Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

SOP SISTEM PERNAFASAN

DOSPEN: SRI SULAMI

Disusun oleh:
AZNAN KHAIR(201FI03050)

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG


TAHUN AJARAN 2021/2022
A. PENGERTIAN
Pemeriksaan fisik paru merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa
kedokteran dalam menyelesaikan pendidikannya, sebagaimana tercantum dalam Standar
Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012 dimana kompetensi pemeriksaan fisik paru
merupakan kompetensi 4, artinya semua mahasiswa harus mampu melakukannya secara
mandiri, seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Saluran napas bagian atas terdiri dari :
- Nasopharing
- Oropharing
- Laring
Saluran napas bagian bawah terdiri dari :
- Trakea
- Bronkus utama kiri dan kanan
- Bronkus lobus, segmen dan sub segmen
- bronkiolus
- Bronkiolus terminalis
- Bronkiolus respiratorium
- Saccus alveolaius
- Alveoli Gambar

B. SOP Pemeriksaan fisik sistem pernafasan


a. Inspeksi
1. Atur Posisi Pasien
· Pemeriksaan dimulai dengan memposisikan pasien pada posisi duduk dengan pakaian
dibuka sampai pinggang.
2. Hitung pernapasan selama satu menit penuh.
·Saat menghitung pernapasan, observasi juga laju pernapasan, ritme, dan kedalaman siklus
pernapasan
·Observasi pergerakan dada pada tiga bagian torak.
-Laporkan bahwa pernapasan tenang, simetris, dan tanpa usaha yang berlebihan.
-Sebelum dilanjutkan pada langkah berikutnya, minta klien untuk menarik napas dalam dan
observasi keterlibatan otot-otot.
3. Inspeksi warna kulit.
·Laporkan apakah warna kulit dada (anterior, posterior, dan lateral) kosnsisten dengan warna
bagian tubuh lainnya.
4. Inspeksi konfigurasi dada
·Lakukan pengukuran diameter anteroposterior dan tranversal dada. Pada orang dewasa
normal akan didapatkan hasil 1 : 2 bagian.

 
Pigeon chest

Funnel chest

Barrel chest
                       
b. Palpasi Dinding Dada
1. Lakukan palpasi untuk mengetahui ekspansi  paru – paru / dinding dada :
-Letakkan kedua telapak tangan secara datar pada dinding dada depan.
-Anjurkan pasien untuk menarik napas.
-Rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan sisi kanan dan sisi kiri.
-Berdiri dibelakang pasien, letakkan tangan anda pada sisi dada pasien,  perhatikan gerakan
ke samping sewaktu pasien bernapas.
-Letakkan kedua tangan anda di punggung pasien dan bandingkan gerakan kedua sisi dinding
dada.
2. Lakukan palpasi untuk mengkaji taktil fremitus. Minta pasien menyebut bilangan “enam-
enam” sambil anda melakukan palpasi dengan cara :
-Letakkan telapak tangan anda pada bagian belakang dinding dada dekat apeks paru – paru.
-Ulangi langkah a dengan tangan bergerak ke bagian basis paru – paru.
-Bandingkan fremitus pada kedua sisi paru – paru serta di antara apeks dan basis paru – paru.
-Lakukan palpasi taktil fremitus pada dinding dada anterior.

c. Perkusi Paru-paru
1. Lakukan perkusi paru – paru anterior dengan posisi pasien telentang.
-Perkusi mulai dari atas klavikula ke bawah pada setiap ruang interkostal
-Bandingkan sisi kiri dan kanan
2. Lakukan perkusi paru – paru posterior dengan posisi pasien sebaiknya duduk atau berdiri.
-Yakinkan dulu bahwa pasien duduk lurus.
-Mulai perkusi dari puncak paru – paru ke bawah.
-Bandingkan sisi kanan dan kiri.
-Catat hasil perkusi dengan jelas.
3. Lakukan perkusi paru – paru posterior untuk menentukan gerakan diafragma (penting pada
pasien emfisema).
-Minta pasien untuk menarik napas panjang dan menahannya.
-Mulai perkusi dari atas ke bawah (dari resonan ke redup) sampai bunyi redup didapatkan.
-Beri tanda denagn spidol pada tempat didapatkan bunyi redup (biasanya pada ruang
interkostal ke-9, sedikit lebih tinggi dari posisi hati di dada kanan).
-Minta pasien untuk menghembuskan napas secara maksimal dan menahannya.
-Lakukan perkusi dari bunyi redup (tanda I) ke atas. Biasanya bunyi redup ke-2 ditemukan di
atas tanda I. Beri tanda pada kulit yang ditemukan bunyi redup (tanda II).
-Ukur jarak antara tanda I dan tanda II.Pada wanita, jarak kedua tanda ini normalnya 3-5 cm
dan pada pria adalah 5-6 cm.

  
d. Auskultasi Paru-paru
-Duduk menghadap pasien.
-Minta pasien bernapas secara normal, mulai auskultasi dengan meletakkan stetoskop pada
trakea, dan dengarkan bunyi napas secara teliti.
-Lanjutkan auskultasi suara napas yang normal dengan arah seperti pada perkusi dan
perhatikan bila ada suara tambahan.
-Ulangi auskultasi pada dada lateral dan posterior serta bandingkan sisi kanan dan kiri

Anda mungkin juga menyukai