Anda di halaman 1dari 3

Nilai Integritas dalam

Nilai-nilai Profesionalisme Keperawatan


Oleh: Rosalina (1906428505)
FIK UI Ektensi 2019/2020

Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang
serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya
tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Hal ini
merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme
dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan
landasan komitmen selama memberi pelayanan yang kuat dengan berlandaskan etika, moral
yang tinggi, dan nilai-nilai profesional keperawatan.
Potter dan Perry (2009) memamparkan, nilai yang dimiliki oleh sebuah subjek
memberikan hidup dan identitas subjek tersebut, baik sebagai individu, profesi maupun di
masyarakat. Perawat sebagai salah satu profesi pun memiliki nilai-nilai yang menjadi nilai
perawat profesional. Profesionalisme didefinisikan sebagai pelaksanaan secara konsisten
nilai-nilai utama yang dibuktikan dengan pelaksanaan kerja perawat dengan profesional
kesehatan lain guna mencapai kesehatan optimal dan kesejahteraan bagi pasien, keluarga, dan
komunitas dengan secara bijak menerapkan prinsip altruisme, keunggulan, kepedulian, etik,
rasa hormat, komunikasi, dan akuntabilitas (AACN, 2008). Nilai profesional keperawatan
adalah suatu pondasi dari praktik yang mengarahkan perawat dalam berinteraksi dengan klien,
rekan sejawat, praktisi profesional dan publik. Nilai-nilai yang menjadi identitas diri seorang
perawat dalam mengurus kesejahteraan klien dan menjadi suatu fondasi dalam
mengaplikasikan praktik keperawatan (AACN, 2008).
American Assosiation of Collage of Nursing, (2008), menyebutkan beberapa nilai
profesional dalam keperawatan yang menjadi fondasi dasar dalam memberikan asuhan
keperawatan. Beberapa klasifikasi nilai profesional yang mencerminkan perawat profesional
untuk berperilaku etik didalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan. Salah satunya
adalah nilai professional integritas. Integritas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya
mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi
dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan, kejujuran, dan wujud keutuhan prinsip
moral dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara. Dapat ditarik keseimpulan bahwa
pengertian integritas secara umum ialah keberhasilan dalam menyesuaikan diri terhadap
keberhasilan dan kegagalan dalam hidup, sihingga apabila integritas tercapai individu akan
dapat menikmati keuntungan dan merasa bahwa hidup itu bermakna. Integritas Perawat
berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Bentuk integritas yang diwujudkan
melalui tindakan yang sesuai kode etik dan standart praktik keperawatan. Rasa yang muncul
dari suatu nilai integritas dalam praktik profesional seorang perawat yakni kejujuran yang
ditunjukkan perawat dalam sikapnya, serta dapat diterapkan didalam kode etik dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien (AANC, 2008). Sebutan ini
menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan
kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. Klien merasa yakin bahwa perawat bertanggung
jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan disiplin
ilmunya dan mempuat kepercayaan tumbuh dalam diri klien karena klien yakin bahwa
perawat memiliki integritas dalam sikap, keterampilan, pengetahuan (integrity) dan
kompetensi.
Contoh penerapan sikap integritas perawat dalam kehidupan sehari-hari dengan cara
perawat dapat mengkomunikasikan tanggung jawabnya, seperti:
1. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere intereset).
Contoh: “Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan kesehatan ibu saya akan
mengganti balutan atau mengganti spreinya”.
2. Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia memberikan
penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion about the delay).
Contoh; “Mohon maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat dan darurat
sehingga harus meninggalkan bapak sejenak”.
3. Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang ditunjukkan dengan perilaku
perawat. misalnya mengucapkan salam, tersenyum, membungkuk dan bersalaman.
4. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects the patiens
desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat.
Contohnya: “Coba ibu jelaskan bagaimana perasaan ibu saat ini”.
5. Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud menghina (derogatory)
6. Contohnya: “Pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya lebih kecil dibanding pasien
yang tadi”.
7. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandang klien
(see the patient point of view). Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana saat klien
menyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau diagnosanya mungkin salah.
Integritas Perawat dituntut untuk bertanggung jawab dalam setiap tindakannya
khususnya selama melaksanakan tugas di rumah sakit, puskesmas, panti, klinik atau
masyarakat. Meskipun tidak dalam rangka tugas atau tidak sedang meklaksanakan dinas,
perawat dituntut untuk bertangung jawab dalam tugas-tugas yang melekat dalam diri perawat.
Perawat memiliki peran dan fungsi yang sudah disepakati. Perawat sudah berjanji dengan
sumpah perawat bahwa ia akan senantiasa melaksanakan tugas-tugasnya.
Contoh bentuk integritas dan tanggung jawab perawat selama dinas; mengenal kondisi
kliennya, melakukan operan, memberikan perawatan selama jam dinas, tanggung jawab
dalam mendokumentasikan, bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan klien, jumlah
klien yang sesuai dengan catatan dan pengawasannya, kadang-kadang ada klien pulang paksa
atau pulang tanpa pemberitahuan, bertanggung jawab bila ada klien tiba-tiba tensinya drop
tanpa sepengetahuan perawat.
Dalam pandangan Etika penting sekali memahami tugas perawat agar mampu
memahami integritas dan tanggung jawabnya. Perawat perlu memahami konsep kebutuhan
dasar manusia. Berdasarkan konsep kebutuhan dasar tersebut, perawat memegang tanggung
jawab dalam memenuhi kebutuhan dasar klien. Perawat diharapkan memandang klien sebagai
mahluk unik yang komprehensif dalam memberikan perawatan. Komprehensif artinya dalam
memenuhi kebutuhan dasar klien, tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan fisiknya
atau psikologisnya saja, tetapi semua aspek menjadi tanggung jawab perawat.
Modal yang harus dimiliki oleh seorang perawat tidak hanya intektualitas semata,
namun harus didukung oleh kecerdasan emosional (emotional intelligence), komitmen pribadi
dan integritas yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai tantangan. Dalam upaya
mendorong profesi keperawatan untuk dapat diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat,
atau profesi lain maka seorang perawat harus menerapkan nilai profesionalisme dalam
kehidupan sehari-hari disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya.
Dengan demikian perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara professional.

Referensi:
America Association of Colloges of Nursing. (2008). The essential of baccalaurare education
for professional nursing practise. Retrieved from https://www.aacnnursing.org/
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009). Fundamental of Nursing (7th ed.). Singapura: Elsevier Inc.
Sunaryo. (2002). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai