Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

SAVE COMMUNITY

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Bencana

DOSEN PENGAMPU :

Lestari Eko Darwati ,S. Kep.,Ns.,M. kep

Setianingsih S. Kep.,Ns.,M. Kep

DISUSUN OLEH
Kelompok 2 :
1. Ahmad Mawahib ( SK118003 )
2. Dea Surya Kusmay Cindy ( SK118012 )
3. Erna Amelia Noviyanti ( SK118019)
4. EkaPutri M (SK118018 )

PROGRAM STUDY SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
2020/2021
Safe Community adalah suatu gerakan agar masyarakat merasa sehat, aman dan sejahtera dimanapun mereka
berada yang melibatkan peran aktif himpunan profesi maupun masyarakat. Gerakan ini juga terkandung dalam
knstitusi organisasi kesehatan dunia (WHO ).

Safe Community meliputi dua aspek utama yaitu care dan cure.
Yang dimaksud dengan care adalah adanya kerjasama lintas sektoral terutama jajaran non kesehatan untuk
menata prilaku dan lingkungan di masyarakat untuk mempersiapkan, mencegah dan melakukan mitigasi dalam
menghadapi berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan, keamanan dan kesejahteraan ( community
preparedness, community prevention and mitigation ).
Sedangkan yang dimaksud dengan cure adalah peran utama dari sektor kesehatan dibantu oleh sektor terkait
lainnya dalam upaya melakukan penanganan keadaan dan kasus kasus gawat darurat.

Kemampuan masyarakat untuk melakukan pertolongan pertama yang cepat dan tepat prarumah sakit akan
merupakan awal kegiatan penanganan dari suatu tempat kejadian dan dalam perjlanan ke rumah sakit untuk
mendapatkan pelayanan yang efektif di rumah sakit

Untuk itu melalui gerakan safe community diharapkan dapat diwujudkan upaya upaya untuk merubah perilaku
mulai dari kelompok keluarga, kelompok masyarakat disuatu desa sampai kelompok yang lebih tinggi secara
berjenjang sampai masyarakat dalam suatu propinsi sehingga mencapai seluruh masyarakat di Indonesia.
Gerakan ini perlu dikembangkan secara sistematis dan berkesinambungan dengan mengikutsertakan berbagai
potensi. Gerakan ini perlu ditunjang oleh beberapa komponen dasar antara lain system komunikasi, subsistem
transportasi, subsistem pelayanan kesehatan maupun pelayanan non kesehatan termasuk hal yang berkaita
dengan pembiayaan yang saling bersinergi dalam upaya mewujudkan “safe community"

Terjadinya perubahan system ketatanegaran dari kebijakan sentralisasi menjadi desentralisasi sebagai bagian
dari reformasi kearah perbaikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk diantaranya
reformasi dalam pelayanan kesehatan. Pada penerapan system desentralisasi, setiap daerah memiliki peluang
untuk menyusun rencana pembangunan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
masyarakatnya. Sehingga system yang dikembangkan oleh pemerintah pusat adalah pengembangan model dan
pembuatan sta dar maupun pedoman yang diperlukan. Sehubungan dengan kebikjakan tersebut maka
Departemen Keehatan RI bersama berbagai unsure non kesehatan maupun organisasi profesi terkait melakukan
penyusunan standard an pedoman gerakan "safe community" yang diharapkan dapat menjadi acuan pada
pelaksanaan program "safe community" di daerah.

Gerakan safe community di Indonesia mulai dicangka;n pada tahun 2000 yang dituangkan pada Deklarasi
Makassar, yang isinya sebagai berikut :
1. Meningkatkan rasa cinta dan bemegara, demi terjalinnya kesatuan dan persatuan bangsa, dimana rasa sehat
dan aman merupakan perekat keutuhan bangsa.
2. mengusahakan peningkatan serta pendayagunaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang ada guna
menjamin rasa sehat dan aman yang merupakan hak asasi manusia.
3. memasyarakatkan Sistem Penanggulangan gawat darurat Terpadu ( SPGDT ) sehari- hari dan bencana secara
efektif dan efisien
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan SPGDT melalui pendidikan dan pelatihan
5. Membentuuk Brigade GADAR yang terdiri dari komponen lintas sector baik medik maupun non medik,
berperan dalam pelaksanaan SPGDT dengan melibatkan peran serta masyarakat.
6. Dengan terlaksananya butir – butir diatas diharapkan tercapai keterpaduan antara pemerintah dan masyarakat
dalam menciptakan keadaan sehat dan aman bagi bangsa dan Negara ( Safe community ) menghadappi GADAR
sehari – hari maupun bencana.
7. Terlaksananya SPGDT menjadi dasar menuju "Indonesia sehat 2010 dan safe community". Didalam safe
community terdapat nilai hakiki kemanusiaan yang terdiri dari : keadaan sehat, aman. Sejahtera dan keadilan.

Dasar Kebijakan
1. Undang – undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan ( Lembaran Negara tahun 1992 nomor 100,
Tambahan lembaran Negara nomor 3495 )
2. Undang – undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 nomor
60, Tambahan Lembaran Negara nomor 3839 )
3. Undang - undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
( Lembaran Negara Tahun 2004 nomor 126, Tambahan Lembaran Negara nomor 4438 ) 4. Peraturan
Pemerintah nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenagan pemerintajh Pusat dan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 426 / Menkes / SK / V/ 2002 tentang Safe Community
( masyarakat hidup sehat dan aman )
6. Deklarasi Makassar tahun 2000 tentang Masyarakat Sehat dan Aman ( Safe Community )

Visi dan Misi

Visi gerakan safe community adalah menjadi gerakan di masyarakat yang mampu melindungi masyarakat
dalam keadaan kedaruratan sehari - hari dan melindungi masyarakat dalam keadaan / situasi bencana maupun
dampak akibat terjadinya bencana, sehingga tercipta perilaku masyarakat dan lingkungan di sekitarnya untuk
situasi sehat dan aman.

Misi gerakan safe community:


1. Mendorong tereiptanya gerakan masyarakat untuk menjadi sehat, aman dan sejahtera.
2. Mendorong kerjasama lintas sector dan program dalam gerakan mewujudkan masyarakat sehat dan aman
3. Mengembangkan standar nasional dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
4. Mengusahakan dukungan pendanaan bidang keschtan dari pemerintah, bantuan luar negeri dan bantuan lain
dalam rangka pemerataan dan perluasan jangkauan kesehatan terutama dalam keadaan darurat.
5. Menata system pendukung pelayanan kesehatan pra rumah sakit dan pelayanan kesehatan di rumah sakit dan
seluruh unit pelayanan kesehatan di Indonesia.

Nilai Dasar

1. Safe community meliputi aspek care ( pencegahan, penyiagaan dan mitigasi )


2. Equity, adanya kebersamaan dari institusi pemerintah, kelompok / organisasi profesi dan masyarakat dalam
gerakan safe community
3. Partnership, menggalang kerjasama lintas sector dan masyarakat untuk mencapai tujuan dalam gerakan safe
community.
4. Net working, membangun suatu jaring kerjasama dalam suatu system dengan melibatkan seluruh potensi
yang terlibat dalam gerakan safe community.
5. Sharing, memiliki rasa saling membutuhkan dan kebersamaan dalam memecahkan segala permasalahan
dalam gerakan safe community

Maksud dan tujuan

Maksud Safe community adalah memberikan pedoman baku bagi daerah dalam melaksanakan gerakan Safe
Community agar terciptanya masyarakat sehat, aman dan sejahtera.

Tujuan Safe Community :


1. Menggerakan partisipasi masyarakat dalam gerakan safe community dan menata prilaku masyarakat dan
lingkungannya menuju perilaku sehat dan aman.
2. Membangun Sistem Penanggulangan gawat Darurat Tempadu ( SPGDT ) yang dapat diterapkan pada seluruh
lapisan masyarakat.
3. Membangun respon masyarakat pada pelayanan kesehatan dalam keadaan darurat melalui pusat pelayanan
terpadu antara lain Public Safety Center ( PSC ) dan potensi penyiagaan fasilitas kesehatan serta peran serta
masyarakat dalam menghadapi bencana.
4. Mempercepat response time kegawatdaruratan untuk menghindari kematian dan kecacatan yang seharusnya
tidak perlu terjadi.

Sasaran Yang Ingin Dicapai

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kepedulian masyarakat dan profesi kesehatan dalam kewaspadaan
dini kegawat daruratan.
2. Terlaksananya koordinasi lintas sektor terkait dalam SPGDT, baik unsure keamanan dan ketertiban
( kepolisian ), unsure penyelamatan ( missal unsure pemadam kebakaran ) dan unsur kesehatan ( rumah sakit,
puskesmas, ambulans dll ) yang tergabung dalam satu kesatuan dengan mewujudkan adanya Public Safety
Center ( PSC ).
3. Terwujudnya subsistem komunikasi dan transportasi sebagai pendukung didalam satu system, SPGDT
( Sistem Penanggulangan gawat Darurat Terpadu ).

Organisasi dalam Safe Community


1. Falsafah dan Tujuan
 Gerakan Safe Community diwujudkan untuk memberikan rasa aman dan sehat dengan
melibatkan seluruh potensi masyarakat serta memanfaatkan kemampuan dan fasilitas pada
pelayanan kesehatan pra rumah sakit dan pelayanan di rumah sakit atau antar rumah sakit
secara optimal
 Merubah perilaku mulai dari anggota keluarga, kelompok masyarakat desa sampai dengan ke
tingkat yang lebih tinggi secara berjenjang agar mampu menanggulangi kegawatdaruratan
sehari hari.
 Adanya visi, misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam gerakan Safe Community
 Menggunakan motto time saving is life and limb saving dan kemampuan rehabilitasi pasca
keadaan gawat darurat sebagai bagian upaya mewujudkan rasa sehat dan aman bagi
masyarakat.
2. Ketentuan umum dalam pengorganisasian
 Organisasi gerakan Safe Community didaerah didasarkan pada organisasi yang melibatkan
multi disiplin dan multi profesi.
 Dalam pengorganisasian terdapat unsure pimpinan / wakil, sekretaris, bendahara dan anggota
 Minimal melibatkan unsure keamanan dan ketertiban ( kepolisian ), unsure penyelamatan
( pemadam kebakaran ) dan unsur kesehatan ( petugas medis ) dan kemudian diharapkan
keterlibatan unsure lain yang lebih luas, seperti unsure keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan dan unsure hubungan masyarakat ( public relation)

3. Administrasi dan pengelolaana


– Dalam gerakan safe community harus ada struktur organisasi disertai uraian tugas, pembagian
kewenangan dan mekanisme hubungan kerja dengan unit lain,
– Unit kerja terkait dalam Safe Community antara lain jajaran kesehatan, jajaraan kepolisian,
jajaran pekerjaan umum, jajaran yang berhubungan dengan keselamatan kerja dan tenaga
kerja, jajaran telekomunikasi, jajaran organisasi masyarakat ( ORARI, RAPI, PMI ) dll
– Adanya ketetapan berupa produk hokum merupakan dasar mencapai visi, misi dan tujuan
gerakan SSafe Community
– Adanya petunjuk dan infomasi yang disediakan bagi masyarakat untuk menjamin kemudahan
dan kelancaran dalam memberikan pelayanan di masyarakat.
– Adanya PSC sebagai unit pelaksana yang berfungsi untuk respon cepat kegawatdaruratan di
masyarakat.

4. Staf dan pimpinan


 Gerakan Safe Community diselenggarakan oleh selunuh komponen masyarakat dengan
Kepala daerah menetapkan keberadaan organisasi ini dengan suatu surat keputusan.
 Organisasi dimaksud adalah PSC yang dibangun di setiap daerah.
 Jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga yang ditetapkan sesuai kebutuhan.

5. Fasilitas dan peralatan


– Fasilitas yang disediakan harus dapat menjamin efektifitas bagi pelayanan kepada masyarakat
termasuk pelayanan unit gawat darurat di rumah sakit dengan waktu pelayanan 24 jam.
– Sarana dan prasarana, peralatan dan obat yang disiapkan sesuai dengan standar yang
ditetapkan Departemen Kesehatan.
– Adanya subsistem pendukung baik subsistem komunikasi, transportasi termasuk pelayanan
ambulans dan subsistem keselamatan kerja.

6. Kebijakan dan prosedur


 Kebijakan dan prosedur harus dibuat secara tertilis agar dapat dievaluasi dan disempurnakan.
 Ditetapkan kebijakan pelayanan khusus gawat darurat pra rumah sakit, di rumah sakit dan
rujukannya termasuk adanya perencanaan rumah sakit dalam penanganan bencana ( hospital
disaster plan ).
 Ditetapkan adanya PSC disetiap daerah dan memperhatikan hal – hal yang berkaitan dengan
keselamatan kerja dan kegawat daruratan sehari hari.

DAFTAR PUSTAKA :
Tanggap Darurat Bencana (Safe Community modul 4). Depkes RI, 2006.

Anda mungkin juga menyukai