Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN SOFT TISSUE TUMOR

A. Definisi
Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan
oleh neoplasma dan nonneoplasma.
Soft Tissue Tumor (STT) adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-
selnya tidak tumbuh seperti kanker. (Price A. Sylvia, 1995)
Jadi kesimpulannya, Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakan
abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.

B. Etiologi
1. Kondisi genetic
Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk
beberapa tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen
memiliki peran penting dalam diagnosis.
2. Radiasi
Mekanisme yang patogenic adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang
mendorong transformasi neoplastic.
3. Lingkungan carcinogens
Sebuah asosiasi antara eksposur ke berbagai carcinogens dan setelah itu dilaporkan
meningkatnya insiden tumor jaringan lunak.
4. Infeksi
Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan
meningkatkan kemungkinan tumor pembangunan jaringan lunak.
5. Trauma
Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya kebetulan. Trauma
mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.

C. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala tumor jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi dimana
tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang
tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi
akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan
pada saraf-saraf tepi. Dalam tahap awal, jaringan lunak tumors biasanya tidak
menimbulkan gejala karena jaringan lunak yang relatif elastis, tumors dapat tumbuh lebih
besar, mendorong samping jaringan normal, sebelum mereka merasa atau menyebabkan
masalah. kadang gejala pertama biasanya gumpalan rasa sakit atau bengkak. dan dapat
menimbulkan gejala lainnya, seperti sakit atau rasa nyeri, karena dekat dengan menekan
saraf dan otot. Jika di daerah perut dapat menyebabkan rasa sakit abdominal umumnya
menyebabkan sembelit.

D. Patofisiologi

E. Komplikasi
a. Prosedur pembedahan tersebut merupakan trauma lunak
b. Efek anestesi bias menyebabkan komplikasi sampai dengan kematian

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan X-ray
X-ray untuk membantu pemahaman lebih lanjut tentang berbagai tumor jaringan
lunak, transparansi serta hubungannya dengan tulang yang berdekatan. Jika batasnya
jelas, sering didiagnosa sebagai tumor jinak, namun batas yang jelastetapi melihat
kalsifikasi, dapat didiagnosa sebagai tumor ganas jaringan lunak, situasi terjadi di
sarkoma sinovial, rhabdomyosarcoma, dan lainnya.
2. Pemeriksaan USG
Metode ini dapat memeriksa ukuran tumor, gema perbatasan amplop dan tumor
jaringan internal, dan oleh karena itu bisa untuk membedakan antara jinak atau ganas.
tumor ganas jaringan lunak tubuh yang agak tidak jelas, gema samar-samar, seperti
sarkoma otot lurik, myosarcoma sinovial, sel tumor ganas berserat histiocytoma seperti.
USG dapat membimbing untuk tumor mendalami sitologi aspirasi akupunktur.
3. CT scan
CT memiliki kerapatan resolusi dan resolusi spasial karakteristik tumor jaringan lunak
yang merupakan metode umum untuk diagnosa tumor jaringan lunak dalam beberapa
tahun terakhir.
4. Pemeriksaan MRI
Mendiagnosa tumor jinak jaringan lunak dapat melengkapi kekurangan dari X-ray dan
CT-scan, MRI dapat melihat tampilan luar penampang berbagai tingkatan tumor dari
semua jangkauan, tumor jaringan lunak retroperitoneal, tumor panggul memperluas ke
pinggul atau paha, tumor fossa poplitea serta gambar yang lebih jelas dari tumor tulang
atau invasi sumsum tulang, adalah untuk mendasarkan pengembangan rencana
pengobatan yang lebih baik.
5. Pemeriksaan histopatologis
(1) sitologi: sederhana, cepat, metode pemeriksaan patologis yang akurat.
Dioptimalkan untuk situasi berikut: 1. ulserasi tumor jaringan lunak, Pap smear atau
metode pengumpulan untuk mendapatkan sel, pemeriksaan mikroskopik; 2. sarcoma
jaringan lunak yang disebabkan efusi pleura, hanya untuk mengambil spesimen segar
harus segera konsentrasi sedimentasi sentrifugal, selanjutnya smear; 3. tusukan smear
cocok untuk tumor yang lebih besar, dan tumor yang mendalam yang ditujukan untuk
radioterapi atau kemoterapi, metastasis dan lesi rekuren juga berlaku.
(2) forsep biopsi: jaringan ulserasi tumor lunak, sitologi smear tidak dapat didiagnosis,
lakukan forsep biopsi.
(3) memotong biopsy : Metode ini adalah kebanyakan untuk operasi.
(4) biopsi eksisi : berlaku untuk tumor kecil jaringan lunak, bersama dengan bagian dari
jaringan normal di sekitar tumor reseksi seluruh tumor untuk pemeriksaan histologis.

G. Penatalaksanaan Medis
1. Bedah adalah yang paling umum untuk perawatan jaringan lunak tumors. Jika
memungkinkan, dokter akan menghapus kanker dan margin yang aman dari jaringan sehat
di sekitarnya. Penting untuk mendapatkan margin bebas tumor untuk mengurangi
kemungkinan kambuh lokal dan memberikan yang terbaik bagi pembasmian dari tumor.
Tergantung pada ukuran dan lokasi dari tumor, mungkin, jarang sekali, diperlukan untuk
menghapus semua atau bagian dari lengan atau kaki.
2. Terapi radiasi dapat digunakan untuk operasi baik sebelum atau setelah shrink Tumors
operasi apapun untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal. Dalam beberapa
kasus, dapat digunakan untuk merawat tumor yang tidak dapat dilakukan pembedahan.
Dalam beberapa studi, terapi radiasi telah ditemukan untuk memperbaiki tingkat lokal,
tetapi belum ada yang berpengaruh pada keseluruhan hidup.
3. Kemoterapi dapat digunakan dengan terapi radiasi, baik sebelum atau sesudah operasi
untuk mencoba bersembunyi di setiap tumor atau membunuh sel kanker yang tersisa.
Penggunaan kemoterapi untuk mencegah penyebaran jaringan lunak tumors belum
membuktikan untuk lebih efektif. Jika kanker telah menyebar ke area lain dari tubuh,
kemoterapi dapat digunakan untuk Shrink Tumors dan mengurangi rasa sakit dan
menyebabkan kegelisahan mereka, tetapi tidak mungkin untuk membasmi penyakit.

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian Keperawatan
1. Anamnese/Identitas
Meliputi: nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, bangsa/suku, pendidikan, bahasa
yang digunakan dan alamat rumah.
2. Keluhan Utama
Biasanya pada klien mengeluh nyeri pada bagian yang terdapat benjolan, awalnya bisa
pada waktu melakukan kegiatan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien biasanya datang dengan keluhan sakit bagian yang terdapat benjolan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada klien dengan soft tissue tumor biasanya mempunyai riwayat diet rendah serat tinggi
lemak, banyak mengkonsumsi zat aditif yang banyak mengandung bahan pengawet.
5. Riwayat Keluarga
Dari pihak keluarga mempunyai riwayat soft tissue tumor atau tidak.
6. Pola Sehari-hari
a. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet)
b. Pola Eliminasi
Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi
Perubahan bising usus, distensi abdomen
c. Pola Aktivitas dan Latihan
Kelemahan, kelelahan/keletihan
d. Pola Istirahat dan Tidur
Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari.
e. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Didalam perubahan konsep diri itu bisa berubah bila kecemasan dan kelemahan tidak
mampu dalam mengambil sikap
f. Pola Sensori dan Kognitif
Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi pengetahuan dan
kemampuan dalam merawat diri.
g. Pola Reproduksi Sexual
Pola reproduksi pada klien yang sudah menikah akan terjadi perubahan.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Badan lemah, nyeri pada bagian yang terdapat benjolan.
b. Kepala dan Leher
Keadaan rambut, kepala simetris atau tidak, ada tidaknya benjolan kepala, panas atau
tidak, keadaan sclera, pupil reflek terhadap cahaya, hidung simetris atau ada tidaknya
polip, leher simetris serta adanya pembesaran kelenjar tiroid.
c. Thorax dan Abdomen
Tergantung tempat benjolan ada dimana.
d. Sistem Respirasi
Apa ada pernafasan abnormal, tidak ada suara tambahan, dan tidak terdapat pernafasan
cuping hidung.
e. Sistem Kardiovaskuler
Tekanan darah bisa normal/ meningkat juga bisa ditemukan takikardi atau brakikardi.
f. Sistem Integument
Lesi cacat akibat pembedahan,
g. Sistem Persyarafan
Kesadaran penuh atau apatis, somnolen atau koma pada klien soft tissue tumor

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


Preoperatif
1. Cemas berhubungan dengan akan dilakukanya operasi
2. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan efek anastesi
Postoperatif
1. Nyeri berhubungan dengan adanya luka setelah operasi
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya inflamasi
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
akibat post operasi
4. Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan luka post operasi

Rencana Keperawatan
Preoperasi
1. Diagnosa Keperawatan : Cemas berhubungan dengan akan dilakukanya operasi
NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional
Setelah dilakukan 1. Jelaskan tentang penyakit 1. Meningkatan pengetahuan
tindakan keperawatan yang dideritanya dan mengurangi cemas
selama 1 x 24 jam klien 2. Anjurkan teknik relaksasi 2. Agar pasien tenang dan
tidak cemas dengan 3. Kolaborasi dengan tim mengontrol diri
kriteria hasil: medis dalam pemberian 3. Untuk menstabilkan kondisi
Klien tampak relaks dan terapi dan tindakan pasien
klien dapat mengontrol 4. Menanyakan pengetahuan 4. Mereview tentang
dirinya px tentang penyakit, pengetahuan penyakit
prosedur perawatan dan prosedur, perawatan dan
pengobatan pengobatan.

Skala HARS Menurut Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) penilaian kecemasan terdiri dan
14 item, meliputi:
1. Perasaan Cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tensinggung.
2. Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.
3. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan takut pada
binatang besar.
4. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas dan
mimpi buruk.
5. Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi.
6. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby, sedih, perasaan
tidak menyenangkan sepanjang hari.
7. Gejala somatik: nyeni path otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil dan kedutan
otot.
8. Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah dan pucat serta
merasa lemah.
9. Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan detak jantung
hilang sekejap.
10. Gejala pemapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas panjang
dan merasa napas pendek.
11. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual dan muntah,
nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di perut.
12. Gejala urogenital : sering keneing, tidak dapat menahan keneing, aminorea, ereksi lemah
atau impotensi.
13. Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma berdiri,
pusing atau sakit kepala.
14. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan dahi atau kening,
muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat.

Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:


0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = Satu dari gejala yang ada
2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada
3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14 dengan hasil:
1. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.
2. Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.
3. Skur 15 – 27 = kecemasan sedang.
4. Skor lebih dari 27 = kecemasan berat.
Post operasi
1. Dx. Keperawatan: Nyeri berhubungan dengan adanya luka
setelah dilakukan operasi pengangkatan tumor
NOC dan indicator NIC dan aktifitas Rasional
Setelah dilakukan NIC: Manajement nyeri
perawatan selama 3x24 Aktifitas: 1. Untuk menentukan
jam nyeri ps berkurang 1. Lakukan penilaian terhadap intervensi yang sesuai dan
dengan kriteria hasil : nyeri, lokasi, karakteristik keefektifan dari therapi
 Menggunakan skala dan faktor-faktor yang yang diberikan
nyeri untuk dapat menambah nyeri 2. Membantu dalam
mengidentifikasi tingkat 2. Amati isyarat non verbal mengidentifikasi derajat
nyeri tentang kegelisaan ketidaknyamnan
 Px menyatakan nyeri 3. Fasilitasi linkungan 3. Meningkatkan kenyamanan
berkurang nyaman 4. Mengurangi nyeri dan
 Px mampu 4. Berikan obat anti nyeri memungkinkan pasien
istirahan/tidur 5. Bantu pasien menemukan untuk mobilisasi tampa
 Menggunakan tekhnik posisi nyaman nyeri
non farmakologi 5. Peninggian lengan
menyebabkan px rileks

2. Diagnosa keperawatan: Kerusakan integritas kulit berhubungan


dengan adanya inflamasi
NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional
Setelah diberikan tindakan NIC: Perawatan luka
perawatan selama 3x24 jam Aktifitas:
kondisi kulit klien dapat 1. Kaji ttv klien 1. Untuk mengetahui kondisi
kembali normal dengan 2. Lakukan perawatan luka klien
kriteria hasil: pada pasien 2. Agar kondisi luka pada
 Bebas dari tanda-tanda 3. Kolaborasi dengan tim pasien tetap steril dan
infeksi medis dalam pemberian bersih
 Klien mengatakan tahu terapi obat 3. Untuk mengembalikan
tentang tanda-tanda bentuk anatomi kulit pada
infeksi NIC: Kontrol infeksi pasien
Aktifitas:
1. Batasi pengunjung 1. Mencegah infeksi sekunder
2. Cuci tangan sebelum dan 2. Mencegah infeksi
sesudah merawat ps nosocomial
3. Tingkatkan masukan gizi 3. Meningkatkan daya tahan
yang cukup tubuh
4. Anjurkan istirahat cukup 4. Membantu relaksasi dan
5. Pastikan penanganan membantu proteksi infeksi
aseptic daerah IV 5. Mencegah tjdnya infeksi
6. Berikan PEN-KES tentang 6. Meningkatkan pengetahuan
risk infeksi px
DAFTAR RUJUKAN

Doengoes E. M (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta ; EGC


Engram, B. (1995). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, ed.3. Jakarta :EGC
Price, S.A (1995). Patofisiologi, Jakarta ; EGC
Wim De Jong (1999). Buku Ajar Ilmu Bedah, Jakarta : EGC
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Soft Tissue Tremor pada Ny. M di
Ruang 21 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Telah disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Mahasiswa

Fita Purnamasari R

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

________________ _________________

Kepala Ruangan
Rung 21

_____________
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
SOFT TISSUE TUMOR
DI RUANG 21 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH:
FITA PURNAMASARI RAHMADHANI
1401470027

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN LAWANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
September 2016

Anda mungkin juga menyukai