Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS FALETEHAN

Evidance Bace Practice Nyeri

Disusun oleh

Ratu disa roznatul huda 5021031082


Rismala 5021031087
Rizki awaliyah 5021031088
Saepudin 5021031090
Siska 5021031095

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pembedahan atau oprasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara
intensiv dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan
pada umumnya dilakukan dengan membuat syatan serta diakhiri dengan penutupan
dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan merupakan suatu trauma bagi
penderita dan ini bisa menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Akibat dari prosedur
pembedahan pasien akan mengalami gangguan rasa nyaman nyeri. Nyeri sebagai satu
sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial yang dirasakan dalam kejadian
kejiadian dimana terjadi kerusakan (potter, patricia A,. & perry, Anne Griffin., 2005).
Data world health organization (WHO) diperkirakan setiap tahun ada 230 juta oprasi
utama dilakukan diseluruh dunia satu untuk setiap 25 orang hidup. Penelitain di 56
negara dari 192 negara anggota WHO tahun 2004 diperkirakan 234,2 juta prosedur
pembedahan dilakukan setiap tahun berpotensi komplikasi dan kematian.

Nyeri merupakan pengalaman sensasi dan emosi yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan yang bersifat aktual maupun potensial. Pengalaman nyeri
merupakan gabungan dari fisisologis serta psikologis dan bukan merupakan
kerusakan jaringan menetap (Fischa, 2015). Nyeri pembedahan selama 24 sampai 48
jam namun bisa juga berlangsung lebih lama, tergantung dari pemahanan nyeri yang
dimiliki pasien serta respon terhadap nyeri. Nyeri dapat menggangu proses
penyembuhan dan menghambat aktivitas (Fischa, 2015).

Manajemen nyeri pasca bedah meliputi pemberian terapi farmakologi dan terapi non
farmakologi berupa intervensi perilaku kognitif seperti teknik relaksasi, terapi musik,
imageri, dan biofeedback, intervensi perilaku kognitif dalam mengontrol nyeri
dimaksudkan untuk melengkapi atau mendukung pemberian terapi analgesic agar
pengendalian nyeri menjadi efektif (judha, muhamad.,sudarti, arroh fauziah, 2012).
Keperawatan merupakan saalh satu yang tanggung jawab sebagai tenaga prfesional
kesehatan harus dapat mempertimbangkan kenyamanan anak baik sebelum, saat, dan
sesudah melakukan prosedur medis atau keperawatan. Tindakan untuk mengurangi
nyeri dan stres yang diakibatkan oleh prosedur medis yang dijalani anak harus
menjadi perhatian utama dalam memberikan pelayanan pada anak. Tujuan utama dari
pelayana adalah tidak menimbulkan trauma (atraumatic care) pada anak. Prinsif
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mencegah dan
meminimalkan perpisahan anak dengann keluarganya, meningkatkan kontrol diri
anak, dan mencegah terjadinya nyeri serta cedera tubuh (Martajaya,M, 2018)

Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan upaya yang harus dilakukan adalah
memberikan menajemen nyeri post oprasi secara tepat untuk mengurangi nyeri yang
ditimbulkan (Kozier, 2010). Penggunaan teknik non farmakologi memberikan
dampak yang cukup berarti dalam manajemen nyeri pada anak. Agar nyeri lebih dapat
ditoleransi dsan situasi dapat terkontrol oleh anak, maka dapat digunakan metode non
farmakologi atau disertai dengan metode farmakologi (Sartika, R, Nova Y, Ruspita,
2015)
BAB II
TINJAUAN JURNAL

B. Argumen Riset
1. Argumen riset 1

Judul : Pengaruh Teknik Relaksasi Dan Teknik Distraksi Terhadap Perubahan Intensitas
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Di Ruang Irina A Atas RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado.
Tujuan :Penelitian mengetahui pengaruh teknik relaksasi dan teknik distraksi
terhadap perubahan intensitas nyeri pada pasien post operasi. Penelitian
ini dilakukan dengan metode Kuasi Eksperimen dengan “pre test-post
test design”, pemilihan sampel menggunakan accidental sampling.

Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kuasi Eksperimen dengan


menggunakan rancangan penelitian “pre test-post test design” tanpa
kelompok kontrol dimana intensitas nyeri subjek penelitian diamati
sebelum dilakukan intervensi dan diamati lagi setelah intervensi
dilakukan.Penelitian ini dilaksanakan di Irina A Atas RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado pada tanggal 30 Juni-19 Juli.Populasi merupakan
seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan
diteliti(Setiadi,2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien pasca operasi yang dirawat di ruangan Irina A Atas RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel dalam penelitian ini diambil
menggunakan teknik penggambilan sampel non probability
sampling dengan jenis accidental sampling dengan jumlah 30 sampel.
Kriteria Inklusi, Pasien yang telah memasuki 2 hari pasca operasi,
Bersedia menjadi sampel penelitian, Pasien tidak mengalami gangguan
komunikasi, Pasien tidak mengalami gangguan pendengaran, Pasien
yang tidak terpengaruh efek analgesik. Kriteria eksklusi, Pasien yang
tidak dapat mengikuti perintah, Pasien yang menunjukkan
ketidaknyamanan saat dilakukan tindakan. Data Primer, data primer
diambil langsung dari responden dengan cara pengunaan lembar
observasi yang telah disusun yang mengacu pada kriteria objektif.Data
Sekunder, data sekunder terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian
dan data pasien yang telah menjalani tindakan operasi.Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah, lembar informed consent,
lembar observasi untuk mengidentifikasi data umum pasien, skala nyeri
wajah, dan SOP teknik relaksasi dan teknik distraksi.Teknik
Pengolahan Data, Kodding, Editing Tabulasi Data,Entri Data
mengunakan analisis univariat, analisis bivariat. Data yang di peroleh
dari penelitian dianalisis dengan uji wilcoxon program komputer
SPSS.Lembar persetujuan menjadi responden (Informed consent),
tanpa nama, (Anonimity), confidentiality.

Hasil : Hasil penelitian terhadap 15 responden sebelum dilakukan teknik


relaksasi didapatkan hasil sebagian besar responden mengalami
intensitas nyeri lebih nyeri yaitu sebanyak 6 orang (40%), intensitas
nyeri sedikit lebih nyeri sebanyak 4 orang (26,7%), intensitas nyeri
sangat nyeri 3 orang (20%) dan intensitas nyeri sedikit nyeri sebanyak
2 orang (13,3%). Setelah dilakukan teknik relaksasi, sebanyak 2
responden menyatakan tidak mengalami nyeri dan tidak ada responden
yang mengalami intensitas nyeri sangat nyeri dan intensitas nyeri
lebih nyeri. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 15 responden
didapatkan hasil responden dengan intensitas nyeri sedikit lebih nyeri
dan intensitas nyeri lebih nyeri yaitu berjumlah masing-masing 5
orang atau 33,3%, reponden lain mengalami intensitas sangat nyeri
berjumlah 4 orang (26,7%) dan nyeri sangat hebat 1 orang(6,7%).
Setelah diberikan teknik distraksi terdapat 1 orang (6,7%) menyatakan
tidak nyeri. Setelah dilakukan teknik distraksi tidak terdapat pasien
yang mengalami intensitas nyeri sangat nyeri dan nyeri sangat hebat.
Dapat di simpulkan bahwa teknik relaksasi dan teknik distraksi
terbukti efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pada pasien post di
Irina A Atas RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado (nilai p=0,001< α
0,05) yang berarti hipotesis diterima.
Riset :Berdasarkan hasil penelitian di atas bahwa Intesitas Nyeri Sebelum
Dilakukan Teknik Relaksasi di Irina A Atas RSUP Prof. Dr.R. D.
Kandou Manado dengan rata-rata intensitas lebih nyeri menunjukan
nilai (40%), menjadi (13,3%). Sedangkan pada Intesitas Nyeri Sebelum
Dilakukan Teknik Distraksi di Irina A Atas RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado dengan intensitas sedikit lebih nyeri menunjukkan nilai
(33,3%) tidak ada perubahan, dan pada intensitas lebih nyeri
menunjukkan nilai (33,3%), menjadi (13,3%).

2. Argumen riset 2

Judul : Penurunan Skala Nyeri Pada Anak Post Operasi Laparatomi Menggunakan
Terapi Musik Mozart

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manifestasi klinik yang
sering muncul akibat pembedahan pada anak adalah timbulnya rasa sakit
yang menyebabkan rasa tidak nyaman. Nyeri pasca tindakan laparatomi
memunculkan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
injury pada anak. Nyeri timbul akibat diskontinutitas jaringan yang
disebabkan proses didalam Banyak terapi yang bisa dilakukan untuk
menurunkan nyeri, salahsatunya adalah dengan mendengarkan music
Mozart dengan ciri musik tempo pelan membuat relaksasi pada tubuh.
Musik dan nyeri mempunyai persamaan penting yaitu bahwa keduanya
bisa digolongkan sebagai input sensor dan output. Saat tubuh merespon
adanya suara yang masuk melalui telinga berupa suara musik dengan
resonansi tertentu menimbulkan respon pada otak adanya efek relaksasi
sehingga disaat yang bersamaan Dengan adanya rasa nyeri dapat
berkurang

Metode:Metode penelitian ini menggunakan metodedeskriptif studi kasus dengan


pendekatan proses keperawatan. Pemberian dilakukan pada anak post
operasi laparatomi dengan jumlah responden 2 anak. Pengumpulan data
menggunakan rekam medik, wawancara, observasi dan metode asuhan
keperawatan.Alat pengumpulan data meliputi handphone, airphone,
musik mozart yang berjudul Piano Concerto,A Mayor, K. 491. dan Alat
untuk skala nyeri menggunakan Visual Analogue Scale (VAS). Kriteria
inklusinya yaitu anak dengan paska operasi laparatomi, berusia 5-10
tahun, dapat membaca dan menunjukkan gambar/angka. Proses penelitian
ini dilakukan pada saat responden muncul rasa nyeri kemudian dilakukan
terapi distraksi yaitu musik mozart. Asuhan keperawatan ini dilakukan
setelah mendapatkan persetujuan dari kepala ruang, pembimbing klinik
serta responden dan keluarganya. Prosedur pengambilan data dilakukan
dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnose keperawatan dan
intervensi, melakukan implementasi (salah satu terapi yang diberikan
adalah terapi musik mozart), dan melakukan evaluasi. Terapi distraksi
musik mozart dilakukan selama 3 hari tiap anak dengan pemberian
tindakan keperawatan dengan frekuensi 1 kali/hari selama 15 menit.
Terapi ini dapat dilakukan berulang saat nyeri timbul. Evaluasi
dilakukan pada saat 1 hari paska diberikan terapi relaksasi ini, kaji ulang
skala nyeri responden setelah diberikan intervensi dan dokumentasikan

Hasil :Hasil studi menunjukkan bahwa pasien anak dengan post operasi
laparatomi di ruang anak lantai dasar RSUP dr. Kariadi Semarang
berjumlah 2 orang dan semuanya berjenis kelamin laki-laki dengan
tingkat pendidikan SD (Sekolah Dasar). Diagnosa keperawatan yang
muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan agen injury. Intervensi
yang diberikan salah satunya dengan mengukur skala nyeri, melakukan
pemeriksaan tanda vital, pemberian terapi relaksasi distraksi berupa
musik mozart, mendukung pasien dan keluarga untuk menerapkan terapi
musik mozart jika nyeri muncul dan berkolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian terapi analgetik ketorolac 30 mg/12 jm dan infus RL 15
tpm. Kriteria hasil adalah nyeri dapat berkurang/hilang, kedua responden
tampak rileks, tanda vital dalam batas normal.Pelaksanaan implementasi
dilakukan 3 hari. Kedua anak diberikan terapi distraksi musik mozart jika
rasa nyeri muncul musik mozart didengarkan dengan volume sedang 40-
50 desible menggunakan airphone selama 15 menit atau rasa nyeri mulai
berkurang. Berdasarkan hasil 3 hari hari ke 1 An. M dengan skala 7
(Berat) mengalami penurunan di hari ke 3 dengan skala nyeri 5 (sedang).
Pada An. A pada hari ke 1 didapatkan skala nyeri 6 (sedang) dan terjadi
penururnan skala nyeri 4 (sedang).

Riset : Berdasarkan penelitian diatas terdapat penurunan skala nyeri pada anak
post operasi laparotomi menggunakan terapi musik mozart mendukung
pasien dan keluarga untuk menerapkan terapi musik mozart jika nyeri
muncul dan berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi
analgetik ketorolac 30 mg/12 jm dan infus RL 15 tpm. Kriteria hasil
adalah nyeri dapat berkurang/hilang, kedua responden tampak rileks,
tanda vital dalam batas normal. Dan dilakukan nya selama 3hari. Di hari
ke 1 an. M dengan skala 7 (berat) mengalami penurunan di hari ke 3
dengan skala nyeri 5 (sedang). Pada anak. A dihari Ke 1 didapatkan skala
nyeri 6 (sedang) dan terjadi penurunan skala nyeri 4 (sedang).

3. Argumen riset 3

Judul : Pemberian teknik distraksi pemutaran video kartun untuk menurunkan


nyeri pada anak post operasi

Tujuan: Untuk mengetahui pemberian teknik distraksi pemutaran video kartun


dalam menurunkan rasa nyeri pada anak yang mengalami post operasi.

Metode: Metode yang digunakan adalah studi kasus ini dengan menggambarkan
pelaksanaan teknik distraksi pemutaran video kartun untuk menurunkan
nyeri pada anak post operasi. Pendekatan yang digunakan adalah dengan
pemberianasuhan keperawatan melalui pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Pemutaran video kartun
diberikan pada saat anak merasakan nyeri dan setelah pemberian obat
analgesik. Jenis video yang diberikan berisi film animasi tentang edukasi
sikat gigi dengan waktu 10 menit. Subjek studi kasus ini adalah terdiri
dari 2 anak yang dirawat di lantai 3 utara RSUP fatmawati.
Hasil: pada penelitian ini menunjukan bahwa pada subjek I pelaksanaan
pengukuran skala nyeri yang dilakukan selama satu kali pertemuan dan
di dapatkan hasil sebelum pemutaran video kartun skala nyeri 3 yaitu
dengan kategori nyeri ringan, lalu setelah pemutaran video pada menit ke
8 penulis melakukan pengukuran skala nyeri menjadi 2 dengan kategori
nyeri ringan, selanjutnya setelah selesai yaitu pada menit ke 10
didapatkan skala nyeri menjadi 0 atau tidak mengalami nyeri.
Sedangkan pada subjek II didapatkan sebelum dilakukan teknik distraksi
pemutaran video kartun didapatkan skala nyeri 6, selanjutnya setelah
dilakukan teknik distraksi pemutaran video kartun selama 10 menit
subjek II skala nyeri menjadi 0 atau pasien tidak mengalami nyeri.

Riset: Kedua subjek mengalami keluhan yang sama yaitu nyeri post operasi
yang menandakan adanya peningkatan skala nyeri. Dengan melakukan
pengkajian untuk mengukur skala nyeri pada studi kasus ini
menggunakan lembar observasi FLACC (Face, Leg, Activity, Cry, dan
Consolability). Didapatkan hasil dengan skala nyeri pada subjek I yaitu 3
dan subjek II yaitu 6, setelah dilakukan teknik distraksi pemutaran video
kartun skala nyeri kedua subjek sama sama menurun menjadi 0 yang
artinya tidak merasakan sakit. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pemberian teknik distraksi pemutaran video kartun cukup efektif untuk
mengurangi rasa nyeri yang dialami oleh anak post operasi.
BAB III

PENUTUP

C. Kesimpulan
Dari tiga riset argumen yang di dapat bahwa terdapat perbedaan cara atau Evidance
Bace Practice untuk menurunkan skala nyeri pada anak post oprasi diantara nya yaitu
menggunakan tehnik relaksasi dan tehnik distraksi pada anak post oprasi,
menggunakan terapi music Mozart dan Pemberian teknik distraksi pemutaran video
kartun untuk menurunkan nyeri pada anak post operasi. namun jika dibandingkan
dengan tingkat efektivitas maka dari ketiga jurnal yang didapat tehnik relaksasi dan
tehnik distraksi lebih efektiv karena rata-rata intensitas nyeri menunjukan nilai 40%
menjadi 13, 3%, sedangkan pada intensitas nyeri sebelum dilakukan tehnik distraksi
dengan intensitas sedikit lebih nyeri menunjukan nilai 33,3% tidak ada perubahan,
sedangkan sesudah dilakukan tehnik distraksi nilai menunjukan 33,3% menjadi
13,3%. Tehnik distraksi juga dapat di lakukan di Indonesia, mengingat tidak terdapat
kendala yang cukup berarti karena kesederhanaan alat dan tindakan yang perlu
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Fischa, A. (2015). pengaruh iguide imagery terhadap tingkat nyeri pada anak usia todlerpost
operasi. http://jurnal.akpermuh.ac.id/index.php/jamc/article/view/19/17
judha, muhamad.,sudarti, arroh fauziah. (2012). terapi pengukuran nyeri dan nyeri
persalinan.
Kozier, B. (2010). buku ajar fundamental konsep dasar keperawatan. salemba medika.
Martajaya,M, . (2018). analisis intervensi teknik distraksi menonton kartun edukasi terhadap
skala nyeri pada anak usia toddler saat pengambilan darah intravena diruang cempaka
anak rumahh sakit pelni jakarta. http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/view/1285/822
potter, patricia A,. & perry, Anne Griffin. (2005). konsep, proses, dan praktik (4th ed.).
penerbit buku kedokteran EGC.
Sartika, R, Nova Y, Ruspita, W. (2015). pengaruh teknik distrasi menonton kartun animasi
terhadap skala nyeri anak usia prasekolah saat pemasangan infus di instalasi rawat
inap anak RSUP DR.M DJAMIL PADANG.
http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/view/15

Anda mungkin juga menyukai