Disusun Oleh :
P1337420116062
2019
A. Konsep Dasar Sectio Caesaria
1. Pengertian Sectio Caesaria
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia
lamanya perdarahan dan mencegah terjadinya robekan serviks dan segmen bawah
rahim.
Kekurangan :
lebih kecil
Kekurangan :
yang banyak.
2. Keluhan utama pada kandung kemih post operatif tinggi.
2) Sectio caesarea ekstraperitonealis.
Merupakan sectio caesarea tanpa membuka peritoneum parietalis dan dengan
dalam masa nifas atau dapat juga bersifat berat, misalnya peritonitis, sepsis dan lain-
lain. Infeksi post operasi terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala -
gejala infeksi intrapartum atau ada faktor - faktor yang merupakan predisposisi
terhadap kelainan itu (partus lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan
tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali, terutama SC klasik dalam hal ini lebih
dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri.
Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.
6. Patofisiologi
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya plasenta previa
sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri
mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan
malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan
menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara
perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu,
dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding
darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran
histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah
proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post
op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah risiko infeksi.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan elektrolit hemoglobin dan hematokrit (Hb/Ht) untuk mengkaji
perubahan dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pembedahan.
b. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi (> 15000 / ul bila terjadi
infeksi)
c. Tes lakmus merah berubah menjadi biru bila terjadi infeksi
d. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
e. Urinalisis / kultur urine
f. Amniosentetis
g. USG ( menentukan usia kehamilan , indeks cairan amnion berkurang)
( Arief Monsjoer, dkk, 2001 : 313 )
8. Penatalaksanaan Medis Post SC
a. Pemberian cairan
Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian cairan
perintavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi
hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang
biasa diberikan biasanya DS 10%, garam fisiologi dan RL secara bergantian dan
dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 - 10 jam pasca
(semifowler)
5) Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar
duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada
biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan
keadaan penderita.
e. Pemberian obat-obatan
1) Antibiotik. Cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda-beda
setiap institusi
2) Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan
a) Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jam
b) Oral = tramadol tiap 6 jam atau paracetamol
c) Injeksi = penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu
3) Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat diberikan
nadi,dan pernafasan.
h. Perawatan payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan tidak
b. Integritas ego
Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan
3. Post operasi
pasien
D. Intervensi
1. Pre operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
Tujuan : nyeri berkurang
Kriteria hasil :
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan control nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilihan algesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesic ketika
seperti, diazepam.
2. Intra operasi
Monitor TTV
inflamasi.
Monitor tanda - tanda vital, temperatur, respirasi, nadi.
Rawat area luka dengan prinsip aseptik. Jaga balutan kering
Kolaborasi untuk pemeriksaan cultur dari sekret/drainage, kedua dari
pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan control nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilihan algesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesic ketika
pasien
Tujuan : resiko jatuh tidak terjadi dengan kriteria hasil klien terbebas dari
Daftar Pustaka
Carpenito. 2001. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa keperawatan dan
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
mocaMedia
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Saifuddin, AB. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.