tekanan Darah aliran urine dan
menghalangi
reabsorsi dari
sodium/klorida
didalam tubulus
ginjal

e. Tachycardia
merupakan tanda
kompensasi
jantung terhadap
penurunan
kontraktilitas
jantung.
Mengetahui
fungsi pompa
jantung yang
sangat
dipengaruhi oleh
CO dan
pengisisan
jantung

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
A. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan glucometer memberikan metode screening cepat untuk menentukan kadar


glukosa darah.
2. Pengujian laboratorium memastikan diagnosis dengan menunjukkan penurunan nilai glukosa
darah. Nilai berikut ini mengindikasikan hipoglikemia:
a. Neonates jamgka penuh: kurang dari 50mg/dl sebelum atau sesudah diberi makan.
b. Neonates preterm: kurang dari 50mg/dl sebelum atau sesudah diberi makan.
c. Anak-anak dan dewasa: kurang dari 40mg/dl sebelum makan, dan kurang dari 50mg/dl
setelah makan

3. Uji toleransi glukosa selama 5 jam bisa dilakukan untuk memancing hipoglikemia reaktif.
Setelah berpuasa selama 12 jam, pengujian laboratorium untuk mendeteksi insulin plasma dan
kadar glukosa plasma bisa mengidentifikasi hipoglikemia puasa.

Anda mungkin juga menyukai