Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sesuai dengan amanat pada pasal 13 UU No. 44 tahun 2009 tentang RS, bahwa
setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan
pasien. Maka komite keperawatan perlu membuat standar asuhan keperawatan guna
mendukung kinerja keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Standar asuhan keperawatan memiliki tiga komponen utama, yakni diagnosa
keperawtan, intervensi keperawatan dan luaran keperawatan (outcome). Guna
mendukung kinerja keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan perlu
dikeluarkannya panduan dalam penggunaan tiga komponen tersebut.
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau
respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada risiko
maslah kesehatan atau pada proses kehidupan. Mengingat pentinganya diagnosis
keperawatan dalam pemberian asuhan keperatan, maka dibutuhkan standar
diagnosis keperawatan yang dapat diterapkan secara seragam di Rumah Sakit
Dustira cimahi.
Standar luaran keperawatan merupakan acuan bagi perawat dalam menetapkan
kondisi atau status kesehatan yang diharapkan dapat dicapai oleh klien. Dengan
adanya luaran keperawatan, maka tingkat keberhasialn intervensi keperawatan dapat
diukur secara spesifik.
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan idividu, keluarga, dan komunitas.
B. Tujuan
1. Menjadi panduan atau acuan bagi perawat Rumah Sakit Dustira dalam
menegakkan diagnosis keperawatan, luaran keperawatan dan intervensi
keperawatan.
2. Meningkatkan otonom perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan.
3. Memudahkan komunikasi intrapersonal dan interpersonal dengan penggunaan
istilah yang seragam dan terstandar.
4. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
C. Landasan Hukum
1. Undang-undang No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
2. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
5. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
Bab II
Ketentuan-kententuan
A. Ketentuan Umum
1. Diagnosa keperawatan
a. Standar
Perawat menganalis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis
keperawatan.
b. Rasional
Diagnosis keperawatan sebagai dasar pengembangan rencana intervensi
keperawatan lama rangka mencapai peningkatan dan penyembuhan penyakit
serta pemulihan kesehatan klien.
c. Kriteria struktur
1) Kepada teman sejawat dan klien untuk melakukan validasi diagnosis
keperawatan.
2) Adanya mekanisme pertukaran informasi tentang hasil penelitian dalam
menetapkan diagnosis keperawatan yang tepat.
3) Untuk akses sumber-sumber dan program pengembangan profesional
yang terkait.
4) Adanya pencatatan yang sistematis tentang diagnosis klien.
d. Kriteria proses
1) Proses diagnosis terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi masalah
klien dan perumusan diagnosa keperawatan.
2) Komponen terdiri dari masalah (P), penyebab (E), tanda/gejala (S), atau
perdiri dari masalah (P) dan penyebab (E).
3) Bekerja sama dengan klien dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi
diagnosa keperawatan.
4) Mengkaji ulang dan revisi diagnosisi keperawatan berdasarkan data
terbaru.
e. Kriteria hasil
1) Diagnosa divalidasi oleh klien bila memungkinkan.
2) Diagnosa yang dibuat diterima oleh sejawat sebagai diagnosa yang
relevan dan signifikan
3) Didokumentasikan untuk memudahkan perencanaan, implementasi,
evaluasi dan penelitian.
2. Perencanaan
a. Standar
Perawat membuat rencana tindakan untuk mengatasi masalah keperwatan
dan meningkatakan kesehatan klien
b. Rasional
Perencanaan dikembangkan berdasarkan diagnosis keperawatan
c. Kriteria struktur
1) Sarana yang dibutuhkan untuk mengembangkan perencanaan.
2) Adanya mekanisme pencatatan sehingga dapat dikomunikasikan.
d. Kriteria proses
1) Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan keperawatan.
2) Bekerja sama dengan klien dalam menyusun rencana keperawatan.
3) Perencanaan bersifat individual (sebagai individu, kelompok, dan
masyarakat) sesuai dengan kondisi dan tindakan.
4) Mendokumentasian rencana tindakan.
e. Kriteria hasil
1) Tersusunnya suatu rencana asuhan keperawatan klien.
2) Perencanaan mencerminkan penyelesaian terhadap diagnosis
keperawatan.
3) Perencanaan tertulis dalam format yang singkat dan mudah didapatkan.
4) Perencaan menunjukan bukti adanya revisi pencapaian tujuan
3. Implementasi
a. Standar
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam
renaca asuhan keperawatan.
b. Rasional
Perawat mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dan partisipasi klien dalam tindakan keperawatan
berpengaruh pada hasil yang diharapkan.
c. Kriteria struktur
1) Sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan.
2) Pola ketenagaan yang sesuai kebutuhan.
3) Adaya mekanisme untuk mengkaji dan merevisi pola ketenagaan secara
periodik.
4) Pembinaan dan peningkatan keterampilan klinis keperawatan.
5) Sistem konsultasi keperawatan.
d. Kriteria proses
1) Bekerjasama dengan klien dalam pelaksaan tindakan keperawatan.
2) Kolaborasi dengan profesi lain.
3) Melakukan tindakan kepereawatan dalam megatasi masalah klien.
4) Melakukan supervisi terhadap tenaga keperawatan.
5) Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitas-
fasilitas pelatyanan kesehatan yang ada.
6) Menjadi koordinator dan advokasi terhadap pelayanan kesehatan.
7) Memberikan pendidikan kepada klien.
8) Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasakan respon klien.
e. Kriteria hasil
1) Terdokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien secara sistematik.
2) Tindakan keperawatan dapat diterima klien
3) Ada bukti-bukti terukur tentang pencapaian tujuan
4. Evaluasi
a. Standar
Perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan
dalam pencapaian tujuan sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi
data dasar dan perencanaan.
b. Rasional
Praktik perawat merupakan suatu proses dinamis yang mencakup berbagai
perubahan data, diagnosa atau perencanaan yang telah dibuat sebelumnya..
c. Kriteria struktur
1) Tatanan praktik menyedianan sarana dan lingkungan yang mendukung
terlaksanya proses evaluasi
2) Adanya akses informasi yang dapat digunakan perawat dalam
penyempurnaan perencanaan.
3) Adanya supervisi dan konsultasi untuk membantu perawat melakukan
evaluasi secara efektif dan mengembangkan alternatif perencanaan yang
tepat.
d. Kriteria proses
1) Menyusun rencana evaluasi hasil tindakan secara konprehensif, tepat
waktu dan terus-menerus.
2) Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur
perkembangan ke arah pencapaian tujuan.
3) Memvalidasi dan merevisi data baru.
4) Bekerjasama dengan klien.
5) Mendokumntasikan hasil evaluasi.
6) Melakukan supervisi dan konsultasi klinik.
e. Kriteria hasil
1) Diperoleh hasil revisi data, diagnosa, rencana tindakan berdasarkan
evaluasi.
2) Klien Berpartisipasi dalam proses evaluasi dan revisi rencana tindakan.
3) Hasil evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan.
4) Terdokumentasi.
B. Ketentuan khusus
1. Diagnosa keperawatan
a. Definisi
Merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap masalah
kesehatan atau porses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung
aktual maupun potensial.
b. Klasifikasi
International Council of Nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah mengembangkan
suatu sistem klasifikasi yang disebut International Nurses Council International
Classifivation For Nurseing Practice (ICNP). Sistem klasifikasi ini tidak hanya
mencakup klasifikasi diagnosis keperawatan, tetapi juga mencakup klasifikasi
intervensi dan luaran keperawatan.
ICNP membagi diagnosis keperawatan menjadi 5 kategori yaitu Fisiologis,
Psikologis, Perilaku, Relasional, dan Lingkungan (Wake & Coenen, 1998).
2) Indikator diagnostik
a) Penyebab (etiologi) merupakan faktor-faktor yeng memperngaruhi
perubahan status kesehatan.
b) Tanda (sign) dan gejala (symptom). Tanda merupakan data objektif
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, lab, dan prosedur
diagnostik, sedangkan gejala merupakan data subjektif.
c) Faktor risiko merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan
kerentanan klien mengalami masalah kesehatan.
e. Proses penegakan diagnosis
2. Luaran keperawatan
a. Definisi
Aspek-aspekyang dapatdiobservasidandiukurmeliputikondisi, perilaku, atau
persepsi pasien, keluarga atau komunitas sebagai respons terhadap intervensi
keperawatan. Luaran keperawatan menunjukkan status diagnosis
keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan (Germiniet al, 2010;
ICNP, 2015).
b. Klasifikasi luaran keperawatan
International Council of Nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah mengembangkan
suatu sistem klasifikasi yang disebut International Nurses Council International
Classifivation For Nurseing Practice (ICNP). Sistem klasifikasi ini tidak hanya
mencakup klasifikasi diagnosis keperawatan, tetapi juga mencakup klasifikasi
intervensi dan luaran keperawatan.
ICNP membagi luaran keperawatan menjadi 5 kategori yaitu Fisiologis,
Psikologis, Perilaku, Relasional, dan Lingkungan (Wake & Coenen, 1998).
c. Jenis luaran keperawatan
Luaran keperawatan terbagi menjadi 2 yaitu luaran negatif dan luaran positif.
Luaran negatif menunjukan klien dalam kondisi perilaku atau persepsi yang
tidak sehat, sehingga penetapan luaran keperawatan ini akan mengarahkan
pemberian intervensi keperawatan yang bertujuan untuk menurunkan.
Sadangkan luaran positif menunjukan kondisi perilaku atau persepsi yang
sehat sehingga penetepan luaran ini akan mengarahkan pemberian intervensi
yang bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki.
d. Komponen luaran
Contoh:
“setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka bersihan jalan napas
meningkat, dengan kriteria hasil:
- Batuk efektif
- Produksi sputum menurun
- Mengi menurun
- Frekuensi napas 12-20 x/i
Contoh:
“setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka bersihan jalan napas
meningkat, dengan kriteria hasil:
- Batuk efektif 5
- Produksi sputum 5
- Mengi 5
- Frekuensi napas 5
3. Intervensi keperawatan
a. Definisi
Segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada
pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran yang diharapkan.
b. Klasifikasi
International Council of Nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah mengembangkan
suatu sistem klasifikasi yang disebut International Nurses Council International
Classifivation For Nurseing Practice (ICNP). Sistem klasifikasi ini tidak hanya
mencakup klasifikasi diagnosis keperawatan, tetapi juga mencakup klasifikasi
intervensi dan luaran keperawatan.
ICNP membagi intervensi keperawatan menjadi 5 kategori yaitu Fisiologis,
Psikologis, Perilaku, Relasional, dan Lingkungan (Wake & Coenen, 1998).
STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Pemantauan Respirasi
a. Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya
napas
b. Monitor pola napas (seperti
bradipneu, takipneu,
hiperventilasi,kussmaul,
cheyne –stokes, biot,
ataksik)
c. Monitor kemampuan batuk
efektif
d. Monitor adanya produksi
sputum
e. Monitor adanya sumbatan
jalan napas
f. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
g. Auskultasi bunyi napas
h. Monitor saturasi oksigen
i. Monitor nilai AGD
j. Monitor hasil x ray toraks
k. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
l. Dokumentasikan hasil
pemanntauan
m. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
n. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Intervensi pendukung
1. Manajemen jalan nafas buatan
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat, jika perlu
e. Monitor efek terapeutik obat
f. Monitor efek samping,
toksisitas danm interaksi obat
g. lakukan prinsip 6 benar
( pasien, obat, dosis, waktu,
rute, dokumentasi)
h. Kocok inhaler selama 2-3
detik sebelum digunakan
i. Lepaskan penutup inhaler
dan pegang terbalik
j. Posisikan inhaler didalam
mulut mengarah ke
tenggorokan dengan bibir
ditutup rapat
k. Anjurkan bernapas lambat
dan dalam selama
penggunaan nebulizer
l. Anjurkan menahan napas
selama 10 detik
m. Anjurkan ekspirasi lambat
melalui hidung atau dengan
bibir mengkerut
n. Ajarkan pasien dan keluarga
tentang cara pemberian obat
o. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping
obat
p. Jelaskan factor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
4. Penghisapan jalan nafas
a. Identifikasi kebutuhan
dilakukan penghisapan
b. Auskultasi suara nafas
sebelum dan setelah
dilakukan penghisapan
c. Monitor status oksigenasi
(sao2 dan svo2) status
neurologis (status mental,
tekanan intrakranial, tekanan
perfusi serebral) dan status
hemodinamik (map dan irama
jantung ) sebelum, selama
dan setelah tindakan
d. Monitor dan catat warna,
jumlah dan konsistensi sekret
e. Gunakan teknik aseptik
(gunakan sarung tangan,
kacamata atau masker, jika
perlu)
f. Gunakan prosedural steril dan
disposible
g. Gunakan teknik penghisapan
tertutup atau sesuai indikasi
h. Pilih ukuran kateter suction
yang menutupi tidak lebih dari
setengah diameter ETT ,
lakukan penghisapan mulut,
nasofaring, trakea dan atau
endotrakheal tube (ETT)
i. Berikan oksigen dengan
konsentrasi tinggi (100%)
paling sedikit 30 detik sebelum
dan setelah tindakan
j. Lakukan penghisapan lebih
dari 15 detik
k. Lakukan penghisapan ETT
dengan tekanan rendah (80-
120 mmhg)
l. Lakukan penghisapan hanya
disepanjang ETT untuk
meminimalkan infasif
m. Hentikan penghisapan dan
berikan terapi oksigen jika
mengalami kondisi-kondisi
seperti bradikardi, penurunan
saturasi
n. Lakukan kultur dan uji
sensitifitas sekret, jika perlu
o. Anjurkan melakukan teknik
nafas dalam, sebelum
melakukan penghisapan di
naso takheal
p. Anjurkan bernafas dalam dan
pelan selama insersi kateter
suction
5. Pengaturan posisi
6. Pencegahan Aspirasi
7. Perawatan Trakheostomi
a. Periksa indikasi
ventilatormekanik( kelelahan
otot napas, disfungsi
neurologis
b. Monitor efek ventilator
terhadap status oksigenasi
( misal: bunyi paru, X Ray
paru, AGD, SaO2, SvO2,
ETCO2, respon subyektif
pasien)
c. Monitor kriteria perlunya
penyapihan ventilator
d. Monitor efek negative
ventilator (misal: deviasi
trakea, barotrauma,
volutrauma, penurunan curah
jantung, distensi gaster,
emfisema subkutan)
e. Monitor gejala peningkatan
pernapasan ( misal:
peningkatan enyut jantung
atau pernafasan, peningkatan
tekanan darah, diaphoresis,
perubahan status mental)
f. Monitor kondisi yang
meningkatkan konsumsi
oksigen (misal: demam,
menggigil, kejang dan nyeri)
g. Monitor gangguan mukosa
oral, nasal, trakea dan laring
h. Atur posisi kepala 45-600
untuk mencegah aspirasi
i. Reposisi pasien setiap 2 jam,
jika perlu
j. Lakukan perawatan mulut
secara rutin, termasuk sikat
gigi setiap 12 jam
k. Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
l. Lakukan penghisapan lendir
sesuai kebutuhan
m. Ganti sirkuit ventilator setiap
24 jam atau sesuai protocol
n. Siapkan bag-valve mask di
samping tempat tidur untuk
antisipasi malfungsi mesin.
Berikan media untuk
berkomunikasi (misal: kertas,
pulpen)
o. Dokumentasikan respon
terhadap ventilator
p. Kolaborasi pemilihan mode
ventilator (misal: control
volume, control tekanan atau
gabungan)
q. Kolaborasi pemberian agen
pelumpuh otot, sedative,
analgesic, sesuai kebutuhan
r. Kolaborasi penggunaan PS
atau PEEP untuk
meminimalkan hipoventilasi
alveolus.
5. Manajemen jalan nafas
6. Pemberian Obat
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat, jika perlu
e. Monitor efek terapeutik obat
f. Monitor efek samping,
toksisitas danm interaksi
obat
g. Perhatikan prosedur
pemberian obat yang aman
dan akurat
h. Hindari interupsi saat
mempersiapkan,
memverifikasi atau
mengelola obat
i. Lakukan prinsip 6 benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
j. Perhatikan jadwal
pemberian obat jenis
hipnotik, narkotika dan
antibiotic
k. Hindari pemberian obat
yang tidak diberi label
dengan benar
l. Buang obat yang tidak
terpakai atau kadaluarsa
m. Fasilitasi minum obat
n. Tanda tangani pemberian
narkotika, sesuai protocol
o. Dokumentasikan
pemberian obat dan
respons terhadap obat
p. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan dan efek
samping sebelum
pemberian
q. Jelaskan factor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
7. Pemberian Obat Inhalasi
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat, jika perlu
e. Monitor efek terapeutik obat
f. Monitor efek samping,
toksisitas danm interaksi obat
g. lakukan prinsip 6 benar
( pasien, obat, dosis, waktu,
rute, dokumentasi)
h. Kocok inhaler selama 2-3
detik sebelum digunakan
i. Lepaskan penutup inhaler dan
pegang terbalik
j. Posisikan inhaler didalam
mulut mengarah ke
tenggorokan dengan bibir
ditutup rapat
k. Anjurkan bernapas lambat dan
dalam selama penggunaan
nebulizer
l. Anjurkan menahan napas
selama 10 detik
m. Anjurkan ekspirasi lambat
melalui hidung atau dengan
bibir mengkerut
n. Ajarkan pasien dan keluarga
tentang cara pemberian obat
o. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping
obat
p. Jelaskan factor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
8. Pemberian Obat Intrapleural
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat, jika perlu
e. Monitor efek terapeutik obat
f. Monitor efek samping,
toksisitas danm interaksi obat
g. Lakukan prinsip 6 benar
( pasien, obat, dosis, waktu,
rute, dokumentasi)
h. Pastikan ketepatan posisi
kateter intrapleural dengan x-
ray, jika perlu
i. Aspirasi cairan intrapluera
sebelum pemberian obat
j. Periksa tidak adanya darah
balik sebelum pemberian obat
k. Tunda pemberian obat jika
terdapat > 2cc cairan balik
saat pengecekan kateter
l. Sediakan obat secara aseptic
m. Berikan obat melalui kateter
intrapleural secara
interminten atau kontinu,
sesuai kebutuhan
n. Sambungkan kateter
intrapleural dengan mesin
pompa, jika perlu
o. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
p. Jelaskan factor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
9. Pemberian Obat Intradermal
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor reaksi obat sesuai
dengan waktu yang
ditentukan
e. Lakukan prinsip 6 benar
( pasien, obat, dosis, waktu,
rute, dokumentasi)
f. Tentukan jarum suntik yang
benar sesuai kebutuhan
g. Siapkan dari ampul atau botol
dengan benar
h. Pilih area suntikan yang
sesuai
i. Hindari area kulit yang
memar, radang, edema, lesi
atau perubahan warna
j. Gunakan teknik aseptic
k. Tusukan jarum pada sudut 5-
15o sedalam 3 mm
l. Suntikan obat secara
peralahan, sambal
mengamati timbulnya
benjolan (lepuh) kecil pada
kulit permukaan
m. Beri tanda area injeksi
n. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
o. Anjurkan tidak menyentuh
area benjolan (lepuh)
p. Anjurkan melapor ke perawat
jika merasakan setelah
pemberian obat
10. Pemberian obat oral
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor reaksi obat sesuai
dengan waktu yang ditentukan
e. Lakukan prinsip 6 benar
( pasien, obat, dosis, waktu,
rute, dokumentasi)
f. Tentukan jarum suntik yang
benar sesuai kebutuhan
g. Siapkan dari ampul atau botol
dengan benar
h. Pilih area suntikan yang
sesuai
i. Hindari area kulit yang memar,
radang, edema, lesi atau
perubahan warna
j. Gunakan teknik aseptic
k. Tusukan jarum pada sudut 5-
15o sedalam 3 mm
l. Suntikan obat secara
peralahan, sambal mengamati
timbulnya benjolan (lepuh)
kecil pada kulit permukaan
m. Beri tanda area injeksi
n. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
o. Anjurkan tidak menyentuh
area benjolan (lepuh)
p. Anjurkan melapor ke perawat
jika merasakan setelah
pemberian obat
11. Pencegahan Aspirasi
1. Dukungan Ventilasi
a. Periksa indikasi
ventilatormekanik( kelelahan
otot napas, disfungsi
neurologis
b. Monitor efek ventilator
terhadap status oksigenasi
( misal: bunyi paru, X Ray
paru, AGD, SaO2, SvO2,
ETCO2, respon subyektif
pasien)
c. Monitor kriteria perlunya
penyapihan ventilator
d. Monitor efek negative
ventilator (misal: deviasi
trakea, barotrauma,
volutrauma, penurunan curah
jantung, distensi gaster,
emfisema subkutan)
e. Monitor gejala peningkatan
pernapasan ( misal:
peningkatan enyut jantung
atau pernafasan, peningkatan
tekanan darah, diaphoresis,
perubahan status mental)
f. Monitor kondisi yang
meningkatkan konsumsi
oksigen (misal: demam,
menggigil, kejang dan nyeri)
g. Monitor gangguan mukosa
oral, nasal, trakea dan laring
h. Atur posisi kepala 45-600
untuk mencegah aspirasi
i. Reposisi pasien setiap 2 jam,
jika perlu
j. Lakukan perawatan mulut
secara rutin, termasuk sikat
gigi setiap 12 jam
k. Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
l. Lakukan penghisapan lendir
sesuai kebutuhan
m. Ganti sirkuit ventilator setiap
24 jam atau sesuai protocol
n. Siapkan bag-valve mask di
samping tempat tidur untuk
antisipasi malfungsi mesin.
Berikan media untuk
berkomunikasi (misal: kertas,
pulpen)
o. Dokumentasikan respon
terhadap ventilator
p. Kolaborasi pemilihan mode
ventilator (misal: control
volume, control tekanan atau
gabungan)
q. Kolaborasi pemberian agen
pelumpuh otot, sedative,
analgesic, sesuai kebutuhan
r. Kolaborasi penggunaan PS
atau PEEP untuk
meminimalkan hipoventilasi
alveolus.
3. Pemberian obat
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat, jika perlu
e. Monitor efek terapeutik obat
f. Monitor efek samping,
toksisitas danm interaksi obat
g. Perhatikan prosedur
pemberian obat yang aman
dan akurat
h. Hindari interupsi saat
mempersiapkan,
memverifikasi atau mengelola
obat
i. Lakukan prinsip 6 benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
j. Perhatikan jadwal pemberian
obat jenis hipnotik, narkotika
dan antibiotic
k. Hindari pemberian obat yang
tidak diberi label dengan
benar
l. Buang obat yang tidak
terpakai atau kadaluarsa
m. Fasilitasi minum obat
n. Tanda tangani pemberian
narkotika, sesuai protocol
o. Dokumentasikan pemberian
obat dan respons terhadap
obat
p. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan dan efek samping
sebelum pemberian
q. Jelaskan factor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
4. Pemberian obat inhalasi
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat, jika perlu
e. Monitor efek terapeutik obat
f. Monitor efek samping,
toksisitas danm interaksi obat
g. Lakukan prinsip 6 benar
( pasien, obat, dosis, waktu,
rute, dokumentasi)
h. Pastikan ketepatan posisi
kateter intrapleural dengan x-
ray, jika perlu
i. Aspirasi cairan intrapluera
sebelum pemberian obat
j. Periksa tidak adanya darah
balik sebelum pemberian obat
k. Tunda pemberian obat jika
terdapat > 2cc cairan balik
saat pengecekan kateter
l. Sediakan obat secara aseptic
m. Berikan obat melalui kateter
intrapleural secara interminten
atau kontinu, sesuai
kebutuhan
n. Sambungkan kateter
intrapleural dengan mesin
pompa, jika perlu
o. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
p. Jelaskan factor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
6. Pemberian obat intradermal
a. Identifikasi kemungkinan alergi,
interaksi dan kontra indikasi
obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor reaksi obat sesuai
dengan waktu yang ditentukan
e. Lakukan prinsip 6 benar
( pasien, obat, dosis, waktu,
rute, dokumentasi)
f. Tentukan jarum suntik yang
benar sesuai kebutuhan
g. Siapkan dari ampul atau botol
dengan benar
h. Pilih area suntikan yang sesuai
i. Hindari area kulit yang memar,
radang, edema, lesi atau
perubahan warna
j. Gunakan teknik aseptic
k. Tusukan jarum pada sudut 5-
15o sedalam 3 mm
l. Suntikan obat secara
peralahan, sambal mengamati
timbulnya benjolan (lepuh) kecil
pada kulit permukaan
m. Beri tanda area injeksi
n. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
o. Anjurkan tidak menyentuh area
benjolan (lepuh)
p. Anjurkan melapor ke perawat
jika merasakan setelah
pemberian obat
7. Pemberian obat intravena
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat, jika perlu
e. Monitor efek terapeutik obat
f. Monitor efek samping,
toksisitas danm interaksi
obat
g. Lakukan prinsip 6 benar
( pasien, obat, dosis, waktu,
rute, dokumentasi)
h. Pastikan ketepatan dan
kepatenan kateter IV
i. Campurkan obat kedalam
kantung, botol, atau buret,
sesuai kebutuhan
j. Berikan obat IV dengan
kecepatan yang tepat
k. Tempelkan label keterangan
nama obat dan dosis pada
wadah cairan IV
q. Gunakan mesin pompa untuk
pemberian obat secara
kontinu, jika perlu
r. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
s. Anjurkan tidak menyentuh
area benjolan (lepuh)
t. Anjurkan melapor ke perawat
jika merasakan setelah
pemberian obat
8. Pemberian obat oral
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat (missal:
gangguan menelan,
nausea/muntah, inflamasi
usus, peristaltik menurun,
kesadaran menurun, program
puasa)
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor efek terapeutik obat
e. Monitor efek lokal, efek
sistemik, dan efek samping
obat
f. Monitor resiko aspirasi, jika
perlu
g. Lakukan prinsip 6 benar
( pasien, obat, dosis, waktu,
rute, dokumentasi)
h. Berikan obat oral sebelum
makan atau sesudah makan,
sesuai kebutuhan
i. Campurkan obat dengan
sirup, jika perlu
j. Taruh obat sublingual
dibawah lidah pasien
k. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
l. Anjurkan tidak menelan obat
sublingual
m. Anjurkan tidak makan/minum
sehingga seluruh obat
sublingual larut
n. Ajarkan pasien dan keluarga
tentang cara pemberian obat
secara mandiri
9. Pencegahan aspirasi
u. Monitor tingkat kesadaran,
batuk, muntah dan kemampuan
menelan
v. Monitor status pernapasan
w. Monitor bunyi napas, terutama
setelah makan/minum
x. Periksa residu gaster sebelum
memberi asupan oral
y. Periksa kepatenan selang
nasogastric sebelum memberi
asupan oral
z. Posisikan semi fowler (30-45o)
selama 30 menit sebelum
memberi asupan oral
aa. Pertahankan posisi semi
o
fowler (30-45 ) pada pasien
tidak sadar
bb. Pertahankan kepatenan jalan
napas (misal: teknik head tilt
chin lift, jaw thrust, inline)
cc.Pertahankan pengembangan
balon endotracheal tube (ETT)
dd. Lakukan penghisapan jalan
napas, jika produksi secret
meningkat
ee. Sediakan suction di ruangan
ff. Hindari memberi makan melalui
selang gastrointestinal, jika
residu banyak
gg. Berikan makanan dengan
ukuran kecil atau lunak
hh. Berikan obat oral dalam
bentuk cair
ii. Anjurkan makan secara
perlahan
jj. Ajarkan strategi mencega
aspirasi
kk.Ajarkan teknik mengunyah atau
menelan, jika perlu
10. Pengaturan posisi
q. Monitor status oksigenasi
sebelum dan sesudah
mengubah posisi
r. Monitor alat traksi agar
selalu tepat
s. Tempatkan pada matras/
tempat tidur teurapetik yang
tepat
t. Tempatkan pada posisi
teurapetik
u. Tempatkan objek yang
sering digunakan dalam
jangkauan
v. Tempatkan bel atau lampu
panggilan dalam jangkauan
w. Sediakan matras yang
kokoh/padat
x. Atur posisi tidur yang
disukai, jika tidak kontra
indikasi
y. Atur posisi untuk mengurangi
sesak (misal semi fowler)
z. Atur posisi yang
meningkatkan drainage
aa. Posisi pada kesejajaran
tubuh yang tepat
bb. Imobilisasi dan topang
bagian tubuh yang cedera
dengan tepat
cc. Tinggikan bagian tubuh yang
sakit dengan tepat
dd. Tinggikan anggota gerak 20o
atau lebih diatas level
jantung
ee. Tinggikan tempat tidur
bagian kepala
ff. Berikan bantal yang tepat
pada leher
gg. Berikan topangan pada area
edema(misal bantal dibawah
lengan dan skrotum)
hh. Posisikan untuk
mempermudah
ventilasi/perfusi(misal
tengkurap/good lung down)
ii. Motivasi melakukan ROM
aktif atau pasif
jj. Motifasi terlibat dalam
perubahan posisi, sesuai
kebutuhan
kk. Hindari menempatkan pada
posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
ll. Hindari menempatkan stump
amputasi pada posisi fleksi
mm. Hindari posisi yang
menimbulkan ketegangan
pada luka
nn. Minimalkan gesekan dan
tarikan saat mengubah
posisi
oo. Ubah posisi setiap 2 jam
pp. Ubah posisi dengan teknik
log roll
qq. Pertahankan posisi dan
integritas traksi
rr. Jadwalkan secara tertulis
untuk perubahan posisi
ss. Informasikan saat akan
dilakukan perubahan posisi
tt. Ajarkan cara menggunakan
postur yang baik dan
mekanika tubuh yang baik
selama melakukan
perubahan posisi
uu. Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika perlu
11. Perawatan selang dada
a. Identifikasi indikasi dilakukan
pemasangan selang dada
b. Monitor kebocoran udara dari
selang dada
c. Monitor fungsi, posisi dan
kepatenan aliran selang
(undulasi cairan pada selang)
d. Monitor tanda dan gejala
pneumothoraks
e. Monitor penurunan produksi
gelembung, undulasi, dan
gelembung pada tabung
penampung cairan
f. Monitor jumlah cairan pada
tabung (seal)
g. Monitor posisi selang dengan
sinar x
h. Monitor krepitasi di sekitar
selang dada
i. Monitor tanda-tanda
akumulasi cairan intrapleural
j. Monitor volume, warna, dan
konsistensi drainase dari
paru-paru
k. Monitor tanda-tanda infeksi
l. Lakukan kebersihan tangan
sebelum dan setelah
pemasangan atau perawatan
selang dada
m. Pastikan sambungan selang
tertutup sempurna
n. Klem selang saat penggantian
tabung
o. Berikan selang yang cukup
Panjang untuk mempermudah
gerakan
p. Lakukan kultur cairan dari
selang dada, jika perlu
q. Fasilitasi batuk, napas dalam
dan ubah posisi setiap 2 jam
r. Lakukan perawatan di area
pemasangan selang setiap
48-72 jam atau sesuai
kebutuhan
s. Lakukan penggantian tabung
(seal) secara berkala
t. Lakukan pelepasan selang
dada, sesuai indikasi
u. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemasangan selang
v. Ajarkan cara perawatan
selang
w. Ajarkan mengenali tanda-
tanda infeksi
12. Reduksi Ansietas
B. Intervensi Pendukung
1. Dukungan perawatan diri :
makan atau minum
a. Identifikasi diet yang di
anjurkan
b. Monitor kemampuan
menelan
c. Monitor status hdrasi
pasien, jika perlu
d. Ciptakan lingkungan yang
menyenangkan selama
makan
e. Atur posisi yang nyaman
untuk makan atau minum
f. Lakukan oral higiene
sebelum makan, jika perlu
g. Letakan makanan disisi
mata yang sehat
h. Sediakan sedotan untuk
minum, sesuai kebutuhan
i. Siapkan makanan dengan
suhu yang meningkatkan
nafsu makan
j. Sediakan makanan dan
minuman yang disukai
k. Berikan bantuan saat
makan atau minum sesuai
tingkat kemandiirian jika
perlu
l. Motivasi untuk makan
diruang makan, jika
tersedia
m. Jelaskan posisi makanan
pada pasien yang
mengalami gangguan
penglihatan dengan
menggunakan arah jarum
(sayur di jam 12, rendang di
jam 3)
n. Kolaborasi pemberian obat
(analgesik, antiemetik)
sesuai indikasi
2. Insersi selang nasogastri
a. Identifikasi indikasi
pemasangan ngt
b. Monitor tanda bahaya
pernafasan
c. Letakan perlak di dada
d. Tentukan panjang selang
dengan mengukur dari
ujung hidung ke telinga lalu
ke prosesus sipoid
e. Tandai panjang selang
(rata-rata rentang dewasa
56-66 cm)
f. Pertimbangkan
penambahan 5 cm untuk
memastikan masuk ke
dalam lambung
g. Periksa kepatenan lubang
hdung
h. Lumasi hujung selang 15-
20 cm dengan jel
i. Pasang spuit dan aspirasi
isi lambung, jika isi
lambung tidak keluar,
masukan selang 2.5-5 cm
dan coba aspirasi isi
lambung kembali
j. Uji ph hasil aspirasi
lambung
k. Masukan udara 30 ml dan
dengarkan bunyi udara
dalam lambung dengan
stetoskop
l. Fiksasi selang nasogastrik
ke hidung pasien dengan
plaster hipoalergenik
m. Posisikan semi fowler
n. Jelaskan tujuan dan
prosedur kepada pasien
dan keluarga
o. Informasikan kemungkinan
ketidaknyamanan pada
hidung dan kemungkinan
muntah
p. Masukan perlahan kedalam
lubag hidung
q. Anjurkan menundukan
kepala saat selang
mencapai nasofaring, putar
selang 180 derajat ke arah
lubang hidung yang
berlawanan
r. Anjurkan menelan saat
slang dimasukan
3. Manajemen jalan nafas buatan
a. Monitor posisi selang
endotrakheal (ETT)
terutama setelah
mengubah posisi
b. Monitor tekanan balon ETT
setiap 4-8 jam
c. Monitor kulit area, stoma
trakeostomi (kemerahan,
drainase, perdarahan)
d. Kurangi tekanan balon
secara periodik tiap shift
e. Pasang orofaringeal airway
(OPA) untuk mencegah
ETT tergigit
f. Cegah ETT berlipat
(Hunking)
g. Berikan preoksigenasi 100
% selama 30 detik (3-6 kali
ventilasi) sebelum dan
setelah penghisapan
h. Berikan volume
preoksigenasi (begging
atau ventilasi mekanik) 1,5
kali volume tidal
i. Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15 detik
jika diperlukan (bukan
secara berkala atau rutin)
j. Ganti fiksasi ETT setiap 24
jam
k. Ubah posisi ETT secara
bergantian (Kiri dan kanan
setiap 24 jam )
l. Lakukan perawatan mulut
(sikat gigi,kassa, pelembab
bibir)
m. Jelaskan pasien dan atau
keluarga tujuan dari
prosedur pemasangan jalan
nafas buatan
n. Kolaborasi intubasi ulanng
jika terbentuk mucous plug
yang tidak dapat dilakukan
penghisapan
4. Manajemen kejang
a. Monitor terjadinya kejang
berulang
b. Monitor karakteristik
kejang(aktifitas motorik,
progresi kejang )
c. Monitor status neurologis
d. Monitor tanda-tanda vital
e. Baringkan pasien agar tidak
terjatuh
f. Berikan alas empuk di
bawah kepala, jika
memungkinkan
g. Pertahankan kepatenan
jalan nafas
h. Longgarkan pakaian,
terutama di bagian leher
i. Dampingi selama periode
kejang
j. Jauhkan benda-benda
berbahaya terutama benda
tajam
k. Catat durasi kejang
l. Preorientasi setelah
periode kejang
m. Dokumentasikan periode
terjadinya kejang
n. Pasang akses iv, jika perlu
o. Berikan oksigen jika perlu
p. Anjurkan keluarga
menghindari memasukan
apapun ke dalam mulut
pasien saat periode kejang
q. Anjurkan keluarga tidak
menggunakan kekerasan
untuk menahan gerakan
pasien
r. Kolaborasi pemberina anti
konfulsan jika perlu
5. Manajemen muntah
a. Identifikasi karakteristik
munta (warna, konsistensi,
adanya darah, waktu,
frekuensi dan durasi )
b. Periksa volume muntah
c. Identifikasi riwayat diet
(makanan yang disuka,
tidak disukai, dan budaya)
d. Identifikasi faktor penyebab
munta(pengobatan dan
prosedur)
e. Identifikasi kerusakan
esofagus dan faring
posterior jika muntah terlalu
lama
f. Monitor efek manajemen
muntah secara menyeluruh
g. Monitor keseimbangan
cairan dan elektrolit
h. Kontrol faktor lingkungan
penyebab muntah (bau tak
sedap, suara, dan stimulasi
fisual, yg tidak
menyenangkan)
i. Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab
muntah(kecemasan,
ketakutan )
j. Atur posisi untuk mencegah
aspirasi
k. Pertahankan kepatenan
jalan nafas
l. Bersihkan mulut dan hidung
m. Berikan dukungan fsik saat
muntah (membantu
membungkuk atau
menundukan kepala)
n. Berikan kenyamanan
selama muntah (kompres
dingin di dahi atau sediakan
pakaian kering dan bersih )
o. Berikan cairan yang tidak
mengandung karbonasi
minimal 30 menit setelah
mutah
p. Anjurkan membawa
kantong plastik untuk
menampung mutah
q. Anjurkan memperbanyak
istirahat
r. Ajarkan penggunaan teknik
non farmakologis untuk
mengelola muntah(biofitbag
hipnosis, relaksasi, terapi
musik, akupresur)
s. Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu
6. Manajemen sedasi
a. Identifikasi riwayat dan
indikasi penggunaan sedasi
b. Periksa alergi terhadap
sedasi
c. Monitor tingkat kesadaran
d. Monitor tanda vtal pasen
e. Monitor saturasi oksigen
f. Monitor irama jantung
g. Monitor efek samping obat-
obatan
h. Berikan inform consen
i. Sediakan peralatan
resusitasi darurat (oksigen,
obat darurat, defibrilator)
j. Pasang jalir iv, jika perlu
k. Berikan obat sesuai
protokol dan prosedur
l. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemberian sedasi
m. Jelaskan efek terapi dan
efek samping sedasi
n. Kolaborasi penentuan jenis
dan metode sedasi
7. Manajemen ventilasi mekanik
a. Periksa indikasi
ventilatormekanik( kelelaha
n otot napas, disfungsi
neurologis
b. Monitor efek ventilator
terhadap status oksigenasi
( misal: bunyi paru, X Ray
paru, AGD, SaO2, SvO2,
ETCO2, respon subyektif
pasien)
c. Monitor kriteria perlunya
penyapihan ventilator
d. Monitor efek negative
ventilator (misal: deviasi
trakea, barotrauma,
volutrauma, penurunan
curah jantung, distensi
gaster, emfisema subkutan)
e. Monitor gejala peningkatan
pernapasan ( misal:
peningkatan enyut jantung
atau pernafasan,
peningkatan tekanan darah,
diaphoresis, perubahan
status mental)
f. Monitor kondisi yang
meningkatkan konsumsi
oksigen (misal: demam,
menggigil, kejang dan
nyeri)
g. Monitor gangguan mukosa
oral, nasal, trakea dan
laring
h. Atur posisi kepala 45-600
untuk mencegah aspirasi
i. Reposisi pasien setiap 2
jam, jika perlu
j. Lakukan perawatan mulut
secara rutin, termasuk sikat
gigi setiap 12 jam
k. Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
l. Lakukan penghisapan
lendir sesuai kebutuhan
m. Ganti sirkuit ventilator
setiap 24 jam atau sesuai
protocol
n. Siapkan bag-valve mask di
samping tempat tidur untuk
antisipasi malfungsi mesin.
Berikan media untuk
berkomunikasi (misal:
kertas, pulpen)
o. Dokumentasikan respon
terhadap ventilator
p. Kolaborasi pemilihan mode
ventilator (misal: control
volume, control tekanan
atau gabungan)
q. Kolaborasi pemberian agen
pelumpuh otot, sedative,
analgesic, sesuai
kebutuhan
r. Kolaborasi penggunaan PS
atau PEEP untuk
meminimalkan hipoventilasi
alveolus.
8. Pemantauan respirasi
a. Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya
napas
b. Monitor pola napas (seperti
bradipneu, takipneu,
hiperventilasi,kussmaul,
cheyne –stokes, biot,
ataksik)
c. Monitor kemampuan batuk
efektif
d. Monitor adanya produksi
sputum
e. Monitor adanya sumbatan
jalan napas
f. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
g. Auskultasi bunyi napas
h. Monitor saturasi oksigen
i. Monitor nilai AGD
j. Monitor hasil x ray toraks
k. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
l. Dokumentasikan hasil
pemanntauan
m. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
n. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
9. Pemberia makanan
a. Identifikasi makanan yang
di programkan
b. Identifikasi kemampuan
menelan
c. Periksa mulut untuk residu
pada akhir makan
d. Lakukan kebersihan tangan
dan mulut sebelum makan
e. Sediakan lingkungan yang
menyenangkan selama
waktu makan (simpan
urinal, pispot, agar tidak
terlihat )
f. Berikan posisi duduk atau
semi fowler saat makan
g. Berikan makanan hangat,
jika memungkinkan
h. Sediakan sedotan, sesuai
kebutuhan
i. Berikan makanan sesuai
keingnnan, jika
memungkinkan
j. Tawarkan mencium aroma
untuk merangsang nafsu
makan
k. Pertahankan perhatian saat
menyusui
l. Cuci muka dan tangan
setelah makan
m. Anjurkan orangtua atau
keluarga membantu
memberi makan kepada
pasien
n. Kolaborasi pemberian
anlgesik yg adekuat
sebelum makan, jika perlu
o. Kolaborasi pemberian
antiemetil sebelum makan,
jika perlu
10. Pemberian makanan entera
a. Periksa posisi nasogastrik
tube (NGT) dengan
memeriksa residu lambung
atau mengauskultasi
hembusan udara
b. Monitor tetesan makanan
pada pompa setiap jam
c. Monitor rasa penuh, mual
dan muntah
d. Monitor residu lambung tiap
4-6 jam selama 24 jam
pertama, kemudian tiap 8
jam selama pemberian
makan via enteral, jika
perlu
e. Monitor pola buang air
besar setiap 4-8 jam
f. Gunakan teknik bersih
dalam pemberian makanan
via selang
g. Berikan tanda pada selang
untuk mempertahankan
lokasi yang tepat
h. Tinggikan kepala tempat
tidur 30-45 derajat selama
pemberian makan
i. Ukur residu sebelum
pemberian makan
j. Peluk dan bicara dengan
baik selama diberikan
makan untuk menstimulasi
aktifitas makan
k. Irigasi selang dengan 30 ml
air setiap 4-6 jam selama
pemberian makan dan
setelah pemberian makan
intermiten
l. Hindari pemberian
makanan lewat selang 1
jam sebelum prosedur atau
pemindahan pasien
m. Hindari pemberian
makanan jika residu lebih
dari 150 cc atau lebih dari
110%-120% dari jumlah
makanan tiap jam
n. Jelaskan tujuan dan
langkah-langkah prosedur
o. Kolaborasi pemeriksaann
sinar x untuk konfirmasi
posisi selang, jika perlu
p. Kolaborasi pemilihan jenis
dan jumlah makanan
enteral
11. Pemberian obat
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat, jika perlu
e. Monitor efek terapeutik obat
f. Monitor efek samping,
toksisitas danm interaksi
obat
g. Perhatikan prosedur
pemberian obat yang aman
dan akurat
h. Hindari interupsi saat
mempersiapkan,
memverifikasi atau
mengelola obat
i. Lakukan prinsip 6 benar
(pasien, obat, dosis, rute,
waktu, dokumentasi)
j. Perhatikan jadwal
pemberian obat jenis
hipnotik, narkotika dan
antibiotic
k. Hindari pemberian obat
yang tidak diberi label
dengan benar
l. Buang obat yang tidak
terpakai atau kadaluarsa
m. Fasilitasi minum obat
n. Tanda tangani pemberian
narkotika, sesuai protocol
o. Dokumentasikan
pemberian obat dan
respons terhadap obat
p. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan dan efek
samping sebelum
pemberian
q. Jelaskan factor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
12. Pemberian obat inhalasi
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat, jika perlu
e. Monitor efek terapeutik obat
f. Monitor efek samping,
toksisitas danm interaksi
obat
g. lakukan prinsip 6 benar
( pasien, obat, dosis, waktu,
rute, dokumentasi)
h. Kocok inhaler selama 2-3
detik sebelum digunakan
i. Lepaskan penutup inhaler
dan pegang terbalik
j. Posisikan inhaler didalam
mulut mengarah ke
tenggorokan dengan bibir
ditutup rapat
k. Anjurkan bernapas lambat
dan dalam selama
penggunaan nebulizer
l. Anjurkan menahan napas
selama 10 detik
m. Anjurkan ekspirasi lambat
melalui hidung atau dengan
bibir mengkerut
n. Ajarkan pasien dan
keluarga tentang cara
pemberian obat
o. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping obat
p. Jelaskan factor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
13. Pemberian obat interpleura
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat, jika perlu
e. Monitor efek terapeutik obat
f. Monitor efek samping,
toksisitas danm interaksi
obat
g. Lakukan prinsip 6 benar
( pasien, obat, dosis, waktu,
rute, dokumentasi)
h. Pastikan ketepatan posisi
kateter intrapleural dengan
x-ray, jika perlu
i. Aspirasi cairan intrapluera
sebelum pemberian obat
j. Periksa tidak adanya darah
balik sebelum pemberian
obat
k. Tunda pemberian obat jika
terdapat > 2cc cairan balik
saat pengecekan kateter
l. Sediakan obat secara
aseptic
m. Berikan obat melalui kateter
intrapleural secara
interminten atau kontinu,
sesuai kebutuhan
n. Sambungkan kateter
intrapleural dengan mesin
pompa, jika perlu
o. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian
p. Jelaskan factor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
14. Pemberian obat intravena
a. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan kontra
indikasi obat
b. Verifikasi order obat sesuai
dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluarsa
obat
d. Monitor tanda vital dan
laboratorium sebelum
pemberian obat, jika perlu
e. Monitor efek terapeutik obat
f. Monitor efek samping,
toksisitas danm interaksi
obat
g. Lakukan prinsip 6 benar
( pasien, obat, dosis, waktu,
rute, dokumentasi)
h. Pastikan ketepatan dan
kepatenan kateter IV
i. Campurkan obat kedalam
kantung, botol, atau buret,
sesuai kebutuhan
j. Berikan obat IV dengan
kecepatan yang tepat
k. Tempelkan label
keterangan nama obat dan
dosis pada wadah cairan IV
l. Gunakan mesin pompa
untuk pemberian obat
secara kontinu, jika perlu
m. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian
n. Anjurkan tidak menyentuh
area benjolan (lepuh)
o. Anjurkan melapor ke
perawat jika merasakan
setelah pemberian obat
15. Pengaturan posisi
a. Monitor status oksigenasi
sebelum dan sesudah
mengubah posisi
b. Monitor alat traksi agar
selalu tepat
c. Tempatkan pada matras/
tempat tidur teurapetik yang
tepat
d. Tempatkan pada posisi
teurapetik
e. Tempatkan objek yang
sering digunakan dalam
jangkauan
f. Tempatkan bel atau lampu
panggilan dalam jangkauan
g. Sediakan matras yang
kokoh/padat
h. Atur posisi tidur yang
disukai, jika tidak kontra
indikasi
i. Atur posisi untuk
mengurangi sesak (misal
semi fowler)
j. Atur posisi yang
meningkatkan drainage
k. Posisi pada kesejajaran
tubuh yang tepat
l. Imobilisasi dan topang
bagian tubuh yang cedera
dengan tepat
m. Tinggikan bagian tubuh
yang sakit dengan tepat
n. Tinggikan anggota gerak
20o atau lebih diatas level
jantung
o. Tinggikan tempat tidur
bagian kepala
p. Berikan bantal yang tepat
pada leher
q. Berikan topangan pada
area edema(misal bantal
dibawah lengan dan
skrotum)
r. Posisikan untuk
mempermudah
ventilasi/perfusi(misal
tengkurap/good lung down)
s. Motivasi melakukan ROM
aktif atau pasif
t. Motifasi terlibat dalam
perubahan posisi, sesuai
kebutuhan
u. Hindari menempatkan pada
posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
v. Hindari menempatkan
stump amputasi pada posisi
fleksi
w. Hindari posisi yang
menimbulkan ketegangan
pada luka
x. Minimalkan gesekan dan
tarikan saat mengubah
posisi
y. Ubah posisi setiap 2 jam
z. Ubah posisi dengan teknik
log roll
aa. Pertahankan posisi dan
integritas traksi
bb. Jadwalkan secara tertulis
untuk perubahan posisi
cc. Informasikan saat akan
dilakukan perubahan posisi
dd. Ajarkan cara menggunakan
postur yang baik dan
mekanika tubuh yang baik
selama melakukan
perubahan posisi
ee. Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika perlu
16. Penghisapan jalan nafas
a. Identifikasi kebutuhan
dilakukan penghisapan
b. Auskultasi suara nafas
sebelum dan setelah
dilakukan penghisapan
c. Monitor status oksigenasi
(sao2 dan svo2) status
neurologis (status mental,
tekanan intrakranial,
tekanan perfusi serebral)
dan status hemodinamik
(map dan irama jantung )
sebelum, selama dan
setelah tindakan
d. Monitor dan catat warna,
jumlah dan konsistensi
sekret
e. Gunakan teknik aseptik
(gunakan sarung tangan,
kacamata atau masker, jika
perlu)
f. Gunakan prosedural steril
dan disposible
g. Gunakan teknik
penghisapan tertutup atau
sesuai indikasi
h. Pilih ukuran kateter suction
yang menutupi tidak lebih
dari setengah diameter ETT
, lakukan penghisapan
mulut, nasofaring, trakea
dan atau endotrakheal tube
(ETT)
i. Berikan oksigen dengan
konsentrasi tinggi (100%)
paling sedikit 30 detik
sebelum dan setelah
tindakan
j. Lakukan penghisapan lebih
dari 15 detik
k. Lakukan penghisapan ETT
dengan tekanan rendah
(80-120 mmhg)
l. Lakukan penghisapan
hanya disepanjang ETT
untuk meminimalkan infasif
m. Hentikan penghisapan dan
berikan terapi oksigen jika
mengalami kondisi-kondisi
seperti bradikardi,
penurunan saturasi
n. Lakukan kultur dan uji
sensitifitas sekret, jika perlu
o. Anjurkan melakukan teknik
nafas dalam, sebelum
melakukan penghisapan di
naso takheal
p. Anjurkan bernafas dalam
dan pelan selama insersi
kateter suction
17. Perawatan pasca anastesi
a. Monitor fungsi respirasi
(kepatenan jalan nafas,
frekuensi nafas dan
saturasi oksigen )
b. Monitor fugsi kardiofaskuler
(frekuensi nadi tekanan
darah dan ekg )
c. Monitor fungsi
neurofaskuler (pulsasi,
motorik, sensorik)
d. Monitor status
muntah(tingkat kesadaran)
e. Monitor suhu tubuh
f. Monitor nyeri
g. Monitor status cairan
h. Monitor mual dan muntah
i. Monitor haluaran dan
pengosongan urine
j. Monitor drainase dan
perdarahan
k. Berikan privasi sesuai
kebutuhan
l. Sesuaikan ketinggian
tempat tidur sesuai
kebutuhan
m. Hangatkan tubuh pasin
(selimbut, penghangat
elektrik, selimbut kain)
untuk mencegah hipotermia
dan menggigil, sesuai
kebutuhan
n. Berikan stimulasi verbal
atau taktil , jika perlu
o. Lakukan pengekangan
(restrain ),jika perlu
p. Berikan dukungan
emosional kepada pasien
dan keluarga, jika perlu
q. Dapatkan laporan dari
perawat kamar bedah dan
penata atau dokter anastesi
r. Berikan oksigen
s. Latih teknik nafas dalam
dan batuk
t. Kolaborasi pemberian
antiemetik
u. Kolaborasi pemberian
meperidin untuk
pencegahan mengigil
pasca anastesi
18. Perawatan selang
gastrointestinal
a. Identifikasi indikasi selang
gastrointestinal (kesadaran
pasien, kemampuan
menelan, frekuensi muntah,
status puasa)
b. Monitor kepatenan selang
gastrointestinal
c. Monitor adanya perlukaan
pada sekitar lubang hidung
akibat fiksasi
d. Monitor keluhan mual atau
munntah, distensi
abdomen, bising usus,
cairan dan elektrolit
e. Monitor keseimbangan
cairan, jumlah, dan
karakteristik cairan yang
keluar dari selang atau
residu sebelum pemberian
makan
f. Fiksasi selang pada bagian
hidung atau di atas bibir
g. Ganti selamg setiap 7 hari
sekali atau sesuai protokol
h. Irigasi selang sensuai
protokol
i. Rawat hidung dan mulut
tiap shift atau sesuai
protokol
j. Pertahankan kelembaban
mulut
k. lepas selang
gastrointestinal, sesuai
indikasi
l. jelaskan tujuan dan
prosedur pemasangan
selang
m. ajarkan pasien dan
kluaraga cara merawat
selang.
19. Resusitasi neonatus
a. Lakukan penilaian awal
(apakah bayi cukup bulan ,
apakah bayi menangis atau
bernafas, apakah tonus otot
bay baik)
b. Monitor secara periodik
pernafasan, frekuensi
denyut jantung, dan
oksigenasi
c. Tempatkan bayi baru lahir
di bawah pemancar panas
yang hangat
d. Lakukan langkah awal
stabilisasi (berikan
kehangatan, bersihkan
jalan nafas jika diperlukan
dengan penghisap bola
karet, keringkan bayi,
berikan rangsang taktil
dengan menggosok
punggung bayi atau telapak
kaki bayi , atur posisi bayi
dengan meletakan
gulungan kain pada bahu
bayi,
e. berikan ventilasi tekanan
positif (TTV) jika bayi tetap
apneu atau kesulitan
bernafas pastikan
perlengkapan sungkup
tepat menutupi dagu , mulut
dan hidung
f. berikan ventilasi dengan
frekuensi nafas 40-60 kali
per menit untuk mencapai
dan mempertahankan
frekuensi denyut jantung
lenih dari 100 per menit
g. lakukan kompresi dada dan
ventilasi dengan rasio 3:1
jika frekuensi denyut
jantung kurang dari 60 per
menit setelah ventilasi
adekuat dengan oksigen
selama 30 detik
h. berikan 90 kompresi dan 30
ventilasi per menit
i. berikan epineprine dan atau
cairan penambah volume
sesuai protokol
j. pasang kateter orogastrik
jika ventilasi diberikan
selama lebih dari 2 menit
k. hentikan resusitasi jika
tidak terdeteksi detak
jantung selama 10 menit
l. jelaskan tujuan dan
prosedur kepada orang tua
dengan metode komunikasi
terapetik
m. kolaborasi intubasi
endotrakeal jika ventilasi
dengan balon sungkup
tidak efektif atau
memerlukan waktu lama
20. terapi menelan
a. monitor tanda dan gejala
aspirasi
b. monitor gerakan lidah saat
makan
c. monitor tanda kelelahan
saat makan, minum dan
menelan
d. berikan lingkugan yang
nyaman
e. jaga privasi pasien
f. gunakan alat bantu, jika
perlu
g. hindari penggunaan
sedotan
h. posisikan duduk
i. berikan permen lolipop
untuk meningkatkan
kekuatan lidah
j. fasilitasi meletakan
makanan dibelakang mulut
k. berikan perawatan mulut,
sesuai kebutuhan
l. informasikan manfaat terapi
menelan kepada pasien
dan keluarga
m. anjurkan membuka dan
menutup mulut saat
memberikan makanan
n. anjurkan tidak bicara saat
mkan
o. kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya dalam
memberikan terapi (terapis
okupasi, ahli patologi bicara
dan ahli gisi )dalam
mengatur program
rehabilitasi pasien
28. Menyusui Efektif (Pemberian ASI Tujuan (T) ( SLKI ):
secara langsung dari payudara kepada Luaran Utama :
bayi dan anak yang dapat memenuhi Status menyusui membaik/
kebutuhan nutrisi) b.d Fisiologis meningkat
1. Hormon oksitosin dan prolaktin Kriteria hasil:
adekuat a. Perlekatan bayi pada payudara
2. Payudara membesar, alveoli mulai ibu membaik
terisi ASI (skor 1 (1-5))
3. Tidak ada kelainan pada struktur b. Kemampuan ibu memposisikan
payudara bayi dengan benar
4. Puting menonjol (skor 1 (1-5))
5. Bayi aterm c. Miksi bayi lebih dari 8 kali/ 24
6. Tidak ada kelainan bentuk pada jam
mulut bayi (skor 1(1-5))
Situasional d. Berat badan bayi meningkat
1. Rawat gabung (skor 1(1-5))
2. Dukungan keluarga dan tenaga e. Tetesan/ pancaran ASI
kesehatan adekuat meningkat/ membaik
3. Faktor budaya (skor 1(1-5))
f. Suplai ASI adekuat
DS: (skor 1(1-5))
1. Ibu merasa percaya diri selama g. Puting tidak lecet setelah 2
proses menyusui minggu melahirkan
(skor 1(1-5))
DO: h. Kepercayaan diri ibu meningkat
2. Bayi melekat pada payudara ibu (skor 1(1-5))
dengan benar i. Bayi tidur setelah menyusu
3. Ibu mampu memposisikan bayi (skor 1(1-5))
dengan benar j. Payudara ibu kosong setelah
4. Miksi bayi lebih dari 8 kali dalam 24 menyusui
jam (skor 1(1-5))
5. Berat badan bayi meningkat k. Intake bayi membaik/
6. ASI menetes/ memancar meningkat (skor 1 (1-5))
7. Suplai ASI adekuat l. Hisapan bayi membaik
8. Puting tidak lecet setelah minggu (skor 1 (1-5))
kedua m. Lecet pada puting menurun
9. Bayi tidur setelah menyusui (skor 5 (1-5))
10. Payudara ibu kosong setelah n. Kelelahan maternal menurun
menyusui (skor 5 (1-5))
11. Bayi tidak rewel dan mengais o. Bayi rewel menurun
setelah menyusui (skor 5 (1-5))
p. Bayi menangis setelah
menyusui
(skor 5 (1-5))
Luaran tambahan
1. Dukungan keluarga
2. Dukungan sosial
3. Kinerja pengasuhan
4. Perlekatan
5. Status nutrisi bayi
Intervensi pendukung:
1. Kompres panas
a. Identifikasi
kontraindikasi kompres
panas ( misalnya:
penurunan sensasi
dan penurunan
sirkulasi)
b. Identifikasi kondisi kulit
yang akan dilakukan
kompres panas
c. Periksa suhu alat
kompres
d. Monitor iritasi kulit atau
kerusakan jaringan
selama 5 menit
pertama
e. Pilih metode kompres
yang nyaman dan
mudah didapat
( misalnya : kantong
plastic tahan air, botol
air panas, bantalan
pemanas listrik)
f. Pilih lokasi kompres
g. Balut alat kompres
panas dengan kain
pelindung, jika perlu
h. Lakukan kompres
panas pada daerah
yang cedera
i. Hindari penggunaan
kompres pada jaringan
yang terpapar radiasi
j. Jelaskan prosedur
penggunaan kompres
panas
k. Anjurkan tidak
menyesuaikan
pengaturan suhu
secara mandiri tanpa
pemberitahuan
sebelumnya
l. Ajarkan cara
menghindari
kerusakan jaringan
akibat panas.
2. Manajemen cairan
a. Monitor status hidrasi
(misalnya frekuensi
nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian
kapiler, kelembaban
mukosa, turgor kulit,
tekanan darah)
b. Monitor berat badan
harian
c. Monitor berat badan
sebelumdan sesudah
dialysis
d. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
( misalnya :
hematocrit, Na,
K,Cl,berat jenis urine,
BUN)
e. Monitor status
hemodinamik
( misalnya:MAP, CVP,
PAP, PCWP jika
tersedia)
f. Catat intake output
dan hitung balans
cairan 24 jam
g. Berikan asupana
cairan sesuai
kebutuhan
h. Berikan cairan
intravena jika perlu
i. Kolaborasi pemserian
diuretic jika perlu
3. Manajemen
elektroensefalografi
a. Identifikasi indikasi
diagnostic EEG
b. Periksa riwayat
pengobatan yang
dapat mengganggu
hasil test (misalnya
antikonvulsan,
penenang , balbiturat)
c. Posisikan berbaring
bersandar dikursi atau
tempat tidur
d. Tempelkan elektoda
pada kulit kepala
e. Lakukan prosedur
pemeriksaan
f. Jelaskan tujuan dan
prosdur EEG
g. Informasikan
pelaksana, waktu dan
tempat pelaksanaan
prosedur
h. Informasikan elektroda
tidak akan
menyebabkan
sengatan listrik
i. Anjurkan rileks dengan
mata tertutup
j. Anjurkan tetap diam
selama prosedur
4. Manajemen nyeri
a. Identifikasi lokasi,
karakteristik , durasi,
frekuensi, kualitas
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respon
nyeri nonverbal
d. Identifikasi factor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
e. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
f. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap
respon nyeri
g. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup
h. Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
i. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
j.Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(misalnya : TENS,
hypnosis, akupresure,
terapi music,
biofeedback, terapi
pijat, aroma therapy,
Teknik imajinasi
terbimbing , kompres
hangat /dingin, terapi
bermain)
k. Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri ( misalnya:
suhu ruangan ,
pencahayaan dan
kebisingan)
l. Fasilitas istirahat dan
tidur
m. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
5. Pemantauan neurologis
a. Monitor ukuran, bentuk
kesimetrisan, dan
reaksi pupil
b. Monitor tingkat
kesadaran
c. Monitor tingkat
orientasi
d. Monitor ingatan
terakhir, rentang
perhatian, memori
masa lalu, mood dan
perilaku
e. Monitor tanda tanda
vital
f. Monitor status
pernafasan : AGD,
oksimetri nadi,
kedalaman nafas pola
nafas dan usaha nafas
g. Monitor parameter
hemodinamika
invasive, jika perlu
h. Monitor ICP
(intracranial
preassure) dan CPP
(cerebral perfusion
pressure)
i. Monitor reflex kornea
j.Monitor batuk dan
reflex muntah
k. Monitor irama otot,
gerakan motoric, gata
berjalan dan
propriosepsi
l. Monitor kekuatan
pegangan
m. Monitor adanya tremor
n. Monitor gangguan
visual : diplopia,
nystagmus,
poemotongan bidang
visual, penglihatan
kabur dan ketajaman
penglihatan
o. Monitor keluhan sakit
kepala
p. Monitor karakteristik
bicara : kelancaran,
kehadiran afasia, atau
kesulitan mencari kata
q. Monitor diskriminasi
tajam /tumpul atau
panas/ dingin
r. Monitor paresthesia
( mati rasa dan
kesemutan)
s. Monitor pola
berkeringan, monitor
cushing, monitor
kraniatomi atau
laminektomi terhadap
adanya drainase ,
monitor respon
terhadap pengobatan
t. Tingkatkan frekuensi
pemantauan
neurologis, jika peril
u. Hindari aktivitas yang
dapat meningkatkan
tekanan intracranial
v. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
w. Dokumentasikan hasil
pemantauan
x. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
y. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
6. Pemantauan tanda vital
a. Monitor tekanan darah
b. Monitor nadi (frekuensi
, kekuatan, irama)
c. Monitor pernafasan
( frekuensi,
kedalaman)
d. Monitor suhu tubuh
e. Monitor oksimetri nadi
f. Monitor tekanan nadi
( selisih TDS dan
TDD)
g. Identifikasi penyebab
perubahan tanda
tanda vital
h. Alur interval
pemantauan sesuai
kondisi pasien
i. Dokumentasikan hasil
pemantauan
j. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
k. Informasikan hasil
pemantauan,jika perlu
7. Pencegahan luka tekan
a. Periksa luka tekan
menggunakan skala
( misalnya : skala
noton, skala braden)
b. Periksa adanya luka
tekan sebelumnya
c. Monitor suhu kulit
yang tertekan
d. Monitor BB dan
perubahannya
e. Monitor status kulit
harian
f. Monitor ketat area
yang memerah,
monitor kulit diatas
tonjolan tulang atau
titik tekan saat
mengubah posisi
g. Monitor sumber
tekanan dan gesekan,
monitor mobilitas dan
aktivitas individu
h. Keringkan daerah kulit
yang lembab akibat
keringat cairan luka,
dan inkontinensia fekal
atau urine
i. Gunakan barrier
seperti lotion atau
bantalan penyerap air
j. Ubah posisi setiap 1- 2
jam
k. Buat jadwal perubahan
posisi
l. Berikan bantalan pada
titik tekan atau tonjolan
tulang
m. Jaga seprai tetap
kering, bersih, dan
tidak ada kerutan atau
lipatan
n. Gunakan Kasur
khusus jika perlu
o. Hindari pemijatan
diatas tonjolan tulang
p. Hindari pemberian
lotion pada daerah
yang luka atau
kemerahan
q. Hindari menggunakan
air hangat dan sabun
keras saat mandi
r. Pastikan asupan
makanan yang cukup
terutama protein,
vitamin B dan C , zat
besi dan kalori
s. Jelaskan tanda tanda
kerusakan kulit
t. Anjurkan melapor jika
menemukan tanda
tanda kerusakan kulit
u. Ajarkan cara merawat
kulit
8. Pencegahan perdarahan
a. Monitor tanda dan
gejala perdarahan
b. Monitor nilai
hematocrit /
hemoglobin sebelum
dan setelah
kehilangan darah
c. Monitor tanda tanda
vital ortostatik
d. Monitor kuagulasi
(misalnya :
prothrombin tim (PT),
partial thromboplastin
time (PTT), fibrinogen,
degradasi fibrin dan
atau platelet)
e. Pertahankan bedrest
selama perdarahan
f. Batasi tindakan
invasive, jika perlu
g. Gunakan Kasur
pencegah decubitus
h. Hindari pengukuran
suhu rektal
i. Jelaskan tanda dan
gejala perdarahan
j. Anjurkan
menggunakan kaus
kaki selama ambulasi
k. Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan untuk
menghindari konstipasi
l. Anjurkan untuk
menghindari aspirin
atau antikoagulan
m. Anjurkan
meningkatkan asupan
makanan dan vitamin
k
n. Anjurkan segera
melapor jika terjadi
perdarahan
o. Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
p. Kolaborasi pemberian
produk darah, jika
perlu
q. Kolaborasi pemberian
pelunak tinja, jika perlu
9. Pencegahan resiko
lingkungan
a. Identifikasi adanya
resiko lingkungan yang
dapat merusak
/membahayakan
kesehatan
b. Identifikasi pihak pihak
yang dapat membantu
masyarakat untuk
perlindungan dari
bahaya lingkungan
c. Monitor insiden cedera
terkait bahaya
lingkungan
d. Analisis tingkat resiko
terkait dengan
lingkungan ( misalnya :
perumahan, air ,
makanan, radiasi dan
kekerasan)
e. Bekerjasama dengan
pihak pihak terkait
untuk meningkatkan
keamanan lingkungan
f. Lakukan advokasi
Bersama masyarakat
untuk desain
lingkungan yang aman
g. Informasikan pada
populasi yang beresiko
terkait bahaya yang
mungkin diperoleh dari
lingkungan sekitar
h. Kolaborasi dengan
petugas kesehatan
terkait, jika perlu
10. Pengekangan fisik
a. Identifikasi kebutuhan
untuk dilakukan
pengekangan (restrain
)
b. Monitor respons
terhadap prosedur
c. Monitor dan berikan
kenyamanan
psikologis
d. Monitor kondisi kulit
pada area
pengekangan
e. Ciptakan lingkungan
aman
f. Sediakan staf yang
memadai untuk
melakukan
pengekangan
g. Tunjuk staff perawat
untuk mengarahkan
tim dan pasien selama
pengekangan
h. Amankan batas
jangkauan pasien
i. Fasilitasi aktifitas
pengalihan (misalnya :
televisi, pengunjung,
telepon seluler) jika
perlu
j. Fasilitasi perubahan
posisi secara berkala
k. Fasilitasi kubutuhan
nutris eliminasi, hidrasi
dan kebersihan diri
l. Libatkan dalam
aktivitas untuk
meningkatkan
penilaian dan orientasi
m. Libatkan membuat
keputusan untuk
beralih ke intervensi
yang kurang ketat
n. Jelaskan tujuan dan
langkah langkah
prosedur dengan
Bahasa yang mudah
dimengerti
o. Jelaskan resiko dan
manfaat pengekangan
p. Latih rentang gerak
sendi sesuai dengan
kondisi pasien
q. Kolaborasi pemberian
obat untuk
kegelisahan atau
agitasi, jika perlu
11. Perawatan emboli perifer
a. Periksa sirkulasi
perifer secara
menyeluruh ( misalnya
: pulsasi perifer,
edema ,pengisian
kapiler, warna dan
suhu ekstermitas)
b. Monitor nyeri pada
area yang terkena
c. Monitor tanda tanda
penurunan sirkulasi
vena ( misalnya :
peningkatan lingkar
ekstermitas, bengkak
dan nyeri tekan,
peningkatan nyeri
pada posisi
tergantung, nyeri
menetap saat
pergerakan
ekstermitas, vena
teraba keras ,
pembesaran vena
superfisial,kram,merah
dan hangat, mati rasa
dan kesemutan,
perubahan warna kulit,
dan demam)
d. Monitor waktu
prothorombin (PT) dan
waktu thromboplastin
parsial (PTT)
e. Monitor efek samping
antikoagulan
f. Tinggikan daerah yang
cedera 20 derajat
diatas jantung
g. Gunakan kaos kaki
elastis
h. Gunakan kaos kaki
kompresi pneumatic
intermiten selama 15-
20 menit setiap 8 jam
i. Lakukan rentang gerak
aktif atau pasif
j. Ubah posisi setiap 2
jam
k. Hindari akses
intravena intekubili
l. Hindari memijat atau
mengompresi otot
yang cedera
m. Jelaskan mekanisme
terjadinya emboli
perifer
n. Anjurkan tidak duduk
menyilangkan kaki,
atau kaki tergantung
dalam waktu lama
o. Anjurkan menghindari
maneuver valsava
p. Ajarkan cara
mencegah emboli
perifer ( misalnya:
jalan kaki, minum
banyak cairan, hindari
alcohol, hindari
imobilitas jangka
Panjang , kaki yang
tergantung)
q. Ajarkan pentingnya
antikoagulan selama 3
bulan
r. Kolaborasi pemberian
antikoagulan
s. Kolaborasi
pemberianprometazin
intravena dalam NaCL
0,9% 25—50 cc
secara lambat dan
hindari pengenceran
kurang dari 10 cc
t. Kolaborasi pemberian
antikoagulan dosis
rendah,dan /atau anti
platet dosis tinggi
( misalnya: heparin,
clopidogrel, warfarin,
aspirin, dipiridamol,
dekstran)
12. Perawatan jantung
a. Identifikasi tanda dan
gejala primer
penurunan curah
jantung (meliputi
dispneu , kelelahan ,
odema, orthopnea,
paroxysmal nocturnal
dyspnea, peningkatan
CVP)
b. Identifikasi
tanda/gejala sekunder
penurunan curah
jantung meliputi
peningkatan BB,
hepatomegaly, distensi
vena jugularis,
palpitasi, ronchi basah,
oliguria, batuk, kulit
pucat
c. Monitor tekanan darah
(termasuk tekanan
darah orthostatic, jika
perlu)
d. Monitor intake dan
output cairan
e. Monitor BB setiap hari
pada waktu yang
sama.
f. Monitor saturasi
oksigen
g. Monitor keluhan nyeri
dada (misalnya:
intensitas, lokasi,
radiasi, durasi
presivitasi yang
mengurangi nyeri)
h. Monitor EKG 12
sadapan
i. Monitor aritmia
(kelainan irama dan
frekuensi)
j. Monitor nilai
laboratorium jantung
(misalnya : elektrolit,
enzim jantung, BNP,
NTpro-BNP)
k. Monitor fungsi alat
pacu jantung
l. Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah
aktifitas
m. Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum pemberian
obat ( misalnya: beta
blocker, ACE inhibitor,
calcium channel
blocker, digoksin)
n. Posisikan pasien semi
fowler atau
fowlerdengan kaki ke
bawah atau posisi
nyaman
o. Berikan diet jantung
yang sesuai ( misalnya
: batasi asupan kafein,
natrium, kolesterol,
dan makanan tinggi
lemak)
p. Gunakan stocking
elastis atau pneumatic
intermiten, sesuai
indikasi
q. Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
modifikasi gaya hidup
sehat
r. Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi stress jika
peril
s. Berikan dukungan
emosional dan spiritual
t. Berikan oksigen untuk
mempertahankan
saturasi oksigen >94%
u. Anjurkan aktivitas fisik
sesuai toleransi,
anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
v. Anjurkan berhenti
merokok
w. Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur BB
harian, ajarkan pasien
dan keluarga
mengukur intake dan
output cairan harian
x. Kolaborasi pemberian
antiritmia, jika perlu
y. Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
13. Perawatan luka bakar
a. Identifikasi penyebab
luka bakar
b. Identifikasi durasi
terkena luka bakar dan
riwayat penanganan
luka sebelumnya
c. Monitor kondisi luka
( misalnya: persentasi
ukuran luka, derajat
luka ,perdarahan,
warna dasar luka,
infeksi, eksudat, bau
luka, kondisi tepi luka)
d. Gunakan Teknik
aseptic selama
merawat luka
e. Lepaskan balutan
lama dengan
menghindari nyeri dan
perdarahan
f. Rendam dengan air
steril jika balutan
lengket pada luka
g. Bersihkan luka dengan
cairan steril
( misalnya : NaCL
0,9%, cairan
antiseptic)
h. Lakukan terapi
relaksasi untuk
mengurangi nyeri
i. Jadwalkan frekuensi
perawatan luka
berdasarkan ada atau
tidaknya infeksi ,
jumlah eksudat dan
jenis balutan yang
digunakan
j. Gunakan modern
dressing sesuai
dengan kondisi luka
(misalnya hyrocoloid,
polymer
crystalline,cellulose)
k. Berikan diet dengan
kalori 30-35
kkal/kg/BB/harridan
protein 1,25-1,5
g/kg/bb/hari
l. Berikan suplemen
vitamin dan mineral
( misalnya: vitamin
A,vitamin C , zink,
asam amino, sesuai
indikasi)
m. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
n. Anjurkan
menkonsumsi
makanan tinggi kalori
dan protein
o. Kolaborasi prosedur
debridemen (misalnya:
enzimatik, biologis,
mekanis, autolitik), jika
perlu
p. Kolaborasi pemberian
antibiotic , jika perlu
14. Perawatan sirkulasi
a. Periksa sirkulasi
perifer ( misalnya :
nadi perifer, edema ,
pengisian kapiler,
warna, suhu, ankle
brachial index)
b. Identifikasi factor
resiko gangguan
sirkulasi (misalnya:
diabetes , perokok,
orangtua, hipertensi,
dan kadar kolesterol
tinggi)
c. Monitor panas,
kemerahan , nyeri,
atau bengkak pada
ekstermitas
d. Hindari pemasangan
infus atau
pengambilan darah
diarea keterbatasan
perfusi
e. Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstermitas dengan
keterbatasan perfusi
f. Hindari penekanan
dan pemasangan
tourniquet pada area
yang cedera
g. Lakukan pencegahan
infeksi
h. Lakukan perawatan
kaki dan kuku
i. Lakukan hidrasi
j. Anjurkan berhenti
merokok
k. Anjurkan berolahraga
rutin
l. Anjurkan mengecek
kamar mandi untuk
menghindari kulit
terbakar
m. Anjurkan
menggunakan obat
penurun tekanan
darah , antikoagulan,
dan penurun
kolesterol, jika perlu
n. Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan
darah secara teratur
o. Anjurkan menghindari
penggunaan obat
penyekat beta
p. Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang
tepat (misalnya
melembabkan kulit
kering pada kaki )
q. Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler
r. Ajarkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi ( misalnya:
rendah lemak jenuh,
minyak ikan omega 3)
s. Informasikan tanda
dan gejala darurat
yang harus dilaporkan
(misalnya rasa sakit,
yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya
rasa)
15. Perawatan tirah baring
a. Monitor kondisi kulit
b. Monitor komplikasi
tirah baring
( misalnya : kehilangan
masa otot , sakit
punggung , konstipasi,
stress, depresi,
kebingungan,
perubahan irama tidur,
infeksi saluran air
kemih, sulit buang air
kecil, pneumonia)
c. Tempatkan pada
Kasur terapeutik , jika
tersedia, posisikan
senyaman mungkin,
pertahankan seprai
tetap kering, bersih
dan tidak kusut
d. Pasang sideralis , jika
perlu
e. Posisikan tempat tidur
dekat dengan nurse
station, jika perlu
f. Dekatkan posisi meja
tempat tidur
g. Berikan latihan gerak
aktif atau pasif
h. Pertahankan
kebersihan pasien
i. Fasilitasi pemenuhan
kebutuhan sehari-hari
j. Berikan stocking
antiembolisme, jika
perlu
k. Ubah posisi setiap 2
jam
l. Jelaskan tujuan
dilakukan tirah baring
16. Perawatan traksi
a. Monitor kemampuan
perawatan diri saat
terpsang traksi
b. Monitor alat fiksasi
eksternal
c. Monitor tempat insersi
pen
d. Monitor tanda tanda
kerusakan integritas
kulit apa area
penonjolan tulang
e. Monitor sirkulasi,
pergerakan dan
sensasi pada
ekstermitas yang
cedera
f. Monitor adanya
komplikasi imobilisasi
g. Posisikan tubuh pada
kesejajaran (alignment
yang tepat)
h. Pertahankan posisi
baring yang tepat
ditempat tidur
i. Pastikan beban traksi
terpasang tepat
j. Pastikan tali dan katrol
bebas menggantung
k. Pastikan tarikan tali
dan beban tetap
berada disepanjang
sumbu tulang fraktur
l. Amankan beban traksi
saat menggerakkan
pasien
m. Lakukakn perawatan
area insersi pin
n. Lakukan perawatan
kulit pada area area
gesekan
o. Pasang trapezius
(trapeze)untuk
bergerak ditempat
tidur, jika tersedia
p. Anjurkan perawatan
alat penopang
(brace)sesuai
kebutuhan
q. Anjurkan perawatan
fiksasi eksternal
,sesuai kebutuhan
r. Anjurkan pentingnya
nutrisi yang memadai
untuk penyembuhan
tulang
17. Terapi aktifitas
a. Identifikasi deficit
tingkat aktivitas
b. Identifikasi
kemampuan
berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
c. Identifikasi sumber
daya terhadap
aktivitas yang
diinginkan
d. Identifikasi strategi
meningkatkan
partisipasi dalam
meningkatkan aktivitas
e. Identifikasi makna
aktivitas rutin
( misalnya : bekerja
dan waktu luang)
f. Monitor respon
emosional, fisik, social
dan spiritual terhadap
aktivitas
g. Fasilitasi focus pada
kemampuan, bukan
deficit yang dialami
h. Sepakati komitmen
untuk meningkatkan
frekuensi dan rentang
aktivitas
i. Fasilitasi memilih
aktivitas dan tetapkan
tujuan aktivitas yang
konsisten sesuai
kemampuan, fisik,
psikologis, dan social
j. Koordinasikan
pemilihan aktivitas
sesuai usia
k. Fasilitasi makna
aktivitas yang dipilih
l. Fasilitasi transportasi
untuk menghadiri
aktivitas , jika seuai
m. Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam
menyesuaikan
lingkungan untuk
mengakomodasi
aktivitas yang dipilih
n. Fasilitasi aktivitas rutin
(misalnya : ambulasi,
mobilisasi dan
perawatan diri),sesuai
kebutuhan
o. Fasilitasi aktivitas
pengganti saat
mengalami
keterbatasan waktu
energi, atau gerak
p. Fasilitasi aktivitas
motoric kasar untuk
pasien hiperaktif
q. Tingkatkan aktivitas
fisik untuk memelihara
berat badan, jika
sesuai
r. Fasilitasi aktivitas
motoric untuk
merelaksasi otot dan
Fasilitasi aktifitas
dengan komponen
memori implisit dan
emosional (misalnya :
kegiatan keagamaan
khusus) untuk pasien
demensia, jika sesuai
s. Libatkan dalam
permainan kelompok
yang tidak kompetitif ,
terstruktur dan aktif
t. Tingkatkan
keterlibatan dalam
aktifitas rekreasi dan
defersefikasi untuk
menurunkan
kecemasan
( misalnya : vocal
group, bola volley,
tenis meja, jogging,
berenang, tugas
sederhana, permainan
sederhana, tugas rutin,
tugas rumah tangga ,
perawatan diri dan
teka teki dan kartu)
u. Libatkan keluarga
dalam aktifitas, jika
perlu dan Fasilitasi
mengembangkan
motivasi dan
penguatan diri,
Fasilitasi pasien dan
keluarga memantau
kemajuannya sendiri
untuk mencapai tujuan
v. Jadwalkan aktivitas
dalam rutinitas sehari
hari, berikan
penguatan positif atas
partisipasi dalam
aktivitas
w. Jelaskan metode
aktivitas fisik sehari-
hari , jika perlu dan
ajarkan cara
melakukan aktivitas
yang dipilih
x. Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, social,
spiritual dan kognitif
dalam menjaga fungsi
dan kesehatan dan
anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok
atau terapi, jika sesuai
y. Anjurkan keluarga
untuk memberi
penguatan positif atas
partisipasi dalam
aktifitas
z. Rujuk pada pusat atau
program aktivitas
komunitas,jika perlu
18. Terapi bekam
a. Periksa riwayat
kesehatan
b. Identifikasi
kontraindikasi terapi
bekam, (misalnya :
konsumsi pengencer
darah (aspirain,
aspilet))
c. Lakukan pemeriksaan
fisik
d. Tentukan titik
pembekaman
e. Tentukan jenis bekam
yang akan dilakukan
(misalnya : bekam
kering atau basah )
f. Baringkan pasien
senyaman mungkin
g. Buka pakaian pada
area yang akan
dilakukan
pembekaman
h. Pasang sarung tangan
dan alat pelindung diri
lainnya
i. Desinfeksi area yang
akan dibekam dengan
kapas alcohol atau
alcohol swab
j. Olesi kulit dengan
minyak herbal untuk
meningkatkan
peredaran darah
( misalnya : mintyak
zaitun)
k. Lakukan pengekopan
dengan tarikan
secukupnya
l. Lakukan penyayatan
pada area yang telah
dilakukan bekam
kering
m. Lakukan pengekopan
kembali setelah
dilakukan penyayatan
n. Lakukan pembekaman
tidak lebih dalam 5
menit untuk
menghindari hipoksia
jaringan
o. Buka kop dan
bersihkan darah yang
tertampung
p. Bersihkan arean yang
telah dilakukan
pembekaman
q. Hindari pembekaman
pada area, mata mulut
, hidung, areolla
mamae, kelamin,
dekat pembuluh drah
besar, varises, dan
jaringan luka
r. Lakukan sterilisasi
pada alat alat bekam
yang telah dilakukan
s. Jelaskan tujuan dan
prosedur terapi bekam
t. Anjurkan berpuasa
sebelum pembekaman
, jika perlu
u. Anjurkan tidak mandi
2-3 jam pasca
pembekaman.
19. Torniket pneumatic
a. Identifikasi integritas
kulit yang akan
dipasangi manset
torniket
b. Identifikasi fungsi
regulator dan alat
pengukur dengan
kalibrasi
c. Identifikasi ukuran
torniket yang sesuai
ekstermitas
d. Monitot tekanan
torniket
e. Monitor nadi perifer
f. Lindungi kulit dan
manset dari cairan
g. Atur tekanan torniket
50 mmHg lebih tinggi
dari tekanan darah
sitolik pada
ekstermitas atas, atau
sesuai indikasi.
a. Atur tekanan torniket
100 mmHg lebih tinggi
dari tekanan darah
sitolik pada
ekstermitas bawah,
atau sesuai indikasi.
b. Berikan penekanan
selama 60 menit pada
ekstermitas atas, atau
sesuai indikasi
c. Berikan penekanan
selam 90 menit pada
ekstermitas bawah,
atau sesuai indikasi
d. Berikan jeda waktu
pengempisan manset
selama 15 menit
e. Anjurkan melaporkan
adanya perubahan
sensasi ( misalnya :
kesemutan, mati rasa
dan kram).
6 Resiko Konfusi Akut (beresiko Tujuan (T) (SLKI)
8 mengalami gangguan kesadaran, Luaran Utama :
. perhatian, kognisi dan persepsi yang 1. tingkat konfusi
reversible dan terjadi dalam waktu a. fungsi kognitif (Skor 5
singkat) (1-5))
b.d : b. tingkat kesadaran
1. Usia diatas 60 tahun (Skor 5 (1-5))
2. Perubahan fungsi kognitif c. aktivitas psikomotorik
3. Perubahan siklus tidur-bangun (Skor 5 (1-5))
4. Dehidrasi d. motivasi (Skor 5(1-5))
5. Demensia memulai dan
6. Riwayat stroke menyelesaikan prilaku
7. Gangguan fungsi metabolic terarah
( misalnya ; azotemia, e. memori jangka
penurunan hemoglobin, pendek (Skor 5 (1-
ketidakseimbangan elektrolit, 5))
peningkatan nitrogen urea darah f. memori jangka
(BUN)/ kreatinin Panjang (Skor 5 (1-5))
8. Gangguan mobilitas g. perilaku halusinasi
9. Penggunaan restrain yang tidak (Skor 5 (1-5))
tepat h. gelisah (Skor 5 (1-5))
10. Infeksi i. interprestasi (Skor 5
11. Mal nutrisi (1-5))
12. Nyeri j. fungsi social (Skor 5
13. Efek agen farmakologis (1-5))
14. Deprivasi sensori k. respon terhadap
15. Penyalahgunaan zat stimulus (Skor 5 (1-5))
l. persepsi (Skor 5 (1-5))
m. fungsi otak (Skor 5 (1-
Kondisi klinis yang terkait : 5))
1. Cedera kepala
2. Stroke Luaran tambahan :
3. Penyakit Alzheimer 1. kestabilan kadar glukosa
4. Penyalahgunaan zat darah
5. dimensia a. koordinasi (Skor 5 (1-
5))
DS: b. kesadaran (Skor 5 (1-
1. klien mengeluh mudah lupa 5))
2. klien mengeluh sering c. mengantuk (Skor 5 (1-
berkeringat, mudah lapar, sering 5))
haus, sering buang air kecil d. pusing menurun (Skor
3. klien mengeluh dada berdebar, 5 (1-5))
gemetar badan e. Lelah /lesu menurun
(Skor 5 (1-5))
DO: f. Keluhan lapar
1. kadar gula darah meningkat menurun (Skor 5 (1-5))
2. penurunan g. Gemetar menurun
(Skor 5 (1-5))
h. Berkeringat menurun
(Skor 5 (1-5 )
i. Mulut kering menurun
(Skor 5 (1-5))
j. Rasa haus menurun
(Skor 5 (1-5))
k. Perilaku aneh
menurun (Skor 5 (1-5))
l. Kesulitan bicara
menurun (Skor 5 (1-5))
m. Kadar glukosa dalam
darah membaik (Skor
5 (1-5))
n. Kadar glukosa dalam
urine membaik (Skor 5
(1-5))
o. Palpitasi membaik
(Skor 5 (1-5))
p. Perilaku membaik
(Skor 5 (1-5))
q. Jumlah urine membaik
(Skor 5 (1-5))
2. control pikir
a. kemampuan
mengenali halusinasi
dan delusi (Skor 5 (1-
5))
b. kemampuan menahan
diri mengikuti
halusinasi dan delusi
(Skor 5 (1-5))
c. Kemampuan
memonitor frekuensi
halusinasi dan delusi
(Skor 5 (1-5))
d. Kemampuan
menjelaskan isi
halusinasi dan delusi
(Skor 5 (1-5))
e. Melaporkan
penurunan halusinasi
dan delusi (Skor 5 (1-
5))
f. Validasi (Skor 5 (1-5))
g. Kemampuan
berinteraksi (Skor %
(1-5))
h. Kemampuan
memahami ide orang
lain (Skor 5 (1-5))
i. Kesesuaian afek (Skor
5 (1-5))
j. Memandang
lingkungan secara
akurat (Skor 5 (1-5))
k. Menunjukan pola
berfikir yang logis
(Skor 5 (1-5))
l. Menunjukkan
pemikiran yang
berdasarkan
kenyataan (Skor 5 (1-
5))
m. Menunjukkan isi fikir
positif (Skor 5 (1-5))
3. Memori
a. Melakukan tindakan
untuk mengurangi
factor resiko (Skor 5
(1-5))
b. Menerapkan program
perawatan (Skor 5 (1-
5))
c. Aktivitas hidup sehari
hari efektif memenuhi
tujuan kesehatan
(Skor 5 (1-5))
d. Verbalisasi kesulitan
dalam menjalani
program perawatan ?
pengobatan (Skor 5
(1-5))
4. orientasi kognitif
a. identifikasi diri sendiri
(Skor 5 (1-5))
b. identifikasi orang
terdekat (Skor 5(1-5))
c. identifikasi tempat saat
ini (Skor 5 (1-5))
d. identifikasi hari (Skor 5
(1-5))
e. Identifikasi bulan (Skor
5 (1-5))
f. Identifikasi tahun (Skor
5 (1-5))
g. Identifikasi peristiwa
penting (Skor 5 (1-5))
5. perfusi serebral
a. tingkat kesadaran
(Skor (1-5))
b. Kognitif (Skor (1-5))
c. Tekanan intra kranial
(Skor 5 (1-5))
d. Sakit kepala (Skor 5
(1-5))
e. Gelisah (Skor 5 (1-5))
f. Kecemasan (Skor 5
(1-5))
g. Agitasi (Skor 5 (1-5))
h. Demam (Skor 5 (1-5))
i. Nilai Rata rata
tekanan darah (Skor 5
(1-5))
j. Kesadaran (Skor 5 (1-
5))
k. Tekanan darah
sistolik (Skor 5 (1-5))
l. Tekanan darah
diastolic (Skor 5 (1-5))
m. Refleks saraf (Skor 5
(1-5))
6. proses informasi
a. memahami kalimat
(Skor 5(1-5))
b. Memahami paragraph
(Skor 5 (1-5))
c. Memahami cerita
(Skor 5 (1-5))
d. Memahami symbol
symbol umum (Skor 5
(1-5))
e. Menyampaikan pesan
yang koheren (Skor 5
(1-5))
f. Pesan verbal yang
koheren (Skor 5 (1-5))
g. Proses fikir teratur
(Skor 5 (1-5))
h. Proses fikir logis (Skor
5 (1-5))
i. Menjelaskan
kesamaan antara dua
item (Skor 5 (1-5))
j. Menjelaskan
perbedaan antara dua
item (Skor 5 (1-5))
7. status neurologis
a. tingkat kesadaran
(SKor 5 (1-5))
b. Reaksi pupil (Skor 5
(1-5))
a) Orientasi
kognitif (Skor 5
(1-5))
b) Status kognitif
(Skor 5 (1-5))
c) Control motoric
pusat (Skor 5
(1-5))
d) Fungsi
sensorik kranial
(Skor 5 (1-5))
e) Fungsi
sensorik spinal
(Skor 5 (1-5))
f) Fungsi motoric
kranial (Skor 5
(1-5))
g) Fungsi motoric
kranial (Skor 5
(1-5))
h) Fungsi motoric
spinal (Skor 5
(1-5))
i) Fungsi otonom
(Skor 5 (1-5))
j) Komunikasi
(Skor 5 (1-5))
c. Sakit Kepala (Skor 5
(1-5))
a) Frekuensi
kejang (Skor 5
(1-5))
b) Hipertermia
(Skor 5 (1-5))
c) Diaphoresis
(Skor 5 (1-5))
d) Pucat (Skor 5
(1-5))
e) Kongesti
konjungtiva
(Skor 5 (1-5))
f) Kongesti nasal
(Skor 5 (1-5))
g) Parastesia
(Skor 5 (1-5))
h) Sensasi logam
dimulut (Skor 5
(1-5))
i) Syndrome
horner (Skor 5
(1-5))
j) Pandangan
kabur (Skor 5
(1-5))
k) Penile erecrtion
(skor 5 (1-5))
d. Tekanan darah sistolik
(Skor 5 (1-5))
e. Frekuensi nadi (Skor 5
(1-5))
a) Ukuran pupil
(Skor 5 (1-5))
b) Gerakan mata
(Skor 5 (1-5))
c) Pola nafas
(Skor 5 (1-5))
d) Pola istirahat
tidur (Skor 5 (1-
5))
e) Frekuensi
nafas (Skor 5
(1-5))
f) Denyut jantung
apical (Skor 5
(1-5))
g) Denyut nadi
radialis (Skor 5
(1-5))
h) Refleks
pilomotorik
(Skor 5 (1-5))
8. tingkat agitasi
a. kegelisahan (Skor 5
(1-5))
b. frustasi (Skor 5 (1-5))
c. sifat lekas marah (Skor
5 (1-5))
d. tidak mampu menahan
diri (Skor 5 (1-5))
e. mondar mandir (Skor
(1-5))
f. pergerakkan berulang
(Skor 1-5))
g. ketidakmampuan
untuk tetap duduk
(Skor 5 (1-5))
h. menolak bantuan
(Skor 5 (1-5))
i. memukul (Skor 5 (1-
5))
j. menendang (Skor 5(1-
5))
k. melempar (Skor 5 (1-
5))
l. meludah (Skor 5(1-5))
m. menggigit (Skor 5 (1-
5))
n. memaki (Skor 5 (1-5))
o. ungkapan yang tidak
tepat (Skor 5 (1-5))
p. isyarat tidak pantas
(Skor 5 (1-5))
q. emosi (Skor 5 (1-5))
r. status hidrasi (Skor 5
(1-5))
s. Tekanan darah (Skor 5
(1-5))
t. Nadi radial (Skor 5 (1-
5))
u. Tidur (Skor 5 (1-5))
9. tingkat delirium
a. tingkat kesadaran
(Skor (1-5))
b. kemampuan mengikuti
perintah (Skor 5 (1-5))
c. aktivitas psikomotorik
(Skor 5 (1-5))
d. kemampuan
interprestasi stimulus
lingkungan (Skor 5 (1-
5))
e. gelisah (Skor 5 (1-5))
f. agitasi (Skor 5 (1-5))
g. halusinasi (Skor 5 (1-
5))
h. Waham ( Skor 5 (1-5))
i. Orientasi waktu ( Skor
5 (1-5))
j. Orientasi tempat (Skor
5 (1-5))
k. Orientasi orang (skor 5
(1-5))
l. Fokus perhatian (Skor
5 (1-5))
m. Kemampuan bercakap
cakap (Skor 5 (1-5))
n. Interprestasi isyarat
(Skor 5 (1-5))
o. Pemikiran abstrak
(Skor 5 (1-5))
p. Pola tidur (Skor 5 (1-
5))
q. Mood (Skor 5 (1-5))
10. tingkat keletihan
a. verbalisasi kepulihan
energi (Skor 5 (1-5))
b. Tenaga (Skor 5 (1-5))
c. Kemampuan
melakukan aktifitas
rutin (Skor 5 (1-5))
d. Motivasi (Skor 5 (1-5))
e. Verbalisasi Lelah
(Skor 5 (1-5))
f. Lesu (Skor 5 (1-5))
g. Gangguan konsentrasi
(Skor 5 (1-5))
h. Sakit kepala (Skor 5
(1-5))
i. Sakit tenggorokan
(Skor 5 (1-5))
j. Mengi (Skor 5 (1-5))
k. Sianosis (Skor 5 (1-5))
l. Gelisah (Skor 5 (1-5))
m. Frekuensi nafas (Skor
5 (1-5))
n. Perasaan bersalah
(Skor 5 (1-5))
o. Selera makan (Skor 5
(1-5))
p. Pola nafas (Skor 5 (1-
5))
q. Libido (Skor 5 (1-5))
r. Pola istirahat (Skor 5
(1-5))
7. Edukasi penyalahgunaan
alcohol
a. Identifikasi
pengetahuan
mengenai efek alcohol
pada tubuh
b. Identifikasi
kemampuan
membaca, status
kognitif psikologis,
budaya dan akses
terhadap sumber daya
social dan keuangan
c. Identifikasi tingkat
kecemasan dan
kesiapan belajar
d. Identifikasi waktu dan
metode pembelajaran
yang sesuai (misalnya
diskusi , tanya jawab,
audio atau visual,
metode lisan atau
tulisan )
e. Rencanakan strategi
edukasi termasuk
tujuan realistis
f. Sediakan lingkungan
pembelajaran yang
kondusif dan optimal
(misalnya diruang
kelas atau ruang terapi
yang kosong)
g. Berikan penguatan
positif terhadap
kemampuan yang
didapat
h. Ciptakan edukasi
interaktif untuk
memicu partisipasi
aktif selama edukasi
i. Jelaskan efek negative
alcohol (misalnya
:kapasitas alcohol
terhadap
ketergantungan
fisiologis dan psikologi,
pengaruh terhadap
disfungsi keluarga,
pengaruh terhadap
janin)
j. Ajarkan dengan
konsep sederhana ke
kompleks
k. Anjurkan mengulang
kembali informasi
edukasi tentang
penyalahgunaan
alkohol
8. Edukasi penyalahgunaan zat
a. Identifikasi
pengetahuan
mengenai efek zat
pada tubuh
b. Identifikasi
kemampuan
membaca, status
kognitif psikologis,
tingkat kecemasan
dan budaya
c. Identifikasi metode
pelajaran yang sesuai
(misalnya diskusi,
tanya jawab audio
atau visual, metode
lisan atau tulisan )
d. Rencanakan strategi
edukasi
e. Jadwalkan waktu dan
intensitas
pembelajaran yang
sesuai kemampuan
f. Sediakan lingkungan
pembelajaran yang
kondusif dan optimal
( misalnya : diruang
kelas atau ruang terapi
yang kosong)
g. Berikan penguatan
positif terhadap
kemampuan yang
didapat
h. Ciptakan edukasi
interaktif untuk
memicu partisifasi aktif
selama edukasi
i. Jelaskan factor- factor
penyebab
penyalahguanaan zat (
misalnya : factor
individu factor
lingkungan, keluarga
sekolah , teman
sebaya, masyarakat)
j. Jelaskan gejala klinis
saat menggunakan zat
(misalnya: jalan
sempoyongan bicara
pelo, apatis,
mengantuk, agresif,
curigaan)
k. Jelaskan efek buruk
penyalahgunaan zat
pada kesehatan
l. Jelaskan efek buruk
penyalahgunaan zat
pada sikap dan
perilaku
m. Ajarkan cara
menghindari
penyalahgunaan zat
n. Anjurka mengulang
kembali informasi
edukasi tentang
penyalahgunaan zat
9. Identifikasi resiko
a. Identifikasi resiko
biologis, lingkungan
dan perilaku
b. Identifikasi resiko
berkala dimasing
masing unit
c. Identifikasi resiko baru
sesuai perencanaan
yang telah ditetapkan
d. Tentukan metode
pengelolaan resiko
yang baik dan
ekonomis
e. Lakukan pengelolaan
resiko secara efektif
f. Lakukan update
perencanaan secara
regular ( misalnya :
bulanan , triwulan,
tahunan)
g. Buat perencanaan
tindakan yang memiliki
time line dan
penanggungjawab
yang jelas
h. Dokumentasikan
temuan resiko secara
akurat
10. Manajemen asam basa
a. Mengidentifikasi,
mengelola dan
mencegah komplikasi
akibat
ketidakseimbangan
asam-basa
b. Identifikasi penyebab
ketidakseimbangan
asam-basa
c. Monitor frekuensi dan
kedalaman nafas
d. Monitor status
neurologis (misalnya :
tingkat kesadaran,
status mental)
e. Monitor irama dan
frekuensi jantung
f. Monitor perubahan
PH , PaCO2, dan
HCO3
g. Ambil specimen darah
arteri
untukpemeriksaan
AGD
h. Berikan oksigen
sesuai indikasi
i. Jelaskan penyebab
dan mekanisme
terjadinya asambasa
j. Kolaborasi pemberian
ventilasi mekani, jika
perlu
11. Manajemen cairan
j. Monitor status hidrasi
(misalnya frekuensi
nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian
kapiler, kelembaban
mukosa, turgor kulit,
tekanan darah)
k. Monitor berat badan
harian
l. Monitor berat badan
sebelumdan sesudah
dialysis
m. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
( misalnya :
hematocrit, Na,
K,Cl,berat jenis urine,
BUN)
n. Monitor status
hemodinamik
( misalnya:MAP, CVP,
PAP, PCWP jika
tersedia)
o. Catat intake output
dan hitung balans
cairan 24 jam
p. Berikan asupana
cairan sesuai
kebutuhan
q. Berikan cairan
intravena jika perlu
r. Kolaborasi pemserian
diuretic jika perlu
12. Manajemen elektrolit
a. Identifkasi tanda dan
gejala
ketidakseimbangan
kadar elektrolit
b. Identifikasi penyebab
ketidak seimbangan
elektrolit
c. Identifikasi kehilangan
elektrolit melalui cairan
( misalnya: diare,
drainase ileostomy,
drainase luka,
diaphoresis)
d. Monitor kadar elektrolit
e. Monitor efek samping
pemberian suplemen
elektrolit
f. Berikan cairan, jika
perlu
g. Berikan diet yang tepat
( misalnya: tinggi
kalium, rendah
natrium)
h. Anjurkan psien dan
keluarga untuk
modifikasi diet, jika
perlu
i. Pasang akses
intravena, jika perlu
j. Jelaskan jenis,
penyebab dan
penanganan
ketidakseimbangan
elektrolit
k. Kolaborasi pemberian
suplemen elektrolit
(misalnya: oral,
NGT,IV) sesuai
indikasi
13. Manajemen halusinasi
a. Monitor perilaku yang
mengindikasihalusinas
i
b. Monitor dan sesuaikan
tingkat aktifitas dan
stimulasi lingkungan
c. Monitor isi halusinasi
(misalnya : kekerasan
atau membahayakan
diri)
d. Pertahankan
lingkungan yang aman
e. Lakukan tindakan
keelamatan ketika
tidak dapat mengontrol
perilaku (misalnya:
limit setting,
pembatasan wilayah,
pengekangan fisik,
seklusi)
f. Diskusikan perasaan
dan respon terhadap
halusinasi
g. Hindari perdebatan
tentang validitas
halusinasi
h. Anjurkan memonitor
sendiri situasi
terjadinya halusinasi
i. Anjurkan berbicara
pada orang yang
dipercaya untuk
memberi dukungan
dan umpan balik
korektif terhadap
halusinasi
j. Anjurkan melakukan
distraksi ( misalnya:
mendengarkan music,
melakukan, aktivitas
dan Teknik relaksasi)
k. Ajarkan pasien dan
keluarga cara
mengontrol halusinasi
l. Kolaborasi pemberian
obat antipsikotik dan
antiansietas , jika perlu
14. Manajemen keselamatan
lingkungan
a. Identifikasi kebutuhan
keserlamatan
( misalnya : kondisi
fisik,fungsi kognitif dan
riwayat perilaku)
b. Monitor perubahan
status keselamatan
lingkungan
c. Hilangkan bahaya
keselamatan
lingkungan ( misalnya :
fisik, biologio, dan
kimia ) jika
memungkinkan
d. Modifikasi lingkungan
untuk mmeminimalkan
bahaya dan resiko
e. Sediakan alat bantu
keamanan lingkungan
( misalnya : commode
chair dan pegangan
tangan)
f. Gunakan perangkat
pelindung (misalnya
:pengekangan fisik, rel
samping, pintu
terkunci, pagar)
g. Hubungi pihak
berwenang sesuai
masalah komunitas
( misalnya ;
puskesmas, polisi
damkar)
h. Fasilitasi relokasi ke
lingkungan yang aman
i. Lakukan program
skrining bahaya
lingkungan ( misalnya :
timbal)
j. Ajarkan individu ,
keluarga dan
kelompok resiko tinggi
bahaya lingkungan
15. Manajemen penyalahgunaan
zat
a. Identifikasi penyebab
ketergantungan dan
penyalahgunaan zat
b. Identifikasi perilaku
denial tidak efektif
c. Periksa tanda dan
gejala intoksikasi
d. Periksa pasien dan
barang bawaanya
secara acak
e. Penuhi kebutuhan
dasar seperti
keamanan, kebersihan
diri kenyamanan,
lingkungan tenang
f. Perbaiki kesalahan
konsepsi, tidak
menyalahkan orang
lain
g. Pertahankan disiplin
diri dengan
pengawasan ketat
h. Berikan Batasan pada
perilaku manipulative
i. Batasi akses
penggunaan zat
j. Hadapi secara
konsisten, tidak
menghakimi dan
menghukum
k. Anjurka berfokus pada
saat ini dan masa
depan bukan masa
lalu
l. Anjurkan pasien dan
keluarga mengikuti
peraturan ketat rumah
sakit secara efektif
( misalnya: tidak
menyelundupkan zat)
m. Anjurkan mengikuti
program kelompok
n. Anjurkan untuk
mengikuti berobat
jalan secara teratur
dan mematuhi
pengobatan saat
pulang
o. Ajarkan keterampilan
pencegahan
kekambuhan,
keterampilan suportif
dan tugas
pengembangan
p. Jelaskan bahaya
menggunakan alat
invasive untuk
memasukkan zat
dalam tubuh
( misalnya: abses HIV)
q. kolaborasi pemberian
terapi substitusi,
sesuai indikasi
16. Orientasi realita
a. Monitor perubahan
orientasi
b. Monitor perubahan
kognitif dan perilaku
c. Perkenalkan nama
saat memulai interaksi
d. Orientasikan orang,
tempat dan waktu
e. Hadirkan realita
( misalnya: beri
penjelasan alternative
dan hindari
perdebatan)
f. Sesiakan lingkungan
dan rutinitas secara
konsisten
g. Atur stimulus sensorik
dan lingkungan
h. Gunakan symbol
dalam
mengorientasikan
lingkungan ( misalnya :
tanda gambar dan
warna)
i. Libatkan dalam terapi
kelompok orientasi
j. Berikan waktu istirahat
dan tidur yang cukup,
sesuai kebutuhan
k. Fasilitasi akses
informasi
l. Anjurkan perawatan
diri secara mandiri
m. Anjurkan penggunaan
alat bantu (misalnya :
kacamata alat bantu
dengar dan gigi palsu)
n. Ajarkan keluarga
dalam perawatan
orientasi realita
17. Pemantauan cairan
a. Monitor frekuensi
kekuatan nadi
b. Monitor frekuensi
nafas
c. Monitor tekanan darah
d. Monitor berat badan
e. Monitor waktu
pengisian kapiler
f. Monitor elastisitas atau
turgor kulit
g. Monitor jumlah warna
dan berat jenis urine
h. Monitor kadar albumin
dan protein total
i. Monitor hasil
pemeriksaan serum
( misalnya :
osmolaritas serum,
hematocrit, natrium,
kalium , BUN)
j. Monitor intake dan
output cairan
k. Identifikasi tanda
tanda hypovolemia
( misalnya : frekuensi
nadi meningkat, nadi
teraba lemah, TD
menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
menurun, membrane
mukosa kering,
volume urine menurun,
hematocrit meningkat,
haus, lemah,
konsentrasi urine
meningkat, BB
menurun dalam waktu
singkat )
l. Identifikasi tanda
tanda hypervolemia
( misalnya: dispneu,
oedema perifer,
oedema anasarca,
JPV meningkat, reflex
hepatojugular positif,
BB menurun dalam
waktu singkat)
m. Identifikasi factor
resiko
ketidakseimbangan
cairan ( misalnya :
prosedur pembedahan
mayor, trauma/
perdarahan, luka
bakar, apheresis,
obstruksi intestinal,
peradangan pancreas,
penyakit ginjal dan
kelenjar, disfungsi
intestinal)
n. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
o. Dokumentasikan hasil
pemantauan
p. Jelaskan tujuan
prosedur pemantauan
q. Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu.
18. Pemantauan neurologis
a. Monitor ukuran, bentuk
kesimetrisan, dan
reaksi pupil
b. Monitor tingkat
kesadaran
c. Monitor tingkat
orientasi
d. Monitor ingatan
terakhir, rentang
perhatian, memori
masa lalu, mood dan
perilaku
e. Monitor tanda tanda
vital
f. Monitor status
pernafasan : AGD,
oksimetri nadi,
kedalaman nafas pola
nafas dan usaha nafas
g. Monitor parameter
hemodinamika
invasive, jika perlu
h. Monitor ICP
(intracranial
preassure) dan CPP
(cerebral perfusion
pressure)
i. Monitor reflex kornea
j. Monitor batuk dan
reflex muntah
k. Monitor irama otot,
gerakan motoric, gata
berjalan dan
propriosepsi
l. Monitor kekuatan
pegangan
m. Monitor adanya tremor
n. Monitor gangguan
visual : diplopia,
nystagmus,
poemotongan bidang
visual, penglihatan
kabur dan ketajaman
penglihatan
o. Monitor keluhan sakit
kepala
p. Monitor karakteristik
bicara : kelancaran,
kehadiran afasia, atau
kesulitan mencari kata
q. Monitor diskriminasi
tajam /tumpul atau
panas/ dingin
r. Monitor paresthesia
( mati rasa dan
kesemutan)
s. Monitor pola
berkeringan, monitor
cushing, monitor
kraniatomi atau
laminektomi terhadap
adanya drainase ,
monitor respon
terhadap pengobatan
t. Tingkatkan frekuensi
pemantauan
neurologis, jika peril
u. Hindari aktivitas yang
dapat meningkatkan
tekanan intracranial
v. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
w. Dokumentasikan hasil
pemantauan
x. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
y. Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu.
69 Disfungsi seksual ( perubahan fungsi Tujuan (T) (SLKI)
seksual selama fase respon seksual Luaran Utama :
berupa hasrat , terangsang, orgasme, 1. Fungsi seksual
dan atau relaksasi yang dirasa tidak a. Kepuasan hubungan
memuaskan, tidak bermakna atau tidak seksual (Skor 5 (1-5))
adekuat ) b. Mencari informasi
b.d untuk mencapai
1. Perubahan fungsi atau struktur kepuasan seksual
tubuh ( misalnya : kehamilan , (skor 5 (1-5))
baru melahirkan, obat obatan, c. Merbalisasi aktivitas
pembedahan , anomaly, proses seksual berubah (skor
penyakit, trauma radiasi) 5 (1-5))
2. Perubahan biopsikososial d. Verbalisasi eksitesi
seksualitas seksual berubah (Skor
3. Ketiadaan model peran 5 (1-5)
4. Model peran tidak dapat e. Verbalisasi peran
mempengaruhi seksual berubah (skor
5. Kurang privasi 5 (1-5))
6. Ketiadaan pasangan f. Verbalisasi fungsi
7. Ksalahan informasi seksual berubah (skor
8. Kelainan seksual (misalnya : 5 (1-5))
hubungan penuh kekerasan) g. Keluhan nyeri saat
9. Konflik nilai berhubungan seksual
10. Penganiayaan fisik ( misalnya : (Dispareunia) (skor 5
kekerasan dalam rumah tangga) (1-5))
11. Kurang terpapar informasi h. Keluhan hubungan
seksual terbatas (Skor
DS: 5 (1-5))
1. Mengungkapkan aktivitas i. Keluhan sulit
seksual berubah melakukan aktivitas
2. Mengungkapkan eksitasi seksual (Skor 5 (1-5))
seksual berubah j. Verbalisasi aktivitas
3. Merasa hubungan seksual tidak seksual berubah (Skor
memuaskan 5 (1-5))
4. Mengungkapkan peran seksual k. Verbalisasi perilaku
berubah seksual berubah (skor
5. Mengeluhkan hasrat seksual 5(1-5))
menurun l. Konflik nilai ( Skor 5
6. Mengungkapkan fungsi seksual (1-5))
berubah m. Hasrat seksual (Skor 5
7. Mrngeluh nyeri saat (1-5))
berhubungan ( dyspareunia) n. Orientasi seksual
8. Mengungkapkan ketertarikan (Skor 5 (1-5))
pada pasangan berubah o. Ketertarikan pada
9. Mengeluh hubungan seksual pasangan (Skor 5 (1-
terbatas 5))
10. Mencari informasi tentang
kemampuan mencapai Luaran tambahan:
kepuasan seksual 1. Harapan
2. Harga diri
DO: a. Penilaian diri positif
(tidak tersedia) (skor 5 (1-5))
b. Perasaan memiliki
kelebihan atau
kemampuan positif
(skor 5 (1-5))
c. Penerimaan penilaian
positif terhadap diri
sendiri (skor 5 (1-5))
d. Minat mencoba hal
baru (skor 5 (1-5))
e. Berjalan menampakan
wajah (skor 5 (1-5))
f. Postur tubuh
menampakan wajah
(skor 5 (1-5))
g. Konsentrasi (skor 5 (1-
5))
h. Tidur (Skor 5 (1-5))
i. Kontak mata (skor 5
(1-5))
j. Gairah aktivitas (skor 5
(1-5))
k. Aktif (skor 5 (1-5))
l. Percaya diri berbicara
(skor 5 (1-5))
m. Perilaku esertif (skor 5
(1-5))
n. Kemampuan membuat
keputusan (skor 5 (1-
5))
o. Perasaan malu (skor 5
(1-5))
p. Perasaan bersalah
(skor 5 (1-5))
q. Perasaan tidak
mampu melakukan
apapun (skor 5 (1-5))
r. Meremehkan
kemampuan
mengatasi masalah
(skor 5 (1-5))
s. Ketergantungan pada
penguatan secara
berlebihan ( skor 5 (1-
5))
t. Pencarian penguatan
secara berlebihan
(skor 5 (1-5))
3. Identitas seksual
a. Menunjukkan
pendirian seksual yang
jelas (skor 5 (1-5))
b. Integrase orientasi
seksual kedalam
kehidupan sehari hari
(skor 5 (1-5))
c. Menyusun Batasan
Batasan sesuai jenis
kelamin (skor 5 (1-5))
d. Pencarian dukungan
social (skor 5 (1-5))
e. Verbalisasi hubungan
harmonis (skor 5 (1-5))
f. Verbalisasi hubungan
seksual sehat (skor 5
(1-5))
4. Penampilan peran
a. Verbalisasi harapan
terpenuhi (skor 5 (1-5))
b. Verbalisasi kepuasan
peran (skor 5 (1-5))
c. Verbalisasi harapan
terpenuhi (skor 5 (1-5))
d. Adaptasi peran (skor
5 (1-5))
e. Strategi koping yang
efektif (skor 5 (1-5))
f. Dukungan social (skor
5 (1-5))
g. Tanggung jawab peran
(skor 5 (1-5))
h. Verbalisasi perasaan
bingung menjalankan
peran (skor 5 (1-5))
i. Konflik peran (skor 5
(1-5))
j. Verbalisasi perasaan
cemas (skor 5 (1-5))
k. Perilaku cemas (skor 5
(1-5))
l. Afek depresi (skor 5
(1-5))
5. Tingkat depresi
a. Minat beraktivitas
(skor 5 (1-5))
b. Aktivitas sehari hari
(skor 5 (1-5))
c. Konsentrasi (skor 5 (1-
5))
d. Harga diri (skor 5 (1-
5))
e. Kebersihan diri (skor 5
(1-5))
f. Perasaan tidak
berharga (skor 5 (1-5))
g. Sedih (skor 5 (1-5))
h. Putus asa (skor 5 (1-
5))
i. Peristiwa negative
(skor 5 (1-5))
j. Perasaan bersalah
(skor 5 (1-5))
k. Keletihan (skor 5 (1-5))
l. Pikiran mencederai diri
(skor 5 (1-5))
m. Pikiran bunuh diri (skor
5 (1-5))
n. Bimbang (skor 5 (1-5))
o. Menangis (skor 5 (1-
5))
p. Marah (skor 5 (1-5))
q. Penyalahgunaan zat
(skor 5 (1-5))
r. Penyalahgunaan
alcohol (skor 5 (1-5))
s. Berat badan (skor 5
(1-5))
t. Nafsu makan (skor
5(1-5))
u. Pola tidur (skor 5 (1-
5))
v. Libido ( skor 5 (1-5))
6. Tingkat keletihan
a. Verbalisasi kepulihan
energi (skor 5 (1-5))
b. Tenaga (skor 5 (1-5))
c. Kemampuan
melakukan aktivitas
rutin (skor 5(1-5))
d. Motivasi (skor 5 (1-5))
e. Verbalisasi Lelah (skor
5 (1-5))
f. Lesu (skor 5(1-5))
g. Gangguan konsentrasi
( Skor 5 (1-5))
h. Sakit kepala (Skor 5
(1-5))
i. Sakit tenggorokan
(skor 5 (1-5))
j. Mengi (skor 5 (1-5))
k. Sianosis ( Skor 5 (1-
5))
l. Gelisah (Skor 5 (1-5))
m. Frekuensi nafas (Skor
5 (1-5))
n. Perasaan bersalah
(skor 5 (1-5))
o. Selera makan (skor 5
(1-5))
p. Pola nafas (skor 5 (1-
5))
q. Libido (skor 5 (1-5))
r. Pola istirahat (skor 5
(1-5))
Intervensi pendukung
1. Dukungan perlindungan
penganiayaan pasangan
a. Identifikasi faktor
resiko terkait
kekerasan dalam
rumah tangga
b. Identifikasi riwayat
kekerasan dalam
rumah tangga
( misalnya : banyak
luka cedera , gejala
somatic multiple, sakit
perut kronis, sakit
kepala kronis, nyeri
panggul, kecemasan,
depresi, sindrom
stress pasca trauma,
dan gangguan
kejiwaan lainnya)
c. Identifikasi tanda dan
gejala kekerasan fisik
(misalnya : banyak
luka dalam berbagai
tahap penyembuhan ,
laserasi tidak dapat
dijelaskan , memar
atau bekas luka, bekas
pengikatan
dipengikatan
pergelangan tangan
atau kaki memar pada
lengan bawah, gigitan
manusia)
d. Identifikasi tanda dan
gejala kekerasan
seksual ( misalnya :
adanya air mani, atau
darah kering, luka
pada genital luar,
perubahan perilaku
atau kesehatan
dramatis, tanpa
diketahui etiologinya)
e. Identifikasi tanda dan
gejala kekerasan
emosional ( misalnya :
harga diri rendah ,
depresi, malu dan
mengalah, perilaku
tirlalu hati-hati disekitar
pasangan)
f. Identifikasi tanda dan
gejala eksploitasi
(misalnya: kebutuhan
dasar tersedia tidak
memadai padahal
sumber memadai ,
perampasan barang
barang pribadi,
hilangnya jaminan
social yang tidak dapat
dijelaskan , kurangnya
pengetahuan tentang
keuangan pribadi atau
masalah hukum)
g. Identifikasi penjelasan
terhadap luka yang
tidak konsisten
h. Identifikasi keseuaian
antara jenis cedera
dan gambaran
penyebabnya
i. Identifikasi
pemanfaatan sumber
daya masyarakat
untuk pencegahan
kekerasan
j. Identifikasi interaksi
pasangan ( misalnya :
catatan waktu dan
lamanya kunjungan
selama rawat inap,
reaksi pasangan yang
sedikit atau berlebihan
k. Identifikasi adanya
kepatuhan ekstrime
pada pasangan seperti
pasrah pada prosedur
rumah sakit
l. Identifikasi
kemunduran progresif
keadaan fisik dan
emosional
m. Identifikasi adanya
kunjungan berulang ke
klinik , ruang gawat
darurat , atau medis
karena masalah kecil
n. Lakukan wawancara
dengan pasien atau
orang lain yang
mengetahui dugaan
kekerasan tanpa
dihadiri pasangannya
o. Dokumentasikan bukti
kekerasan fisik atau
seksual menggunakan
alat perekam dan foto
standar
p. Dengarkan dengan
baik saat mulai
membicarakan
masalahnya
q. Buat rencana untuk
mencatat dimana
diduga terjadi
kekerasan
r. Tegaskan secara
positif bahwa diri
pasien berharga
s. Dukung korban untuk
mengambil tindakan
dan melakukan
perubahan untuk
mencegah terjadi
kekerasan lebih lanjut
dan fasilitasi pasien
dan keluarga dalam
mengembangkan
strategi mengatasi
stress
t. Diskusikan dengan
pasien dan keluarga
untuk mengidentifikasi
kekuatan dan
kelemahan hubungan
u. Buat rencana
keselamatan yang
digunakan jika terjadi
kekerasan dan
laporkan situasi
dimana diduga terjadi
penganiayaan sesuai
undang undang yang
berlaku
v. Anjurkan rawat inap
untuk pemeriksaan
dan penyelidikan lebih
lanjut jika perlu
anjurkan
mengekspresikan
kekhawatiran dan
perasaan termasuk
ketakutan,ras
bersalah, rasa malu,
dan menyalahkan diri
sendiri
w. Informasikan
mengenai
penampungan korban
kekerasan dalam
rumah tangga , jika
perlu
x. Rujuk pasien yang
beresiko kekerasan
atau mengalami
kekerasan kepada
spesialis dan / atau
layanan yang sesuai
(misalnya : ners
spesialis komunitas ,
layanan HAM,
konseling, bantuan
hokum )
2. Edukasi intertilitas
a. Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
b. Identifikasi tingkat
pengetahuan
c. Identifikasi
pengalaman selama
prosedur pemeriksaan
infertilitas
d. Jadwalkan pengajaran
dengan pasangan
e. Siapkan media dan
alat abntu yang
diperlukan
f. Fasilitasi menentukan
masa ovulasi melalui
basal suhu tubuh,
perubahan sekresi
vagina, dan indicator
fisiologis lainnya
g. Siapkan pasien secara
fisik dan psikologis
untuk pemeriksaan
ginekologi
h. Jelaskan siklus
reproduksi wanita, jika
perlu
i. Jelaskan tujuan
prosedur pemeriksaan
infertilitas
j. Jelaskan infertilitas
dan penanganannya
k. Jelaskan efek
infertititas pada
hubungan pasangan
l. Informasikan pusat
layanan infertilitas
3. Edukasi keluarga berencana
a. Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
b. Identifikasi
pengetahuan tentang
alat kontrasepsi
c. Sediakan materi dan
media Pendidikan
kesehatan
d. Jadwalkan Pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
e. Berikan kesempatan
untuk bertanya
f. Lakukan penapisan
pada ibu dan
pasangan untuk
penggunaan alat
kontrasepsi
g. Lakukan pemeriksaan
fisik
h. Fasilitasi ibu dan
pasangan dalam
mengambil keputusan
menggunakan alat
kontrasepsi
i. Diskusikan
pertimbangan agama,
budaya,
perkembangan, social
ekonomi terhadap
pemilihan alat
kontrasepsi
j. Jelaskan system
reproduksi
k. Jelaskan metode
metode alat
kontrasepsi
l. Jelaskan aktifitas
seksualitas setelah
mengikuti program KB
4. Edukasi kemoterapi
a. Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
b. Sediakan materi dan
media Pendidikan
kesehatan
c. Jadwalkan Pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
d. Berikan kesempatan
untuk bertanya
e. Jelaskan efek obat
obatan antineoplasma
pada sel sel malignan
f. Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
efek terapi pada fungsi
sumsum tulang, folikel
rambut, fungsi seksual
,dan toksisitas organ
g. Ajarkan pasien dan
keluarga cara
mencegah infeksi
( misalnya :
menghindari
keramaian,
memelihara
kebersihan dan cuci
tangan)
h. Anjurkan melaporkan
gejala demam,
menggigil, mimisan,
lebam lebam, tinja
berwarna merah
tua/hitam
i. Anjurkan menghindari
penggunaan produk
aspirin
5. Edukasi komunikasi efektif
a. Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
mengenai informasi
b. Sediakan materi dan
media Pendidikan
kesehatan
c. Jadwalkan Pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
d. Berikan kesempatan
untuk bertanya
e. Jelaskan factor- factor
yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan
komunikasi efektif
f. Ajarkan cara
menyampaikan pesan
dengan tepat
g. Ajarkan cara
menggunakan
komunikasi efektif
h. Ajarkan cara
melakukan verifikasi
pada pasien yang
diterima
6. Edukasi manajemen stress
a. Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
mengenai informasi
b. Sediakan materi dan
media Pendidikan
kesehatan
c. Jadwalkan Pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
d. Berikan kesempatan
untuk bertanya
e. Ajarkan Teknik
relaksasi
f. Ajarkan latihan asertif
g. Ajarkan membuat
jadwal olahraga teratur
h. Anjurkan tetap menulis
jurnal untuk
meningkatkan
optimism melepaskan
beban
i. Anjurkan aktifitas
untuk menyenangkan
diri sendiri ( mis. Hobi,
bermain music,
mengecat kuku)
j. Anjurkan bersosialisasi
k. Anjurkan tidur dengan
baik setiap malam (7 –
9 jam)
l. Anjurkan tertawa untuk
melepas stress
dengan membaca atau
klip video lucu
m. Anjurkan menjalin
komunikasi dengan
keluarga dan profesi
pemberi asuhan
2. Terapi relaksasi
a. Identifikasi penurunan
tingkat energy,
ketidakmampuan
berkonsentrasi atau gejala
lain yang menggangu
kemampuan kognitif
b. Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan
c. Identikasi kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
d. Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
darah dan suhu sebelum
dan sesudah
e. Monitor respon terhadap
terapi relaksasi
f. Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika
memungkinka
g. Berikan informasi tertukis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relasasi
h. Gunakan pakaian longgar
i. Gunakan nada lembut
dengan irama lambat dan
berirama
j. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
k. Jelaskan tujuan, manfaat ,
batasan, dan jenis
relaksasi yang tersedia
( mis. Music, meditasi,
nafas dalam, relaksasi
otot progresif)
l. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
m. Anjurkan mengambil
posisi nyaman
n. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
o. Anjurkan sering
mengulang atau melatih
teknik yang dipilih
p. Demonstrasikan dan latik
teknik relaksasi ( mis.
Nafas dalam,
peregangan, atau
imajinasi terbimbing)
B. Intervensi pendukung
1. Biblioterapi
a. Identifikasi kebutuhan
emosional, kognitif,
perkembangan, dan
situasional
b. Identifikasi kemampuan
membaca
c. Tetapkan tujuan terapi ( mis.
Perubahan emosi,
pengembangan kepribadian,
pembelajaran, perilaku baru)
d. Pilih literature( cerita, puisi,
esai, artikel,buku atau novel)
berdasarkan kemampuan
membacaatau sesuai
situasi/perasaan yang
dialami
e. Gunakan gambar dan
ilustrasi
f. Diskusikan perasaan yang
diungkapkan oleh karakter
dalam literature
g. Diskusikan untuk
membandingkan citra,
karakter, situasi, atau konsep
dalam literature dengan
situasi yang dialami
h. Fasilitasi mengenali situasi
dalam literature untuk
melakukan perubahan
perilaku
i. Lanjutkan sesi menbaca
dengan sesi bermain peran,
baik individu maupun
kelompok
j. Berikan waktu jeda beberapa
menit agar pasien dapat
merefleksikan materi
bacaannya
k. Jelaskan tujuan dan
prosedur biblioterapi
l. Anjurkan membaca dengan
suara yang dapat didengar,
jika perlu
m. Anjurkan membaca ulang
n. Konsultasikan dengan
pustakawan untuk
penelusuran buku/literature
yang tepat
2. Dukungan emosi
a. Identifikasi fungsi marah,
frustasi, dan amuk bagi
pasien
b. Identifikasi hal yang telah
memicu emosi
c. Fasilitasi pengungkapan
perasaan cemas, marah,
atau sedih
d. Buat pernyataan suportif
atau empati selama fase
berduka
e. Lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan ( mis.
Merangkul, menepuk-nepuk)
f. Tetap bersama pasien dan
pastikan keamanan selama
ansietas, jika p[erlu
g. Kurangi tuntutan berpikir
saat sakit
h. Jelaskan kosekuensi tidak
menghadapi rasa bersalah
dan malu
i. Anjurkan mengungkapkan
perasaan yang dialami (mis.
Ansietas, marah, sedih)
j. Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional
sebelumnya dan pola respon
yang biasa digunakan
k. Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan yang
tepat
l. Rujuk konseling, jika perlu
4. Dukungan kelompok
a. Identifikasi masalah yang
sebenarnya dialami
kelompok
b. Identifikasi kelompok
memiliki masalah yang sama
c. Identifikasi hambatan
menghadiri sesi kelompok
(mis. Stigma, cemas, tidak
aman)
d. Identifikasi aturan dan norma
yang perlu dimodifikasi pada
sesi selanjutnya, jika perlu
e. Siapkan lingkungan terapetik
dan rileks
f. Bentuk kelompok dengan
pengalaman dan masalah
yang sama
g. ,ulai sesi kelompok dengan
mengenalkan semua
anggota kelompok dan
terapis
h. Mulai dengan percakapan
ringan, berbagi informasi
tentang diri masing – masing
dan alas an terlibat dalam
kelompok
i. Buat aturan dan norma
dalam kelompok, terutama
kerahasiaan dalam kelompok
j. Sepakati jumlah sesi yang
diperlukan dalam kelompok
k. Bangun rasa tangung jawab
dalam kelompok
l. Diskusikan penyelesaian
masalah dalam kelompok
m. Berikan kesempatan individu
untuk berhenti sejenak saat
merasa distress akibat topik
tertentu sampai mampu
berpartisipasi kembali
n. Berikan kesempatan
beristirahat di setiap sesi
untuk memfasilitasi
percakapan individual dalam
kelompok
o. Berikan kesempatan saling
mendukung dalam kelompok
terkait masalah dan
penyelesaian masalah
p. Berikan kesempatan
kelompok menyimpulkan
masalah, penyelesaian
masalah dan dukungan yang
diperlukan untuk setiap
anggota kelompok
q. Hindarkan percakafan
ofensif, tidak sensitive,
seksual, atau humor yang
tidak perlu/tidak pada
tempatnya
r. Sediakan media untuk
kebutuhan berkomunikasi
(mis. Telepon, email,SMS,
WA)
s. Lakukan refleksi manfaat
dukungan kelompok pada
setiap awal dan akhir
pertemuan
t. Akhiri kegiatan sesuai sesi
yang disepakati
u. Anjurkan anggota kelompok
mendengarkan dan member
dukungan saat
mendiskusikan masalah dan
perasaan
v. Anjurkan bersikap jujur
dalam menceritakan
perasaan dan masalah
w. Anjurkan setiap anggota
kelompok mengemukakan
ketidakpuasan , keluhan,
kritik dalam kelompok
dengan cara santun
x. Anjurkan kelompok untuk
menuntaskan
ketidakpuasan , keluhan dan
kritik
y. Ajarkan relaksasi pada
setiap sesi, jika perlu
5. Dukungan keyakinan
a. Identifikasi keyakinan,
masalah, dan tujuan
perawatan
b. Identifikasi kesembuhan jaka
panjang sesuai kondisi
pasien
c. Monitor kesehatan fisik dan
mental pasien
d. Intergrasikan keyakinan
dalam rencana perawatan
sepanjang tidak
membahayakan/beresiko
keselamatan, sesuai
kebutuhan
e. Berikan harapan yang
realistis sesuai prognosis
f. Fasilitasi pertemuan antara
keluarga dan tim kesehatan
untuk membuat kebutusan
g. Fasilitasi memberikan makna
terhadap kondisi kesehatan
h. Jelaskan bahaya atau resiko
yang terjadi akibat keyakinan
negative
i. Jelaskan alternative yang
berdampak positif untuk
memenuhi keyakinan dan
perawatan
j. Berikan penjelasan yang
relevan dan mudah dipahami
6. Dukungan memaafkan
a. Identifikasi sumber
kemarahan dan kebencian
b. Identifikasi keyakinan yang
menghambat dan membantu
mengungkapkan masalah
c. Identifikasi perasaan
marah,kepahitan, dan
dendam
d. Dengarkan ungkapan
perasaan dan pikiran secara
empati
e. Gunakan teknik kehadiran ,
sentuhan, dan empati, jika
perlu
f. Fasilitasi mengatasi
hambatan pemulihan dengan
cara spiritual (mis. Doa,
bimbingan, bersikap
bijaksana)
g. Fasilitasi kegiatan beribadah,
bermohon ampun/taubat
kepada tuhan( mis. Shalat
taubat, pengakuan dosa)
h. Jelaskan bahwa memaafkan
adalah sebuah proses
i. Jelaskan bahwa memaafkan
memiliki dimensi kesehatan
dan pemulihan diri
j. Ajarkan teknik melepaskan
emosi dan relaksasi
8. Dukungan pengungkapan
kebutuhan
a. Periksa gangguan
komunikasi verbal( mis.
Ketidakmampuan berbicara,
kesulitan mengekspresikan
pikiran secara verbal
b. Ciptakan lingkungan yang
tenang
c. Hindari berbicara keras
d. Ajukan pertanyaan dengan
jawaban singkat, dengan
isyarat anggukan kepala jika
mengalami kesulitan
berbicara
e. Jadwalkan waktu istirahat
sebelum waktu kunjungan
dan sesi terapi wicara
f. Fasilitasi komunikasi dengan
medis ( mis. Pensil dan
kertas, computer, kartu kata)
g. Informasikan keluarga dan
tenaga kesehatan lain teknik
berkomunikasi, dan gunakan
secara konsisten
h. Anjurkan keluarga dan staf
mengajal bicara meskipun
tidak mampu berkomunikasi
i. Rujuk pada terapis wicara,
jika perlu
11. Konseling
a. Identifikasi kemampuan dan
beri penguatan
b. Identifikasi perilaku keluarga
yang mempengaruhi pasien
bina hubungan terapeutik
berdasarkan rasa percaya
dan penghargaan
c. Berikan empati, kehangatan,
dan kejujuran
d. Terapkan tujuan dan lama
hubungan konseling
e. Berikan privasi dan
pertahankan kerahasiaan
f. Berikan penguatan terhadap
keterampilan luar
g. Fasilitasi untuk
mengidentifikasi masalah
h. Anjurkan mengekspresikan
perasaan
i. Anjurkan membuat daftar
alternative penyelesaian
masalah
j. Anjurkan pengembangan
keterampilan baru, jika perlu
k. Anjurkan mengganti
kebiasaan maladaptive dan
aldaptif
l. Anjurkan untuk menunda
pangambilan keputusan saat
stress
6. Status Spiritual
meningkat/membaik
a. Verbalisasi makna dan tujuan
hidup meningkat 5 (1-5)
b. Verbalisasi kepuasan
terhadap makna hidup
meningkat 5 (1-5)
c. Verbalisasi perasaan
keberdayaan meningkat 5 (1-
5)
d. Verbalisasi perasaan tenang
meningkat 5 (1-5)
e. Verbalisasi penerimaan
meningkat 5 (1-5)
f. Verbalisasi percaya pada
orang lain meningkat 5 (1-5)
g. Perilaku marah pada Tuhan
meningkat 1 (5-1)
h. Verbalisasi perasaan
bersalah meningkat 1 (5-1)
i. Verbalisasi perasan asing
meningkat 1 (5-1)
j. Verbalisasi perasaan
diabaikan meningkat 1 (5-1)
k. Verbalisasi menyalahkan diri
sendiri meningkat 1 (5-1)
l. Mimpi buruk meningkat 1 (5-
1)
m. Perasaan takut meningkat 1
(5-1)
n. Penghindaran aktivitas,
tempat, orang terkait, trauma
o. Kewaspadaan berlebihan
p. Perilaku merusak diri
q. Kemampuan beribadah
membaik 5 (1-5)
r. Interaksi dengan orang
terdekat/pemimpin membaik
5 (1-5)
s. Spiritual membaik 5 (1-5)
t. Koping membaik 5 (1-5)
u. Memori membaik 5 (1-5)
v. Interpretasi realitas membaik
5 (1-5)
7. Tingkat Depresi
menurun/memburuk
a. Minat beraktifitas menurun 1
(5-1)
b. Aktivitas sehari-hari menurun
1 (5-1)
c. Konsentrasi menurun 1 (5-1)
d. Harga diri menurun 1 (5-1)
e. Kebersihan diri menurun 1 (5-
1)
f. Perasaan tidak berharga
menurun 5 (1-5)
g. Sedih menurun 5 (1-5)
h. Putus asa menurun 5 (1-5)
i. Peristiwa negatif menurun 5
(1-5)
j. Perasaan bersalah menurun 5
(1-5)
k. Keletihan menurun 5 (1-5)
l. Pikiran mencederai diri
m. Pikiran bunuh diri menurun 5
(1-5)
n. Bimbang menurun 5 (1-5)
o. Menangis menurun 5 (1-5)
p. Marah menurun 5 (1-5)
q. Penyalahgunaan zat menurun
5 (1-5)
r. Penyalahgunaan alkohol
menurun 5 (1-5)
s. Berat badan memburuk 1 (5-
1)
t. Nafsu makan memburuk 1 (5-
1)
u. Pola tidur memburuk 1 (5-1)
v. Libido memburuk 1 (5-1)
2. Dukungan emosional
a. Identifikasi fungsi marah,
frustasi, dan amuk bagi
pasien
b. Identifikasi hal yang telah
memicu emosi
c. Fasilitasi pengungkapan
perasaan cemas, marah,
atau sedih
d. Buat pernyataan suportif
atau empati selama fase
berduka
e. Lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan
( mis. Merangkul,
menepuk-nepuk)
f. Tetap bersama pasien
dan pastikan keamanan
selama ansietas, jika
perlu
g. Kurangi tuntutan berpikir
saat sakit
h. Jelaskan kosekuensi
tidak menghadapi rasa
bersalah dan malu
i. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan yang dialami
(mis. Ansietas, marah,
sedih)
j. Anjurkan
mengungkapkan
pengalaman emosional
sebelumnya dan pola
respon yang biasa
digunakan
k. Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan
yang tepat
l. Rujuk konseling, jika
perlu
B. Intervensi Pendukung
1. Dukungan kelompok
a. Identifikasi masalah
yang sebenarnya
dialami kelompok
b. Identifikasi kelompok
memiliki masalah yang
sama
c. Identifikasi hambatan
menghadiri sesi
kelompok (mis.
Stigma, cemas, tidak
aman)
d. Identifikasi aturan dan
norma yang perlu
dimodifikasi pada sesi
selanjutnya, jika perlu
e. Siapkan lingkungan
terapetik dan rileks
f. Bentuk kelompok
dengan pengalaman
dan masalah yang
sama
g. Mulai sesi kelompok
dengan mengenalkan
semua anggota
kelompok dan terapis
h. Mulai dengan
percakapan ringan,
berbagi informasi
tentang diri masing –
masing dan alasan
terlibat dalam
kelompok
i. Buat aturan dan norma
dalam kelompok,
terutama kerahasiaan
dalam kelompok
j. Sepakati jumlah sesi
yang diperlukan dalam
kelompok
k. Bangun rasa tangung
jawab dalam kelompok
l. Diskusikan
penyelesaian masalah
dalam kelompok
m. Berikan kesempatan
individu untuk berhenti
sejenak saat merasa
distress akibat topik
tertentu sampai
mampu berpartisipasi
kembali
n. Berikan kesempatan
beristirahat di setiap
sesi untuk
memfasilitasi
percakapan individual
dalam kelompok
o. Berikan kesempatan
saling mendukung
dalam kelompok
terkait masalah dan
penyelesaian masalah
p. Berikan kesempatan
kelompok
menyimpulkan
masalah, penyelesaian
masalah dan
dukungan yang
diperlukan untuk
setiap anggota
kelompok
q. Hindarkan percakafan
ofensif, tidak sensitive,
seksual, atau humor
yang tidak perlu/tidak
pada tempatnya
r. Sediakan media untuk
kebutuhan
berkomunikasi (mis.
Telepon, email,SMS,
WA)
s. Lakukan refleksi
manfaat dukungan
kelompok pada setiap
awal dan akhir
pertemuan
t. Akhiri kegiatan sesuai
sesi yang disepakati
u. Anjurkan anggota
kelompok
mendengarkan dan
member dukungan
saat mendiskusikan
masalah dan perasaan
v. Anjurkan bersikap jujur
dalam menceritakan
perasaan dan masalah
w. Anjurkan setiap
anggota kelompok
mengemukakan
ketidakpuasan ,
keluhan, kritik dalam
kelompok dengan cara
santun
x. Anjurkan kelompok
untuk menuntaskan
ketidakpuasan ,
keluhan dan kritik
y. Ajarkan relaksasi pada
setiap sesi, jika perlu
2. Dukungan keluarga
a. Identifikasi kebutuhan
dan harapan keluarga
tentang kesehatan
b. Identifikasi
konsekuensi tidak
melakukan tindakan
bersama keluarga
c. Identifikasi sumber-
sumber yang dimiliki
keluarga
d. Identifikasi tindakan
yang dapat dilakukan
keluarga
e. Motifasi
pengembangan sifat
dan emosi yang
mendukung upaya
kesehatan
f. Gunakan sarana dan
fasilitas yang ada
dalam keluarga
g. Ciptakan perubahan
lingkungan rumah
secara optimal
h. Informasikan fasilitas
kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga
i. Anjurkan
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
j. Ajarkan cara
perawatan yang bisa
dilakukan keluarga
3. Dukungan keyakinan
a. Identifikasi keyakinan,
masalah, dan tujuan
perawatan
b. Identifikasi kesembuhan
jaka panjang sesuai
kondisi pasien
c. Monitor kesehatan fisik
dan mental pasien
d. Intergrasikan keyakinan
dalam rencana
perawatan sepanjang
tidak
membahayakan/beresiko
keselamatan, sesuai
kebutuhan
e. Berikan harapan yang
realistis sesuai prognosis
f. Fasilitasi pertemuan
antara keluarga dan tim
kesehatan untuk
membuat kebutusan
g. Fasilitasi memberikan
makna terhadap kondisi
kesehatan
h. Jelaskan bahaya atau
resiko yang terjadi akibat
keyakinan negative
i. Jelaskan alternative yang
berdampak positif untuk
memenuhi keyakinan dan
perawatan
j. Berikan penjelasan yang
relevan dan mudah
dipahami
4. Dukungan memaafkan
a. Identifikasi sumber
kemarahan dan kebencian
b. Identifikasi keyakinan
yang menghambat dan
membantu
mengungkapkan masalah
c. Identifikasi perasaan
marah,kepahitan, dan
dendam
d. Dengarkan ungkapan
perasaan dan pikiran
secara empati
e. Gunakan teknik kehadiran
, sentuhan, dan empati,
jika perlu
f. Fasilitasi mengatasi
hambatan pemulihan
dengan cara spiritual (mis.
Doa, bimbingan, bersikap
bijaksana)
g. Fasilitasi kegiatan
beribadah, bermohon
ampun/taubat kepada
tuhan( mis. Shalat taubat,
pengakuan dosa)
h. Jelaskan bahwa
memaafkan adalah
sebuah proses
i. Jelaskan bahwa
memaafkan memiliki
dimensi kesehatan dan
pemulihan diri
j. Ajarkan teknik
melepaskan emosi dan
relaksasi
5. Dukungan pelaksanaan
ibadah
a. Identifikasi kebutuhan
pelaksanaan ibadah
sesuai agama yang
dianut
b. Sediakan sarana yang
aman dan nyaman untuk
pelaksanaan ibadah (mis.
Tempat berwudhu,
perlengkapan shalat,
arah kiblat, perlengkapan
kebaktian)
c. Fasilitasi konsul medis
dan tokoh agama
terhadap prosedur
khusus ( mis. Donor,
tranfusi)
d. Fasilitasi penggunaan
ibadah sebagai sumber
koping
e. Fasilitasi kebutuhan diet
sesuai dengan agama
yang di anut ( mis. Tidak
makan babi bagi muslim,
tidak makan daging sapi
bagi hindu)
f. Fasilitasi pemenuhan
ritual pada situasi khusus
( mis. Mengadzankan
bayi, pembaptisan,
pengakuan dosa,
menuntun syahadat saat
akaratul maut,
menghadap kiblat)
g. Fasilitasi penuntunan
ibadah oleh keluarga
atau rohaniawan
h. Konsultasi medis terkait
pelaksanaan ibadah yang
memerlukan perhatian
( mis puasa)
i. Rujuk pada rohaniawan,
konseling profesi, dan
kelompok pendukung
pada situasi spiritual dan
ritual, jika sesuai
6. Dukungan perasaan
bersalah
a. Identifiksasi adanya
keyakinan tidak
rasional
b. Fasilitasi
mengidentifikasi
situasi perasaan
muncul dan respon
terhadap situasi
c. Fasilitasi
mengidentifikasi
refleksi perasaan yang
destruktif
d. Fasilitasi
mengidentifikasi
dampak situasi pada
hubungan keluarga
e. Fasilitasi memahami
rasa bersalah adalah
reaksi umum terhadap
trauma, penganiayaan,
berduka, bencana,
atau kecelakaan
f. Fasilitas dukungan
spiritual, jika perlu
g. Bimbing untuk
mengakui kesalahan
diri sendiri
h. Ajarkan
mengidentifikasi
perasaan bersalah
yang menyakitkan
i. Ajarkan mengunakan
teknik menghentikan
pikiran dan subsitusi
pikiran dengan
relaksasi otot saat
pikiran bersalah terus
dirasakan
j. Ajarkan
mengidentifikasi
pilihan untuk
mencegah, mengganti,
menebus kesalahan,
dan penyelesaian
7. Dukungan spiritual
a. Identifikasi perasaan
khawatir, kesepian dan
ketidakberdayaan
b. Identifikasi pandangan
tentang hubungan
antara spiritual dan
kesehatan
c. Identifikasi harapan
dan kekuatan pasien
d. Identifikasi ketaatan
dalam beragama
e. Berikan kesempatan
mengekspresikan
perasaan tentang
penyakit dan kematian
f. Berikan kesempatan
mengekspresikan dan
meredakan marah
secara tepat
g. Yakinkan bahwa
perawat bersedia
mendukung selama
masa
ketidakberdayaan
h. Sediakan privasi dan
waktu tenang untuk
aktifitas spiritual
i. Diskusikan keyakinan
tentang makna hidup,
jika perlu
j. Fasilitasi melakukan
kegiatan ibadah
k. Anjurkan berinteraksi
dengan keluarga,
teman, dan/ atau
orang lain
l. Anjurkan berpatisipasi
dalam kelompok
pendukung
m. Ajarkan metode
relaksasi, meditasi,
dan imajinasi
terbimbing
n. Atur kunjungan
dengan rohaniawan
(mis. Ustad, pendeta,
romo, biksu)
8. Jurnal
a. Identifikasi tujuan yang
diharapkan dari
intervensi jurnal
b. Monitor pencapaian
tujuan yang ditetapkan
c. Sediakan lingkungan
optimal untuk
menyelesaikan tugas
(mis. Posisi nyaman,
pencahayaan ruangan
baik, kacamata)
d. Minimalkan dikstraksi
emosi, visual, audio,
pendengaran dan
viseral
e. Berikan kesempatan
memilih dan sediakan
media dan metode
(mis. Pulpen, pensil,
spidol, jurnal,
komputer, perekam)
f. Telaah jurnal yang
telah dibuat pada
interval waktu yang
telah disepakati
g. Diskusikan
pengalaman dan
penerimaan intervensi
yang sama
h. Diskusikan
kemampuan untuk
melanjutkan intervensi
secara mandiri
i. Jelaskan tujuan dan
prosedur jurnal
j. Jelaskan berbagai
pendekatan penulisan
jurnal dan putuskan
teknik penulisan (mis.
Alur bebas, topik atau
menuliskan jurnal
secara intensif)
k. Informasikan waktu
unttuk menyelesaikan
tugas jurnal
l. Anjurkan menulis
tanpa intrupsi
sedikitnya 3 (tiga) kali
seminggu selama 20
menit
m. Anjurkan menulis
sesuai urutan waktu
kejadian tanpa
membatasi topik
n. Anjurkan
menggambarkan dan
menceritakan peristiwa
dalam bentuk cerita,
gambar, dan
hubungan pikiran dan
perasaan
o. Anjurkan
mengekspresikan
pikiran dan perasaan
yang paling dalam
p. Anjurkan tidak terlalu
berfokus pada teknik
penulisan (titik koma),
ejaan. Struktur kalimat
dan/ atau tata bahasa
q. Ajarkan menulis
tanggal entry jurnal
untuk referensi dan
refleksi
9. Konseling
a. Identifikasi kemampuan dan
beri penguatan
b. Identifikasi perilaku keluarga
yang mempengaruhi pasien
bina hubungan terapeutik
berdasarkan rasa percaya
dan penghargaan
c. Berikan empati, kehangatan,
dan kejujuran
d. Terapkan tujuan dan lama
hubungan konseling
e. Berikan privasi dan
pertahankan kerahasiaan
f. Berikan penguatan terhadap
keterampilan luar
g. Fasilitasi untuk
mengidentifikasi masalah
h. Anjurkan mengekspresikan
perasaan
i. Anjurkan membuat daftar
alternative penyelesaian
masalah
j. Anjurkan pengembangan
keterampilan baru, jika perlu
k. Anjurkan mengganti
kebiasaan maladaptive dan
aldaptif
l. Anjurkan untuk menunda
pangambilan keputusan saat
stress
Luaran pendukung:
1. Harapan meningkat/membaik
a. Keterlibatan dalam aktivitas
perawatan meningkat 5 (1-5)
b. Selera makan meningkat 5 (1-
5)
c. Inisiatif meningkat 5 (1-5)
d. Minat komunikasi verbal
meningkat 5 (1-5)
e. Verbalisasi keputusan
meningkat 1 (5-1)
f. Perilaku pasif meningkat 1 (5-
1)
g. Afek datarmeningkat 1 (5-1)
h. Mengankat bahu saat bicara
meningkat 1 (5-1)
i. Pola tidur membaik 5 (1-5)
6. Status koping
meningkat/membaik
a. Kemampuan memenuhu
peran sesuai usia meningkat
5 (1-5)
b. Perilaku koping adaptif
meningkat 5 (1-5)
c. Verbalisasi kemampuan
mengatasi masalah
meningkat 5 (1-5)
d. Verbalisasi pengakuan
masalah meningkat 5 (1-5)
e. Verbalisasi kelemahan diri
meningkat 5 (1-5)
f. Perilaku asertif meningkat 5
(1-5)
g. Partisipasi sosisal meningkat
5 (1-5)
h. Tanggung jawab diri
meningkat 5 (1-5)
i. Orientasi realitas meningkat
5 (1-5)
j. Minat mengikuti
perawatan/pengobatan
meningkat 5 (1-5)
k. Kemampuan membina
hubungan meningkat 5 (1-5)
l. Verbalisasi menyalahkan
orang lain meningkat 1 (5-1)
m. Verbalisasi rasionalisasi
kegagalan meningkat 1 (5-1)
n. Hipersensitif terhadap kritik
meningkat 1 (5-1)
o. Perilaku penyalahgunaan zat
meningkat 1 (5-1)
p. Perilaku manipulasi
meningkat 1 (5-1)
q. Perilaku permusuhan
meningkat 1 (5-1)
r. Perilaku superior meningkat
1 (5-1)
7. Tingkat depresi
meningkat/membaik
a. Minat beraktivitas meningkat
5 (1-5)
b. Aktivitas sehari hari
meningkat 5 (1-5)
c. Konsentrasi meningkat 5 (1-
5)
d. Kebersihan diri meningkat 5
(1-5)
e. Perasaan tidak berharga
meningkat 1 (5-1)
f. Sedih meningkat 1 (5-1)
g. Putus asa meningkat 1 (5-1)
h. Peristiwa negatif meningkat 1
(5-1)
i. Perasaan bersalah
meningkat 1 (5-1)
j. Keletihan meningkat 1 (5-1)
k. Pikiran mencederai diri
meningkat 1 (5-1)
l. Pikiran bunuh diri meningkat
1 (5-1)
m. Bimbang meningkat 1 (5-1)
n. Menangis meningkat 1 (5-1)
o. Marah meningkat 1 (5-1)
p. Penyalahgunaan zat
meningkat 1 (5-1)
q. Penyalahgunaan alkohol
meningkat 1 (5-1)
r. Berat badan membaik 5 (1-5)
s. Nafsu makan membaik 5 (1-
5)
t. Pola tidur membaik 5 (1-5)
u. Libido membaik 5 (1-5)
2. Promosi koping
Identifikasi kegiatan jangka
pendek dan panjang sesuai
tujuan
Identifikasi kemampuan yang
dimiliki
Identifikasi sumber daya yang
tersedia untuk memenuhi
tujuan
Identifikasi pemahaman
proses penyakit
Identifikasi dampak situasi
terhadap peran dan hubungan
Identifikasi metode
penyelesaian masalah
Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap dukungan
sosial
Diskusikan perubahan peran
yang dialami
Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
Diskusikan alasan mengkritik
diri sendiri
Diskusikan untuk
mengklarifikasi
kesalahpahaman dan
mengevaluasi perilaku sendiri
Diskusikan kosekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah
dan rasa malu
Diskusikan resiko yang
menimbulkan bahaya pada
diri sendiri
Fasilitasi dalam memperoleh
informasi yang dibutuhkan
Berikan pilihan realitis
mengenai aspek – aspek
tertentu dalam perawatan
Motivasi untuk menentukan
harapan yang realistis
Tinjau kembali kemampuan
dalam mengambil keputusan
Hindari mengambil keputusan
saat pasien berada di bawah
tekanan
Motivasi terlibat dalam
kegiatan sosial
Motivasi mengidentifikasi
sistem pendukung yang
tersedia
Dampingi saat berduka (mis.
Penyakit kronois, kecacatan)
Perkenalkan dengan orang
atau kelompokyang berhasil
mengalami pengalaman sama
Dukung penggunaan
mekanisme pertahanan yang
tepat
Kurangi rangsangan
lingkungan yang mengancam
Anjurkan menjalin hubungan
yang memiliki kepentingan
dan tujuan sama
Anjurkan penggunaan sumber
spiritual, jika perlu
Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
Anjurkan keluarga terlibat
Anjurkan membuat tujuan
yang lebih spesifik
Ajarkan cara memecahkan
masalah secara konstruktif
Latih penggunaan teknik
relaksai
Latih keterampilan sosial,
sesuai kebutuhan
Latih mengembangkan
penilaian obyektif
Intervensi pendukung
1. Dukungan emosional
a. Identifikasi fungsi marah,
frustasi, dan amuk bagi
pasien
b. Identifikasi hal yang telah
memicu emosi
Fasilitasi pengungkapan
perasaan cemas, marah,
atau sedih
c. Buat pernyataan suportif
atau empati selama fase
berduka
d. Lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan ( mis.
Merangkul, menepuk-nepuk)
e. Tetap bersama pasien dan
pastikan keamanan selama
ansietas, jika perlu
f. Kurangi tuntutan berpikir
saat sakit
Jelaskan kosekuensi tidak
menghadapi rasa bersalah
dan malu
g. Anjurkan mengungkapkan
perasaan yang dialami (mis.
Ansietas, marah, sedih)
h. Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional
sebelumnya dan pola respon
yang biasa digunakan
i. Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan yang
tepat
j. Rujuk konseling, jika perlu
2. Dukungan keyakinan
a. Identifikasi keyakinan,
masalah, dan tujuan
perawatan
b. Identifikasi kesembuhan jaka
panjang sesuai kondisi pasien
c. Monitor kesehatan fisik dan
mental pasien
d. Intergrasikan keyakinan
dalam rencana perawatan
sepanjang tidak
membahayakan/beresiko
keselamatan, sesuai
kebutuhan
e. Berikan harapan yang realistis
sesuai prognosis
f. Fasilitasi pertemuan antara
keluarga dan tim kesehatan
untuk membuat kebutusan
g. Fasilitasi memberikan makna
terhadap kondisi kesehatan
h. Jelaskan bahaya atau resiko
yang terjadi akibat keyakinan
negative
i. Jelaskan alternative yang
berdampak positif untuk
memenuhi keyakinan dan
perawatan
j. Berikan penjelasan yang
relevan dan mudah dipahami
3. Dukungan memaafkan
a. Identifikasi sumber
kemarahan dan kebencian
b. Identifikasi keyakinan yang
menghambat dan
membantu mengungkapkan
masalah
c. Identifikasi perasaan
marah,kepahitan, dan
dendam
d. Dengarkan ungkapan
perasaan dan pikiran
secara empati
e. Gunakan teknik kehadiran ,
sentuhan, dan empati, jika
perlu
f. Fasilitasi mengatasi
hambatan pemulihan
dengan cara spiritual (mis.
Doa, bimbingan, bersikap
bijaksana)
g. Fasilitasi kegiatan
beribadah, bermohon
ampun/taubat kepada
tuhan( mis. Shalat taubat,
pengakuan dosa)
h. Jelaskan bahwa
memaafkan adalah sebuah
proses
i. Jelaskan bahwa
memaafkan memiliki
dimensi kesehatan dan
pemulihan diri
j. Ajarkan teknik melepaskan
emosi dan relaksasi
4. Dukungan pengambilan
keputusan
a. Identifikasi persepsi
mengenai masalah dan
informsi yang memicu konflik
b. Fasilitasi mengklarifikasi nilai
dan harapan yang membantu
membuat pilihan
c. Diskusikan kelebihan dan
kekurangan dari setiap solusi
d. Fasilitasi melihat situasi
secara realistik
e. Motifasi mengungkapkan
tujuan perawatan yang
diharapkan
f. Fasilitasi pengambilan
keputusan secara kolaboratif
g. Hormati hak pasien untuk
menerima atau menolak
informasi
h. Fasilitasi menjelaskan
keputusan kepada orang
lain, jika perlu
i. Fasilitasi hubungan antara
pasie, keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya
j. Informasikan alternatif solusi
secara jelas
k. Berikan informasi yang
diminta pasien
l. Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam
memfasilitasi pengambilan
keputusan
5. Dukungan pelaksanaan ibadah
a. Identifikasi kebutuhan
pelaksanaan ibadah
sesuai agama yang
dianut
b. Sediakan sarana yang
aman dan nyaman untuk
pelaksanaan ibadah (mis.
Tempat berwudhu,
perlengkapan shalat,
arah kiblat, perlengkapan
kebaktian)
c. Fasilitasi konsul medis
dan tokoh agama
terhadap prosedur
khusus ( mis. Donor,
tranfusi)
d. Fasilitasi penggunaan
ibadah sebagai sumber
koping
e. Fasilitasi kebutuhan diet
sesuai dengan agama
yang di anut ( mis. Tidak
makan babi bagi muslim,
tidak makan daging sapi
bagi hindu)
f. Fasilitasi pemenuhan
ritual pada situasi khusus
( mis. Mengadzankan
bayi, pembaptisan,
pengakuan dosa,
menuntun syahadat saat
akaratul maut,
menghadap kiblat)
g. Fasilitasi penuntunan
ibadah oleh keluarga
atau rohaniawan
h. Konsultasi medis terkait
pelaksanaan ibadah yang
memerlukan perhatian
( mis puasa)
i. Rujuk pada rohaniawan,
konseling profesi, dan
kelompok pendukung
pada situasi spiritual da
ritual, jika sesuai
6. Dukungan pengungkapan
kebutuhan
a. Periksa gangguan
komunikasi verbal( mis.
Ketidakmampuan
berbicara, kesulitan
mengekspresikan pikiran
secara verbal
b. Ciptakan lingkungan
yang tenang
c. Hindari berbicara keras
d. Ajukan pertanyaan
dengan jawaban singkat,
dengan isyarat anggukan
kepala jika mengalami
kesulitan berbicara
e. Jadwalkan waktu istirahat
sebelum waktu
kunjungan dan sesi terapi
wicara
f. Fasilitasi komunikasi
dengan medis ( mis.
Pensil dan kertas,
computer, kartu kata)
g. Informasikan keluarga
dan tenaga kesehatan
lain teknik
berkomunikasi, dan
gunakan secara
konsisten
h. Anjurkan keluarga dan
staf mengajal bicara
meskipun tidak mampu
berkomunikasi
i. Rujuk pada terapis
wicara, jika perlu
7. Dukungan pengungkapan
perasaan
a. Identifikasi tingkat emosi
b. Identifikasi syarat verbal dan
non verbal
c. Identifikasi perasaan saat ini
d. Identifikasi hubungan antara
apa yang dirasakan dan
perilaku
e. Fasilitasi mengungkapkan
pengalaman emosional yang
menyakitkan
f. Fasilitasi mengidentifikasi
asumsi interpersonal yang
melatarbelakangi
pengalaman emosional
g. Fasilitasi pertimbangan
menunda perilaku dalam
merespon emosi yang
menyakitkan
h. Fasilitasi membedakan
pengungkapan ekspresi
emosi yang kuat
diperbolehkan dan yang
merusak hubungan
i. Fasilitasi menetralkan
kembali emosi yang negatif
j. Ajarkan mengekspresikan
persasaan secara asertif
k. Informasikan menekan
perasaan dapat
mempengaruhi hubungan
interpersonal
8. Dukungan perasaan bersalah
a. Identifiksasi adanya
keyakinan tidak rasional
b. Fasilitasi mengidentifikasi
situasi perasaan muncul dan
respon terhadap situasi
c. Fasilitasi mengidentifikasi
refleksi perasaan yang
destruktif
d. Fasilitasi mengidentifikasi
dampak situasi pada
hubungan keluarga
e. Fasilitasi memahami rasa
bersalah adalah reaksi umum
terhadap trauma,
penganiayaan, berduka,
bencana, atau kecelakaan
f. Fasilitas dukungan spiritual,
jika perlu
g. Bimbing untuk mengakui
kesalahan diri sendiri
h. Ajarkan mengidentifikasi
perasaan bersalah yang
menyakitkan
i. Ajarkan mengunakan teknik
menghentikan pikiran dan
subsitusi pikiran dengan
relaksasi otot saat pikiran
bersalah terus dirasakan
j. Ajarkan mengidentifikasi
pilihan untuk mencegah,
mengganti, menebus
kesalahan, dan penyelesaian
9. Dukungan perlindungan
penganiayaan agama
a. Identifikasi ketergantungan
kepada pemimpin agama
b. Identifikasi pola perilaku,
pemikiran dan perasaan
c. Identifikasi riwayat
penyalahgunaan agama
dan/atau ritual, metode
pemecahan masalah dan
koping, stabilitas emosional,
tingkat penggunaan teknik
persuasif dan manipulatif
d. Identifikasi tanda-tanda
penganiayaan fisik,
emosional, eksploitasi, atau
adiksi agama
e. Monitor interaksi dengan
pemimpin agama
f. Identifikasi jaringan
fungsional keagamaan
g. Identifikasi sumber-sumber
untuk memenuhi kebutuhan
religius dan dukungan
individu dan kelompok
h. Tawarkan kegiatan ibadah
yang sesuai untuk pemulihan
bagi pasien dan keluarga
atau kelompok agama
i. Berikan dukungan
interpersonal secara reguler
sesuai kebutuhan
j. Laporkan dugaan
penyalahgunaan terhadap
rumah ibadah/atau otoritas
hukum
k. Rujuk konseling agama yang
sesuai
l. Rujuk jika diduga terdapat
penyalahgunaan ritual gaib
10. Dukungan perkembangan
spiritual
a. Sediakan lingkungan yang
tenang untuk refleksi diri
b. Fasilitasi mengidentifikasi
masalah spiritual
c. Fasilitasi mengidentifikasi
hambatan dalam pengenalan
diri
d. Fasilitasi mengeksplorasi
keyakinan terkait pemulihan
tubuh, pikiran, jiwa
e. Fasilitasi hubungan
persahabatan dengan orang
lain dan pelayanan
keagamaan
f. Anjurkan membuat komitmen
spiritual berdasarkan
keyakinan dan nilai
g. Anjurkan ber[partisipasi
dalam kegiatan ibadah (hari
raya, ritual) dan meditas
h. Rujuk pada pemuka agama
atau kelompok agama, jika
perlu
i. Rujuk pada kelompok
pendukung, swabantu, atau
program spiritual, jika perlu
11. Dukungan perlindungan
penganiayaan lansia
a. Identifikasi ketergantungan
pada pemberi asuhan ( mis.
Akibat gangguan status
mental, keterbatasan sumber
ekonomi, depresi)
b. Identifikasi situasi krisi
keluarga yang memicu
penganiayaan ( mis.
kemiskinan, pengangguran,
perceraian)
c. Identifikasi pemberian
asuhan yang menunjukan
gangguan kesehatan fisik
atau mental
d. Identifikasi tanda-tanda
pelecehan fisik, seksual dan
psikologis (mis. laserasi,
memar, adanya air mani dan
darah kering, harga diri
rendah, depresi)
e. Identifikasi tanda-tanda
eksploitasi (mis. pemenuhan
kebutuhan dasar tidak sesuai
dengan sumber yang
memadai)
f. Identifikasi harapan
pemberian asuhan yang
tidak realistis
g. Monitor interaksi pasien dan
pemberi asuhan
h. Berikan penegasan positif
tentang nilai diri
i. Fasilitasi keluarga dalam
mengidentifikasi strategi
penanggulangan situasi stres
j. Diskusikan indikasi
penganiayaan dengan
pasien dan pemberi asuhan
secara terpisah
k. Ajarkan cara mengatasi
masalah dalam perawatan
l. Anjurakan mengungkapkan
perasaan (mis. taktu,
khawatir, sedih, marah)
m. Anjurkan rawat inap untuk
pemeriksaan dan
penyelidikan lebih lanjut, jika
perlu
n. Anjurkan penyesuaian
lingkungan rumah untuk
meningkatkan kemandirian
o. Anjurkan melakukan program
aktivitas fisik rutin dan
program latihan yang sesuai
p. Ajarkan perawatan mandiri
melalui latihan, penguatan
dan pengulangan
q. Informasikan sumber daya
komunitas (mis. alamat dan
nomer telepon lembaga yang
memberikan bantuan
layanan kesehatan lansia di
rumah)
r. Rujuk ke program terapi fisik
atau olah raga, jika perlu
s. Rujuk kepada perawat
komunitas, jika perlu
t. Rujuk kepada layanan hak
asasi manusia, jika perlu
13. Konseling
a. Identifikasi kemampuan dan
beri penguatan
b. Identifikasi perilaku keluarga
yang mempengaruhi pasien
bina hubungan terapeutik
berdasarkan rasa percaya
dan penghargaan
c. Berikan empati, kehangatan,
dan kejujuran
d. Terapkan tujuan dan lama
hubungan konseling
e. Berikan privasi dan
pertahankan kerahasiaan
f. Berikan penguatan terhadap
keterampilan luar
g. Fasilitasi untuk
mengidentifikasi masalah
h. Anjurkan mengekspresikan
perasaan
i. Anjurkan membuat daftar
alternative penyelesaian
masalah
j. Anjurkan pengembangan
keterampilan baru, jika perlu
k. Anjurkan mengganti
kebiasaan maladaptive dan
aldaptif
l. Anjurkan untuk menunda
pangambilan keputusan saat
stress
Luaran tambahan :
1. Harapan meningkat
a. Keterlibatan dalam aktifitas
perawatan meningkat (Skor
5(1-5))
b. Selera makan meningkat
(skor 5(1-5))
c. Inisiatif meningkat (skor 5(1-
5))
d. Minat komunikasi verbal
meningkat (skor 5(1-5))
e. Verbalisasi keputusasaan
menurun (skor 5(1-5))
f. Perilaku pasif menurun (skor
5(1-5))
g. Afek datar menurun (skor 5(1-
5))
h. Mengangkat bahu saat bicara
menurun (skor 5(1-5))
i. Pola tidur membaik (skor 5(1-
5))
3. Psikospiritual membaik
a. Keyakinan meningkat (Skor
5(1-5))
b. Harapan meningkat (Skor 5(1-
5))
c. Konsep diri meningkat (Skor
5(1-5))
d. Citra diri meningkat (Skor 5(1-
5))
e. Perasaan tenang meningkat
(Skor 5(1-5))
f. Verbalisasi optimisme
meningkat (Skor 5(1-5))
g. Penetapan tujuan meningkat
(Skor 5(1-5))
h. Keampuan memaknai hidup
meningkat (Skor 5(1-5))
i. Kegelisahan menurun (Skor
5(1-5))
j. Depresi menurun (Skor 5(1-
5))
k. Perasaan takut menurun
(Skor 5(1-5))
l. Perasaan pengabaian
spiritual menurun (Skor 5(1-
5))
m. Pikiran bunuh diri menurun
(Skor 5(1-5))
Indentivikasi mood
Indentifikasi risiko
keselamatan diri atau orang
lain
Monitor fungsi kognitif (mis,
konsentrasi, memori,
kemampuan membuat
keputusan )
Monitor aktivitas dan tingkat
stimulasi lingkungan
Terapeutik
Fasilitas pengisian kuesioner
self-report
Berikan kesempatan untuk
menyampaikan perasaan
dengan cara yang tepat
sandsack, terapi seni, aktifitas
fisik )
Edukasi
Ajarkan tentang
gangguan mood dan
penanganannya
Anjurkan berperan aktif
dalam pengobatan dan
rehabilitasi, jika perlu
Ajarkan mngenali
pemicu gangguan mood
( situasi stres, masalah
fisik )
Ajarakan monitor mood
secara mandiri ( skala 1-
10 , membuat jurnal)
Ajarkan keterampilan
koping dan
menyelesaikan masalah
baru.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat ,
jika perlu
Rujuk untuk psikoterapi
( perilaku, hubungan
interpersonal, lkeluarga,
kelompok) jika perku
5. Manajemen pengendalian
marah
6. Modifikasi perolaku
keterampilan sosial
7. Pemberian obat
8. Pencegahan waham
9. Promosi dukungan keluarga
10. Promosi harga diri rendah
11. Promosi perawatan diri
12. Promosi sistem pendukung
109 Defisit Perawatan Diri Tujuan (T) (SLKI):
(tidak mampu melakukan atau Luaran utama:
menyelesaikan aktivitas perawatan diri), 1. Perawatan diri
b.d.: a. Kemampuan mandi
1. Gangguan muskoloskeletal meningkat (skor 5(1-5))
2. Gangguan neuromuskuler b. Kemampuan mengenakan
3. Kelemahan pakaian meningkat (skor
4. Gangguan psikologis dan psikotik 5(1-5))
5. Penurunan motivasi/minat c. Kemampuan makan
meningkat (skor 5(1-5))
d. Kemampuan ke toilet
DS: (BAB/BAK) meningkat (skor
Menolak melakukan perawatan diri 5(1-5))
e. Verbalisasi keinginan
DO: melakukan perawatan diri
1. Tidak mampu mandi/ mengenakan meningkat (skor 5(1-5))
pakaian/ makan/ ke toilet/ berhias f. Minat melakukan
secara mandiri perawatan diri meningkat
2. Minat melakukan perawatan diri (skor 5(1-5))
kurang g. Mempertahankan
kebersihan diri meningkat
(skor 5(1-5))
h. Mempertahankan
kebersihan mulut
meningkat (skor 5(1-5))
Luaran tambahan:
2. Fungsi sensori
a. Ketajaman pendengaran
meningkat (skor 5(1-5))
b. Ketajaman penglihatan
meningkat (skor 5(1-5))
c. Persepsi stimulasi kulit
meningkat (skor 5(1-5))
d. Persepsi posisi kepala
meningkat (skor 5(1-5))
e. Persepsi posisi tubuh
meningkat (skor 5(1-5))
f. Perbedaan bau meningkat
(skor 5(1-5))
g. Perbedaan rasa meningkat
(skor 5(1-5))
3. Koordinasi pergerakan
a. Kekuatan otot meningkat
(skor 5(1-5))
b. Kontrol gerakan meningkat
(skor 5(1-5))
c. Keseimbangan gerakan
meningkat (skor 5(1-5))
d. Kemantapan gerakan
meningkat (skor 5(1-5))
e. Kehalusan gerakan
meningkat (skor 5(1-5))
f. Gerakan kearah yang
diinginkan meningkat (skor
5(1-5))
g. Gerakan dengan waktu
yang diinginkan meningkat
(skor 5(1-5))
h. Gerakan dengan kecepatan
yang diinginkan meningkat
(skor 5(1-5))
i. Gerakan dengan ketepatan
yang diinginkan meningkat
(skor 5(1-5))
j. Tegangan otot menurun
(skor 5(1-5))
k. Kram otot menurun (skor
5(1-5))
l. Bentuk otot membaik (skor
5(1-5))
m. Kecepatan gerakan
membaik (skor 5(1-5))
4. Mobilitas fisik
a. Pergerakan ekstremitas
meningkat (skor 5(1-5))
b. Kekuatan otot meningkat
(skor 5(1-5))
c. Rentang gerak (ROM)
meningkat (skor 5(1-5))
d. Nyeri menurun (skor 5(1-5))
e. Kecemasan menurun (skor
5(1-5))
f. Kaku sendi menurun (skor
5(1-5))
g. Gerakan tidak terkoordinasi
menurun (skor 5(1-5))
h. Gerakan terbatas menurun
(skor 5(1-5))
i. Kelemahan fisik menurun
(skor 5(1-5))
5. Motivasi
a. Pikiran berfokus masa
depan meningkat (skor 5(1-
5))
b. Upaya menyusun rencana
tindakan (skor 5(1-5))
c. Upaya mencari sumber
sesuai kebutuhan (skor 5(1-
5))
d. Upaya mencari dukungan
sesuai kebutuhan
meningkat (skor 5(1-5))
e. Perilaku bertujuan
meningkat (skor 5(1-5))
f. Inisiatif meningkat (skor
5(1-5))
g. Harga diri positif meningkat
(skor 5(1-5))
h. Keyakinan positif
meningkat (skor 5(1-5))
i. Berani mencari
pengalaman baru
meningkat (skor 5(1-5))
j. Penyelesaian tugas
meningkat (skor 5(1-5))
k. Pengambilan kesempatan
meningkat (skor 5(1-5))
l. Bertanggung jawab
meningkat (skor 5(1-5))
6. Status kognitif
a. Komunikasi jelas sesuai
usia meningkat (skor 5(1-
5))
b. Pemahaman makna situasi
meningkat (skor 5(1-5))
c. Kemampuan membuat
keputusan meningkat (skor
5(1-5))
d. Perhatian meningkat (skor
5(1-5))
e. Konsentrasi meningkat
(skor 5(1-5))
f. Orientasi kognitif meningkat
(skor 5(1-5))
g. Memori segera meningkat
(skor 5(1-5))
h. Memori saat ini meningkat
(skor 5(1-5))
i. Memori jangka panjang
meningkat (skor 5(1-5))
j. Proses iformasi meningkat
(skor 5(1-5))
k. Pertimbangan alternatif
saat memutuskan (skor
5(1-5))
l. Kemampuan berhitung
meningkat (skor 5(1-5))
7. Status neurologis
a. Tingkat kesadaran
meningkat (skor 5(1-5))
b. Reaksi pupil meningkat
(skor 5(1-5))
c. Orientasi kognitif meningkat
(skor 5(1-5))
d. Status kognitif meningkat
(skor 5(1-5))
e. Kontrol motorik pusat
meningkat (skor 5(1-5))
f. Fungsi sensorik kranial
meningkat (skor 5(1-5))
g. Fungsi sensorik spinal
meningkat (skor 5(1-5))
h. Fungsi motorik kranial
meningkat (skor 5(1-5))
i. Fungsi motorik spinal
meningkat (skor 5(1-5))
j. Fungsi otonom meningkat
(skor 5(1-5))
k. Komunikasi meningkat
(skor 5(1-5))
l. Sakit kepala menurun (skor
5(1-5))
m. Frekuensi kejang menurun
(skor 5(1-5))
n. Hipertermia menurun (skor
5(1-5))
o. Diaforesis menurun (skor
5(1-5))
p. Pucat menurun (skor 5(1-
5))
q. Kongestil konjungtiva
menurun (skor 5(1-5))
r. Kongesti nasal menurun
(skor 5(1-5))
s. Parastesia menurun (skor
5(1-5))
t. Sensasi logam dilmulut
menurun (skor 5(1-5))
u. Sindrom horner menurun
(skor 5(1-5))
v. Pandangan kabur menurun
(skor 5(1-5))
w. Penile erection menurun
(skor 5(1-5))
x. Tekanan darah sistolik
membaik (skor 5(1-5))
y. Frekuensi nadi membaik
(skor 5(1-5))
z. Ukuran pupil membaik
(skor 5(1-5))
aa. Gerakan mata membaik
(skor 5(1-5))
bb. Pola napas membaik (skor
5(1-5))
cc. Pola istirahat tidur membaik
(skor 5(1-5))
dd. Frekuensi napas membaik
(skor 5(1-5))
ee. Denyut jantung apikal
membaik (skor 5(1-5))
ff. Denyut nadi radialis
membaik (skor 5(1-5))
gg. Refleks pilomotorik
membaik (skor 5(1-5))
8. Tingkat delirium
a. Tingkat kesadaran
meningkat (skor 5(1-5))
b. Kemampuan mengikuti
perintah meninkat (skor
5(1-5))
c. Aktivitas psikomotorik
meningkat (skor 5(1-5))
d. Kemampuan interpretasi
stimulus lingkungan
meningkat (skor 5(1-5))
e. Gelisah menurun (skor 5(1-
5))
f. Agitasi menurun (skor 5(1-
5))
g. Halusinasi menurun (skor
5(1-5))
h. Waham menurun (skor 5(1-
5))
i. Orientasi waktu membaik
(skor 5(1-5))
j. Orientasi tempat membaik
(skor 5(1-5))
k. Orientasi orang membaik
(skor 5(1-5))
l. Fokus perhatian membaik
(skor 5(1-5))
m. Kemampuan bercakap-
cakap membaik (skor 5(1-
5))
n. Interpretasi isyarat
membaik (skor 5(1-5))
o. Pemikiran abstrak membaik
(skor 5(1-5))
p. Pola tidur membaik (skor
5(1-5))
q. Mood membaik (skor 5(1-
5))
9. Tingkat demensia
a. Kemampuan mengikuti
perintah meningkat (skor
5(1-5))
b. Kemampuan mengingat
peristiwa saat ini meningkat
(skor 5(1-5))
c. Kemampuan mengingat
nama meningkat (skor 5(1-
5))
d. Kemampuan mengenal
anggota keluarga
meningkat (skor 5(1-5))
e. Kemampuan mengingat
objek familiar meningkat
(skor 5(1-5))
f. Kemampuan
mempertahankan
percakapan meningkat
(skor 5(1-5))
g. Interpretasi gejala fisik
meningkat (skor 5(1-5))
h. Proses informasi meningkat
(skor 5(1-5))
i. Kemampuan penyelesaian
masalah meningkat (skor
5(1-5))
j. Kebutuhan
mengungkapkan masalah
meningkat (skor 5(1-5))
k. Perilaku bertujuan
meningkat (skor 5(1-5))
l. Depresi menurun (skor 5(1-
5))
m. Agitasi menurun (skor 5(1-
5))
n. Gelisah menurun (skor 5(1-
5))
o. Agresif menurun (skor 5(1-
5))
p. Curiga menurun (skor 5(1-
5))
q. Orientasi waktu, tempat,
dan orang membaik (skor
5(1-5))
r. Pola tidur membaik (skor
5(1-5))
s. Aktivitas sosial membaik
(skor 5(1-5))
t. Interaksi sosial membaik
(skor 5(1-5))
u. Kontinensia fekal membaik
(skor 5(1-5))
v. Kontinensia urine membaik
(skor 5(1-5))
10. Tingkat keletihan
a. Verbalisasi kepulihan
energi meningkat (skor 5(1-
5))
b. Tenaga meningkat (skor
5(1-5))
c. Kemampuan melakukan
aktivitas rutin (skor 5(1-5))
d. Motivasi meningkat (skor
5(1-5))
e. Verbalisasi lelah menurun
(skor 5(1-5))
f. Lesu menurun (skor 5(1-5))
g. Gangguan konsentrasi
menurun (skor 5(1-5))
h. Sakit kepala menurun (skor
5(1-5))
i. Sakit tenggorokan menurun
(skor 5(1-5))
j. Mengi menurun (skor 5(1-
5))
k. Sianosis menurun (skor
5(1-5))
l. Gelisah menurun (skor 5(1-
5))
m. Frekuensi napas menurun
(skor 5(1-5))
n. Perasaan bersalah
menurun (skor 5(1-5))
o. Selera makan membaik
(skor 5(1-5))
p. Pola napas membaik (skor
5(1-5))
q. Libido membaik (skor 5(1-
5))
r. Pola istirahat membaik(skor
5(1-5))
11. Tingkat nyeri
a. Kemampuan menuntaskan
aktivitas meningkat (skor
5(1-5))
b. Keluhan nyeri menurun
(skor 5(1-5))
c. Meringis menurun (skor
5(1-5))
d. Sikap protektif menurun
(skor 5(1-5))
e. Gelisah menurun (skor 5(1-
5))
f. Kesulitan tidur menurun
(skor 5(1-5))
g. Menarik diri menurun (skor
5(1-5))
h. Berfokus pada diri sendiri
menurun (skor 5(1-5))
i. Diaforesis menurun (skor
5(1-5))
j. Perasaan depresi (tertekan)
menurun (skor 5(1-5))
k. Perasaan takut mengalami
cedera berulang (skor 5(1-
5))
l. Anoreksia menurun (skor
5(1-5))
m. Perineum terasa tertekan
menurun (skor 5(1-5))
n. Uterus teraba membulat
menurun (skor 5(1-5))
o. Ketegangan otot menurun
(skor 5(1-5))
p. Pupil dilatasi menurun (skor
5(1-5))
q. Muntah menurun (skor 5(1-
5))
r. Mual menurun (skor 5(1-5))
s. Frekuensi nadi membaik
(skor 5(1-5))
t. Pola napas membaik (skor
5(1-5))
u. Tekanan darah membaik
(skor 5(1-5))
v. Proses berfikir membaik
(skor 5(1-5))
w. Fokus membaik (skor 5(1-
5))
x. Fungsi berkemih membaik
(skor 5(1-5))
y. Perilaku membaik (skor
5(1-5))
z. Nafsu makan membaik
(skor 5(1-5))
aa. Pola tidur membaik (skor
5(1-5))
B. Intervensi pendukung
1. Dukungan emosional
a. Identifikasi fungsi marah,
frustasi, dan amuk bagi
pasien
b. Identifikasi hal yan memicu
emosi
c. Fasilitasi mengungkapkan
perasaan cemas, marah,
atau sedih
d. Buat pernyataan suportif
atau empati selama fase
berduka
e. Lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan
(mis. merangkul, menepuk-
nepuk)
f. Tetap bersama pasien dan
pastikan keamanan selama
ansietas, jika perlu
g. Kurangi tuntutan berpikir
saat sakit atau lelah
h. Jelaskan konsekuensi tidak
menghadapi rasa bersalah
dan malu
i. Anjurkan mengungkapkan
perasaan yang dialami
(mis. ansietas, marah,
sedih)
j. Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional
sebelumnya dan pola
respons yang biasa
digunakan
k. Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan
yang tepat
l. Rujuk untuk konseling, jika
perlu
2. Dukungan pengambil keputusan
a. Identifikasi persepsi
mengenai masalah dan
informasi yang memicu
konflik
b. Fasilitasi memfasilitasi nilai
dan harapan yang
membantu membuat pilihan
c. Diskusikan kelebihan dan
kekurangan dari setiap
solusi
d. Fasilitasi melihat situasi
secara realistik
e. Motivasi menggunakan
tujuan keperawatan yang
diharapkan
f. Fasilitasi pengambilan
keputusan secara
kolaboratif
g. Hormati hak pasien untuk
menerima atau menolak
informasi
h. Fasilitasi menjelaskan
keputusan kepada orang
lain, jika perlu
i. Fasilitasi hubungan antar
pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan lainnya
j. Informasikan alternatif
solusi secara jelas
k. Berikan informasi yang
diminta pasien
l. Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam
memfasilitasi pengambilan
keputusan
3. Dukungan tanggung jawab pada
diri sendiri
a. Identifikasi persepsi tentang
masalah kesehatan
b. Monitor pelaksanaan
tanggung jawab
c. Berikan kesempatan
merasakan memliki
tanggung jawab
d. Tingkat tanggung jawab
atas perilaku sendiri
e. Hindari berdebat atau
tawar-menawar tentang
perannya di ruang
perawatan
f. Berikan penguatan dan
umpan balik positif jika
melaksanakan tanggung
jawabatau mengubah
perilaku
g. Diskusikan tanggung jawab
terhadap profesi pemberi
asuhan
h. Diskusikan konsekuensi
tidak melaksanakan
tanggung jawab
B. Intervensi pendukung
1. Edukasi keselamatan lingkungan
a. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
b. Identifikasi kebutuhan
keselamatan berdasarkan
tingkat fungsi fisik, kognitif
dan kebiasaan
c. Identifikasi bahaya
keamanan di lingkungan
(mis. Fisik, biologi, dan
kimia)
d. Sediakan media dan materi
pendidikan kesehatan
e. Jadwalkan pendidikan
kesehatan susuai
kesepakatan
f. Berikan kesempatan untuk
bertanya
g. Anjurkan menghilangkan
bahaya lingkungan
h. Anjurkan menyediakan alat
bantu (mis. Pegangan
tangan, keset anti slip)
i. Anjurkan menggunakan
alat pelindung (mis.
Restrain, rel samping,
penutup pintu, pagar, pintu
gerbang)
j. Informasikan nomor telepon
darurat
k. Anjurkan melakukan
program skrining
lingkungan (mis. Timah,
radon)
l. Anjurkan individu dan
kelompok beresiko tinggi
tentang bahaya lingkungan
m. Kolaborasi dengan pihak
lain untuk meningkatkan
keamanan lingkungan
2. Edukasi perilaku upaya
kesehatan
a. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
b. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
c. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
d. Berikan kesempatan untuk
bertanya
e. Gunakan variasi metode
pembelajaran
f. Gunakan pendekatan
promosi kesehatan dengan
memperhatikan pengaruh
dan hambatan dari
lingkungan, social serta
budaya
g. Berikan pujian dan
dukungan terhadap usaha
positif dan pencapaian
edukasi
h. Jelaskan penanganan
masalah kesehatan
i. Informasikan sumber yang
tepat yang tersedia di
masyarakat
j. Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan
k. Anjurkan mengeveluasi
tujuan secara periodic
l. Anjurkan menentukan
perilaku spesifik yang akan
diubah (mis. Keinginan
mengunjungi fasilitas
kesehatan)
m. Ajarkan mengidentifikasi
tujan yang akan dicapai
n. Ajarkan program kesehatan
dalam kehidupan sehari-
hari
o. Ajarkan pencarian dan
penggunaan system
fasilitas pelayanan
kesehatan
p. Ajarkan cara pemeliharaan
kesehatan
3. Manajemen lingkungan
a. Identifikasi keamanan dan
kenyamanan lingkungan
b. Atur posisi furniture dengan
rapih dan terjangkau
c. Atur suhu lingkungan yang
sesuai
d. Sediakan ruang berjalan
yang cukup dan aman
e. Sediakan tempat tidur dan
lingkungan yang bersih dan
nyaman
f. Sediakan pewangi ruangan,
jika perlu
g. Hindari pandangan
langsung ke kamar mandi,
toilet, atau perlatan untuk
eliminasi
h. Ganti pakaian secara
berkala
i. Hindari paparan langsung
dengan cahaya matahari
atau cahaya yang tidak
perlu
j. Izinkan membawa benda-
benda yang disukai dari
rumah
k. Izinkan keluarga untuk
tinggal mendampingi
pasien
l. Fasilitasi penggunaan
barang-barang pribadi (mis.
Piyama, jubbah,
perlengkapan mandi)
m. Pertahankan konsitensi
kunjungan tenaga
kesehatan
n. Berikan bel atau alat
komunikasi untuk
memanggil perawat
o. Jelaskan cara membuat
lingkungan rumah yang
aman
p. Jelaskan cara menghadapi
bahaya kebakaran
q. Ajarkan pasien dan
keluarga/pengunjung
tentang upaya pecegahan
infeksi
4. Manajemen lingkungan
komunitas
a. Lakukan skrining risiko
gangguan kesehatan
lingkungan
b. Identifikasi faktor risiko
kesehatan yang diketahui
c. Libatkan partisipasi
masyarakat dalam
memelihara keamanan
lingkungan
d. Promosikan kebijakan
pemerintah untuk
mengurangi risiko penyakit
e. Berikan pndidikan
kesehatan untuk kelompok
risiko
f. Informasikan layanan
kesehatan ke individu,
keluarga, kelompok berisiko
dan masyarakat
g. Kolaborasi dalam tim
multidisiplin untuk
mengidentifikasi ancaman
kemanan di masyarakat
h. Kolabroasi dengan tim
kesehatan lain dalam
program kesehatan
komunitas untuk
menghadapi risiko yang
diketahui
i. Kolaborasi dalam
pengembangan program
aksi masyarakat
j. Kolaborasi dengan
kelompok masyarakat
dalam menjalankan
peraturan pemerintah
5. Surveilens komunitas
a. Identifikasi tujuan dan
prosedur pelaporan data
kesehatan masyarakat
b. Kumpulkan data yang
berkaitan dengan kejadian
kesehatan di masyarakat
c. Tetapkan frekuensi
pengumpulan dan analisis
data
d. Laporkan data
menggunakan mekanisme
pelaporan standar yang
ada
e. Tindak lanjuti laporan ke
instansi terkait untuk
memastikan keakuratan
dan kegunaan informasi
f. Libatkan berperan aktif
ddalam pengembangan
program di masyarakat
(mis. Pendidikan
kesehatan, kebijakan
pemerintah dan
kemampuan advokasi)
terkait dengan
pengumpulan data
masyarakat dan
pelaporannya
g. Gunakan laporan
sebelumnya untuk
mengenali kebutuhan
pengumpulan data
tambahan, analisis, dan
interpretasinya
h. Ajarkan (keluarga, dan
masyarakat) mengenai
pentingnya tindak lanjut
pengobatan penyakit
menular
i. Kolaborasi dengan pihak
lain dalam pengumpulan,
analisis, dan pelaporan
data kesehatan masyarakat
6. Pencegahan risiko lingkungan
a. Identifikasi adanya risiko
lingkungan yang dapat
merusak/membahayakan
kesehatan
b. Identifikasi pihak-pihak
yang dapat membantu
masyarakat untuk
perlindungan dari bahaya
lingkungan
c. Monitor insiden cedera
terkait bahaya dari
lingkungan
d. Analisis tingkat risiko terkait
dengan lingkungan (mis.
Perumahan, air, makanan,
radiasi dan kekerasan)
e. Bekerja sama dengan
pihak-pihak terkait untuk
meningkatkan kemanan
lingkungan
f. Lakukan advokasi bersama
masyarakat untuk desain
lingkungan yang aman dan
sistem penngamanannya
g. Fasilitasi anggota
masyarakat untuk
melakukan
modgamanannya
h. Fasilitasi anggota
masyarakat untuk
melakukan modifikasi
lingkungan yang aman
i. Informasikan pada populasi
yang berisiko terkait
bahaya yang diperoleh dari
lingkungan sekitar
j. Kolaborasi dengan petugas
kesehatan terkait, jika perlu
7. Promosi kebersihan
a. Identifikasi kondisi umum
pasien (mis. Kemampuan
fisik dan mental)
b. Identifikasi kemandirian
melakukan upaya
kebersihan diri dan
lingkungan
c. Identifikasi pengetahuan
tentang pentingnya upaya
kebersihan
d. Pertimbangkan budaya
dalam melakukan upaya
kebersihan
e. Pertimbangkan karakteristik
pasien dan masyarakat
untuk melakukan upaya
kebersihan (mis. usia,
sosial-ekonomi, pendidikan)
f. Fasilitasi dalam melakukan
upaya kebersihan diri
sesuai kebutuhan
g. Motivasi partisipasi
keluarga dan masyarakat
dalam upaya promosi
kebersihan
h. Berikan pujian atas upaya
melakukan promosi
kebersihan
i. Jelaskan manfaat
kebersihan bagi kesehatan
j. Ajarkan upaya-upaya
peningkatan kebersihan
sesuai tingkat kemandirian
8. Skrining kesehatan
a. Identifikasi target populasi
skrining kesehatan
b. Lakukan informed consent
skrining kesehatan
c. Sediakan akses layanan
skrining (mis. waktu dan
tempat)
d. Jadwalkan waktu skrining
kesehatan
e. Gunakan instrumen
skrining yang valid dan
akurat
f. Sediakan lingkungan yang
nyaman selama prosedur
skrining kesehatan
g. Lakukan anamnesis
riawayat kesehatan, faktor
risiko, dan pengobatan, jika
perlu
h. Jelaskan tujuan dan
prosedur skrining
kesehatan
i. Informasikan hasil skrining
kesehatan
j. Rujuk untuk pemeriksaan
diagnostik lanjut (mis. pap
smear, mamografi, prostat,
EKG), jika perlu
111 Defisit Pengetahuan Tujuan (T) (SLKI):
(ketiadaan atau kurangnya informasi Luaran utama:
kognitif yang berkaitan dengan topik 1. Tingkat pengetahuan
tertentu) b.d.: a. Perilaku sesuai anjuran
1. Keterbatasan kognitif meningkat (skor 5(1-5))
2. Gangguan fungsi kognitif b. Verbilisasi minat dalam
3. Kekeliruan mengikuti anjuran belajar meningkat (skor
4. Kurang terpapar informasi 5(1-5))
5. Kurang minat dalam belajar c. Kemampuan
6. Kurang mampu mengingat menjelasankan
7. Ketidaktahuan menemukan sumber pengetahuan tentang suatu
informasi topik meningkat (skor 5(1-
5))
DS: d. Kemampuan
1. Menanyakan masalah yang mengambarkan
dihadapi pengalaman sebelumnya
yang sesuai dengan topik
meningkat (skor 5(1-5))
DO: e. Perilaku sesuai dengan
1. Melakukan perliaku tidak sesuai pengetahuan meningkat
anjuran (skor 5(1-5))
2. Menunjukan persepsi yang keliru f. Pertanyaan dengan
terhadap masalah masalah yang dihadapi
3. Menjalani pemeriksaan yang tidak menurun (skor 5(1-5))
tepat g. Persepsi yang keliru
4. Menunjukan perilaku berlebihan terhadap masalah menurun
(mis. apatis, bermusuhan, agitasi, (skor 5(1-5))
histeria) h. Menjalani pemeriksaan
yang tidak tepat menurun
(skor 5(1-5))
Luaran tambahan
2. Motivasi
a. Pikiran berfokus masa
depan meningkat (skor 5(1-
5))
b. Upaya menyusun rencana
tindakan meningkat (skor
5(1-5))
c. Upaya mencari sumber
sesuai kebutuhan
meningkat (skor 5(1-5))
d. Upaya mencari dukungan
sesuai kebutuhan
meningkat (skor 5(1-5))
e. Perilaku bertujuan
meningkat (skor 5(1-5))
f. Inisiatif meningkat (skor
5(1-5))
g. Harga diri positif meningkat
(skor 5(1-5))
h. Keyakinan positif
meningkat (skor 5(1-5))
i. Berani mencari
pengalaman baru
meningkat (skor 5(1-5))
j. Penyelesaian tugas
meningkat (skor 5(1-5))
k. Pengambil kesempatan
meningkat (skor 5(1-5))
l. Bertanggung jawab
meningkat (skor 5(1-5))
3. Proses informasi
a. Memahami kalimat
meningkat (skor 5(1-5))
b. Memahami paragraf
meningkat (skor 5(1-5))
c. Memahami cerita
meningkat (skor 5(1-5))
d. Memahami simbol-simbol
umum meningkat (skor 5(1-
5))
e. Menyampaikan pesan yang
koheren meningkat (skor
5(1-5))
f. Pesan verbal yang koheren
meningkat (skor 5(1-5))
g. Proses fikir teratur
meningkat (skor 5(1-5))
h. Proses pikir logis
meningkat (skor 5(1-5))
i. Menjelaskan kesamaan
antara dua item meningkat
(skor 5(1-5))
j. Menjelaskan perbedaan
antara dua item meningkat
(skor 5(1-5))
4. Tingkat agitasi
a. Kegelisahan meningkat
(skor 5(1-5))
b. Frustasi meningkat (skor
5(1-5))
c. Sifat lekas marah
meningkat (skor 5(1-5))
d. Tidak mampu menahan diri
meningkat (skor 5(1-5))
e. Mondar-mandir meningkat
(skor 5(1-5))
f. Pergerakan berulang
meningkat (skor 5(1-5))
g. Ketidak mampuan untuk
tetap duduk meningkat
(skor 5(1-5))
h. Menolak bantuan
meningkat (skor 5(1-5))
i. Memukul meningkat (skor
5(1-5))
j. Menendang meningkat
(skor 5(1-5))
k. Melempar meningkat (skor
5(1-5))
l. Meludah meningkat (skor
5(1-5))
m. Mengigit meningkat (skor
5(1-5))
n. Memaki meningkat (skor
5(1-5))
o. Ungkapan yang tidak tepat
meningkat (skor 5(1-5))
p. Isyarat tidak pantas
meningkat (skor 5(1-5))
q. Emosi membaik (skor 5(1-
5))
r. Status hidrasi membaik
(skor 5(1-5))
s. Tekanan darah membaik
(skor 5(1-5))
t. Nadi radial membaik (skor
5(1-5))
u. Tidur membaik (skor 5(1-5))
5. Tingkat kepatuhan
a. Merbalisasi kemauan
memenuhi program
perawatan atau
pengobatan meningkat
(skor 5(1-5))
b. Verbalisasimengikuti
anjuran meningkat (skor
5(1-5))
c. Risiko komplikasi
penyakit/masalah
kesehatan menurun (skor
5(1-5))
d. Perilaku mengikuti program
perawatan/pengobatan
perilaku menjalankan
anjuran membaik (skor 5(1-
5))
e. Tanda dan gejala penyakit
membaik (skor 5(1-5))
2. Citra tubuh
3. Dukungan sosial
a. Kemampuan meminta
bantuan pada orang lain
meningkat (skor 5 (1-5))
b. Bantuan yang ditawarkan oleh
orang lain meningkat (skor 5
(1-5))
c. Dukungan emosi yang
disediakan oleh orang lain
mningkat (skor 5 (1-5))
d. Jaringan sosial yang
membantu meningkat (skor 5
(1-5))
4. Harga diri
5. Interksi sosial
a. Perasaan nyaman dengan
situasi sosial meningkat (skor
5 (1-5))
b. Perasaan mudah menerima
atau mengkomunikasikan
perasaan meningkat (skor 5
(1-5))
c. Responsif pada orang lain
meningkat (skor 5 (1-5))
d. Perasaan tertarik pada orang
lain meningkat (skor 5 (1-5))
e. Minat melakukan kontak
emosi meningkat (skor 5 (1-
5))
f. Minat melakukuan kontak fisik
meningkat (skor 5 (1-5)
g. Pengeverbalisasi kasih
sayang meningkat (skor 5 (1-
5))
h. Kontak mata meningkat (skor
5 (1-5))
i. Ekspresi wajah responsif
meningkat (skor 5 (1-5))
j. Kooperatif dalam bermain
dengan sebaya meningkat
(skor 5 (1-5))
k. Kooperatif dengan teman
sebaya meningkat ( skor 5 (1-
5))
l. Perilaku sesuai usia
meningkat (skor 5 (1-5))
m. Gejala cemas menurun (skor
5 (1-5))
2. Terapi aktivitas
B. Intervensi pendukung
1. Dukungan emosional
a. Identifkkasi fungsi
marah,frustasi, dan amuk
bagi pasien.
b. Identifikasi hal yang
mencium emosi.
c. Fasilitasi mengungkapkan
perasaan cemas, marah,
atau sedih.
d. Buat pernyataan suportif
atau empati selama fase
berduka.
e. Lakukan sentuhan untuk
memberi dukungan.
f. Tetap bersama pasien
dan oastilan keamanan
selama ansietas, jika
perlu.
g. Kurangj tuntutan berfikir
saat sakit atau lelah.
h. Jelaskan konsekuensi
tidak menghadapi rasa
bersalah dan malu.
i. Anjurkan untuk
mengungkapkan
pangalaman emosional
sebelumnya dan pola
respons yang biasa di
gunakan.
j. Anjarkan penggunaan
mekanisme pertahanan
yang tepat.
k. Rujuk untuk konseling,
jika perlu.
2. Dukungan kelompok
3. Dukungan pemulihan
penyalahgunaan alkohol
4. Dukungan pemulihan
penyalahgunaan zat
a. Identifikasi penerimaan
pengakuan ketidakberdayaan
terhadap adiksi yang dialami.
b. Fasilitasi melalui fase putus
zat sampai mampu
mengendalikan pikiran dan
perilaku
c. Fasilitas mengubah perilaku
adiksi secara bertahap.
d. Fasilitasi mengidentifikasi pola
dan keyakinan keluarga
tentang yang menyebabkan
disfungsi gaya hidup.
e. Fasilitasi mengubah dan
memperbaiki kesalahan gaya
hidup selama penggunaan
zat.
f. Fasilitasi menggembangkan
koping produktif dan
bertanggung jawab.
g. Libatkan kelompok
pendukung.
h. Libatkan dalam sesi kelompok
pencegahan kekambuhan.
i. Jelaskan penting nya pulih
dari penyalahgunaan zat.
j. Ajarkan pemulihan trauma
akibat penyalahgunaan zat.
6. Manajemen lingkungan.
a. Identifikasi tanggal dan waktu
pulang ke rumah.
b. Monitoring kondisi lingkungan
rumah untuk siap menerima
pasien.
c. Siapkan alat bantu yang
dibutuhkan.
d. Siapkan catatan
perkembangan keperawatan.
e. Siapkan catatan tentang obat-
obatan, persediaan obat, dan
alat bantu sesuai kebutuhan.
f. Sediakan obat yang
dibutuhkan di rumah.
g. Sediakan rencana
panganganan kedaruratan.
h. Lakukan pendokumentasian
asuhan.
i. Atur jadwal kunjungan
pendukung, jika perlu.
j. Konfirmasi pengaturan untuk
transportasi kerumah disertai
pendamping, jika perlu.
k. Siapkan rencana pendidikan
kesehatan dirumah sesuai
kebutuhan.
l. Konsultasikan dengan
perawat rumah sakit tentang
perawatan di rumah.
7. Manajemen mood.
8. Manjemen stres
a. Identidikasi kemungkinan
alergi, interaksi, dan
kontraindikasi.
b. Verifikator order obat sesuai
dengan indikasi.
c. Periksa tanggal kedaluwarsa
obat
d. Monitor efek terpeutik obat
e. Monitor efek lokal, efek
sistemik dan efek samping
obat.
f. Monitor resiko aspirasi, jika
perlu.
g. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang di
harapkan, efek samping
sebelum pemberian.
h. Anjurkan tida menelan obat
sublingual.
i. Anjurkan tidak makan atau
minum seluruh obat
sublingual larut.
j. Ajarkan pasien dan keluarga
tentang cara pemberian obat
secara mandiri.
Luaran tambahan :
2. Penampilan peran
a. Verbalisasi harapan terpenuhi
meningkat (skor 5(1-5)).
b. Verbalisasi kepuasan peran
meningkat (skor 5(1-5)).
c. Adaptasi peran meningkat
(skor 5(1-5))
d. Strategi koping yang efektif
meningkat (skor 5(1-5)).
e. Dukungan sosial meningkat
(skor 5(1-5)).
f. Tanggung jawab peran
meningkat (skor 5(1-5)).
g. Verbalisasi perasaan
binggung menjalankan peran
menurun (skor 5 (1-5)).
h. Verbisasi perasaan cemas
menurun (skor 5(1-5)).
i. Perilaku cemas menurun
(skor 5(1-5)).
j. Afek depresi menurun (skor
5(1-5)).
3. Tingkat pengetahuan.
INTERVENSI UTAMA :
2. Promosi pengasuhan
INTERVENSI PENDUKUNG :
a. Identifikasi kemungkinan
krisis situasi atau masalah
perkembangan serta
dampaknya pada kehidupan
pasien dan keluarga.
b. Identifikasi metode
pemecahan masalah yang
sering digununakan keluarga.
c. Fasilitasi dalam memutuskan
strategi pemecahan masalah
yang dihadapi keluarga.
d. Libatkan seluruh anggota
keluarga secara berkala, jika
perlu.
e. Buat jadwal aktivitas bersama
keluarga terkait masalah
kesehatan yang dihadapi.
f. Jelaskan perkembangan dari
perilaku yang normal kepada
keluarga.
g. Kerjasama dengan tenaga
kesehatan terkait lainnya, jika
perlu.
3. Promosi koping
a. Identifikasi kegiatan jangka
pendak dan panjang sesuai
tujuan.
b. Identifikasi kemampuan yang
dimiliki.
c. Identifikasi sumber daya uang
tersedia untuk memenuhi
tujuan.
d. Identifkasai pemahaman
proses penyakit.
e. Identifikasi dampak situasi
terhadap peran dan
hubungan.
f. Identifikasi metode
penyelesaian masalah.
g. Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap dukungan
sosial.
h. Diskusikan perubahan peran
yang dialami.
i. i.gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan.
j. Diskusikan alasan mengkritik
diri sendiri.
k. Diskusikan untuk
mengklarifiasi
kesalahpahamaan dan
mengevaluasi perilaku sendiri.
l. Diskusikan konsekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah
dan rasa malu.
m. Diskusikan resiko yang
menimbulkan bahaya pada
diri sendiri.
Luaran tambahan:
1. Dukungan keluarga.
2. Kinerja pengasuh
a. Pemenuhan kebutuhan fisik
anak meningkat (skor 5(1-5)).
b. Pemenuhan kebutuhan
emosional anak meningkat
(skor 5(1-5)).
c. Pemenuhan kebutuhan sosial
anak meningkat (skor5 (1-5)).
d. Pemenuhan kebutuhan
emosional anak meningkat
(skor 5(1-5)).
e. Pemenuhan kebutuhan
khusus anak meningkat (skor
5 (1-5)).
f. Penyedian nutrisi sesuai usia
meningkat (skor 5(1-5)).
g. Perawatan kesehatan anak
meningkat (skor 5(1-5)).
h. Stimulasi perkembangan
kognitif meningkat (skor 5(1-
5)).
i. Stimulasi perkembangan
sosial meningkat (skor 5(1-
5)).
j. Stimulasi perkembangan
emosi meningkat (skor 5 (1-
5)).
k. Stimulasi perkembangan
spiritual meningkat (skor 5 (1-
5)).
l. Interaksi sesuai tempramen
anak meningkat (skor 5(1-5).
m. Penggunaan disiplin sesuai
usia meningkat (skor 5(1-5)).
n. Berinteraksi dengan anak
meningkat (skor 5(1-5)).
o. Empati pada anak meningkat
(skor 5(1-5)).
p. Komunikasi terbuka pada
anak meningkat (skor 5(1-5)).
q. Verbalisasi positif pada anak
meningkat (skor 5(1-5)).
r. Hubungan saling mencintai
meningkat (skor 5(1-5).
s. Harapan realistis peran
orangtua meningkat (Skor
5(1-5)).
t. Ekspresi kepuasan peran
orangtua meningkat (skor 5(1-
5)).
u. Bahaya lingkungan menurun
(skor 5(1-5)).
v. Komunikasi tertutup pada
anak menurun (skor 5(1-5)).
w. Ekspresi harga diri negatif
menurun (skor 5(1-5)).
B. Intervensi pendukung.
1. Dukungan keluarga
merencanakan perawatan.
2. Edukasi kesehatan.
3. Mediasi konflik
4. Skrining kesehatan
5. Terapi keluarga
a. Identifikasi riwayat kesehatan
keluarga.
b. Identifikasi pola komunikasi
keluarga.
c. Identifikasi cara keluarga
memecahkan masalah.
d. Identifikasi pembuatan
keputusan dalam keluarga.
e. Identifikasi kekuatan/sumber
daya keluarga.
f. Identifikasi peran setiap
anggota keluarga dalam
sistem keluarga.
g. Identifikasi gangguan spesifik
terkait harapan peran.
h. Identifikasi penyalahgunaan
zat pada anggota keluarga.
i. Identifikasi penengah dalam
keluarga.
j. Identifikasi
ketidakpuasaan/konflik yang
terjadi.
k. Identifikasi kejadian saat ini
atau akan terjadi yang
mengancam keluarga.
l. Identifikasi kebutuhan dan
harapan dalam keluarga.
m. Identifikasi hubungan
hierarkis anggota keluarga.
n. Monitor respons merugikan
terhadap terapi.
o. Fasilitasi diskusi keluarga.
p. Fasilitasi strategi menurunkan
stres.
q. Diskusikan cara tebaik dalam
menangani disfungsi perilaku
dalam keluarga.
r. Diskusi batasan keluarga.
s. Diskusi strategi penyelesaian
masalah yang kontruktif.
t. Diskusikan rencana terapi
dengan keluarga.
u. Diskusikan cara
membudayakan perilaku baru.
v. Rencanakan strategi
menghentikan terapi.
w. Anjurkan berkomunikasi lebih
efektif.
x. Anjurkan anggota
memprioritaskan dan memilih
masalah keluarga.
y. Anjurkan semua anggota
keluarga berpartisipasi dalam
pekerjaan rumah tangga
bersama-sama (mis.makan
bersama).
z. Anjurkan mengubah cara
berhubungan dengan anggota
keluarga lain.
127 Resiko Gangguan Perlekatan (Beresiko TUJUAN (T) (SLKI)
mengalami gangguan Interaksi antara Luaran Utama
orang tua atau orang terdekat dengan
bayi / anak yang dapat mempengaruhi 1. Perlekatan Meningkat / Menurun
proses asah, asih dan asuh). skor
a. Mempraktekan prilaku sehat
FAKTOR RESIKO : selama hamil ( meningkat
skor 5 (1-5))
1. Kekhawatiran menjalankan peran b. Menyiapkan perlengkapan bayi
sebagai orang tua ( meningkat skor 5 (1-5))
2. Perpisahan antara Ibu dan Bayi ? c. Verbalisasi perasaan positif
Anak akibat Hospitalisasi terhadap bayi ( meningkat
3. Penghalang fisik (mis : incubator , skor 5 (1-5))
baby warmer) d. Mencium bayi ( meningkat skor
4. Ketidakmampuan orang tua 5 (1-5))
mempengaruhi kebutuhan bayi / e. Tersenyum kepada bayi
anak ( meningkat skor 5 (1-5))
5. Perawatan dalam ruang Isolasi f. Melakukan kontak mata
6. Prematuritas dengan bayi ( meningkat skor
7. Penyalahgunaan Zat 5 (1-5))
8. Konflik hubungan antara orang tua g. Berbicara kepada bayi
dan anak ( meningkat skor 5 (1-5))
9. Perilaku bayi tidak terkoordinasi h. Berespon dengan isyarat bayi (
meningkat skor 5 (1-5))
KONDISI TERKAIT i. Menghibur bayi ( meningkat
skor 5(1-5))
1. Hospitalisasi j. Menggendong bayi untuk
2. Prematuritas menyusui / memberi makan
3. Penyakit Kronis pada orang tua atau ( meningkat skor 5 (1-5))
anak k. Mempertahankan bayi bersih
4. Retardasi mental dan hangat ( meningkat skor 5
5. Komplikasi maternal (1-5))
6. Sakit selama periode hamil dan l. Bayi menatap orang tua
melahirkan ( meningkat skor 5 (1-5))
7. Post Partum Blues m. Kekhawatiran menjalakan
peran orang tua ( menurun
skor 5 (1-5))
n. Konflik hubungan orang tua
dan bayi / anak ( menurun skor
5 (1-5))
o. Kekhawatiran akibat
hospitalisasi ( menurun skor 5
(1-5))
p. Penghalang fisik ( menurun
skor 5 (1-5))
q. Penyalahgunaan Zat
( menurun skor 5 (1-5))
Luaran Tambahan
INTERVENSI ( I ) (SLKI)
I. Intervensi Utama
A. Promosi Perlekatan
1. Tindakan Observasi
a. Monitor kegiatan
menyusui
b. Identifikasi kemampuan
bayi menghisap dan
menelan asi
c. Identifikasi payudara ibu
( mis : bengkak, putting
lecet, mastitis, nyeri pada
payudara )
d. Monitor perlekatan saat
menyusui ( mis : aerola
bagian bawah lebih kecil
daripada aerola bagian
atas , mulut bayi terbuka
lebar , bibir bayi terputar
keluar dan dagu bayi
menempel pada
payudara ibu )
2. Teurapeutik
a. Hindari memegang
kepala bayi
b. Diskusikan dengan ibu
maslah selama proses
menyusui
3. Edukasi
a. Ajarkan ibu menopang
seluruh tubuh bayi
b. Anjurkan ibu melepas
pakaian bagian atas agar
bayi dapat bayi
menyentuh payudara ibu
c. Anjurkan bayi yang
mendekati kearah
payudara ibu dari bagian-
bagian bawah
d. Anjurkan ibu untuk
memegang payudara
menggunakan jari nya
seperti huruf “C” pada
posisi jam 12-6 atau 3-9
saat mengarahkan
kemulut bayi
e. Anjurkan ibu untuk
menyusui menunggu
mulut bayi terbuka lebar
sehingga areola bagian
bawah dapat masuk
sempurna
f. Ajarkan ibu mengenai
tanda bayi siap menyusu
B. Promosi Keutuhan Keluarga
Tindakan
1. Observasi
a. Identifikasi pemahaman
keluarga terhadap
masalah
b. Identifikasi adanya
konflik prioritas antar
anggota keluarga
c. Identifikasi mekanisme
koping keluarga
d. Monitor hubungan antar
anggota keluarga
2. Teuraputik
a. Hargai privasi keluarga
b. Fasilitasi kunjungan
keluarga
c. Fasilitasi keluarga
melakukan pengambilan
keputusan dan
pemecahan masalah
d. Fasilitasi komunikasi
terbuka nalar setiap
anggota keluarga
3. Edukasi
a. Informasikan kondisi
pasien secara berkala
kepada keluarga
b. Anjurka anggota
keluarga
mempertahankan
keharmonisan keluarga
Luaran Tambahan :
1. Dukungan keluarga meningkat
a. Anggota keluarga verbalisasi
keinginan untuk mendukung
anggota keluarga yang sakit
meningkat skor5 (1-5)
b. Anggota keluarga verbalisasi
keinginan untuk mendukung
anggota keluarga yang sakit
meningkat skor 5 (1-5)
c. Mencari dukungan social bagi
anggota keluarga yang sakit
meningkat skor 5 (1-5)
d. Mencari dukungan spiritual
bagi anggota keluarga yang
sakit meningkat skor % (1-5)
e. Bekerja sama dengan
anggota keluarga yang sakit
dalam menentukan perawatan
f. Bekerjasa,a dengan penyedia
layanan kesehatan dalam
menentukan perawatan
g. B erpartisipasi dalam
perencanaan pulang
2. Kinerja Pengasuhan
Meningkat/Menurun
a. Pemenuhan kebutuhan fisik
anak meningkat skor 5 (1-5)
b. Pemenuhan kebutuhan
emosional anak meningkat
skor 5(1-5)
c. Pemenuhan kebutuhan social
anak meningkat skor 5 (1-5)
d. Pemenuhan kebutuhan
khusus anak meningkat skor
5 (1-5)
e. Penyediaan nutrisi sesuai
usia meningkat skor 5 (1-5)
f. Perawatan kesehatan anak
meningkat skor 5 (1-5)
g. Stimulasi perkembangan
kognitip meningkat skor 5 (1-
5)
h. Stimulasi perkembangan
social meningkat skor 5 (1-5)
i. Stimulasi perkembangan
emosi meningkat skor 5 (1-5)
j. Stimulasi perkembangan
spiritual meningkat skor 5 (1-
5)
k. Interaksi sesuai temprtamen
anak meningkat skor 5 (1-5)
l. Penggunaan disiplin sesuai
usia meningkat skor 5 (1-5)
m. Berinteraksi dengan anak
meningkat skor 5 (1-5)
n. Empati pada anak meningkat
skor 5 (1-5)
Komunikasi terbuka pada
anak meningkat skor 5 (1-5)
o. Verbalisasi positif pada anak
meningkat skor 5 (1-5)
p. q.Hubungan saling mencintai
meningkat skor 5 (1-5)
q. Harapan realistis peran
orangtua meningkat skor 5
( 1-5)
r. Ekspresi kepuasan peran
orangtua meningkat skor 5 (1-
5)
s. Bahaya lingkungan menurun
skor 5 (1-5)
t. Komunikasi tertutup pada
anak menurun skor 5 (1-5)
u. Ekspresi harga diri negative
menurun skor 5 (1-5)
4. Tingkat pengetahuan
Meningkat/membaik/Menurun
a. Perilaku sesuai anjuran
meningkat skor 5 (1-5)
b. Verbalisasi minat dalam
belajar skor 5 (1-5)
c. Kemampuan menjelaskan
pengetahuan tentang suartu
topik meningkat skor 5 (1-5)
d. Kemampuan menggambarkan
pengalaman sebelumnya
yang sesuai dengan topik
meningkat skor 5 (1-5)
e. Perilaku sesuai dengan
pengetahuan meningkat skor
5 (1-5)
f. Pertanyaan tentang masalah
yang dihadapi menurun skor 5
(1-5)
g. Persepsi yang keliru terhadap
masalah menurun skor 5 (1-5)
h. Menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat menurun skor 5 (1-
5)
i. Perilaku membaik skor 5 (1-5)
d. d.Kolaborasi
-Rujuk untuk terapi keluarga
bila perlu
2. Promosi Perlekatan
Tindakan
a. Observasi
-Monitor kegiatan menyusui
-Identifikasi kemampuan bayi
menghisap dan menelan asi
-Identifikasi payudara ibu
(mis :bengkak,putting
lecet,mastitis,nyeri pada
payudara)
-Monitor perlekatan saat
menyusui (mis :aerola
bagian bawah lebih kecil
daripada aerola bagian
atas,mulut bayi terbuka
lebar,bibir bayi terputar
keluar dan dagu bayi
menempel pada payudara
ibu)
b. Teurapetik
-Hindari memegang kepala
bayi
-Diskusikan dengan ibu
masalah selama proses
menyusui
c. Edukasi
-Ajarkan ibu menopang
seluruh tubuh bayi
-Anjurkan ibu melepas
pakaian bagian atas agar
bayi dapat menyentuh
payudara ibu
-Anjurkan bayi yang
mendekati arah payudara ibu
dari bagian bawah
-Anjurkan ibu untuk
memegang payudara
menggunakan jarinya seperti
hutuf C pada posisi jam 12-6
atau 3-9 saat mengarahkan
ke mulut bayi
-Anjurkan ibu untuk menyusui
menunggu mulut bayi
terbuka lebar sehingga
areola bagian bawah dapat
masuk sempurna
-Ajarkan ibu mengenali tanda
bayi siap menyusu
B. Informasi Pendukung
1. Dukungan kelompok
2. Dukungan Koping keluarga
3. Dukungan pemeliharaan
rumah
4. Dukungan penampilan peran
5. Dukungan pengambilan
keputusan
6. Dukungan sibling
7. Dukungan tidur
8. Edukasi keluarga berencana
9. Edukasi kesehatan
10. Edukasi orang tua fase bayi
11. Edukasi orang tua fase anak
12. Edukasi orang tua fase
remaja
13. Edukasi proses keluarga
14. Edukasi seksualitas
15. Identifikasi resiko
16. Managemen energi
17. Managemen kehamilan tidak
dikehendaki
18. Managemen mood
19. Managemen perilaku
20. Modifikasi perilaku
keterampilan social
21. Perlibatan keluarga
22. Pendampingan keluarga
23. Perawatan kehamilan resiko
tinggi
24. Perawatan persalinan
25. Promosi antisipasi keluarga
26. Promosi keutuhan keluarga
27. Promosi koping
28. Promosi perkembangan anak
29. Promosi perkembangan
keluarga
30. Promosi proses efektif
keluarga
31. Promosi resilien
32. promosi reduksi ansietas
33. Rujukan ke terapi keluarga
34. Surveilans
35. Managemen pengendalian
marah
36. Terapi keluarga
Tindakan :
a. Observasi
- Identifikasi penyebab
gangguan integritas kulit (
mis.perubahan sirkulasi,
perubahan status nutrisi,
penurunan kelembaban,
suhu lingkungan ekstrim,
penurunan mobilitas
b. Terapeutik
- Ubah posisi tiap 2 jam
jika tirah baring
- Lakukan pemijatan pada
area penonjolan tulang
jika perlu
- Bersihkan parineal
dengan air hangat ,
terutama selama periode
diare
- Gunakan produk
berbahan petroilum atau
minyak pada kulit kering
- Gunakan produk
berbahan ringan/alami
dan hipoalergik pada kulit
sensitive
- Hindari produk berbahan
dasar alcohol pada kulit
kering
c. Edukasi
- Anjurkan menggunakan
pelembab (mis.lotion,
serum)
- Anjurkan minum air yang
cukup
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan
sayuran
- Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
- Anjurkan menggunakan
tabir surya SPF minimal
30 saat berada diluar
rumah
- Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
B. INTERVENSI PENDUKUNG
a. dukungan perawatan diri :
mandi
b. edukasi edema
c. edukasi kemoterapi
d. edukasi pencegahan infeksi
e. edukasi perawatan kulit
f. edukasi program pengobatan
g. edukasi reaksi alergi
h. Management kemoterapi
i. Management reaksi alergi
j. Pemantauan nutrisi
k. Pemberian obat kulit
l. .Pemberian obat topical
m. Pembidaian
n. Pencegahan infeksi
o. Pencegahan luka tekan
p. Pengambilan specimen
q. Pengaturan posisi
r. Penggunaan terapi tradisional
s. Pengontrolan infeksi
t. Perawatan kaki
u. Perawatan kulit praoperasi
v. Perawatan sirkulasi
w. Perawatan tirah baring
x. Perawatan traksi
y. Promosi kebersihan
130. Hipertermi (Suhu Tubuh meningkat Luaran Utama:
diatas rentang normal tubuh) b.d a. Termoregulasi( Pengaturan suhu
1. Dehidrasi tubuh agar tetap berada pada
2. Terpapar Lingkungan Panas rentang normal)
3. Proses Penyakit (misal infeksi, Kriteria Hasil:
kanker) 1. Menggigil (skor 5 (1-5))
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan 2. Kulit merah (skor 5 (1-5))
suhu lingkungan 3. Kejang (skor 5 (1-5))
5. Peningkatan laju metabolisme 4. Akrosianosis (skor 5 (1-5))
6. Respon Trauma 5. Konsumsi oksigen (skor 5 (1-
7. Aktivitas berlebihan 5))
8. Penggunaan inkubator 6. Piloereksi (skor 5 (1-5))
7. Vasokontriksi perifer (skor 5 (1-
5)
8. Kutis memorata (skor 5 (1-5)
9. Pucat (skor 5 (1-5)
10. Takikardi (skor 5 (1-5)
11. Takipnea (skor 5 (1-5)
12. Bradikardi (skor 5 (1-5)
13. Dasar kuku sianosit (skor 5 (1-
5)
14. Hipoksia (skor 5 (1-5)
Luaran Tambahan:
a. Perfusi Perifer (Keadekuatan
aliran pembuluh darah distal untuk
mempertahankan jaringan)
Kriteria hasil :
1. Denyut nadi perifer (skor 5 (1-
5)
2. Penyembuhan Luka (skor 5 (1-5)
3. Sensasi (skor 5 (1-5)
F. Termoregulasi Neonatus
(Pengaturan suhu tubuh neonatus
agar tetap berada pada rentang
normal )
Kriteria Hasil :
1. Menggigil (skor 5 (1-5)
2. Akrosianosis (skor 5 (1-5)
3. Piloereksia (skor 5 (1-5)
4. Konsumsi oksigen (skor 5 (1-5)
5. Kutis memorata(skor 5 (1-5)
6. Dasar kuku sianosik (skor 5 (1-5)
Luaran tambahan :
a. Kontrol risiko ( Kemampuan untuk
mengerti, mencegah,
mengeliminasi atau mengurangi
ancaman kesehatan yang dapat
dimodifikasi)
Kriteria Hasil ;
1. Kemampuan mencari Informasi
tentang faktor risiko (skor 5 (1-
5) )
2. Kemampuan mengidentifikasi
factor risiko ( Skor 5 (1-5)
3. Kemampuan melakukan stategi
kontrol resiko (skor 5 (1-5) )
4. Kemampuan mengubah
prilaku(skor 5 (1-5) )
5. Komitmen terhadap strategi
(skor 5 (1-5) )
6. Kemampuan modifikasi gaya
hidup (skor 5 (1-5) )
7. Kemampuan menghindari
faktor risiko (skor 5 (1-5) )
8. Kemampuan mengenali
perubahan status kesehatan
(skor 5 (1-5) )
9. Kemampuan berpartisipasi
dalam skrining risiko (skor 5 (1-
5) )
10. Penggunaan fasilitas
kesehatan (skor 5 (1-5) )
11. Penggunaan system
pendukung (skor 5 (1-5) )
12. Pemantauan perubahan status
kesehatan (skor 5 (1-5) )
13. Imunisasi (skor 5 (1-5) )
d. Termoregulasi Neonatus
(Pengaturan suhu tubuh neonatus
agar tetap berada pada rentang
normal )
Kriteria Hasil :
1. Menggigil (skor 5 (1-5)
2. Akrosianosis (skor 5 (1-5)
3. Piloereksia (skor 5 (1-5)
4. Konsumsi oksigen (skor 5 (1-5)
5. Kutis memorata(skor 5 (1-5)
6. Dasar kuku sianosik (skor 5 (1-
5)
Luaran Tambahan:
a. Harapan ( Ketersediaan alternative
pemecahan masalah yang
dihadapi)
Kriteria Hasil:
1. Keterlibatan dalam aktivitas
perawatan. (Skor 5 (1-5))
2. Selera makan. (Skor 5 (1-5))
3. Inisiatif. (Skor 5 (1-5))
4. Minta komunikasi verbal.
(Skor 5 (1-5))
5. Merbalisasi keputusan.
(Skor 5 (1-5))
6. Perilaku Pasif. (Skor 5 (1-5))
7. Afek datar. (Skor 5 (1-5))
8. Mengangkat bahu saat bicara.
(Skor 5 (1-5))
b. Harga Diri
(Perasaan positif terhadap diri
sendiri atau kemampuan sebagai
respon terhadap situasi saat ini)
Kriteria Hasil :
1. Penilaian diri positif. (skor 5
(1-5))
2. Perasaan memiliki kelebihan
atau kemampuan positif.
(skor 5 (1-5))
3. Penerimaan penilaian positif
terhadap diri sendiri. (skor 5
(1-5))
4. Minat mencoba hal baru(skor
5 (1-5))
5. Berj. (skor 5 (1-5))
6. Jalan menampakkkan wajah.
(skor 5 (1-5))
7. Postur tubuh menampakan
wajah(skor 5 (1-5))
8. Konsentrasi. (skor 5 (1-5))
9. Tidur. (skor 5 (1-5))
10. Kontak mata. (skor 5 (1-5))
11. Gairah aktivitas. (skor 5 (1-5))
12. Aktif(skor 5 (1-5))
13. Percaya diri berbicara. (skor 5
(1-5))
14. Perilkau esertif(skor 5 (1-5))
15. Kemampuan membuat
keputusan (skor 5 (1-5))
c. Identitas diri
( Kemampuan mempertahankan
keutuhan persepsi terhadap diri)
Kriteria Hasil :
1. Perilaku konsisten. (Skor 5
(1-5))
2. Hubungan yang efektif. Skor 5
(1-5))
3. Strategi koping efektif. (Skor 5
(1-5))
4. Penampilan peran efektif.
(Skor 5 (1-5))
5. Perasaan fluktuatif terhadap
diri. (Skor 5 (1-5))
6. Kebingungan dengan nilai-
nilai budaya. (Skor 5 (1-5))
7. Kebingungan dengan tujuan
hidup. (Skor 5 (1-5))
8. Kebingungan dengan jenis
kelamin. (Skor 5 (1-5))
9. Kebingungan dengan nilai-
nilai ideal. (Skor 5 (1-5))
10. Persepsi terhadap diri. (Skor
5 (1-5))
d. Kontrol Resiko
( Kemampuan untuk mengerti,
mencegah, mengeliminasi atau
mengurangi ancaman kesehatan
yang dapat dimodifikasi)
Kriteria Hasil ;
1. Kemampuan mencari Informasi
tentang faktor risiko (skor 5 (1-5)
)
2. Kemampuan mengidentifikasi
factor risiko ( Skor 5 (1-5)
3. Kemampuan melakukan stategi
kontrol resiko (skor 5 (1-5) )
4. Kemampuan mengubah
prilaku(skor 5 (1-5) )
5. Komitmen terhadap strategi
(skor 5 (1-5) )
6. Kemampuan modifikasi gaya
hidup (skor 5 (1-5) )
7. Kemampuan menghindari faktor
risiko (skor 5 (1-5) )
8. Kemampuan mengenali
perubahan status kesehatan
(skor 5 (1-5) )
9. Kemampuan berpartisipasi
dalam skrining risiko (skor 5 (1-
5) )
10. Penggunaan fasilitas kesehatan
(skor 5 (1-5) )
11. Penggunaan system pendukung
(skor 5 (1-5) )
12. Pemantauan perubahan status
kesehatan (skor 5 (1-5) )
13. Imunisasi (skor 5 (1-5) )
e. Status Kognitif
( Kemampuan melakukan proses
mental yang kompleks)
Kriteria hasil :
1. Komunikasi jelas sesuai usia.
(skor 5 (1-5) )
2. Pemahaman makna situasi.
(skor 5 (1-5) )
3. Kemampuan membuat
keputusan. (skor 5 (1-5) )
4. Perhatian. (skor 5 (1-5) )
5. Konsentrasi. (skor 5 (1-5) )
6. Orientasi kognitif. (skor 5 (1-
5) )
7. Memori segera. (skor 5 (1-5) )
8. Memori saat ini. (skor 5 (1-5) )
9. Memori jangka Panjang. (skor
5 (1-5) )
10. Proses Informasi. (skor 5 (1-
5) )
11. Pertimbangan alternative saat
memutuskan. (skor 5 (1-5) )
12. Kemampuan berhitung . (skor
5 (1-5) )
f. Status Neurologis
( Kemampuan system saraf perifer
dan pusat untuk menerima,
mengolah dan merespon stimulus
internal daan eksternal)
Kriteria Hasil :
1. Tingkat kesadaran (skor 5 (1-
5))
2. Reaksi pupil(skor 5 (1-5))
3. Orientasi kognitif(skor 5 (1-5))
4. Status kognitif (skor 5 (1-5))
5. kontrol motorik pusat(skor 5 (1-
5))
6. Fungsi sensorik kranial (skor 5
(1-5))
7. Fungsi sensorik spinal (skor 5
(1-5))
8. Fungsi motoril kranial (skor 5
(1-5))
9. Fungsi motoric spinal (skor 5
(1-5))
10. Fungsi otonom (skor 5 (1-5))
11. Komunikasi(skor 5 (1-5))
12. Sakit kepala(skor 5 (1-5))
13. Frekuensi kejang(skor 5 (1-5))
14. Hipertermi(skor 5 (1-5))
15. Diaforesis(skor 5 (1-5))
16. PUcat(skor 5 (1-5))
17. Kongesti konjungtiva(skor 5 (1-
5))
18. KOngesti nasal(skor 5 (1-5))
19. Parastesia(skor 5 (1-5))
20. Sensasi logam di mulut. (Skor
5 (1-5))
21. Sindrome horner(skor 5 (1-5))
22. Pandangan kabur (skor 5 (1-5))
23. Penile ereciton (skor 5 (1-5))
g. Tingkat agitasi
( Manifestasi fisiologis dan
perilaku akibat stress atau pemicu
biokimia )
Kriteria hasil :
1. Kegelisahan. (skor 5 (1-5))
2. Frustasi. (skor 5 (1-5))
3. Sifat lekas marah. (skor 5 (1-
5))
4. Tidak mampu menahan diri.
(skor 5 (1-5))
5. Mondar- mandir. (skor 5 (1-5))
6. Pergerakan berulang(skor 5
(1-5)).
7. Ketidakmampuan untuk tetatp
duduk. (skor 5 (1-5))
8. Menolak banyuan. (skor 5 (1-
5))
9. Memukul. (skor 5 (1-5))
10. Menendang. (skor 5 (1-5))
11. Melempar. (skor 5 (1-5))
12. Meludah. (skor 5 (1-5))
13. Menggigit. (skor 5 (1-5)).
14. Memaki. (skor 5 (1-5))
15. Ungkapan yang tidak tepat.
(skor 5 (1-5))
16. Isyarat tidak pantas. (skor 5
(1-5))
h. Tingkat Delirium
( gangguan tingkat kesadaran dan
kognisi pada periode waktu
singkat dan reversible )
Kriteria Hasil :
1. Tingkat Kesadaran. (skor 5
(1-5))
2. Kemampuan mengikuti
perintah. (skor 5 (1-5))
3. Aktivitas psikomotorik. (skor 5
(1-5))
4. Kemampuan interpretasi
stimulus lingkungan. (skor 5
(1-5))
5. Gelisah. (skor 5 (1-5))
6. Agitasi.(skor 5 (1-5)).
7. Halusinasi. (skor 5 (1-5))
8. Waham. (skor 5 (1-5))
9. Orientasi waktu. (skor 5 (1-5))
10. Orientasi tempat. (skor 5 (1-
5))
11. Orientasi orang. (skor 5 (1-5))
12. Fokus perhatian. (skor 5 (1-
5))
13. Kemampuan bercakap-cakap.
(skor 5 (1-5))
14. Interpretasi isyarat. (skor 5 (1-
5))
15. Pemikiran abstrak. (skor 5 (1-
5))
16. Pola tidur. (skor 5 (1-5))
17. Mood. (skor 5 (1-5))
i. Tingkat Dimensia
( Gangguan kesadaran dan kognisi
yang menyebabkan kehilangan
fungsi mental, fisik, dan social
yang ireversibel pada waktu yang
lama )
Kriteria Hasil :
1. Kemampuan mengikuti
perintah. ( Skor 5 (1-5))
2. Kemampuan mengingat
peristiwa saat ini. ( Skor 5
(1-5))
3. Kemampuan mengingat
nama. ( Skor 5 (1-5))
4. Kemampuan mengenal
anggota keluarga. ( Skor 5
(1-5))
5. Kemampuan mengingat
objek familiar. ( Skor 5 (1-5))
6. Kemampuan menemukan
tempat familiar. ( Skor 5 (1-5))
7. Kemampuan
mempertahankan
percakapan. ( Skor 5 (1-5))
8. Interpretasi gejala fisik. ( Skor
5 (1-5))
9. Proses informasi. ( Skor 5 (1-
5))
10. Kemampuan penyelesaian
Masalah. ( Skor 5 (1-5))
11. Kebutuhan mengungkapkan
masalah. ( Skor 5 (1-5))
12. Perilaku bertujuan. (Skor 5 (1-
5))
Intervensi (I)(SIKI)
A. Intervensi utama
1. Perawatan integritas kulit
Observasi
a Identifikasi penyebab
gangguan integritas kulit
Terapeutik
a. Ubah posisi tiap 2 jam
jika tirah baring
b. Bersihkan perineal
dengan air hangat
c. Gunakan produk
berbahan petroleum
atau minyak pada kulit
kering
d. Gunakan produk
berbahan ringan atau
alami
e. Lakukan pemijatan
pada area penonjolan
tulang
f. Hindari produk
berbahan dasar
alcohol pada kulit
kering
Edukasi
a. Anjurkan
menggunakan
pelembab
b. Anjurkan minum air
yang cukup
c. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
d. Anjurkan
meningkatkan asupan
buah dan sayur
e. Anjurkan
menghindarkan
terpapar suhu ekstrem
f. Anjurkan
menggunakan tabir
surya SPF 30
g. Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
B. Intervensi pendukung
1. Dukungan perawatan diri
(mandi)
Observasi
a. Identifikasi usia dan
budaya dalam
membantu kebersihan
diri
b. Identifikasi jenis
bantuan yang di
butuhkan
c. Monitor kebersihan
tubuh (rambut,mulut)
d. Monitor integritas kulit
Terapeutik
a. Sediakan peralatan
mandi
b. Sediakan lingkungan
yang aman dan
nyaman
c. Fasilitas menggosok
gigi sesuai kebutuhan
d. Fasilitas mandi
sesuai kebutuhan
e. Pertahankan kbiasaan
kebersihgan diri
f. Berikan bantuan
sesuai tingkat
kemandirian
Edukasi
a. Jelaskan manfaat
mandi dampak tidak
mandi terhadap
kesehatan
b. Ajarkan kepada
keluarga cara
memandikan pasien
2. Edukasi odema
Observasi
a. Identifikasi
kemampuan pasien
dan keluarga
menerima informasi
b. Monitor kemampuan
dan pemahaman
pasien dan keluarga
c. Persiapkan materi dan
media edukasi
d. Jadwalkan waktu yang
tepat untuk penkes
e. Berikan kesempatan
pasien dan keluarga
untuk bertanya
Edukasi
a. Jelskan tentang
definisi,penyebab
b. Jelaskan penanganan
dan pencegahan
edema
c. Instruksikan pasien
dan keluarga untuk
menjelaskan kembali
definisi,penyebab
odema
3. Edukasi kemoterapi
Observasi
a. Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
a. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesefakatan
c. Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
a. Jelaskan efek obat
obatan antineoplasma
pada se sel maligna
b. Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
efek terafi
c. Ajarkan pasien dn
keluarga cara
mencegah inpeksi
d. Anjurkan melaporkan
gejal
demam,menggigil,mi
misan,lebam lebam
e. Anjurkan menghindari
penggunaan produk
aspirin
4. Edukasi pencegahan
infeksi
Observasi
a. Periksa kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
a. Siapkan materi media
tentng factor factor
penyebab, cara
identifikasi dan
pencegahan resiko
infeksi di rumah sakit
maupun di rumah
b. Jadwalan waktu yang
tepat untuk
memberikan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
dengan pasien dan
keluarga
c. Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
a. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi local dan
sisitemik
b. Informasikan hasil
pemeriksaan
laboratorium
c. Anjurkan membatasi
pengunjung
d. Anjurkan merawat kulit
pada area yang
edema
e. Anjurkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
f. Anjurkan kecukupan
nutrsi, caira dan
istirahat
g. Anjurkan kecukupan
mobilisasi dan
olahraga sesuai
kebutuhan
h. Anjurkan mengelola
antibiotic sesuai resep
i. Anjurkan cara mencuci
tangan
j. Ajarkan etika batuk
5. Edukasi program
pengobatan
Observasi
a. Identifikasi kepatuhan
menjalani program
pengobaan
Terapeutik
a. Buat komitmen
menjalani program
pengobatan dengan
baik
b. Buat jadwal
pendamping keuarga
untuk bergantian
menemani pasien
selama menjajar
program pegobtan,
bila perlu
c. Dokumentasikan
aktivitas selama
menjalani proses
pengobatan
d. Diskusikan hal hal
yang dapat
mendukung atau
menghambat
berjalannya program
pengobatan
e. Libatkan keluarga
untuk mendukung
program pengobatan
Edukasi
a. Informasikan program
pengobatan yang
harus dijalani
b. Informasikan manfaat
yang akan diperoleh
jika teratur
menjalankan program
pengobatan
c. anjurkan keluarga
untuk menampingi dan
merawat pasien
selama menjalani
program pengobatan
d. anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ke pelaanan
kesehatan terdekat
6. Edukasi reaksi alergi
Observasi
a. Identifikasi kemampun
pasien dan keluarga
menerima informi
b. Monitor pemahaman
pasien dan keluarga
tentang alergi
Terapeutik
a. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
dengan kesepakatan
c. Fasilitasi mengenai
alergi
d. Berikan kesempatan
keluarga dan pasien
untuk bertanya
Edukasi
a. Jelaskan definisi
penyebab
b. Jelaskan cara
menghindari alergi
(mis tidak
megguanakn karpet,
mengunakan masker)
c. Anjurkan pasien dan
keluarga meyediakan
obat alergi
7. Manajemen kemotrapi
Observasi
a. Periksa kondisi
sebelum kemoterapi
b. Monitor efek samping
dan efek toksik
pengobatan (mis
kerontokan rambut)
c. Monitor mual dan
muntah akibat
kemoterapi
d. Monitor status gizi dan
berat badan
Terapeutik
a. Hindari produk aspirin
b. Batasi stimulus
lingkungan (mis suara,
cahaya dan bau)
c. Berikan asupan cairan
adekuat
d. Lakukan tindakan
perawatan rambut
( mis meghindari suhu
ekstrem, sisir dengan
lembut )
e. Rencanakan
alternative pengganti
rambu rontok (mis wig,
syal, topi, turban)
f. Berikan kemoterapi
sesuai program
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan
prosedur kemoterapi
b. Jelaskan efek
obatpada sel kaker
dan fungsi sum sum
tulang beakang
c. Anjurkana diet sesuai
indikasi
d. Anjurkan melaporkan
efek samping
kemoterapi yang
dirasakan
e. Ajarkan cara menceah
infeksi
f. Ajarkan teknik distraksi
dan relaksasi
g. Ajarkan mengelola
kelelahan dengan
merenanakan sering
istirahat dan
membatasi kegiatan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
obat untuk
mengendalikan efek
samping
8. Pemantauan nutrisi
Observasi
a. Identifikasi status
nutrisi
b. Identifikasi alergi dan
intleransi makanan
c. Identifikasi makanan
disukai
d. Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis
nutrient
e. Identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogasrik
f. Monitor asupan
makanan
g. Monitor berat badan
h. Monitor hasil
pemeriksaan
laoratorium
Terapeutik
a. Lakukan oral hyginie
sebelum makan jika
perlu
b. Fasilitasi menentukan
pedoman diet
c. Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
d. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
e. Berikan makanan
tinggi klori dan tinggi
protein
f. Berikan suplemen
makanan ila perlu
Edukasi
a. Anjurkan posisi duduk
jika perlu
b. Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis peered
nyeri, antiemetik)
b. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
9. Pemberian obat kulit
Observasi
a. Identifikasi
kemungkinan
alergi,interksi dan
kontradiksi obat
b. Verivikasi order obat
sesuai dengan indkasi
c. Periksan kadar
kadaluarsa obat
d. Monitor efek terapeutik
obat
e. Monitor efek local,
efek sistemik dan efek
samping obat
Terapeutik
a. Lalukan prinsip enam
benar (pasien, obat,
dosis, waktu ,rute
,dokumentasi)
b. Cuci tangan dan
pasang sarung tangan
c. Bersihkan kulit dan
hilangkan obat
sebelumnya
d. Oleskan agen topical
pada kulit yang tidak
mengalami luka, iritasi
atau sensitive
e. Hindari terpapar sinar
ultraviolet pada luka
yang mendapatkan
obat topical
Edukasi
a. Jelaskan jenis obat,
alaasan pemerian,
tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian
b. Jelaskan factor yang
dapat meningkatkan
dan menurunkan
efektifitas obat
c. Ajarkan teknik
pemberian obat scara
mandiri
10. Pemberian obat topial
Observasi
a. Identifikasi kemukinan
alergi, interaksi dan
kontradiksi obat
b. Verifikasi order obat
sesuai engan indikasi
c. Periksa tanggal
kadauwarsa obat
d. Monitor efek terapeutik
obat
e. Monitor efek local, efek
sisitemik dan efek
samping obat
Terapeutik
a. Lakukan prinsip enam
benar
b. Cuci tangan dan pasang
sarun tangan
c. Berikan privasi
d. Bersihkan kulit
e. Oleskan obat toopikal
pada kulit atau selaput
lender yang utuh (kecuali
penggunaan obat untuk
mengobati lesi)
Edukasi
a. Jelaskan jenis obat alas
an pemriaan, tindakan
yang diharapapkan dan
efek samping sebelum
pemberian
b. Ajarkan pasien dan
keluarga tentang cara
pemberian obat secara
mandiri
11. Pencegahan infeksi
Observasi
a. Periksa kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
a. Siapkan materi, media
tetang factor factor
penyeab, cara identifikasi
dan pencegahan esiko
infeksi di rumah sakit
maupun di rumah
b. Jadwalkan waktu yang
tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
sesuai
kesepakatandengan pasie
dan keluarga
c. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
a. Jelaskan tada dan gejala
infeksi local dan sistemik
b. Informasikan hasil
pemerksaan laboratorium
c. Anjurkan membaasi
pengunjung
d. Ajarkan cara merawat kulit
pada area yang edema
e. Ajakan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
f. Anjurkan kecukupan
nutrisi, cairan, dan
istirahat
g. Anjurkan ecukupan
mobilisasi dan olahraga
sesuai kebutuhan
h. Anjurkan latihan nafas
dalam dan batuk sesuai
kebutuhan
i. Ajurkan mengelola
atibiotik sesuai resep
j. Ajarkan cara mencuci
tangan
k. Ajarkan etika batuk
12. Pencegahan luka tekan
Observsi
a. Identifikasi gangguan fisik
yang memungkinkan
terjadinya luka tekan
b. Periksa kesiapan ,
kemampuan menerima
informasi dan persepsi
terhadap resiko luka tekan
Terapeutik
a. Persiapkan materi, media
tentang factor factor
pnyebab, cara identfikasi
dan pencegaahan resiko
luka tkan di rumah sakit
maupun di rumah
b. Jadwalkan waktu yang
tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
sesuai kespakatan
dengan pasien dan
keluarga
Edukasi
a. Jelaskan lokasi lokasi
yang sering terjasi luka
tekan (misalkan tumit,
tulang ekor)
b. Ajarkan mengidentifiksi
factor factor penyebab
terjadinya luka tekan
c. Ajarkan cara
menggunakan matras
decubitus
d. Ajarkan cara
mempertahankan
permukaan kulit sehat,
identifikasi kerusakan
permukaan kulit, seperti
merah, panas, bula,
eksudat
e. Anjurkan untuk tetap
bergerak sesuai dengan
kemampuan dan kondisi
f. Demonstrasikan cara cara
meningkatkan sikulasi
pada titik titik lokasi
tertekan (mis, pemijatan,
ubah posisi miring kanan
miring kiri,supine)
13. Pengambilan specimen
Observasi
a. Identifikasi order
pengambilan sample
sesuai indikasi
b. Periksa kondisi pasien
sebelum dilakukan
pegambiln specimen (mis
kesadaran, TTV)
c. Monitor efek samping
setelah pengambilan
specimen
Terapeutik
a. Fasilitasi pasien selama
pengambilan specimen
yang dilakukan oleh tim
medis
b. Terapkan prinsip
antiseptic dan keamanan
saat melakukan
pengambilan specimen
c. Tangani efek samping
yang terjadi pada pasen
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan
langkah langkah prosedur
pengambilan specimen
Kolaborasi
a. Kolaborasi dalam
pemberian penanganan
lebih lanjut
14. Pengontrolan infeksi
Observasi
a. Idetifikasi pasien
pasien yang
mengalami penyakit
infeksi menular
Terapeutik
a. Terapkan
kewaspadaan
universal (mis cuci
tangan aseptic,
gunakan alat
pelindung diri sperti
masker)
b. Tempatkan pda
ruangan isolasi
bertekanan positif
untuk pasien yang
mengalami penurunan
imunitas
c. Tempatkan pada
ruangan isolaasi
bertekanan negative
untuk pasien dengan
resiko penyebaran
infeksi via dropat atau
udara
d. Sterilisasi dan
disinfeksi alat alat
furniture, lantai sesuai
kebutuhan
e. Gunkan hepafilter
pada area khusus (ms
kamar operas)
f. Berikan tanda khusus
untuk pasien pasien
menular
Edukasi
a. Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
b. Ajarkan etika batuk/
bersin
15. Perawatan kaki
Observasi
a. Identifikasi tingkat
pengetahun dan
keterampilan perawatan
kaki
Terapeutik
a. Berikan brosur informasi
tingkat resiko cedera dan
perawatan kaki
b. Fasilitasi pembuatan
rencana penilaian dan
perawatan kaki harian
c. Berikan kesempatan
bertanya
Edukasi
a. Jelaskan factor resiko luka
pada kaki (mis panas,
dingin, penipisan)
b. Jelaskan antara hubungan
neuropati, cedera dan
penyait vascular dan
resiko ulserasi dan
amputasi ekstremitas
bawah
c. Ajarkan pemeriksaan
seuruh bagian kaki setiap
hari (mis kemerahan ,
bengak, hangat, kering)
d. Ajarkan memotong dan
mengikir kuku secara
lurus
e. Anjurkn mencuci kaki setip
hari dengan mengunakan
air hangat dan sabun
ringan
f. Ajurkan mengeringkn
secara menyeluruh
setelah mencuci kaki
teruatama diantara jari
kaki
g. Ajurkan menghubugi
tenaga profesonal
kesehatan jika ada luka,
infeksi atau jamur
h. Ajurkan memakai sepau
bertumit rendh dan sesuai
bentuk kaki
i. Anjurkan memakai kaus
kaki yang berbahan
menyerap keringat
j. Anjurkan memeriksa
sepatu bagian dalam
sebelum dikenakan
16. Perawatan kulit pra
operasi
Observasi
a. Intifikasi kondisi kulit di
area operasi (mis, ruam,
abrasi, laserasi)
Terapeutik
a. Lakukan prosedur sedekat
mungkin dengan waktu
operasi
b. Buka pakaian pada area
yang akan di oprasi
sampai 30 cm di sekitar
area yang akan di isisi
c. Cukur rambut pada area
oprasi
d. Anjurkn melepas semua
perhiasan
e. Bersihkan kulit dengan
mengosokan sabun atau
klorheksidin
f. Gosok daerah kulit yang
berlipat scara hati hati
g. Bersihkan cat kuku
h. Keringkan area persiapan
operasi dengan haduk
bersih
Edukasi
Jelaskan prosedur untuk
menurunkan ansietas
17. Prawatan sirkulasi
Observsi
a. Periksa sirkulasi perifer
(mis nadi perifer, edema,
pengisin kapiler, warna ,
suhu , ankle brachial
indeks)
b. Identifikasi factor resiko
gangguan sirkkuasi (mis,
diabetes, perokok, orang
tua, hipertensi dan kadar
kolestrol tinggi)
c. Monitor panas,
kemerahan , nyeri atau
bengkak pada ekstremitas
Terapeutik
a. Hindari penggunaan infus
atau pegambilan darah di
area keterbatasan perfusi
b. Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbtasan perfusi
c. Hindari penekanan dan
pemasangan toriquet
pada area yang cedera
d. Lakukan pencegahan
infeksi
e. Lakukan perawatan kaki
dan kuku
f. Lalukan hidrasi
Edukasi
a. Anjurkan berhenti
merokok
b. Anjurkan berolahraga rutin
c. Anjurkan mmengecek air
mandi untuk mengindari
kulit terbakar
d. Anjurkan menggunakan
obat penurun tekanan
darah, antikoagulan dan
penurun kolestrol jika
perlu
e. Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur
f. Anjurkan menghindarin
penggunan obat peyekat
beta
g. Anjurkan menjalani
perawatan kulit yang tepat
h. Anjurkan program
rehabilitasi vaskualar
i. Ajarkan program diet
untuk mempraiki sirkulasi
(mis rendah lemak jenuh,
minyak ikan omega 3)
j. Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan ( mis rasa sakit
yang tidak hilang saat
istirahat)
18. Perawatan tirah baring
Observasi
a. Monitor kondisi kulit
b. Monitor komplikasi tirah
baring (mis kehilangan
masa ott, sakit punggung,
konstipasi, stress, depresi,
keingungan, perubahan
irama tidur, infeksi saluran
kemih, sulit buang air
kecil)
Terapeutik
a. Tempatkan pada kasur
terapeutik, jika tersedia
b. Posisikan senyaman
mungkin
c. Pertahankan sprei tetap
kering
d. Posisikan tempat tidur
dekat dengan nurse staton
e. Ekatkan posisi meja
tempat tidur
f. Berikan latihan gerak aktiv
dan pasif
g. Pertahankan kebersihan
pasien
h. Fasilitasi pemenuhan
kebutuhan sehari hari
i. Ubah posisi setiap 2 jam
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dilakukan
tirah baring
19. Perawatan traksi
Observasi
a. Monitor kemampuan
perawatan diri saat
terpasang traksi
b. Monitor alat fiksasi
eksternal
c. Monitor tempat isersi pen
d. Monitor tanda tanda
kerusakan itgritas kulit atu
aren penonjolan tulang
e. Monitor sirkulasi
pergerakan dan sensasi
pada estermitas yang
cedera
f. Monitor adanya kopliksai
adanya imoilisasi
Terapeutik
a. Posisikan tubuh pada
kesejajaran (aligament)
yang tepat
b. Pertahanan posisi baring
yang tepat di tempa tidur
c. Pasikan bebasn traksi
dengan benar
d. Pastikan tali atau katrol
bebas menggantung
e. Pastikan tarikan tali an
beban tetap berada di
sepanjang sumbu tulang
fraktur
f. Amankan beban traksi
saat menggerkan pasien
g. Lakukan prawatan area
insersi pin
h. Lakukan perawatan kulit
pada area area gesekan
i. Pasang trapezius untuk
bergerak d tempat tidur
jika tersedia
Edukasi
a. Anjurkan prawatan alat
penopang (brance) sesuai
kebutuhan
b. Anjurkan perawatn alat
fiksasi eksternal sesuai
kebutuhan
c. Anjurkan pentingnya
nutrisi yang memadai
untuk penyembuhan
tulang
20. Promosi kebersihan
Observasi
a. Identifikasi kondisi umum
pasien (mis kemampuan
fisik dan metal)
b. Identifiksi kemandirian
melakukan upaya
kebersihan diri dan
ligkungan
c. Identifikasi pengetahuan
tentang pentingnya upaya
kebersihan
Terapeutik
a. Pertimbangkan budaya
dalam melakukan upaya
kebersihan
b. Pertimbangkan
karakteristik pasien dan
masyarakat untuk
melakukan upaya
kebersihan (mis social,
ekonomi, pendidikan)
c. Fasilitasi dalam
melakukan upaya
kebersihan diri sesuai
kebutuhan
d. Motivasi partisipaasi
keluarga dan masyarakat
dalam upaya melakukan
promosi kebersihan
e. Berikan pujian atas upaya
melakukan promosi
kebrsihan
Edukasi
a. Jelaskan manfaat
kebersihan bagi
kesehatan
140 Resiko Hipotermia (Beresiko Tujuan (T) (SLKI) :
mengalami kegagalan termoregulasi Luaran Utama :
yang dapat mengakibatkan suhu tubuh 1. Termoregulasi ekspetasi
berada di bawah rentang normal) b.d : membaik
1. Berat badan ekstrem a. Mengigil menurun (skor 5
2. Kerusakan hipotalamus (1-5))
3. Konsumsi alcohol b. Kejang menurun (skor 5
4. Kurangnya lapisan lemak (1-5))
subkutan c. Akrosianosis menurun
5. Suhu lingkungan rendah (skor 5 (1-5))
6. Malnutrisi d. Konsumsi oksigen
7. Pemakaian pakaian yang tipis meningkat (skor 5 (1-5))
8. Penurunan laju metabolism e. Piloereksi membaik (skor
9. Terapi radiasi 5 (1-5))
10. Tak beraktivitas f. Vasokontriksi perifer
11. Transfer panas (konduksi, membaik (skor 5 (1-5))
konveksi, evaporasi, radiasi) g. Kutis memorata membaik
12. Trauma (skor 5 (1-5))
13. Prematuritas h. Pucat menurun (skor 5 (1-
14. Penuaan 5))
15. Bayi baru lahir i. Tahikardi menurun (skor 5
16. Berat badan lahir rendah (1-5))
17. Kurang terpapar informasi j. Takipnea menurun (skor 5
tentang pencegahan hipotermia (1-5))
18. Efek agen farmakologis k. Brahikardi membaik (skor
5 (1-5))
l. Dasar kuku sianotik
membaik (skor 5 (1-5))
m. Hipoksia membaik (skor 5
(1-5))
Luaran tambahan
1. Suhu tubuh dan kulit
ekspektasi membaik :
a. Kadar glukosa dalam
darah membaik (skor 5 (1-
5))
b. Pengisian kapiler
membaik (skor 5 (1-5))
c. Ventilasi membaik (skor 5
(1-5))
d. Tekanan darah membaik
(skor 5 (1-5))
2. Status kenyamanan
a. Kesejahteraan fisik
meningkat (skor 5 (1-5))
b. Kesejahteraan psikologis
meningkat (skor 5 (1-5))
c. Dukunngan social dan
keluarga meningkat (skor
5 (1-5))
d. Dukungan social dan
teman meningkat (skor 5
(1-5))
e. Perawatan sesuai
kebtuhan meingkat (skor 5
(1-5))
f. Kebebasan melakukan
aktivitas meniningkat (skor
5 (1-5))
g. Keluhan tidak nyaman
menurun (skor 5 (1-5))
h. Gelisah menurun (skor 5
(1-5))
i. Kebisingan menurun (skor
5 (-5))
j. Keluhan sulit tidur
menurun (skor 5 (1-5))
k. Keluhan kepanasan
menurun (skor 5 (1-5))
l. Gatal menurun (skor 5 (-
5))
m. Mual meurun (skor 5 (1-
5))
n. Lelah menurun (skor 5 (-
5))
o. Mmerintih menurun (skor
5 (1-5))
p. Meringis menurun (skor 5
(-5))
q. Iriabilitas menurun (skor 5
(1-5))
r. Menyalahkan diri sendiri
menurun (skor 5 (1-5))
s. Konfusi menurun (skor 5
(1-5))
t. Konsumsi alcohol
menurun (skor 5 (1-5))
u. Penggunaan zat menurun
(skor 5 (1-5))
v. Percobaan bunuh diri
menurun (skor 5 (1-5))
w. Memori masa lalu
meningkat (skor 5 (1-5))
x. Suhu ruangan meningkat
(skor 5 (1-5))
y. Pola eliminasi meningkat
(skor 5 (1-5))
z. Postur tubuh meningkat
(skor 5 (1-5))
aa. Keaspadaan meningkat
(skor 5 (1-5))
bb. Pola hidup meningkat
(skor 5 (1-5))
cc. Pola tidur meningkat (skor
5 (1-5))
3. Termoregulasi neonatus,
ekspektasi meningkat :
a. Menggigil menurun (skor 5
(1-5))
b. Akrosianosis menurun
(skor 5 (1-5))
c. Konsumsi O2 meningkat
(skor 5 (1-5))
d. Kutis memorata menurun
(skor 5 (1-5))
e. Dasar kuku sianotik
menurun (skor 5 (1-5))
f. Suhu tubuh meningkat
(skor 5 (1-5))
g. Suhu kulit meningkat (skor
5 (1-5))
h. Frekwensi nadi meningkat
(skor 5 (1-5))
i. Kadar glukosa darah
meningkat (skor (1-5))
j. Pengisian kapiler
meningkat (skor 5 (1-5))
k. Piloreksi menigkat (skor 5
(1-5))
l. Ventilasi meningkat (skor
5 (1-5))
4. Tingkat cedera, ekspektasi
menurun :
a. Toleransi aktivitas
meningkat (skor 5 (1-5))
b. Nafsu makan menigkat
(skor 5 (1-5))
c. Toleransi makan
meningkat (skor 5 (1-5))
d. Kejadian cedera menurun
(skor 5 (1-5))
e. Luka / lecet menurun (skor
5 (1-5))
f. Fraktur menurun (skor 5
(1-5))
g. Ketegangan otot menurun
(skor 5 (1-5))
h. Perdarahan menurun
(skor 5 (1-5))
i. Gangguan mobilitas
menurun (skor 5 (1-5))
j. Gangguan kognitif
menurun (skor 5 (1-5))
k. Tekanan darah meningkat
(skor 5 (1-5))
l. Frekwensi nadi meningkat
(skor 5 (1-5))
m. Frekwensi nafas
meningkat (skor 5 (1-5))
n. Denyut jantung opikal
menurun (skor 5 (1-5))
o. Denyut jantung radialis
menurun (skor 5 (1-5))
p. Pola istirahat meingkat
(skor 5 (1-5))
Intervensi (SLKI)
A. Intervensi Utama
1. Manajemen Hipotermia
Observasi
a. Monitor suhu tubuh
b. Identifikasi penyebab
hipotermia
c. Monitor tanda dan
gejala hipotermia
Terapeutik
a. Sediakan lingkungan
yang hangat
b. Ganti pakaian / linen
yang basah
c. Lakukan
penghangatan pasif
(selimut)
d. Lakukan
penghangatan aktif
(kompres hangat)
e. Lakukan
penghangatan aktif
internal (infuse cairan
hangat , O2)
Edukasi
a. Anjurkan makan /
minum hangat
2. Regulsai temperature
Observasi
a. Monitor suhun bayi
sampai stabil (36,5oC
– 37,5 oC)
b. Monitor suhu tubuh
anak setiap 2 jam
c. Monitor warna dan
suhu kulit
d. Monitor dan catat
gejala hipotermia/
hipertermia
Terapeutik
a. Pasang alat pemantau
suhu continue
b. Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi yang
adekuat
c. Bedong bayi segera
lahir untuik mencegah
kehilangan panas
d. Masuikan bayi BBLR
ke dalam plastic
segera setelah lahir
(bahan polyethylene)
e. Gunakan topi bayi
untuk mencegah
kehilangan panas
pada bayi baru lahir
f. Tempatkan bayi baru
lahir di bawah radiant
warmer
g. Pertahankan
kelembaban incubator
50%
h. Atur suhu incubator
sesuai kebutuhan
i. Hangatkan terlebih
dahulu bahan bahan
yang akan kontak
dengan bayi (selimut)
j. Hindari meletakan bayi
di dekat jendela
terbuka
k. Gunakan matras
penghangat
l. Gunakan kasur
pendingin
m. Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Eduaksi
a. Jelaskan cara
pencegahan heat
exhaustion dan heat
stroke
b. Jelaskan cara
pencegahan hipotermi
karena terpapar udara
dingin
c. Demonstrasikan teknik
perawatan metode
kangguru (PMK) untuk
bati BBLR
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
antipireutik juka perlu
B. Intervensi Pendukung
1. Edukasi menyusui
Observasi
a. Identifikasi kesiapan
pasien dan
kemampuan menerima
informasi
b. Identifikasi tujuan dan
keinginan menyusui
Therapeutic
a. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
c. Berikan kesempatan
untuik bertanya
d. Dukung ibu
menongkatkan
kepercayaan diri
dalam menyusui
e. Libatkan system
pendukung (suami,
keluarga)
Edukasi
a. Berikan konseling
menyusui
b. Jelaskan manfaat
menyusui bagi ibu dan
bayi
c. Ajarkan perawatan
payudara natepartum
dengan mengompres
dengan kapas yang
telah di berikan minyak
kelapa
d. Ajarkan perawatan
payudara post partum
(memerah asi)
2. Dukungan ventilsai
Observasi
a. Identifikasi adanya
kelelahan otot bantu
nafas
b. Identifikasi efek
perubahan posisi
terhadap status
pernafasan
c. Monitor status
respirasi dan
oksigenasi (frekwensi
dan kedalaman nafas)
Therapeutik
a. Pertahankan
kepatenan jalan nafas
b. Berikan posisi semi
fowler / fowler
c. Fasilitas mengubah
posisi senyaman
mungkin
d. Berikan oksigenasi
sesuai kebutuhan /
nansl kanul , masker
wajah
e. Gunakan bagian valve
mask
Edukasi
a. Ajarkan lalukan teknik
relaksasi nafas dalam
b. Ajarkan mengubah
osisi secara manduri
c. Ajarkan teknik batuk
efgektif
Kolabirasi
a. Kolaborasi
opemberuan
bronchodilator
3. Dukungan kepatuhan
program pengobatan
Observasi
a. Identifikasi kepatuhan
menjalani program
pengobtan
Terapeutik
a. Buat komitmen
menjalani program
pengobatan
b. Buat jadwal
pendampingan
keluarga
c. Dokumentasikan
aktifitas selama
menjalani proses
pengobatan
d. Diskusikan hal hal
yang dapat
mendukung atau
menghambat program
pengobatan
e. Libatkan keluarga
untuk mendukung
program pengobatan
Edukasi
a. Informasikan program
pengobatan yang
harus di jalani
b. Informasikan manfaat
yang akan di peroleh
jika teratur menjalani
program pengobatan
c. Anjurkan keluarga
untuk mendampingi
dan merawat pasien
d. Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ke
pelayanan kesehatan
terdekat
4. Dukungan edukasi
kemoterapi
Observasi
b. Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
d. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
e. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesefakatan
f. Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
f. Jelaskan efek obat
obatan antineoplasma
pada se sel maligna
g. Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
efek terafi
h. Ajarkan pasien dn
keluarga cara
mencegah inpeksi
i. Anjurkan melaporkan
gejal
demam,menggigil,mi
misan,lebam lebam
j. Anjurkan menghindari
penggunaan produk
aspirin
5. Edukasi nutrisi
Observasi
a. Periksa status gizi, status
alegi, program diet,
kebutuhan dan
kemampuan pemenuhan
kebutuhan gizi
b. Identifikasi kemampuan
dan waktu yang tepat
menerima informasi
Terapeutik
a. Persiapkan materi dan
media seperti jenis jenis
nutrisi, table makanan
penakar, cara mengelola
makanan
b. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
a. Jelaskan pada pasien dan
keluarga alergi makanan,
makanan yan harus
dihindari, kebutuhan
jumlah kalori, jenis
makanan yang dibutuhkan
pasien
b. Ajarkan cara
melaksanakan diet sesuai
program (mos makanan
tiggi protein, rendah
garam)
c. Jelaskan hal hal yang
dilakukan sebelum
memberikan makanan
(mis perawatan mulut,
penggunaan gigi palsu)
d. Demonstrasikan cara
membersikan mulut
e. Demonstrasikan cara
mengaur posisi saat
makan
f. Anjurkan pasien/ keluarga
memonitor asupan kalori
dan makanan (mis
menggunakan buku
harian)
g. Anjurkan
mendemonstrasikan cara
memberi makan ,
menghitung kalori,
menyiapkan makanan
sesuai program diet
6. Manajemen cairan
Observasi
a. Monitor status hidrasi (mi
frekwensi nadi, kekuatan
nadi, akral pegisian
kapiler)
b. Monitor berat badan
harian
c. Monitor berat badan
sebelumdan sesudah
dialisisi
d. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium (mis
hematocrit, Na, K, Cl,
berat jenis urine)
e. Monitor status
hemodinamik (mis MAP,
CVP, PAP PCWP jika
tersdia)
Terapeutik
a. Catat intake – output dan
hitung balance cairan 24
jam
b. Berikan asupan cairan,
sesuai kebutuhan
c. Berikan cairan itavena jika
perlu
Kolaborsi
a. Kolaorasi pemberin
diuretic, jika perlu
7. Manajemen hemodialysis
Observaasi
a. Identifikasi tanda dan
gejala serta kebutuhn
hemodialysis
b. Identifikasi kesiapan
hemodialysis (mis TTV,
brat badan kering,
kelebihan cairan
kontraadiksi pemerian
heparin)
c. Monitor TTV, tanda tanda
perdarahan dan respon
selama dialysis
d. Monitor tanda tanda vital
pascahemodialisa
Terapeutik
a. Siapkan perlatan
hemodilisis (mis bahan
habis pakai)
b. Lakukan prosedur dialysis
dengan prinsip antiseptic
c. Atur filtraasi sesuai
kebutuhan penarikan
cairan
d. Atasi hipotensi selama
proses dialysis
e. Hentikan hemodialisajika
mengalami kondisi yang
membahayakan (mis
syok)
f. Ambil sampke darah untuk
mengevaluasi keefektivan
hemodialysis
Edukasi
a. Jelaskan tentang prosdur
hemodialysis
b. Ajarkan pembilasan
cairan, penanganan
insomnia, pencegahan
infeksi akses HD, dan
pengenalan tanda
perurukan kondisi
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
heparin pada blood line,
sesuai indikasi
8. Manajemen lingkungan
Observasi
a. Identifikasi keamanan dan
kenyamanan
Terapeutik
a. Atur posisi furniture engan
rapid an terjangkau
b. Atur suu ingkungan yang
sesuai
c. Sediakan ruang berjalan
yang cukup an aman
d. Sediakan tempat tidur dan
lingkungan yang bersih
dan nyaman
e. Sediakan pewangi
ruangan jika perlu
f. Hindari pandangan
langsung ke kamar mandi,
toilet atau peraatan untuk
eliminasi
g. Ganti pakaian seara
berkala
h. Hindari paparan langsung
dengan cahaya matahari
atau cahaya yang tidak
perlu
i. Izinkan membawa barang
barang yang disukai dari
rumah
j. Izunkan keluaga untuk
tiggal mendampingi
pasien
k. Pertahankan konsistensi
kunjungan tenaga
kesehatan
l. Berikan bel atau alat
komunikasi untuk
memangil perawat
Edukasi
a. Jelaskan cara membuat
lingkungan rumah yang
aman
b. Jelaskan cara
menghadapi bahaya
kebakaran
c. Ajarkan pasien dan
keuarga / pengunjung
tentang upaya
pencegahan infeksi
9. Manajemen kemoterapi
Observasi
e. Periksa kondisi
sebelum kemoterapi
f. Monitor efek samping
dan efek toksik
pengobatan (mis
kerontokan rambut)
g. Monitor mual dan
muntah akibat
kemoterapi
h. Monitor status gizi dan
berat badan
Terapeutik
g. Hindari produk aspirin
h. Batasi stimulus
lingkungan (mis suara,
cahaya dan bau)
i. Berikan asupan cairan
adekuat
j. Lakukan tindakan
perawatan rambut
( mis meghindari suhu
ekstrem, sisir dengan
lembut )
k. Rencanakan
alternative pengganti
rambu rontok (mis wig,
syal, topi, turban)
l. Berikan kemoterapi
sesuai program
Edukasi
h. Jelaskan tujuan dan
prosedur kemoterapi
i. Jelaskan efek
obatpada sel kaker
dan fungsi sum sum
tulang beakang
j. Anjurkana diet sesuai
indikasi
k. Anjurkan melaporkan
efek samping
kemoterapi yang
dirasakan
l. Ajarkan cara menceah
infeksi
m. Ajarkan teknik distraksi
dan relaksasi
n. Ajarkan mengelola
kelelahan dengan
merenanakan sering
istirahat dan
membatasi kegiatan
Kolaborasi
b. Kolaborasi pemberian
obat untuk
mengendalikan efek
samping
10. Pemantauan cairan
Observasi
a. Monitor frekwensi dan
kekuatan nadi
b. Monitor frekwensi nafas
c. Monitor tekanan darah
d. Monitor berat badan
e. Monitor waktu pengisian
kapiler
f. Monitor elstisitas kulit atau
turgor kulit
g. Monitor jumlah warna dan
berat jenis urine
h. Monitor kadar albumin dan
protein total
i. Monitor hasil pemeriksaan
serum (mi osmolaritas
serum, hematocrit,
natrium , kalium, BUN)
j. Monitor intake dan output
cairan
k. Identifikasi tanda tanda
hipovolemia (mis
frekwensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah,
tekanandarah menrun,
tekanan nadi menyempt,
turgor kulit menurun,
membrane mukosa kering,
vol urine menurun, haus,
lemah, konsentrasi urine
meningkat)
l. Identifikasi tanda tada
hypervolemia (mos
dispenia, hepatojugular
positif, edem anasarka,
JVP meningkat, CPV
meningkat, reflex
hepatojugular meingkat,
berat badan menurun
dalam waku singkat)
m. Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan cairan
Terapeutik
a. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
b. Dokumentasikan hasil
pematauan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil
pemantaun, jika perlu
141 Resiko Hipotermia Perioperatif Tujuan (T) (SLKI)
( beresiko mengalami penurunan suhub Luaran Utama :
tuhuib di bawah 36o C secara tiba tiba 1. Termoregulasi, ekspektasi
yang terjadi satu jam sebelum membaik
pembedahan hingga 24 jam setelah a. Menggigil menurun (skor 5
pembedahan) b.d : (1-5))
1. Proses pembedahan b. Kejang menurun (skor 5
2. Kombinsi anatesi regional dan (1-5))
umum c. Akrosianosis membaik
3. Skor American society of (skor 5 (1-5))
ananstesiology (ASA) < 1 d. Konsumsi oksigen
4. Suhu pra operasi rendah (< 36o membaik (skor 5 (1-5))
C) e. Piloereksi membaik (skor
5. Neuropati diabetic 5(1-5))
6. Berat badan rendah f. Vasokontriksi membaik
7. Komplikasi kardiovaskuler (skor 5 (1-5))
8. Suhu lingkungan rendah g. Leutis memorata membaik
9. Transfer panas (missal volume (skor 5 (1-5))
tinggi infuse yang tak di h. Tahikardi menurun (skor 5
hangatkan, iritasi > 2 liter yang (1-5))
tidak dihangatkan) i. Tahikardi menurun (skor 5
(1-5))
j. Takipnea menurun (skor 5
(1-5))
k. Brahikardi menurun (skor
5 (1-5))
l. Dasar kuku sianotik
membaik (skor 5 (1-5))
m. Hipoksia membaik (skor 5
(1-5))
n. Suhu tubuh membaik
(skor 5 (1-5))
o. Suhu kulit membaik (skor
5 (1-5))
p. Kadar glukosa membaik
(skor 5 (1-5))
q. Pengisian kapiler
membaik (skor 5 (1-5))
r. Ventilasi membaik (skor 5
(1-5))
s. Tekanan darah membaik
(skor 5 (1-5))
Luaran tambahan
1. Control resiko, ekspektasi
meningkat
a. Kemampuan mencari
informasi tentang factor
resiko meningkat (skor 5
(1-5))
b. Kemampuan
megidentifikasi factor
resiko menigkat (skor 5 (1-
5))
c. Kemampuan
melaksanakan straegi
control resiko meningkat
(skor 5 (1-5))
d. Kemampuan mengubah
perilaku meningkat (skor 5
(1-5))
e. Komitmen terhadap
strategi meningkat (skor 5
(1-5))
f. Kemampuan menghindar
factor resiko meningkat
(skor 5 (1-5))
g. Kemampuan mengenali
perubahan status
keehatan meningkat (skor
5 (1-5))
h. Kemampuan
berpartisipasi dalam
skrining resiko meningkat
(skor 5 (1-5))
i. Penggunaan fasilitas
kesehatan meningkat
(skor 5 (1-5))
j. Penggunaan sisitem
pendukung meningkat
(skor 5 (1-5))
k. Pemantauan perubahan
status kesehatan
meningkat (skor (1-5))
l. Imunisasi meningkat (skor
5 (1-5))
2. Pemulihan pasca bedah,
ekspektasi meningkat :
a. Keyamanan meningkat
(skor 5 (1-5))
b. Selera makan meningkat
(skor 5 (1-5))
c. Mobilitas meningkat (skor
5 (1-5))
d. Kemampuan bekerja
meningkat (skor 5 (1-5))
e. Kemampuan perawatan
diri meningkat (skor 5 (1-
5))
f. Waktu penyembuhan
meningkat (skor 5 (1-5))
g. Area luka operasi
menurun (skor 5 (1-5))
3. Perfusi perifer, ekspektasi
meningkat
a. Denyut nadi perifer
meningkat (skor 5 (1-5))
b. Penyembuhan luka
meningkat (skor 5 (1-5))
c. Sensasi meningkat (skor 5
(1-5))
d. Warna kulit pucat
menurun (skor 5 (1-5))
e. Edema perifer menurun
(skor 5 (1-5))
f. Nyeri ekstremitas
menurun (skor 5 (1-5))
g. Parestesia menurun (skor
5 (1-5))
h. Kelemahan otot menurun
(skor 5 (1-5))
i. Kram otot menurun (skor
5 (1-5))
j. Bruit femorlis menurun
(skor 5 (1-5))
k. Nekrosis menurun (skor 5
(1-5))
l. Pengisian kapiler
meningkat (skor 5 (1-5))
m. Akral meningkat (skor 5
(1-5))
n. Turgor kulit meningkat
(skor 5 (1-5))
o. Tekanan darah sisitoli
meningkat (skor 5 (1-5))
p. Tekanan arah diatolik
meningkat (skor 5 ()1-5)
q. Tekanan arteri rata rata
(skor 5 (1-5))
r. Indeks ankle brachial
meingkat (skor 5 (1-5))
4. Status kenyamanan,
ekpektasi meningkat
a. Kesejahteraan fisik meningkat
(skor 5 (1-5))
b. Kesejahteraan psikologis
meningkat (skor 5 (1-5))
c. Dukunngan social dan
keluarga meningkat (skor 5 (1-5))
d. Dukungan social dan teman
meningkat (skor 5 (1-5))
e. Perawatan sesuai kebtuhan
meingkat (skor 5 (1-5))
f. Kebebasan melakukan
aktivitas meniningkat (skor 5 (1-
5))
g. Keluhan tidak nyaman
menurun (skor 5 (1-5))
h. Gelisah menurun (skor 5 (1-
5))
i. Kebisingan menurun (skor 5 (-
5))
j. Keluhan sulit tidur menurun
(skor 5 (1-5))
k. Keluhan kepanasan menurun
(skor 5 (1-5))
l. Gatal menurun (skor 5 (-5))
m. Mual meurun (skor 5 (1-5))
n. Lelah menurun (skor 5 (-5))
o. Mmerintih menurun (skor 5 (1-
5))
p. Meringis menurun (skor 5 (-
5))
q. Iriabilitas menurun (skor 5 (1-
5))
r. Menyalahkan diri sendiri
menurun (skor 5 (1-5))
s. Konfusi menurun (skor 5 (1-
5))
t. Konsumsi alcohol menurun
(skor 5 (1-5))
u. Penggunaan zat menurun
(skor 5 (1-5))
v. Percobaan bunuh diri
menurun (skor 5 (1-5))
w. Memori masa lalu meningkat
(skor 5 (1-5))
x. Suhu ruangan meningkat
(skor 5 (1-5))
y. Pola eliminasi meningkat
(skor 5 (1-5))
z. Postur tubuh meningkat (skor
5 (1-5))
aa. Keaspadaan meningkat (skor
5 (1-5))
bb. Pola hidup meningkat (skor 5
(1-5))
dd. Pola tidur meningkat (skor
5 (1-5))
5. Tingkat cedera, ekspektasi
menurun
a. Toleransi aktivitas
meingkat (skor 5 (1-5))
b. Nafsu makan meingkat
(skor 5 (1-5))
c. Ketegangan otot menuru
(skor 5 (1-5))
d. Fraktur meurun (skor 5 (1-
5))
e. Pedarahan menurun (skor
5 (1-5))
f. Ekspresi wajah kesakitan
menurun (skor 5 (1-5))
g. Gangguan mobilitas
menurun (skor 5 (1-5))
h. Gangguan kogitif menurun
(skor 5 (1-5))
i. Tekanan darah membaik
(skor 5 (1-5))
j. Frekwensi nadi membaik
(skor 5 (1-5))
k. Frekwensi nafas membaik
(skor 5 (1-5))
l. Denyut jantung apical
membaik (skor 5 (1-5))
m. Denyut jantung radialis
membaik (skor 5 (1-5))
n. Pola istirahat tidur
membaik (skor 5 (1-5))
Intervensi (SIKI)
A. Intervensi Utama
1.Manajemen hipotermia
a. Monitor suhu tubuh
b Identifikasi penyabab
hipotermi
b. Monitor tanda dan gejala
2. Pemantauan hemodinamik
invasive
Observasi
a. Monitor frekwensi dan
iarama jantung
b. Monitor TOS, TDD, MAP
c. Monitor curah jantung dan
indeks jantung
d. Monitor gelombang
hemodinamik
e. Monitor perfusi perifer
distal pada sisi insersi
setisp 4 jam
f. Monitor tanda tanda
infeksi dan perdarahan
pada sisi insersi
g. Monitor tanda tanda
komplikasi pemasangan
(pneumotoraks)
h. Ganti balutan
i. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
kondisi pasien
j. Informasikan hasil
pemantauan
k. Dokumentasikan hasil
pemantauan
l. Jelaskan tujuan / prosedur
pemantauan
B. Intervensi Pendukung
1. Edukasi preoperative
Observasi
a. Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
b. Identifikasi
pengalaman
pembedahan dan
tingkat pengetahuan
tentang pembedahan
c. Identifikasi harapan
akan pembedahan
d. Identifikasi kecemasan
pasien dan keluarga
Terapetik
a. Sedikan materi dan
media penkes
b. Jadwalkan penkes
c. Sediakan waktu untuk
mengajukan
pertanyaan
Edukasi
a. Informasikan jadwal,
lokasi operasi dan
lama operasi pasien
akan berlangsung
b. Jelaskan rutinitas
preoperasi
c. Jelaskan obat
preoperasi
d. Jelaskan tindakan
pengendalian nyeri
e. Jelaskan pentingnya
ambulasi dini
f. Anjurkan puasa
minimal 6 jam sebelum
operasi
g. Anjurkan tidak minum
minimal 2 jam sebelum
operasi
h. Ajarkan latihan kaki
i. Anjurkan teknik
mobilisasi di temoat
tidur
j. Jelaskan teknik batuk
dan nafas dalam
2. Edukasi prosedur tindakan
Observasi
a. Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
b. Sediakan materi dan
media penkes
c. Jadwalkan penkes
sesuai kesepakatan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan
manfaat tindakan
b. Jelaskan perlunya
tindakan dilakukan
c. Jelaskan keuntungan
dan kerugian jika
tindakan di lakukan
d. Jelaskan langkah
Lngkah tindakan yang
akan di lakukan
e. Jelaskan persiapan
psien sebelum
tindakan di lakukan
f. Informasikan durasi
tindakan di lakukan
g. Anjrkan bertanya bila
tidak di mengerti
sebelum tindakan
h. Anjurkan kooperatif
saat tindakan di
lakukan ajarkan tehnik
untuk mengantisipikasi
ketidsknyamanan
tindakan
3. Edukasi efek samping
obat
Observasi
a. Identifikasi kemampuan
pasien dan keluarga
menerima informasi
Terapeutik
a. Persiapan materi da
media edukasi
b. Jadwalkan waktu yang
tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
dengan pasien dan
keluarga
c. Berikan kesempatan psien
dan keluarga untuk
beranya
Edukasi
a. Jelaskan tujuan obat yang
diberikan
b. Jelaskan indkasi dan ontra
indikasi obat yang akan
dikonsumsi
c. Jelaskan dosis, cara
pemakaian, waktu dan
lamanya obat
d. Jelaskan tanda dan gejala
bila obat yang di
kkonsumsi tidak cocok
untuk pasien
e. Jelaskan reaksi alergi
yang timbul saat atau
setelah mengkonsumsi
obat
f. Anjurkan melihat tanggal
kaaluarsa obat yang akan
dikonsumsi
g. Anjurkan untuk segera ke
fasilitas keshatan terdekat
jika reaksi obat
membahayakan hidup
pasien
h. Ajarkan cara mengatasi
reaksi obat yag tidak
diinginkan
4. Edukasi kemotrapi
Observasi
a. Ientiikasi kesiapan dan
kemampuan
pasienmenerim informasi
Terapeutik
a. Sediakan materi dan
media penkes
b. Jadwalkan penkes sesuai
kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
a. Jelaskan efek obat obatan
antineoplasma pada sel
sel maliga
b. Ajarakan pasien dan
keluarga mengenal efek
terapi pada sum sum
tulang folikel rambut,
fungsi seksual dan
tosisitas organ
c. Ajarkan pasien dan
keluarga cara mencegah
infeksi
d. Anjurkan melaporkan
gejala demam, menggigil,
mimisan, lebam lebam,
tinja berwarma merah tua/
hitam
e. Anjurkan menghindri
penggunaan produk
aspirin
5. Edukasi pengukuran suhu
tubuh
Observasi
a. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menrima
informasi
Terapeutik
a. Sediakan materi dan medi
penkes
b. Jadwalkan enkes sesuai
kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk
bertanya
d. Doumentasikan hasil
pengukuran suhu
Edukasi
a. Jelaskan prsedur
pengukran suhu
b. Anjurkan terus memegang
bahu an menahan ada
saat pengukuran aksila
c. Anjurkan memilih lokasi
pengukuran suhu oral
atau aksila
d. Ajarkan cara mletakan
ujung thermometer di
bawah lidah atau bagian
tengah aksila
e. Ajarkan cara membaca
hasil thermometer raksa
dan / elektronik
6. Edukasi reaksi alergi
Observasi
a. Identifikasi kemampun
pasien dan keluarga
menerima informi
b. Monitor pemahaman
pasien dan keluarga
tentang alergi
Terapeutik
a. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai dengan
kesepakatan
c. Fasilitasi mengenai
alergi
d. Berikan kesempatan
keluarga dan pasien untuk
bertanya
Edukasi
a. Jelaskan definisi
penyebab
b. Jelaskan cara
menghindari alergi (mis
tidak megguanakn karpet,
mengunakan masker)
c. Anjurkan pasien dan
keluarga meyediakan obat
alergi
7. Kompres panas
Observasi
a. Identifikasi kontraindikasi
ompres panas
b. Identifikasi ondisi kulit
yang akan dilakukan
kompres panas
c. Periksa suhu alat kompres
d. Monitor iritasi kulit atau
kerusakan jaringan slama
5 menit
Terapeutik
a. Pilih metode kompres
yang nyaman dan udah di
dapat
b. Pilih lokasi kompres
c. Balut alat kompres panas
dengan kain pelindug
d. Lakukan kompres panas
di daerah cedar
e. Hindari penggunaan
kompres pada jaringan
yang terpapar terapi
radiasi
Edukasi
a. Jelaskan prosedur
pemggunaan ompres
panas
b. Anjurkan tidak
meyesuaikan pengauran
suhu secara mandiri
c. Ajarkan cara menghindari
kerusakan jaringan akibt
panas.
8. Induksi hipotermia
Observasi
a. Monitor suhu inti tubuh
b. Monitor warna dan suu
kulit
c. Monitor adanya menggigil
d. Monitor kadar elektrolit
dan asam basa
e. Monitor intake dan output
cairan
f. Monitor status pernafasan
g. Monior hasil pemeriksaan
koagulasi
h. Monitor status
hemodinamik invasive
Terapeutik
a. Lakukan pendinginan
eksteernl
b. Lakukan pendinginan
internal
c. Gunakan sentuhn wajah
atau tangan untuk
pembungkus insulatif
untuk mengurangi respon
mengigil
Edukasi
a. Anjurkan asuoan cairan
yang adekuat
b. Anjurkan asupan nutrisi
yang adekuat
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
obat untuk menecegah
aau mengendalikan
menggigil
9. Manajemen cairan
Observasi
a. Monitor status hidrasi (mi
frekwensi nadi, kekuatan
nadi, akral pegisian
kapiler)
b. Monitor berat badan
harian
c. Monitor berat badan
sebelumdan sesudah
dialisisi
d. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium (mis
hematocrit, Na, K, Cl,
berat jenis urine)
e. Monitor status
hemodinamik (mis MAP,
CVP, PAP PCWP jika
tersdia)
Terapeutik
a. Catat intake – output
dan hitung balance
cairan 24 jam
b. Berikan asupan cairan,
sesuai kebutuhan
c. Berikan cairan itavena
jika perlu
Kolaborasi
a. Kolaorasi pemberian
diuretic, jika perlu
10. Manajemen kemoterapi
Observasi
a. Periksa kondisi sebelum
kemoterapi
b. Monitor efek samping dan
efek toksik pengobatan
(mis kerontokan rambut)
c. Monitor mual dan muntah
akibat kemoterapi
d. Monitor status gizi dan
berat badan
Terapeutik
a. Hindari produk aspirin
b. Batasi stimulus lingkungan
(mis suara, cahaya dan
bau)
c. Berikan asupan cairan
adekuat
d. Lakukan tindakan
perawatan rambut ( mis
meghindari suhu ekstrem,
sisir dengan lembut )
e. Rencanakan alternative
pengganti rambu rontok
(mis wig, syal, topi,
turban)
f. Berikan kemoterapi sesuai
program
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan
prosedur kemoterapi
b. Jelaskan efek obatpada
sel kaker dan fungsi sum
sum tulang beakang
c. Anjurkana diet sesuai
indikasi
d. Anjurkan melaporkan efek
samping kemoterapi yang
dirasakan
e. Ajarkan cara menceah
infeksi
f. Ajarkan teknik distraksi
dan relaksasi
g. Ajarkan mengelola
kelelahan dengan
merenanakan sering
istirahat dan membatasi
kegiatatan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
obat untuk mengendalikan
efek samping
11. Terapi paparan panas
Observasi
a. Identifikasi intraindikasi
pengunaan terapi
b. Monitor suhu alat terapi
c. Monitor kondisi kulit
selama terapi
d. Monitor kondisi umum,
kenyamanan dan
keamanan selama terapi
e. Monitor respon pasien
terhadap terapi
Terapeutik
a. Pilih metode stimulus
yang nyaman dan mudah
disapatkan
b. Pilih lokasi stimulasi yang
sesuai
c. Bungkus alat terapi
dengan menggunakan
kain gunakan kain lembab
di sekitar area terapi
d. Tentukan durasi terapi
sesuai dengan respon
pasien
e. Hindari melakukan terapi
pada daerah yang
mendapatkan terapi
raadiasi
Edukasi
a. Ajarkan cara mencegah
kerusakan jariingan
b. Ajarkan cara menyesuikan
suhu secara mandiri
142 Resiko Infeksi (beresiko mengalami Tujuan (T) (SLKI):
peningkatan terserang organisme Luaran utama:
pathogenic) 2. Tingkat infeksi
Faktor resiko: 2. Kebersihan tangan (skor
1. Penyakit kronis (misal diabetes (1-5))
melitus) 3. Kebersihan badan (Skor 5
2. Efek prosedur invasif (1-5))
3. Malnutrisi 4. Nafsu makan (Skor 5 (1-
4. Peningkatan paparan organisme 5))
patogen lingkungan 5. Demam (Skor 5 (1-5))
5. Ketidakadekuatan pertahanan 6. Kemerahan (Skor 5 (1-5))
tubuh primer 7. Nyeri (Skor 5 (1-5))
1) Gangguan peristaltik 8. Bengkak (Skor 5 (1-5))
2) Kerusakan integritas kulit 9. Vesikel (Skor 5 (1-5))
3) Perubahan sekresi PH 10. Cairan berbau busuk
4) Penurunan kerja siliaris (Skor 5 (1-5))
5) Ketuban pecah lama 11. Foto berwarna hijau (Skor
6) Ketuban pecah sebelum 5 (1-5))
waktunya 12. Drainase purulen (Skor 5
7) Merokok (1-5))
8) Statis cairan tubuh 13. Piuna (Skor 5 (1-5))
6. Ketidakadekuatan pertahanan 14. Periode Malaise (Skor 5
tubuh sekunder (1-5))
1) Penurunan hemoglobin 15. Periode menggigil (Skor 5
2) Immunosuppression (1-5))
3) Leukopenia 16. Lelargi (Skor 5 (1-5))
4) Supresi respon inflamasi 17. Gangguan kognitif (Skor 5
5) Vaksinasi tidak adekuat (1-5))
Kondisi klinis terkait 18. Kadar sel darah putih
1. AIDS (Skor 5 (1-5))
2. Luka bakar 19. Kultur darah (Skor 5 (1-5))
3. Penyakit paru obstruktif kronis 20. Kultur urine (Skor 5 (1-5))
4. Diabetes melitus 21. Kultur sputum (Skor 5 (1-
5. Tindakan invasif 5))
6. Kondisi penggunaan terapi 22. Kultur area luka (Skor 5
steroid (1-5))
7. Penyalahgunaan obat 23. Kultur feses (Skor 5 (1-5))
8. Ketuban pecah sebelum 24. Kadar sel darah putih
waktunya (Skor 5 (1-5))
9. Kanker Luaran tambahan:
10. Gagal ginjal p. Integritas kulit dan jaringan
11. Immunosuppression a. Elastisitas (Skor 5 (1-5))
12. Limfedema b. Hidrasi (Skor 5 (1-5))
13. Leukositopenia c. Perfusi jaringan (Skor 5
14. Gangguan fungsi hati (1-5))
d. Kerusakan jaringan (Skor
5 (1-5))
e. Kerusakan lapisan kulit
(Skor 5 (1-5))
f. Nyeri (Skor 5 (1-5))
g. Perdarahan (Skor 5 (1-5))
h. Kemerahan (Skor 5 (1-5))
i. Hematoma (Skor 5 (1-5))
j. Pigmentasi abnormal
(Skor 5 (1-5))
k. Jaringan parut (Skor 5 (1-
5))
l. Nekrosis (Skor 5 (1-5))
m. Abrasi kornea (Skor 5 (1-
5))
n. Suhu kulit (Skor 5 (1-5))
o. Sensasi (Skor 5 (1-5))
p. Tekstur (Skor 5 (1-5))
q. Pertumbuhan rambut
(Skor 5 (1-5))
q. Kontrol risiko
h. Kemampuan mencari
informasi tentang faktor
risiko (Skor 5 (1-5))
i. Kemampuan
mengidentifikasi faktor
resiko (Skor 5 (1-5))
j. Kemampuan melakukan
strategi kontrol risiko (Skor
5 (1-5))
k. Kemampuan mengubah
perilaku (Skor 5 (1-5))
l. Komitmen terhadap
strategi (Skor 5 (1-5))
m. Kemampuan memodifikasi
gaya hidup (Skor 5 (1-5))
n. Kemampuan menghindari
faktor resiko (Skor 5 (1-5))
o. Kemampuan mengenali
perubahan status
kesehatan (Skor 5 (1-5))
p. Kemampuan
berpartisipasi dalam
skrining resiko (Skor 5 (1-
5))
q. Penggunaan fasilitas
kesehatan (Skor 5 (1-5))
r. Penggunaan sistem
pendukung (Skor 5 (1-5))
s. Pemantauan perubahan
status kesehatan (Skor 5
(1-5))
t. Imunisasi (Skor 5 (1-5))
r. Status imun
a. Integritas kulit (Skor 5 (1-
5))
b. Integritas mukosa (Skor 5
(1-5))
c. Titer antibodi (Skor 5 (1-
5))
d. Imunisasi (Skor 5 (1-5))
e. Kadar sel T 4 (Skor 5 (1-
5))
f. Kadar sel t 8 (Skor 5 (1-5))
g. Infeksi berulang (Skor 5
(1-5))
h. Tumor (Skor 5 (1-5))
i. Penurunan berat badan
(Skor 5 (1-5))
j. Fatigue kronis (Skor 5 (1-
5))
k. Suhu tubuh (Skor 5 (1-5))
l. Sel darah putih (Skor 5 (1-
5))
s. Status nutrisi
a. Porsi makan yang
dihabiskan (Skor 5 (1-5))
b. Kekuatan otot pengunyah
(Skor 5 (1-5))
c. Kekuatan otot menelan
(Skor 5 (1-5))
d. Serum albumin (Skor 5 (1-
5))
e. Verbalisasi keinginan
untuk meningkatkan
nutrisi (Skor 5 (1-5))
f. Pengetahuan tentang
pilihan makanan yang
sehat (Skor 5 (1-5))
g. Pengetahuan tentang
pilihan minuman yang
sehat (Skor 5 (1-5))
h. Pengetahuan tentang
standar asupan nutrisi
yang tepat (Skor 5 (1-5))
i. Penyiapan dan
penyimpanan makanan
yang aman (Skor 5 (1-5))
j. Penyiapan dan
penyimpanan minuman
yang aman (Skor 5 (1-5))
k. Sikap terhadap makanan
atau minuman sesuai
dengan tujuan kesehatan
(Skor 5 (1-5))
l. Perasaan cepat kenyang
(Skor 5 (1-5))
m. Nyeri abdomen (Skor 5 (1-
5))
n. Sariawan (Skor 5 (1-5))
o. Rambut rontok (Skor 5 (1-
5))
p. Diare (Skor 5 (1-5))
q. Berat badan (Skor 5 (1-5))
r. Indeks massa tubuh (Skor
5 (1-5))
s. Frekuensi makan (Skor 5
(1-5))
t. Nafsu makan (Skor 5 (1-
5))
u. Bising usus (Skor 5 (1-5))
v. Tebal lipatan kulit trisep
(Skor 5 (1-5))
w. Membran mukosa (Skor 5
(1-5))
3. Status kenyamanan
ekspektasi meningkat
a. Kesejahteraan fisik
meningkat (skor 5(1-5))
b. Kesejahteraan psokologis
meningkat (skor 5(1-5))
c. Keluhan tidak nyaman
menurun (skor 5 (1-5))
d. Gelisah menurun (skor
5(1-5))
e. Memori masa lalu
membaik (skor 5(1-5))
f. Kewaspadaan membaik
(skor 5(1-5))
4. Termoregulasi neonatus
ekspektasi membaik
a. Mengigil meningkat (skor
5(1-5))
b. Konsumsi oksigen
meningkat (skor 5(1-5))
c. Suhu tubuh menurun (skor
5(1-5))
d. Suhu kulit menurun (skor
5(1-5))
e. Frekuensi nadi menurun
(skor 5(1-5))
f. Kadar glukosa darah
menurun (skor 5(1-5))
3. Status kenyamanan
ekspektasi meningkat
a. Kesejahteraan fisik
meningkat (skor 5(1-5))
b. Kesejahteraan psokologis
meningkat (skor 5(1-5))
c. Keluhan tidak nyaman
menurun (skor 5 (1-5))
d. Gelisah menurun (skor
5(1-5))
e. Memori masa lalu
membaik (skor 5(1-5))
f. Kewaspadaan membaik
(skor 5(1-5))
4. Termoregulasi neonatus
ekspektasi membaik
a. Mengigil meningkat (skor
5(1-5))
b. Konsumsi oksigen
meningkat (skor 5(1-5))
c. Suhu tubuh menurun (skor
5(1-5))
d. Suhu kulit menurun (skor
5(1-5))
e. Frekuensi nadi menurun
(skor 5(1-5))
f. Kadar glukosa darah
menurun (skor 5(1-5))
5. Tingkat cedera ekpektasi
menurun
a. Toleransi aktifitas
meningkat (skor 5(1-5))
b. Nafsu makan meningkat
(skor 5(1-5))
c. Toleransi makan
meningkat (skor 5(1-5))
d. Kejadian cedera menurun
(skor 5(1-5))
e. Luka lecet menurun (skor
5(1-5))
f. Ketegangan otot menurun
(skor 5(1-5))
g. Tekanan darah membaik
(skor 5(1-5))
h. Frekuensi nadi membaik
(skor 5(1-5))
i. Frekuensi nafas membaik
(skor 5(1-5))
j. Pola istirahat membaik
(skor 5(1-5))