SAVE COMMUNITY
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Bencana
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH
Kelompok 2 :
1. Ahmad Mawahib ( SK118003 )
2. Dea Surya Kusmay Cindy ( SK118012 )
3. Erna Amelia Noviyanti ( SK118019)
4. EkaPutri M (SK118018 )
Safe Community meliputi dua aspek utama yaitu care dan cure.
Yang dimaksud dengan care adalah adanya kerjasama lintas sektoral terutama jajaran non kesehatan untuk
menata prilaku dan lingkungan di masyarakat untuk mempersiapkan, mencegah dan melakukan mitigasi dalam
menghadapi berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan, keamanan dan kesejahteraan ( community
preparedness, community prevention and mitigation ).
Sedangkan yang dimaksud dengan cure adalah peran utama dari sektor kesehatan dibantu oleh sektor terkait
lainnya dalam upaya melakukan penanganan keadaan dan kasus kasus gawat darurat.
Kemampuan masyarakat untuk melakukan pertolongan pertama yang cepat dan tepat prarumah sakit akan
merupakan awal kegiatan penanganan dari suatu tempat kejadian dan dalam perjlanan ke rumah sakit untuk
mendapatkan pelayanan yang efektif di rumah sakit
Untuk itu melalui gerakan safe community diharapkan dapat diwujudkan upaya upaya untuk merubah perilaku
mulai dari kelompok keluarga, kelompok masyarakat disuatu desa sampai kelompok yang lebih tinggi secara
berjenjang sampai masyarakat dalam suatu propinsi sehingga mencapai seluruh masyarakat di Indonesia.
Gerakan ini perlu dikembangkan secara sistematis dan berkesinambungan dengan mengikutsertakan berbagai
potensi. Gerakan ini perlu ditunjang oleh beberapa komponen dasar antara lain system komunikasi, subsistem
transportasi, subsistem pelayanan kesehatan maupun pelayanan non kesehatan termasuk hal yang berkaita
dengan pembiayaan yang saling bersinergi dalam upaya mewujudkan “safe community"
Terjadinya perubahan system ketatanegaran dari kebijakan sentralisasi menjadi desentralisasi sebagai bagian
dari reformasi kearah perbaikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk diantaranya
reformasi dalam pelayanan kesehatan. Pada penerapan system desentralisasi, setiap daerah memiliki peluang
untuk menyusun rencana pembangunan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
masyarakatnya. Sehingga system yang dikembangkan oleh pemerintah pusat adalah pengembangan model dan
pembuatan sta dar maupun pedoman yang diperlukan. Sehubungan dengan kebikjakan tersebut maka
Departemen Keehatan RI bersama berbagai unsure non kesehatan maupun organisasi profesi terkait melakukan
penyusunan standard an pedoman gerakan "safe community" yang diharapkan dapat menjadi acuan pada
pelaksanaan program "safe community" di daerah.
Gerakan safe community di Indonesia mulai dicangka;n pada tahun 2000 yang dituangkan pada Deklarasi
Makassar, yang isinya sebagai berikut :
1. Meningkatkan rasa cinta dan bemegara, demi terjalinnya kesatuan dan persatuan bangsa, dimana rasa sehat
dan aman merupakan perekat keutuhan bangsa.
2. mengusahakan peningkatan serta pendayagunaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang ada guna
menjamin rasa sehat dan aman yang merupakan hak asasi manusia.
3. memasyarakatkan Sistem Penanggulangan gawat darurat Terpadu ( SPGDT ) sehari- hari dan bencana secara
efektif dan efisien
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan SPGDT melalui pendidikan dan pelatihan
5. Membentuuk Brigade GADAR yang terdiri dari komponen lintas sector baik medik maupun non medik,
berperan dalam pelaksanaan SPGDT dengan melibatkan peran serta masyarakat.
6. Dengan terlaksananya butir – butir diatas diharapkan tercapai keterpaduan antara pemerintah dan masyarakat
dalam menciptakan keadaan sehat dan aman bagi bangsa dan Negara ( Safe community ) menghadappi GADAR
sehari – hari maupun bencana.
7. Terlaksananya SPGDT menjadi dasar menuju "Indonesia sehat 2010 dan safe community". Didalam safe
community terdapat nilai hakiki kemanusiaan yang terdiri dari : keadaan sehat, aman. Sejahtera dan keadilan.
Dasar Kebijakan
1. Undang – undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan ( Lembaran Negara tahun 1992 nomor 100,
Tambahan lembaran Negara nomor 3495 )
2. Undang – undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 nomor
60, Tambahan Lembaran Negara nomor 3839 )
3. Undang - undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
( Lembaran Negara Tahun 2004 nomor 126, Tambahan Lembaran Negara nomor 4438 ) 4. Peraturan
Pemerintah nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenagan pemerintajh Pusat dan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 426 / Menkes / SK / V/ 2002 tentang Safe Community
( masyarakat hidup sehat dan aman )
6. Deklarasi Makassar tahun 2000 tentang Masyarakat Sehat dan Aman ( Safe Community )
Visi gerakan safe community adalah menjadi gerakan di masyarakat yang mampu melindungi masyarakat
dalam keadaan kedaruratan sehari - hari dan melindungi masyarakat dalam keadaan / situasi bencana maupun
dampak akibat terjadinya bencana, sehingga tercipta perilaku masyarakat dan lingkungan di sekitarnya untuk
situasi sehat dan aman.
Nilai Dasar
Maksud Safe community adalah memberikan pedoman baku bagi daerah dalam melaksanakan gerakan Safe
Community agar terciptanya masyarakat sehat, aman dan sejahtera.
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kepedulian masyarakat dan profesi kesehatan dalam kewaspadaan
dini kegawat daruratan.
2. Terlaksananya koordinasi lintas sektor terkait dalam SPGDT, baik unsure keamanan dan ketertiban
( kepolisian ), unsure penyelamatan ( missal unsure pemadam kebakaran ) dan unsur kesehatan ( rumah sakit,
puskesmas, ambulans dll ) yang tergabung dalam satu kesatuan dengan mewujudkan adanya Public Safety
Center ( PSC ).
3. Terwujudnya subsistem komunikasi dan transportasi sebagai pendukung didalam satu system, SPGDT
( Sistem Penanggulangan gawat Darurat Terpadu ).
DAFTAR PUSTAKA :
Tanggap Darurat Bencana (Safe Community modul 4). Depkes RI, 2006.