Anda di halaman 1dari 30

Gambaran Prestasi Pada Remaja Korban Bullying

di Kabupaten Kenda

Proposal ini disusun untuk memenuhi

tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

Kelompok I

1. Sri Mulyani (SK117032)


2. Arista Ratna P (SK117005)
3. Dian Fazira K (SK117008)
4. Rani Wulandari (SK117035)
5. Nurul Faizah (SK118059)
6. Aryo Rahmat I (SK116009)

Program Studi Ilmu Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
2020

1
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal berjudul “Gambaran Prestasi Pada Remaja Korban
Bullying di Kabupaten Kenda” ini dengan baik. Proposal ini tidak dapat selesai
tanpa dukungan moral dan materi yang diberikan dari berbagai pihak, maka
penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT. Yang telah meridhoi pembuatan makalah dengan baik.

2. Dona Yanuar,S.Kep.,MNS dan tim selaku dosen pengampu Metodologi


Penelitian
3. Orang tua penulis yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
4. Teman- teman penulis yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
5. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari


sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari rekan- rekan
pembaca sangat dibutuhkan demi penyempurnaan makalah ini.

Kendal, 12 Maret 2020

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan

cara menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional atau psikologis oleh

seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih

lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa ada perlawanan

dengan tujuan membuat korban menderita (Wiyani, 2012). Bullying adalah

kekerasan fisik dan psikologis jangka panjang yang dilakukan seseorang atau

kelompok, terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan dirinya

dalam situasi di mana ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang itu atau

membuat dia tertekan Wicaksana (2008). Jadi, bullying adalah kekerasan fisik

dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok

terhadap seseorang yang lebih lemah fisik ataupun mental secara berulang

dan tanpa adanya perlawanan dengan tujuan membuat orang tertekan, trauma

atau depresi dan tidak berdaya.

Bullying tercatat sebagai masalah terbesar dikalangan remaja,

Prevalensi bullying diperkirakan hingga 50% di beberapa negara Asia,

Amerika, dan Eropa (Soedjatmiko dkk, 2013). Hasil survey yang dilakukan

oleh C.S mott Childrens Hospital National sepanjang tahun 2015 di Amerika

Serikat dan Afrika diketahui bahwa bullying temasuk kepada sepuluh masalah

yang mengkhawatirkan anak dengan persentase kasus sebanyak 58 % (Davis,

2015). Hasil riset yang dilakukan oleh National Association of School


Psychologist menunjukkan bahwa lebih dari 160.000 remaja di Amerika

Serikat bolos sekolah setiap hari karena takut di bullying (Sari, 2010). Sebuah

riset yang dilakukan oleh LSM Plan International dan International Center

for Research on Women (ICRW) yang di rilis awal maret 2015 ini juga

menunjukkan fakta mencengangkan terkait kekerasan anak di sekolah. Kasus

bullying di tingkat Asia yang terjadi pada siswa di sekolah mencapai angka

70% (Qodar, 2015).

Bullying tetap jadi isu penting di Indonesia. Pada tahun 2015, LSM

Plan International dan International Center for Research on Women (IRCW)

melakukan riset terkait bullying. Hasilnya, terdapat 84% anak di Indonesia

yang mengalami bullying di sekolah. Angka tersebut lebih tinggi

dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia. Riset ini dilakukan di

beberapa negara di Asia, mencakup Vietnam, Kamboja, Nepal, Pakistan, dan

Indonesia. Sembilan ribu anak-anak sekolah yang terlibat dalam riset ini

berusia 12-17 tahun, guru, orang tua, kepala sekolah, dan perwakilan LSM

(Qodar, 2015). Menurut Komisi Perlindungan Anak (KPAI), kasus bullying

di sekolah menduduki tingkat teratas pengaduan masyarakat ke komisi

perlindungan anak (KPAI) di sektor pendidikan. Dari 2011 sampai agustus

2014, KPAI mencatat 369 pengaduan terkait masalah tersebut. Jumlah

tersebut sekitar 25 % dari total pengaduan di bidang pendidikan sebanyak

1.480 kasus. Kasus yang di laporkan hanya sebagian kecil dari kasus bullying

yang terjadi, tidak sedikit tindak kekerasan terhadap anak yang tidak di

laporkan (KPAI dalam Setyawan, 2015). Kasus bullying di Jawa Tengah

menunjukkan terdapat 9 kabupaten/kota yang kasus bullying diatas 100,


diantaranya Brebes, Cilacap, Banyumas, Kebumen, Kendal, Batang dan juga

kota Semarang.Adapun di Kabupaten Kendal merupakan zona merah yang

menunjukkan banyaknya kasus bullying terhadap anak (Jatengprov, 2019).

Kasus bullying di kabupaten Kendal meningkat tahun 2017 sebanyak 82

kasus, tahun 2018 sebanyak 112 kasus dan tahun 2019 sebanyak 120 kasus.

Bullying memiliki gambaran tersebut biasanya mempunyai kesulitan

dalam membangun pertemanan yang sejati, sulit mengontrol emosi,

mempunyai problem perilaku dan prestasi akademik yang buruk.Sehubungan

dengan hal tersebut di atas, ada suatu perilaku yang sering digunakan oleh

remaja dalam hal ini adalah siswa untuk menindas temannya yang lebih

lemah. Perilaku ini dikenal dengan istilah bullying. Istilah bullying merujuk

pada perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau

sekelompok mahasiswa yang memiliki kekuasaan, terhadap mahasiswa atau

mahasiswi lain yang lebih lemah, mudah dihina dan tidak bisa membela diri

sendiri, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Bullying dapat menjadi

penghambat besar bagi seorang anak untuk mengaktualisasikan diri.Bullying

tidak memberikan rasa aman dan nyaman, dan dapat membuat para korban

bullying merasa takut terintimidasi, rendah diri serta tak berharga, sulit

berkonsentrasi dalam belajar, tidak bergerak untuk bersosialisasi dengan

lingkungannya, enggan bersekolah, pribadi yang tidak percaya diri dan sulit

berkomunikasi, sulit berpikir jernih hingga prestasi akademiknya merosot.

Bullying pada remaja menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku

terjadi pada perilaku bullying yang lebih sering berupa fisik dan verbal,

seperti memukul, mendorong saat berkelahi dan dipaksa dengan ancaman


serta diejek dengan panggilan tertentu. Perempuan perilaku bullying yang

dilakukan berupa verbal dan yang bersifat hubungan pribadi, seperti menjadi

gossip, dikucilkan, serta diejek.

Dampak bullying berkaitan dengan kesehatan mental individu,

diantaranya beberapa penelitian yang mengemukakan bahwa perilaku

bullying berhubungan dengan kesehatan mental seperti mengalami gangguan

kecemasan, merasa kesepian dan memiliki banyak permasalahan sosial,

cenderung memiliki kepribadian antisosial, Gagguan emosianal, keinginan

untuk bunun diri, dan berkaitan dengan psychological distress, Off &

Mitchell (dalam Syah & Hermawati, 2018) Nurihsan & Agustin (2013),

Riauskin & Soestio (2005) menunjukan bahwa beberapa informan memiliki

dampak-dampak psikologis yaitu dampak kognitif, afeksi, dan konatif,

Dampak kognitif yang dialami yaitu kehilangan konsentrasi belajar hingga

menurunkan indeks prestasi sekolah.

Dampak afeksi yang dialami yaitu merasa sedih, marah, malu, merasa

harga diri rendah, dendam dikarenakan mendapat komentar dan pesan dengan

kata-kata kasar melalui sosial media seperti “brengsek, bangsat, setan,

tuman”, hilangnya kepercayaan, tidak nyaman, dan takut karena menerima

pesan melalui media sosial dengan motif pelecehan seksual, Dampak konatif

yang dialami yaitu membalas dendam seperti membalas dengan memposting

foto pelaku, menegur hingga membalas dengan menggunakan kekerasan fisik

seperti memukul, melempar, dan membanting benda-benda, ada yang

memilih untuk diam dan memendamnya sendiri, menjauhi dengan

memutuskan semua akses untuk berkomunikasi seperti memblokir nomor


whatsapp dan keluar dari grup di media sosial, dan melaporkan kepada Orang

tua serta guru Bimbingan Konseling.

B. Rumusan Masalah

Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan

cara menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional atau psikologis oleh

seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih

lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa ada perlawanan

dengan tujuan membuat korban menderita dari kasus bullying.Kasus bullying

di kabupaten Kendal sendiri selalu meningkat dari tahun ketahun, tahun 2017

sebanyak 82 kasus, tahun 2018 sebanyak 112 kasus dan tahun 2019 sebanyak

120 kasus.Menurut Off & Mitchell (dalam Syah & Hermawati, 2018)

Nurihsan & Agustin (2013), Riauskin & Soestio (2005) menunjukan bahwa

beberapa dampak psikologis karena bullying yaitu dampak kognitif, afeksi,

dan konatif, Dampak kognitif yang dialami yaitu kehilangan konsentrasi

belajar hingga menurunkan indeks prestasi sekolah.Dari fenomena tersebut,

maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Bagaimana Gambaran

Prestasi Pada Remaja Korban Bullying Di Kabupaten Kendal ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana gambaran prestasi pada remaja korban

bullying Kabupaten Kendal.


2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi jenis kelamin dan

usia

b. Mengidentifikasi prestasi pada remaja korban bullying.

D. Manfaat Peneliti

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu membantu anak yang mengalami

penurunan prestasi karena bullying serta mengembangkan ilmu

keperawatan jiwa dalam komunitas

2. Manfaat praktis

a. Bagi orang tua

Diharapkan orang tua mampu mengawasi dan memperhatikan pola

asuh pada anak .

b. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, dan pengalaman

dalam malakukan penelitian, sehingga bagi peneliti dapat dijadikan

sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

c. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi, sebagai pembanding dan

sebagai dasar peneliti selanjutnya yang terkait dengan gambaran

prestasi pada remaja korban bullying.


E. Penelitian Terdahulu

Nama Judul Penelitian Tahun Metodologi Hasil Penelitian Perbedaan


Peneliti penelitian
Shavreni Gambaran 2017 Penelitian ini
Hasil penelitian a. Penelitian ini
Oktadi Putri Perilaku Bullying menguji menemukan mengananlisi
dan Beta Pada Mahasiswa reliabilitas bahwa s Gambaran
Rapita Umn Alwashliyah skala dengan (1)Tingkatperilak Perilaku
Salalahi menggunaka u bullying yang Bullying Pada
n rumus
dimiliki Mahasiswa
alpha mahasiswa berada b. Penelitian ini
cronbach dalam kategori dilakuakan
sedang dengan diUmn
persentase Alwashliyah
sebesar 74,5%.
(2) Jenis perilaku
bullying yang
lebih banyak
dilakukan oleh
mahasiswa verbal
bullying dengan
persentase
sebesar 73,5%
dan
(3) Perilaku
bullying lebih
banyak dilakukan
oleh mahasiswa
yang berada pada
semester 7
dengan persentase
sebesar 83,9%
Anis Pendekatan 2014 Penelitian ini hasil penelitian a. Penelitian ini
Widyawati restorative justice menggunakan yaitu menjelaskan
Sebagai Upaya metode Pendekatan tentang
Penyelesaian endekatan restorative Pendekatan
School Bullying yuridis justice bisa restorative
Sosiologis dijadikan solusi justice
melalui untuk Sebagai
penelaahan menyelesaikan Upaya
kaidah hukum kasus school Penyelesaian
yang berlaku bullying, sebagai School
dalam upaya agar anak Bullying
masyarakat. bertanggung b. Tahun
jawab atas 2014di
perbuatan yang SMP N 3
dilakukannya. BOJA
Nama Judul Penelitian Tahun Metodologi Hasil Penelitian Perbedaan
Peneliti penelitian
Fauziyah Penanganan 2019 Penelitian ini Hasil a. Penelitian Ini
Hidayatika Kasus Kekerasan menggunakan penelitianmemp mengidentifik
Dan Bullying metode engaruhi asi
Pada Anak penelitian keberhasilan pengalaman
Melalui Gerakan kualitatif penanganan Penanganan
Bersama Sekolah yang teknik kasus kekerasan Kasus
Semarang Peduli pengumpulan dan bullying Kekerasan
Dan Tanggap datanya meliputi Dan Bullying
Bullying dilakukan pengasuhan Pada Anak
(Gebersepti) Di dengan yang aman dari Melalui
Rumah Duta menggunakan tindak kekerasan Gerakan
Revolusi Mental metode dan bullying,Bersama
(Rdrm) Kota observasi, layanan Sekolah
Semarang. wawancara, pendukung yang Semarang
dan terjangkau dan Peduli Dan
dokumentasi berkualitas Tanggap
untuk korban, Bullying
kualitas data dan
b. Penelitian Ini
bukti pendukung dilakukan Di
tentang Rumah Duta
kekerasan Revolusi
Mental
(RDRM)
Kota
Semarang.
Tantri Hubungan 2019 Penelitian ini Hasil penelitian a. Penelitian ini
Widyarti Bullying Dengan menggunakan menunjukkan menganalisis
Utami, Alma Ketidakberdayaan desain adanya hubungan Hubungan
Fadilah dan Pada Remaja penelitian antara bullying Bullying
Livana PH cross dan Dengan
sectional ketidakberdayaan Ketidakberda
dengan pada remaja yaan Pada
metode remaja. Remaja
simple b. Penelitian ini
random dilakukan di
sampling SMA di
Bogor
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bulyying

1. Definisi bullying

Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan

dengan cara menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional atau

psikologis oleh seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada

korban yang lebih lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa

ada perlawanan dengan tujuan membuat korban menderita (Wiyani, 2012).

Bullying adalah kekerasan fisik dan psikologis jangka panjang yang

dilakukan seseorang atau kelompok, terhadap seseorang yang tidak

mampu mempertahankan dirinya dalam situasi di mana ada hasrat untuk

melukai atau menakuti orang itu atau membuat dia tertekan Wicaksana

(2008). Jadi, bullying adalah kekerasan fisik dan psikologis berjangka

panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang

lebih lemah fisik ataupun mental secara berulang dan tanpa adanya

perlawanan dengan tujuan membuat orang tertekan, trauma atau depresi

dan tidak berdaya.

Dalam bahasa Indonesia secara etimologi kata bullying yang berarti

penggertak, seseorang yang menganggap semua orang dimuka bumi ini

lemah hanya dia yang paling kuat diantara semua orang. Kemudian,

olweus juga mengatakan hal yang serupa bahwa bullying merupakan

perilaku negative yang mengakibatkan seseorang ada dalam keadaan tidak

nyaman ataupun terluka dan itu dapat terjadi secara berulamg ulang

9
(wiyani, 2012). Perilaku bullying dapat dilakukan secara berulang ulang

oleh seseorang atau sekelompok yang selalu merasa memiliki kekuasaan

terhadap apapun dengan tujuan menyakiti dengan menyiptakan suasana

yang tidak menyenagkan bagi korban, bahkan terkadang perilaku bullying

dilakukan dengan tidak berasalan dan bertujuan menyakiti orang lain dan

hal ini merupakan bentuk agresi yang paling umum disekolah sehingga

membuat korban merasa tertekan (smith, 2010).

Bullying merupakan tindakan yang bersifat negative yang

dimunculkan seseorang atau lebih, yang dilakukan berulang ulang dan

terjadi dari waktu ke waktu dengan melibtakan kekuatan dan kekuasaan

yang tidak seimbang sehingga membuat korban tidak mampu

mempertahankan diri secara efektif untuk melawan perilaku negative

tersebut (Mawardah, 2009). Dari definisi tersebut dapat kita simpulkan

bahwa perilaku bullying merupakan suatu tindakan yang negative atau

perilaku agresi yang dilakukan sekelompok orang yang bertujuan untuk

menyakiti orang lain secara berulang ulang. Dan bullying ini sifatnya

menganggu orang lain karena dampak dari perilaku negative yang kini

banyak dialami anak disekolah yang menyebabkan ketidaknyaaman dari

korban bullying tersebut.

2. Dampak bullying

Dampak dari bullying tersebut dapat membuat remaja merasa

cemas dan ketakuatan, mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan

isolasi sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja

rentan terhadap stress dan depresi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus
yang lebih ekstrim, bullying dapat mengakibatkan remaja berbuat nekat,

bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri (Coloroso 2009).

Bullying dapat menyebabkan korban akan merasa depresi dan

marah, jika mendapatkan perilaku secara berulang-ulang. Konsekuensi

bullying bagi korban, yaitu korban ia marah terhadap dirinya sendiri,

terhadap pelaku bullying, terhadap orang-orang di sekitarnya dan terhadap

orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau menolongnya. Hal ini

kemudian mulai mempengaruhi prestasi akademiknya. Karena korba

bullying tidak mampu mengontrol hidupnya, ia mungkin akan mundur

lebih jauh lagi ke dalam Pengasingan (Anesty, 2009) menunjukkan bahwa

perilaku bullying dapat berdampak terhadap rendahnya tingkat kehadiran,

rendahnya prestasi akademik siswa, rendahnya self-esteem, tingginya

depresi, tingginya kenakalan remaja dan kejahatan orang dewasa. Dampak

negatif bullying juga tampak pada penurunan skor tes kecerdasan (IQ) dan

kemampuan analisis siswa. Berbagai penelitian juga menunjukkan

hubungan antara bullying dengan meningkatnya depresi dan agresif.

B. Remaja

1. Definisi Remaja

Remaja merupakan seseorang yang berumur 10-18 tahun, remaja

merupakan fase seseorang mengalami perkembangan dari perkembangan

tanda tanda seksual sekunder hingga kematangan seksualnya ( World

Health Organizion, WHO 2014). Remaja juga dapat didefinisikan sebagai

masa transisi dari ketergantungan sosial ekonomi yang secara penuh dapat
mereka dapatkan dari orang tuannya kemasa yang lebih mandiri (Sarwono,

2012).

Remaja merupakan masa dimana seseorang mulai berintegrasi

dengan dewasa lainnya, merasa tidak dibawah tingkat dari orang-orang

yang lebih tua darinya melainkan merasa sama tingkatannya, dan masa

remaja ini merupakan masa transisi dari fase anak-anak beralih ke fase

dewasa ditandai dari perubahan fisik, psikologis, dan psikososialnya

(Hanifah, 2013).

Remaja sangat rentang sekali dengan perilaku bullying karena pada

usia remaja mereka merasa sangat kuat. Menurut Hurlock, pendidikan

merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian pada remaja,

baik dalam cara berpikir, bersikap maupun cara berperilaku. Dengan

demikian diharapkan remaja tidak melakukan hal yang tidak sesuai atau

bahkan memperlihatkan perilaku yang dapat merugikan orang lain seperti

melakukan bullying terhadap temanya sndiri karena pada usia remaja usia

yang sangat rentang melakukan bullying karena mereka merasa paling kuat

dari siapapun.

2. Ciri-Ciri Remaja

Remaja memiliki beberapa ciri-ciri (Hurlock, 2010) , yaitu :

a. Masa remaja sebagai fase yang penting

Pada fase remaja fisik dan mentalnya akan mengalami perkembangan

yang sangat pesat, oleh dari itu perlu dilakukannya penyesuaian

terhadap pembentukan sikap, mental, dan minat baru pada remaja agar

tindakan bullying tidak terjadi ataupun dilakukan.


b. Masa remaja sebagai fase transisi

Pada masa remaja selal mengalami fase transisi yang dimana remaja

mengalami perkembangan satu tahap kedepan yang secara tidak

langsung akan bisa mempengaruhi pola sikap, perilaku dan pemikiran

seseorang ditahap berikutnya.

c. Masa remaja sebagai fase yang masih labil

Pada masa remaja sering sekali mendapat masalah atau pilihan yang

sulit untuk diatasi baik remaja laki-laki maupun perempuan.Contoh

dari permasalahan dan pilihan tersebut seperti merasa gelisah,

penentangan sosial dan kekuasaan, ingin menyendiri, kurang percaya

diri, kurang bijak dalam mengambil keputusan, rasa ingin tahu yang

tinggi, dan kepekaan terhadap susila.

d. Masa remaja sebagai fase mencari jati diri

Pencarian identitas seseorang dimulai dari masa akhir anak-anak,

seperti halnya lebih mementingkan sikap kelompok (solidaritas)

daripada sikap individualitas bullying dapat terjadi karena pada usia

remaja mereka sedang mencari jati diri dan memiliki kekuasaan,

e. Masa remaja merupakan fase yang dapat menimbulkan ketakutan

Anggapan stereotype budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang

tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak yang

menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi

kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan bersikap tidak

simpatik terhadap perilaku remaja yang bersikap normal.


f. Masa remaja merupakan fase non realistik

Remaja pada masa ini melihat dirinya sendiri dan orang lain

sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagai apa adanya, terlebih

dalam hal cita-cita. Semakin tidak realistik cita-citanya maka ia akan

semakin menjadi marah. Remaja akan sakit hati hati dan kecewa

apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil

mencapai tujuan yang ditetapkan sendiri.

g. Masa remaja merupakan fase ambang dewasa

Semakin mendekatnya usia kematangan, para remaja menjadi gelisah

untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan memberikan kesan

bahwa mereka sudah hampir dewasa, remaja mulai memusatkan diri

pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa yaitu merokok,

minum-minuman keras, menggunakan obatobatan dan terlibat dalam

perbuatan seks, mereka menganggap bahwa perilaku ini akan

memberikan citra yang mereka inginkan.


C. Kerangkai Teori

Jenis Perilaku Bullying :


1. Bullying Fisik
Proses Adopsi Perilaku 2. Bullying Verbal
(Notoadmodjo, 2007) : 3. Bullying Mental atau
1. Awareness (Kesadaran) psikologis
2. Interest (Merasa tertarik)
3. Evaluation (Menimbang-nimbang)
4. Trial (Percobaan)
5. Adaption (Adaptasi)
Perilaku Bullying

Faktor yang mendukung terjadinya


bullying Ariesto(2009, dalam
Mudjijanti,2011) :
1. Faktor Keluarga Dampak bullying :
2. Faktor Sekolah 1. cemas dan ketakuatan,
3. Faktor Kelompok Teman Sebaya 2. mempengaruhi self-esteem
remaja,
3. meningkatkan isolasi
sosial
4. memunculkan perilaku
menarik diri,
5. menjadikan remaja rentan
terhadap stress dan depresi
serta rasa tidak aman
6. Prestasi remaja menurun

Gambar 2.1 Kerangka Teori


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan suatu uraian dan visualisasi dari

hubungan antara beberapa konsep atau beberapa variabel yang akan diukur

melalui penelitian yang ingin dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Variabel

dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka konsep berikut ini

untuk menggambarkan bagaimana gambaran prestasi pada remaja korban

bullying.

B. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti ingin menggambarkan tentang Bagaimana

Gambaran Prestasi Pada Remaja Korban Bullying, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah korban bullying memiliki prestasi yang rendah.

C. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan penelitian

kuantitatif dengan metode penelitian survei deskriptif. Penelitian survei

deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan

Bagaimana Gambaran Prestasi Pada Remaja Korban Bullying suatu

fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Survei deskriptif dilakukan

terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat gambaran

fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo,2012).

Penelitian deskriptif merupakan metode yang menggambarkan tentang

fenomena secara detail dan objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan

16
untuk memecahkan masalah ataupun menjawab permasalahan yang terjadi.

Penelitian deskriptif yang akan dilakukan oleh peneliti ini bertujuan untuk

mengetahui Bagaimana Gambaran Prestasi Pada Remaja Korban Bullying

SMP N 1 Kendal. Sedangkan sampel yang diambil dari penelitian ini adalah

32 orang dengan teknik total sampling.

D. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari subjek ataupun objek

yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan (Sugiyono, 2015).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa siswi korban bullying

di SMP N 1 Kendal. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah seluruh

siswa siswi SMP N 1 Kendal sebanyak 32 orang pada bulan Juli -

September 2019. Peneliti mengambil sampel dengan menggunakan

teknik total sampling dimana jumlah sampel sama dengan populasi

(Sugiyono, 2013).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh

populasi.Kriteria sampel yaitu kriteria inklusi, dimana kriteria tersebut

menentukan apakah dapat atau tidaknya sampel yang digunakan

(Hidayat, 2012).

Sampel yang akan peneliti ambil dalam penelitian ini adalah semua

jumlah dan karakteristik populasi pada siswa siswi remaja yang

mengalami bullying verbal maupun non verbal. Sampel yang akan


peneliti ambil dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa siswi di SMP N

1 Kendal yaitu sebanyak 32 orang.

3. Teknik Sampling

Sampling merupakan suatu carayang dilakukan dengan mengambil

sampel yang sesuai dengan keseluruhan objek penelitian (Nursalam,

2012). Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan

menggunakan total sampling. Total sampling adalah teknik

pengambilan sampel dimana jumlah sampel dan populasi sama

(Sugiyono, 2013).

4. Kriteria Sampel

Kriteria sampel digunakan untuk membantu peneliti mengurangi

kesalahan dari hasil penelitian. Kriteria tersebut menentukan dapat atau

tidaknya sampel tersebut untuk digunakan (Sugiyono, 2009).Kriteria

sampel dapat dibedakan menjadi dua yaitu kriteria inklusi dan eksklusi

(Nursalam, 2012).

a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) siswa siswi SMP N 1 Kendal yang pernah mengalami bullying

baik verbal maupun non verbal. .

b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Siswa siswi yang sedang mengalami sakit.


D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Kendal.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - April 2020. Penelitian

ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu : studi kepustakaan,

pengajuan judul, studi pendahuluan, mempersiapkan proposal

penelitian, seminar proposal penelitian, pengumpulan data, pengolahan

dan analisa data, penyusunan laporan penelitian dan yang terakhir

seminar hasil penelitian.

E. Definisi Operasional, Variabel Penelitian, dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1 Definisi Operasional & Variabel Penelitian

Variabelriabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
Usia Umur yang Kuesioner Satuan tahun Rasio
siswa sisiwi karakteristik
miliki sejak responden
lahir sampai berdasarkan
waktu penelitian usia
dengan melihat
tahun lahir pada
KTP

Jenis kelamin Fase seseorang Kuesioner 1= laki-laki Nominal


mengalami karakteristik 2= perempuan
perkembangan responden
dari yang berisi
perkembangan, pertanyaan
fisik, psikis, mengenai jenis
tanda-tanda kelamin siswa
seksual
sekunder hingga
kematangan
seksualnya
Prestasi akademik Pencapaian Kuesioner 1. meningkat Ordinal
Variabelriabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
remaja korban tingkat tentang 2. tidak meningkat
bullying keberhasilan Prestasi dan tidak
pada remaja akademik menurun
korban remaja korban 3. menurun
perundungan bullying dilihat
dalam bentuk dari nilai rata-
fisik, verbal atau rata raport
emosional atau apakah
psikologis oleh terdapat
seseorang atau penurunan
kelompok yang atau tidak
merasa lebih selama
kuat kepada bersekolah
korban yang
lebih lemah fisik
ataupun mental
secara berulang-
ulang tanpa ada
perlawanan

F. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Alat penelitian

Alat penelitian adalah fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar bekerja lebih mudah dan mendapatkan

hasil yang terbaik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga

pengolahannya lebih mudah (Saryono, 2010). Alat penelitian dalam

penelitian ini adalah dengan kuesioner dan daftar nilai raport

a. Kuesioner Demografi Responden

Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan

beberapa pernyataan. Pernyataan yang dianjurkan dalam kuesioner

mampu mengenali hal-hal yang bersifat rahasia (Hidayat, 2009).

Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang dibuat sendiri

oleh peneliti berupa karakteristik responden. Kuesioner demografi


digunakan untuk mengetahui karakteristik responden meliputi usia

dan jenis kelamin remaja sesuai dengan kriteria responden.

b. Daftar Nilai Raport

Daftar nilai raport siswa dari semester awal sampai saat penelitian

kemudian dibuat rata-rata dengan skala 1-10.

2. Uji Instrumen Penelitian

Penelitian ini tidak dilakukan uji instrumen

3. Jenis data

a. Data primer

Data primer adalah suatu data yang dikumpulkan langsung oleh

peneliti dari responden (Sugiyono, 2012). Data primer diperoleh dari

hasil jawaban pada kuesioner penelitian.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari berbagai

catatan atau informasi yang telah ada (Sugiyono, 2012). Data

sekunder dalam penelitian ini diperoleh atau diambil peneliti dari

data jumlah siswa dan daftar nilai rapor siswa.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Peneliti menerangkan kepada reponden bahwa akan diadakanya

penelitian yang bersifat sukarela, dan akan dijaga kerahasiaanya.

Selanjutnya kuesioner akan dibagikan peneliti kepada responden dan


diisi oleh responden tanpa mencantumkan identitas dari responden,

kemudian cara pengumpulan data untuk menelitian ini melalui beberapa

tahap antara lain :

a. Peneliti mengajukan fenomena kepada pembimbing satu dan

pembimbing dua.

b. Peneliti mendapat persetujuan fenomena dan judul dari masing

pembimbing.

c. Peneliti menyusun proposal penelitian.

d. Peneliti melakukan sidang proposal

2. Peneliti mengajukan surat ijin kepada institusi STIKES Kendal untuk

melakukan penelitian.

3. Peneliti mendapat ijin dari institusi, peneliti mengajukan ijin penelitian

kepada Badan Kesatuan, Bangsa, dan Politik (KESBANGPOL).

4. Peneliti mendapatkan ijin dari KESBANGPOL, peneliti memberikan

surat rekomendasi dari KESBANGPOL tersebut ke Badan Perencanaan,

Penelitian dan Pengembangan (BAPERLITBANG) Kabupaten Kendal.

5. Peneliti mendapat ijin dari BAPERLITBANG, peneliti memberikan

rekomendasi dari BAPERLITBANG, peneliti memberikan surat kepada

kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal. Peneliti

memberikan surat rekomendasi penelitian dari Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Kendal kepada SMP N 1 Kendal.

6. Peneliti melakukan persamaan persepsi dengan enumerator/orang yang

membantu mengumpulkan data


7. Peneliti mendapatkan persetujuan dari Kepala Sekolah SMP N 1 Kendal

kemudian peneliti mendatangi responden.

8. Peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan manfaat penelitian sebelum

memberikan kuesioner kepada responden.

9. Peneliti memberikan surat persetujuan menjadi responden, bila

responden menyetujui, maka responden menandatangani lembar

persetujuan sebagai responden.

10. Peneliti melakukan penelitian di SMP N 1 Kendal.

11. Peneliti atau enumerator mendampingi responden saat mengisi kuesoner

dan memerikasa kelengkapan jawaban responden pada kuisoner, jika

masih ada yang belum diisi maka peneliti atau enumerator akan meminta

responden untuk melengkapi jawaban yang belum di isi.

12. Peneliti menyalin daftar nilai siswa berdasarkan nilai rapor siswa

semester awal sampai saat dilakukan penelitian.

13. Data kuesoner yang sudah diisi lengkap beserta nilai rapor kemudian

akan di lakukan analisis data menggunakan aplikasi pengelola data.

H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan data

Penelitian ini menggunakan media elektronik komputer dalam proses

pengolahan datanya. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data

dengan komputer dalam Notoatmodjo (2010) adalah sebagai berikut:

a. Editing (menyunting data)


Peneliti melakukan editing dengan cara memeriksa kembali hasil

kuesioner yang sudah diisi oleh responden, jika ada yang belum

diisi maka peneliti meminta lagi jawaban kepada responden.

b. Coding (memberi kode)

Setelah semua kuesioner di edit atau disunting, selanjutnya

dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan dari

hasil perolehan data melalui jawaban kuesioner yang diisi Kode

dalam penelitian yaitu karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin, kode 1 untuk jenis kelamin laki-laki dan kode 2 untuk

jenis kelamin perempuan. Untuk variabel prestasi akademik

resmaja korban bullying kode 1 untuk prestasi rendah, kode 2 untuk

prestasi sedang dan kode 3 untuk prestasi tinggi.

c. Scoring

Menghitung skor rata-rata nilai rapor siswa dari semester awal

sampai saat dilakukan penelitian kemudian memasukan data ke

dalam tabel.

d. Tabulating

Peneliti membuat tabel untuk memudahkan peneliti dalam

pengelompokan data.

e. Data entry
Pemprosesan data yang dilakukan dengan cara memasukan data

dari kuesioner ke dalam paket program komputer. Peneliti

mengolah data menggunakan komputer.

2. Analisa data

Analisa data adalah kegiatan untuk menganalisa data yang telah dioleh

baik secara manual maupun menggunakan bantuan komputer.

Menganalisa data tidak harus dengan mendeskripsikan dan

menginterprestasikan data yang telah diolah. Hasil akhir dari analisa

data harus memperoleh makna atau arti dari hasil penelitian

(Notoatmojo, 2012). Adapun analisa data mengunakan analisa

univariat. Analisa univariat digunakan untuk mendiskripsikan masing-

masing variabel, analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan

persentase dari tiap variabel.

Tabel 3.3 Analisa Univariat


No Variabel Skala Variabel Analisa Univariat
1 Usia Rasio Tendensi sentral

2 Jenis kelamin Nominal Distribusi frekuensi


Prestasi akademik Ordinal Distribusi Frekuensi
3 remaja korban
bullying

I. Etika Penelitian

Etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian mengingat penelitian keperawatan akan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan

karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian (Hidayat,

2009). Peneliti harus memperhatikan beberapa etika penelitian, antara lain:


1. Persetujuan menjadi responden (Informed Consent)

Persetujuan menjadi responden dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan. Jika calon responden bersedia maka responden harus

menandatangani lembar persetujuan. Sehingga peneliti tidak menemui

calon responden yang menolak.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden untuk menjaga

kerahasiaan pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data. Penelitian memberikan kode nomor urut dari

1 sampai sebanyak jumlah sampel penelitian yaitu 32.

3. Confidentiality

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil

penelitian. Semua informasi yang diberikan oleh responden dijaga dan

hanya digunakan untuk kepentingan peneliti. Setelah data dianalisis, data

disimpan dalam bentuk file dengan diberi password, kemudian dokumen

hasil penelitian disimpan selama 5 tahun, dan dimusnahkan dengan cara

dibakar.

4. Beneficience (kemanfaatan)

Peneliti mempunyai kewajiban untuk melakukan hal yang tidak

membahayakan responden. Penelitian ini dapat memberikan informasi

kepada orang tua bahwa kekerasan verbal dan nonverbal yang dilakukan

kepada remaja dapat menimbulkan dampak psikologis pada remaja.

5. Justice (keadilan)
Peneliti wajib untuk berlaku adil kepada responden dan tidak memihak

atau berat sebelah. Peneliti memberikan perlakuan seadil-adilnya kepada

responden..

J. Jadwal Penelitian

(Terlampir)

Anda mungkin juga menyukai