Disusun Oleh:
1. Dwi Hapsari Amd, kep
2. Febrianti Adi P, Amd. Kep
3. Jamilatul Komari, Skep. Ns
4. Mariska Ayu P, AmdKep
5. Nirmawati, Amd. Kep
6. Ninik Faizah, Amd. Kep
7. Supatmi, Skep. Ns
8. Tatik Mediawati, Amd. Kep
9. Ulin Shara, Amd. Kep
HalamanJudul
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. LatarBelakang 1
1.2. Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 TinjauanPustakaPenyakit 3
2.1.1. Definisi 3
2.1.2. Epidemiologi 4
2.1.3. Etiologi 5
2.1.4. Klasifikasi 6
2.1.5. ManifestasiKlinis 7
2.1.6. Diagnosis 8
2.1.7. Komplikasi 8
2.1.8. Patofisiologi 9
2.1.9. Penatalaksanaan 11
2.1.10. Pengobatan 13
2.2 TinjauanPustakaAsuhanKeperawatan 14
2.2.1. Pengkajian 14
2.2.2. DiagnosaKeperawatan 15
2.2.3. Intervensi 15
2.2.4. Implementasi 19
2.2.5. Evaluasi 19
2.2.6. WOC 20
BAB III TINJAUAN KASUS PADA ATRESIA ESOFAGUS
3.1. Pengkajian
3.2. PemeriksaanFisik
3.3. PemeriksaanPenunjang
3.4. Program Terapi
3.5. Analisa Data
i
3.6. DiagnosaKeperawatan
3.7. Intervensi
3.8. Implementasi
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Pengkajian
4.2. DiagnosaKeperawatan
4.3. Intervensi
4.4. Implementasi
4.5. Evaluasi
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
1.2.1 TujuanUmum
Diharapkanmampumelakukan asuhan keperawatan pada bayi
dengan kelainanbawaanmeningoencefalokel.
1.2.2 TujuanKhusus
a. MengetahuipengertianMeningo encephalocele
b. Mengetahuietiologi/penyebabbayiMeningo encephalocele
c. MengetahuipatofisiologibayiMeningo encephalocele
d. Dapatmelakukanpengkajian dan pengumpulan data pada
bayiMeningo encephalocele
e. Dapatmengidentifikasi dan
merumuskandiagnosakeperawatanbayidenganMeningo
encephaloceleberdasarkanprioritasmasalah
f. Dapatmenentukanintervensi, melakukantindakan dan evaluasi pada
bayidenganMeningo encephalocele
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Herniasiataubenjolaninidapatberisimeningen dan
cairanserebrospinalsajadisebutMeningokelKranial, dapat juga
berisimeningen, cairanserebrospinal dan
jaringan/parenkhimotakdisebutMeningoensefalokel. Secaraumumherniasi
melaluidefekkraniumdisebutmeningoensefalokel,
walaupunsebenarnyaberbedapatologi, pengobatan dan
prognosisnya. Kira-kira 75% meningoensefalokeldidapatkan di
regiooksipital, dapatterlihatsebagaikantongkecilbertangkaiataustruktursep
ertikistabesar, dapatlebihbesardaripadacranium,tertutup oleh
kulitseluruhnya,kadang-kadang di tempat-tempattertentuhanyadilapisi
oleh membran tipis sepertikertasperkamen. Sebanyak 15%
dariensefalokelterletak di frontal.
3
4
2.1.2 Etiologi
Meningoensefalokeldisebabkan oleh
kegagalanpenutupantabungsarafselamaperkembanganjanin.
Kegagalanpenutupantabungsarafinidisebabkan oleh
gangguanpembentukantulangkraniumsaatdalam uterus
sepertikurangnyaasupanasamfolatselamakehamilan, adanyainfeksi pada
saatkehamilanterutamainfeksi TORCH, mutasi gen
(terpaparbahanradiologi), obat – obatan yang mengandungbahan yang
terotegenik. Meningoensefalokel juga disebabkan oleh
defektulangkepala, biasanyaterjadidibagian occipitalis, kadang-kadang
juga dibagian nasal, frontal, atau parietal.
2.1.3 Klasifikasi
BerikutadalahklasifikasimeningoensefalokelmenurutSuwanwel:
1. Ensefalomeningokeloksipital
2. Ensefalomeningokellengkungtengkorak
a. Interfrontal
b. Fontanel anterior
c. Interparietal
d. Fontanel posterior
6
e. Temporal
3. Ensefalomeningokel fronto-ethmoidal
a. Nasofrontal
b. Naso-ethmoidal
c. Naso-orbital
4. Ensefalomeningokel basal
a. Transethmoidal
b. Sfeno-ethmoidal
c. Transsfenoidal
d. Frontosfenoidalatausfeno-orbital
5. Kranioskhisis
a. Kranial, fasialatasbercelah
b. Basal, fasialbawahbercelah
c. Oksipitoservikalbercelah
d. Akrania dan anensefali.
1. meningoensefalokel frontal,
2. meningoensefalokel frontonasal,
3. meningoensefalokelfronto-ethmoid, dan
4. meningoensefalokelnasofaringeal.
1. Meningoensefalokeltransethmoidal
(intranasal) : herniasike dalamkavum nasal melalui lamina kribrosa.
2. Meningoensefalokel sfeno-ethmoid (intranasal
posterior) : herniasike bagian posterior kavum nasal
melalui tulangsfenoid.
3. Meningoensefalokeltranssfenoid
(sfenofaringeal): herniasike nasofaringmelaluitulangsfenoid.
4. Meningoensefalokel sfeno-orbital: herniasi keruang orbit
melaluifissura orbital superior.
5. Meningoensefalokelsfenomaksillari : herniasikerongga orbit
melaluifissurapterigoid, kemudiankefossapterigoidmelaluifissura
intra orbital.
Ukurandarimeningoensefalokelmempengaruhiukurandaritengkoran
dan otaktergantungdaribesarnyaprotrusi pada tengkorak.
Bilaprotrusibesar, makatengkorakakantampaksepertimikrosefali,
karenabanyakjaringanotak yang
sudahkeluar. Menigoensefalokeljarangberhubungandenganmalformasiser
ebrisaja dan
biasanyaberhubungan denganabnormalitasdarihemisperserebri, serebelli
dan otaktengah.
Hidrosefalusmungkinterjadisebelumdiperbaikinyasefalokel,
ataumungkinterbentuksetelahoperasi. Insidenshidrosefalus yang
menyertai pada meningoensefalokeloksipitaladalah 25 persen pada
meningokel dan 66 persen pada meningoensefalokel. Hidrosefalus yang
9
2.1.5 Patofisiologi
Meningoensefalokeladalahsuatukelainantabungsaraf yang
ditandaidenganadanyapenonjolanmeningens (selaputotak) dan otak yang
berbentuksepertikantungmelaluisuatulubang pada tulangtengkorak.
Meningoensefalokeldisebabkan oleh
kegagalanpenutupantabungsarafselamaperkembanganjanin.
Bayidenganmeningoensefalokelkraniumberesikountukterjadinyahir
dosefaluskarena stenosis akuaduktus, malformasi Chiari, atausindrom
Dandy-Walker.
10
Pemeriksaandapatmenunjukkankantungkecildenganbatangbertangkaiatau
struktursepertikistabesar yang dapatmelebihiukurankranium.
Lesiinidapattertutup total dengankulit, namundaerah yang tidakberkulit
(denuded skin) dapatterjadi dan memerlukanmanajemenbedahsegera.
Transiluminasikantungdapatmenampakkanadanyajaringansaraf.
2.1.6 Diagnostik
Pemeriksaanradiologisdilakukanuntukmenilaistrukturpatologissefal
okel: daerahdefektulang, ukuran sertaisisefalokel,
adaatautidaknyaanomali SSP, dan dinamika CSS.
Lubangdefektulang pada
meningoensefalokeloksipitalmudahdikenal pada foto polos tengkorak.
Sebagaitambahanterhadap daerahdefektulang, perluasandefek
dan adaatau tidaknyakraniolakuniadapatdiketahui.
Ada atautidaknyaotak yang vital
dikantungdapatditentukandenganventrikulografi dan angiografiserebral,
namun CT
scan memperlihatkantidakhanyaisikantungnamun semuakelainanintrakra
nial yang bersamaan.
Untukmemeriksalubangdaridefektulangpadameningoensefalokela
nterior, tomografi fossa anterior danCT
scandiperlukan.Meningoensefalokelanteriorharusdidiferensiasidaripolipn
asal,teratomaorbitofronal,gliomaektopik(nasal),dankeadaanserupa.Terato
11
2.1.7 Komplikasi
Meningoensefalokelseringdisertaidengankelainankraniumfasialatau
kelainanotaklainnya,
sepertihidrochephalusataukelainankongenitallainnya(Syndrome
Meckel, Syndrome Dandy-Walker). Kelainankepalalainnya yang
dapatdideteksidengan USG adalahkistaotak, miensefalus (fusitulang
occiput vertebrata sehinggajanindalamsikaphiperekstensi),
huloprokensefalus (hanyaberbentuksebuahronggaventrikel yang
berdilatasi), hindranensefalus (destruksi total
jaringanotaksehinggakepalahanyaberisicairan), kelainanbentukkepala
(dulikochephaluskh, branchichpalusk) dan sebagainya.
Berikutadalahbeberapakomplikasidarimeningoensefalokel, yaitu:
a. Kelumpuhankeempatanggotagerak (kuadriplegiaspastik)
b. Gangguanperkembangan
c. Mikrosefalus
d. Hidrosefalus
e. Gangguanpenglihatan
f. Keterbelakangan mental dan pertumbuhan
g. Ataksia
h. Kejang
12
2.1.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan meningoensefalokel tergantung dari isi dan luasd
arianomali.Pada meningokeloksipital, di mana
kantungtidakmengandungjaringansaraf,
hasildaripembedahanhampirselalubaik. Tetapi pada
meningoensefalokelyang
berisijaringanotakbiasanyadiakhiridengankematiandarianak.
Hampir semuameningoensefalokelmemerlukanintervensibedahsar
af,kecualimassanyaterlalubesar dan dijumpaimikrosefali yang
jelas.Bilamungkintindakanbedahsedinimungkinuntukmenghindariinfeksi,
apalagibiladitemuikulit yang tidakutuh dan perlukaan di kepala.
Pada neonatusapabiladijumpaiulkus pada meningo
ensefalokele/tidak terjadi kebocoran cairan serebrospinal, operasi segera
dilakukan.Padameningoensefalokelyang ditutupikulitkepala yang baik,
operasidapatditundasampaikeadaananakstabil.Tujuanoperasiadalahmenut
updefek (watertight dural closure), eksisi masa otak yang
herniasisertamemeliharafungsiotak.
Defektulang yang cukupbesardapatdiperbaikidenganwire mesh,
plastik atautulang, tetapijarangdiperlukan. Hasil
akhiroperasisukardipastikan olehkarenabervariasinyakasus. Pada
tindakanbedahterhadap 40
penderitadidapati15orang(38%)meninggaldandari25orangyanghidup14 or
ang (56%)intelegensianya normal
meskipunseringdijumpaigangguanmotorik dan pada 11orang (44%)
dijumpaigangguanintelektual dan motorik.
1. PenangananPraBedah
Segerasetelahlahirdaerah yang
terpakaiharusdikenakankasasteril yangdirendamsalin yang
ditutupiplastik, ataulesi yang terpaparharusditutupikasasteril yang
tidakmelekatuntukmencegahjaringansaraf yang
terpaparmenjadikering.
13
Perawatanprabedahneonatusrutindenganpenekanankhusus
pada saatmempertahankansuhutubuh yang
dapatmenurundengancepat. Pada
beberapapusattubuhbayiditempatkandalamkantongplastikuntukmence
gahkehilanganpanasyang dapatterjadiakibatpermukaanlesi yang
basah. Lingkaranoccipito
frontaliskepaladiukurdandibuatgrafiknya.Diperlukan pemeriksaan X-
Ray kepalaAP/LAT dan diambilphotografidarilesi.
2. Perawatanpascabedah
Pemberianmakan per oral dapatdiberikan 4 jam
setelahpembedahan.Jikaada drain
penyedotanlukamakaharusdiperiksasetiap jam
untukmenjamintidakadanyabelitanatautekukan pada saluran dan
terjaganyatekanannegatif danwadah. Lingkarkepaladiukur dan
dibuatgrafiksekaliataudua kali seminggu.Sering kali
terdapatpeningkatanawaldalampengukuransetelahpenutupancacatspin
aldanjikapeningkataniniberlanjut dan terjadi perkembanganhidrochep
halusmakaharusdiberikanterapi yang sesuai.
2.1.9 Pencegahan
1. Untukibu yang berencanauntukhamil,
adabaiknyauntukmempersiapkanjauh-jauhhari. Misalnya,
mengkonsumsimakananbergizi dan suplemen yang
mengandungasamfolatditambahkan. Hal
inidilakukanuntukmencegahterjadinyabeberapakelainan yang
dapatmenyerangbayi. Salah satunya, encephalocele atauensefalokel.
2. Selamakehamilannya, ibu juga
harusrajindiperiksakehamilannyasehinggalebihdapatmendeteksidiniji
kaadaperbedaan dan dapatmemperbaikijika Anda
dapatsegerakarenajikadeviasibarubisadiketahuisetelahusiakandunganl
ebihdariempatmingguituakanperbaikansulit.
14
2.2.1 Pengkajian
Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitaspasienberupanama, tanggallahir, jeniskelamin, alamat.
b. Identitasorangtuaberupanama, umur, alamat, pendidikan, agama,
pekerjaan, dan nomortelpon
2. RiwayatKesehatan
a. Keluhanutama
Keluhanutama yang
seringmenjadialasanklienuntukmemintapertolongankesehatanadal
ahadanyabenjolan pada oksipital.
b. Riwayat Antenatal
Saathamilibujarangatautidakmengkonsumsimakanan yang
mengandungasamfolatmisalnyasayuran, buah – buahan (jeruk,
alpukat), susu, daging dan hati. Ibumengonsumsiklomifen dan
asamvalfroat dan hipertermia, epilepsi, mengkonsumsiobat-
obattertentu.
c. Riwayat Natal
Tempatbersalin, penolong, umurkehamilan, carapersalinan,
ibumenderitademam
d. Riwayat Post Natal
15
e. Lingkarkepala, terjadipeningkatanlingkarkepala
SOB : normalnya 32 cm
FO : normalnya 34 cm
MO : normalnya 35 cm
f. Diameter kepala
Diameter biparietalis : ± 9 cm
Diameter bitemporalis : ± 8 cm
2. PemeriksaanFisik
1. Kulit
a) Warnakulit : pink/ikterus
b) Cyanosis : ada/tidakada
c) Kemerahan (RASH) : ada/tidakada
d) Tandalahir : ada/tidakada
e) Turgor kulit : elastis/tidak
f) Akral : hangat /dingin
g) Suhu : 36,5 – 37,5°C
2. Kepala/Leher
a) Frontanela anterior : datar
b) Suturasagitalis : terpisah
c) Gambaranwajah : simetris
d) Caput succedanum : tidakada
e) Cepalhematom : tidakada
f) Telinga : normal
g) Hidung : frekuensinafas40 – 60 x/menit,
reguler/ireguler.
h) Mata : ada/tidakada secret, sclera
matabersih/kotor
i) Mulut : ada/tidakkelainan
3. Dada/Paru
a) Bentuk : simetris
17
b) Suaranafas : kanankirisama,
ada/tidaksuaranafastambahan
c) Respirasi : spontandenganalat bantu O2
4. Jantung
a) CRT : < 3 detik
b) Denyutjantung : normal, kuat/lemah, teratur,
c) Suarajantung : S1/S2 tunggal, terdengar murmur/tidak
d) Nadi : normal 120 – 160 x/menit
5. Abdomen
a) Lingkar abdomen : tegang/kembung/distensi/supel
b) PeristaltikUsus : ada/tidak
c) Tali Pusat : kering/basah
6. Genetalia
Laki-laki
a) Testis sudah/belum turun, rugae jelas/tidak
b) Alatgenetaliabersih/kotor
c) Frekuensi, warna, dan produksi urine
7. Ekstremitas
a) Gerakan : Bebas/terbatas
b) Ekstremitasatas : ada/tidakadakelainan
c) Ekstremitasbawah : ada/tidakadakelainan
d) Spina/Tulangbelakang : ada/tidakadakelainan
8. Refkel
a) Rooting reflek : positif/negatif
b) Menggenggam : positif/negatif
c) Menghisap : positif/negatif
d) Babinski : positif/negatif
9. Tonus/Aktifitas
a) Aktifitas : kuat/lemah
b) Menangis : kuat/lemah/keras
18
2.2.3 Intervensi
Intervensiadalahacuantertulis yang direncanakan agar
dapatmengatasidiagnosakeperawatansehinggapasiendapatmemenuhikebu
tuhandasarnya (Doenges, 2005).
- Bayitidakmenangisberlebihan
- Orangtuadapatmelakukanstimulasiperkembanga
n yang tepatuntukbayinya
4. Risikogangguanintegritaskulitberhubungandenganimobilisasifisik
No Diagnosa Intervensi
4. Risikointegritaskulitberhubungandenganimobilisasifisik 1. Menempatkananak pada
Tujuan: permukaanpengurangtekanan
Gangguanintegritaskulittidakterjadi
Kriteria Hasil: 2. Memijatkulitdenganperlahanselam
- Kulittetapbersih dan keringtanpabukti – buktiiritasi n dan pemberian lotion
3. Memberikanterapistimulan pada
4. Mengubahposisibayi minimal set
masase pada titikpenekanan
2.2.4 Implementasi
Implementasiadalahinisiatifdarirencanatindakanuntukmencapaituju
an yang spesifik.
Tahapimplementasidimulaisetelahrencanatindakandisusun dan ditunjukan
pada nursing ordersuntukmembantuklienmencapaitujuan yang diharapkan.
Tujuandariimplementasiadalahmembantupasiendalammencapaitujuan
yang telahditetapkan, yang mencakuppeningkatankesehatan,
pencegahanpenyakit dan memfasilitasikoping (Nursalam, 2001).
22
2.2.5 Evaluasi
Evaluasimerupakanlangkahterakhirdari proses
keperawatandengancaramelakukanidentifikasisejauh mana
tujuandarirencanakeperawatantercapaiataudalammelakukanevaluasiperawa
tharusmemilikipengetahuan dan
kemampuanmenggambarkankesimpulantentangtujuan yang
dicapaisertakemampuandalammenghubungkantindakankeperawatan pada
kriteriahasil (Hidayat, A.Aziz Alimul,2011).
WOC Kurangnyaasupanasamfolat, infeksi
TORCH, mutasi gen, hepertermiselama
masa kehamilan
Defek kongenital
Meningoencefaloke
l
Pre op Post op
Tidakadabarierkulit
Reflekhisapmenelanlemah
Reaksianastesi Nyeri akut Pembedahan Resikoi
nfeksi
Resikonutrisikurangdarikebut
Pecah/tidak imobilitas ResikoGangguanpert
uhan B1 Perdarahan
ukan gas
3.1. PENGKAJIAN
Tanggal : 27Februari 2019
Pukul : 08.30 WIB
No.Register : 12.73.xx.xx
MRS : 18Februari 2019 jam :17.00 WIB
Diagnosa : NA + Meningoencephalocele post op cele ocepital pecah
1. RiwayatKesehatan
Keluhanutama / keadaansaatini :-
2. RiwayatPenyakitSekarang
Bayilahir SC pada tanggal18Februari 2019 di OK GBPT
atasindikasiBSC + janin kelainan kongenital, usiakehamilan38 –
39minggu. Bayi lahir langsung menangis, tonus otot baik, dilakukan
perawatan rutin, bayi dihangatkan, dibersihkan, isap lendir dari mulut
dan hidung, dikeringkan, diposisikan kembali,evaluasi. Bayi menangis
24
kuat, kulit kemerahan HR > 100 x/menit SPO2 : 92 %, AS : 7 – 8,
ketuban jernih, terdapat kelainan meningoencephalokel, kemudian bayi
di pindah ke NICU GBPT. BBL :3129 gram, PB : 49 cm, LK : 26 cm.
BBS : 2938 gram.
Pada tanggal 25 Februari 2019 dilakukan operasieksisicele dan
pada tanggal 26 Febuari 2019 dariNicu IGD bayi di
pindahkeRuangInfeksi (Bayi). Pada pengkajiantanggal 27 Februari 2019,
bayimendapatterapiInfusTPN354 cc/24 jam, injeksiAmikasin1 x 20 mg,
injeksiMeronem 3 x 60 mg, injeksi Metamizole 3 x 28 mg,
minumASI/sufor12 x 7 cc.
3. Riwayat Antenatal
Usiaibusaathamil25tahun.
Sebelumnyaibumemakaikontrasepsisuntik hormone setiap 3 bulansekali.
Ibuhamil G2 P1I0A0H0denganusiakehamilan38 – 39minggu.
Iburutinkontroltiapbulankebidan dan rumah sakit. Selamakehamilanibu
sering mengalami hipertermi.
4. Riwayat Natal
BayilahirSCdenganindikasi BSC + janin kelainan
kongenitaldiagnose ibu G2 P1I0A0H038-39minggu,ketubanjernih,
perdarahantidak terkaji. Bayitidakdilakukan IMD.
5. RiwayatPost natal
Bayilahirdenganapgar score 7 – 8, bayitidak
mendapatresusitasisaatlahir. Bayilahirlangsungmenangis, tonus ototbaik.
Terdapat kelainan bawaan meningoencephalokel.
6. RiwayatPenyakitkeluarga
Keluargatidakada yang menderitapenyakitmenularseperti :
hepatitis, TBC, HIV dan tidakmempunyaipenyakitketurunanseperti : DM,
Hipertensi.
7. PemenuhanKebutuhanSehari – hari
Nutrisi : Bayimendapatkanminum ASI/sufor 12
x 7 cc, Infus TPN 354 cc/jam
Istirahattidur : Bayibanyaktidur
25
Eliminasi : BAK warnakuning± 30 cc, BAB
warna kuning
Personal Hygiene : Bayidigantipopoksetiapseleseidiseka
dan basah
Aktifitas : Bayilemah
26
Dada dan Paru
a) Bentuk : Simetris
b) Suaranafas : vesikulerkanankirisama, bersih,
tidakadasuaranafastambahan
c) Respirasi : frekuensi nafas 40 x/menit
Jantung
e) CRT : <3 detik
f) Denyutjantung : 140x/mnt, kuat, teratur
g) Suarajantung : S1/S2 tunggal, tidakterdengar murmur
Abdomen
d) Lingkar abdomen : 29 cm, abdomen supel, tidak distended
e) BisingUsus : ada
f) PeristaltikUsus : 15 x/menit
g) Tali Pusat : kering
Genetalia
Laki – laki
d) Testis sudah turun
e) Skrotum rugae jelas
f) Alatgenetaliabersih
g) Produksi urine 1-2 ml/kgBB
Ekstremitas
e) Gerakan : Bebas
f) Ekstremitasatas : Normal terpasang infus .
g) Ekstremitasbawah : Normal, tidakadaodema pada ekstrimitas
h) Kelainantulang : Tidakada
i) Spina/Tulangbelakang : Normal
Reflek
e) Rooting reflek : lemah
f) Menggenggam : kuat
g) Menghisap : lemah
h) Babinski : ada
27
Tonus/Aktifitas
c) Aktifitas : aktif
d) Menangis : keras
28
3.4 PROGRAM THERAPI
1. Nutrisi : ASI / Sufor12 x 7 ml
Cairan dan nutrisi ~351 ml/kg/hr
D12,5% 340 ml Ca Gluc 10% 3 ml
Nacl 15 % 2 ml Vitalipid 8 ml
Kcl 7,4 % 1 ml
2. Injeksi : Meropenem3 x 60 mg iv
Amikasin 1 x 20 mg iv
Metamizole 3 x 28 mg iv
Gangguanperfusijaringan
29
operasi dengan panjang ± integritas kulit
10 cm
3. DS : - Meningo ensefalokele Resikoinfeksi
DO :
- Luka post op pembedahan
- RR 70 x/mnt, SpO2 98 %
perawatan luka post operasi
HR. 156 x/mnt,
Suhu37,2oC
Resiko infeksi
- Hasil lab tgl27/02/2019
Wbc13,8 CRP14,9
Hb 8,8Plt586
- Hasil kultur
swabtgl25/02/2019
Pseudomonas
Aeruginosa
30
Data DiagnosaKeperawatan Intervensi Implementasi
DS : - Gangguanperfusijaringan Tujuan: Tanggal27-02-2019
DO: Tidakterjadiperdarahandalamwaktu 3x24jam 08.00 Mengkaji vital sign. Suhu: 3
- Suhu : 36,8°C derajat C. SpO2: 94%. HR: 140 x/
Kriteriahasil: RR: 40 x/menit.
- SpO2 : 94%
- Vital sign normal 09.00Memberikanterapiantibiotika
- HR : 140 x/menit - Kemerahan injeksimeropenem 60
- Tidakadaperdarahan mgmenggunakansyringe pump
- RR : 40 x/menit
- Intake dan output balance 10.00Mengobservasitanda-
- BB : 2938 gram - Tidakmuntah tandaperdarahan
- Terdapat luka post
- HB > 12 mg/dl 11.00 Mengambil sample
- CRT < 3 dtk laboratuntukevaluasi, DL dan CRP
operasi 12.00 Memberikanminumperspeen
meningoencephalo tidakmuntah
IntervensiRasional: Tanggal28-02-2019
kel terbungkus 1. Jelaskantanda-tandaperdarahan 08.00 Mengkaji vital sign. Suhu: 37
2. Observasi vital sign SpO2: 96%, HR: 166 x/menit
kassa dengan
3. Obervasitandaperdarahan
09.00Memberikaninjeksimeropenem
panjang ± 10 cm 4. Pertahankanakses IV
mgmenggunakansyringe pump
5. Kolaborasidalampemberianterapicairan dan
- Bayitampakpucat 10.00 Mengobservasitanda-
transfusidarah
tandaperdarahan
- CRT < 3 dtk
12.00 Memberikanminumperspeen,
- Hasil lab tgl tidakmuntah
25/02/2019
HB 8,8 mg/dl
Tanggal01-03-2019
08.00 Mengkajivital sign. Suhu: 37,
31
SpO2: 95%, HR: 161 x/menit.
10.00 Mengobservasitanda-
tandaperdarahan
09.00 Memberikanterapiantibiotika,
injeksimeropenem 60 mg
menggunakansyringe pump
12.00 Memberikanminumperspeen,
tidakmuntah
32
8,8Plt586 12.00Memberikan support
orangtuauntukdapatmenetekibayinya
- Hasil kultur
swabtgl25/02/20 Tanggal01-03-2019
19 Pseudomonas 16.00Observasi vital sign dan tanda
Aeruginosa tandainfeksiSuhu: 37 C, SpO2: 95%
167 x/menit
17.00
Memberikanterapiinjeksimeropenem
mg dan amikasin20 mg
menggunakansyringe pump
20.00 Memberikanminum ASI
sesuaiadvisdokter
33
BAB IV
PEMBAHASAN
34
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Meningoensefalokel (meningoencephalocele) ataudisebut juga
ensefalokel (encephalocele) adalah kelainan kongenital akibat defek tuba
neuralis. Defek tuba neuralisini di daerahkaudalakanmenyebabkan spina
bifida di
daerahkranialakanmenyebabkandefektulangkraniumdisebutkranium bifidum.
Hal inidimulai pada masa embrio pada mingguke III
sampaidenganminggukeIV;tidakmenutupnyatubaneuralispadaujungkranial da
patmenimbulkanherniasijaringansarafpusat.
Meningoensefalokeldapatterjadidiseluruhbagiantengkorak,tetapiyangpalingse
ringterjadidi regio occipital,kecuali pada orang Asia, yang lebihseringterjadi
pada regio frontal.
Herniasiataubenjolaninidapatberisimeningen dan
cairanserebrospinalsajadisebutMeningokelKranial, dapat juga
berisimeningen,
cairanserebrospinaldanjaringan/parenkhimotakdisebutMeningoensefalokel.Se
caraumumherniasimelaluidefekkraniumdisebutmeningoensefalokel,
walaupunsebenarnyaberbedapatologi,pengobatandan prognosisnya.
Meningoensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung sar
afselamaperkembanganjanin.
Kegagalanpenutupantabungsarafinidisebabkanoleh
gangguanpembentukantulangkraniumsaatdalam uterus
sepertikurangnyaasupanasamfolatselamakehamilan, adanyainfeksi pada
saatkehamilanterutamainfeksi TORCH, mutasi gen
(terpaparbahan radiologi), obat – obatan yang
mengandungbahan yang terotegenik.
Meningoensefalokel juga disebabkanoleh defektulangkepala,
biasanyaterjadidibagian occipitalis, kadang-kadang juga dibagian nasal,
frontal, atau parietal
35
Asuhankeperawatan yang diberikan pada
bayibarulahiradalahberdasarkantahapan-tahapan pada proses keperawatan.
tahappengkajianmerupakantahapawal,
disiniperawatmengumpulkansemuainformasibaikdarikliendengancaraobserva
si dan darikeluarganya.
Lakukanpengkajianbayibarulahir.Observasimanifestasimeningoencephalokel.
5.2. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca.
Kritik dan saran sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih
baik
36