Anda di halaman 1dari 6

Askep Apendisitis Aplikasi Nanda NIC NOC

Ana Nurkhasanah Wednesday, August 17, 2016 Askep KMB

Askep Apendisitis Aplikasi Nanda NIC NOC merupakan konsep asuhan keperawatan
secara teoritis yang diberikan kepada pasien dengan masalah apendisitis atau rangang
pada usus buntu. Pada konsep askep apendisitis pada artikel ini menggunakan konsep
Nanda NIC NOC mulai dari pengkajian, diagnose keparawatan, intervensi keperawatan
menggunakan ilmu keperawatan Nanda NIC NOC.

Definisi Apendisitis Atau Usus Buntu

Apendiksitis atau sering kita sebut sehari-hari dengan usus buntu merupakan
peradangan atau inflamasi yang terjadi pada apendiks. Apendisitis merupakan
penyebab nyeri pada abdomen akut yang paling banyak ditemukan.

Penyakit usus buntu atau apendisitis ini dapat mengenai semua umur, baik laki-laki
maupun perempuan, akan tetapi penyakit ini lebih sering menyerang laki-laki berusia
antara 10 sampai 30 tahun.

Etiologi Apendisitis
Penyebab apendisitis atau usus buntu biasanya dapat disebabkan oleh beberapa hal
dibawah ini, antara lain adalah:
 Fekolit atau massa fekal padat karena konsumsi diet rendah serat
 Tumor apendiks
 Cacing ascaris di dalam saluran pencernaan
 Erosi mukosa apendiks karena parasit e. Histolytica
 Hiperplasia jaringan limfe

Anatomi dan fisiologi Apendiks

Apendiks merupakan suatu organ kecil yang letaknya berada di bagian bawah coloc
ascenden. Apendiks bentuknya menggelantung seperti daging tumbuh kecik di bagian
bawah colon ascenden atau sering disebut dengan umbai cacing.

Apendiks ini sering disebut dengan usus buntu. Apendiks sendiri sebenarnya
merupakan saluran kecil di dalam saluran pencernaan yang tidak ada sambungannya,
kakanya disebut dengan usus buntu.

Pathway
Tanda Dan Gejala Apendisitis Atau Usus Buntu

Tanda dan gejala yang umum terjadi pada pasien usus buntu atau apendisitis adalah
sebagai berikut:
 Nyeri hingga kram di daerah perut kuadran kanan bawah
 Anoreksia atau hilang nafsu makan
 Mual dan muntah
 Demam ringan pada tahap awal penyakit dan dapat naik ketika terjadi
peritonotis.
 Nyeri lepas pada pemeriksaan perut
 Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali.\
 Konstipasi atau susah buang air besar
 Diare atau mencret
 Disuria atau kencing sedikit
 Gejala berkembang dengan cepat dan kondisi dapat didiagnosis dalam 4 sampai
6 jam setelah munculnya gejala pertama.

Komplikasi Apendisitis

Komplikasi dari usus buntu atau apendisitis akut adalah keadaan yang terjadi akibat
dari perforasi atau kebocoran usus, seperti peritonitis generalisata, abses dan
pembentukan fistula, dan konsekuensi penyebaran melalui pembuluh darah,
pieloflebitis supuratif (radang dan trombosis vena porta), abses hepar dan septikemia.

Radang atau inflamasi dapat menjadi kronis dan dapat menyebabkan obstruksi pada
leher apendiks, sehingga akan menyebabkan retensi mukus dan kemudian
menimbulkan mukokel.

Iapendisitis atau usus buntu ini sering tidak menimbulkan masalah klinis, akan tetapi
walaupun jarang, dapat terjadi ruptur dari sel epitel yang mensekresi mukus dapat dan
dapat menyebar ke kavum atau rongga peritoneum.

Peemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada pasien dengan apendisitis dapat dilakukan dengan


memeriksakan laboratorium yang dapat dilihat dari kondisi leukositosis ringan, yaitu
leukosit berkisar antara 10.000-20.000/ml dengan peningkatan jumlah netrofil.

Pemeriksaan urin juga perlu dilakukan untuk membedakannya dengan kelainan pada
ginjal dan saluran kemih. Pada kasus akut tidak diperbolehkan melakukan barium
enema, sedangkan pada apendisitis kronis tindakan ini dibenarkan.

Pemeriksaan usg perlu dilakukan bila telah terjadi infiltrasi apendikularis.

Penatalaksanaan Apendisitis

Penatalaksanaan apendisitis dapat dibagi menjadi beberapa tahap, mulai dari taham
sebelum operasi hingga tahap setelah operasi.

Sebelum Operasi
 Pasang NGT harus dilakukan untuk dekompresi
 Pasang kateter urin untuk mengontrol produksi urin.
 Rehidrasi cairan perlu dilakukan
 Berikan antibiotik spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena.
 berikan obat-obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil
untuk membuka pembuluh – pembuluh darah perifer diberikan setelah rehidrasi
tercapai.
 Jika demam, demam harus diturunkan sebelum diberi anestesi.
Operasi
 Dilakukan tindakan apendiktomi dan apendiks dibuang, jika apendiks mengalami
perforasi bebas, maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika.
 Abses apendiks selanjutnya diobati dengan antibiotika secara intravena,
massanya mungkin mengecil atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka
waktu beberapa hari. Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif
sesudah 6 minggu sampai 3 bulan.
Pasca Operasi
Penatalaksanaan apendisitis setelah menjalani operasi adalah sebagai berikut:
 Observasi tanda-tanda vital
 Angkat NGT bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan lambung dapat
dicegah.
 Posisikan pasien dalam posisi semi fowler.
 Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama pasien
dipuasakan.
 Bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi, puasa dilanjutkan
sampai fungsi usus kembali normal.
 Berikan minum mulai 15ml/jam selama 4-5 jam lalu naikan menjadi 30 ml/jam.
Keesokan harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan
lunak.
 Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur
selama 2×30 menit.
 Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.
 Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.

Jika pada kondisi massa apendiks atau usus buntu dengan proses peradangan yang
masih aktif yang ditandai dengan :
Keadaan umum klien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi
Pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas terdapat tanda-
tanda peritonitis
Laboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat pergeseran ke
kiri.

Sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan segera setelah klien dipersiapkan, karena


dikuatirkan akan terjadi abses apendiks dan peritonitis umum. Persiapan dan
pembedahan harus dilakukan sebaik-baiknya mengingat penyulit infeksi luka lebih tiggi
daripada pembedahan pada apendisitis sederhana tanpa perforasi .

Kemudian jika pada kondsi masa apendiks dengan proses radang yang telah mereda
ditandai dengan :
 Keadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit, suhu tubuh tidak
tinggi lagi.
 Pemeriksaan lokal abdomen tidak terdapat tanda-tanda peritonitis dan hanya
teraba massa dengan jelas dan nyeri tekan ringan.
 Laboratorium hitung lekosit dan hitung jenis normal.

Tindakan yang dilakukan sebaiknya konservatif dengan pemberian antibiotik dan


istirahat di tempat tidur. Tindakan bedah apabila dilakukan lebih sulit dan perdarahan
lebih banyak, lebih-lebih bila massa apendiks telah terbentuk lebih dari satu minggu
sejak serangan sakit perut. pembedahan dilakukan segera bila dalam perawatan terjadi
abses dengan atau tanpa peritonitis umum.

Anda mungkin juga menyukai